BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Massa 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Sebelum membahas mengenai komunikasi massa, maka terlebih dahulu harus diketahui apa yang dimaksud dengan komunikasi. Manusia adalah makhluk yang senantiasa harus selalu berhubungan dengan orang lain. Dan komunikasi merupakan salah satu cara manusia untuk saling berhubungan. Komunikasi dapat digunakan sebagai cara untuk mengungkapkan ide atau gagasan serta apa yang ada didalam hati dan pikiran seseorang dengan tujuan agar diketahui oleh orang lain. Komunikasi merupakan perpindahan makna yang terjadi antar para anggotanya, dan melalui peristiwa perpindahan makna inilah manusia (para anggota) dapat menyampaikan informasi dan gagasan(Robbins, 2003:4). Terdapat beberapa definisi mengenai komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Bittner mendefinisikan komunikasi massa sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Sedangkan Freidson mengatakan komunikasi massa ditujukan pada sejumlah populasi dari sekolompok orang (bukan hanya satu atau dua orang saja). Dilanjutkan bahwa dalam komunikasi massa diperlukan alat-alat khusus yang digunakan untuk menyampaikan komunikasi agar dapat tersampaikan pada saat yang bersamaan pada publik. Freidson mendefinisikan kata publik dengan istilah sejumlah populasi. Rakhmat dalam bukunya mendefinisikan komuniskasi massa sebagai suatu jenis komunikasi yang 8 9 ditujukan kepada sejumlah publik masyarakat yang tersebar, heterogen, dan bersifat anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat(Ardianto dkk, 2012:3-6). Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana komunikasi massa dijadikan PT Konsep Dot Net sebagai dasar kegiatan publikasinya. 2.1.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Menurut Effendy terdapat tiga fungsi komunikasi massa secara umum, yaitu : 1. Fungsi Informasi. Dalam hal ini artinya bahwa komunikasi massa dapat berfungsi sebagai penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan informasi, maka manusia akan selalu berusaha mencari informasi yang dibutuhkan dan sesuai dengan kepentingannya. Contoh nyata yang terjadi adalah saat ini banyak anak muda yang mencari informasi mengenai artis-artis luar negeri melalui internet. 2. Fungsi Pendidikan. Semakin berkembangnya jaman, pendidikan tidak hanya dapat diperoleh melalui pendidikan formal saja. Saat ini sarana pendidikan dapat diperoleh melalui media manapun, termasuk internet. Contoh yang banyak ditemui dalam kehidupan adalah saat ini banyak ibu-ibu yang berusaha mencari informasi mengenai cara memasak di internet. 3. Fungsi Mempengaruhi. Penggunaan media massa dapat digunakan oleh komunikator untuk mempengaruhi publik. Contoh-contohnya adalah bahwa saat ini banyak perusahaan yang menawarkan produk-produk nya melalui media massa dalam 10 bentuk iklan. Buktinya saat ini banyak sekali ditemukan iklan yang dapat dilihat di televisi, radio, serta internet. Salah satu media yang mulai banyak digunakan oleh perusahaan saat ini adalah iklan melalui media internet(Ardianto dkk, 2012:18-19). Terkait penelitian ini akan dibahas apa saja fungsi dari publikasi yang dilakukan oleh PT Konsep Dot Net. 2.1.1.3 Komponen Komunikasi Massa Dalam komunikasi massa terdapat komponen-komponen yang harus ada dalam prosesnya. Merujuk pada definisi komunikasi massa yang ada terdapat delapan komponen utama komunikasi massa, yaitu : 1. Komunikator Komunikator adalah orang atau lembaga yang memiliki maksud atau niat untuk berkomunikasi atau mengirimkan pesan pada orang lain yang dituju. Pesan yang disampaikan dapat berupa informasi dalam bentuk bahasa verbal maupun non verbal. Simbol-simbol yang digunakan dalam proses komunikasi sebaiknya dipahami oleh dua pihak(Hermawan, 2012:6). 2. Kode dan Pesan Konten atau isi pesan didefinisikan sebagai makna dari sebuah pesan. Pesan dapat berupa informasi atau hiburan. Sedangkan kode merupakan simbol yang menyertai pesan tersebut. Dalam kenyataannya pesan merupakan informasi secara keseluruhan, sedangkan kode merupakan cara penyampaiannya. 3. Gatekeeper Gatekeeper dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan istilah penjaga gawang. Penjaga gawang diperlukan oleh media agar tidak terjadi masalah dikemudian hari terkait informasi yang diberikan. Gatekeeper berfungsi sebagai 11 penjaga agar informasi yang disampaikan media pada publik sesuai dengan etika yang ada. Dalam perusahaan media, gatekeeper merupakan pihak seperti editor majalah atau penerbit surat kabar. 4. Regulator Dalam proses komunikasi massa regulasi atau peraturan penting untuk dijadikan pedoman. Regulator inilah yang mengatur bagaimana pesan nantinya tidak merugikan komunikator ataupun komunikan. Regulasi biasa dibuat oleh pemerintah, media, organisasi, atau publik. 