9 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pemasaran Menurut

advertisement
Bab 2
Landasan Teori
2.1
Pemasaran
Menurut American Marketing Association dalam (Kotler & keller, 2009, p. 5)
mengungkapkan definisi formal dari pemasaran, yakni suatu fungsi organisasi dan
serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai
kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingannya. Menurut (Swastha, 2008, p. 5) pemasaran
merupakan salah satu dari kegiatan - kegiatan pokok yang dilakukan oleh para
pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk
berkembang dan mendapatkan laba.
Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat pengaruh dari faktorfaktor tersebut, masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan
dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang
memiliki nilai komoditas. (Rangkuti, 2004, p. 48). Jadi, pemasaran adalah suatu
perpaduan dari aktivitas - aktivitas yang paling berhubungan untuk mengetahui
kebutuhan konsumen serta mengembangkan alat-alat pemasaran agar kebutuhan
konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu.
2.1.1 Bauran Pemasaran (Marketing mix)
Dalam tiga dekade terakhir, konsep pemasaran telah berubah secara dramatis.
Konsep pemasaran telah berkembang dari konsep semula, yang memfokuskan
pemasaran pada produk dan pada membuat produk “lebih baik”. Dengan tujuannya
adalah laba, dan cara mencapainya adalah menjual, atau membujuk pelanggan
potensial untuk mempertukarkan uangnya dengan produk perusahaan. Konsep baru
dari pemasaran, yang muncul kira-kira di tahun 1960 mengalihkan fokus pemasaran
dari produk ke pelanggan. Tujuannya masih tetap laba, tetapi cara mencapainya lebih
luas yaitu dikenal dengan istilah 4P, product, price, promotion, dan place.
Menurut (Kotler & Armstrong, 2006, p. 62), Marketing mix adalah kumpulan
alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan
hasil yang diinginkan di pasar sasaran. Masrketing mix mengacu pada satu set
variabel
9
10
pemasaran terkontrol yang digabungkan dalam pasar sasaran oleh perusahaan dalam
rangka untuk merangsang reaksi yang diinginkan. (Nezami, 2013, p. 517).
Marketing mix atau yang dikenal dengan istilah 4P yakni Product, Price,
Place, Promotion hanyalah bagian dari aktivitas pemasaran sebuah perusahaan
secara keseluruhan. Marketing mix baru sebatas elemen dari taktik pemasaran,
sebuah taktik dalam mengintegrasikan tawaran, logistik, dan komunikasi produk atau
jasa. Dengan marketing mix, tidak hanya perlu membuat penawaran yang menarik,
tetapi juga harus memikirkan taktik yang tepat dalam mendistribusikan dan
mempromosikannya.
2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa (Service Marketing Mix)
Menurut (Widjaja, 2009, p. 197), bauran pemasaran jasa yang disebut
SERVQUAL, merupakan upaya kegiatan pemasaran dalam upaya penciptaan nilai
pelanggan melalui manfaat fungsional secara bersaing pada lingkungan pasarnya
melalui kinerja dimensi bauran pemasaran jasa yang dikenal dengan sebutan 7Ps,
yaitu product, price, place, promotion, process, people dan physical evidence.
Menurut (Rafiq & Ahmed, 1995) menyatakan bahwa service marketing mix terdiri
dari price, place, product, promotion, process, people dan physical evidence.
2.1.2.1 Product
Product merupakan sesuatu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau
permintaan dari pelanggan. product dapat berupa benda fisik, jasa, tempat, organisasi
atau bahwa sebuah ide atau pemikiran.
2.1.2.2 Price
Price merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk sebuah produk atau
jasa
kepada individu atau organisasi. Dari perspektif yang luas, harga adalah
sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk manfaat pada barang atau jasa.
2.1.2.3 Place
Keputusan harga oleh perusahaan di perngaruhi oleh internal dan eksternal
atau faktor lingkungan dari organisasi. Faktor internal dapat mempengaruhi
keputusan harga termasuk tujuan jangka marketing, strategi bauran pemasaran, biaya
11
dan organisasi. Faktor eksternal dapat mempengaruhi keputusan harga termasuk
sifat dari pasar dan permintaaan, kompetisi dan faktor lingkungan lainnya.
2.1.2.4 Promotion
Iklan atau promosi dalam bauran pemasaran mencakup pengembangan
komunikasi pelanggan untuk menginformasikan dan mempengaruhi perilaku dan
sikap pelanggan. Iklan menyediakan dan meyampaikan ide, barang dan jasa dari
suatu bisnis unit, individu atau institusi khusus yang memerlukan biaya.
2.1.2.5 People
Banyak jasa bergantung pada interaksi personal antara pelanggan dan
pekerja. Esensi dari interaksi itu akan sangat mempengaruhi pemahaman konsumen
tentang kualitas jasa. Perusahaan jasa yang sukses terdiri dari usaha yang khusus
seperti perekrutan, training, dan tantangan dari karyawan.
2.1.2.6 Process
Process akan mendeterminasi jalannya dan konsekuensi dari sistem aktivitas
jasa. Menyediakan jasa dan waktu yang pelanggan habiskan untuk mendapatkan jasa
merupakan kesan yang baik dalam meningkatkan dan mengurangi kepuasan
konsumen.
2.1.2.7 Physical Evidence
Mencakup bangunan, outlook, interior furniture, peralatan dan tanda yang
dapat diamati sebagai bukti fisik dan menyediakan bukti yang dapat dilihat dari
kualitas perusahaan penyedia jasa.
2.2
Perilaku Konsumen (Consumer Behavior)
Krisis ekonomi global telah menentukan banyak perubahan dalam perilaku
baru konsumen dan telah menyebabkan sebagian konsumen untuk mencari landmark
baru. Konsumen menjadi lebih ekonomis, lebih bertanggung jawab dan lebih
menuntut yang lebih banyak. Banyak penelitian tentang pasar menyadari hal ini
dalam 3 tahun terakhir. (Voniea & Filip, 2011, p. 14).
Menurut Kotler (1999) dalam (Jeddi, Atefi, Jalali, Poureisa, & Haghi, 2013,
p. 20), perilaku konsumen dalam pemasaran adalah masalah baru. Sehingga buku
12
pertama tentang consumer behavior diterbitkan adalah pada tahun 1970, hal itu
dikarenakan sebagian besar universitas tidak melakukan upaya apapun sebelum
tahun 1970. Namun beberapa tahun terakhir telah berkembang secara signifikan,
sehingga dibentuklah tim khusus penyidik tahun 1970 tentang perilaku konsumen.
