BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa diambil dari dua kata dasar yakni komunikasi yang berarti proses penyampaian suatu pesan yang dilakukan oleh komunikator (sumber pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui saluran tertentu dan diharapkan munculnya sebuah feedback sebagai respon. Sedangkan massa berarti publik atau orang banyak. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan yang jumlahnya banyak dan mengharapkan timbulnya feedback dari komunikan. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people) (Rakhmat, 2011) Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa merupakan sebuah proses komunikasi yang disampaikan kepada khalayak luas melalui media massa. Jadi apabila sebuah proses komunikasi yang disampaikan kepada khalayak luas namun tidak menggunakan media massa sebagai medium pengantar pesannya, maka komunikasi tersebut tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi massa. Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Menurut Gerbner (1967), Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang 9 10 berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (mass communication is the technology and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies) (Rakhmat, 2011). Dari definisi Gerbner mengenai komunikasi massa, dapat diketahui bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses komunikasi yang menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi yang kemudian pesan-pesan komunikasi tersebut diteruskan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam periode waktu yang tetap seperti harian, mingguan, atau bulanan. Proses produksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus dilakukan oleh lembaga, dan menggunakan teknologi tertentu. Menurut Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Rakhmat, 2011). Yang dimaksudkan dengan tersebar dalam hal ini adalah sasaran komunikasi yang dimaksud oleh Meletzke merupakan komunikan yang tidak berada di suatu tempat tertentu melainkan berada di banyak tempat. Komunikasi massa menurut Freidsow dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa ditujukan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama, semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Rakhmat, 2011). 11 Dari definisi komunikasi massa menurut Freidson ini komunikan dari sebuah proses komunikasi massa bukan hanya terbatas pada suatu golongan atau populasi tertentu melainkan kepada orang banyak yang tidak dibatasi oleh elemen-elemen tertentu. Dan media yang digunakan dalam menyampaikan pesan menggunakan sebuah teknologi tertentu yang dapat menyampaikan pesan kepada khalayak luas dalam waktu yang sama. Wright mengemukakan komunikasi massa sebagai berikut: this new form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogeneous, and anonymous audience; messages are transmitted publicy, of ten-times to reach most audience members stimultaneously, and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization that may involve great expense (Rakhmat, 2011). Definisi komunikasi massa yang dikemukakan Wright ini merupakan definisi komunikasi massa yang paling lengkap yang dapat menggambarkan komunikasi massa secara jelas. Menurut Wright, bentuk baru komunikasi massa memiliki karakteristik utama sebagai berikut: dairahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim, pesan disampaikan secara terbuka, pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan secara serantak di waktu yang sama, bersifat sekilas karena komunikator komunikasi massa cenderung merupakan suatu organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya yang besar. 12 2.1.1.1 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki bermacam-macam fungsi. Fungsi-fungsi komunikasi massa ini tidak dapat dipisahkan dari media massa karena pada dasarnya media massa merupakan alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan dari komunikasi massa. Beberapa fungsi komunikasi massa dapat diuraikan sebagai berikut: (Vera, 2010) 1. Informasi Komunikasi massa memberikan informasi mengenai segala peristiwa yang terjadi baik nasional maupun internasional. Informasi yang disampaikan dalam komunikasi massa melalui media massa dapat berasal dari berbagai bidang seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, dan kesehatan. Iklan juga dapat dikategorikan sebagai sebuah informasi karena iklan memberikan informasi mengenai berbagai produk atau jasa kepada masyarakat. 2. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh komunikator dalam komunikasi massa dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat. Komunikator media massa dalam hal ini mengajak masyarakat luas untuk lebih berpikir kritis, memiliki wawasan luas mengenai pengetahuan dalam berbagai bidang. Dalam menjalankan fungsi ini biasanya media massa mengemas informasinya dalam bentuk talkshow. 3. Hiburan Fungsi komunikasi massa dalam menghibur memiliki arti bahwa komunikator media massa menyajikan program-program yang dapat menghibur masyarakat. Fungsi hiburan ini dapat untuk relaksasi, pengalihan perhatian, dan meredakan ketegangan sosial. Di Indonesia fungsi hiburan paling banyak 13 disajikan melalui media elektronik seperti radio dan televisi karena masyarakat Indonesia lebih memilih radio dan televisi sebagai sarana hiburan. 4. Meyakinkan Terdapat beberapa fungsi meyakinkan dalam komunikasi massa, antara lain: a. Mengukuhkan Sikap Fungsi ini menjadikan kepercayaan, sikap, dan nilai opini seseorang semakin kuat. Masyarakat atau individu yang telah memiliki opini mengenai sesuatu hal jika disajikan informasi yang sesuai dengan opini yang telah dimilikinya maka opini yang dimilikinya akan menjadi semakin kuat. b. Mengubah Sikap Dengan menyajikan informasi mengenai hal-hal tertentu, media massa dapat mengubah sikap seseorang yang sebelumnya netral menjadi memihak kepada suatu pihak. Hal ini juga dapat berlaku pada masyarakat yang telah memihak salah satu pihak dapat berpindah kepada pihak lain. Hal ini biasa dilakukan dalam kampanye. c. Menggerakkan Fungsi menggerakkan biasa ditemui pada iklan. Iklan berusaha menggerakkan masyarakat yang bertindak sebagai audiens untuk membeli produk mereka. Hal ini merupakan fungsi penting bagi media massa untuk dapat membujuk masyarakat untuk mengetahui suatu produk atau jasa yang diiklankan. d. Menganugerahkan status Semakin sering nama seseorang dimuat dalam media massa maka orang tersebut akan menjadi penting dan terkenal di kalangan masyarakat pengguna media massa tersebut. Namun sebaliknya semakin jarang nama seseorang 14 dimuat di media massa maka semakin tidak terkenal orang tersebut di masyarakat. Seperti dikutip dari pernyataan Lazarsfeld dan Merton: Jika anda benar-benar penting, anda akan menjadi pusat perhatian massa, dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda memang penting. Sebaliknya, tentu saja, jika anda tidak mendapat perhatian massa, maka anda tidak penting e. Membius Fungsi membius berarti bahwa apabila masyarakat menerima apa saja informasi yang disajikan komunikator komunikasi massa. Hal ini dapat menjadi pengaruh buruk bagi masyarakat jika media massa yang memberikan informasi dikelola secara tidak baik dan hanya mementingkan segi materi semata. f. Transmisi Budaya Anggota baru sebuah masyarakat dapat mempelajari budaya suatu masyarakat dengan bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat tersebut. Komunikasi massa dapat membantu proses ini dengan memberikan informasi mengenai hal dan kejadian yang terjadi pada suatu lingkungan tertentu sehingga setiap anggota masyarakat dapat mengerti posisi sosialnya masingmasing dan dapat menempatkan diri dalam pergaulan sosial 2.1.