5. Media Media dapat dikatakan sebagai alat penghubung komunikasi. Dalam komunikasi massa media yang digunakan adalah media yang dapat menjangkau banyak orang dengan sekaligus seperti televisi, radio, koran, majalah, atau internet. Semakin berkembangnya jaman semakin beragam pula media massa yang ada. 6. Audiens Audiens menurut McLuhan merupakan pusat atau inti dari proses komunikasi massa. Biasanya setiap jenis media massa memiliki kategori audiensnya massa memiliki audiens nya masing-masing. Misalnya audiens untuk radio dan internet berbeda. Jika biasanya radio digunakan untuk publik yang tinggal di pedesaan, maka internet banyak digunakan oleh publik yang tinggal di kota. 7. Filter Filter dalam hal ini artinya adalah penyaring pesan yang disampaikan terkait dengan bagaimana penerimaan audiens terhadap pesan-pesan tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penyaringan pesan seperti faktor budaya, faktor psikologis, dan faktor fisik. 12 8. Feedback Feddback merupakan umpan balik yang dapat diberikan oleh audiens kepada komunikator. Dalam komunikasi massa yang bersifat dua arah audiens dapatt menyampaikan feedback baik secara langsung atau tidak langsung. Dalam media internet salah satu feedback yang diberikan adalah melalui menu “contact us” dalam website perusahaan(Ardianto dkk, 2011:31-48). Dalam penelitian ini dijelaskan pula apa dan siapa yang menempati posisi-posisi komponen komunikasi massa. 2.1.1.5 Hambatan Komunikasi Massa Dalam setiap proses pasti akan menemui hambatan termasuk dalam proses komunikasi. Hambatan komunikasi yang terjadi sering kali menyebabkan proses komunikasi tidak berjalan lancar. Keselahpahaman adalah salah satu akibat dari hambatan komunikasi. Hambatan adalah setiap rangsangan tambahan yang tidak diinginkan serta dapat mengganggu proses komunikasi(Mulyana, 2007:150). Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hambatan dalam proses komunikasi massa, diantaranya adalah pendapat dari R. Kreitner yang menjelaskan ada empat macam hambatan yang dapat mengganggu proses komunikasi, yaitu : 1. Hambatan dalam proses penyampaian. Hambatan dalam komunikasi bisa disebabkan oleh komunikator atau komunikan. Komunikator yang tidak menguasai materi dengan baik akan menghambat pesan yang ingin disampaikan ke komunikan. Selain itu ada komunikan yang tidak dapat menerima pesan dengan baik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti bahasa dan tingkat pendidikan. 13 2. Hambatan secara fisik Hambatan fisik yang dapat terjadi adalah pendengaran yang kurang tajam atau terjadi masalah pada pengeras suara yang digunakan. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan pesan tidak tersampaikan secara efektif kepada komunikan. 3. Hambatan Semantik Hambatan jenis ini mungkin terjadi jika adanya perbedaan pemahaman atas suatu bahasa atau lambang. Mungkin saja jika bahasa yang digunakan terlalu teknis atau formal akan lebih sulit dipahami oleh beberapa komunikan. 4. Hambatan Psiko-sosial Hambatan jenis ini terkait dengan kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan, persepsi, dan nilai-nilai. Maka dari itu lebih baik seorang komunikator benar-benar memperhatikan budaya dan latar belakang para calon pendengarnya(Ruslan, 2012:8-10). Dalam penelitian ini juga dibahas mengenai hambatan-hambatan apa saja yang terjadi selama proses publikasi. 2.1.2 Public Relations 2.1.2.1 Definisi dan Perkembangan Public Relations Public Relations adalah suatu praktek yang sangat berhubungan erat dengan komunikasi. Hampir setiap jenis pekerjaan seorang PR berhubungan dan membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik. Walaupun kegiatan PR sudah dikenal sejak jaman dahulu, namun namanya mungkin baru dikenal publik di Indonesia beberapa tahun belakangan. Saat ini baik perusahaan komersial maupun non- komersial membutuhkan PR dengan fungsinya masing-masing. Public relations dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang dilakukan untuk meraih tujuan sebuah organisasi, serta membantu 14 menjelaskan sejarah organisasi, serta memfasilitasi perubahan yang terjadi didalam organisasi. Seorang public relations melakukan komunikasi dengan semua publik internal dan eksternal yang tepat untuk meningkatkan hubungan positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan publik. PR juga memiliki tugas untuk mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program organisasi (Lattimore dkk, 2010:4-9). Perkembangan public relations sangat terkait dengan perkembangan sosial di masyarakat. Unsur-unsur dalam public relations yaitu memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat dengan organisasi. Public Relations menjadi bagian penting dalam dunia modern yang rumit, dengan menjalankan fungsi memuluskan proses komunikasi dan pemahaman. Kerja seorang public relations termasuk pelaksanaan penelitian dan analisis, penyusunan kebijakan, pemrogaman, komunikasi, dan mengorganisir feedback dari publik(Nurjaman & Umam, 2012:101-102). Dalam penelitian ini membahas bagaimana kerja PR PT Konsep Dot Net dalam rangka mempublikasikan “Get2Give1”. Harlow mendefinisikan istilah public relations menjadi beberapa hal,yaitu : 1. Penampilan yang baik serta dihargai publik. 2. Kata PR dapat diartikan sebagai Performance-penampilan, dan Recognitionpengakuan. 3. PR dituntut untuk bekerja dengan baik sehingga memperoleh pujian. 