yesus kristus

advertisement
Orang-orang Beriman yang kepada Mereka Tuhan berkata "Tidak" (3)
YESUS KRISTUS
Markus 14:32-42
Pdt. Effendi Susanto STh.
12/12/2010
Siapakah orang-orang yang agung yang diakui oleh dunia menghadapi
kematiannya dengan tabah dan berani? Socrates, seorang filsuf Yunani,
merupakan salah seorang yang contoh kematiannya dianggap dunia agung
adanya sebab dia rela mati untuk kebenaran yang dia pegang sampai akhir.
Dan waktu dia menghadapi kematian dengan meminum racun yang diserahkan
kepadanya, dia terima kematian itu dengan ketenangan dan keagungan.
Contoh kedua dari seorang bernama Stefanus yang dicatat di Alkitab
menghadapi kematiannya dengan agung. Stefanus mati dirajam oleh batu
karena dia bersaksi bagi Tuhan dan menjadi contoh martir yang sepanjang
sejarah orang Kristen martir mengikuti contoh darinya (Kisah Rasul 7:54-59).
Waktu batu-batu mulai merajam dia, dia bisa berdiri dan dengan sukacita
menatap ke langit dan berkata, "Tuhan, kuserahkan nyawaku kepadaMu."
Itu adalah satu kematian yang agung dari orang beriman dengan sukacita tidak
takut menghadapi kematian. Banyak di antara mereka yang dibakar, dan pada
waktu dibakar mereka menyanyi memuji Tuhan, melampaui sakit, penderitaan,
ketakutan menghadapi kematian yang datang kepada mereka.
Martin Luther pada waktu membaca Markus 14:32-42 mengatakan tidak ada
kematian yang paling dahsyat selain kematian yang dialami oleh Yesus Kristus
dan ini begitu menakutkan baginya. Sepanjang pelayananNya di dunia, Tuhan
Yesus tahu, bahkan tiga kali Dia berkata kepada murid-muridNya, "Aku harus
pergi ke Yerusalem, disiksa, mengalami penganiayaan dan akan mati di situ."
Dia tidak takut sedetikpun, tidak ada keinginan hati untuk berbalik dari hal itu.
Bahkan Yesus marah kepada Petrus pada waktu Petrus berusaha menarikNya
dari jalan penderitaan salib. Tetapi di titik yang tinggal beberapa jam lagi Yesus
akan disiksa dan naik ke kayu salib, di sini kita menemukan kegentaran taman
Getsemani yang begitu dahsyat. Di bagian lain Alkitab mencatat Yesus berdoa
di sana sampai peluhNya keluar seperti tetesan darah jatuh ke tanah (Lukas
22:44). "HatiKu mau mati rasanya menghadapi jam ini."
Takutkah Yesus akan kematian? Tidak tentunya. Tetapi kenapa Dia berkata
seperti itu? Bagian ini akan menjadi bagian yang penting untuk kita melihat
kedalaman arti Tuhan Yesus naik ke atas kayu salib. Yesus tahu kehendak Bapa,
jelas kehendak itu tidak mungkin dirubah. Kalau tidak mungkin dirubah,
apakah doa ini doa main-main? Apakah doa ini tidak perlu lagi diucapkan toh
Yesus sudah tahu apa yang menjadi kehendak Bapa? Kita seringkali seperti itu,
bukan? Kalau kita rasa Tuhan bilang seperti ini, buat apa kita doa lagi, toh tidak
ada gunanya dan tidak merubah apa-apa. Tetapi doa Tuhan Yesus ini real dan
nyata, ini adalah doa yang begitu sungguh dan ini doa yang begitu persistent,
sebab Alkitab mencatat Dia pergi mengulangi doa yang itu-itu saja. "Bapa,
lewatkan Aku dari jam yang menakutkan ini. Kalau bisa, ambillah cawan ini
daripadaKu." Namun di tengah permintaan itu Yesus kemudian menaklukkan
kehendak dan diriNya dengan kalimat, "...bukan kehendakKu yang jadi, tetapi
kehendakMu, Bapa."
Menerima kata 'tidak' itu bukan merupakan hal yang gampang. Betapa banyak
orang pada waktu kata 'tidak' muncul diberikan kepadanya, dia bukan bereaksi
dengan rendah hati menerimanya. Mungkin ada orang bereaksi marah dan
akhirnya mendatangkan ledakan kemarahan dan membuat tindakan yang lebih
berbahaya. Bisa orang itu menjadi benci dan marah. Pada waktu sdr
mengalami hal seperti itu kadang-kadang sdr mungkin tidak bisa membalas
tetapi simpan terus kemarahan di hatimu. Tidak gampang menerima
penolakan. Seringkali kita juga marah dan kecewa kepada Tuhan pada waktu
Tuhan berkata 'tidak.'