Pada tahun 1990 grup tersebut memiliki 1.500 anggota dari 30 negara. Adapun
definisi dari perilaku konsumen, yakni merupakan aktivitas mental, emosional, dan
fisik yang digunakan orang selama proses pemilihan, pembelian, penggunaan bahkan
sampai pembuangan produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Menurut (Prasetijo & Halauw, 2005, p. 9), perilaku konsumen adalah studi
tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok,
ataupun organisasi, membuat keputusan - keputusan beli atau melakukan transaksi
pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. Menurut Perner (2008) dalam
(Mansoor & Jalal, 2011, p. 105) secara umum perilaku konsumen adalah studi
mengenai proses-proses dimana individu atau kelompok membuat pilihan pembelian
konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhan.
Perilaku pembelian itu dapat
bervariasi tergantung pada faktor internal seperti pendapatan, demografi, sosial dan
budaya, serta faktor eksternal seperti lingkungan sekitar konsumen.
2.2.1 Model Keputusan Pembelian Konsumen/ Minat Pembelian Konsumen
Menurut (Wang & Tsai, 2014, p. 29) bahwa sebuah keinginan membeli
produk berarti kemungkinan untuk membelinya lebih tinggi, tetapi belum tentu benar
– benar membelinya. Sebaliknya kemauan yang lebih rendah tidak berarti mustahil
mutlak untuk membeli. Menurut Porter (1974) dalam (Shah, et al., 2012, p. 107)
bahwa minat untuk melakukan pembelian adalah jenis keputusan dalam mempelajari
mengapa pelanggan membeli suatu merek secara khusus. Kontruksi ini
mempertimbangkan sesuatu dalam pembelian pada sebuah merek dan antisipasi
untuk pembelian sebuah merek lain dalam lingkup minat pembelian. Perusahaan
menggunakan berbagai upaya pemasaran untuk mempengaruhi
keputusan
konsumen, tetapi sulit untuk mengetahui bagaimana konsumen menanggapi
perusahaan. Rangsangan pemasaran terdiri dari 4Ps (product, price, place,
promotion), selain itu terdapat rangsangan lain yang bertindak sebagai kekuatan
utama dalam lingkungan pembeli : economic technological, political, dan cultural.
Semua stimuli tersebut di kelompokkan ke dalam buyer black box dan bergantung
13
pada pengaruh dari karakteristik pembeli. Pembeli yang datang berdasarkan respons
pembeli : product choice, brand choice, dealer choice, purchase timing, dan
purchace amount. (Kotler, Armstrong, Wong, & Saunders, 2008, p. 239).
Marketing and other
stimuli
•
Marketing
Buyer’s black box
•
Buyer
characteristics
•
Buyer decision
process
Product
Price
Place
Buyer responses
•
Product choice
•
Brand choice
•
Dealer choice
•
Purchase
timing
•
Purchase
amount
Promotion
•
Other
Economic
Technological
Political
Cultural
Gambar 2.1 Stimulus - Response Model of Buyer Behavior
Sumber: Kotler et al. (2008, p. 239)
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
Menurut (Peter & Olson, 2010, p. 258 - 353), perilaku pembelian konsumen
dipengaruhi berbagai macam faktor eksternal dan faktor internal, seperti faktor
budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi.
2.2.2.1 Faktor Budaya
•
Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur seperti agama, politik, adat istiadat,
bahasa, pakaian, bangunan, rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan
14
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya
dengan belajar. Dalam proses budaya menggambarkan bagaimana makna
dari budaya dipindahkan antar lokasi oleh tindakan organisasi dan
individu dalam masyarakat.
Gambar 2.2 Model of the Cultural Process
Sumber : Consumer Behavior & Marketing Strategy, Ninth Edition (2010, p.
285)
Proses diatas menjelaskan proses pemindahan dan pengalihan makna budaya
melalui tindakan organisasi dengan merancang strategi pemasaran untuk
memindahkan makna budaya dari lingkungan fisik dan sosial kedalam produk
dan jasa dalam upaya menjadikan produk dan jasa tersebut menarik bagi
konsumen, kemudian konsumen aktif berupaya mempelajari makna-makna
budaya didalam produk dan jasa tersebut untuk menentukan jati diri personal
15
atau konsep diri yang diinginkan. Model tersebut menunjukkan bahwa makna
kultural terdapat pada 3 lokasi: lingkungan sosial dan fisik, produk dan jasa,
konsumen individual.
•
Sub Kultur
Merupakan kelompok khas orang-orang disuatu masyarakat yang
menganut makna kultural sama untuk respon afektif dan kognitif (reaksireaksi emosional, kepercayaan, nilai, perilaku, adat istiadat dan
lingkungan). Jenis-jenis dari sub kultur dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu
sub kultur geografis, sub kultur umur, sub kultur etnis, sub kultur gender,
sub kultur penghasilan.
•
Kelas Sosial
Merupakan hirarki status nasional yang membedakan kelompok dan
individu berdasarkan harga diri dan gengsi. Kelas sosial dibagi menjadi 2
kelompok yakni :
Kelompok Kelas Sosial Konsumen
- Kelas Atas
Mementingkan citra, ekspresi diri lebih dihargai
- Kelas Menengah
Bertindak tepat dan membeli apa yang sedang populer, peduli
dengan rekomendasi media cetak
- Kelas Pekerja
Anggota keluarga yang bergantung pada dukungan ekonomi dan
emosional kerabat, cara pandangnya sempit
- Kelas Bawah
Tidak mempunyai tabungan
Kelompok Kelas Sosial Keluarga
- Overprivileged
Memiliki uang ekstra
- Averange
Memiliki pendapatan menengah
- Underprivileged
Keluarga yang memiliki penghasilan sedikitnya 15 % dibawah
median kelasnya.
16
2.2.2.2 Faktor Sosial
•
Kelompok Acuan
Melibatkan satu atau lebih orang yang digunakan sebagai alasan
pembandingan atau
melakukan
acuan dalam respon afektif dan kognitif serta
perilaku. (Kelompok kultural karena para anggotanya
memiliki beberapa makna kultural tertentu yang mirip). Kelompok acuan
dapat berasal dari kelas sosial, subkultur, bahkan kultur yang sama
maupun beda. Berikut merupakan tipe dari kelompok acuan :
Tabel 2.1 Tipe Kelompok Acuan
Tipe Kelompok Acuan
Perbedaan dan Ciri Khas Utama
Kelompok acuan formal memiliki
Formal / Informal
struktur yang ditentukan dengan
jelas ; kelompok informal tidak
punya
Kelompok acuan primer
Primer / Sekunder
melibatkan interaksi langsung tatap
muka ; kelompok sekunder tidak
Keanggotaan
Aspirational
Orang menjadi anggota resmi
kelompok acuan
Orang beraspirasi menjadi anggota
atau menyaingi kelompok acuan
Orang berusaha menghindari atau
Disasosiatif
menolak kelompok referensi
disasosiatif
Sumber : Consumer Behavior & Marketing Strategy, Ninth Edition (2010,
p. 336)
17
•
Keluarga
Terdiri dari sedikitnya 2 orang, yakni kepala rumah tangga dan orang
yang memiliki hubungan darah dengannya, hubungan pernikahan, dll.