4. PR melakukan tindakan untuk meningkatkan hubungan yang menguntungkan dengan publik umum. 5. Usaha-usaha organisasi untuk mendapatkan kerjasama dari sekelompok orang (Nurjaman & Umam, 2012:13). 15 Simon menuliskan dari banyaknya definisi tentang PR, maka wakil-wakil negara-negara Barat pada bulan Agustus 1978 bersepakat menyatakan definisi yang lebih singkat yang mereka beri nama, ”The Statement of Mexico”, yang tertulis : “Public relations practice is the art and social science of analyzing trends, predicting their consequences, counseling organization leader, and implementing planned programs of action which will serve both the organizatition’s and the public interest.” (Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasihati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program-program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik kepentingan organisasi maupun kepentingan umum) (Nurjaman & Umam, 2012:109). 2.1.2.2 Praktik Kerja Public Relations Prinsip kerja seorang public relations memiliki ruang lingkup yang luas. Ada beberapa pekerjaan yang biasa dilakukan oleh public relations, antara lain : 1. Melakukan riset. 2. Konseling. 3. Hubungan dengan investor. 4. Manajemen isu. 5. Hubungan dengan media. 6. Hubungan masyarakat. 7. Hubungan dengan komunitas. 8. Hubungan dengan pekerja atau karyawan. 9. Publisitas. 10. Komunikasi pemasaran. 11. Promosi(Lattimore dkk.,2010:5) 16 2.1.2.3 Tujuan dan Fungsi Public Relations Tujuan utama public relations adalah untuk mempengaruhi perilaku, persepsi, sikap dan opininya baik secara individu ataupun kelompok melalui dialog dengan semua golonganuntuk meraih suatu Menurut Rosady Ruslan, tujuan public relations kesuksesan sebuah diantaranya perusahaan. adalah sebagai berikut : 1. Mengubah image perusahaan menjadi lebih positif dimata publik melalui kegiatan-kegiatan yang dialakukan oleh perusahaan atau organisasi. 2. Menyebarluaskan pencapaian yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapat pengakuan dari publik. Hal ini adalah salah satu bentuk publisitas yang dilakukan oleh seorang PR. 3. Membuka pangsa pasar baru dengan cara memperkenalkan perusahaan pada publik yang lebih luas. 4. Mempersiapkan dan menganalisis publik terkait kebijakan baru perusahaan mengenai penerbitan saham baru dan saham tambahan. 5. Menginformasikan customer mengenai pemanfaatan produk perusahaan. 6. Meyakinkan publik bahwa perusahaan mampu bertahan dan bangkit kembali setelah dilanda krisis. 7. Meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain. 8. Menciptakan identitas baru perusahaan. 9. Menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pemimpin perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari. 10. Mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dalam suatu acara. 17 11. Memastikan bahwa pemerintah memahami kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan terhindar dari peraturan undang-undang dan kebijakan pemerintah yang dapat merugikan organisasi. 12. Menyebarluakan kegiatan penelitian yang dilakukan perusahaan mengenai kualitas produk untuk selanjutnya disebarluaskan pada publik, agar publik tahu bahwa perusahaan sangat mengutamakan kualitas. Public Relations jugi memiliki fungsi yang penting dalam suatu perusahaan. Fungsi public relations, yaitu sebagai berikut : 1. Kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling pengertian dan menanamkan image yang baik dari publik pada umumnya. 2. Memiliki sasarn untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak. 3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik,sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Organisasi memiliki warna, budaya, image, suasana yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas yang dapat dicapai secara optimal. 4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan(Nurjaman & Umam, 2012:113-115). 18 2.1.2.4 Publik dalam Public Relations Seorang PR dalam menjalankan fungsinya selalu berhubungan dengan publik perusahaan, dalam public relations dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, yaitu : 1. Publik internal dan publik eksternal Publik internal adalah publik yang berada didalam organisasi dan berkaitan langsung dengan organisasi seperti karyawan, manajer, pemegang saham, dan direksi perusahaan. Sedangkan publik eksternal adalah publik yang tidak berkaitan secara langsung dengan organisasi seperti pelanggan, komunitas, pemasok, pemerintah, dan media(Ardianto, 2011:115). 2. Publik primer, sekunder, dan marginal. Publik primer adalah publik yang dianggap sangat penting dalam organisasi dan sangat mempengaruhi jalannya operasional organisasi. Publik sekunder sendiri adalah publik yang kurang terlalu penting dan kurang terlalu mempengaruhi operasional organisasi atau perusahaan. Dan publik marginal adalah publik yang tidak begitu penting. 3. Publik tradisional dan publik masa depan Publik tradisional adalah publik-publik yang sudah terbiasa bekerjasama dengan organisasi atau perusahaan. Contoh dari publik tradisional adalah karyawan dan para pelanggan. Publik masa depan adalah publik yang belum atau berpotensi untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan atau organisasi. Sedangkan contoh publik masa depan adalah mahasiswa, peneliti, konsumen potensial, dosen, pejabat, dan pemerintah. 