BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pemasaran Jasa a. Definisi Pemasaran Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2014) adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Pemasaran memainkan peran yang penting dalam masyarakat pemasaran penting bagi bisnis, pemasaran menawarkan peluang karir yang baik, dan pemasaran mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Menurut Wijaya (2012) Pemasaran sebagai proses manajemen untuk mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan kebutuhan konsumen. Hasan (2013), mendefinisikan Pemasaran sebagai proses mengidentifikasi, menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. Tujuan pemasaran mencakup maksimalisasi keuntungan, memaksimalkan pangsa pasar, memaksimalkan penjualan, meningkatkan citra merek, meningkatkan kepuasan pelanggan, menyediakan value dan memelihara stabilitas harga Hasan (2013). b. Definisi Jasa Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan pertumbuhannya pun sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 13 oleh pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru, sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan zaman. Dipandang dari segi konteks globalisasi, pesatnya pertumbuhan bisnis jasa antar negara ditandai dengan meningkatnya intensitas pemasaran lintas negara serta terjadinya aliansi berbagai penyedia jasa di dunai. Perkembangan tersebut pada akhirnya mampu memberikan tekanan yang kuat terhadap perombakan regulasi, khususnya pengenduran proteksi dan pemanfaatan teknologi baru yang secara langsung akan berdampak pada menguatnya kompetisi dalam industri. Kondisi ini secara langsung menghadapkan para pelaku bisnis kepada permasalahan persaingan usaha yang semakin tinggi. Mereka dituntut untuk mampu mengidentifikasikan bentuk persaingan yang akan dihadapi, menetapkan berbagai standar kinerjanya serta mengenali secara baik para pesaingnya Ratih Hurriyati (2010). Menurut Lupiyoadi (2014), Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apa pun. Sedangkan menurut Lovelock, et al (2010) jasa adalah suatu aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain. Sering kali kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu (time bassed), dalam bentuk suatu kegiatan (performance) yang akan membawa hasil yang diinginkan kepada penerima, obyek maupun asset-asset lainnyayang menjadi tanggung jawab dari pembeli. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa merupakan kegiatan yang memberikan manfaat yang dapat ditawarkan kepada konsumen atau http://digilib.mercubuana.ac.id/z 14 pelanggan yang pada dasarnya memiliki sifat tidak berwujud dan tidak dapat dipindah kepemilikannya. c. Karakteristik Jasa Jasa memiliki empat karakteristik utama yang membedakannya dari barang. Karakteristik jasa menurut Tjiptono (2008) yaitu: 1) Intangibility (tidak berwujud), jasa berbeda dengan barang lain. Bila barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja atau usaha yang menyebabkan jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicuim, didengar atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. 2) Inseperability (tidak terpisahkan), barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. 3) Variability (Keanekaragaman), jasa bersifat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya banyak variabel yang dibentuk, kualitas dan jenis tergantung siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. 4) Perishability (Tidak Tahan Lama), ini berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Jadi dapat disimpulkan bahwa jasa lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud, Produksi dan konsumsi bersamaan waktu. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 15 2. Kualitas Produk a. Pengertian Kualitas Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) kualitas didefinisikan sebagai keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun tersirat. Menurut Harjanto (2009) dalam Irawan dan Japarianto (2013) Produk merupakan objek yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat dibeli orang. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk merupakan objek barang atau jasa, berwujud maupun tidak berwujud yang dapat dibeli sehingga mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas produk dalam penelitian ini adalah objek wisata yang berada di Taman Mini Indonesia Indah. Pada dasarnya kualitas produk ini merupakan faktor yang menentukan pilihan orang untuk berkunjung ketempat wisata tertentu. Berbagai produk dalam perusahaan jasa seperti pariwisata adalah objek wisata dengan segala perlengkapan, kinerja dan keindahan sebuah objek, seperti bebagai macam museum, anjungan, wahana dan lain-lain. Dapat dikatakan pelanggan dalam membeli barang tidak hanya membeli sekumpulan atribut fisiknya saja tetapi lebih dari itu, pelanggan tersebut membayar sesuatu yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. Menurut Kotler dan Keller (2009) ada lima tingakatan produk yaitu : 1) Pada tingkatan dasar adalah manfaat inti (core benerfit) : layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 16 2) Pada tingkatan kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product). 