'Tidak'-nya jawaban Allah Bapa kepada doa Yesus Kristus jelas bukan karena
kesalahan Yesus. Dan saya percaya bukan karena Yesus takut mati maka di sini
lalu Dia minta dilepaskan dari jalan kesukaran. Jelas sekali Yesus tahu ini adalah
jalan salib yang harus Dia jalani dan terima. Bapa berkata 'tidak' kepada Yesus
Kristus karena ini rencana keselamatan dari kekal, rencana yang tidak mungkin
berubah dan dengan cara inilah Tuhan ingin menebus dan menyelamatkan kita
dari dosa. Sampai di sini, mari kita lihat persoalannya dimana.
Yang pertama, dalam Roma 3:24-25 ada tiga kata penting yang Paulus pakai di
sini untuk memperkaya kita mengerti apa artinya Yesus mati di kayu salib. Tiga
kata ini tidak boleh lepas dan tidak boleh hanya ditekankan satu sisi saja. Tiga
kata ini harus muncul sama-sama supaya kita tahu kekayaan kedalaman
pengertian apa arti Yesus naik ke atas kayu salib. Kata pertama, "kita
dibenarkan dengan cuma-cuma..." justified by His grace. Kata kedua,
"...penebusan di dalam Kristus..." redemption in Christ. Kata ketiga, "Yesus
Kristus telah ditentukan menjadi jalan pendamaian oleh darahNya." Dalam
terjemahan bahasa Inggris yang lama memberikan arti kata yang jauh lebih
mendalam yaitu "propitiation by His blood." Jadi muncul tiga kata di bagian ini:
justification, redemption dan propitiation. Terjemahan bahasa Inggris seperti
NEB belakangan melemahkan konsep propiciacion dan diganti dengan kata
"expiation" yang padahal jelas ini memakai kata “propitiation” karena Paulus
memakai kata dalam bahasa Yunani 'hilasterion.' Kata "expiation" artinya
orang itu bersalah lalu kemudian saya membayar kesalahan itu dan
menyelesaikan hutang dari kesalahan orang itu.
Saya kasih ilustrasi seperti ini: ada orang mencuri ayam saya. Lalu kemudian
orang yang mencuri ayam saya itu tertangkap. Lalu bagaimana supaya bisa
terjadi pemberesan terhadap ayam saya yang dia curi? Orang yang mencuri
ayam saya itu datang kepada saya dan mengatakan, "Benar, pak, saya sudah
mencuri ayam bapak. Saya minta maaf dan sekarang saya kembalikan ayam
bapak." Beres toh? Dengan dia mengembalikan ayam itu, persoalan selesai,
bukan? Tidak bisa seperti itu. Sebab di desa saya ada hukum mengatakan,
"Jangan mencuri. Barangsiapa mencuri tangannya harus dipotong." Jadi soal
dengan ayam saya memang selesai, sudah no problem, tadi hilang dicuri dan
sekarang dikembalikan. Tetapi ada satu bagian yang dia langgar selain
mengambil ayam saya, yaitu hukum yang ada di desa saya. Ada hukum yang
dia sudah langgar dan ada konsekuensi hukuman bagi orang yang melanggar
hukum itu. Yang ketiga, boleh tidak saya marah kepada orang yang sudah
mencuri ayam saya itu? Sdr bilang, "Tidak usah marah-lah pak, toh ayammu
sudah kembali..." Tetapi, saya berhak marah, bukan?
'Expiation' berarti manusia berdosa, dia bersalah kepada Tuhan. Itu seperti
orang yang mencuri ayam saya bersalah kepada saya. Maka Yesus Kristus mati
di kayu salib menggantikan kesalahan dia. Tetapi itu baru separuh perjalanan
dari penebusan Kristus. Sekarang saya akan bahas lebih dalam lagi. Tadi waktu
ayam saya dicuri, bolehkah saya marah kepada pencurinya? Ataukah saya
lupakan saja setelah dia mengembalikan ayam saya, seolah hal itu tidak pernah
terjadi? Saya berhak marah dan tidak salah kalau saya marah. Lalu, bagaimana
menyelesaikan kemarahan saya? Ayam saya dicuri, diselesaikan dengan ayam
itu dikembalikan. Hukum yang dilanggar, harus diselesaikan di pengadilan.