19 4. Proponent, opponent, dan uncommitted Proponent adalah istilah untuk publik yang mendukung organisasi atau organisasi, sedangkan opponent adalah publik atau kelompok yang menentang perusahaan atau organisasi. Yang terakhir, uncommitted adalah publik yang tidak peduli terhadap jalannya operasional perusahaan. 5. Silent majority dan vocal minority Silent majority dan vocal minority merupakan istilah yang digunakan dalam membedakan publik-publik yang mengajukan keluhan atau mendukung perusahaan. Keduanya dapat dibedakan antara yang aktif (vocal) dan yang pasif (silent)(Nurjaman & Umam, 2012:116-117). 2.1.3 Strategi J L Thompson menyatakan strategi adalah cara untuk mencapai sebuah hasil akhir. Yang dimaksud hasil akhir adalah tujuan dan sasaran organisasi. Setiap organisasi memiliki strategi yang luas dan digunakan untuk mencapai tujuan umum organisasi, dan strategi kompetitif untuk mencapai tujuan pada aktivitas tertentu. Bennet menggambarkan strategi sebagai arah yang dipilih organisasi untuk diikuti guna mencapai misinya (Oliver, 2007:2). Pertama kali definisi strategi dikemukakan oleh Chandler yang menyatakan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang organisasi, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan. Agar strategi yang dibuat berhasil maka konsep strategi harus disusun dengan baik. Terdapat beberapa macam konsep strategi, konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut : 20 1. Distinctive Competence yang artinya adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. 2. Competitive Advantage Artinya adalah kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan dalam tiga tipe strategi yaitu : 1. Strategi Manajemen Strategi manajemen adalah strategi yang dilakukan oleh manajemen organisasi yang bersifat luas atau makro, misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya. 2. Strategi Investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya. 3. Strategi Bisnis Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan (Rangkuti, 2004:4-7). 21 Mintzberg mendefinisikan kata strategi dalam lima kata, yaitu : 1. Sebuah rencana yang dapat diartikan sebagai suatu arah tindakan yang diinginkan secara sadar. 2. Sebuah cara yaitu suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh lawan atau kompetitor. 3. Sebuah pola dalam suatu rangkaian tindakan. 4. Sebuah posisi yang merupakan suatu cara menempatkan organisasi dalam sebuah lingkungan. 5. Sebuah perspektif yang terintegrasi dalam memandang dunia. Seringkali strategi yang dimiliki oleh suatu organisasi berbeda dengan organisasi yang lain. Namun, yang pasti strategi antar sub di suatu organisasi haruslah konsisten dan saling berhubungan satu sama lain. Namun yang terjadi, seringkali keputusan strategis yang dibuat diberbagai tingkat kurang dipahami oleh tingkat lainya. Disinilah peran public relations untuk memastikan konsistensi diterapkan secara menyeluruh(Oliver, 2007:2-3). Dalam penelitian ini membahas strategi publikasi hyang dilakukan oleh PT Konsep Dot Net melalui media e-PR. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Public Relations Writing Pada awalnya manusia mengandalkan komunikasi secara lisan untuk berhubungan dengan manusia lain. Namun dengan berkembangnya jaman, dan pola tulisan mulai ditemukan maka komunikasi tidak hanya dilakukan secara lisan namun juga secara tulisan. Begitu pula dalam dunia PR, bahwa untuk berkomunikasi tidak terbatas pada komunikasi lisan namun juga komunikasi melalui tulisan. Bagaimana seorang PR juga dituntut untuk mampu menyampaikan informasi walaupun tidak 22 bertemu secara langsung dengan lawan bicara. Bagaimana PR dituntut harus mampu mem-persuasif seseorang melalui tulisan-tulisan yang ia buat. PR Writing adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh para PR dengan tujuan untuk membangun hubungan baik dengan publiknya melalui tulisan. PR Writing banyak dilakukan dengan tujuan utama membangun image perusahaan atau organisasi(Ardianto, 2011:171). Dalam praktik PR writing ada dua poin utama yang harus diperhatikan oleh seorang PR, yaitu pemahaman atas teori dan konsep komunikasi, serta kreativitas. Keduanya saling berhubungan untuk meningkatkan kualitas penulisan. Seorang PR perlu memahami teori dan konsep komunikasi sebelum menulis, hal ini diperlukan agar tulisan yang dibuat nantinya lebih efektif dan tujuan penulisan tercapai. Misalnya, agar komunikasi tertulis yang bermaksud membujuk publik bisa mencapai tujuan komunikasinya maka diperlukan pengetahuan dan pemahaman mengenai teori dan konsep komunikasi persuasif. Dengan memahami konsep tersebut maka seorang PR dapat menulis pesan dengan cara yang tepat. Sedangkan kreativitas dibutuhkan agar PR dapat mengembangkan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan tulisan yang sudah dibuat. Misalnya, sejumlah teori dan konsep tentang media dapat kita jadikan pegangan untuk mengembangkan kreativitas dalam menyusun pesan dan memilih media untuk menyebarluaskan pesan tertulis tersebut (Iriantara & Surachman, 2006:20-21). Dalam prosesnya, komunikasi tertulis terbagi menjadi dua tahap, yakni : 1. Secara primer, yaitu proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol (lambang) sebagai media. 