Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 294 - 300 KARAKTERISASI STRUKTUR MIKROSKOPIK KARBON AKTIF KULIT DURIAN DENGAN GEOMETRI FRAKTAL (CHARACTERIZATION OF MICROSCOPIC STRUCTURE OF ACTIVATED CARBON FROM DURIAN SHELL WITH FRACTAL GEOMETRY) 1 Irfana Diah Faryuni *, Joko Sampurno1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak1* [email protected] ABSTRACT The microscopic structure of activated carbon from durian shell which synthesized with Potassium Hydroxide (KOH) as the activator has been successfully characterized. Objection of this research was to study the effect of the activator concentration (KOH) on the evolution of the microscopic structure of the activated carbon from durian shell. The carbon synthesized with carbonization at temperature 400°C for 2 hours and then activated by immersion in an activator solution (KOH) which varied: 5%, 10%, 15%, 20% and 25% and then calcinated at 800 ° C for 2 hours. Activated carbon of durian shell then characterized using Scanning Electron Microscope (SEM). The SEM images then characterized using fractal analysis method. The result showed that the increasing of the concentration of the activator solution (KOH) will relatively reduced the complexity of the microscopic structure which indicated by the decrease of the fractal dimension value. Keywords: Durian shell, Activated Carbon, SEM Image, Fractal Analysis ABSTRAK Struktur mikroskopis dari karbon aktif kulit durian yang disintesis dengan Kalium Hidroksida (KOH) sebagai aktivatornya telah berhasil dikarakterisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi aktivator KOH terhadap citra SEM karbon aktif kulit durian dan dimensi fraktalnya. Karbon disintesis dengan cara karbonisasi pada suhu 400 oC selama 2 jam kemudian diaktivasi dengan perendaman dalam larutan aktivator KOH yang bervariasi yakni : 5 %, 10 %, 15 %, 20 % dan 25 % dan kalsinasi pada suhu 800 oC selama 2 jam. Karbon aktif kulit durian kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Citra SEM dari karbon aktif kulit durian kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan metode analisis fraktal. Hasil pengolahan citra SEM menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi aktivator KOH relatif akan membuat kompleksitas struktur mikroskopis karbon aktif relatif menurun. Penurunan kompleksitas secara horizontal dan vertikal tergambarkan oleh penurunan nilai dimensi fraktal dan peningkatan nilai intercept. Katakunci:Kulit Durian , Karbon Aktif, Citra SEM, Analisis Fraktal. 1. PENDAHULUAN Karbon aktif telah banyak digunakan dalam proses water treatment[1][2][3]. Karbon aktif dapat dibuat dari berbagai macam bahan mentahseperti : limbah kayu mahoni [4], tempurung kemiri [5], tempurung kelapa [6].dan dengan menggunakan kulit durian[7].Penelitian ini akan menganalisis sifat fraktal daricitra SEM dari karbon aktif yang berasal dari kulit durian yang disintesis dengan menggunakan KOH sebagai aktivator [7]. 294 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 294 - 300 Metode analisa fraktal telah diaplikasikan pada banyak bidang termasuk dalam bidang material diantaranya pada eksperimen dan pemodelan analisa penumbuhan fraktal pada film tipis organik pentaerythritol tetranitrate yang ditumbuhkan pada permukaan silikon[8], simulasi fabrikasi dan pengukuran material sel surya baru dengan geometri fraktal [9], karakterisasi permukaan film tipis kromium nitrida dan silkion nitrida dengan geometri fraktal [10], pembuatan material nikel dengan struktur fraktal [11], penentuan dimensi fraktal dan pengukuran skala domain dari film tipis multiferroic BiFeO3[12], penumbuhan film tipis C60 pada grafit [13], karakteristik fraktal dan evolusi struktur mikro film tipis Cu yang dibuat dengan metode magneton sputtering danpemrosesan citra kelakuan fraktal GaAs [14].Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi secara kuantitatif citra SEM karbon aktif kulit durian, apakah struktur morfologinya berkelakuan sebagai fraktal atau tidak. Jika berkelakuan sebagai fraktal maka akan dihitung nilai dimensi fraktal dan interceptnya. Dengan mengetahui nilai dimensi dan intercept tersebut dapat dianalisa karakteristik struktur morfologi citra SEM karbon aktif.Adapun metodologi dari penelitian ini didahului oleh sintesis karbon aktif, kemudian profil struktur mikro dari masing-masing sampel karbon aktif dikarakterisasi dengan menggunakan SEM. Hasil dari foto SEM ini akan di clusterring untuk menentukan distribusi pori dan matrik dari profil sampel tersebut. Hasil proses clusterring ini diolah secara komputasi dengan menggunakan program analisa fraktal untuk mendapatkan nilai dimensi dan intercept sampel. Dimensi fraktal akan mengkarakterisasi struktur secara horizontal sedangkan intercept akan mengkarakteriasi struktur secara vertikal. 2. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data 5 citra SEM karbon aktif yang telah disintesis dengan cara karbonisasipada suhu 400 oC selama 2 jam kemudian diaktivasi dengan perendaman dalam larutan aktivator KOH yang bervariasi yakni : 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dan kalsinasi pada suhu 800 oC selama 2 jam. Data citra SEM dari karbon aktif dapat dilihat pada Gambar 1. 295 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 294 - 300 (a) KOH 5% (b) KOH 10% (c) KOH 15% (d) KOH 20% (e) KOH 25% Gambar 1.Citra SEM Karbon Aktif dengan variasi konsentrasi aktivator Citra masukan yang sudah dalam citra gray scale akan dicrop untuk diambil wilayah yang akan dianalisis (Region of Interest/ROI). Semua citra disamakan ukuran pixelnya menjadi 900 x 1800 pixel. Selanjutnya masing-masing citra diekualisasi untuk menajamkan bagian yang hitam (background) dan bagian yang putih. Proses pemotongan citra dan ekualisasi menggunakan Fiji[15]. Hasil pengolahan citra untuk citra SEM karbon aktif dengan berbagai variasi konsentrasi aktivator KOH dapat dilihat pada Gambar 2.Setelah proses ekualisasi selesai, maka dilanjutkan dengan proses analisis fraktal. Pada analisis fraktal ini akan dicari nilai dimensi dan intercept dengan menggunakan metode transformasi 296 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 294 - 300 Fourier 2D. Pada metode ini, variasi nilai pixel citra dalam domain spasial ditransformasi ke dalam domain frekuensi. Transformasi ini untuk mendapatkan Power Spectra Density (PSD) dari data spasial ini. Jika suatu citra berkelakuan sebagai fraktal maka kurva log (magnitude2) vs. log(frekuensi) akan menghasilkan bentuk yang linear. Kurva ini akan memiliki kemiringan (slope) dan titik potong pada sumbu y (intercept). Dimensi fraktal citra dihitung dari nilai slope dengan persamaan (1)[15][16]: D 6 2 (1) Dimana D adalah nilai dimensi fraktal dan adalah nilai slope. Sedangkan nilai intercept dihitung dari titik potong kurva linear tersebut terhadap sumbu log (magnitude2). 3. HASIL DAN DISKUSI Dengan menggunakan program analisis fraktal yang telah dibuat berdasarkan pada metode analisis Fourier 2D didapatkan hasil plot log (magnitude2) vs. log (frekuensi) yang berbentuk kurva linear. Kurva log log plot PSD untuk citra SEM karbon Aktif dengan berbagai variasi konsentrasi aktivatordiperlihatkan pada Gambar 2. Gambar 2.Log-Log Plot Magnitude2 vs. Frekuensi 297 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 294 - 300 Dari Gambar 2 dapat dihitung nilai dimensi fraktal masing-masing sampel berdasarkan persamaan (1) dan dapat dihitung nilai Interceptnya berdasarkan titik potong kurva pada sumbu Log(magnitude2). Nilai dimensi fraktal dan intercept seluruh sampel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1Parameter fraktal seluruh sampel dengan variasi konsentrasi aktivator 5% 10% 15% 20% 25% Dimensi Farktal 1.74 1.70 1.56 1.61 1.54 Intercept 30.64 31.59 32.22 31.75 32.04 Berdasarkan Gambar 2 dan Tabel 1 dapat dilihat hubungan antara variasi konsentrasi aktivator, bentuk morfologi mikroskopis dan nilai dimensi serta nilai intercept. Semakin tinggi konsentrasi aktivator menyebabkan ukuran pori yang terbentuk semakin besar namun jumlahnya berkurang sehingga distribusinya lebih teratur. Efek lain yang terlihat adalah bentuk morfologi permukaan mikroskopisnya semakin halus. Semua efek ini tergambarkan