Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pemasaran Menurut American Marketing Association dalam (Kotler & keller, 2009, p. 5) mengungkapkan definisi formal dari pemasaran, yakni suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Menurut (Swastha, 2008, p. 5) pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan - kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat pengaruh dari faktorfaktor tersebut, masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. (Rangkuti, 2004, p. 48). Jadi, pemasaran adalah suatu perpaduan dari aktivitas - aktivitas yang paling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen serta mengembangkan alat-alat pemasaran agar kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu. 2.1.1 Bauran Pemasaran (Marketing mix) Dalam tiga dekade terakhir, konsep pemasaran telah berubah secara dramatis. Konsep pemasaran telah berkembang dari konsep semula, yang memfokuskan pemasaran pada produk dan pada membuat produk “lebih baik”. Dengan tujuannya adalah laba, dan cara mencapainya adalah menjual, atau membujuk pelanggan potensial untuk mempertukarkan uangnya dengan produk perusahaan. Konsep baru dari pemasaran, yang muncul kira-kira di tahun 1960 mengalihkan fokus pemasaran dari produk ke pelanggan. Tujuannya masih tetap laba, tetapi cara mencapainya lebih luas yaitu dikenal dengan istilah 4P, product, price, promotion, dan place. Menurut (Kotler & Armstrong, 2006, p. 62), Marketing mix adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan hasil yang diinginkan di pasar sasaran. Masrketing mix mengacu pada satu set variabel 9 10 pemasaran terkontrol yang digabungkan dalam pasar sasaran oleh perusahaan dalam rangka untuk merangsang reaksi yang diinginkan. (Nezami, 2013, p. 517). Marketing mix atau yang dikenal dengan istilah 4P yakni Product, Price, Place, Promotion hanyalah bagian dari aktivitas pemasaran sebuah perusahaan secara keseluruhan. Marketing mix baru sebatas elemen dari taktik pemasaran, sebuah taktik dalam mengintegrasikan tawaran, logistik, dan komunikasi produk atau jasa. Dengan marketing mix, tidak hanya perlu membuat penawaran yang menarik, tetapi juga harus memikirkan taktik yang tepat dalam mendistribusikan dan mempromosikannya. 2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa (Service Marketing Mix) Menurut (Widjaja, 2009, p. 197), bauran pemasaran jasa yang disebut SERVQUAL, merupakan upaya kegiatan pemasaran dalam upaya penciptaan nilai pelanggan melalui manfaat fungsional secara bersaing pada lingkungan pasarnya melalui kinerja dimensi bauran pemasaran jasa yang dikenal dengan sebutan 7Ps, yaitu product, price, place, promotion, process, people dan physical evidence. Menurut (Rafiq & Ahmed, 1995) menyatakan bahwa service marketing mix terdiri dari price, place, product, promotion, process, people dan physical evidence. 2.1.2.1 Product Product merupakan sesuatu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan dari pelanggan. product dapat berupa benda fisik, jasa, tempat, organisasi atau bahwa sebuah ide atau pemikiran. 2.1.2.2 Price Price merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk sebuah produk atau jasa kepada individu atau organisasi. Dari perspektif yang luas, harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk manfaat pada barang atau jasa. 2.1.2.3 Place Keputusan harga oleh perusahaan di perngaruhi oleh internal dan eksternal atau faktor lingkungan dari organisasi. Faktor internal dapat mempengaruhi keputusan harga termasuk tujuan jangka marketing, strategi bauran pemasaran, biaya 11 dan organisasi. Faktor eksternal dapat mempengaruhi keputusan harga termasuk sifat dari pasar dan permintaaan, kompetisi dan faktor lingkungan lainnya. 2.1.2.4 Promotion Iklan atau promosi dalam bauran pemasaran mencakup pengembangan komunikasi pelanggan untuk menginformasikan dan mempengaruhi perilaku dan sikap pelanggan. Iklan menyediakan dan meyampaikan ide, barang dan jasa dari suatu bisnis unit, individu atau institusi khusus yang memerlukan biaya. 2.1.2.5 People Banyak jasa bergantung pada interaksi personal antara pelanggan dan pekerja. Esensi dari interaksi itu akan sangat mempengaruhi pemahaman konsumen tentang kualitas jasa. Perusahaan jasa yang sukses terdiri dari usaha yang khusus seperti perekrutan, training, dan tantangan dari karyawan. 2.1.2.6 Process Process akan mendeterminasi jalannya dan konsekuensi dari sistem aktivitas jasa. Menyediakan jasa dan waktu yang pelanggan habiskan untuk mendapatkan jasa merupakan kesan yang baik dalam meningkatkan dan mengurangi kepuasan konsumen. 2.1.2.7 Physical Evidence Mencakup bangunan, outlook, interior furniture, peralatan dan tanda yang dapat diamati sebagai bukti fisik dan menyediakan bukti yang dapat dilihat dari kualitas perusahaan penyedia jasa. 2.2 Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) Krisis ekonomi global telah menentukan banyak perubahan dalam perilaku baru konsumen dan telah menyebabkan sebagian konsumen untuk mencari landmark baru. Konsumen menjadi lebih ekonomis, lebih bertanggung jawab dan lebih menuntut yang lebih banyak. Banyak penelitian tentang pasar menyadari hal ini dalam 3 tahun terakhir. (Voniea & Filip, 2011, p. 14). Menurut Kotler (1999) dalam (Jeddi, Atefi, Jalali, Poureisa, & Haghi, 2013, p. 20), perilaku konsumen dalam pemasaran adalah masalah baru. Sehingga buku 12 pertama tentang consumer behavior diterbitkan adalah pada tahun 1970, hal itu dikarenakan sebagian besar universitas tidak melakukan upaya apapun sebelum tahun 1970. Namun beberapa tahun terakhir telah berkembang secara signifikan, sehingga dibentuklah tim khusus penyidik tahun 1970 tentang perilaku konsumen. Pada tahun 1990 grup tersebut memiliki 1.500 anggota dari 30 negara. Adapun definisi dari perilaku konsumen, yakni merupakan aktivitas mental, emosional, dan fisik yang digunakan orang selama proses pemilihan, pembelian, penggunaan bahkan sampai pembuangan produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut (Prasetijo & Halauw, 2005, p. 9), perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan - keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. Menurut Perner (2008) dalam (Mansoor & Jalal, 2011, p. 105) secara umum perilaku konsumen adalah studi mengenai proses-proses dimana individu atau kelompok membuat pilihan pembelian konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhan. Perilaku pembelian itu dapat bervariasi tergantung pada faktor internal seperti pendapatan, demografi, sosial dan budaya, serta faktor eksternal seperti lingkungan sekitar konsumen. 