BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat beberapa negara yang telah mengaatur tindakan trading in influence diantaranya Spanyol, Prancis, Canada, Norwegia dan Amerika. Meskipun sama-sama mengatur trading in influence, namun terdapat perbedaan pengaturan terhadap trading in influence. KUHP Spanyol hanya mengkriminalisasi trading in influence pasif, sedangkan pada KUHP Prancis terdapat pengaturan bagi trading in influence aktif maupun pasif. KUHP Canada, mengatur pula aktif dan pasif, akan tetapi perumusan tindak pidana trading in influence dalam KUHP Canada lebih luas jagkauannya. KUHP Norwegia juga mengkriminalisasi trading in influence aktif dan pasif, akan tetapi pengaturan trading in influence jauh lebih luas daripada pengaturan pada konvensi internasional, karena tidak hanya mengatur trading in influence dalam sector publik (pemerintah), namun juga mencakup ranah privat. Terakhir pengaturan trading in influence di Amerika khususnya dalam KUHP Negara bagian Washington. Amerika juga telah mengatur tindakan Trading in influence aktif dan pasif. Dalam pengaturan tersebut khususnya dalam hal pemberian hukuman, Amerika menempatkan 99 trading in influence dalam klasifikasi tindak pidana dengan hukuman pidana yang paling rendah (diantara tiga klasifikasi tindak pidana). 2. Pada bab hasil penelitian telah dipaparkan sejarah kemunculan trading in influence di indonesia yang sudah ada sejak jaman dulu. Ini berarti, sebelum adanya UNCAC, indonesia sudah terlebih dahulu mengenal trading in influence, meskipun saat itu trading in influence menjadi sebuah kebiasaan sehingga belum dikenal labeling seperti sekarang ini. Meskipun trading in influence sudah menjadi kebiasaan dikalangan pemerintah dan penguasa, namun masyarakat secara umum memandang bahwa perbuatan ini merupakan perbuatan yang tercela. Disamping itu, menilik UU PTPK tidak ditemukan adanya pengaturan serupa trading in influence. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa trading in influence dapat diterapkan dalam RUU PTPK. B. Saran Adapun saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan permasalahan ini ialah sebagai: 1. Pihak legislatif dalam melakukan penyusunan ketentuan trading in influence perlu mempertimbangkan rumusan trading in influence yang terdapat dalam KUHP beberapa negara yang telah dibahas pada bab pembahasan, khususnya KUHP Prancis karena peneliti menilai bahwa rumusan trading in influence pada KUHP Prancis cukup baik. 100 2. Mengenai penerapan trading in influence di Indonesia, jika melihat rumusan trading in influence pada RUU PTPK yang terbaru maka peneliti menyarankan untuk melakukan peninjauan ulang terhadap rumusan pasal tersebut. Karena peneliti menilai bahwa jangkauan pasal tersebut terlalu sempit, sehingga tidak dapat menjangkau orang pribadi yang menjadi penganjur dalam tindak pidana trading in influence. 101