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa sebagai suatu jenis komunikasi yang menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak luas memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik-karakteristik komunikasi massa tersebut antara lain: (Effendy, 2003) 15 1. Komunikasi Massa Bersifat Umum Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa bersifat terbuka bagi semua orang. Artinya, siapapun dapat mengakses pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa melalui media massa. Meskipun pesan yang disampaikan melalui media massa bersifat terbuka, namun pesan yang bersifat sangat terbuka juga sangat jarang ditemui disebabkan oleh faktorfaktor tertentu yang mengatur aliran pesan komunikasi massa melalui media massa. 2. Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Khalayak dalam komunikasi massa berasal dari individu-individu yang heterogen yang bertempat tinggal di daerah yang berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, memiliki mata pencaharian yang berbeda, yang menyebabkan terbentuknya kepentingan, standar hidup, dan pengaruh yang berbeda. Terdapat paradoks yang menyatakan bahwa komunikan dalam komunikasi massa dikelompokkan terhadap isi pesan yang disampaikan melalui media massa. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama. Meskipun demikian, individu-individu tersebut tidak saling mengenal satu sama lain dan berinteraksi secara terbatas. 3. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Yang dimaksud dengan keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar khalayak dalam jarak yang jauh dengan komunikator dimana komunikator dan komunikan berada dalam keadaan yang terpisah satu 16 dengan yang lain. Ini berarti komunikator dalam komunikasi massa dapat melakukan komunikasi secara serempak kepada komunikan walaupun komunikator dan komunikan berada pada tempat yang terpisah. 4. Hubungan Komunikator-komunikan Bersifat Non-pribadi Hubungan antara komunikator dan komunikan dalam komunikasi massa bersifat non-pribadi karena komunikan dalam komunikasi massa bersifat anonim. Sifat non-pribadi ini disebabkan oleh keharusan komunikan komunikasi massa dalam menggunakan sebuah media untuk dapat menerima pesan yang disampaikan komunikator komunikasi massa sehingga terdapat sebuah pembatas yang menyebabkan tidak mungkinnya terbentuknya hubungan yang bersifat pribadi antara komunikator dan komunikan dalam komunikasi massa. 2.1.1.3 Efek Komunikasi Massa Menurut Keith R. Stamn dan John E. Bowes efek komunikasi dibagi menjadi dua yakni efek primer yang meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman serta efek sekunder yang meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (Nurudin, 2007). 1. Efek Primer Efek primer merupakan efek yang terjadi jika ada orang mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap objek yang dilihatnya. Seperti ketika seseorang sedang berbicara kepada lawan bicara, jika lawan bicara merespon apa yang dikatakan oleh komunikator maka telah terjadi efek komunikasi secara sekunder. 17 Jadi, terpaan media massa yang sampai kepada audiens merupakan salah satu bentuk efek primer. Ketika audiens mengerti pesan yang disampaikan oleh media massa maka telah terjadi efek primer pada audiens tersebut 2. Efek Sekunder Fokus utama efek sekunder adalah tidak hanya bagaimana media mempengaruhi audiens, tetapi juga bagaimana audiens mereaksikan pesanpesan media yang sampai pada diri mereka. Faktor interaksi antar individu juga mempengaruhi pesan yang diterima oleh audiens. 2.1.1.4 Elemen Komunikasi Massa Elemen-elemen komunikasi yang terdapat dalam komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa. Secara sederhana, proses komunikasi meliputi komunikator yang mengirimkan pesan kepada komunikan melalui sebuah saluran. Perbedaannya lebih berdasarkan pada pesan-pesan yang berlipat yang diterima oleh komunikan. Berikut adalah elemen-elemen komunikasi massa: (Nurudin, 2007) 1. Komunikator Terdapat perbedaan antara komunikator komunikasi massa dengan komunikator dalam komunikasi lainnya. Komunikator dalam komunikasi massa meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Dengan demikian, komunikator komunikasi massa bukanlah seorang individu melainkan kumpulan individu yang saling bekerja sama satu sama lain. 18 2. Isi Berita dan informasi merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh media massa. Media massa menyediakan berita dan informasi bagi khalayaknya sebagai bentuk tanggung jawab dari pekerjaan mereka. Masing-masing media massa memiliki kebijakan sendiri-sendiri dalam mengelola isi pesannya. Hal ini disebabkan karena masing-masing media melayani masyarakat yang beragam. Disamping memberitakan, media massa juga mengevaluasi dan menganalisis setiap kejadian yang akan diberitakan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan khalayaknya mengerti akan berita yang disiarkan. Selain itu usaha untuk menginterpretasikan pesan kepada khalayak ini bukan hanya untuk memudahkan khalayak dalam mengerti pesan yang disampaikan namun juga karena media massa dituntut untuk melaporkan berita secara detail, tidak ceroboh, dan tidak berat sebelah. 3. Audiens Audiens dalam komunikasi massa sangat beragam. Mulai dari penonton televisi, pembaca koran, dan pendengar radio. Akan tetapi masing-masing individu bisa saling mereaksikan pesan yang diterimanya. Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audiens dalam komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial antara meraka. b. Audiens cenderung besar. Yang dimaksud besar adalah audiens komunikasi massa tersebar ke berbagai jangkauan wilayah. Meskipun tersebar secara luas, namun ukuran luas tersebut relatif karena ada media 19 massa tertentu yang khalayaknya ribuan, namun di media lain khalayaknya mencapai jutaan. Jadi tidak ada ukuran yang pasti mengenai luasnya audiens komunikasi massa. c. Audiens cenderung heterogen. Audiens komunikasi massa berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu memang memiliki sasaran audiens yang spesifik, namun dalam sasaran audiens yang spesifik tersebut masih terdapat heterogenitas. d. Audiens cenderung anonim. Audiens komunikasi massa berjumlah besar. Sangat tidak mungkin sesama audiens saling mengenal satu sama lain. Memang terdapat kemungkinan pengguna media massa merupakan satu angota keluarga yang saling mengenal namun bukan saling mengenal seperti itu yang dimaksud. Yang dimaksud adalah saling mengenal antara semua pengguna media massa. e. Audiens secara fisik dipisahkan oleh komunikator. Audiens komunikasi massa diharuskan menggunakan suatu media untuk mendapatkan pesan yang disampaikan oleh komunikator komunikasi massa. Media inilah yang memisahkan komunikator media massa dengan komunikannya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa komunikator dan komunikan media massa dipisahkan oleh ruang dan waktu. 4. Umpan Balik (feedback) Terdapat dua jenis umpan balik dalam komunikasi yakni umpan balik langsung (immidiated feedback) dan umpan balik tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung adalah umpan balik yang terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan secara langsung. Dalam komunikasi massa, umpan balik yang terjadi adalah umpan balik tidak langsung. Ini 20 berarati antara komunikator dan komunikan komunikasi massa tidak berhadapan secara langsung sehingga tidak memungkinkan terjadinya umpan balik secara langsung. Rating merupakan salah satu bentuk dari umpan balik. Rating juga ikut menentukan seorang programmer sebuah acara televisi untuk menentukan kebijakan acara selanjutnya. Karena melalui rating lah seorang programmer mengetahui program apa yang diminati dan program apa yang tidak diminati masyarakat. 5. Gangguan Terdapat dua jenis gangguan dalam komunikasi massa yakni a) gangguan saluran dan b) gangguan semantik. Gangguan saluran adalah gangguan yang disebabkan oleh suatu hal seperti kesalahan cetak, terdapat kata yang hilang dalam surat kabar, gambar yang tidak jelas pada televisi, dan gangguan saluran di radio. Semakin kompleks teknologi yang digunakan oleh masyarakat, semakin kompleks teknologi yang digunakan oleh masyarakat, semakin besar peluang gangguan akan muncul. Sedangkan gangguan semantik adalah gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik paling sering dapat diamati dalam media televisi dan radio dimana sering terdapat kesalahan ucap pada penyiar yang sedang melakukan siaran. 