NASK KAH PUBLIK KASI HUBUNG GAN ASUPA AN SERAT DAN ASUP PAN LEMAK K JENUH DE ENGAN KADAR KOLESTERO K OL DARAH PADA LAN NSIA DI POS SYANDU AISYIYAH A SURAKAR RTA KOTA Disusun Oleh : SILFANISA HA ADHIROTUL L RAMADHA AN J J310110008 PROGRAM M STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS S ILMU KES SEHATAN UNIVER RSITAS MUH HAMMADIY YAH SURAK KARTA 2015 i HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Judul Penelitian : Hubungan Asupan Serat dan Asupan Lemak Jenuh dengan Kadar Kolesterol Darah pada Lansia di Posyandu Aisyiyah Kota Surakarta Nama Mahasiswa : Silfanisa Hadhirotul Ramadhan NIM : J310110008 Telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 1 November 2015 dan layak untuk dipublikasi Surakarta, 1 November 2015 Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Ahmad Farudin. SKM., M. Si NIP. 1971 0521 1995031004 dr. Listiana Dharmawati, M. Si SIP.443.2/20/SIP-1/KPT/III/2009 Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Setyaningrum Rahmawaty, A.,M. Kes., Ph.D NIK/NIDN : 744/06-2312-7301 ii HUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN ASUPAN LEMAK JENUH DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH KOTA SURAKARTA Silfanisa Hadhirotul Ramadhan (J 310 110 008) Pembimbing : Ahmad Farudin. SKM., M. Si dr. Listiana Dharmawati, M. Si Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102 Email : [email protected] ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN INTAKE OF FIBER AND INTAKE OF SATURATED FATS WITH TOTAL CHOLESTEROL LEVEL IN THE ELDERY IN INTEGRATED HEALTH POS AISYIYAH OF SURAKARTA Introduction : Ederly person can be said when it entered the age of 45 years. At increasingly older age, total cholesterol level was higher that the total cholesterol level at a young age. One of the efforts to control total cholesterol levels is with a proper nutritional therapy such as by increasing fiber intake and reduce intake of saturated fat in the diet. Purpose : Research aims to understand the relationship between intake of fiber and intake of saturated fats with total cholesterol level on the eldery in integrated health pos Aisyiyah of Surakarta. Research Method : The study was an observational research with cross sectional design. The research subject were selected through consecutive sampling technique, and obtained 42 research subject with regard to the criteria for inclusion and exclution. Data collection on intake of fiber and saturated fats used the 24-hour recall and total cholesterol level used electrode based biosensor. Analysis data used spearman’s correlation tests. Result : Research subject who had less fiber intake by 97,60%, a normal intake of saturated fat by 61,90%, and high total cholesterol level by 52,40%. Conclusion : Statistic tests showed there was no relationship between intake of fiber with total (p=0,65) and there was no relationship between intake of saturated fat with total cholesterol level (p=0,49) Keyword : Intake fiber, intake of saturated fats, total cholesterol level iii Proporsi PENDAHULUAN dengan Peranan serat larut air memiliki nasional perilaku penduduk mengkonsumsi sifat postitif, serat dapat mengikat makanan berlemak, berkolesterol, dan asam makanan gorengan ≥1 kali per hari empedu menurunkan sehingga penyerapan akan sebesar kembali 40,70%. Jawa tengah asam empedu oleh dinding usus. Hal termasuk dalam lima kategori teratas ini menyebabkan ukuran pool asam yaitu sebar 