Didalam keluarga interaksi anggota keluarga dapat saling mempengaruhi
karena mungkin saja dalam satu keluarga mempunyai perilaku yang
berbeda dalam mengambil keputusan atau konsumsi. Peran-peran
pengambilan keputusan :
Influencer
Menyediakan informasi bagi anggota keluarga lainnya perihal produk
atau jasa. (seorang anak memberi tahu orang tuanya perihal merek
baru sereal sarapan).
Gatekeeper
Mengontrol arus informasi yang masuk keluarga (ibu tidak memberi
tahu anaknya perihal mainan baru yang tadi diliatnya di toko).
Decider
Memegang kekuasaaan untuk menentukan jadi tidaknya membeli
suatu produk atau jasa (suami yang memutuskan membeli keripik
kudapan baru di toko pangan).
Pembeli
Yang benar-benar membeli produk atau jasa tersebut (seorang remaja
membeli susu untuk keluarga di toko pangan 24 jam).
Pengguna
Mengonsumsi atau menggunakan produk atau jasa (anak-anak makan
spaggheti kalengan yang dibelikan oleh orang tua).
Disposer
Menyingkirkan suatu produk atau berhenti menggunakan jasa (ayah
membuah
pizza
yang
baru
dimakan
separuh,
ibu
berhenti
berlangganan majalah).
2.2.2.3 Faktor Pribadi
Menurut (Kotler, 2005, p. 203-218), keputusan pembeli selain dipengaruhi
oleh faktor budaya dan sosial, juga dipengaruhi oleh faktor pribadi dan faktor
psikologis. Karakteristik dari faktor pribadi meliputi :
18
•
Usia dan tahap siklus hidup
Orang membeli barang dan jasa berbeda – beda sepanjang hidupnya.
Kebutuhan dan selera orang terhadap barang atau jasa berhubungan
dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Para
pemasar sering memilih sejumlah kelompok berdasarkan siklus hidup
sebagai pasar sasaran. Para pemasar memberikan perhatian yang besar
pada perubahan situasi hidup.
•
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Para pemasar
berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat
diatas rata – rata atas produk dan jasa yang ditawarkan oleh pemasar.
Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya pada kelompok
pekerjaan tertentu.
•
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang :
penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktunya),
tabungan dan aktiva (termasuk persentase aktiva yang lancar dan liquid),
utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap harga terus –
menerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan,
dan tingkat suku bunga.
•
Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan
diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar
mencari hubungan antara produk dengan kelompok gaya hidup.
•
Kepribadian dan konsep diri
Masing – masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda
yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang dimaksud kepribadian
adalah ciri bawaan psikologi manusia (human psychologicl traits) yang
membedakan yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan
bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian dapat
menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek
konsumen.
Gagasannya
adalah
bahwa
merek
juga
mempunyai
19
kepribadian, dan bahwa konsumen mungkin memilih merek yang
kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya.
2.2.2.4 Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama :
•
Motivasi
Seorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan
biologis seperti lapar, haus, dan tidak nyaman. Kebutuhan yang lain
bersifat psikogenis; kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti
kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan
kelompok. Kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga
mencapai level intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang
memadai untuk mendorong seseorang bertindak.
•
Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap bertindak. Bagaimana tindakan
sebenarnya seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya
terdapat situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh
individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi
dapat sangat beragam antara individu satu dengan yang lain yang
mengalami realitas yang sama.
•
Pembelajaran
Pembelajaran meliputi perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
Sebagian perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Ahli teori
pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan
kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan
penguatan.
•
Keyakinan dan sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.
Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian.
20
2.2.3
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut GilaniNia (2010) dalam (Jeddi, Atefi, Jalali, Poureisa, & Haghi,
2013, p. 21) pelanggan membeli beberapa barang tidak selalu melalui tahap
keputusan pembelian. Namun beberapa pembelian sangat penting membuat
pelanggan di paksa untuk mengikuti semua langkah-langkah yang ada secara teliti
dan cermat. Tahap-tahapnya mencakup:
•
Mengidentifikasi masalah (Identify the problem)
Tahap pertama dari proses pengambilan keputusan adalah dimana
sesorang dapat merasakan perbedaan antara situasi saat ini dan apa yang
diinginkan, jadi pada tahap ini seseorang mencoba untuk menyelesaikan
perbedaan yang dirasakan tersebut.
•
Mengumpulkan data/ informasi (Data Collection)
Untuk menyelesaikan masalah, pelanggan mengumpulkan informasi yang
terkait. Informasi tersebut dapat berasal dari internal pelanggan
(pengalaman) dan dari eksternal ( keluarga, lingkungan, dll)
•
Menafsirkan pilihan yang ada (Assessment Options)
Setelah mengumpulkan semua informasi, pelanggan siap untuk membuat
keputusan. Intinya, pelanggan harus dapat mengevaluasi perbedaan dari
pilihan-pilihan yang ada dan memilih produk yang dapat memenuhi
keinginannya.
•
Melakukan pembelian (Purchase)
Tahap ini merupakan hasil dari semua kegiatan marketing. Pada tahap ini
pelanggan memilih produk yang membuat merasa dapat memuaskan
kebutuhannya dan membelinya sesuai dengan informasi
yang telah
diperoleh.
•
Setelah melakukan pembelian (After Purchase Behavior)
Tahap ini pelanggan membandingkan pembelian produk seperti ide,
produk, pesaing, persepsi dan ekspektasi dari produk dan akan muncul
alasan berbeda yakni puas atau tidak puas. Berikut merupakan General
model of consumer behavior.
21
Gambar 2.3 General Model of Consumer Behavior
Sumber : International Journal of Business and Behavioral Sciences Vol. 3, No.5;
2013, p. 22)
2.3
Pariwisata
Menurut (Spillane, 1987, p. 2), pariwisata merupakan perjalanan dari satu
tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan
lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Menurut (Goeldner
& Ritchie, 2003, p. 5) ketika berfikir tentang pariwista, berarti berfikir tentang orang
– orang yang mengunjungi tempat yang istimewa atau tertentu untuk jalan – jalan,
mengunjungi teman dan kerabat, untuk liburan dan demi memanfaatkan waktu
dengan baik.
2.3.1 Sejarah Perkembangan Pariwisata Dunia
Menurut (Jayapalan, 2001, p. 8 -13) perkembangan pariwisata dunia secara
umum dibagi menjadi 3 tahap yaitu : Zaman Kuno, Abad Pertengahan dan Zaman
Modern.