2.2.1 Model Keputusan Pembelian Konsumen/ Minat Pembelian Konsumen Menurut (Wang & Tsai, 2014, p. 29) bahwa sebuah keinginan membeli produk berarti kemungkinan untuk membelinya lebih tinggi, tetapi belum tentu benar – benar membelinya. Sebaliknya kemauan yang lebih rendah tidak berarti mustahil mutlak untuk membeli. Menurut Porter (1974) dalam (Shah, et al., 2012, p. 107) bahwa minat untuk melakukan pembelian adalah jenis keputusan dalam mempelajari mengapa pelanggan membeli suatu merek secara khusus. Kontruksi ini mempertimbangkan sesuatu dalam pembelian pada sebuah merek dan antisipasi untuk pembelian sebuah merek lain dalam lingkup minat pembelian. Perusahaan menggunakan berbagai upaya pemasaran untuk mempengaruhi keputusan konsumen, tetapi sulit untuk mengetahui bagaimana konsumen menanggapi perusahaan. Rangsangan pemasaran terdiri dari 4Ps (product, price, place, promotion), selain itu terdapat rangsangan lain yang bertindak sebagai kekuatan utama dalam lingkungan pembeli : economic technological, political, dan cultural. Semua stimuli tersebut di kelompokkan ke dalam buyer black box dan bergantung 13 pada pengaruh dari karakteristik pembeli. Pembeli yang datang berdasarkan respons pembeli : product choice, brand choice, dealer choice, purchase timing, dan purchace amount. (Kotler, Armstrong, Wong, & Saunders, 2008, p. 239). Marketing and other stimuli • Marketing Buyer’s black box • Buyer characteristics • Buyer decision process Product Price Place Buyer responses • Product choice • Brand choice • Dealer choice • Purchase timing • Purchase amount Promotion • Other Economic Technological Political Cultural Gambar 2.1 Stimulus - Response Model of Buyer Behavior Sumber: Kotler et al. (2008, p. 239) 2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen Menurut (Peter & Olson, 2010, p. 258 - 353), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi berbagai macam faktor eksternal dan faktor internal, seperti faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi. 2.2.2.1 Faktor Budaya • Budaya Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur seperti agama, politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan 14 manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar. Dalam proses budaya menggambarkan bagaimana makna dari budaya dipindahkan antar lokasi oleh tindakan organisasi dan individu dalam masyarakat. Gambar 2.2 Model of the Cultural Process Sumber : Consumer Behavior & Marketing Strategy, Ninth Edition (2010, p. 285) Proses diatas menjelaskan proses pemindahan dan pengalihan makna budaya melalui tindakan organisasi dengan merancang strategi pemasaran untuk memindahkan makna budaya dari lingkungan fisik dan sosial kedalam produk dan jasa dalam upaya menjadikan produk dan jasa tersebut menarik bagi konsumen, kemudian konsumen aktif berupaya mempelajari makna-makna budaya didalam produk dan jasa tersebut untuk menentukan jati diri personal 15 atau konsep diri yang diinginkan. Model tersebut menunjukkan bahwa makna kultural terdapat pada 3 lokasi: lingkungan sosial dan fisik, produk dan jasa, konsumen individual. • Sub Kultur Merupakan kelompok khas orang-orang disuatu masyarakat yang menganut makna kultural sama untuk respon afektif dan kognitif (reaksireaksi emosional, kepercayaan, nilai, perilaku, adat istiadat dan lingkungan). Jenis-jenis dari sub kultur dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu sub kultur geografis, sub kultur umur, sub kultur etnis, sub kultur gender, sub kultur penghasilan. • Kelas Sosial Merupakan hirarki status nasional yang membedakan kelompok dan individu berdasarkan harga diri dan gengsi. Kelas sosial dibagi menjadi 2 kelompok yakni : Kelompok Kelas Sosial Konsumen - Kelas Atas Mementingkan citra, ekspresi diri lebih dihargai - Kelas Menengah Bertindak tepat dan membeli apa yang sedang populer, peduli dengan rekomendasi media cetak - Kelas Pekerja Anggota keluarga yang bergantung pada dukungan ekonomi dan emosional kerabat, cara pandangnya sempit - Kelas Bawah Tidak mempunyai tabungan Kelompok Kelas Sosial Keluarga - Overprivileged Memiliki uang ekstra - Averange Memiliki pendapatan menengah - Underprivileged Keluarga yang memiliki penghasilan sedikitnya 15 % dibawah median kelasnya. 16 2.2.2.2 Faktor Sosial • Kelompok Acuan Melibatkan satu atau lebih orang yang digunakan sebagai alasan pembandingan atau melakukan acuan dalam respon afektif dan kognitif serta perilaku. (Kelompok kultural karena para anggotanya memiliki beberapa makna kultural tertentu yang mirip). Kelompok acuan dapat berasal dari kelas sosial, subkultur, bahkan kultur yang sama maupun beda. Berikut merupakan tipe dari kelompok acuan : Tabel 2.1 Tipe Kelompok Acuan Tipe Kelompok Acuan Perbedaan dan Ciri Khas Utama Kelompok acuan formal memiliki Formal / Informal struktur yang ditentukan dengan jelas ; kelompok informal tidak punya Kelompok acuan primer Primer / Sekunder melibatkan interaksi langsung tatap muka ; kelompok sekunder tidak Keanggotaan Aspirational Orang menjadi anggota resmi kelompok acuan Orang beraspirasi menjadi anggota atau menyaingi kelompok acuan Orang berusaha menghindari atau Disasosiatif menolak kelompok referensi disasosiatif Sumber : Consumer Behavior & Marketing Strategy, Ninth Edition (2010, p. 336) 17 • Keluarga Terdiri dari sedikitnya 2 orang, yakni kepala rumah tangga dan