6. Gatekeeper John R. Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi. Jika maknanya diperluas maka yang disebut sebagai gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa. Semua media massa memiliki sejumlah gatekeeper. Mereka dapat memodifikasi, menambah, 21 menghapus, bahkan melarang keluarnya informasi dalam sebuah media massa. 7. Pengatur Pengatur dalam media massa merupakan individu-individu atau kelompok yang secara tidak langsung mempengaruhi aliran pesan media massa. Pengatur disini tidak berasal dari media massa melainkan dari luar media massa. Walaupun berasal dari luar media, namun mereka dapat mempengaruhi isi pesan media tersebut. Yang termasuk pengatur adalah pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi professional, narasumber, dan pengiklan. 8. Filter Filter merupakan kerangka pikir melalui pola pikir mana audiens menerima pesan. Filter dapat diibaratkan sebagai sebuah kacamata tempat audiens melihat pesan media massa. Ada berbagai jenis filter antara lain filter fisik, psikologis, budaya, dan yang berkaitan dengan informasi. 2.1.2 Media Massa Media massa berasal dari dua kata medium yang berarti alat, dan mass yang berarti massa. Berdasarkan rangkaian kata terssebut media massa berarti sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak umum pada waktu yang bersamaan. Dapat disimpulkan bahwa bahwa media massa merupakan sebuah alat yang memiliki keterkaitan dengan penonton, dimana komunikator pada media massa memiliki pengalaman dalam berkomunikasi dengan khalayak umum dan media massa memiliki keterkaitan langsung dengan media massa itu sendiri. 22 Dewasa ini banyak lembaga yang bertindak sebagai media massa yang berguna untuk menyampaikan informasi kepada khalayak umum. Sudah banyak stasiun televisi swasta yang lahir di Indonesia yang berlomba-lomba menyajikan program yang dapat menarik perhatian audiens. Selain media televisi banyak juga radio dan media cetak lainnya yang menyajikan informasi dengan gaya dan kelebihan mereka masing-masing. Media massa sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Media massa dapat membentuk pribadi masyarakat baik secara individu maupun secara umum. Media massa bertanggung jawab atas kejadian kriminal di masyarakat, namun juga memiliki andil dalam perkembangan bangsa. Orang-orang yang memiliki pengaruh dalam stasiun televisi dapat mempengaruhi masyarakat untuk membela suatu pihak. Hal ini sangat berbahaya karena jika sebuah media dikelola oleh pihak yang mengedepankan keuntungan materi semata maka lambat laun akan membawa kehancuran pada bangsa disebabkan oleh pengaruh media yang sangat kuat itu sendiri. 2.1.2.1 Efek Pesan Media Massa Media massa bertugas menyampaikan pesan kepada khalayaknya. Pesanpesan yang disampaikan media massa baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan efek-efek terhadap khalayak media massa. Adapun efek pesan media massa meliputi: (Nawiroh Vera, 2010) 1. Dampak Kognitif Media massa dapat membantu komunikan dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Dampak proposial kognitif adalah bagaimana media massa memberikan 23 manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila media massa membantu kita dalam memahami suatu pengetahuan, maka media massa menimbulkan efek proporsial kognitif. 2. Dampak Afektif Dampak afektif kadarnya lebih tinggi dibandingkan dampak kognitif. Jika dampak kognitif hanya sampai pada tahap pengetahuan, maka pada dampak afektif sudah melibatkan perasaan dan emosi. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang sesuatu, namun juga khalayak diharapkan dapat ikut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa antara lain: a. Suasana Emosional Menonton sinetron di televisi mengakibatkan timbulnya perasaan senang, membaca cerita sedih di sebuah majalah turut membawa kita untuk merasakan kesedihan pada cerita itu. Hal-hal tersebut merupakan suasana emosional yang dapat disebabkan oleh media massa. b. Skema Kognitif Merupakan sebuah naskah yang otomatis terskemakan pada pikiran kita ketika menerima pesan dari media massa. Contohnya ketika komunikan menonton film tentang pahlawan di televisi, di otak komunikan akan otomatis tercipta skema bahwa sang pahlawan akan menang. c. Suasana Terpaan 24 Membuat komunikan berpikir bahwa sesuatu kenyataan pasti sesuai dengan hal yang diungkapkan oleh media massa. Contohnya ketika televisi menayangkan tentang kehidupan makhluk halus, maka audiens mempercayai bahwa begitulah kehidupan makhluk halus yang ada padahal pada kenyataanya apa yang ditampilkan televisi tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. d. Predisposisi Individual Predisposisi individual mengacu pada karakteristik khusus individu. Orang yang melankolis cenderung lebih emosional dalam menghadapi tragedi dibandingkan orang yang periang. Sedangkan orang yang periang akan lebih senang menonton tayangan komedi atau membaca cerita lucu dibandingkan dengan orang yang berkarakter melankolis. e. Faktor Identifikasi Faktor Identifikasi menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Melalui identifikasi, penonton, pembaca, atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh tersebut. 3. Dampak Konatif Merupakan dampak pesan media massa terhadap komunikan yang dapat diamati efeknya melalui kegiatan atau perilaku. Acara memasak di televisi mempengaruhi keinginan ibu-ibu untuk memasak. Namun tidak semua pesan media massa dapat mempengaruhi perilaku komunikan secara konatif. Banyak film-film yang bertujuan untuk menjauhkan anak muda dari pergaulan yang bersifat negatif namun pada kenyataannya masih banyak 25 masyarakat yang terjerumus dalam pergaulan negatif. Hal ini membuktikan bahwa pesan dari film tersebut tidak efektif sampai kepada komunikan. Secara teoritis dampak pesan media massa hanya sampai pada tahap afektif. Namun ada beberapa kondisi tertentu yang menyebabkan pesan media massa hingga sampai ke tahap konatif antara lain: a. Exposure Jika sebagian besar khalayak telah terekspos oleh media massa. Maka khalayak tersebut dapat mempengaruhi khalayak lainnya sehingga tecipta suatu perlakuan atau kegiatan yang dapat diamati. b. Kredibilitas Jika pesan media massa memiliki kredibilitas yang tinggi di mata khalayaknya dalam arti kebenarannya dapat dipercaya. c. Konsonasi Jika isi informasi yang disampaikan oleh beberapa media massa, baik materi, arah serta orientasinya maupun dalam hal waktu, frekuensi dan cara penyajiannya sama atau serupa. d. Signifikasi Jika materi pesan media massa signifikan dalam arti berkaitan secara langsung dengan kepentingan dan kebutuhan khalayak. e. Sensitif Jika materi atau pesan media massa menyentuh hal-hal yang dianggap sensitif oleh khalayak. 26 f. Situasi Kritis Jika ada ketidakstabilan struktural yang menyebabkan masyarakat berada dalam situasi kritis. Dan hal tersebut disampaikan melalui media massa. g. Dukungan Komunikasi Antar Pribadi Jika informasi melalui media massa menjadi topik pembicaraan, karena didukung oleh komunikasi antar pribadi. Pesan media massa dapat menjadi bahan pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Peran media massa dalam kehidupan sosial bukan sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang diasjikan, mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Isi media massa merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada di media massa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial (Afdjani, 2007). 2.1.2.2 Bentuk – Bentuk Media Massa Pada dasarnya media massa dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak yang merupakan media massa adalah surat kabar dan majalah, sedangkan media elektronik yang merupakan media massa adalah televisi dan radio. Berikut merupakan bentuk-bentuk media massa: (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2007). 