•
Zaman Kuno (Pra Sejarah)
Sumaria
Penemuan
uang
(koin)
oleh
bangsa
Sumeria
(Babilonia)
dan
perkembangan perdagangan mulai pada abad 4.000 SM. Hal ini mungkin
menandai awal era modern dari perjalanan. Orang Sumaria pertama kali
memahami gagasan terhadap uang dan menggunakannya dalam berbagai
22
bisnis dan komersial hubungan. Banyak pedagang membayar transportasi
untuk akomodasi, baik itu dengan uang atau dengan pertukaran barang.
Persia
Persia merupakan pelopor dalam perjalanan. Mungkin orang Persia
adalah orang yang benar – benar pertama kali melakukan perjalanan.
Orang Persia melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain
sebagai pedagang.
Yunani
Pada masa ini orang – orang Yunani menunjukkan minat yang besar
dalam melakukan perjalanan. Banyak bukti yang dapat di tunjukkan.
misalnya Plato, Aristotle dan Pythagorus melakukan perjalanan pada
masa ini.
India dan China
Perjalanan awal khususnya di di India dan China berdasarkan pada
perdagangan. India dan China memiliki reputasi sebagai negara yang
kaya atau makmur. Madu dan susu diproduksi di India pada masa itu.
Para pelancong mengunjungi India untuk mencari keberuntungan.
Kecenderungan ini dilanjutkan dan ditandai dalam perjalanan waktu yang
dilakukan oleh orang – orang Eropa menuju ke pantai India untuk tujuan
perdagangan. India tidak hanya menarik minat penjajah yang dimulai
dengan Alexander of Macedonia, tetapi juga pelancong besar seperti
Vasco – da- Gama. Banyak orang asing seperti Arab dan Eropa berminat
untuk datang ke India mendirikan pos perdagangan. Penjelajah hebat,
Christopher Colombus menemukan rute baru ke India dan dalam proses
menemukan dunia baru. Tidak heran India memiliki pesona hebat untuk
para pelancong.
Romawi
Orang pertama yang melakukan perjalanan untuk kesenangan adalah
orang Romawi. Orang Romawi menggunakan kuda sebagai tunggangan
dan mendekorasi kapal untuk tujuan perjalanan. Jalan – jalan dan
jembatan yang sangat tinggi memotivasi dalam melakukan perjalanan.
23
•
Abad Pertengahan
Kristen
Perjalanan untuk tujuan keagamaan diasumsikan sebagai hal yang penting
selama abad pertengahan. Perjalanan untuk alasan agama menjadi budaya
yang kaya dalam banyak bagian di dunia. Di akhir abad pertengahan
banyak jumlah peziarah melakukan perjalanan pada gereja utama di
Eropa.
Pengadopsian
dan
penyebaran
kekristenan
kemudian
menyebabkan banyak peziarah pergi ke Jerusalem.
Islam
Perjalanan keagamaan untuk umat muslim layak untuk di ceritakan.
Setiap umat muslim mengambil bagiannya dalam perjalanan keagamaan
ke Mekah sekali dalam hidupnya.
Viking
Pelancong laut dari bangsa Viking dan Northman sangat penting.
Sebelum Colombus, para bangsa Viking telah terlibat dalam pelayaran.
Orang – orang Viking menemukan Islandia dan Greenland pada 500
tahun sebelum penemuan Amerika oleh Colombus.
•
Zaman Modern
Revolusi Industri
Revolusi Industri menimbulkan perubahan drastis dalam banyak bidang
di babak kedua pada abad ke 19. Selama masa ini, konsep dari pariwisata
modern terwujud seiring berkembangnya masyarakat industri dari Eropa
Barat dan Amerika Utara. Maka dari itu dianggap sebagai tanggung jawab
bagi pertumbuhan pariwisata modern. Revolusi industri bertanggung
jawab dalam mengubah sistem ekonomi dan sosial.
Liburan (Holiday)
Hasil lain dari Revolusi Industri memunculkan perserikatan perdagangan.
Karena itulah, pekerja diberikan liburan gratis. Sebagai hasil dari
berkembangnya pariwisata modern menjadi saksi perubahan. Faktanya
bahwa liburan gratis yang dibayarkan untuk pekerja dapat benar – benar
dikaitkan dengan perkembangan pariwisata modern.
24
Railway (Kereta Api)
Pengenalan kereta api pada abad ke 19 sangat berperan penting dalam
menandai sejarah pariwisata. Penumpang pertama yang diangkut
menggunakan kereta pada tahun 1830 di Inggris. Baru saja, dilengkapi
oleh jalur kereta api antara Liverpool dan Manchester di Inggris yang
merupakan ketentuan spesial untuk mengangkut penumpang dengan
tambahan penumpang. Munculnya perjalanan kereta api yang terorganisir
adalah pada tahun 1841.
Transportasi Laut
Pengiriman membuat kontribusi yang signifikan pada perjalanan selama
abad 19. Di Amerika jumlah kapal layar di produksi untuk menjadi
dipertimbangkan agar lebih unggul dari pada Inggris atau negara
manapun.Tahun 1840, Samuel Cunard mendirikan Cunard Steamship
Company di Inggris. Hal itu secara besar meningkatkan pertumbuhan
pengiriman Atlantik Utara. Amerika menarik negara lain dari Eropa
dalam perjalanan laut. Banyak orang – orang dari benua tersebut mulai
pergi ke Amerika untuk mencari keberuntungan. Perjalanan laut
ditingkatkan lagi dalam pembukaan terusan Suez.
Transportasi Darat
Penemuan mobil meresmikan revolusi pariwisata. Seluruh bentuk industri
wisata saat itu di pindahkan dengan penemuan media transportasi baru
ini. Mobil telah merevolusi perilaku liburan. Di negara yakni Amerika
dan Inggris, perjalanan yang panjang dilakukan menggunakan mobil dan
motor. Meskipun mobil pertama kali telah beroperasi pada akhir abad ke
19, tetap sampai pada Perang Dunia I jumlah mobil sedikit. Setelah
Perang Dunia II jumlah mobil menjadi lebih banyak. Hal itu menjadi
peningkatan yang penting dalam perjalanan dan pariwisata. Setelah itu
jumlah orang dalam melakukan perjalanan lewat jalur darat meningkat
sangat hebat.
Sejak tahun 1930 perbaikan jalan dan jalan tol meningkat sangat drastis di
Jerman, Perancis, Spanyol dan negara Eropa lainnya. Disebutkan bahwa
progress pembuatan yang besar di Amerika dalam membangun highways,
expressway dan super high ways. Di banyak negara lainnya di seluruh
25
dunia jalan yang baru dan cepat dibangun untuk mengurangi kemacetan
dan lebih nyaman.
Transportasi Udara
Peran
dari
transportasi
udara
dalam
perkembangan
pariwisata
internasional menjadi semakin penting. Perkembangan yang cepat
mengambil peran bagi transportasi udara setelah Perang Dunia II.
