tinjauan pustaka

advertisement
5
TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap
Lanskap adalah bentang alam, total keseluruhan tapak ataupun
pemandangan baik yang alami maupun buatan. Menurut Simonds (1983), lanskap
adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh
seluruh indera manusia.
Lanskap alami adalah lanskap yang dibentuk oleh elemen-elemen atau
komponen secara alami sesuai dengan kaitannya dengan alam. Sedangkan lanskap
buatan adalah lanskap yang dibentuk oleh elemen-elemen dengan bantuan
manusia untuk keinginan dan kepuasannya.
Taman adalah setiap wilayah publik atau tanah pribadi yang disisihkan
untuk estetika, pendidikan, rekreasi, atau penggunaan kegiatan budaya (Gold,
1980).
Perumahan dan Permukiman
Permukiman dalam skala kecil disebut perumahan, sedangkan dalam skala
besar disebut sebagai permukiman. Dalam Undang- undang No.4 tahun 1992
pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa perumahan adalah kelompok rumah yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan. Kembali dijelaskan dalam pasal 1 ayat 5
dan 6, yang dimaksud dengan prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar
fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, sedangkan sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang
untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi sosial dan budaya.
Eckbo (1964) mengungkapkan bahwa lingkungan perumahan adalah suatu
area yang di dalamnya terdapat susunan ketetanggan atau kumpulan tempat
tinggal dan sarana perkantoran, niaga, pendidikan, budaya, kesehatan, dan fasilitas
administrasi penting lainnya di sekitar area tersebut.
Nurisjah dan Pramukanto (1995) mengungkapkan bahwa perumahan
merupakan suatu tempat dan lingkungan hunian yang dapat memberikan pada
setiap warganya suatu lingkungan kehidupan yang baik dalam arti memuaskan,
6
menyamankan, dan menyenangkan. Lingkungan seperti ini akan menunjang tiap
individu yang bemukim di dalamnya untuk mengkreasikan seluruh aktivitas
kehidupannya secara maksimum, baik aktivitas jasmani maupun rohani.
Perancangan Lanskap
Perancangan merupakan sebuah proses kreatif yang mengintegrasikan
aspek teknologi, sosial, ekonomi, dan biologi serta efek psikologis dan fisik yang
ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna, dan ruang hasil dari pemikiran yang saling
berhubungan (Simonds, 1983).
Menurut Laurie (1986), desain atau perancangan merupakan perluasan dari
perencanaan tapak. Desain menyangkut dengan seleksi komponen-komponen
rancangan,
bahan-bahan,
tumbuh-tumbuhan,
dan
kombinasinya
sebagai
pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu di dalam rencana tapak. Selain itu,
aspek visualitas tapak menjadi perhatian utama dalam perancangan lanskap.
Simonds (1983) melanjutkan bahwa perancangan akan menghasilkan
ruang tiga dimensi. Perhatian perancangan ditekankan pada penggunaan volume
atau ruang. Dimana setiap volume memiliki bentuk, tekstur, warna, ukuran,
bahan, dan kualitas lainnya yang secara keseluruhan dapat mengekspresikan dan
mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai dengan baik. Dapat
dikatakan bahwa perencanaan adalah dua dimensi sedangkan pemikiran secara
tiga dimensi membawa manusia ke dalam dunia perancangan.
Menurut Simonds (1983), proses perancangan dalam arsitektur lanskap
terdiri dari Commision, Research, Analysis, Synthesis, Construction dan
Operation.
Commision
merupakan
tahap
dimana
klien
mengemukakan
keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian
kerja. Analysis adalah suatu kegiatan analisis terhadap tapak, melakukan
pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi dan kendala
serta membuat program pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisis
perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi
skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep
serta
menentukan
metode
pelaksanaan.
Construction
merupakan
tahap
pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan
7
pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang
mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian, dan perbaikan serta
observasi penampakan. Proses perancangan lanskap menurut Simond (1983) dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Proses Perancangan Lanskap Menurut Simond (1983)
8
Adapun proses perancangan lanskap menurut Booth (1983), yaitu:
1. Penerimaan proyek
2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak)
a.
Persiapan rencana dasar
b.
Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi)
c.
Wawancara dengan pemilik (client)
d.
Pembentukan program
3. Desain
a.
Diagram fungsi ideal
b.
Diagram fungsi keterhubungan tapak
c.
Rencana konsep (concept plan)
d.
Studi tentang komposisi bentuk
e.
Desain awal
f.
Desain skematik
g.
Rencana Induk (master plan)
h.
Pembuatan desain
4. Gambar-gambar konstruksi
a.
Rencana pelaksanaan (layout plan)
b.
Rencana bertahap (grading plan)
c.
Rencana penanaman (planting plan)
d.
Detil konstruksi
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi setelah konstruksi