60,30%, angka ini melebihi empedu sehingga hasil rata-rata data nasional yaitu kolesterol sebesar 40,70% (RISKESDAS, 2013). berkurang meningkatkan dari darah perubahan ke dalam hati Hiperkolestrolemia untuk pada selanjutnya disintesis menjadi asam masyarakat perkotaan lebih banyak empedu tambahan. Dengan demikian terjadi konsentrasi kolesterol di dalam plasma hiperkolestrolemia pada masyarakat darah pedesaan. akan berkurang (Astawan, kasus Persentase kasus hiperkolestrolemia pada masyarakat 2004). hasil Riskesdas perkotaan sebesar 93,60% penduduk sedangkan pada Berdasarkan 2007, dibandingkan sebesar Indonesia kurang memiliki 32,10%. Hal ini Riskesdas 2013 juga menujukkan hal mendapatkan yang serupa yaitu sebanyak 93,50% (Riskesdas, 2013). Indonesia masyarakat pedesaan lebih rendah yaitu sebesar kecenderungan mengkonsumsi serat. Data pendudukan 39,50%, tentunya perhatian perlu khusus Hasil survey pendahuluan yang kurang dilakukan pada bulan bulan Mei 2015 mengkonsumsi sayur dan buah. di Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Asam lemak jenuh diyakini dapat darah, mendapatkan hasil bahwa cakupan sedangkan serat dapat menghambat pelayanan kesehatan pada lansia di absorbsi Mengkonsumsi wilayah Solo Utara pada tahun 2012 makanan yang mengandung lemak sebesar 51, 97%, tahun 2013 sebesar jenuh menyebabkan 67,48%, dan tahun 2014 sebesar 60, penimbunan lemak dalam hati, yang 29%. Untuk wilayah Solo Selatan pada kemudian menyebabkan jumlah asetil- tahun 2012 sebesar 55, 60%, tahun KoA untuk 2013 sebesar 81, 48%, dan pada meningkat tahun 2014 sebesar 61, 37%. Hasil mempengaruhi lemak. tinggi di kadar dapat dalam menghasilkan lipid sel kolesterol hati tersebut dapat disimpulkan bahwa dari (Guyton, 2007). 1 tahun 2012 hingga 2014 cakupan endogen yang terdiri dari usia, dan pelayanan kesehatan pada lansia di faktor keturunan serta faktor eksogen wilayah rendah yang terdiri dari asupan kolesterol, dibandingkan dengan wilayah Solo asupan lemak jenuh, dibetes mellitus, Selatan. hormon tiroid, merokok, dan obesitas Solo Utara Survey lebih pendahuluan (Guyton, 2007). yang Serat dilakukan pada bulan Mei 2015 di dapat mengikat asam Puskesmas wilayah Asyiyah cabang empedu sehingga akan menurunkan Solo Utara, diperoleh data jumlah penyerapan kembali asam empedu lansia oleh yang mengalami dinding hiperkolesterolemia dalam kurun waktu menyebabkan satu empedu bulan sebesar 77,27%. usus. ukuran Hal pool berkurang ini asam sehingga Sedangkan data jumlah non lansia meningkatkan yang mengalami hiperkolesterolemia dari dalam kurun waktu satu bulan sebesar selanjutnya disintesis menjadi asam 22,72%. tersebut empedu tambahan. Dengan demikian menggambarkan bahwa lansia yang konsentrasi kolesterol di dalam plasma mengalami hiperkolesterolemia lebih darah akan berkurang. Serat pangan tinggi dibandingkan dengan kelompok juga akan difermentasi oleh mikroflora non lansia. menghasilkan asam propionat, asam Angka darah perubahan ke dalam kolesterol hati untuk propionat dapat menurunkan kolesterol Kadar kolesterol total relatif lebih tinggi pada saat usia semakin tua dari darah dan menghambat sintesi pada kadar kolesterol total pada usia kolesterol pada hati. (Astawan, 2004). muda. Hal ini dikarenakan semakin tua Asam lemak jenuh dalam diet seseorang, aktifitas kolesterol LDL bekerjasama dengan kolesterol yang semakin berkurang. Apabila reseptor berada dalam diet mengurangi aktifitas ini terganggu