Pariwisata Internasional meningkat sangat besar karena transportasi
udara.
Perjalanan menggunakan pesawat jet.
Diperkenalkan pada tahun 1958. Munculnya pesawat jet merupakan
peristiwa yang dramastis. Pesawat jet memperkenalkan dimensi yang
benar – benar baru dalam hal kecepatan, kenyamanan dan efisiensi pada
transportasi udara dan membawa perjalanan masal (rombongan) pada saat
sekarang. Masa depan dari transportasi udara semakin gemilang.
Penerbangan akan lanjut memainkan peran vital dalam perkembangan
pariwisata internasional untuk waktu yang lama. Setelah Perang Dunia II
terlihat bahwa terdapat perkembangan yang besar penerbangan sipil.
Singkatnya pariwisata internasional yang kita tahu saat ini sebagian besar
disebabkan oleh peran perjalanan udara.
2.3.2 Sejarah Perkembangan Pariwisata di Indonesia
Menurut (Widyatmaja & Suwena, 2013, p. 5-7), dalam sejarah nusantara,
diketahui kebiasaan mengadakan perjalanan telah dijumpai sejak lama. Dalam buku
Nagara Kartagama, pada abad XIV, Raja Hayam Wuruk dilaporkan telah
mengelilingi Majapahit bersama para pejabat Negara. Ia menjelajahi daerah Jawa
Timur dengan mengendarai pedati. Awal abad XX, Susuhunan Pakubuwono X
dikenal sebagai raja yang suka melakukan perjalanan. Hampir setiap tahun beliau
mengadakan perjalanan ke Jawah tengah. Kemajuan pesat pariwisata Indonesia tidak
terlepas dari usaha yang dirintis sejak beberapa dekade yang lalu. Menurut Yoeti
(1996, p. 24) dalam (Widyatmaja & Suwena, 2013, p. 4), berdasarkan kurun waktu
perkembangan, sejarah pariwisata Indonesia dapat dibagi menjadi tiga periode
penting, yaitu: periode masa penjajahan Belanda, masa pendudukan Jepang dan
setelah Indonesia merdeka.
26
•
Masa Penjajahan Belanda
Pada awal abad ke-19, daerah Hindia Belanda mulai berkembang menjadi
suatu daerah yang mempunyai daya tarik luar biasa bagi para pengadu
nasib dari Negara Belanda. Orang – orang Belanda tersebut berkelana ke
nusantara, membuka lahan perkebunan dalam skala kecil. Perjalanan dari
satu daerah ke daerah lain, dari nusantara ke Negara Eropa menjadi hal
yang lumrah, sehingga dibangunlah sarana dan prasaran yang menjadi
penunjang kegiatan tersebut. Kegiatan kepariwisataan masa penjajahan
Belanda dimulai secara resmi sejak tahun 1910-1912 setelah keluarnya
keputusan Gubernur jenderal atas pembentukan Vereeneging Toeristen
Verkeer (VTV) yang merupakan biro wisata pada masa itu. Saat itu
kantor tersebut digunakan pula oleh maskapai penerbangan swasta
Belanda
KNILM
(Koninklijke
Nederlandsx
Indische
Luchtfahrt
Maatschapijj) yang memegang monopoli di kawasan Hindia Belanda saat
itu.
Meningkatnya perdagangan antara benua Eropa dan Asia, khususnya
Indonesia, maka didirikan untuk pertama kalinya suatu cabang travel
agent pada tahun 1926 di Jakarta, yang bernama Lissone Lindeman yang
berpusat di Belanda. Pertumbuhan hotel di Indonesia yang mulai dikenal
pada abad ke- 19 meskipun terbatas pada beberapa kota
seperti di
Batavia. Hotel- hotel tersebut digunakan untuk tamu-tamu dari
penumpang
kapal laut Eropa.
Memasuki abad 20, mulai lah
berkembangnya usaha akomodasi hotel ke kota-kota lainnya.
•
Masa Pendudukan Jepang
Berkobarnya Perang Dunia II yang disusul dengan pendudukan Jepang di
Indonesia
menyebabkan keadaan pariwisata terlantar. Saat itu dapat
dikatakan sebagai masa kelabu bagi dunia kepariwisataan Indonesia.
Kunjungan wisatawan mancanegara pada masa ini dapat dikatakan tidak
ada. Banyak sarana dan prasarana publik dijadikan sarana untuk
menghalangi musuh. Banyak hotel yang diambil alih oleh Jepang dan
diubah fungsi untuk keperluan rumah sakit, asrama, dll.
•
Setelah Indonesia Merdeka
Setelah Indonesia merdeka, dunia kepariwisataan Indonesia mulai
merangkak lagi. Menjelang akhir tahun 1946, Bupati Kepala Daerah
27
Wonosobo mempunyai inisiatif untuk mengorganisasikan kegiatan
perhotelan di Indonesia bersama 3 pejabat setempat. Melalui 3 orang
tersebut, lahirlah Badan Pusat Hotel Negara, yang merupakan organisasi
perhotelan pertama di Indonesia. Pada tahun 1 Juli 1947 pemerintah
Indonesia memulai menghidupkan kembali industri-industri wilayah
Indonesia, termasuk pariwisata. Sektor pariwisata mulai menunjukkan
geliatnya. Hal ini ditandai dengan Surat Keputusan Wakil Presiden (Dr.
Mohammad Hatta) sebagai Ketua Panitia Pemikir Siasat Ekonomi di
Jogjakarta untuk mendirikan suatu badan yang mengelola hotel-hotel
yang sebelumnya dikuasai Jepang. Badan baru tersebut bernama HONET
(Hotel National & Tourism) dan di ketuai oleh R. Tjipto Ruslan.
Terjadinya Konfrensi Meja Bundar tahun 1949, mengakibatkan
perkembangan lain mengingat salah satu isi perjanjian KMB adalah
bahwa seluruh harta kekayaan Belanda harus dikembalikan kepada
pemilliknya. Oleh karena itu, HONET dibubarkan. Selanjutnya berdiri
NV HONET yang merupakan satu-satunya yang menjalankan aktivitas di
bidang perhotelan dan pariwisata. Tahun 1952 dengan keputusan presiden
RI, dibentuk Panitia Inter Departemental Urusan Turisme, dimana
bertujuan menjajaki kemungkinan terbukanya kembali Indonesia sebagai
daerah tujuan wisata. Pada tahun 1953 didirikan Serikat Gabungan Hotel
dan Tourisme Indonesia (SERGAHTI). Disamping SERGAHTI ,
beberapa pejabat Negara yang posisinya ada kaitannya dengan aspek
pariwisata Indonesia dan beberapa anggota elite masyarakat yang peduli
terhadap
potensi pariwisata nasional mendirikan Yayasan Tourisme
Indonesia (YTI) pada tahun 1995, yang nantinya akan menjadi DEPARI,
Dewan Pariwisata Indonesia yang menjadi
cikal bakal Departmen
Pariwisata dan Budaya saat ini.