Penerimaan proyek
Tahap pertama dalam proses desain adalah disetujuinya usulan proyek
antara klien dan arsitek lanskap. Dalam pertemuan pertama antara kedua belah
pihak, klien mengemukakan kebutuhan dan keinginannya dan arsitek lanskap
memberikan tawaran tipe pelayanannya.
9

Riset dan analisis
Dari suatu kesepakatan yang telah dibuat antara klien dan arsitek lanskap,
selanjutnya arsitek lanskap membutuhkan peta dasar tapak termasuk inventarisasi
dan analisisnya.

Desain
Diagram fungsi ideal merupakan tahap pertama dalam desain, dimulai
dengan mempelajari desain yang memungkinkan di atas kertas dalam bentuk
grafis. Beberapa desainer memulai tahap ini dengan diagram ideal yang bentuknya
lebih abstrak dan umum dari diagram fungsi ideal. Tujuan dari diagram fungsi
ideal adalah untuk mengidentifikasi pendekatan terbaik yang harus ada antara
fungsi mayor yang diusulkan dengan ruang yang ada dalam desain.

Gambar-gambar konstruksi
Gambar-gambar ini diperlukan untuk pekerjaan yang lebih mendetil.
Gambar tersebut biasanya dibutuhkan dalam tahap pelaksanaan.

Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap dimana diterapkannya suatu desain di tapak.
Dilakukan suatu tahap perancangan melalui kegiatan konstruksi.

Evaluasi setelah konstruksi
Hal ini diperlukan untuk mengetahui berbagai masalah yang timbul dari
suatu perancangan yang telah dibuat dan mencari solusi penyelesaiannya dan
memperbaikinya selama dalam masa kontrak.

Pemeliharaan
Langkah selanjutnya yang diperlukan adalah pemeliharaan untuk menjaga
keberlangsungan desain tapak yang telah dibuat, agar desain tapak tetap seperti
yang diinginkan.
Sedangkan menurut Hill (1995), proses perancangan terdiri dari sepuluh
tahap, yaitu:
1.
Masa Perjanjian (Term of Engagement)
2.
Batas Kewenangan (Limit of Authority)
3.
Laporan Singkat (The Brief)
4.
Survei
5.
Usulan (Proposal)
10
6.
Rencana Sketsa (Sketch Scheme)
7.
Rencana Akhir (Final Scheme)
8.
Rincian (Details)
9.
Kontrak (Contract)
10. Pelelangan Terbuka (Tenders)

Term of Engagement
Dalam menerima surat yang berisikan konfirmasi keinginan agar suatu
proyek disepakati, perancang dapat mengajukan syarat agar kontraknya segera
dibuat dan ditandatangani.
Ketika pelayanan penuh memerlukan seorang desainer, yang diperkerjakan
secara spesifik untuk memberikan nasihat, menyiapkan rencana dan mengawasi
pelaksanaan, dokumen yang kuat mungkin diperlukan.
Selain perjanjian antara konsultan dengan klien, kontraktor lanskap juga
dilibatkan dalam perjanjian tersebut.

Batas Kewenangan (Limit of Authority)
Pada permulaan sangat penting untuk menetapkan hierarki kewenangan.
Klien biasanya tidak dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan kerja, namun
terkadang klien memiliki keinginan untuk memerintah kontraktor atau bahkan
memerintah pekerja di tapak, mengubah proses pekerjaan. Hal ini dapat
menciptakan masalah yang tak berujung, sehingga desainer dari awal harus
membuat rantai perintah yang jelas.