23 2. Secara sekunder, yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi tertulis adalah bahasa, gambar, warna, dan lain sebagainya, yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Sementara media kedua adalah alat atau sarana untuk menyampaikan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan yang secara fisik jauh dari jangkauan, sehingga membutuhkan media pembantu seperti surat, surat kabar, tabloid, majalah, website, press release, dll (Iriantara & Surachman, 2006:62). Media yang semakin berkembang maka akan mempengaruhi gaya penulisan para praktisi PR. Dan di era digital ini para praktisi PR dituntut untuk mampu meningkatkan kemampuan menulis, salah satunya di website perusahaan. Seorang praktisi PR perlu mempertimbangkan beberapa faktor dalam penyusunan pesan untuk website individu atau organisasi, yaitu : 1. Gaya penulisan Gaya penulisan untuk website berbeda dengan gaya penulisan yang biasa dikenal. Hal ini membuat para praktisi PR harus beradaptasi untuk menyesuaikan penulisan dengan gaya penulisan para pengguna website yang bertindak sebagai publik. Praktisi public relations tidak ingin informasi yang disampaikan melalui website tidak pernah dipedulikan oleh publik. 2. Kuantitas Pesan Pengguna website biasanya tidak membaca situs website secara berurutan seperti membaca novel. Walaupun praktisi PR menyediakan link untuk menyatukan halaman yang masih berhubungan, namun para pengguna website tidak dapat 24 dipaksa untuk mengikuti link tersebut. Yang biasanya banyak ditemui di situs website adalah referensi informasi yang memungkinkan pengguna untuk menemukan dengan cepat materi yang dicarinya. 3. Panjang Halaman Salah satu alasan penggunaan referensi dokumen atau link adalah untuk membatasi panjang halaman. Halaman yang terlalu panjang tidak sesuai untuk ditampilkan di situs website. Hal itu didasarkan atas pemahaman bahwa scrolling bisa menjadi sebuah peringatan bagi pengguna website untuk tidak melanjutkan penjelajahan informasi di situs website karena pekerjaan tersebut akan melelahkan. 4. Mencetak versus membaca online Banyak pengguna website yang memilih mencetak dokumen yang panjang daripada harus membacanya didepan komputer. Maka dari itu pemisahan teks kedalam referensi dokumen atau link dianggap akan menyulitkan pengguna website untuk mencetak informasi yang hendak disampaikan. Jika diketahui bahwa materi pesan cenderung untuk dicetak, informasi sebaiknya dipresentasikan dalam sebuah website atau dipecah dalam beberapa bagian, tetapi dilengkapi dengan link versi cetak. 5. Link Gunakan link secara efisien. Link dapat menjadi pengganti narasi dengan menyediakan informasi latar belakang, memperkuat konsep, dan menambah detail. Sebaiknya jangan gunakan link secara berlebihan(Prayudi, 2007:114123). Pada penelitian ini mengutamakan komunikasi melalui penulisan, karena media yang digunakan adalah website dan twitter. 25 2.2.2 e-PR 2.2.2.1 Definisi e-PR e-PR berasal dari kata elektronik, public, dan relations. Kata elektronik pada e-PR memiliki makna yang sama dengan kata elektronik pada kata e-mail atau ecommerce. Sedangkan kata publik bukanlah mengacu pada publik secara keseluruhan (masyarakat), namun lebih mengacu pada konsumen perusahaan. Sedangkan kata relations mengacu pada hubungan yang harus dijalan dan dijaga antara pasar dengan perusahaan yang diwakili oleh PR. Hubungan yang terjadi dalam aktivitas PR bukanlah aktivitas yang bersifat massa, melainkan lebih bersifat pribadi. Singkatnya, e-PR adalah aktivitas PR guna menjalin hubungan dengan para publik PR menggunakan media internet. E-PR adalah penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication Technology). Tujuannya adalah agar PR dapat menyampaikan pesan lebih cepat kepada publik, serta untuk memberikan respon yang cepat terhadap permasalahan yang muncul. Di Indonesia istilah e-PR sering disebut dengan Cyber Public Relations atau Online Public Relations. Fokus utama ePR adalah menyampaikan pesan pada publik dengan menggunakan media internet. Media online yang digunakan pada aktivitas e-PR adalah media yang bersifat lokal, regional, dan internasional. Dengan menggunakan strategi e-PR, maka dapat berfungsi pula untuk memperluas publik. E-PR berfungsi untuk menghubungkan perusahaan dengan publik melalui media elektronik(Darmastuti, 2007:144-145). Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah website dan twitter, dua media ini adalah termasuk dalam media e-PR jika dihubungkan dalam praktik PR. 26 2.2.2.2 PR konvensional vs e-PR Internet mulai digunakan oleh para praktisi PR, karena sifatnya yang interaktif. Hal inilah yang menjadi keuntungan tersendiri bagi para praktisi PR jaman sekarang yang menggunakan strategi e-PR. Dalam praktiknya dengan adanya e-PR maka dalam menyampaikan pesan tidak lagi membutuhkan adanya mediator. Sebagai contoh pada jaman dahulu jika seorang praktisi PR ingin membuat press release dan ingin menyampaikannya kepada publik harus menggunakan mediator. Media adalah pihak yang digunakan sebagai mediator, sehingga perusahaan harus menjalin hubungan baik dengan media agar berita tentang perusahaan dimuat dikolom media. Namun, sejak berkembangnya praktik e-PR maka perusahaan dapat menjadi mediator bagi pesannya sendiri berupa website milik perusahaan (Darmastuti, 2007:144-145). 2.2.2.3 Fungsi dan fokus utama e-PR Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh praktisi PR dengan menggunakan strategi e-PR, yaitu : 1. Publikasi Dengan adanya e-PR para praktisi PR dapat melakukan publikasi mengenai perusahaan secara umum maupun tentang produk perusahaan. Salah satu fungsi dari PR adalah untuk melakukan publikasi. Publisitas dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian dari publik melalui penyebaran di media cetak, elektronik, seperti surat kabar, majalah, televisis, radio, dan talk show.Publisitas juga dapat dilakukan secara online, contohnya melalui website perusahaan. Maka dalam penelitian ini juga menitik beratkan pada strategi PR dalam 27 mempublikasikan produk perusahaan melalui website yang dimiliki(Ardianto, 2011:261-163). 2. Media Relations Strategi e-PR mempermudah para praktisi PR untuk menjalin hubungan baik dengan institusi media.Dalam penelitian ini juga membahas bagaimana PR PT Konsep Dot Net menjalin hubungan baik dalam rangka mempublikasikan produk yang dimilikinya. 3. Mencari informasi yang up to date Semua orang tau bahwa saat ini media internet merupakan media yang beritanya paling up to date, maka hal ini dapat dijadikan cara bagi perusahaan untuk mencari informasi terbaru mengenai keadaan pasar, terutama yang mempengaruhi perusahaan. Fokus utama dari e-PR adalah membangun image positif perusahaan secara keseluruhan. Perbedaan dengan PR konvensional yaitu terletak pada media yang digunakan untuk membangun image positif tersebut. Dimana dalam strategi e-PR strategi yang dilakukan menggunakan media online(Darmastuti, 2007:149-150). 2.2.3 Brand Image Sebelum membahas mengenai definisi dari brand image, terlebih dahulu kita harus memahami definisi dari brand. Brand adalah nama , istilah, tanda, simbal, desain, atau gabungan antara hal-hal tersebut yang ditujukan untuk memberi identitas suatu produk yang digunakan untuk membedakan produk satu dengan yang lainnya(Nursanti dkk, 2009:75-88). Pada dasarnya brand image berasal dari asosiasi-asosiasi merk. Asosiasi merk merupakan semua hal yang berhubungan dengan ingatan mengenai suatu merek. 28 Asosiasi-asosiasi tersebut memiliki tingkatan-tingkatan kekuatan tertentu. Setiap ingatan customer tentang asosiasi-asosiasi tersebut akan dirangkai dan membentuk apa yang disebut dengan brand image. Sehingga brand image dapat diartikan sebagai sekumpulan asosiasi merk yang terbentuk dalam benak custumer(Adikara & Nurparamesti, 2011:310). Keller menyatakan bahwa perpaduan yang menyebabkan terbentuknya brand image adalah karakteristik dari asosiasi-asosiasi tersebut yang menimbulkan suatu makna. Makna tersebutlah yang nantinya akan membentuk reaksi customer dalam memeberikan tanggapan mengenai merek tersebut. Sehingga asosiasi-asosiasi merek inilah yang membentuk brand image(Nursanti dkk, 2009:78). Untuk melakukan pengukuran terhadap asosiasi-asosiasi merek, dilakukanlah pengukuran. Ada beberapa kategori yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap asosiasi-asosiasi tersebut. Kategori-kategori yang dimaksud adalah persepsi nilai, kepribadian merek, dan asosiasi organisasi. Yang termasuk dalam kategori persepsi nilai adalah kualitas produk, dimensi harga, kualitas layanan, emosional, dan kemudahan. Kategori kepribadian merek termasuk didalamnya adalah perbedaan merek dengan merek yang lain dan customer relationship. Yang terakhir mengenai asosiasi organisasi yang termasuk didalamnya adalah orientasi sosial, kualitas, inovasi, perhatian pada customer, presense and success, local vs global. Dalam penelitian ini juga akan dibahas bagaimana pembangunan brand image melalui publikasi di media e-PR(Adhikara & Nurtpramesti, 2011:310). Pada dasarnya brand image terdiri atas tiga bagian, yaitu : 1. Coorporate image (citra perusahaan) Yang artinya adalah sesuatu yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang menciptakan produk atau jasa. 29 2. User image (citra pemakai) Yang artinya adalah sesuatu yang dipersepsikan konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan tersebut. 