1. Surat Kabar Surat kabar merupakan media massa yang paling tua usianya jika dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Prototipe surat kabar pertama muncul di Jerman pada tahun 1609. 27 Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan, dan persuasif), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan khalayak membaca surat kabar yakni untuk mengetahui informasi yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu sebagian besar rubrik surat kabar berisikan kabar mengenai berita. Namun bukan berarti surat kabar tidak memiliki fungsi hiburan. Surat kabar menyediakan rubrik artikel ringan, feature, rubrik cerita bergambar atau komik, serta cerita bersambung, dan lain sebagainya. 2. Radio Radio merupakan media massa elektronik tertua. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan media massa populer lainnya seperti bioskop, televisi, rekaman kaset, televisi kabel, permainan elektronik, dan lain sebagainya. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling mennguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya Perbedaan mendasar antara media cetak dan radio adalah dimana media cetak dibuat untuk dikonsumsi oleh mata, sedangkan radio dibuat untuk dikonsumsi oleh telinga. Pesan yang disusun untuk media catak atau surat kabar akan sulit dimengerti oleh komunikan jika pesan tersebut disiarkan melalui radio. Keunggulan media radio adalah radio dapat diakses dimana saja seperti di rumah, di kantor, bahkan di perjalanan. Radio juga dapat dinikmati sambil mengerjakan aktifitas lainnya seperti menyetir, membaca buku, membersihkan rumah, dan lain sebagainya. Hal inilah yang menyebabkan radio merupakan media sekunder dimana radio menjadi media latar belakang yang didengar sambil melakukan aktifitas lain. 28 3. Televisi Dari semua jenis media massa yang ada, televisi merupakan media massa yang paling berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. 99% orang Amerika memiliki televisi dirumahnya. Orang Amerika menghabiskan waktu sekitar tujuh jam dalam sehari untuk menonton televisi (Agee, Ault, & Emery, 2001). 2.1.3 Televisi Televisi merupakan sebuah inovasi yang sangat mempengaruhi masyarakat baik dalam kehidupan sosial maupun kehidupan pribadinya. Hal ini dikarenakan televisi memiliki daya tarik yang luar biasa melalui program-programnya yang memang disesuaikan dengan karakteristik penggunanya. Televisi dapat dikatakan sebagai mata dan telinga manusia karena televisi menyediakan informasi yang dapat diakses secara audio maupun visual. Seseorang yang sudah akrab dengan televisi berarti telah memiliki perpanjangan dari mata dan telinganya. 2.1.3.1 Karakterisitik Televisi Berbeda dengan media massa lainnya seperti radio yang dapat dinikmati secara audio saja, dan koran atau majalah hanya dapat dinikmati secara visual, televisi dapat diakses secara audiovisual. Berikut merupakan karakteristik televisi: (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2007) 1. Audiovisual Televisi memilii kelebihan tersendiri yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jika pada media radio khalayak hanya dapat mendengar kata-kata, musik, dan suara, maka khalayak televisi melihat gambar yang bergerak. Walaupun televisi menawarkan gambar-gambar bergerak yang dapat 29 dinikmati khalayak, bukan berarti gambar lebih penting dari kata-kata. Gambar dan kata-kata harus berjalan secara sesuai dan harmonis. 2. Berpikir dalam Gambar Karena televisi menyampaikan pesan selain secara audio juga secara visual, maka pesan yang disampaikan televisi harus pesan yang bersifat berpikir dalam gambar. Naskah atau skrip sebuah program acara harus dibuat berdasarkan cara berpikir dalam gambar. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar: a. Visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, objekobjek tertentu harus disajikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu makna. b. Penggambaran, yakni merangkai gambar-gambar sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. Gambar yang telah divisualisasi harus tetap memiliki makna meskipun sudah digabungkan dengan gambar-gambar lainnya. 3. Pengoperasian Lebih Kompleks Peralatan yang digunakan pada televisi lebih banyak dan lebih kompleks. Untuk pengoperasiannya, televisi lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Selain itu untuk memproduksi suatu tayangan program di televisi dibutuhkan susunan kerja yang lebih kompleks dibandingkan media radio ataupun media cetak. 30 2.1.3.2 Fungsi Televisi Televisi memiliki fungsi yang sama seperti media massa lainnya yakni untuk memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Namun yang paling menonjol dari fungsi televisi adalah untuk menghibur. Karena pada umumnya, khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, lalu berikutnya untuk memperoleh informasi. 2.1.4 Program Televisi Stasiun televisi menyajikan tayangan program yang sangat banyak dengan jenis yang beragam. Pada dasarmya apa saja dapat dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program tersebut menarik dan dapat menarik perhatian masyarakat, dan selama tidak bertentangan dengan norma dan hukum yang berlaku. Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa tersebut (Naratama, 2006) 2.1.4.1 Program Informasi Program informasi di televisi memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton akan suatu hal karena pada dasarnya manusia memiliki sifat ingin tahu yang besar dan ingin selalu mengetahui apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Programmer dapat mengeksplorasi rasa ingin tahu ini untuk menarik sebanyak mungkin audiens. Program informasi adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada khalayak. Daya Tarik program informasi adalah informasi itu sendiri. Dengan demikian, program informasi bukan hanya merupakan program dimana terdapat presenter atau penyiar 31 membacakan berita di televisi namun juga termasuk program wawancara (talk show). Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar antara lain: (Morissan M. , 2008) 1. Hard News Hard news adalah segala informasi penting dan/ atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audiens secepatnya. Media penyiaran merupakan media yang paling cepat dalam menghantarkan hard news. Dalam berita mengenai konflik, televisi menjadi media yang paling utama dan dapat dipercaya karena televisi dapat menyajikan berita secara audio maupun visual yang tidak dapat dibantah. Hard news dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni: a. Srtaight News Merupakan suatu berita singkat dengan hanya menyajikan halhal yang penting saja yang mencakup 5W + 1H (who, what, where, when, why, dan how). Straight news sangat terikat akan waktu karena informasinya akan menjadi tidak menarik jika terlambat disampaikan kepada audiens b. Feature Merupakan berita ringan namun memiliki sisi menarik tersendiri. Menarik disini berarti memiliki informasi yang unik, lucu, aneh, dan menimbulkan kekaguman. Pada dasarnya, berita semacam ini dapat dikategorikan sebagai berita soft news karena tidak terikat waktu penayangan. Namun karena durasi penyangan feature yang 32 relatif singkat dan menjadi bagian dari program berita maka feature masuk dalam kategori hard news. Namun ada kalanya suatu feature terkait dengan suatu peristiwa penting dan terikat dengan waktu sehingga harus segera disiarkan. Feature semacam ini disebut news feature, yakni sisi lain dari suatu berita straight news yang biasanya lebih menekankan sisi human interest dari suatu berita. c. Infotainment Merupakan berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang terkenal. Karena sebagian besar dari mereka merupakan pekerja di industri hiburan, maka berita mengenai mereka disebut sebagai infotainment. Infotainment berasal dari dua kata yakni information dan entertainment. Infotainment masuk dalam kategori hard news karena memuat informasi yang sifatnya segera dan harus ditayangkan. 