Laporan Singkat (The Brief)
Dalam beberapa keadaan klien memiliki gagasan penting, tapi belum
menentukan tapaknya. Contohnya, otoritas lokal mungkin memiliki keinginan
untuk menambahkan fasilitas rekreasi di dalam dan di sekitar kota, tapi tidak
dapat memutuskan dimana lokasi yang tepat. Hal ini bisa menjadi masalah bagi
perencana kota. Jika laporan singkat bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat, maka lokasi amat penting artinya. Gagasan baik bila ditempatkan di
lokasi yang tidak dapat diterima secara fisik dan sosial, dapat dengan mudah
diabaikan dan cepat terdegradasi. Kajian ekstensif mengenai beberapa faktor
seperti lalu lintas, transportasi, struktur sosial, budaya dan perdagangan mungkin
diperlukan sebelum sampai pada suatu kesimpulan. Laporan singkat harus
11
mencakup pernyataan yang jelas tentang limitasi anggaran, yang mencakup faktor
pemeliharaan.
Hal
ini penting,
dalam pendekatannya perancang
harus
menyesuaikan dengan kapasitas klien untuk melanjutkan setiap rencana.

Survei
Hal berikutnya yang harus diperiksa adalah tapak. Jika tapak berjarak jauh
dari kantor perancang, survei secara seksama sangat diperlukan pada tahap ini.
Laporan singkat klien dilihat ulang untuk menilai apakah berdasarkan informasi
yang diperoleh dari tapak, proposalnya realistis. Pada tahap ini mungkin
perancang memerlukan nasihat dari pelayanan dari konsultasi lain, dan atau
bahkan memperkerjakan spesialis kontraktor dan pemasok spesialis.
Perancang tampak sering mengecek ulang pada klien. Pengecekan
demikian dianjurkan dalam banyak kasus untuk menghindari waktu dan uang
yang terbuang jika klien memutuskan mengubah pandangannya atau menarik diri
dari usaha mengingat informasi yang datang dari survei dan analisis.

Usulan (Proposal)
Pada rencana yang sangat kecil, rencana sketsa mungkin disiapkan tanpa
melalui tahapan konseptual, karena konsep akan menjadi bukti gambaran rencana
itu sendiri. Namun, karena banyak pekerjaan dicurahkan untuk persiapan
presentasi rencana, adalah bijaksana untuk sepakat tentang konsep terdahulu
untuk rencana yang lebih besar. Solusi ideal dapat muncul dengan sendirinya,
tetapi dalam banyak hal situasi dimana pihak yang setuju dan tidak setuju dari dua
atau tiga konsep tampak berimbang dan seleksi akhir menjadi masalah preferensi
personal. Jika mempresentasikan pekerjaan dihadapan suatu komisi, banyak
alternatif dapat menambah kesulitan perancang.

Rencana Sketsa (Sketch Scheme)
Setelah konsep disetujui, maka rencana sketsa disiapkan, hal tersebut
mencirikan secara tepat kerja fisik di tapak, bangunan, jalan, jalan kaki, dinding,
bentuk tanah, tanaman, dan sebagainya. Disarankan untuk memperoleh jasa dari
seorang QS (Quantities Surveyor) atau insinyur pada titik ini, tergantung pada
sifat dari laporan singkat dan skala operasi yang diharapkan.
12

Rencana Akhir (Final Scheme)
Jika klien, perancang, masyarakat puas dengan rencana dan dengan
persetujuan awal dari otoritas lokal jika diperlukan, perancang dapat melanjutkan
dengan gambar rancangan akhir. Hal tersebut harus menunjukkan bentuk lahan,
struktur dan material, jadwal penanaman yang komprehensif, dan dimana
diaplikasikan pertahapan, harus disiapkan analisis biaya terinci. Pekerjaan ini
merupakan persetujuan akhir dari semua yang telah disebutkan di atas, tetapi juga
membawa pekerjaan ke tahapan vertikal.
Dalam persiapan suatu rencana, seringkali klien menjadi terinspirasi untuk
membuat perubahan, penambahan atau pengurangan saat rencana muncul,
perancang harus mampu mengakomodasi keinginan tersebut, tetapi setiap
perubahan yang terjadi harus sesuai dengan penyusunan anggaran biaya. Secara
ideal ketika gambar perancangan akhir telah disetujui, dan dimana persetujuan
tersebut telah dicatat secara formal, maka rencana final tersebut harus
“dibekukan”.

Rincian (Details)
Dari rencana yang telah dibekukan, perancang mempersiapkan pengerjaan
gambar secara rinci dan tepat bagaimana tiap pekerjaan konstruksi akan dirakit,
dan material apa yang digunakan serta penyiapan spesifikasi dan rekening jumlah
jika diperlukan.

Kontrak (Contract)
Kontraktor dapat ditunjuk langsung atau dipilih sebagai hasil submisi
tender. Penunjukkan kontraktor merupakan langkah kritis dalam proses
keseluruhan. Klien berharap untuk memperoleh pekerjaan yang sebaik mungkin
untuk harga yang serendah mungkin, dan keduanya seringkali kontradiktif.