3) Pada tingkatan ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan (expeted product), sekelompok atribut dan kondisi biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk. 4) Pada tingkatan keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augmented product) yang melebihi harapan pelanggan. 5) Tingkat kelima, adalah produk potensial (potential product), yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan informasi yang mungkin dialami sebuah produk atau penawaran dimasa depan. b. Dimensi Kualitas Produk Menurut Gaspersz (2008) menjelaskan bahwa dimensi dari kualitas produk ini terdapat beberapa dimensi, yang terdiri dari : 1) Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari suatu produk utama,seperti kemudahan dan kenyamanan. Sebuah produk dikatakan memiliki Performance yang baik bilamana dapat memenuhi harapan. Bagi setiap produk maupun jasa, dimensi performance bisa berlainan, tergantung pada functional value yang dijanjikan oleh perusahaan. Untuk perusahaan dibidang jasa dimensi performance adalah memenuhi harapan konsumen dari sebuah objek yang telah disediakan perusahaan. 2) Estetika (Aesthethics) yaitu daya tarik produk dan keindahan produk terhadap panca indra, dan dapat didefinisikan sebagai atribut-atribut yang melekat http://digilib.mercubuana.ac.id/z 17 pada sebuah produk, seperti warna, model atau desain yang artistik, bentuk, rasa, aroma dan sebagainya. Pada dasarnya estetika merupakan elemen yang melengkapi fungsi dasar suatu produk sehingga kinerja sebuah produk akan menjadi lebih baik dihadapan konsumen. 3. Fasilitas a. Pengertian Fasilitas Segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, desain interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab kalau tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan dan pada gilirannya akan menurunkan laba. Menurut Tjiptono (2006) fasilitas adalah dimana kebutuhan dan harapan pelanggan, baik yang bersifat fisik maupun psikologis untuk memberikan kenyamanan. Definisi lain menurut Kotler (2009) Fasilitas merupakan segala sesutau yang bersifat peralatan fisik yang disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu fasilitas yang berupa benda maupun uang baik yang bersifat fisik maupun psikologis tujuannya agar mampu memberikan kenyamanan untuk pelanggan serta memperlancar suatu usaha tertentu. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 18 Fasilitas dalam penelitian ini adalah sarana yang disediakan oleh perusahaan jasa pariwisata. Fasilitas–fasilitas dalam perusahaan jasa seperti pariwisata adalah hotel dengan segala perlengkapannya, restoran/caffe dengan pendukungnya, fasilitas tambahan atau fasilitas pendukung seperti ( fasilitas hiburan, tempat ibadah, mck ), dan lain-lain. b. Dimensi Fasilitas Konsumen yang ingin mencari kenyamanan selama proses menunggu pelaksanaan layanan jasa akan lebih merasa nyaman bila fasilitas yang digunakan oleh pelanggan dibuat nyaman dan menarik. Beberapa unsur yang perlu dipertimbangkan dalam penyediaan fasilitas dalam usaha jasa yaitu, (Tjiptono, 2006) : 1) Pesan – pesan yang disampaikan secara grafis, aspek penting yang terkait dalam unsur ini adalah penampilan visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda yang dipergunakan untuk maksud tertentu. 2) Unsur pendukung yaitu, Keberadaan fasilitas utama tidak akan lengkap tanpa adanya fasilitas pendukung lainnya, misalnya: tempat ibadah, toilet, hotel retoran atau tempat makan dan lain-lain. 4. Harga a. Pengertian Harga Menurut Kotler dan Keller (2009) harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Definisi lain menurut Sunyoto (2012), http://digilib.mercubuana.ac.id/z 19 dalam dasar-dasar manajemen pemasaran, harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah produk tertentu atau kombinasi antara barang dan jasa. Sedangkan menurut Swastha (2009) “dalam manajemen penjualan, harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam mendapatkan produk atau jasa beserta pelayanannya. b. Tujuan Penetapan Harga Menurut Sunyoto (2012) dalam dasar-dasar manajemen pemasaran, beberapa tujuan penetapan harga meliputi: 1) Sebagai parameter untuk menyusun tujuan-tujuan pemasaran, misalnya mempertahankan hidup, meningkatkan laba saat itu, untuk memenangkan bagian pasar atau kualitas produk. 2) Untuk menentukan kurva permintaan yang memperlihatkan kemungkinan jumlah produk yang akan dijual per-priode, pada tingkat-tingkat harga alternative. Jika permintaan semakin tidak elastic maka semakin tinggi pula harga yang ditetapkan perusahaan. 3) Acuan perusahaan untuk memperkirakan biaya yang bervariasi pada tingkat produksi yang beda-beda. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 20 4) Mengamati harga-harga para pesaing sebagai dasar untuk menetapkan harga sendiri. 