2.3.3 Jenis – Jenis Pariwisata
Jenis-jenis pariwisata menurut (Spillane, 1987, p. 29-31) berdasarkan motif
tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pariwisata khusus, yaitu :
•
Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan
tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi
28
kehendak ingin tahunya, mengendorkan ketegangan syaraf, melihat
sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat
setempat, mendapatkan ketenangan.
•
Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)
Pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari-hari libur untuk
beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, dan
menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahannya. Dapat dilakukan pada
tempat yang menjamin tujuan-tujuan rekreasi yang menawarkan
kenikmatan yang diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat
peristirahatan dan pusat-pusat kesehatan.
•
Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk
belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat,
kelembagaan,
dan
cara
hidup
masyarakat
yang
berbeda-beda,
mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat-pusat
kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan
lain-lain.
•
Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism)
Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori:
Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti
Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan
lain lain yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya.
Sporting tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi
wisatawan yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti
pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing dan lainlain.
•
Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism)
Menurut para ahli teori, perjalanan pariwisata ini adalah bentuk
profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan
atau jabatan yang tidak memberikan kepada seseorang untuk memilih
tujuan maupun waktu perjalanan.
•
Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism)
29
Pariwisata ini banyak diminati oleh negara-negara karena ketika diadakan
suatu konvensi atau pertemuan maka akan banyak peserta yang hadir
untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu dinegara yang mengadakan
konvensi. Negara yang sering mengadakan konvensi akan mendirikan
bangunan bangunan yang menunjang diadakannya pariwisata konvensi.
Ada berbagai macam bentuk perjalanan wisata menurut Gamal
Suwantoro .
Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain menurut (Pendit, 1994, p.
14) ;
•
Wisata Budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan
untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan
kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan
rakyat, kebiasan dan adat istiadat, cara hidup, kebudayaan dan seni.
•
Wisata Kesehatan yaitu perjalanan seseorang wisatawan yang bertujuan
untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia
tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan
rohani.
•
Wisata Olahraga yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan
tujuan untuk berolahraga atau memang sengaja untuk mengambil bagian
aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.
•
Wisata Komersial yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan untuk
mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial
seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
•
Wisata Industri yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan
mahasiswa atau pelajar, atau orang-orang awam ke suatu tempat
perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian.
•
Wisata Bahari yaitu perjalanan yang banyak dikaitkan dengan olahraga
air seperti danau, pantai atau laut.
•
Wisata Cagar Alam yaitu jenis wisata yang biasanya banyak
diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan
usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam,
Taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya, yang
kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang.
30
•
Wisata Bulan Madu yaitu suatu perjalanan yang dilakukan bagi pasangan
pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas
khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.
Ada berbagai macam bentuk perjalanan wisata menurut (Suwantoro, 2004, p. 14-17)
bila ditinjau dari berbagai macam segi, yaitu:
•
Dari segi jumlahnya wisata dibedakan atas:
Individual tour (wisatawan perseorangan) yaitu suatu perjalanan
wisata yang dilakukan oleh satu orang atau pasangan suami istri.
Family group tour (wisata keluarga) yaitu suatu perjalanan wisata
yang dilakukan oleh serombongan keluarga
yang masih
mempunyai hubungan kekerabatan.
Group tour (wisata rombongan) yaitu perjalanan wisata yang
dilakukan bersama-sama dan dipimpin oleh seseorang.
•
Dari segi kepengaturannya wisata dibedakan atas:
Pre-arranged tour (wisata berencana) yaitu suatu perjalanan
wisata yang telah diatur pada jauh hari sebelumnya.
Package tour (wisata paket atau paket wisata) yaitu suatu produk
perjalanan wisata yang dijual oleh suatu perusahaan biro
perjalanan.
Coach tour (wisata terpimpin) yaitu paket perjalanan eksklusif
yang dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang
pemandu wisata.
Special arranged tour (wisata khusus) yaitu suatu perjalanan
wisata yang disusun secara khusus guna memenuhi permintaan
wisatawan atau lebih sesuai dengan kepentingan wisatawan.
Optional tour (wisata tambahan) yaitu suatu perjalanan wisata
tambahan diluar pengaturan yang telah disusun atas permintaan
pelanggan.
•
Dari segi maksud dan tujuannya wisata dibedakan atas:
Holiday tour (wisata liburan) yaitu suatu perjalanan wisata yang
diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur,
bersenang senang dan menghibur diri.
31
Familiarization tour (wisata pengenalan) yaitu suatu perjalanan
yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah
yang mempunyai kaitan dengan pekerjaan.
Educational tour (wisata pendidikan) yaitu suatu perjalanan
wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi
perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang
dikunjungi.
Scientific tour (wisata pengetahuan) yaitu perjalanan wisata yang
tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau
penyelidikan terhadap suatu bidang ilmu pengetahuan.
Pileimage tour (wisata keagamaan) yaitu perjalanan wisata yang
dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.
Special mission tour (wisata program khusus) yaitu suatu
perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk mengisi kekosongan
khusus.
Hunting tour (wisata perburuan) yaitu kunjungan wisata untuk
menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan sebagai
hiburan.
•
Dari segi penyelenggaraannya wisata dibedakan atas:
Excursion (ekskursi) yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek
yang ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau
lebih objek.
Safari tour yaitu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara
khusus dengan perlengkapan khusus yang tujuan maupun
objeknya bukan merupakan objek kunjungan wisata pada
umumnya.
Cruize tour yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal
pesia mengunjungi objek wisata bahari dan objek wisata di darat
tetapi menggunakan kapal pesiar.
Youth tour (wisata remaja) yaitu kunjungan wisata yang khusus
diperuntukkan bagi para remaja menurut umur yang ditetapkan.
Marine tour (wisata bahari) yaitu suatu kunjungan ke objek wisata
khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreck-diving
(menyelam) dengan perlengkapan selam lengkap.
32
2.3.4 Agen Perjalanan (Travel Agent)
Berdasarkan (Cheung & Lam, 2009, p. 85-86) mengungkapkan sejarah travel
agent yang dimulai pada akhir abad ke-19 dimana seorang pengusaha inggris,
Thomas Cook mulai menawarkan paket wisata ke resort di tepi laut untuk
masyarakat middle class dan working class. Perbaikan dalam kenyamanan dan harga
perjalanan kereta api, serta pengembangan kapal besar yang mewah dan hotel yang
menawarkan berbagai macam harga untuk memenuhi permintaan perjalanan yang
menyenangkan. Penemuan mobil dan pesawat terbang pada awal abad ke-20
akhirnya membawa lebih banyak kesempatan untuk perjalanan pribadi.