Sekarang, marahnya saya kepada dia, bagaimana menyelesaikannya? Ini
perkara yang simple dan bisa diselesaikan dengan berdamai dengan pencuri
itu.
Namun kalau yang dia curi bukan ayam tetapi isteri saya, bagaimana? Bolehkah
saya marah? Saya berhak marah karena dia mengambil isteri saya, bukan?
Bagaimana penyelesaiannya kalau isteri yang dicuri? Apakah bisa selesai hanya
dengan dia mengembalikan isteri saya? Kedua, ada hukum yang mengatakan
tidak boleh mengingini isteri orang lain. Ketiga, sebagai suami yang memiliki
hak eksklusif terhadap isteriku, saya berhak marah. Saya marah di situ bukan
karena property saya diambil. Saya marah di situ karena ada satu aspek yang
walaupun akhirnya dia kembalikan, tetap tidak bisa sama karena ‘exclusive
relationship’ dengan isteri saya sudah dia rusak. Maka kemarahan itu muncul
karena kemarahan yang suci. Ini adalah isteriku, tidak bisa disentuh orang lain.
Bagaimana penyelesaian kemarahan itu?
Ilustrasi ini mungkin lebih membantu kita mengerti kenapa Tuhan begitu
marah dan murka waktu manusia bersalah dan berdosa kepada Tuhan. Ini
adalah hak eksklusif Tuhan. Engkau sudah merebut kesucian Tuhan, engkau
sudah menghina kesucian Tuhan dengan berbuat dosa, maka tidak saja selesai
dengan Yesus mengganti kita di kayu salib, tetapi di dalam penggantian untuk
menyelesaikan dosa kita itu perlu menyelesaikan satu hal yaitu bagaimana
menyelesaikan murka Allah yang bereaksi kepada dosa manusia di dalam
kesucianNya. Itu sebab kata "propitiation" muncul, karena murka itu hanya
bisa diselesaikan dengan cara yang sudah Tuhan taruh di dalam PL yaitu
dengan darah sebagai penebusan.
Kenapa Tuhan melarang orang Israel makan darah? Sebab di dalam darah
Tuhan menyatakan hal yang paling penting, yaitu di dalam darah ada nyawa.
Sehingga waktu orang Israel akan keluar dari Mesir, Tuhan mengatakan
barangsiapa yang tidak mengoleskan darah binatang di ambang pintu
rumahnya, maka Tuhan yang murka pasti akan mengambil anak sulung
mereka. Waktu anak dari Harun dengan kurang sopan melihat ke dalam tabut
perjanjian tanpa memercikkan darah terlebih dahulu, langsung kedua anak itu
dibunuh Tuhan di depan semua orang. Dalam Imamat 16-17 Tuhan
memberikan peraturan itu dengan jelas, setiap imam yang akan masuk ke
tempat maha suci harus memercikkan darah di atas tabut perjanjian itu. Lalu
sesudah itu imam berdoa minta pengampunan dosa untuk dirinya sendiri, dan
untuk seluruh umat dan sesudah itu cepat-cepat harus keluar dari sana. Ini
adalah bagian di dalam PL yang menjadi bayang-bayang sampai kepada waktu
Tuhan memberikan firman kepada kita: Yesus menjadi "propitiation by His
blood."
Maka moment Yesus di kayu salib itu bukan saja moment Yesus menanggung
dosa kita menjadi pengganti; moment Yesus di atas kayu salib adalah moment
dimana Dia juga memuaskan murka reaksi kesucian Allah terhadap dosa. Itu
sebab dari bagian ini kita sedikit lebih mengerti apa arti dari doa Tuhan Yesus,
"Bapa, sekiranya mungkin cawan ini berlalu daripadaKu..." Dalam Yesaya 51:22
firman Tuhan mengatakan, "sesungguhnya Aku mengambil dari tanganmu
piala dengan isinya yang memusingkan dan isi cangkir kehangatan murkaKu
tidak akan kau minum lagi..." Wahyu 14:10 firman Tuhan mengatakan, "Maka
ia akan minum dari anggur murka Allah yang disediakan tanpa campuran di
dalam cawan murkaNya." Kemudian Wahyu 16:19 "Maka teringatlah Allah
kepada Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh
dengan anggur kegeraman murkaNya." Dan jikalau Allah yang murka adanya
itu menumpahkan cawan kemurkaanNya, siapakah yang sanggup tahan berada
di tengah murka Tuhan? Siapakah yang sanggup bisa memuaskan murka Allah?