5) Sebagai bentuk bertahan, yakni untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang meningkatkan laba perusahaan ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Dari beberapa poin diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penetapan harga adalah sebagai suatu parameter untuk menyususn tujuan pemasaran pada suatu perusahaan yang diantaranya juga sebagai target untuk mencapai laba yang telah ditetapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penetapan harga, yakni : 1) Faktor-faktor internal, yang terdiri dari: tujuan pemasaran perusahaan, pertimbangan organisasi, sasaran pemasaran, biaya dan strategi bauran pemasaran. 2) Faktor-faktor eksternal, yang terdiri dari : situasi dan permintaan pasar, persaingan, harapan perantara, dan faktor-faktor lingkungan seperti kondisi sosial ekonomi, kebijakan dan perarturan pemerintah, budaya dan politik. Menurut Philip Kotler (2005) strategi penetapan harga dapat digolongkan menjadi lima bagian yaitu penetapan harga geografis, discount atau potongan harga, penetapan harga diskriminatif, penetapan harga bauran produk, penetapan harga promosi. 1) Penetapan harga geografis http://digilib.mercubuana.ac.id/z 21 a) Penerapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan bagaimana menetapkan harga produknya untuk pelanggan di berbagai lokasi dan negara. 2) Discount atau potongan harga a) Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka untuk menghargai pelanggan atas tindakan-tindakannya seperti pembayaran awal, volume pembelian, dan pembelian di luar musim. Bentuk penghargaan ini berupa pembelian discount. 3) Penetapan harga diskriminatif a) Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proporsional. Penetapan harga seperti ini, mempertimbangkan pada segmen pelanggan, bentuk produk, citra, lokasi, waktu. 4) Penetapan harga bauran produk a) Logika penetapan harga harus dimodifikasi jika produk tersebut merupakan bagian dari bauran produk. Dalam hal ini, perusahaan mencari sekumpulan harga yang memaksimumkan laba keseluruhan bauran produk.Penetapan harga itu sulit karena berbagai produk memiliki permintaan dan biaya yang saling terkait dan dipengaruhi oleh berbagi tingkat persaingan. 5) Penetapan harga promosi http://digilib.mercubuana.ac.id/z 22 a) Dalam kondisi-kondisi tertentu perusahaan akan menetapkan harga sementara untuk produksinya di bawah daftar dan kadang-kadang di bawah biayanya. Penetapan harga promosi menilai beberapa bentuk antara lain harga kerugian, harga peristiwa khusus, perjanjian garansi, pelayanan dan discount psikologis. c. Dimensi Harga Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) ada dua dimensi harga, yaitu: 1) Harga yang dipersepsikan Yaitu persepsi pelanggan terhadap harga yang diterima, apakah tinggi, rendah, atau adil. 2) Harga yang direferensikan Yaitu referensi dari pelanggan sebagai dasar perbandingan untuk menilai harga yang ditawarkan. 5. Kepuasan a. Pengertian Kepuasan Secara umum mengenai kepuasan atau ketidakpuasan konsumen merupakan hasil dari adanya perbedaan–perbedaan antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan oleh konsumen tersebut. Menurut Umar (2008) kepuasan adalah respon pemenuhan dari pelanggan. Definisi lainnya menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2008), mengemukakan bahwa http://digilib.mercubuana.ac.id/z 23 kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk (jasa) yang diterima dan diharapkan. Sedangkan Menurut J. Supranto (2006) kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Berdasarkan definisi-definisi diatas kepuasaan pelanggan adalah pelanggan merasa puas dengan yang diharapkan sesuai dengan keinginan pelanggan sehingga menimbulkan perasaan senang dengan semua yang mereka terima dalam produk ataupun jasa yang terpenuhi sehingga mengakibatkan pembelian ulang atau terjadinya kesetiaan yang berlanjut. Menurut Handi Irawan (2009) dalam bukunya yang berjudul 10 prinsip Kepuasan Pelanggan, mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor pendorong keputusan pelanggan, yaitu: 1) Kualitas Produk Pelanggan puas kalau sudah setelah membeli dan menggunakan produk tersebut, ternyata kualitas produknya baik. 2) Harga Untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan nilai untuk uang yang tinggi. Komponen harga ini sangat relative tidak penting bagi mereka yang tidak sensitive terhadap harga. 3) Kualitas pelayanan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 24 Kepuasan pelanggan dapat timbul pada saat konsumen menggunakan produk barang atau jasa yang memiliki brand image yang baik. Rasa bangga, rasa percaya diri, dan symbol yang sukses merupakan bagian yang mendasari kepuasan pelanggan. 