ABSTRAK INDRIANI KUSUMAH PERTIWI. Studi Mengenai Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis di Yayasan Pelita Hafizh Bandung. Setiap ibu akan mengharapkan anaknya lahir dalam keadaan sehat dan tidak kurang suatu apapun. Begitu juga pada ibu yang memiliki anak penyandang autis, mereka tentunya tidak akan menyangka anaknya tumbuh memiliki perbedaan dengan anak normal lainnya. Anak autis memiliki gangguan yang sangat kompleks. Dengan mengetahui anaknya yang didiagnosa autis, orang tua terutama ibu akan mengalami shock yang diikuti dengan berbagai sikap seperti cemas, merasa bersalah, menjadi persoalan, bingung, menolak, tidak tahu harus berbuat apa, merasa tak berdaya, menyalahkan diri sendiri, bahkan menyalahkan Tuhan. Ibu merasa sedih sekali dan muncul sikap putus asa yang dapat berkembang menjadi depresi dan stres berkepanjangan, merasa tidak diperlakukan dengan adil serta tidak percaya dengan fakta yang ada. Namun di Yayasan Pelita Hafizh, peneliti menemukan sebagian besar para ibu yang sudah mau menerima kondisi anaknya dengan segala kekurangan yang dimilikinya, walaupun di sisi lain masih terdapat ibu yang belum mau menerima kondisi anaknya dan masih menginginkan anak untuk bersekolah di sekolah umum. Sebagian besar ibu mampu bangkit dari keadaan yang dirasa kurang nyaman, yang dalam hal ini adalah depresi dan stres menjadi sikap optimis, peduli dan menerima anak sebagaimana adanya. Kemampuan ibu untuk dapat berhasil dalam mengatasi atau bangkit kembali dari kesulitan dan situasi yang tidak nyaman yang dialami ibu tersebut disebut sebagai resiliensi (Grotberg, 1999). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran jelas melalui data empirik mengenai resiliensi serta faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian resiliensi pada ibu yang memiliki anak autis di Yayasan Pelita Hafizh Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan jumlah subjek 19 orang ibu yang memiliki anak autis di Yayasan Pelita Hafizh Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur Resiliensi yang dibuat peneliti berdasarkan faktor-faktor (sumber-sumber resiliensi) pada teori Resilensi dari Grotberg. Alat ukur tersebut memiliki 121 item alat ukur yang valid berdasarkan norma Spearman dan memiliki reliabilitas 0,998. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan analisis deskriptif dengan metode statistik persentase diperoleh data yang menunjukkan bahwa 73.7% ibu yang memiliki anak autis masuk dalam kategori resilien (tinggi). Dilihat dari faktor-faktor (sumber resiliensi) resiliensi, didapat data bahwa sebanyak 73,7% faktor I Am dan I Can merupakan faktor yang dominan yang berpengaruh pada diri subjek, serta sebanyak 52,6% terdapat pada faktor I Have. vi