maka kolesterol akan reseptor meningkat darah kolesterol total dan LDL dalam darah (Haslet, 1997). Hal ini sesuai dengan naik (Soeharto, 2004). Mengkonsumsi penelitian (2006) dalam liver, sehingga Purbosari makanan yang mengandung lemak terdapat hubungan jenuh tinggi dapat menyebabkan penimbunan lemak dalam hati, yang antara usia dan kadar kolesterol total. kemudian menyebabkan jumlah asetil- Kadar kolesterol dalam darah KoA dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor 2 di dan Listiana bahwa sirkulasi LDL di dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol serat meningkat dan asupan lemak jenuh diperoleh dengan cara wawancara (Guyton, 2007). Penelitian ini memilih Posyandu dengan alat bantu form recall 24 jam Aisyiyah cabang Solo Utara sebagai dan form food frequency. Pengambilan lokasi data kadar kolesterol menggunakan penelitian karena cakupan metode electrode based biosensor. pelayanan kesehatan pada lansia di rendah Analisis data disajikan dalam dibandingkan dengan wilayah Solo tabel distribusi dan variabel yang Selatan serta di Posyandu Aisyiyah diteliti meliputi asupan serat, asupan tidak diadakan kegiatan pengecekan lemak jenuh, dan kadar kolesterol kadar kolesteterol darah. Berdasarkan darah latar mendorong mendiskripsikan data yang di peroleh penulis untuk mengetahui hubungan berupa data distribusi dan presentase. asupan serat dan lemak jenuh dengan Uji statistik yang digunakan dalam kadar kolesterol lansia di Posyandu penelitian Aisyiyah Kota Surakarta. Spearman’s. METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN wilayah Solo Utara belakang Jenis penelitian lebih diatas, penelitian ini observasional pada ini lansia. adalah A. Gambaran adalah dengan Untuk uji Umum Korelasi Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara Posyandu Lansia merupakan pendekaan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2014 amal sampai bulan September 2015 di Aisyiyah Posyandu Aisyiyah Surakarta. Subjek (Pembinaan penelitian yaitu lansia yang berada dirintis sejak tahun 1999.. Aisyiyah pada Posyandu Aisyiyah cabang Solo cabang Solo Utara terdiri dari 8 Utara ranting sebanyak Pengambilan dilakukan 42 subjek menggunakan lansia. usaha di Pimpinan Daerah Bagian Binkes Kesehatan) yaitu Ranting yang Nusukan penelitian Timur, Ranting Nusukan, Ranting teknik Sruni, Ranting Kota Pasir, Ranting consecutive sampling, dimana semua Banyuanyar, subjek yang datang dan memenuhi Ranting Kadipiro Barat dan Ranting kriteria pemilihan dimasukkan dalam Sumber penelitian sampai jumlah subjek yang Asyiyah Cabang Solo Utara yang diperlukan terpenuhi. Data asupan memiliki Posyandu Lansia hanya 5 3 Ranting Nayu. Dari Kadipiro, 8 ranting Ranting yaitu Ranting Nusukan Tabel 1. Distribusi Subjek Penelitian menurut Usia Timur, Banyuanyar, Sruni, Kadipiro Kategori dan Kota Pasir. Pelayanan Persentase (n) (%) Posyandu Lansia awal 10 23,8 Aisyiyah secara rutin dilaksanakan Lansia akhir 18 42,9 setiap satu bulan sekali, dengan Manula 14 33,3 dibantu oleh kader posyandu lansia Total 42 100 sektor Berdasarkan tabel 1. Kategori Universitas usia dibedakan menjadi 3 yaitu Muhammadiyah Surakarta (UMS), lansia awal (46-55 tahun), lansia Rumah Sakit PKU Muhammadiyah akhir (56-65 tahun), dan manula Surakarta, dan Dinas Kesehatan (>65 Kota bentuk sebagian besar berada pimpinan kelompok lansia akhir dan kerjasama diantaranya lintas adalah Surakarta penataran, serta dalam para