3. Product image (citra produk) Merupakan sesuatu yang dipersepsikan konsumen terhadap produk yang ditawarkan, misalnya mengenai manfaat produk atau jaminan atas penggunaan produk tersebut (Sibagariang & Nursanti, 2010, 119). Melalui pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa image perusahaan berkaitan erat dengan brand image, karena merupakan bagian dari brand image. Brand image dapat dipengaruhi oleh image perusahaan. Penjelasan diatas dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini : Gambar 2.1 2.2.4 Image Dalam dunia public relations hal terpenting yang dilakukan oleh seorang PR adalah membangun image perusahaan. Menurut Westcott image perusahaan adalah bagaimana publik melihat sebuah perusahaan. Katz mengatakan bahwa image adalah cara pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, komite, atau aktivitas. Setiap perusahaan memiliki image sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Image dapat datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staff perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan 30 di sektor perdagangan yang memiliki pandangan terhadap perusahaan. Public relations lebih berorientasi pada pihak perusahaan untuk membangun image yang baik bagi perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena adanya opini dan kritik dari konsumen. Image terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi yang diterima seseorang. Image yang ideal adalah cermin dari kesan yang sebenarnya, yaitu sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti image tidak seharusnya “dipoles” agar lebih indah dari warna aslinya karena hal tersebut justru dapat mengacaukan semuanya (Nurjaman & Umam, 2012:125-127). Selain itu definisi lainnya mengenai image adalah gambaran atau ide yang dihasilkan dari proses imajinasi atau kepribadian yang ditunjukan kepada publik baik oleh seseorang, perusahaan, atau merek. Mengutip Mackiewicz menjelaskan bahwa image yang kuat adalah aset yang penting dalam era saat ini, dimana persaingan bisnis semakin nyata terlihat. Selain itu juga akan dibahas bagaimana image perusahaan secara keseluruhan yang dimiliki berperan dalam pembentukan brand image produk perusahaan(Oliver, 2007:50-51). 2.2.5 IMC (Integrated Marketing Communication) IMC adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengutamakan pentingnya nilai tambah dari sebuah perencanaan yang komprehensif yang digunakan untuk mengevaluasi peran-peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi. Pada dasarnya prinsip dari IMC adalah dengan menggabungkan beberapa atau semua disiplin komunikasi yang ada untuk memberikan kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi yang maksimal. Definisi lain mengenai IMC adalah bahwa IMC merupakan proses bisnis yang digunakan dalam perencanaan, 31 pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program komunikasi yang terkoordinasi, terukur, dan persuasif untuk jangka waktu tertentu dengan konsumen, pelanggan, calon konsumen, serta sasaran lainnya. IMC dimulai dengan berkembangnya alat-alat komunikasi pemasaran. Jika pada jaman dahulu para pemasar memilih satu alat saja dalam melakukan komunikasi pemasaran. Misalnya jika mereka sudah mengikuti pameran di suatu tempat maka mereka tidak membuat iklan di media televisi. Namun saat ini semakin berkembangnya teknologi komunikasi maka ikut mengubah pola pikir para pemasar. Mereka mulai menggabungkan beberapa alat komunikasi dalam melakukan promosi. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah IMC. Perkembangan IMC sendiri tidak dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi yang terjadi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pemasar yang menggunakan internet sebagai salah satu alat untuk melakukan komunikasi pemasaran. Dalam penelitian ini juga dibahas bagaimana publikasi yang dilakukan termasuk dalam golongan IMC(Wenats dkk, 2012:9-13). Gambar 2.2 Sumber : Hermawan, 2012:55 Gambar diatas menjelaskan bagaimana alur model dari IMC. Dalam model IMC mencoba untuk menggabungkan semua unsur bauran promosi yang ada. Dalam bagan diatas diketahui beberapa unsur-unsur komunikasi, yaitu : 32 1. Periklanan Iklan merupakan pesan yang disajikan pada publik dan bersifat non personal. Penggunaan iklan sebagai media komunikasi pemasaran merupakan keputusan yang banyak diambil oleh perusahaan besar karena dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membuat satu iklan. 2. Promosi Penjualan Merupakan insentif jangka pendek yang dilakukan oleh pemasar untuk mendorong keinginan publik untuk mencoba atau membeli produk barang atau jasa yang ditawarkan.Karakteristik dari promosi penjualan adalah menggunakan berbagai cara pendekatan, berusaha menarik perhatian publik, cepat memberikan respon pada publik, serta memiliki efek jangka pendek. 3. Acara & Pengalaman Terkait dengan pengembangan publisitas yang mengacu pada pengadaan kegiatan organisasional yang sifatnyua mendukung promosi, misalnya pensponsoran. Unsur komunikasi pemasaran jenis ini berorientasi pada pencapaian pasar sasaran yang terbatas namun efektif. 4. Hubungan Masyarakat & Publisitas Humas berkaitan dengan berbagai program yang dilakukan dengan tujuan untuk mempromosikan serta melindungi atau memperbaiki image perusahaan dan produkproduk nya. Strategi ini banyak digunakan untuk meraih publik yang menghindari atau tidak menyukai iklan. Program-program publisitas yang dilakukan dianggap akan lebih efektif dan ekonomis. 