BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Schaufeli, Wilmar B., Salanova (2007) menyatakan bahwa dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan dan untuk bertahan hidup di lingkungan yang terus berubah, organisasi membutuhkan karyawan yang sehat dan termotivasi, yang hanya dapat dicapai jika kebijakan kesehatan kerja dan sumber daya manusia diintegrasikan. Tabel 1. 1 Perubahan Dalam Organisasi Modern yang Membutuhkan Pengetahuan Tentang Psikologi Dari Ke Pengurangan biaya Kepuasan pelanggan Efisiensi Efektivitas Kepuasan karyawan Motivasi karyawan Kontrol Pemberdayaan Fokus jangka pendek pada cash flow Fokus jangka panjang pada visi, perencanaan, dan pertumbuhan Struktur vertikal (rantai komando) Jaringan horizontal (kolaborasi rantai saling bergantung) Ketergantungan dari perusahaan Tanggung jawab pribadi (misalnya (misalnya pelatihan perusahaan) kelayakan kerja) Sumber : Schaufeli, Wilmar B., Salanova (2007) 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 Dalam organisasi modern mengharapkan karyawan mereka untuk menjadi proaktif dan menunjukkan inisiatif, bertanggung jawab untuk pengembangan profesional mereka sendiri, dan harus berkomitmen untuk standar kinerja kualitas tinggi. Dengan demikian, mereka membutuhkan karyawan yang merasa energik dan berdedikasi, yang diserap oleh pekerjaan mereka, yaitu yang terikat dengan pekerjaan mereka (Shimazu dan Schaufeli, 2008). Erickson (2005) dalam Nel, Stander, dan Latif (2015) menggambarkan engagement sebagai komitmen dan kasih sayang, sementara penelitian lain menggambarkan engagement sebagai sejauh mana karyawan yang terlibat dalam pekerjaan mereka, atau kesediaan menginvestasikan diri seseorang untuk membantu pemberi kerja menjadi sukses. Sedangkan Schaufeli (2002) menggambarkan pandangan lain dari engagement, mendefinisikan keterlibatan kerja sebagai sesuatu yang positif, pemenuhan keadaan pikiran terkait pekerjaan yang ditandai dengan semangat, dedikasi, dan penyerapan. Vigour mengekspresikan diri melalui energi tinggi dan ketahanan mental, dedication menunjukkan tingkat tinggi baik dari keterlibatan kognitif dan afektif, dan absorption menunjukkan berlalunya waktu sepenuhnya tenggelam dalam pekerjaan seseorang. Youssef-Morgan dan Luthans (2013) dalam Nel et al. (2015) berpendapat bahwa kepositifan sangat penting bagi para pemimpin di masa yang penuh tantangan. Sedangkan Arakawa dan Greenberg (2007) melihat para pemimpin yang positif sebagai orang-orang yang mempengaruhi pengikut mereka secara positif dan karena itu meningkatkan keterikatan dan kesejahteraan mereka. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 Sikap positif harus ditekankan dalam praktek kepemimpinan untuk mencapai kinerja yang sangat baik. Positive Leadership adalah pendekatan yang menjanjikan untuk mengatasi masalah kesejahteraan dalam kerangka psikologi positif, keilmuan organisasi positif dan perspektif tentang perubahan yang positif. Positive Leadership bertujuan untuk menciptakan iklim organisasi yang menginspirasi di mana kekuatan dan sumber daya dari karyawan yang disorot. Positive Leadership tidak mengabaikan interpretasi negatif yang diberikan kepada kegiatan kerja, tapi mengakui nilai negatif dalam menciptakan hasil yang luar biasa. Selain itu, praktek dari positive leadership mengasumsikan bahwa masalah dan konflik dalam suatu organisasi memberikan karyawan kesempatan untuk merefleksikan dan belajar tentang diri mereka sendiri dan dinamika kelompok (Salmi, Perttula, dan Syväjärvi, 2014). Konsep diri merupakan salah satu hal penting dalam bahasan tentang kualitas individu. Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya (Rakhmat, 2012). Dalam dunia kerja, konsep diri yang positif sangat dibutuhkan agar karyawan dapat bekerja secara optimal. Pekerjaan kita dan pengalaman organisasi merupakan suatu domain penting dari kehidupan kita. Ini sebagian menjawab pertanyaan siapa kita dan dengan demikian merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan konsep diri kita, tergantung pada makna bekerja untuk kita. Faktor utama yang menentukan pembentukan konsep diri seorang individu adalah lingkungan serta orang-orang dengan siapa kehidupan individu, yang memainkan peran yang sangat penting dalam cetakan dari konsep diri (Beheshtifar dan Rahimi-Nezhad, 2012). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 Ada beberapa asumsi dasar mengenai konsep diri. Banyak dari keberhasilan dan kegagalan yang orang alami dalam banyak bidang kehidupan berkaitan erat dengan melihat diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain. Selain itu, konsep diri dipelajari. Tidak ada yang lahir dengan konsep diri. Secara bertahap muncul pada bulan-bulan awal kehidupan dan dibentuk dan dibentuk ulang melalui pengalaman yang dirasakan berulang, terutama dengan orang lain yang signifikan. Selanjutnya, konsep diri adalah dinamis (Beheshtifar et al.,2012). Seperti informasi yang terdapat pada web resmi PT. Telkom ( http://www.telkom.co.id) bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan informasi dan komunikasi (infokom) terbesar di Indonesia. Memiliki visi “Be The King of Digital in The Region” dan misi “Lead Indonesian Digital Innovation and Globalization”. Berdasarkan data internal yang didapat