tahun). subjek penelitian pada (56-65 tahun) sebesar 42,9% Aisyiyah yang berkompeten dalam bidang kesehatan seperti, bidan, Tabel 2. Distribusi Subjek Penelitian menurut Jenis Kelamin perawat, dan dokter. Jenis Kelamin B. Analisis Data Univariat Wanita Pria Total Karakteristik Subjek Penelitian Jumlah (n) 30 12 42 Persenta se (%) 71,4 28,6 100 dalam Berdasarkan tabel 2. Distribusi penelitian ini adalah lansia yang subjek penelitian menurut jenis berada kelamin Subjek yang di digunakan Posyandu Aisyiyah menunjukkan bahwa cabang Solo Utara yang sesuai subjek penelitian sebagian besar dengan kriteria inklusi dan eksklusi berjenis yang sebanyak 30 orang (71,4%). telah Sesuai ditentukan dengan hasil penulis. penelitian meliputi distribusi Pendidikan berdasarkan Tidak Sekolah SD SMP SMA PT Total usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kelamin perempuan Tabel 3. Distribusi Subjek Penelitian menurut Pendidikan diperoleh data subjek penelitian asupan serat, asupan lemak jenuh, dan kadar kolesterol dapat dilihat pada tabel berikut. 4 Jumlah Jumlah (n) 12 Persentase (%) 28,6 15 4 10 1 42 35,7 9,5 23,8 2,4 100 Berdasarkan tabel 3. Distribusi subjek penelitian Tabel 6. Distribusi Asupan Serat Kategori menurut pendidikan menunjukkan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar sebanyak 15 orang ( 35,7%) Tidak Bekerja Wiraswasta PNS/ Pensiunan Montir Sopir Tukang Becak Total Jumlah (n) 16 Persentase (%) 38,1 21 2 50 4,8 1 1 1 2,4 2,4 2,4 42 100 penelitian (n) (%) Kurang 41 97,6 Normal 1 2,4 Lebih 0 0 Total 42 100 asupan serat subjek penelitian menunjukkan sebagian besar dalam kategori kurang (<25 g/hari) yaitu sebanyak 97,6%. Tabel 7. Distribusi Asupan Lemak Jenuh Kategori Jumlah (n) 26 16 42 Normal Tinggi Total Berdasarkan tabel 4. Distribusi subjek Persentase Berdasarkan tabel 6. Distribusi Tabel 4. Distribusi Subjek Penelitian menurut Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 61,9 38,1 100 Berdasarkan tabel 7. Distribusi menurut pekerjaan menunjukkan sebagian asupan besar penelitian menunjukkan sebagian memiliki Pekerjaan lemak dalam jenuh kategori subjek Wiraswata sebanyak 21 orang besar normal (50%). (<10% dari total kebutuhan energi) yaitu sebanyak 61,9%. Tabel 5. Distribusi Subjek Penelitian menurut Pendapatan Pendapatan Jumlah (n) 26 16 42 < UMR ≥UMR Total Persentase (%) 61,9 38,1 100 Tabel 8. Distribusi Kadar Kolesterol Darah Kategori Normal Batas Tinggi Tinggi Total Berdasarkan tabel 5. Distribusi subjek penelitian pendapatan sebagian menurut Berdasarkan menunjukkan besar Persentase 2,4 45,2 52,4 100 tabel 8. Distribusi kadar kolesterol darah memiliki subjek Pendapatan < UMR sebanyak 26 penelitian menunjukkan sebagian besar dalam kategori orang (61,9%) tinggi (≥240 mg/dl) yaitu sebanyak 52,4%. 5 Jumlah 1 19 22 42 C. Analisis Data Bivariat Berdasarkan hasil uji Spearman’s Hubungan Asupan Serat dengan Coefficient of Correlation diperoleh nilai Kadar Kolesterol Darah p=0,65. Hal ini menunjukkan bahwa Data asupan serat adalah jumlah asupan serat rata-rata p>0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang antara asupan serat dengan kadar dikonsumsi oleh sampel yang diukur kolesterol. Hal ini tidak sesuai dengan teori dengan metode Recall 24 jam selama yang menyatakan bahwa diet tinggi serat 3 dapat menurunkan kadar kolesterol darah. hari. Data diambil sebelum Serat pengambilan data kadar kolesterol dapat mengikat asam darah. Asupan serat