Selama Perang Dunia II, jutaan anak muda Amerika dikirim ke Eropa,
Hawai, Alaska, Filipina, China, India, Australia dan Kepulauan Pasifik. Anak – anak
muda tersebut terpesona dengan apa yang dilihat dan dilakukan di negeri-negeri lain.
Setelah perang selesai, pesawat transportasi diubah menjadi pesawat untuk melayani
penumpang. Amerika memiliki kesempatan untuk berpergian ke luar negeri dengan
tujuan liburan. Permintaan untuk perjalanan pribadi hampir meledak. Beberapa orang
terpelajar menyebut masa ini sebagai “Golden age” dari travel.
Travel agent diartikan sebagai seseorang yang melakukan suatu pekerjaan
untuk orang lain. Orang tersebut merupakan pelaku utama yang dalam suatu
hubungan tidak hanya menetapkan tujuan dari sebuah pekerjaan, seperti menjual
tiket saja melainkan mengontrol sarana dan cara agar pekerjaan itu selesai dilakukan.
Peran dasar dari sebuah travel agent adalah :
•
Mengatur transportasi (baik transportasi udara, kapal pesiar, bus, kereta
api, penyewaan mobil lokal dan luar negeri)
•
Mempersiapkan perjalanan individu, tur pribadi, tur kelompok dan paket
wisata
•
Mengurus hotel, motel, akomodasi resort, makanan, wisata, transfer
penumpang dan bagasi antar terminal dan hotel, serta acara khusus seperti
tiket festival musik dan tiket teater
•
Menangani dan memberikan nasehat tentang rincian yang berkaitan
dengan perjalanan, asuransi untuk bagasi, tanda perjalanan, pertukaran
mata uang asing, persyaratan dokumentasi (visa, sertifikat kesehatan, dll)
33
•
Menggunakan pengetahuan secara professional dan pengalaman dalam
menyediakan transportasi udara, kereta, dll
•
Mengatur pemesanan untuk kegiatan khusus, seperti ziarah keagamaan,
konvensi, perjalanan bisnis, insentif, pendidikan, eko wisata, gourmet
wisata, olahraga dan pertualangan, dll
Sebuah industri wisata tanpa adanya travel agent akan menjadi industri yang
kacau. Hampir mustahil bagi wisatawan dalam membeli penerbangan yang sesuai
dengan harga yang terbaik untuk berwisata, kapal pesiar hotel, dll. Selain itu travel
agent akses on-stop untuk hampir semua segmen wisata di seluruh dunia, termasuk
transportasi dan pariwisata. Umumnya, travel agent memainkan peran penting dalam
sistem distribusi pariwisata, membentuk hubungan yang penting dengan konsumen.
Travel agent
telah digambarkan sebagai gatekeeper informasi dalam proses
pengambilan keputusan wisata. (Satit, Tat, Rasli, Chin, & Sukati, 2012, p. 523)
2.4
Lifestyle
Lifestyle merupakan konsep penting yang digunakan dalam segmentasi pasar
dan pemahaman target pelanggan, yang mana tidak disediakan oleh studi demografi
saja. banyak peneliti telah fokus pada identifikasi gaya hidup konsumen untuk
memiliki informasi yang lebih baik tentang konsumen. (Krishnan, 2011, p. 284).
Menurut (Peter & Olson, 2010, p. 369) mengungkapkan bahwa lifestyle
diukur dengan menanyakan kepada pelanggan tentang aktivitas (pekerjaan, hobi,
liburan), ketertarikan (keluarga, job, komunitas), dan pendapat (tentang isu sosial,
politik dan bisnis). Cara mengukur dengan menggunakan psychographics yakni
salah satunya VALS (Value and Lifestyles) Framework.
34
2.4.1 Tipe – Tipe Lifestyle
Gambar 2.4 VALS Type
Sumber : Consumer Behavior & Marketing Strategy, Ninth Edition (2010, p. 285)
•
Innovators
Innovators merupakan orang yang sukses, canggih, orang dengan harga
diri yang tinggi. Memiliki sumber daya yang
melimpah. Innovators
merupakan pemimpin dalam perubahan dan paling menerima ide-ide dan
teknologi baru. Innovators adalah konsumen yang sangat aktif, dan
pembelian
yang
dilakukan
mencerminkan
selera
yang
harus
dibudidayakan untuk kelas menengah ke atas, niche produk dan jasa.
Image merupakan hal yang penting untuk innovators, bukan sebagai bukti
untuk status atau kekuasaan, tetapi sebagai ungkapan terhadap selera,
kemandirian, dan kepribadian. Innovators muncul di antara pemimpin pemimpin dalam bisnis dan pemerintahan. Innovators terus mencari
tantangan.
•
Thinkers
Thinkers adalah termotivasi oleh cita-cita. Thinkers adalah orang yang
dewasa, puas, nyaman, dan reflektif. Merupakan orang yang menghargai
ketertiban, pengetahuan dan penuh tanggung jawab. Cenderung untuk
dididik dengan baik dan aktif mencari informasi dalam proses
pengambilan keputusan, baik informasi tentang dunia, peristiwa nasional
dan selalu waspada terhadap peluang untuk memperluas pengetahuan.
Thinkers memiliki rasa hormat yang terbuka bagi lembaga-lembaga
35
otoritas dan memiliki kesopanan sosial. Thinkers juga terbuka untuk
mempertimbangkan ide - ide baru, meskipun pendapatan memungkinkan
untuk memilih banyak pilihan. Thinkers mencari daya tahan, fungsional
dan nilai di dalam produk yang dibeli.
•
Believers
Sama seperti Thinkers, kaum Believers termotivasi oleh cita-cita.
Merupakan orang yang konservatif, konvensional dimana kepercayaan
yang dianut masih tradisional. Seperti keluarga, agama, masyarakat, dan
bangsa. Banyak kaum Believers mengikuti rutinitas yang telah dibangun,
yang ada di sekitar rumah, keluarga, masyarakat, dan organisasi sosial
atau agama mana yang dianut. Sebagai seorang pelanggan, kaum
Believers dapat diprediksi. Kaum Believers memilih
produk yang
familiar dan merek - merek yang bagus. Pada umumnya adalah pelanggan
yang setia.
•
Acheivers
Kaum Achievers dimotivasi oleh keinginan untuk berprestasi. Kaum
Achievers memiliki gaya hidup berorientasi pada tujuan dan komitmen
yang mendalam untuk karir dan keluarga. Hal tersebut mencerminkan
fokus kehidupan sosial. Kaum Achievers berkehidupan konvensional,
secara politik konservatif, hormat pada otoritas dan status quo.