Pelelangan Terbuka (Tenders)
Jika tender akan dibuka, perancang kemungkinan membutuhkan bantuan
dari QS atau insinyur dan klien yang akan menyiapkan daftar kontraktor
prospektif. Bilamana pilihan jatuh pada perusahaan yang mungkin tidak terkenal,
cukup beralasan untuk menanyakan perspektif tender untuk menyebutkan contoh
pekerjaan terdahulu, yang kemudian dapat diperiksa perusahaan yang prospektif
dan dikontrak dengan surat atau bahkan ditetapkan untuk mengetahui apakah
13
berminat atau tidak untuk melakukan tender. Hal ini untuk menghindari
pengeluaran dan kesulitan dalam mengirim berbagai copy gambar dan dokumen
lain kepada kontraktor yang tidak berminat untuk melakukan tender.
Ketika mengundang tender, surat yang menyertai gambar dan dokumen
harus jelas menyatakan tanggal bila tender harus sudah diterima. Kontraktor dapat
diundang untuk menyatakan tanggal penyelesaiannya maupun harga tendernya,
kontraktor juga mungkin meminta agar kondisi terakhir dipenuhi sebelum
memulai, misalnya bahwa pengaturan terlebih dahulu dibuat untuk memudahkan
penghubung untuk mendapatkan akses ke lokasi.
Menurut Booth (1983), kegunaan-kegunaan dari proses desain antara lain
seperti:
1. Memberikan logika, mengorganisasi bagan kerja untuk menciptakan solusi
desain,
2. Menolong untuk memastikan bahwa solusi yang muncul cocok untuk masalah
desainnya (tapak, kebutuhan klien, anggaran, dan sebagainya),
3. Pertolongan bagi klien dalam menemukan penggunaan terbaik untuk tapak
dengan cara mempelajari solusi-solusi alternatif, dan
4. Menjadi dasar untuk menjelaskan dan mempertahankan solusi desain bagi
klien.
Setiap
proyek
memiliki
masalahnya
masing-masing
sehingga
membutuhkan metode yang berbeda-beda untuk melalui proses desain. Dalam
banyak kasus, keterbatasan biaya menentukan lama waktu yang dipergunakan
untuk setiap tahap dari proses desain.
Teknik Presentasi Grafis Arsitektur Lanskap
Untuk menyampaikan ide-ide atau
konsep suatu perancangan kepada
klien atau kelompok penggunanya dibutuhkan suatu teknik presentasi grafis atau
gambar penyajian akhir. Walaupun gambar-gambar awal biasanya sangat kasar
dan sangat sederhana, gambar-gambar tersebut perlu menunjukkan bentuk-bentuk,
material dan ruang-ruang spesifik untuk dievaluasi oleh perancangnya.
Gambar-gambar penyajian akhir harus cukup realistis dan meyakinkan,
sebab biasanya gambar-gambar tersebut akan dipelajari oleh klien. Dalam hal ini,
14
yang paling efektif adalah kombinasi gambar denah, potongan, dan perspektif
berwarna. Gambar-gambar tersebut harus dapat menjelaskan dirinya sendiri,
dengan tulisan yang hanya berbentuk label-label pendek.
Berikut beberapa istilah dari bentuk penyajian gambar yang biasa
digunakan dalam perancangan dan penyampian idea atau konsep menurut Reid
(1996):
Denah Tata Letak
Merupakan gambar yang menunjukkan lokasi, ukuran, bentuk, dimensi
dan metrial elemen-elemen struktur. Contoh gambar denah tata letak dapat dilihat
pada Gambar 3.
Gambar 3. Contoh Gambar Denah Tata Letak
Rencana Irigasi
Menunjukkan jenis, ukuran, dan lokasi dari pipa, beda ketinggian, katup,
pelindung pipa, dan unsur-unsur lain dari sistem irigasi. Contoh gambar rencana
irigasi ditunjukkan pada Gambar 4.
15
Gambar 4. Contoh Gambar Rencana Irigasi
Rencana Penanaman (Planting Plan)
Merupakan gambar yang digunakan untuk penanaman tumbuhan. Gambar
tersebut menunjukkan kokasi yang tepat dan jenis tanaman secara jelas. Biasanya
menggunakan simbol-simbol huruf yang mempuyai arti sebagai nama
tanamannya. Contoh gambar rencana penanaman dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Contoh Gambar Rencana Penanaman
16
Gambar Detil Konstruksi
Merupakan pembesaran dari gambar denah dan tampak, gambar kerja
semacam ini menunjukkan komponen-komponen stuktur secara mendetil,