dihitung dengan empedu sehingga akan menurunkan menggunakan Software Nutri Survey. penyerapan kembali asam empedu oleh Distribusi kadar kolesterol darah dinding berdasarkan asupan serat dapat dilihat menyebabkan pada tabel 9. empedu Tabel 9. Distribusi Kadar Kolesterol Darah berdasarkan Asupan Serat meningkatkan Asupan Serat Kurang Normal Kadar Kolesterol Darah Normal Tidak normal n % n % 1 2,4 40 97,6 0 0 1 100 dari ukuran Hal pool berkurang darah asam sehingga perubahan ke ini dalam kolesterol hati untuk selanjutnya disintesis menjadi asam Total ∑ 41 1 usus. empedu tambahan. Dengan demikian % 100 100 konsentrasi kolesterol di dalam plasma darah akan berkurang. Serat pangan Tabel 9. menunjukkan sebesar dengan juga akan difermentasi oleh mikroflora asupan serat kurang memiliki kadar menghasilkan asam propionat, asam kolesterol tidak normal. Subjek dengan propionat dapat menurunkan kolesterol asupan darah 97,60% subjek serat penelitian yang normal dan dan menghambat sintesi kolesterol pada hati (Astawan, 2004). memiliki kadar kolesterol tidak normal tersebut Penelitian ini menunjukkan tidak ada menunjukkan bahwa subjek dengan hubungan asupan serat dengan kadar asupan serat yang kurang dan normal kolesterol darah. Hal ini dimungkinkan sama-sama memiliki kadar kolesterol karena selain asupan serat masih terdapat darah yang tidak normal, sehingga bebagai faktor yang mempengaruhi kadar tidak kolesterol sebesar 100%. ada Angka pola kecenderungan darah. Beberapa sumber hubungan antara asupan serat dengan menyatakan bahwa terdapat berbagai kadar kolesterol darah. faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah diantaranya, 6 usia, keturunan, jenis kelamin, asupan kolesterol, asupan lemak jenuh, Normal Tinggi diabetes, kekurangan hormone tiroid, n 0 1 % 0 6,3 Normal n % 26 100 15 93,8 ∑ 26 16 % 100 100 Tabel 10 menunjukkan sebesar merokok dan obesitas. Madupa (2006) 100% menyebutkan bahwa ada hubungan asupan lemak jenuh normal memiliki yang bermakna antara umur, jenis kadar kolesterol darah tidak normal. kelamin, dan status gizi dengan tingkat Subjek dengan asupan lemak jenuh kolesterol total. Selain itu, Hatma yang (2001) mengemukakan bahwa indeks kolesterol tidak normal sebesar 93,8%. aktifitas dengan Angka tersebut menunjukkan bahwa kadar kolesterol total. Murti (2009) subjek dengan asupan lemak jenuh menyatakan bahwa ada hubungan yang normal dan tinggi sama-sama asupan kolesterol makanan dengan memiliki kadar kolesterol darah yang kadar kolesterol total. tidak normal, sehingga tidak ada pola fisik berhubungan subjek tinggi penelitian dan kecenderungan Hubungan Asupan Lemak Jenuh dengan Kadar Kolesterol Darah memiliki hubungan dengan kadar antara asupan lemak jenuh dengan kadar kolesterol darah Data asupan lemak jenuh adalah Berdasarkan hasil uji Spearman’s jumlah asupan lemak jenuh srata-rata Coefficient of Correlation diperoleh nilai yang dikonsumsi oleh sampel yang p=0,49. Hal ini menunjukkan bahwa diukur dengan metode Recall 24 jam p>0,05 yang berarti tidak ada hubungan selama 3 hari. Data diambil sebelum antara asupan lemak jenuh dengan kadar pengambilan data kadar kolesterol kolesterol. Hasil penelitian ini tidak sejalan darah. Asupan lemak jenuh dihitung dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni dengan menggunakan Software Nutri dkk (2012) dan Hidayati dkk (2006) Survey. yang menunjukkan bahwa terdapat Distribusi kadar kolesterol darah hubungan