orang yang memiliki hubungan darah dengannya, hubungan pernikahan, dll. Didalam keluarga interaksi anggota keluarga dapat saling mempengaruhi karena mungkin saja dalam satu keluarga mempunyai perilaku yang berbeda dalam mengambil keputusan atau konsumsi. Peran-peran pengambilan keputusan : Influencer Menyediakan informasi bagi anggota keluarga lainnya perihal produk atau jasa. (seorang anak memberi tahu orang tuanya perihal merek baru sereal sarapan). Gatekeeper Mengontrol arus informasi yang masuk keluarga (ibu tidak memberi tahu anaknya perihal mainan baru yang tadi diliatnya di toko). Decider Memegang kekuasaaan untuk menentukan jadi tidaknya membeli suatu produk atau jasa (suami yang memutuskan membeli keripik kudapan baru di toko pangan). Pembeli Yang benar-benar membeli produk atau jasa tersebut (seorang remaja membeli susu untuk keluarga di toko pangan 24 jam). Pengguna Mengonsumsi atau menggunakan produk atau jasa (anak-anak makan spaggheti kalengan yang dibelikan oleh orang tua). Disposer Menyingkirkan suatu produk atau berhenti menggunakan jasa (ayah membuah pizza yang baru dimakan separuh, ibu berhenti berlangganan majalah). 2.2.2.3 Faktor Pribadi Menurut (Kotler, 2005, p. 203-218), keputusan pembeli selain dipengaruhi oleh faktor budaya dan sosial, juga dipengaruhi oleh faktor pribadi dan faktor psikologis. Karakteristik dari faktor pribadi meliputi : 18 • Usia dan tahap siklus hidup Orang membeli barang dan jasa berbeda – beda sepanjang hidupnya. Kebutuhan dan selera orang terhadap barang atau jasa berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Para pemasar sering memilih sejumlah kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran. Para pemasar memberikan perhatian yang besar pada perubahan situasi hidup. • Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat diatas rata – rata atas produk dan jasa yang ditawarkan oleh pemasar. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya pada kelompok pekerjaan tertentu. • Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang : penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva (termasuk persentase aktiva yang lancar dan liquid), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap harga terus – menerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. • Gaya hidup Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk dengan kelompok gaya hidup. • Kepribadian dan konsep diri Masing – masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang dimaksud kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia (human psychologicl traits) yang membedakan yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasannya adalah bahwa merek juga mempunyai 19 kepribadian, dan bahwa konsumen mungkin memilih merek yang kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya. 2.2.2.4 Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama : • Motivasi Seorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis; kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai level intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang bertindak. • Persepsi Seseorang yang termotivasi siap bertindak. Bagaimana tindakan sebenarnya seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terdapat situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi dapat sangat beragam antara individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama. • Pembelajaran Pembelajaran meliputi perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sebagian perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan. • Keyakinan dan sikap Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian. 20 2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Menurut GilaniNia (2010) dalam (Jeddi, Atefi, Jalali, Poureisa, & Haghi, 2013, p. 21) pelanggan membeli beberapa barang tidak selalu melalui tahap keputusan pembelian. Namun beberapa pembelian sangat penting membuat pelanggan di paksa untuk mengikuti semua langkah-langkah yang ada secara teliti dan cermat. Tahap-tahapnya mencakup: • Mengidentifikasi masalah (Identify the problem) Tahap pertama dari proses pengambilan keputusan adalah dimana sesorang dapat merasakan perbedaan antara situasi saat ini dan apa yang diinginkan, jadi pada tahap ini seseorang mencoba untuk menyelesaikan perbedaan yang dirasakan tersebut. • Mengumpulkan data/ informasi (Data Collection) Untuk menyelesaikan masalah, pelanggan mengumpulkan informasi yang terkait. Informasi tersebut dapat berasal dari internal pelanggan (pengalaman) dan dari eksternal ( keluarga, lingkungan, dll) • Menafsirkan pilihan yang ada (Assessment Options) Setelah mengumpulkan semua informasi, pelanggan siap untuk membuat keputusan. Intinya, pelanggan harus dapat mengevaluasi perbedaan dari pilihan-pilihan yang ada dan memilih produk yang dapat memenuhi keinginannya. • Melakukan pembelian (Purchase) Tahap ini merupakan hasil dari semua kegiatan marketing. Pada tahap ini pelanggan memilih produk yang membuat merasa dapat memuaskan kebutuhannya dan membelinya sesuai dengan informasi yang telah diperoleh. • Setelah melakukan pembelian (After Purchase Behavior) Tahap ini pelanggan membandingkan pembelian produk seperti ide, produk, pesaing, persepsi dan ekspektasi dari produk dan akan muncul alasan berbeda yakni puas atau tidak puas. Berikut merupakan General model of consumer behavior. 