4) Kemudahan Pelanggan akan semakin puas apabila relative mudah, nyaman dan efesien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. b. Metode pengukuran kepuasan konsumen Mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan bagaimana yang membutuhkan peningkatan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan ada empat metode pengukuran yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Tjiptono (2012) menyatakan ada empat metode yang banyak digunakan dalam pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu: 1) Complaint and suggestion system (Sistem keluh dan saran) Organisasi yang berpusat pelanggan memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan. Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide cemerlang bagi perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi secara tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 25 2) Ghost shopping (pembeli bayangan) Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuantemuannya, mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan. 3) Lost customer analysis (analisis pelanggan yang hilang) Perusahaan seharusnya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting, peningkatan customer loss rate menunjukan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya. 4) Customer satisfaction survey (Survai kepuasan pelanggan) Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan penelitian survai, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung. Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsungdari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 26 c. Dimensi Kepuasan Berikut beberapa konsep inti dalam mengukur kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2006) terdiri atas: 1) Konfirmasi harapan (Confirmation of expectations), dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpulkan berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja actual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi penting. 2) Kesediaan untuk merekomendasi (Willingness to recommend), dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relative lama atau bahkan hanya terjadi satu kali pembelian, kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti. 6. Minat Berkunjung Kembali a. Pengertian Minat Berkunjung Kembali Osti, Disegna, dan Brida (2012) menyatakan bahwa loyalitas dan kepuasan dapat menimbulkan minat untuk berkunjung kembali. Minat beli ulang tercipta karena konsumen merasa kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diberikan sesuai apa yang mereka harapkan sehingga konsumen akan berniat untuk membeli produk kita di waktu selanjutnya. Minat beli yang muncul menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya, yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 27 Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut : 1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan untuk membeli produk. 2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. 3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya. 4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. b. Dimensi Minat Berkunjung Kembali Minat beli menurut Wu dan Luan (2007) dalam Wuryandari (2014) niat beli digunakan untuk memprediksi perilaku individu, dimana individu lebih suka mendasar prediksi mereka pada tingkat dimana mereka benar-benar menginginkan untuk mengkonsumsi suatu produk. Sedangkan berkunjung kembali menurut Bahtiar dan Hariadi (2011) adalah niat pengunjung untuk mengulangi kunjungan dengan indikator, yaitu: 1) Pengunjung berniat melakukan pembelian secara kontinyu, (Customer purchasing) 2) Pengunjung berniat membeli jasa layanan tambahan (Purchase additional service) http://digilib.mercubuana.ac.id/z 28 B. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan untuk menyusun konsep-konsep pada penelitian ini sebagai berikut : No 1 Nama Peneliti Yunus Budiyanto (2014) 2 Indra Lutfi Sofyan Ari Pradhanawati Hari Susanta Nugraha (2013) Dita Amanah (2010) Edy Haryanto (2013) 3 4 5 Joaquı ´n Alegre Magdalena Cladera 2009 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Peneltian Hasil Penelitian Pengaruh Kualitas Hasil penelitian menunjukan Pelayanan dan bahwa variabel Kualitas Fasilitas Terhadap Pelayanan dan Fasilitas Kepuasan Pelanggan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kepuasan Pelanggan. Pengaruh Fasilitas Hasil penelitian menunjukan dan Kualitas bahwa variabel Fasilitas dan Pelayanan terhadap Kualitas peyanan Loyalitas melalui berpengaruh signifikan dan Kepuasan positif terhadap Kepuasan Konsumen sebagai Pelanggan. Variabel Intervening pada Star Clean Car Wash Semarang Pengaruh Harga dan Hasil penelitian menunjukan Kualitas Produk bahwa variabel Harga dan Terhadap Kepuasan Kualitas Produk berpengaruh Konsumen signifikan dan positif terhadap Kepuasan Konsumen Kualitas layanan, Hasil penelitian menunjukan Fasilitas dan Harga bahwa, kualitas layanan, pengaruhnya fasilitas dan harga secara terhadap Kepuasan simultan berpengaruh positif pengguna jasa dan signifikan terhadap layanan kepuasan pengguna jasa layanan. Analysing The Effect Hasil Penelitian Menunjukan Of Satisfaction And Bahwa Kepuasan Dan Previous Visits On Jumlah Kunjunagan Tourist Intentions To Sebelumnya Memiliki Efek Return Positif Pada Niat Kembali http://digilib.mercubuana.ac.id/z 29 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Peneltian Hasil Penelitian 6 Florencia T. Analisa pengaruh Hasil penelitian price, service quality, menunjukan bahwa service Sia dan corporate image quality, corporate image Dr. Hartono customer dan price berpengaruh Subagio, S.E., terhadap loyalty dengan signifikan dan positif M.M (2013) customer satisfaction terhadap customer sebagai variabel satisfaction dan customer intervening satisfaction berpengaruh signifikan positif terhadap customer loyalty. 