antara kebiasaan konsumsi berdasarkan asupan serat dapat dilihat lemak jenuh dengan kolesterol total. pada tabel 10. Hal ini bertentangan dengan teori yang menyebutkan Tabel 10. Distribusi Kadar Kolesterol Darah berdasarkan Asupan Lemak Jenuh Asupan Lemak Jenuh Kadar Kolesterol Darah Normal Tidak semakin tinggi asupan lemak jenuh, kadar kolesterol darah juga semakin tinggi Total 7 bahwa 2. Tidak ada hubungan asupan lemak Asam lemak jenuh dalam diet bekerjasama dengan kolesterol yang jenuh berada dalam diet mengurangi aktifitas darah (p=0,49). reseptor LDL di liver, dengan kadar kolesterol sehingga kolesterol total dan LDL dalam darah Saran naik (Soeharto, 2004). Diet lemak yang 1. Bagi Pembaca dan Peneliti yang sangat jenuh dapat lain menyebabkan penimbunan lemak dalam hati, yang Hasil kemudian menyebabkan jumlah asetil- memberikan KoA pengembangan di dalam menghasilkan sel hati kolesterol untuk penelitian selanjutnya meningkat ini dapat referensi yang untuk penelitian berhubungan dengan asupan serat dan asupan (Guyton, 2007). lemak jenuh. Dalam penelitian ini asupan lemak 2. Bagi Anggota Posyandu Aisyiyah jenuh dalam makanan tidak mempengaruhi Perlunya penambahan bahan kadar kolesterol darah. Menurut Astawan (2004), kolesterol tidak hanya berasal dari informasi bahan pangan yang sehari-hari dikonsumi. Posyandu Lansia Aisyiyah terkait Haslet (1997) menjelaskan bahwa terdapat hubungan dua asupan lemak jenuh dengan kadar jenis kolesterol yaitu kolesterol kepada asupan anggota serat dan kolesterol total. eskogen dan endogen. Kolesterol eksogen yaitu kolesterol yang diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan. DAFTAR PUSTAKA Kolesterol Astawan, M dan Tutik, W. 2004. Diet Sehat dengan Makanan Berserat. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Surakarta. endogen merupakan kolesterol yang di bentuk dalam tubuh dengan jumlah yang lebih besar dari pada kolesterol eksogen. Hal ini menjelaskan bahwa hanya sedikit Guyton, AC., John, EH. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta. kolesterol darah yang dipengaruhi oleh asupan makan. Hatma, RJ. 2001. Nutrient Intake Patterns and Their Relation to Lipid Profiles in Diserve Ethnic Population. Disertation. Post Graduate Progam University of Indonesia. PENUTUP Kesimpulan 1. Tidak ada hubugan asupan serat dengan kadar kolesterol darah (p=0,65). 8 Nuraeni, D., Handayati, L., Setiyono, A. 2012. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Lemak Jenuh dan Obesitas sentral dengan Kolesterol Total pada Dosen dan Karyawan Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Tasikmalaya. Heslet, L. 1997. Kolesterol yang Perlu Anda Ketahui. Kesaint Blanc. Jakarta Hidayati, SN., Hadi, H., Lestariana, W. 2006. Hubungan Asupan Zat Gizi dan Indeks Massa Tubuh dengan Hiperlipidemia pada Murid SLTP yang Obesitas di Yogyakarta. Sari Pediatri. 8 (1): 25-31. [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Listiana, L dan Purbosari, TY. 2006. Kadar Kolesterol Total pada Usia 25-60 Tahun. 36-40. Madupa, A. 2006. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kolesterol Total Orang Dewasa di Perkotaan Indonesia. (Analisi Data Sekunder Susenas dan SKRT 2004). Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol (2nded). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Murti, DK. 2009. Faktor Determinan Terhadap Kadar Kolesterol Total pada Lansia. Tesis. Program Studi Ilmu Gizi. Universitas Diponegoro. 9