dari bagian Human Resource Management, pada posisi Maret 2017 PT. Telkom memiliki karyawan sebanyak 14.685 orang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tentunya dengan latar belakang karakter, pendidikan, dan budaya yang berbeda-beda. Modal sumber daya manusia dengan kualitas yang unggul merupakan bagian yang penting dalam mencapai visi dan misinya. PT. Telkom sedang melakukan perubahan besar, seperti yang disampaikan oleh Direktur Utama, Alex Janangkih Sinaga: “Telkom is now transforming to be a Digital Company and to be the King of Digital on the air through cellular, King on the land through fiber to the home, King in the sea through Submarine Broadband Highway and Strong http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 footprints in the region. To be fit to a Digital Company, we are now transforming our people, culture, and organization.” Transformasi tersebut tidak lain adalah sebagai upaya PT. Telkom untuk tetap bisa bersaing pada kondisi bisnis yang semakin berkembang dan global. Salah satu transformasi yang dilakukan adalah transformasi people yang berada dalam perusahaan tersebut. Dari hasil wawancara dengan menggunakan item skala work engagement (UWES) yang dilakukan penulis di lapangan pada saat pre research terhadap 6 (enam) orang karyawan PT. Telkom, diperoleh gambaran work engagement yang baik. Kondisi tersebut menarik perhatian penulis untuk meneliti lebih lanjut, apakah kondisi tersebut berlaku kepada seluruh karyawan PT. Telkom dan apakah hal tersebut dipengaruhi oleh positive leadership di lingkungan kerja mereka, dan juga konsep diri yang mereka miliki. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan sebelumnya, penulis mengambil penelitian dengan tema work engagement dan mengambil judul “Pengaruh Positive Leadership dan Self Concept terhadap Work Engagement pada Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. “ 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 1) Apakah ada pengaruh positive leadership terhadap work engagement pada karyawan PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk.? 2) Apakah ada pengaruh self concept terhadap work engagement pada karyawan PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk.? 3) Apakah ada pengaruh positive leadership dan self concept terhadap work engagement pada karyawan PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk.? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui apakah ada pengaruh positive leadership terhadap work engagement pada karyawan PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk.. 2) Mengetahui apakah ada pengaruh self cocept terhadap work engagement pada karyawan PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk.. 3) Mengetahui apakah ada pengaruh positive leadership dan self concept terhadap work engagement pada karyawan PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. 1.4 MANFAAT PENELITIAN 1) Manfaat Teoritis Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Positive Occupational Psychology dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai pengaruh positive leadership dan self concept terhadap work engagement pada karyawan PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 2) Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Human Capital Management PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, khususnya kepada bagian Human Capital Management tentang pengaruh positive leadership dan self concept terhadap work engagement pada karyawan PT. Telkom. Dimana hal tersebut dapat berfungsi sebagai bahan evaluasi dalam pengelolaan SDM yang lebih efektif dan efisien sehingga sejalan dengan visi dan misi PT. Telkom. b. Manfaat bagi Leader pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagi para leader mengenai gaya kepemimpinan mereka dan pengaruhnya terhadap bawahannya. Sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi dalam rangka membangun lingkungan kerja yang nyaman dan meningkatkan produktivitas pekerja. c. Manfaat bagi Karyawan Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi karyawan untuk lebih mengenal dan memahami konsep diri yang dimiliki, bagaimana efek kepemimpinan dari leader mereka, dan pengaruhnya terhadap work engagement mereka. Sehingga mereka dapat melakukan evaluasi dan perbaikan untuk kinerja yang lebih baik lagi. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika yang digunakan dalam penelitian ini adlah sebagi berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 1. Bab 1: Pendahuluan Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab 2: Tinjauan Pustaka Bagian ini terdiri dari tinjauan pustaka tentang Work Engagement, Positive Leadership, Self Concept, hubungan antar variabel, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. 3. Bab 3: Metode Penelitian Bagian ini terdiri dari jenis penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian dan teknik sampling, teknik pengumpulan data, alat ukur, dan teknik analisis data. 4. Bab 4: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini terdiri dari gambaran umum responden penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. 5. Bab 5: Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran Bagian ini terdiri dari kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/