2. Soft News Soft news adalah suatu tayangan yang menayangkan segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini tidak termasuk ke dalam suatu program berita namun ditayangkan sebagai suatu program tersendiri. Program yang teremasuk ke dalam soft news antara lain: a. Current Affair Merupakan program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang sudah ditayangkan sebelumnya namun dibahas secara lebih mendalam. Hal ini berarti bahwa current affair 33 terkait dengan waktu dalam hal penayangannya namun tidak seketat hard news. Selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian dari masyarakat maka current affair masih dapat ditayangkan. b. Magazine Merupakan program yang menampilkan informasi ringan namun dibahas secara mendalam atau dengan kata lain magazine merupakan feature dengan durasi yang lebih panjang. Program ini diberi nama magazine karena isinya mirip dengan topik-topik yang dibahas dalam sebuah majalah. Magazine ditayangkan pada program tersendiri dan tidak masuk ke dalam suatu program berita dan lebih menekankan kepada aspek menarik suatu informasi dibanding aspek pentingnya. c. Dokumenter Merupakan sebuah program yang menayangkan informasi yang bertujuan sebagai bahan pembelajaran dan bahan pendidikan namun disajikan dengan cara yang lebih menarik. Cara penyajian dokumenter sangat beragam mulai dari teknik pengambilan gambar, teknik editing, dan teknik narasinya. d. Talk Show Merupakan program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara. Yang menjadi narasumber dalam program talk show adalah mereka yang ahli pada bidangnya atau memiliki pengalaman langsung mengenai topik yang sedang dibahas. 34 2.1.4.2 Program Hiburan Program hiburan merupakan segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiensnya. Program hiburan dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti musik, lagu, cerita, dan permainan. Program hiburan tidak harus mengandung informasi untuk diberikan kepada audiens melainkan hanya mengandung unsur hiburan yang dapat menghibur audiens. Beberapa program yang masuk kedalam jenis program hiburan antara lain: (Morissan M. , 2008) 1. Drama Kata drama berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti bertindak atau berbuat. Program drama adalah program yang menampilkan cerita mengenai kehidupan atau karakter suatu tokoh atau beberapa orang tokoh yang diperanakan oleh pemain drama dan melibatkan emosi. Program televisi yang masuk ke dalam kategori drama antara lain: a. Sinetron Merupakan drama yang menyajikan cerita mengenai beberapa tokoh yang terjadi secara bersamaan. Masing-masing tokoh dalam sinetron memiliki alur cerita sendiri yang tidak harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Penayangan sinetron biasanya terbagi dalam beberapa episode. Sinetron yang memiliki episode terbatas disebut sebagai miniseri. b. Film Televisi sering menayangkan film sebagai salah satu jenis program yang termasuk ke dalam kategori drama. Yang dimaksud sebagai film disini merupakan film yang diproduksi oleh perusahaan pembuat film. Karena tujuan diproduksinya film ini untuk 35 ditayangkan di layar lebar, maka televisi baru bisa menayangkan film setelah film tersebut diputar di layar lebar atau bahkan setelah film tersebut didistribusikan sebagai VCD atau DVD. Dengan demikian televisi merupakan media terakhir yang dapat menayangkan film sebagai salah satu programnya. 2. Permainan Permainan atau biasa disebut dengan game show adalah sebuah program yang melibatkan seseorang atau sekelompok orang yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu sebagai hadiahnya. Permainan merupakan salah satu program televisi yang paling mudah dibuat. Permainan mmembutuhkan biaya yang tidak terlalu besar untuk diproduksi namun dapat menjadi salah satu program televisi yang paling digemari. Beberapa program yang masuk ke dalam kategori permainan antara lain: a. Quiz show Merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana peserta diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan untuk mendapatkan hadiah. Peserta quiz show biasanya merupakan orang biasa atau kalangan masyarakat namun terkadang peserta quiz show juga berasal dari kalangan selebriti. Quiz zhow merupakan permainan yang lebih menekankan pada kemampuan intelektual. b. Ketangkasan Merupakan program yang menguji kemampuan fisik atau ketangkasan peserta untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan atau 36 strategi. Jenis permainan ini terkadang juga menguji pengetahuan umum para peserta. 3. Reality Show Merupakan program yang menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan, atau hibungan berdasarkan realita. Dengan kata lain, jenis program ini berusaha menyajikan tayangan yang nyata dengan cara yang sealami mungkin tanpa adanya rekayasa. Terdapat beberapa bentuk reality show antara lain: a. Hidden Camera Merupakan program yang paling realistis yang menunjukkan situasi yang dihadapi seeorang secara apa adanya. Kamera ditempatkan di tempat tersembunyi untuk mengamati tingkah laku subjek yang berada di tengah situasi yang telah direkayasa sebelumnya. b. Competition Show Merupakan program yang melibatkan beberapa orang yang saling berkompetisi yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu untuk memenangkan perlombaan. Setiap peserta akan tersingkir satu persatu melalui pemungutan suara baik oleh peserta sendiri maupun dari audiens. c. Relationship Show Merupakan program yang menayangkan seorang kontestan yang harus memilih satu orang dari sejumlah orang yang berminat menjadi pasangannya. Para peminat harus bersaing untuk merebut perhatian kontestan agar tidak tersingkir dari permainan. 37 d. Fly on the Wall Merupakan program yang memperlihatkan kehidupan sehari-hari seseorang, biasanya merupakan kalangan selebriti, mulai dari kegiatan pribadi hingga kegiatan profesionalnya. Kamera akan membuntuti kemanapun orang yang bersangkutan pergi e. Mistik Merupakan program yang terkait dengan hal-hal supranatural, dunia gaib, paranormal, klenik, praktik spiritual magis, mistik, kontak dengan roh, dan lain sebagainya. Program mistik merupakan program yang paling diragukan realitasnya. 4. Musik Program musik di televisi dapat ditampilkan dalam dua format, yakni format video klip atau format konser. Program musik dengan format konser dapat dilakukan di luar ruangan (indoor) maupun di dalam ruangan (outdoor) Menurut Vane-Gross : the programmer who wish to present musik shows would do well to caoutious. They should select an artist with wide demographic appeal, supply as much as visual support as possible, and not let the sequence go too long. (Morissan M. , 2008) Dengan demikian, menurut Vane-Gross, dalam menyajikan program musik, seorang programmer harus memerhatikan beberapa hal agar acara itu bisa mendapatkan sebanyak mungkin audiens, yaitu: 38 a. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar. Artis harus menjadi idola dari berbagai kalangan maupun suatu kalangan tertentu seperti anak muda, kelompok remaja, atau kelompok orang tua. b. Pemilihan gambar yang menarik secara visual. Televisi harus menampilkan banyak gambar pendukung dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan dalam durasi yang terlalu lama. Dalam shooting musik, maka gambar harus berganti-ganti secara dinamis. 5. Pertunjukan Pertunjukan adalah sebuah tayangan program yang menayangan kemampuan seeorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di dalam suatu studio maupun diluar studio. Jika yang ditampilkan adalah musisi, maka pertunjukan ini menjadi pertunjukan musik. Jika yang tampil merupakan juru masak, maka pertunjukan tersebut menjadi pertunjukan memasak. Begitu pula dengan pertunjukan lawak, sulap, lenong, wayang, dan ceramah agama. 