21 Gambar 2.3 General Model of Consumer Behavior Sumber : International Journal of Business and Behavioral Sciences Vol. 3, No.5; 2013, p. 22) 2.3 Pariwisata Menurut (Spillane, 1987, p. 2), pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Menurut (Goeldner & Ritchie, 2003, p. 5) ketika berfikir tentang pariwista, berarti berfikir tentang orang – orang yang mengunjungi tempat yang istimewa atau tertentu untuk jalan – jalan, mengunjungi teman dan kerabat, untuk liburan dan demi memanfaatkan waktu dengan baik. 2.3.1 Sejarah Perkembangan Pariwisata Dunia Menurut (Jayapalan, 2001, p. 8 -13) perkembangan pariwisata dunia secara umum dibagi menjadi 3 tahap yaitu : Zaman Kuno, Abad Pertengahan dan Zaman Modern. • Zaman Kuno (Pra Sejarah) Sumaria Penemuan uang (koin) oleh bangsa Sumeria (Babilonia) dan perkembangan perdagangan mulai pada abad 4.000 SM. Hal ini mungkin menandai awal era modern dari perjalanan. Orang Sumaria pertama kali memahami gagasan terhadap uang dan menggunakannya dalam berbagai 22 bisnis dan komersial hubungan. Banyak pedagang membayar transportasi untuk akomodasi, baik itu dengan uang atau dengan pertukaran barang. Persia Persia merupakan pelopor dalam perjalanan. Mungkin orang Persia adalah orang yang benar – benar pertama kali melakukan perjalanan. Orang Persia melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain sebagai pedagang. Yunani Pada masa ini orang – orang Yunani menunjukkan minat yang besar dalam melakukan perjalanan. Banyak bukti yang dapat di tunjukkan. misalnya Plato, Aristotle dan Pythagorus melakukan perjalanan pada masa ini. India dan China Perjalanan awal khususnya di di India dan China berdasarkan pada perdagangan. India dan China memiliki reputasi sebagai negara yang kaya atau makmur. Madu dan susu diproduksi di India pada masa itu. Para pelancong mengunjungi India untuk mencari keberuntungan. Kecenderungan ini dilanjutkan dan ditandai dalam perjalanan waktu yang dilakukan oleh orang – orang Eropa menuju ke pantai India untuk tujuan perdagangan. India tidak hanya menarik minat penjajah yang dimulai dengan Alexander of Macedonia, tetapi juga pelancong besar seperti Vasco – da- Gama. Banyak orang asing seperti Arab dan Eropa berminat untuk datang ke India mendirikan pos perdagangan. Penjelajah hebat, Christopher Colombus menemukan rute baru ke India dan dalam proses menemukan dunia baru. Tidak heran India memiliki pesona hebat untuk para pelancong. Romawi Orang pertama yang melakukan perjalanan untuk kesenangan adalah orang Romawi. Orang Romawi menggunakan kuda sebagai tunggangan dan mendekorasi kapal untuk tujuan perjalanan. Jalan – jalan dan jembatan yang sangat tinggi memotivasi dalam melakukan perjalanan. 23 • Abad Pertengahan Kristen Perjalanan untuk tujuan keagamaan diasumsikan sebagai hal yang penting selama abad pertengahan. Perjalanan untuk alasan agama menjadi budaya yang kaya dalam banyak bagian di dunia. Di akhir abad pertengahan banyak jumlah peziarah melakukan perjalanan pada gereja utama di Eropa. Pengadopsian dan penyebaran kekristenan kemudian menyebabkan banyak peziarah pergi ke Jerusalem. Islam Perjalanan keagamaan untuk umat muslim layak untuk di ceritakan. Setiap umat muslim mengambil bagiannya dalam perjalanan keagamaan ke Mekah sekali dalam hidupnya. Viking Pelancong laut dari bangsa Viking dan Northman sangat penting. Sebelum Colombus, para bangsa Viking telah terlibat dalam pelayaran. Orang – orang Viking menemukan Islandia dan Greenland pada 500 tahun sebelum penemuan Amerika oleh Colombus. • Zaman Modern Revolusi Industri Revolusi Industri menimbulkan perubahan drastis dalam banyak bidang di babak kedua pada abad ke 19. Selama masa ini, konsep dari pariwisata modern terwujud seiring berkembangnya masyarakat industri dari Eropa Barat dan Amerika Utara. Maka dari itu dianggap sebagai tanggung jawab bagi pertumbuhan pariwisata modern. Revolusi industri bertanggung jawab dalam mengubah sistem ekonomi dan sosial. Liburan (Holiday) Hasil lain dari Revolusi Industri memunculkan perserikatan perdagangan. Karena itulah, pekerja diberikan liburan gratis. Sebagai hasil dari berkembangnya pariwisata modern menjadi saksi perubahan. Faktanya bahwa liburan gratis yang dibayarkan untuk pekerja dapat benar – benar dikaitkan dengan perkembangan pariwisata modern. 24 Railway (Kereta Api) Pengenalan kereta api pada abad ke 19 sangat berperan penting dalam menandai sejarah pariwisata. Penumpang pertama yang diangkut menggunakan kereta pada tahun 1830 di Inggris. Baru saja, dilengkapi oleh jalur kereta api antara Liverpool dan Manchester di Inggris yang merupakan ketentuan spesial untuk mengangkut penumpang dengan tambahan penumpang. Munculnya perjalanan kereta api yang terorganisir adalah pada tahun 1841. Transportasi Laut Pengiriman membuat kontribusi yang signifikan pada perjalanan selama abad 19. Di Amerika jumlah kapal layar di produksi untuk menjadi dipertimbangkan agar lebih unggul dari pada Inggris atau negara manapun.Tahun 1840, Samuel Cunard mendirikan Cunard Steamship Company di Inggris. Hal itu secara besar meningkatkan pertumbuhan pengiriman Atlantik Utara. Amerika menarik negara lain dari Eropa dalam perjalanan laut. Banyak orang – orang dari benua tersebut mulai pergi ke Amerika untuk mencari keberuntungan. Perjalanan laut ditingkatkan lagi dalam pembukaan terusan Suez. Transportasi Darat Penemuan mobil meresmikan revolusi pariwisata. Seluruh bentuk industri wisata saat itu di pindahkan dengan penemuan media transportasi baru ini. Mobil telah merevolusi perilaku liburan. Di negara yakni Amerika dan Inggris, perjalanan yang panjang dilakukan menggunakan mobil dan motor. Meskipun mobil pertama kali telah beroperasi pada akhir abad ke 19, tetap sampai pada Perang Dunia I jumlah mobil sedikit. Setelah Perang Dunia II jumlah mobil menjadi lebih banyak. Hal itu menjadi peningkatan yang penting dalam perjalanan dan pariwisata. Setelah itu jumlah orang dalam melakukan perjalanan lewat jalur darat meningkat sangat hebat. Sejak tahun 1930 perbaikan jalan dan jalan tol meningkat sangat drastis di Jerman, Perancis, Spanyol dan negara Eropa lainnya. Disebutkan bahwa progress pembuatan yang besar di Amerika dalam membangun highways, expressway dan super high ways. Di banyak negara lainnya di seluruh 25 dunia jalan yang baru dan cepat dibangun untuk mengurangi kemacetan dan lebih nyaman. Transportasi Udara Peran dari transportasi udara dalam perkembangan pariwisata internasional menjadi semakin penting. Perkembangan yang cepat mengambil peran bagi transportasi udara setelah Perang Dunia II. Pariwisata Internasional meningkat sangat besar karena transportasi udara. Perjalanan menggunakan pesawat jet. Diperkenalkan pada tahun 1958. Munculnya pesawat jet merupakan peristiwa yang dramastis. Pesawat jet memperkenalkan dimensi yang benar – benar baru dalam hal kecepatan, kenyamanan dan efisiensi pada transportasi udara dan membawa perjalanan masal (rombongan) pada saat sekarang. Masa depan dari transportasi udara semakin gemilang. Penerbangan akan lanjut memainkan peran vital dalam perkembangan pariwisata internasional untuk waktu yang lama. Setelah Perang Dunia II terlihat bahwa terdapat perkembangan yang besar penerbangan sipil. Singkatnya pariwisata internasional yang kita tahu saat ini sebagian besar disebabkan oleh peran perjalanan udara. 