dengan baik oleh perubahan nilai dimensi dan intercept dari citra SEM sampel. Perubahan ukuran pori tergambarkan oleh penurunan nilai dimensi fraktal dan perubahan bentuk morfologi permukaan mikroskopisnya tergambarkan oleh peningkatan nilai intercept. Dimensi fraktal yang menurun menunjukan bahwa kompleksitas struktur mikroskopis karbon aktif secara horizontal relatif menurun. Hal ini disebabkan jumlah distribusi pori yang menurun meskipun ukuran rata-rata pori membesar. Di sisi lain, Intercept yang meningkat menunjukan bahwa kompleksitas struktur secara vertikal juga semakin berkurang. Hal initerlihat dari bentuk morfologi permukaan yang semakin halus. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode fraktal berbasis analisis Fourier dapat digunakan untuk mengkarakterisasi secara kuantitatif citra SEM dari karbon aktif dengan berbagai variasi konsentrasi aktivator. Penurunan kompleksitas secara horizontal dan vertikal tergambarkan oleh penurunan nilai dimensi fraktal dan peningkatan nilai intercept. 298 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 294 - 300 5. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada DITJEN DIKTI yang telah membiayai penelitian ini melalui Program Hibah Desentralisasi PEKERTIdengan No. kontrak 046/SP2H/PL/Dit.Litabmas/II/2015, sehingga penelitian ini dapat berlangsung. 6. PUSTAKA [1]. Pollard SJT, Fowler GD, Sollars CJ, Perry R. Low cost adsorbent for waste and wastewater treatment : A review. Science of the Total Environment.1992; 116(12):31-52 [2]. Mohan D, Charless U, Pittman Jr. Activated carbons and low cost adsorbents for remediation of tri- and hexavalent chromium from water. Journal of Hazardous Materials. 2006; 137(2):762-811 [3]. Knezev AM, Kooij DVD. Optimisation and significance of ATP analysysfor measuring active biomass in granular activated carbon filters used in water treatment. Water Research. 2004; 38(18):3971-3979 [4]. Pujiarti R, Sutapa JPG. Mutu Arang Aktif dari Limbah Kayu Mahoni (Swietenia macrophylla King) sebagai Bahan Penjernih Air. [5]. Darmawan S, Pari G, Sofyan K. Optimasi Suhu dan Lama Aktivasi dengan Asam Phosfat dalam Produksi Arang Aktif Tempurung Kemiri . Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan.2009; 2(2). [6]. Subadra I, Setiaji B, Tahir I. Activated Carbon Production from Coconut Shell With (NH4)HCO3 Activator as An Adsorbent in Virgin Coconut Oil Purification. Prosiding Seminar Nasional Dies ke 50 UGM. 2005. [7]. Apriani R, Faryuni ID, Wahyuni D. Pengaruh Konsentrasi Aktivator Kalium Hidroksida (KOH) terhadap kualitas Karbon Aktif Kulit Durian sebagai Adsorben Logam Fe pada Air Gambut. Jurnal Prisma Fisika. 2013; 1(2):82-86. [8]. Chen ZW, Zhang SY, Tan S, Hou J and Wu ZQ. Insinght into Fractal Feature Evolution From Au/Ge Thin Films After Annealing, Applied Physics A. 2004; 78(4):603-606. [9]. Johnson DW and Taylor PR : Research Report of University Oregon. [10]. Zahn W and ZöschA.Characterization of thin-film surfaces by fractal geometry, Frisenius Journal of Analytical Chemistry.1997;358:119-121. [11]. Wang R, Guo J and Zhou B. Preparation of Nickel Material With Fractal Structure, Journal Material Science and Technology.2003;19:3. 299 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 294 - 300 [12]. Catalan G, Bea H, FusilS, Bibes M, Paruch P, Barthelemy A and Scott JF. Fractal Dimension and Size Scaling of Domains in Thin Films of Multiferroic BiFeO3. Physical Review Letters. 2008;100(2):027602-4. [13]. Liu H and Reinke P. Thin Film Growth on Graphite C60: Coexistence of Spherical and Fractal-Dendritic Islands. The Journal of Chemical Physics. 2006;124 164707. [14]. Schuszter M, Dobos, Laszlo and Turmezei P. Image Processing in The Material Science or Fractal Behaviour on the GaAs/ Electrolyte Interface. Symposium on Intelligent Systems and Informatics SISY Conference Proceeding. 2008;1-3. [15]. Schindelin J.,et al., “Fiji: an open-source platform for biological-image analysis”, Nature Methods, pp. 676-82, 2012. [16]. Russ, John C., Image Processing Handbook The Fifth Edition, Taylor & Francis Group, New York, 2007 300