2.1.5 Program Peppy The Explorer Program Peppy the Explorer merupakan sebuah tayangan program yang masuk dalam kategori hiburan. Program ini lebih menekankan pada gimmick kocak yang dibawakan oleh Peppy sebagai host dan campers nya. Peppy the Explorer menceritakan sang host, Peppy yang melakukan petualangan di berbagai daerah di Indonesia untuk mengetahui apa saja yang menjadi ciri khas daerah yang dikunjungi. Meskipun termasuk ke dalam program hiburan, program Peppy the Explorer juga menyajikan inforamsi-informasi yang ada di berbagai tempat yang dikunjungi. Materi program ini berupa kejadian-kejadian kocak yang kerap terjadi antara Peppy sang host dengan campers nya. Disamping itu program ini juga menyajikan 39 informasi berupa berbagai ciri khas dari daerah yang dikunjungi Peppy mulai dari desa terpencil hingga kota besar. Ciri khas tersebut mulai dari makanan khas, kerajinan khas, rumah adat, budaya, dan hal-hal atau kejadian unik lainnya yang terjadi pada saat Peppy berkunjung ke tempat tersebut. Program ini dikemas dalam gaya petualangan dimana Peppy berkunjung ke suatu daerah tanpa membawa perlengkapan seperti layaknya orang yang akan pergi liburan. Sang host dan campers mengunjungi suatu daerah dan menyampaikan halhal unik yang mereka temui di sepanjang perjalanan mereka kepada audiens. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Konsep Programming Dalam merancang program suatu acara, manajer program harus menjalankan 4 konsep agar program yang akan ditayangkan dapat diterima oleh audiens sehingga menghasilkan rating dan share yang tinggi. Menurut Susan Tyler Eastman dan Douglas A. Ferguson dalam bukunya A Framework for Programming Strategies, 4 konsep yag harus diterapkan terdiri dari selecting, dimana programmer memilih program yang akan ditayangkan. Scheduling, dimana programmer mengatur waktu penayangan program untuk memaksimalkan audiens yang akan menonton program tersebut. Promotion, dimana programmer mempromosikan program mereka kepada audiens untuk menarik perhatian audiens terutama program-program baru dan menginformasikan kepada audiens dimana dan kapan mereka dapat menonton acara tersebut, dan evaluation dimana programmer mengevaluasi hasil dari penayangan program mereka (Eastman & Ferguson) 40 Gambar 2.1 Konsep Programming Gambar diatas menunjukkan bahwa komponen selection berkonstribusi sebanyak 40% terhadap rating, komponen scheduling sebanyak 40%, dan promotion sebanyak 10%. Namun proporsi ini terkadang berbeda-beda berdasarkan media tertentu, program tertentu, bahkan waktu penayangan program. 2.2.1.1 Selection Ada beberapa komponen yang dapat mempengaruhi tahap selection. Komponen-komponen tersebut termasuk kelangkaan penulis, resiko yang tinggi dalam mencoba menayangkan program-program baru, dan meningkatnya biaya talent per episodenya. Berikut diagram yang menunjukkan komponen-komponen yang terdapat dalam tahap selection 41 Gambar 2.2 Konsep Selection Gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat banyak komponen yang menjadi pertimbangan dalam tahap selection suatu program. Audience habits atau kebiasaan audiens perlu menjadi pertimbangan untuk menjaga kesesuaian karakteristik program dengan kebiasan audiens sehingga program dapat lebih diterima oleh audiens. Cost atau biaya menjadi pertimbangan krusial karena biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi dan menayangkan suatu program harus lebih kecil dari biaya yang didapat atas program yang ditayangkan. Compatibility atau kecocokan menjadi pertimbangan karena programmer harus mencocokkan antara program yang akan ditayangkan dan yang menjadi target audiens. 42 Talent availability atau keberadaan talent harus dipertimbangan karena talent merupakan salah satu aspek penting yang ada di dalam suatu program. Jika talent merupakan orang yang mendapat simpati dan disukai oleh audiens maka kecenderungan program akan berhasil semakin meningkat. Differentiation atau perbedaan harus dipertimbangkan karena jika sudah banyak program serupa dengan program yang akan ditayangkan maka audiens akan merasa bosan untuk menonton program tersebut. Maka dari itu perbedaan atau keragaman dalam program terutama program baru penting untuk dipertimbangkan. Trendiness penting karena audiens akan cenderung menonton acara yang berisi konten-konten yang sedang trend atau sedang digemari di masyarkat. Novelty yakni pengetahuan terhadap sesuatu hal yang baru yang muncul dalam lingkungan masyarakat juga harus dipertimbangakan. Seringkali hal-hal baru ini menjadi fenomena yang dapat diangkat menjadi sebuah program televisi yang dapat dijual. 2.2.1.2 Scheduling Jumlah audiens dipengaruhi oleh jumlah dan jenis program kompetitor, jumlah audiens yang menonton program sebelumnya, dan kecocokoan programprogram yang berdekatan. Semakin dekat kecocokan antara program yang berdekatan jam tayangnya, semakin banyak jumlah yang menonton program tersebut pada jam-jam prime time. Ini berarti bahwa orang yang menonton program B biasanya sudah menonton program A pada stasiun televisi terebut. Namun adanya kecocokan antara program yang berdekatan ini tidak berlaku bagi jam-jam diluar prime time seperti malam hari atau pagi hari. Ada lebih sedikit orang yang akan terus menonton satu saluran televisi setelah program yang ditonton 43 habis pada jam-jam diluar prime time dibanding jam-jam prime time. Hal ini disebabkan oleh berbagai aspek seperti kegiatan audiens pada pagi hari yang mengharuskan untuk bekerja, mengurus rumah tangga, dan lain sebagainya. Sebuah program tidak dapat langsung ditayangkan secara bebas pada jam manapun. Sebelum sebuah program ditayangkan, seorang programmer harus mengkaji dan mempertimbangkan secara seksama di jam mana harus menyiarkan program tersebut agar program tersebut dapat menarik audiens sehingga menghasilkan rating dan share yang tinggi. Gambar 2.3 Konsep Scheduling Ada beberapa komponen yang menjadi bagian penting yang harus diperhitungkan dalam proses scheduling. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah hammocking yakni peletakan jam tayang sebuah program televisi diantara dua 44 buah program televisi yang telah memiliki rating dan share yang baik. Hal ini dilakukan untuk membantu meningkatkan rating dan share program tersebut. Kesesuaian jenis program dengan penonton juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam menentukan jam tayang sebuah program. Kesesuaian ini dapat dilihat dari berbagai sisi seperti geografis dan demografis. Komponen lain yang menjadi pertimbangan adalah inherited viewing atau penonton yang terus tetap menonton satu stasiun televisi meskipun program yang disaksikan sebelumnya telah selesai. Penempatan-penempatan tayangan program seperti ini harus dierhatikan karena dapat berpengaruh dalam meningkatkan rating dan share tayangan sebuah program Dan yang terakhir adalah persaingan dengan stasiun televisi lain. Dalam menentukan jam tayang sebuah tayangan program, manajer program harus mengetahui dan memperhitungkan program apa saja yang sedang ditayangkan oleh stasiun televisi lain di jam yang sama. 2.2.1.3 Promotion Ada beberapa komponen yang mempengaruhi efektifitas promosi sebuah program. Komponen-kompnen tersebut antara lain letak spot promosi diantara program, dimana di sela program selalu ditayangkan spot iklan. Apakah promotion sebuah program sudah tepat diletakkan di tengah-tengah suatu program yang sedang tayang. Letak spot iklan didalam program dimana biasanya untuk mempromosikan sebuah program, program tersebut menayangkan spot iklan di dalam program yang tayang sebelumnya. Rentang waktu antara spot iklan dan waktu penayangan program, apakah spot iklan harus ditayangkan di hari yang sama, keesokan harinya, 45 atau keesokan minggunya. Dan apakah audiens sudah mengenal program tersebut atau tidak. Selain itu yang harus dipertimbangkan adalah isi dari pesan yang disampaikan melalui spot iklan, jumlah orang yang menjadi sasaran dari spot iklan, dan frekuensi mendengar dan melihat suatu iklan juga dapat mempengaruhi keberhasilan promotion. Gambar 2.4 Konsep Promotion Gambar diatas menunjukkan bahwa dalam mempromosikan sebuah program, terdapat beberapa komponen yang mempengaruhinya secara langsung. Clutter yakni apakah sebuah tayangan iklan sebuah program dapat mendatangkan kehebohan bagi kelompok masyarakat yang menyaksikan tayangan iklan program tersebut. Semakin dapat menyebabkan kehebohan maka program tersebut akan semakin dikenal di kalangan masyarakat. 