2.3.2 Sejarah Perkembangan Pariwisata di Indonesia Menurut (Widyatmaja & Suwena, 2013, p. 5-7), dalam sejarah nusantara, diketahui kebiasaan mengadakan perjalanan telah dijumpai sejak lama. Dalam buku Nagara Kartagama, pada abad XIV, Raja Hayam Wuruk dilaporkan telah mengelilingi Majapahit bersama para pejabat Negara. Ia menjelajahi daerah Jawa Timur dengan mengendarai pedati. Awal abad XX, Susuhunan Pakubuwono X dikenal sebagai raja yang suka melakukan perjalanan. Hampir setiap tahun beliau mengadakan perjalanan ke Jawah tengah. Kemajuan pesat pariwisata Indonesia tidak terlepas dari usaha yang dirintis sejak beberapa dekade yang lalu. Menurut Yoeti (1996, p. 24) dalam (Widyatmaja & Suwena, 2013, p. 4), berdasarkan kurun waktu perkembangan, sejarah pariwisata Indonesia dapat dibagi menjadi tiga periode penting, yaitu: periode masa penjajahan Belanda, masa pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka. 26 • Masa Penjajahan Belanda Pada awal abad ke-19, daerah Hindia Belanda mulai berkembang menjadi suatu daerah yang mempunyai daya tarik luar biasa bagi para pengadu nasib dari Negara Belanda. Orang – orang Belanda tersebut berkelana ke nusantara, membuka lahan perkebunan dalam skala kecil. Perjalanan dari satu daerah ke daerah lain, dari nusantara ke Negara Eropa menjadi hal yang lumrah, sehingga dibangunlah sarana dan prasaran yang menjadi penunjang kegiatan tersebut. Kegiatan kepariwisataan masa penjajahan Belanda dimulai secara resmi sejak tahun 1910-1912 setelah keluarnya keputusan Gubernur jenderal atas pembentukan Vereeneging Toeristen Verkeer (VTV) yang merupakan biro wisata pada masa itu. Saat itu kantor tersebut digunakan pula oleh maskapai penerbangan swasta Belanda KNILM (Koninklijke Nederlandsx Indische Luchtfahrt Maatschapijj) yang memegang monopoli di kawasan Hindia Belanda saat itu. Meningkatnya perdagangan antara benua Eropa dan Asia, khususnya Indonesia, maka didirikan untuk pertama kalinya suatu cabang travel agent pada tahun 1926 di Jakarta, yang bernama Lissone Lindeman yang berpusat di Belanda. Pertumbuhan hotel di Indonesia yang mulai dikenal pada abad ke- 19 meskipun terbatas pada beberapa kota seperti di Batavia. Hotel- hotel tersebut digunakan untuk tamu-tamu dari penumpang kapal laut Eropa. Memasuki abad 20, mulai lah berkembangnya usaha akomodasi hotel ke kota-kota lainnya. • Masa Pendudukan Jepang Berkobarnya Perang Dunia II yang disusul dengan pendudukan Jepang di Indonesia menyebabkan keadaan pariwisata terlantar. Saat itu dapat dikatakan sebagai masa kelabu bagi dunia kepariwisataan Indonesia. Kunjungan wisatawan mancanegara pada masa ini dapat dikatakan tidak ada. Banyak sarana dan prasarana publik dijadikan sarana untuk menghalangi musuh. Banyak hotel yang diambil alih oleh Jepang dan diubah fungsi untuk keperluan rumah sakit, asrama, dll. • Setelah Indonesia Merdeka Setelah Indonesia merdeka, dunia kepariwisataan Indonesia mulai merangkak lagi. Menjelang akhir tahun 1946, Bupati Kepala Daerah 27 Wonosobo mempunyai inisiatif untuk mengorganisasikan kegiatan perhotelan di Indonesia bersama 3 pejabat setempat. Melalui 3 orang tersebut, lahirlah Badan Pusat Hotel Negara, yang merupakan organisasi perhotelan pertama di Indonesia. Pada tahun 1 Juli 1947 pemerintah Indonesia memulai menghidupkan kembali industri-industri wilayah Indonesia, termasuk pariwisata. Sektor pariwisata mulai menunjukkan geliatnya. Hal ini ditandai dengan Surat Keputusan Wakil Presiden (Dr. Mohammad Hatta) sebagai Ketua Panitia Pemikir Siasat Ekonomi di Jogjakarta untuk mendirikan suatu badan yang mengelola hotel-hotel yang sebelumnya dikuasai Jepang. Badan baru tersebut bernama HONET (Hotel National & Tourism) dan di ketuai oleh R. Tjipto Ruslan. Terjadinya Konfrensi Meja Bundar tahun 1949, mengakibatkan perkembangan lain mengingat salah satu isi perjanjian KMB adalah bahwa seluruh harta kekayaan Belanda harus dikembalikan kepada pemilliknya. Oleh karena itu, HONET dibubarkan. Selanjutnya berdiri NV HONET yang merupakan satu-satunya yang menjalankan aktivitas di bidang perhotelan dan pariwisata. Tahun 1952 dengan keputusan presiden RI, dibentuk Panitia Inter Departemental Urusan Turisme, dimana bertujuan menjajaki kemungkinan terbukanya kembali Indonesia sebagai daerah tujuan wisata. Pada tahun 1953 didirikan Serikat Gabungan Hotel dan Tourisme Indonesia (SERGAHTI). Disamping SERGAHTI , beberapa pejabat Negara yang posisinya ada kaitannya dengan aspek pariwisata Indonesia dan beberapa anggota elite masyarakat yang peduli terhadap potensi pariwisata nasional mendirikan Yayasan Tourisme Indonesia (YTI) pada tahun 1995, yang nantinya akan menjadi DEPARI, Dewan Pariwisata Indonesia yang menjadi cikal bakal Departmen Pariwisata dan Budaya saat ini. 2.3.3 Jenis – Jenis Pariwisata Jenis-jenis pariwisata menurut (Spillane, 1987, p. 29-31) berdasarkan motif tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pariwisata khusus, yaitu : • Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi 28 kehendak ingin tahunya, mengendorkan ketegangan syaraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat setempat, mendapatkan