Berarti waktu Tuhan Yesus berdoa, "Bapa, kalau bisa, biar cawan ini
disingkirkan daripadaKu..." jelas doa Yesus bukan dalam pengertian Ia takut
menghadapi kematian; jelas doa Yesus bukan dalam pengertian Dia tidak mau
menjadi pengganti kita menebus dan menanggung hukuman dosa kita; jelas
bukan itu. Tetapi di atas kayu salib ada satu hal yang sangat menakutkan dan
mengerikan bagi Dia, yaitu melalui penebusan di atas kayu salib Tuhan Yesus
harus menanggung murka Allah. Akibat murka Allah kepada Yesus, kita
menemukan satu teriakan Yesus yang sangat menyedihkan dan menakutkan,
sebab dengan menanggung murka itulah moment Allah Bapa memalingkan
wajahNya. Di atas kayu salib Yesus berteriak, "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?"
AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Sebagai Anak Manusia
dan Anak Allah yang tidak pernah sedetik pun dalam relasi dengan Allah Bapa
terpisah; tidak pernah di dalam relasiNya dengan Allah Bapa, Allah Bapa
memalingkan wajahNya kepada Yesus; tidak pernah di dalam relasiNya yang
penuh dengan keintiman yang kekal dengan Allah Bapa, di dalam moment itu
Dia harus lewati untuk seketika menerima dan menanggung cawan kemurkaan
Allah. Itu sebab Yesus Kristus berdoa, "Bapa, sekiranya mungkin, biarlah cawan
itu berlalu dariKu..."
Berita salib seperti ini sangat membuat banyak orang tidak suka. Itu sebab
tidak heran belakangan ini sdr menemukan beberapa tokoh Injili sudah tidak
mau memperlihatkan konsep Yesus mati di kayu salib menanggung murka
Allah. Itu sebab kenapa mereka lebih suka merubah kata "propitiation"
menjadi "expiation?" Karena mereka tidak ingin orang punya kesan Allah itu
seperti Allah yang marah-marah dan murka, yang emotional dan
uncontrollable sehingga mau menghukum manusia dan tega memaku Yesus di
kayu salib. Mereka lebih suka mengatakan, "Datanglah kepada kayu salib
Kristus, engkau yang lonely dan yang kesepian, He will heal you..." Ini adalah
berita yang gampang dan enak didengar. "Datangkah kepada kayu salib sebab
di situ engkau akan menemukan kasih Tuhan begitu ajaib dan begitu besar." Ini
adalah kebenaran Injil yang hanya separuh. Kita hanya suka kutip Yohanes
3:16, "Karena demikian besar Allah mengasihi dunia ini sehingga Dia
memberikan AnakNya yang tunggal..." Berita yang enak didengar, bukan?
Tetapi mari kita buka 1 Yohanes 4:9-10 yang memberikan lebih detail apa
artinya Allah Bapa memberikan AnakNya yang tunggal itu untuk kita, "Inilah
kasih itu, bukan kita yang telah mengasihi Allah tetapi Allah yang telah
mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi
dosa-dosa kita..." As propitiation for our sins. Yohanes 3:16 tidak menyebutkan
hal itu meskipun secara implisit ada di dalam kalimat "Allah menyerahkan
AnakNya yang tunggal itu" yang dalam bayangan imajinasi kita seperti seorang
ayah atau ibu dengan lemah lembut membawa anaknya. Tetapi di sini kita
melihat Yohanes mengatakan waktu Allah menyerahkan Anaknya yang tunggal
itu, Dia menyerahkanNya dengan hati yang hancur karena Dia tahu di situ
kemarahan terhadap dosa tidak mungkin bisa diabaikan. Allah yang marah
justru menyatakan kepada kita akan kasihNya yang begitu suci dan bersih
adanya. Kasih yang suci dan bersih pasti akan mendatangkan kemarahan
jikalau kasih itu akan dikontaminasi. Tidak mungkin sdr mengasihi seseorang
lalu di dalam kasihmu kepada dia tidak ada unsur cemburu dan unsur
kemarahan jika kesetiaan dan kasih itu dilanggar. Demikian juga Allah yang
kasih sekaligus di dalam kasihNya ada kesucianNya. Maka hanya Kristus yang
tergantung di kayu salib yang bisa menyelesaikan murka Allah itu dan proses
itu sangat menyedihkan dan menyakitkan hatiNya karena itulah moment Anak
Allah seketika waktu ditinggalkan oleh Bapa di atas kayu salib. Allah yang kasih
sekaligus Allah yang suci dinyatakan di kayu salib.