5. Penjualan Personal Penjualan personal dilakukan dengan cara berinteraksi secara langsung dengan satu atau beberapa publik yang merupakan pembeli potensial. Interaksi dapat dilakukan 33 dengan cara melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan lain-lain. Penjualan personal melibatkan interaksi yang bersifat pribadi dan dianggap mengeluarkan biaya yang tinggi. 6. Pemasaran Langsung Pemasaran langsung biasa dilakukan menggunakan media surat, telepon, email, yang dilakukan untuk berkomunikasi secara langsung serta langsung mendapat tanggapan langsung dari publik. Pemasaran langsung biasa digunakan untuk pasar tertentu. 7. Ekuitas Merk Ekuitas merk merupakan seperangkat aset dan kepercayaan merk yang berkaitan dengan merk, nama, atau simbol tertentu yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa. Bagi para pelanggan ekuitas merk mampu memberikan nilai dalam memperkuat pemahaman mereka dalam mendapatkan informasi. 8. Kesadaran Merk Kesadaran merk merupakan kemampuan calon pembeli dalam mengenali atau mengingat suatu merk yang merupakan bagian dari suatu kategori produk. Kesadaran merk berkaitan dengan unsur-unsur penting seperti nama perusahaan, image perusahaan, merk, simbol, slogan, dan asosiasinya. 9. Citra Merk (Brand image) Kotler mengatakan bahwa brand image merupakan persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti yang tercermin dalam memori konsumen. Brand image merupakan syarat yang harus dimiliki agar merk dianggap kuat. Image seharusnya bersifat konsisten dan jangka panjang. 10. Respons Merk 34 Respons merk merupakan ukuran kesetiaan para pelanggan pada sebuah merk. Respons merk berkaitan dengan loyalitas seseorang terhadap merk tertentu. Terdapat lima tingkatan loyalitas pelanggan dari yang paling bawah hingga teratas. 11. Hubungan Merk Hubungan merk adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan seseorang mengenai sebuah produk. Hubungan antara konsumen dengan merk akan lebih kuat bila didasari oleh banyaknya pengalaman yang dialami dalam berkomunikasi dengan merk(Hermawan, 2012:54-59). Dengan semakin berkembangnya jaman seperti saat ini maka mempengaruhi alat-alat pemasaran yang digunakan dalam IMC. Salah satunya adalah dengan penggunaan media internet sebagai alat komunikasi pemasaran. Media internet dinilai akan menjangkau lebih banyak orang. Setidaknya ada dua bentuk pemasaran internet yang banyak digunakan oleh perusahaan saati ini, yaitu periklanan dan social media marketing. Periklanan yang dimaksud disini berbeda dengan periklanan yang dibahas sebelumnya. Iklan biasa didefinisikan dalam media promosi satu arah yang disampaikan dengan membeli tempat dan waktu di media massa. Saat ini iklan tidak terbatas hanya dalam media massa cetak atau elektronik saja namun juga media online. Bentuk iklan di media online sangat beragam mulai dari pemasangan banner di website, email promosi, dan lain-lain. Saat ini pemasaran juga dapat dilakukan menggunakan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Kaskus. Iklan melalui media “social community” membuat pengiklan dapat berinteraksi secara langsung dan mengadakan dialog dengan para konsumennya. Salah satu media online yang digunakan sebagai alat pemasaran oleh perusahaan adalah dengan membangun website(Wenats dkk, 2012:93-95). 35 2.2.6 Public Relations dan New Media Saat ini dengan berkembangnya jaman, semakin memperluas media yang dapat digunakan oleh PR untuk mempublikasikan pesannya. Munculnya internet juga mempengaruhi PR secara praktik. Komunikasi yang dilakukan oleh PR saat ini lebih banyak menggunakan new media seperti blog, website, dan jejaring sosial. Penggunaan media-media tersebut dianggap lebih udah dan praktis untuk mengkomunikasikan pesan PR pada publik perusahaan.Berdasarkan penelitian juga diketahui bahwa keberadaan new media juga memberikan perubahan besar pada praktik PR. Dengan adanya new media dapat memperluas publik PR, dalam hal ini maksudnya new media seperti internet mampu memperluas jangkauan target publik dari pesan yang ingin disampaikan(Wright, 2010:1-4). Dari penjelasan tersebut diatas dapat diketahui beberapa macam new media yang juga berkaitan dengan penelitian kali ini, yaitu : 1. Website Website merupakan sebuah situs web,yang merupakan sebutan bagi sekelompok halaman web,yang umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain di internet. Dalam penelitian ini menitik beratkan pada (Dukom, 2011:5). Data dari penelitian di Amerika menunjukan bahwa banyak perusahaan yang melakukan penawaran produknya melalui website. Hal ini juga terjadi di Indonesia, dimana banyak saat ini kita jumpai toko-toko online(Hermawan, 2012:211-212). 2. Twitter Twitter adalah salah satu jenis media sosial. Media sosial adalah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan mengatur isi sesuai dengan keinginan.Media sosial mengajak siapa saja yang 36 tertarik untuk berkonstribusi memberikan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang lebih cepat.Twitter diciptakan oleh Jack Dorsey pada Tahun 2006. Twitter adalah media sosial yang memungkinkan para penggunanya untuk mengirim dan membaca teks tidak lebih dari 140 karakter(Ardianto, 2011:165-169). 2.3 Kerangka Teori Gambar 2.3 37 2.4 Kerangka Pikir Gambar 2.4