ketenangan. • Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism) Pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, dan menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahannya. Dapat dilakukan pada tempat yang menjamin tujuan-tujuan rekreasi yang menawarkan kenikmatan yang diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan dan pusat-pusat kesehatan. • Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism) Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat, kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda-beda, mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat-pusat kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain. • Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism) Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori: Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan lain lain yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya. Sporting tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi wisatawan yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing dan lainlain. • Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism) Menurut para ahli teori, perjalanan pariwisata ini adalah bentuk profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada seseorang untuk memilih tujuan maupun waktu perjalanan. • Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism) 29 Pariwisata ini banyak diminati oleh negara-negara karena ketika diadakan suatu konvensi atau pertemuan maka akan banyak peserta yang hadir untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu dinegara yang mengadakan konvensi. Negara yang sering mengadakan konvensi akan mendirikan bangunan bangunan yang menunjang diadakannya pariwisata konvensi. Ada berbagai macam bentuk perjalanan wisata menurut Gamal Suwantoro . Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain menurut (Pendit, 1994, p. 14) ; • Wisata Budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasan dan adat istiadat, cara hidup, kebudayaan dan seni. • Wisata Kesehatan yaitu perjalanan seseorang wisatawan yang bertujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani. • Wisata Olahraga yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk berolahraga atau memang sengaja untuk mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara. • Wisata Komersial yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya. • Wisata Industri yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan mahasiswa atau pelajar, atau orang-orang awam ke suatu tempat perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian. • Wisata Bahari yaitu perjalanan yang banyak dikaitkan dengan olahraga air seperti danau, pantai atau laut. • Wisata Cagar Alam yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, Taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya, yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang. 30 • Wisata Bulan Madu yaitu suatu perjalanan yang dilakukan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan. Ada berbagai macam bentuk perjalanan wisata menurut (Suwantoro, 2004, p. 14-17) bila ditinjau dari berbagai macam segi, yaitu: • Dari segi jumlahnya wisata dibedakan atas: Individual tour (wisatawan perseorangan) yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau pasangan suami istri. Family group tour (wisata keluarga) yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan. Group tour (wisata rombongan) yaitu perjalanan wisata yang dilakukan bersama-sama dan dipimpin oleh seseorang. • Dari segi kepengaturannya wisata dibedakan atas: Pre-arranged tour (wisata berencana) yaitu suatu perjalanan wisata yang telah diatur pada jauh hari sebelumnya. Package tour (wisata paket atau paket wisata) yaitu suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu perusahaan biro perjalanan. Coach tour (wisata terpimpin) yaitu paket perjalanan eksklusif yang dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata. Special arranged tour (wisata khusus) yaitu suatu perjalanan wisata yang disusun secara khusus guna memenuhi permintaan wisatawan atau lebih sesuai dengan kepentingan wisatawan. Optional tour (wisata tambahan) yaitu suatu perjalanan wisata tambahan diluar pengaturan yang telah disusun atas permintaan pelanggan. • Dari segi maksud dan tujuannya wisata dibedakan atas: Holiday tour (wisata liburan) yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenang senang dan menghibur diri. 31 Familiarization tour (wisata pengenalan) yaitu suatu perjalanan yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaan. Educational tour (wisata pendidikan) yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjungi. Scientific tour (wisata pengetahuan) yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang ilmu pengetahuan. Pileimage tour (wisata keagamaan) yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan. Special mission tour (wisata program khusus) yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk mengisi kekosongan khusus. Hunting tour (wisata perburuan) yaitu kunjungan wisata untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan sebagai hiburan. • Dari segi penyelenggaraannya wisata dibedakan atas: Excursion (ekskursi) yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek. Safari tour yaitu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus dengan perlengkapan khusus yang tujuan maupun objeknya bukan merupakan objek kunjungan wisata pada umumnya. Cruize tour yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesia mengunjungi objek wisata bahari dan objek wisata di darat tetapi menggunakan kapal pesiar. Youth tour (wisata remaja) yaitu kunjungan wisata yang khusus diperuntukkan bagi para remaja menurut umur yang ditetapkan. Marine tour (wisata bahari) yaitu suatu kunjungan ke objek wisata khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreck-diving (menyelam) dengan perlengkapan selam lengkap. 