7 Deny Irawan Analisa Pengaruh Hasil penelitian Kualitas Produk menunjukan bahwa variable Edwin Terhadap Loyalitas Kualitas Produk Japarianto, Melalui Kepuasan berpengaruh signifikan S.E., M.M. Sebagai Variabel terhadap Kepuasan (2013) Intervening Pada Pelanggan di restoran Por Pelanggan Restoran Kee Surabaya. Por Kee Surabaya quality, Hasil penelitian Vinita Kaura, “Service service convenience, menunjukkan bahwa Ch. S. price and fairness, variabel service quality, Durga Prasad customer loyalty, and service convenience, price, 8 Sourabh the mediating role of fairness, customer loyality Sharma customer satisfaction” berpengaruh secara positif (2015) dan signifikan terhadap customer satisfaction. The influence of public Hasil penelitian Chun-Chang facilities and menunjukkan bahwa Lee environmental quality pengaruh fasilitas umum Shu-Man You 9 Li-Yun Huang on residential dan kualitas lingkungan satisfaction in Taiwan: memiliki pengaruh yang (2013) Differences in signifikan terhadap neighborhood kepuasan perumahan environment 10 Relative Contributions Hasil penelitian Lu Xu of Product Quality menunjukkan bahwa Charles Blankson and Service Quality in kualitas pelayanan tidak the Automobile signifikan menentukan Victor Industry kepuasan pelanggan. Prybutok sebaliknya, kualitas produk (2017) secara signifikan mempengaruhi kepuasan pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 30 C. Keterkaitan Antar Variabel Keterkaitan antar variabel merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (Sugiyono, 2004). Oleh karena itu akan dibahas masing-masing keterkaitan tersebut secara teoritis, yaitu: 1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Penelitian yang dilakukan Deny Irawan dan Edwin Japarianto, S.E., M.M. (2013) dengan judul “Analisa Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Sebagai Variabel Intervening Pada Pelanggan Restoran Por Kee Surabaya” Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan di restoran Por Kee Surabaya.Oleh karena itu, hipotesis ke pertama dari penelitian ini adalah : H1 : Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap Kepuasan 2. Pengaruh Fasilitas Terhadap Kepuasan Penelitian yang dilakukan Yunus dan Budiyanto (2014) dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Pelanggan” menunjukan bahwa pengujian hipotesis antara variabel kualitas pelayanan dan fasilitas berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan pelanggan di Narita Hotel Surabaya. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin baik kualitas pelayanan dan fasilitas yang diberikan perusahaan akan meningkatkan kepuasan pelanggan yang menginap di Narita Hotel Surabaya. Oleh karena itu, hipotesis ke pertama dari penelitian ini adalah: H2 : Fasilitas berpengaruh positif terhadap Kepuasan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 31 3. Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Penelitian yang dilakukan Dita Amanah (2010) dengan judul “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen” menunjukan hasil bahwa Harga berpengaruh positif terhadap Kepuasan Konsumen. Oleh karena itu hipotesis ke dua dari penelitian ini adalah: H3 : Harga berpengaruh positif terhadap Kepuasan 4. Pengaruh Kepuasan Terhadap Minat Berkunjung Kembali Penelitian yang dilakukan oleh Joaquin Alegre & Magdalena Cladera (2009) dengan judul “Analyzing the effect of satisfaction and previous visits on tourist intentions to return” menunjukan bahwa kepuasan dan jumlah kunjungan sebelumnya memiliki efek positif pada niat kembali. Oleh karena itu hipotesis yang ke tiga dari penelitian ini adalah : H4 : Kepuasan berpengaruh positif terhadap niat kembali D. Rerangka Pemikiran Berdasarkan kajian pustaka mengenai Kualitas Produk, Fasilitas, Harga terhadap Kepuasan dan implikasinya terhadap Minat Berkunjung Kembali pada Taman Mini Indonesia Indah, maka dapat disusun rerangka pemikiran sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/z 32 Kualitas Produk X1 H1 Kepuasan Fasilitas X2 H2 Z1 H4 Minat Berkunjung Kembali Y1 H3 Harga X3 Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Hipotesis yang perlu diuji adalah : H1 : Kualitas Produk di duga berpengaruh terhadap kepuasan H2 : Fasilitas di duga berpengaruh terhadap kepuasan H3 : Harga di duga berpengaruh terhadap kepuasan H4: Kepuasan di duga berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali http://digilib.mercubuana.ac.id/z