Walaupun tidak ada kaitan langsung, saya tertarik dengan kalimat dari seorang
teolog Belanda bernama G.C. Berkouwer yang mengatakan, istilah-istilah yang
dipakai berkaitan dengan kematian Tuhan Yesus adalah istilah-istilah yang ada
di dalam hukum antara lain kata 'Dia memuaskan; Dia membayar; Dia
menebus; Dia menanggung hukuman kita; dan istilah-istilah ini membuat
orang marah. Pakai bahasa dunia, "Who the hell are you to die for my sin?!
Dosaku urusanku sendiri. Saya mau melakukan apa saja dalam hidupku tidak
ada urusannya dengan kamu." Menawarkan Kristus yang menyelamatkan
dengan mengganti dosa kita, itu yang bikin mereka tidak senang.
Itu sebab tidak gampang mengabarkan Injil kepada orang karena Injil berarti
selain menawarkan kasih penebusan Tuhan, sekaligus mendeklarasi betapa
dahsyatnya dosa kita di hadapan Tuhan. Dosa itu bukan sekedar saya ambil
sesuatu bikin orang marah, lalu ketahuan, lalu saya mengembalikannya.
Semakin kita memahami dosa dengan lebih dalam dan lebih takut kita akhirnya
mengakui kenapa Yesus harus mati di kayu salib. Salah satunya adalah Allah
yang mencipta kita adalah Allah yang punya hak mempertahankan
kesucianNya. Allah yang menciptakan kita adalah Allah yang memberi hukum
dan yang setia kepada hukumNya. Itu sebab Maleakhi berkata, “…mata Tuhan
terlalu suci untuk melihat kejahatan” (Habakuk 1:13). Yesaya mengatakan,
“…segala kesalehan kami seperti kain kotor…” (Yesaya 64:6), tidak bisa
diperbandingkan dengan kesucian Tuhan.
Kedua, mengapa peristiwa di taman Getsemani ini begitu ‘agony,’ Yesus
berdoa berjam-jam lamanya hingga meneteskan keringat bagaikan darah?
(Lukas 22:44). Alkitab mengatakan, Yesus sangat ketakutan di situ. Namun saya
percaya, Yesus tidak takut akan kematian. Melalui peristiwa Getsemani ini
Yesus memberikan kita satu hal: inilah fakta ketika manusia melewati
kematian. Ibr.2:15 "Dan supaya dengan jalan demikian Tuhan membebaskan
mereka yang seumur hidupnya berada di dalam perhambaan oleh karena
takutnya kepada kematian." Ayat ini indah sebab ayat ini mengangkat satu
bagian yang tidak bisa manusia pungkiri, tidak ada satu manusia pun yang tidak
akan menghadapi hal ini. Firman Tuhan mengatakan, menghadapi kematian
merupakan sesuatu hal yang menakutkan. Ibrani 10:31 "Ngeri benar kalau
jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup." Ini mewakili ketakutan kedahsyatan
yang luar biasa. Betapa mengerikan jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.
Kematian kita di atas muka bumi ini hanyalah satu kematian dimana kita
semua akan meninggalkan tubuh ini dan pergi. Tetapi kematian itu tidak
dimengerti seperti itu saja. Tidak ada kebudayaan yang tidak mengakui akan
hal ini: di balik dari kematian fisik ini ada satu kematian yang mereka lihat
misteri dan lebih menakutkan. Itu sebab waktu Kristus berdoa di taman
Getsemani sebagai seorang Anak Manusia, penulis Ibrani mengatakan,
“dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya
berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut” (Ibrani 2:15).
Dia mengalami penderitaan, Dia melewati semua kematian itu supaya Dia
menanggung satu hal yaitu ketakutan akan kematian. Yesus Kristus
mengingatkan murid-murid, jangan takut kepada orang yang bisa membunuh
tubuhmu tetapi tidak sanggup membunuh jiwamu. Tetapi takutlah kepada
Allah yang sanggup membunuh tubuhmu dan jiwamu (Matius 10:28). Dengan
kengerian ini Kristus melewati moment untuk menjadi satu pertanda,
Getsemani selain merupakan jawaban Dia menanggung murka Allah bagi dosadosa kita sekaligus mengekspresikan kedahsyatan yang satu kali kelak kalau
akhirnya Allah yang hidup itu menjatuhkan hukuman dan memberikan
murkaNya kepada orang yang berdosa, betapa menakutkannya. Itu sebab kita
menerima kalimat syukur penulis Ibrani ini, betapa besar keselamatan yang
Tuhan beri kepada kita dan betapa bodohnya orang yang mengabaikannya.(kz)
Download