32 2.3.4 Agen Perjalanan (Travel Agent) Berdasarkan (Cheung & Lam, 2009, p. 85-86) mengungkapkan sejarah travel agent yang dimulai pada akhir abad ke-19 dimana seorang pengusaha inggris, Thomas Cook mulai menawarkan paket wisata ke resort di tepi laut untuk masyarakat middle class dan working class. Perbaikan dalam kenyamanan dan harga perjalanan kereta api, serta pengembangan kapal besar yang mewah dan hotel yang menawarkan berbagai macam harga untuk memenuhi permintaan perjalanan yang menyenangkan. Penemuan mobil dan pesawat terbang pada awal abad ke-20 akhirnya membawa lebih banyak kesempatan untuk perjalanan pribadi. Selama Perang Dunia II, jutaan anak muda Amerika dikirim ke Eropa, Hawai, Alaska, Filipina, China, India, Australia dan Kepulauan Pasifik. Anak – anak muda tersebut terpesona dengan apa yang dilihat dan dilakukan di negeri-negeri lain. Setelah perang selesai, pesawat transportasi diubah menjadi pesawat untuk melayani penumpang. Amerika memiliki kesempatan untuk berpergian ke luar negeri dengan tujuan liburan. Permintaan untuk perjalanan pribadi hampir meledak. Beberapa orang terpelajar menyebut masa ini sebagai “Golden age” dari travel. Travel agent diartikan sebagai seseorang yang melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain. Orang tersebut merupakan pelaku utama yang dalam suatu hubungan tidak hanya menetapkan tujuan dari sebuah pekerjaan, seperti menjual tiket saja melainkan mengontrol sarana dan cara agar pekerjaan itu selesai dilakukan. Peran dasar dari sebuah travel agent adalah : • Mengatur transportasi (baik transportasi udara, kapal pesiar, bus, kereta api, penyewaan mobil lokal dan luar negeri) • Mempersiapkan perjalanan individu, tur pribadi, tur kelompok dan paket wisata • Mengurus hotel, motel, akomodasi resort, makanan, wisata, transfer penumpang dan bagasi antar terminal dan hotel, serta acara khusus seperti tiket festival musik dan tiket teater • Menangani dan memberikan nasehat tentang rincian yang berkaitan dengan perjalanan, asuransi untuk bagasi, tanda perjalanan, pertukaran mata uang asing, persyaratan dokumentasi (visa, sertifikat kesehatan, dll) 33 • Menggunakan pengetahuan secara professional dan pengalaman dalam menyediakan transportasi udara, kereta, dll • Mengatur pemesanan untuk kegiatan khusus, seperti ziarah keagamaan, konvensi, perjalanan bisnis, insentif, pendidikan, eko wisata, gourmet wisata, olahraga dan pertualangan, dll Sebuah industri wisata tanpa adanya travel agent akan menjadi industri yang kacau. Hampir mustahil bagi wisatawan dalam membeli penerbangan yang sesuai dengan harga yang terbaik untuk berwisata, kapal pesiar hotel, dll. Selain itu travel agent akses on-stop untuk hampir semua segmen wisata di seluruh dunia, termasuk transportasi dan pariwisata. Umumnya, travel agent memainkan peran penting dalam sistem distribusi pariwisata, membentuk hubungan yang penting dengan konsumen. Travel agent telah digambarkan sebagai gatekeeper informasi dalam proses pengambilan keputusan wisata. (Satit, Tat, Rasli, Chin, & Sukati, 2012, p. 523) 2.4 Lifestyle Lifestyle merupakan konsep penting yang digunakan dalam segmentasi pasar dan pemahaman target pelanggan, yang mana tidak disediakan oleh studi demografi saja. banyak peneliti telah fokus pada identifikasi gaya hidup konsumen untuk memiliki informasi yang lebih baik tentang konsumen. (Krishnan, 2011, p. 284). Menurut (Peter & Olson, 2010, p. 369) mengungkapkan bahwa lifestyle diukur dengan menanyakan kepada pelanggan tentang aktivitas (pekerjaan, hobi, liburan), ketertarikan (keluarga, job, komunitas), dan pendapat (tentang isu sosial, politik dan bisnis). Cara mengukur dengan menggunakan psychographics yakni salah satunya VALS (Value and Lifestyles) Framework. 34 2.4.1 Tipe – Tipe Lifestyle Gambar 2.4 VALS Type Sumber : Consumer Behavior & Marketing Strategy, Ninth Edition (2010, p. 285) • Innovators Innovators merupakan orang yang sukses, canggih, orang dengan harga diri yang tinggi. Memiliki sumber daya yang melimpah. Innovators merupakan pemimpin dalam perubahan dan paling menerima ide-ide dan teknologi baru. Innovators adalah konsumen yang sangat aktif, dan pembelian yang dilakukan mencerminkan selera yang harus dibudidayakan untuk kelas menengah ke atas, niche produk dan jasa. Image merupakan hal yang penting untuk innovators, bukan sebagai bukti untuk status atau kekuasaan, tetapi sebagai ungkapan terhadap selera, kemandirian, dan kepribadian. Innovators muncul di antara pemimpin pemimpin dalam bisnis dan pemerintahan. Innovators terus mencari tantangan. • Thinkers Thinkers adalah termotivasi oleh cita-cita. Thinkers adalah orang yang dewasa, puas, nyaman, dan reflektif. Merupakan orang yang menghargai ketertiban, pengetahuan dan penuh tanggung jawab. Cenderung untuk dididik dengan baik dan aktif mencari informasi dalam proses pengambilan keputusan, baik informasi tentang dunia, peristiwa nasional dan selalu waspada terhadap peluang untuk memperluas pengetahuan. Thinkers memiliki rasa hormat yang terbuka bagi lembaga-lembaga 35 otoritas dan memiliki kesopanan sosial. Thinkers juga terbuka untuk mempertimbangkan ide - ide baru, meskipun pendapatan memungkinkan untuk memilih banyak pilihan. Thinkers mencari daya tahan, fungsional dan nilai di dalam produk yang dibeli. • Believers Sama seperti Thinkers, kaum Believers termotivasi oleh cita-cita. Merupakan orang yang konservatif, konvensional dimana kepercayaan yang dianut masih tradisional. Seperti keluarga, agama, masyarakat, dan bangsa. Banyak kaum Believers mengikuti rutinitas yang telah dibangun, yang ada di sekitar rumah, keluarga, masyarakat, dan organisasi sosial atau agama mana yang dianut. Sebagai seorang pelanggan, kaum Believers dapat diprediksi. Kaum Believers memilih produk yang familiar dan merek - merek yang bagus. Pada umumnya adalah pelanggan yang setia. • Acheivers Kaum Achievers dimotivasi oleh keinginan untuk berprestasi. Kaum Achievers memiliki gaya hidup berorientasi pada tujuan dan komitmen yang mendalam untuk karir dan keluarga. Hal tersebut mencerminkan fokus kehidupan sosial. Kaum