Menghargai konsesus, prediktabilitas dan stabilitas yang lebih beresiko,
intimacy, dan self-discovery. Dengan banyak keinginan dan kebutuhan,
kaum Achievers aktif di dalam pasar konsumen. Image merupakan hal
penting bagi kaum Achievers, menyukai barang dan jasa yang prestise
yang menunjukkan keberhasilan yang dicapai kepada rekan - rekan.
Karena kehidupan yang sibuk, kaum Achievers sering tertarik pada
berbagai alat yang dapat menghemat waktu.
•
Stivers
Kaum strivers adalah orang yang trendi dan menyenangkan. Termotivasi
oleh pencapaian. Strivers fokus pada pendapat dan persetujuan orang lain.
Uang mendefinisikan kesuksesan bagi Strivers, seseorang yang tidak
memiliki cukup banyak uang untuk memenuhi keinginan. Menyukai
produk yang stylish dimana pembelian yang dilakukan dengan meniru
pembelian orang yang memiliki kekayaan materi yang lebih besar.
36
Banyak Strivers menganggap diri sendiri memiliki sebuah pekerjaan
daripada karir, kurang terampil dan fokus sehingga menghalangi kaum
Strivers untuk lebih maju. Strivers merupakan konsumen aktif karena
belanja merupakan sebuah kegiatan sosial dan kesempatan untuk
menunjukkan kemampuan pembelian kepada orang lain. Sebagai
konsumen, Strivers adalah sebagai rangsangan.
•
Experiencers
Termotivasi oleh ekspresi diri, muda, antusias dan konsumen yang
impulsive. Cepat menjadi antusias dalam kemungkinan - kemungkinan
baru, tetapi juga cepat menurun antusiasnya. Mencari keberagaman,
kegembiraan, menikmati hal baru, bergejolak, dan beresiko. Energi untuk
menemukan jalan keluar dalam latihan, olahraga, rekreasi di alam terbuka
dan kegiatan sosial. Experiencers adalah konsumen yang penuh
keinginan, dan menghabiskan proporsi yang relatif tinggi dari pendapatan
untuk fashion, hiburan dan bersosialiasi. Pembelian yang dilakukan
mencerminkan penekanan bahwa tempat Experiencers adalah pada
barang-barang yang terlihat baik dan keren.
•
Makers
Seperti Experiencers, kaum Makers termotivasi oleh ekspresi diri.
Mengekspresikan diri dan menikmati pengalaman akan dunia dengan
bekerja, membangun rumah, membesarkan anak-anak, dll. Kaum Makers
memiki cukup keterampilan dan energi untuk melaksanakan proyekproyek hingga berhasil. Merupakan orang-orang yang giat, memiliki
ketrampilan yang konstruktif dan percaya diri. Hidup secara tradisional
dalam keluarga, kerja praktek, dan rekreasi fisik dan memiliki sedikit
minat dalam apa yang ada di luar konteks tersebut. Makers mencurigai
ide-ide baru dan institusi besar seperti bisnis yang besar. Menghormati
otoritas pemerintah dan buruh, tetapi membenci campur tangan
pemerintah pada hak individu. Tidak berkesan pada kepemilikan benda,
tetapi lebih kepada tujuan fungsional atau praktikal. Hal itu dikarenakan
kaum Makers lebih memilih nilai untuk sebuah kemewahan, jadi membeli
produk-produk dasar.
•
Survivors
37
Survivors hidup difokuskan pada kehidupan yang sempit, karena memiliki
sedikit sumber daya yang dapat digunakan. Survivors sering percaya
bahwa dunia berubah terlalu cepat. Survivors merasa nyaman dengan
anggota keluarga dan fokus pada keselamatan dan keamanan. Hal itu
karena Survivors harus fokus pada pemenuhan kebutuhan daripada
memenuhi keinginan. Survivors tidak menunjukkan motivasi utama yang
kuat. Survivors adalah konsumen yang berhati-hati. mewakili pasar yang
sederhana untuk sebagian produk dan jasa. Loyal terhadap merek favorit,
terutama Survivors dapat membeli dengan harga diskon.
Menurut Hawes (1988) dalam (Aziz & Ariffin, 2009, p. 98) melakukan
penelitian tentang gaya hidup. Terdapat 5 tipe dari lifestyle yang diekstrak dari
analisa faktor dari pernyataan 34 AIO yang diadopsi dari Hawes (1988). Berikut
adalah Tipe-tipe lifestyle :
•
Satiesfier
Merupakan tipe lifestyle yang dipuaskan oleh kehidupan sendiri,
mempunyai kapasitas untuk menikmati waktu luang yang lebih baik.
Terdiri dari orang-orang tertarik untuk kesenangan dan menikmati hidup.
•
Dreamer
Merupakan tipe lifestyle yang terkait dengan keinginan untuk perjalanan
masa depan.
•
Indoor
Merupakan satu-satunya tipe lifestyle yang dilaporkan memiliki hubungan
dengan pariwisata berbasis budaya. Indoors merupakan individu yang
bergantung banyak pada passive dan push promotion (televisi) sebagai
sumber informasi utama dalam keputusan dalam melakukan perjalanan.
•
Achiever
Merupakan tipe lifestyle yang melakukan perjalanan berdasarkan dengan
pengalaman sendiri dalam melakukan traveling sebelumnya.
•
Escapist
Merupakan individu lebih memilih untuk terlibat dalam jenis wisata yang
lebih pasif. Beristirahat dan bersantai adalah semua hal yang yang ingin
dilakukan pada saat liburan. Akomodasi untuk segmen ini cenderung
lebih ke arah perdesaan daripada mewah. Escapist juga akan mencari tarif
38
yang rendah untuk perjalanan yang dilakukan, karena tidak akan
membebani keuangan serta pikiran saat melakukan perjalanan. Sering
dikaitkan dengan ketentraman lingkungan pinggiran kota dan lingkungan
perdesaan.
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian
Menggunakan Travel Agent
Menurut (Ng, Cassidy, & Brown, 2006, p. 12) faktor-faktor yang
mempengaruhi minat orang dalam menggunakan jasa travel agent terdiri dari 12
atribut faktor, yakni :
•
Konsultan yang memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman
•
Pegawai yang helpful dan friendly
•
Harga paket liburan
•
Kualitas dari paket perjalanan
•
Layanan tambahan
•
Lokasi yang nyaman
•
Trading hours/days
•
Agency layout
•
Atmosphere
•
Parkir
•
Reputasi dari travel agent
•
travel reward programmes
Menurut (Ferencova, 2012, p. 309-310), pengaruh travel agent terhadap
individu dalam melakukan perjalanan wisata terdiri dari faktor-faktor sebagai berikut
:
•
Harga
•
Tujuan wisata
•
Tujuan untuk melakukan liburan
•
Akomodasi
•
Service untuk catering
•
Transportasi
•
Layanan tambahan yang disediakan dalam paket liburan
•
Reputasi travel agent
39
Download