46 Lokasi dimana iklan program tersebut ditayangkan juga menentukan efektifitas iklan program tersebut. Apakah iklan program tersebut ditayangkan di stasiun televisi yang sama dimana program tersebut disiarkan, atau diiklankan melalui media lain seperti media cetak atau radio dengan mengadakan kerjasama dengan media-media tersebut. Frekuensi penayangan iklan juga mempengaruhi efektefitas stasiun televisi dalam memperkenalkan ataupun mengingatkan audiens terhadap suatu program tertentu. Seorang programmer harus memperhitungkan secara detail berapa kali sehari atau berapa kali seminggu sebuah iklan program harus ditayangkan. Karena jika terlalu jarang audiens akan cenderung lupa dan audiens juga akan cenderung merasa kesal jika terlalu sering melihat tayangan iklan program yang ditayangakan berulang-ulang. Promosi juga dipengaruhi oleh construction atau bagaimana program tersebut dibuat. Apakah iklan dibuat dalam bentuk cerita, berupa gambar stock shot, atau dalam bentuk narasi. Seorang programmer harus mengetahui selera masyarakat sehingga iklan yang disiarkan untuk mempromosikan program disenangi oleh masyarakat. Novelty atau hal-hal baru juga mempengaruhi proses promosi suatu program. Hal-hal baru yang sedang menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat cenderung dapat menarik perhatian masyarakat. Programmer harus mengetahui setiap hal-hal baru yang terjadi di masyarkat. Maka dari itu seorang programmer haruslah merupakan seorang yang selalu up to date mengenai fenomena-fenomena baru yang terkenal di kalangan masyarakat. Disance merupakan jarak waktu antara promo program dan pada saat program tersebut tayang. Programmer harus menetukan dengan baik kapan sebaiknya jarak 47 waktu promo dan waktu tayang sebuah program agar program tersebut dapat diingat dengan baik oleh audiens. 2.2.1.4 Evaluation Evaluation merupakan interpreatsi atau penafsiran dari informasi kuantitatif maupun penilaian secara kualitatif yang dihasilkan dari pemilihan program, perubahan jadwal dari program yang sudah ditayangkan, dan beberapa modifikasi yang dilakukan pada tahap promotion. Gambar 2.5 Konsep Evaluation Gambar diatas menunjukkan bahwa tahap evaluation memiliki cakupan yang luas. Beberapa aspek yang terlibat berhubungan dengan audiens program, seperti share audiens, genre trend, sementara sebagian lainnya berhubungan dengan cakupan yang lebih luas seperti teknologi, design styles, nilai saham, dan level toleransi. Sebagai tambahan, asumsi spesifik seorang programmer terhadap tingkah laku audiens dan motivasi terhadap melihat atau mendengar mempengaruhi selecting, 48 scheduling, promotion, dan evaluation suatu program. Sebagai contoh, perbedaan perilaku bekerja masyarakat di suatu kota dimana di kota A masayarakatnya memulai aktifitas lebih awal dibandingkan dengan kota B. Hal ini akan berdampak pada ketersediaan waktu audiens dalam menonton televisi sehingga akan mepengaruhi seorang programmer dalam merancang sebuah program. 2.2.2 Elemen Programming Berbagai macam strategi dalam proses selecting, scheduling, promotion dan evaluation sebuah program berasal dari asumsi programmer mengenai perilaku audiens. Asumsi-asumsi tersebut dibagi kedalam lima elemen yang menjadi dasar dalam pemilihan strategi programming. Kelima elemen tersebut antara lain: (Eastman & Ferguson, 2009) 1. Compatibility Dalam tahap scheduling dimana programmer menentukan waktu tayang sebuah program, dibutuhkan kecocokan antara kegiatan yang dilakukan audiens sehingga tercipta keinginan untuk menonton sebuah tayangan televisi. Compatibility yakni kecocokan antara jam tayang suatu program dengan kegiatan yang dilakukan oleh audiens pada saat program tersebut ditayangkan. Perbedaan kegiatan harian yang dilakukan audiens dapat memberikan pilihan bagi programmer dalam menentukan program yang akan disiarkan, Programmer berusaha agar program yang ditayangkan selalu cocok dengan kegiatan keseharian yang dilakukan oleh audiens. Mulai dari bangun pagi, bersiap-siap dalam melakukan aktivitas, istirahat siang, kegiatan anakanak sepulang sekolah, hingga waktu menjelang istirahat di malam hari. 49 Karena media televisi yang bersifat sekilas dan tidak dapat diulang, maka seorang programmer harus secara teliti dan seksama memutuskan jam tayang suatu program agar cocok dan sesuai dengan pola kegiatan sehari-hari audiens agar audiens dapat menikmati sebuah tayangan program dengan lebih leluasa karena kemungkinan terganggunya proses menonton televisi dikarenakan ketidakcocokan dengan kegiatan sehari-hari menjadi semakin kecil. 2. Habit Formation Seperti yang telah dijelaskan diatas, dalam menentukan jam tayang sebuah program diperlukan kecocokan dengan kegiatan sehari-hari yang dilakukan audiens. Namun tidak berhenti sampai disitu saja, audiens dalam melakukan kegiatannya sehari-hari secara sadar atau tidak sadar dan secara langsung maupun tidak langsung membentuk sebuah kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan kegiatannya baik dalam menonton televisi maupun dalam menyaksikan tayangan promosi sebuah program televisi. Biasanya, pembentukan kebiasaaan audiens ini digunakan oleh programmer untuk menentukan jenis dan jam tayang program untuk program stripping. Program stripping adalah program yang ditayangkan setiap hari khususnya weekdays yakni mulai dari Senin hingga Jumat. Hal ini dikarenakan kebiasaan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan seseorang dalam menjalani hari-harinya sehingga akan terbentuk kegiatan yang cenderung sama khususnya pada rentang waktu weekdays. 3. Control of Audience Flow Asumsi bahwa audiens menyaksikan atau setidaknya mengetahui keberadaan suatu program dikarenakan audiens tersebut telah menonton 50 sebuah program yang disukainya sebelumnya. Di saat suatu program selesai dan dilanjutkan oleh program lainnya, programmer dapat menggambarkan dan menentukan bahwa audiens berpindah ke program selanjutnya melalui tiga kemungkinan; Programmer berusaha untuk meningkatkan jumlah audiens yang tetap menyaksikan sebuah program di saluran yang sama setelah program yang disaksikan sebelumnya selesai. Programmer berusaha untuk meningkatkan jumlah audiens dengan cara mengambil audiens masuk dari stasiun televisi lain setelah program di stasiun televisi tersebut selesai. Dan programmer berusaha untuk menghindari penonton untuk mengganti saluran setelah program yang ditonton selesai. Dengan adanya kemungkinan diatas, maka programmer harus berusaha agar penonton tidak berpindah ke saluran lain setelah acara yang disiarkan selesai karena audiens cenderung berpindah saluran kecuali jika disuguhkan sebuah program yang kuat bagi audiens untuk tidak berpindah saluran. Melihat dari kecendurangan tersebut programmer berusaha mencari cara agar audiens tetap menyaksikan saluran yang sama setelah suatu program selesai disiarkan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan anak kecil. Programmer percaya bahwa orang dewasa cenderung untuk menyaksikan satu saluran yang telah dipilih anak kecil sebelumnya. Selain itu, strategi lain yang digunakan antara lain adalah menyiarkan acara yang menjadi hit di awal, menjembatani program dengan sebuah tayangan yang menyenangkan yang dapat menarik audiens. 