Achievers berkehidupan konvensional, secara politik konservatif, hormat pada otoritas dan status quo. Menghargai konsesus, prediktabilitas dan stabilitas yang lebih beresiko, intimacy, dan self-discovery. Dengan banyak keinginan dan kebutuhan, kaum Achievers aktif di dalam pasar konsumen. Image merupakan hal penting bagi kaum Achievers, menyukai barang dan jasa yang prestise yang menunjukkan keberhasilan yang dicapai kepada rekan - rekan. Karena kehidupan yang sibuk, kaum Achievers sering tertarik pada berbagai alat yang dapat menghemat waktu. • Stivers Kaum strivers adalah orang yang trendi dan menyenangkan. Termotivasi oleh pencapaian. Strivers fokus pada pendapat dan persetujuan orang lain. Uang mendefinisikan kesuksesan bagi Strivers, seseorang yang tidak memiliki cukup banyak uang untuk memenuhi keinginan. Menyukai produk yang stylish dimana pembelian yang dilakukan dengan meniru pembelian orang yang memiliki kekayaan materi yang lebih besar. 36 Banyak Strivers menganggap diri sendiri memiliki sebuah pekerjaan daripada karir, kurang terampil dan fokus sehingga menghalangi kaum Strivers untuk lebih maju. Strivers merupakan konsumen aktif karena belanja merupakan sebuah kegiatan sosial dan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan pembelian kepada orang lain. Sebagai konsumen, Strivers adalah sebagai rangsangan. • Experiencers Termotivasi oleh ekspresi diri, muda, antusias dan konsumen yang impulsive. Cepat menjadi antusias dalam kemungkinan - kemungkinan baru, tetapi juga cepat menurun antusiasnya. Mencari keberagaman, kegembiraan, menikmati hal baru, bergejolak, dan beresiko. Energi untuk menemukan jalan keluar dalam latihan, olahraga, rekreasi di alam terbuka dan kegiatan sosial. Experiencers adalah konsumen yang penuh keinginan, dan menghabiskan proporsi yang relatif tinggi dari pendapatan untuk fashion, hiburan dan bersosialiasi. Pembelian yang dilakukan mencerminkan penekanan bahwa tempat Experiencers adalah pada barang-barang yang terlihat baik dan keren. • Makers Seperti Experiencers, kaum Makers termotivasi oleh ekspresi diri. Mengekspresikan diri dan menikmati pengalaman akan dunia dengan bekerja, membangun rumah, membesarkan anak-anak, dll. Kaum Makers memiki cukup keterampilan dan energi untuk melaksanakan proyekproyek hingga berhasil. Merupakan orang-orang yang giat, memiliki ketrampilan yang konstruktif dan percaya diri. Hidup secara tradisional dalam keluarga, kerja praktek, dan rekreasi fisik dan memiliki sedikit minat dalam apa yang ada di luar konteks tersebut. Makers mencurigai ide-ide baru dan institusi besar seperti bisnis yang besar. Menghormati otoritas pemerintah dan buruh, tetapi membenci campur tangan pemerintah pada hak individu. Tidak berkesan pada kepemilikan benda, tetapi lebih kepada tujuan fungsional atau praktikal. Hal itu dikarenakan kaum Makers lebih memilih nilai untuk sebuah kemewahan, jadi membeli produk-produk dasar. • Survivors 37 Survivors hidup difokuskan pada kehidupan yang sempit, karena memiliki sedikit sumber daya yang dapat digunakan. Survivors sering percaya bahwa dunia berubah terlalu cepat. Survivors merasa nyaman dengan anggota keluarga dan fokus pada keselamatan dan keamanan. Hal itu karena Survivors harus fokus pada pemenuhan kebutuhan daripada memenuhi keinginan. Survivors tidak menunjukkan motivasi utama yang kuat. Survivors adalah konsumen yang berhati-hati. mewakili pasar yang sederhana untuk sebagian produk dan jasa. Loyal terhadap merek favorit, terutama Survivors dapat membeli dengan harga diskon. Menurut Hawes (1988) dalam (Aziz & Ariffin, 2009, p. 98) melakukan penelitian tentang gaya hidup. Terdapat 5 tipe dari lifestyle yang diekstrak dari analisa faktor dari pernyataan 34 AIO yang diadopsi dari Hawes (1988). Berikut adalah Tipe-tipe lifestyle : • Satiesfier Merupakan tipe lifestyle yang dipuaskan oleh kehidupan sendiri, mempunyai kapasitas untuk menikmati waktu luang yang lebih baik. Terdiri dari orang-orang tertarik untuk kesenangan dan menikmati hidup. • Dreamer Merupakan tipe lifestyle yang terkait dengan keinginan untuk perjalanan masa depan. • Indoor Merupakan satu-satunya tipe lifestyle yang dilaporkan memiliki hubungan dengan pariwisata berbasis budaya. Indoors merupakan individu yang bergantung banyak pada passive dan push promotion (televisi) sebagai sumber informasi utama dalam keputusan dalam melakukan perjalanan. • Achiever Merupakan tipe lifestyle yang melakukan perjalanan berdasarkan dengan pengalaman sendiri dalam melakukan traveling sebelumnya. • Escapist Merupakan individu lebih memilih untuk terlibat dalam jenis wisata yang lebih pasif. Beristirahat dan bersantai adalah semua hal yang yang ingin dilakukan pada saat liburan. Akomodasi untuk segmen ini cenderung lebih ke arah perdesaan daripada mewah. Escapist juga akan mencari tarif 38 yang rendah untuk perjalanan yang dilakukan, karena tidak akan membebani keuangan serta pikiran saat melakukan perjalanan. Sering dikaitkan dengan ketentraman lingkungan pinggiran kota dan lingkungan perdesaan. 2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian Menggunakan Travel Agent Menurut (Ng, Cassidy, & Brown, 2006, p. 12) faktor-faktor yang mempengaruhi minat orang dalam menggunakan jasa travel agent terdiri dari 12 atribut faktor, yakni : • Konsultan yang memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman • Pegawai yang helpful dan friendly • Harga paket liburan • Kualitas dari paket perjalanan • Layanan tambahan • Lokasi yang nyaman • Trading hours/days • Agency layout • Atmosphere • Parkir • Reputasi dari travel agent • travel reward programmes Menurut (Ferencova, 2012, p. 309-310), pengaruh travel agent terhadap individu dalam melakukan perjalanan wisata terdiri dari faktor-faktor sebagai berikut : • Harga • Tujuan wisata • Tujuan untuk melakukan liburan • Akomodasi • Service untuk catering • Transportasi • Layanan tambahan yang disediakan dalam paket liburan • Reputasi travel agent 39