4. Conservation of Program Resources 51 Televisi memiliki kemampuan untuk menjadikan sebuah tayangan program menjadi sesuatu yang lumrah atau cenderung membosankan dibandingakn media-media lain. Hal ini menyebabkan televisi harus terus memproduksi acara-acara baru yang menarik agar audiens terus berkeinginan untuk menonton stasiun televisi tersebut dan tidak mengalamai kebosanan. Namun ada kalanya dimana sebuah stasiun televisi tidak dapat memproduksi sebuah program baru disebabkan oleh berbagai hal. Dalam kasus ini televisi menggunakan strategi conservatioin of program resources. Conservation of program resources adalah usaha sebuah stasiun televisi dalam menyimpan atau meberdayakan kembali tayangan program yang telah diproduksi atau ditayangkan sebelumnya. Salah satu cara dalam mengaplikasikan conservation of program resoureces adalah dengan menayangkan program rerun yakni dimana program yang sudah pernah ditayangkan atau bahkan program yang sudah dihentikan penyangan dan / atau produksinya, ditayangkan kembali. Hal ini dilakukan jika program tersebut masih memiliki keterkaitan yang kuat dengan audiens dimana audiens masih memiliki minat untuk menyaksikan kembali program rerun tersebut. 5. Breadth of Appeal Breadth of appeal atau luasnya daya tarik yang ditimbulkan sebuah stasiun televisi melalui program-programnya menjadikan salah satu pertimbangan dalam pengaplikasian konsep programming. Yang dimaksud dengan daya tarik adalah bagaimana stasiun televisi melalui programprogramnya dapat menarik minat masyarakat untuk menyaksikan program televisi tersebut. 52 2.2.3 Rating dan Share Dalam memproduksi tayangan sebuah program, stasiun televisi harus memperhitungkan rating dan share program tersebut. Rating dan share dapat dikatakan sebagai salah satu penentu keberhasilan sebuah program yang akan dilihat oleh pengiklan. Pengiklan akan cenderung memasang iklannya pada televisi yang memiliki perolehan rating dan share yang tinggi. Rating merupakan presentase dari penonton suatu acara dibandingkan dengan total atau spesifik populasi pada waktu tertentu. Rating tidak mencerminkan kualitas program, karena yang diukur melalui rating adalah kuantitas dan bukan kualitas suatu acara. Secara sederhana, rating dapat dikatakan sebagai perbandingan antara jumlah penonton suatu program tertentu dengan jumlah total populasi pada suatu daerah tertentu. Share merupakan presentase jumlah pnonton atau target penonton pada ukuran satuan waktu terentu pada suatu channel tertentu terhadap total pemirsa di semua channel. Share juga dapat diakatakan sebagai pengukur kualitas suatu program karena yang diukur dalam penghitungan share adalah seberapa banyak penonton yang menonton suatu program tertentu dibandingkan TV yang menyala saja. AGB Nielsen, sebagai lembaga pemeringkat rating, selama ini tidak ada yang menandingi. Akibatnya, para praktisi layar kaca lebih banyak tunduk terhadap rating AGB Nielsen, dibandingkan dengan upaya untuk memberikan tontonan bermutu (Susanto, 2009). Stasiun televisi sangat bergantung pada rating AGB Nielsen dikarenakan keberlangsungan stasiun televisi sangat bergantung terhadap sumber dana dari pemasang iklan. Ketika program yang ditayangkan ditonton oleh sedikit 53 pemirsa, tentu saja para pemasang iklan akan menjadi kurang antusias, dikarenakan biaya iklan per jiwa akan menjadi teramat mahal. Rating dan share adalah rujukan utama dari para pengelola stasiun televisi, khususnya terkait dengan bisnis. Berpijak kepada berbagai diskusi yang diselenggarakan membahas tentang program televisi, dimana dikemukakan bahwa televisi tidak munkin lari dari khalayak pemirsa yang dominan, meskipun para pekerja televisi mengetahui bahwa program tersebut hanya didominasi oleh unsur hiburan semata. Tentunya rujukan yang signifikan untuk mengetahui sejauh mana program itu disukai, tidak terlepas dari hasil pemeringkatan pemirsa secara rutin yang dilakukan oleh AGB Nielsen (Susanto, 2009). 2.2.4 Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah analisa untuk mengidentifikasi faktorfaktor untuk merumuskan strategi yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan. Analisa ini berdasar pada kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), dan juga secara bersamaan menganalisa kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Analisa ini yang nantinya akan diimplementasikan pada strategi perusahaan dan kebijakan perusahaan. Kinerja sebuah perusahaan juga dapat ditentukan dari analisa SWOT ini dimana dapat dibagi menjadi factor internal yakni Strengths dan Weakness dan faktor eksternal yakni opportunities dan Threats. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan (Rangkuti, 2004). Analisa SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan sebuah kondisi perusahaan dan mengevaluasi masalah yang dihadapi perusahaan. Metode ini 54 merupakan metode yang paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Adapun faktor-faktor dari analisa SWOT antara lain: 1. Strengths (kekuatan): merupakan kekuatan yang terdapat dalam sebuah organisasi. Kekuatan yang dianalisis merupakan merupakan faktor-faktor kekuatan yang terdapat dalam tubuh organisasi itu sendiri 2. Weakness (kelemahan): merupakan kelemahan yang terdapat dalam sebuah organisasi. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor-faktor kelemahan dalam tubuh organisasi itu sendiri. 3. Opportunities (peluang): merupakan kondisi peluang yang nantinya diperkirakan akan terjadi. Peluang yang dianalisis merupakan faktor-faktor peluang yang berasal dari luar tubuh organisasi. 4. Threats (ancaman): merupakan sebuah kondisi yang mengancam dari luar tubuh organisasi. SWOT yang diterapkan pada program rerun Peppy the Explorer dibagi menjadi dua yakni SWOT sebelum rerun dimana yang ditayangkan adalah tayangan reguler dan SWOT setelah program rerun ditayangkan. Adapun SWOT sebeum program rerun ditayangkan antara lain: 1. Strengths (kekuatan): a. Gesture dan gaya dialog Peppy yang masih menimbulkan ketertarikan terhadap penonton b. Personalisasi Peppy yang tidak ada di program lain yang menjadi daya tarik tersendiri terhadap penonton 2. Weakness (kelemahan) a. Kurang membangun rasa penasaran terhadap audiens 55 b. Item-item yang ditayangkan masih terlalu mengarah ke kepemirsaan male 3. Opportunities (peluang) a. Penonton masih banyak yang tertarik dengan personalisasi Peppy yang menghibur b. Penonton memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai daerahdaerah dan kebudayaan yang unik di Indonesia 4. Threats (ancaman) a. Dengan adanya pengaruh globalisasi, sebagian dari segmentasi Peppy the Explorer lebih tertarik dengan wisata luar negeri daripada wisata dalam negeri b. Adanya program kompetitor seperti Jejak Petualang Adapun SWOT setelah program rerun ditayangkan antara lain: 1. Strengths (kekuatan) a. Materi yang ditayangkan dapat dipilih dari episode-episode terbaik yang pernah ditayangkan a. Memiliki kesempatan menganalisa karakter audiens dan menyesuaikan jam tayang dan materi tayang 2. Weakness (kelemahan) a. Materi yang diulang membuat sebagian audiens tidak lagi memiliki rasa penasaran b. Berbagi slot dengan program-program rerun lainnya 3. Opportunities (peluang) Penonton setia akan menonton program rerun dikarenakan tidak dapat menonton acara ini saat ditayangkan secara reguler 56 4. Threats (ancaman) Adanya kompetitor-kompetitor lain yang menyajikan materi program yang masih fresh 2.2.5 Kerangka Berpikir Konsep programming memiliki beberapa konsep didalamnya yaitu selecting, scheduling, promotion, dan evaluation. Sebelum konsep-konsep tersebut diaplikasikan, sebelumnya dianalisa terlebih dahulu faktor-faktor SWOT yang terdapat pada program. Konsep-konsep tersebut bersama dengan hasil analisa SWOT sebelum program rerun diterapkan untuk membentuk suatu program yang baik. Disamping hanya diterapkan begitu saja, konsep-konsep ini juga dapat menjadi sebuah strategi bagi divisi programming untuk menganalisa SWOT setelah program rerun dan menghasilkan strategi-strategi untuk membentuk sebuah program yang baik yang diminati oleh audiens, dimana nantinya program yang diminati oleh audiens akan mengakibatkan meningkatnya perolehan rating dan share.