termasuk elemen-elemen internal, dan bagaimana hal-hal tersebut bekerja
bersama-sama. Contoh gambar detil konstruksi dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Contoh Gambar Detil Konstruksi
Potongan-Tampak
Gambar yang mampu menunjukkan detail elemen vertikal dan bagaimana
elemen tersebut berkaitan dengan bentuk horisontalnya. Menunjukkan permukaan
atau garis profil potongan ditambah elemen yang benar berdasarkan skala pada
suatu jarak pilihan di belakang garis profil. Rangkaian elemen pada garis profil ini
yang disebut dengan potongan, sedangkan elemen di belakangnya disebut tampak
(Gambar 7).
Beberapa tujuan dan nilai utama dalam penggambaran potongan-tampak
lanskap:
1. Untuk menekankan pentingnya elemen vertikal dalam kaitannya dengan
kegiatan dan penggunaannya.
2. Untuk mengkomunikasikan elemen tersembunyi dalam pandangan denah.
3. Untuk menganalisa penghalang dan pandangan dari titik-tik pandang tertentu.
4. Untuk mengkaji bentuk tanah.
5. Untuk menggambarkan proses lanskap.
6. Untuk memperagakan pentingnya iklim dan iklim mikro.
17
Gambar 7. Contoh Gambar Potongan-Tampak
7. Untuk digunakan dalam pengkajian pencahayaan.
8. Untuk menunjukkan hubungan ekologis.
9. Untuk menunjukkan struktur dalam elemen yang di bangun.
Manajemen Proyek
Tata laksana kerja sangat berhubungan erat dengan sistem manajemen
perusahaan. Kraus dan Curtis (1982) mengemukakan manajemen merupakan
suatu proses dari konsep, teori, dan analisis tujuan dimana seorang manajer
merencanakan, mengatur, memimpin, dan melaksanakan tujuan tersebut melalui
usaha manusia secara sistematis, koordinatif, dan saling kerjasama. Selain itu
mereka juga mendeskripsikan manajemen sebagai ilmu dan seni. Manajemen
sebagai ilmu adalah manajemen berdasarkan teori dan ilmu pengetahuan dimana
dalam pembuatan keputusan dan kebijakan harus berdasarkan data empiris dan
prinsip-prinsip yang tepat, sedangkan manajemen sebagai seni harus dapat
mempercayakan kemampuan, sensitifitas, intuisi, dan aspirasi seseorang, dalam
berhubungan satu sama lain haruslah bersifat fleksibel dan responsif terhadap sifat
dan kemampuan seseorang. Penerapan dari suatu ilmu pengetahuan untuk
mencapai tujuan merupakan seni.
Menurut Stoner dan Freeman (1994), manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota
18
organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi yang bermacammacam untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen
pada hakikatnya merupakan alat atau sarana untuk menggerakkan unsur-unsur
manusia, bahan-bahan, uang, metode, sistem, dan pasar, guna mencapai tujuan
yang telah diterapkan dengan penerapan fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip
manajemen secara efektif dan efisien.
Kraus dan Curtis (1982) menjelaskan kembali, proses manajemen
mencakup empat fungsi utama, yaitu; perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling).
a. Perencanaan (planning)
Planning merupakan konsep dari suatu manajemen disusun dan tujuan
serta sasaran ditetapkan. Kebijakan dan tata cara pelaksanaan dibuat,
perencanaan sasaran jangka pendek dan jangka panjang dirumuskan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Organizing merupakan tahapan manajemen dimana struktur organisasi dan
tangggung jawab masing-masing bagian dibentuk. Garis komunikasi,
koordinasi, dan wewenang ditetapkan. Pada tahap ini, sumberdaya
dialokasikan sehingga dapat dicapai tujuan organisasi.
c. Pengarahan (directing)
Directing merupakan proses koordinasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan
berkaitan erat dengan upaya untuk memotivasi para pekerja.
d. Pengawasan (controlling)
Controlling mencakup pengukuran terhadap kinerja yang sedang berjalan
dibandingkan dengan standar kerja, pengawasan pekerjaan apakah sesuai
dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan, serta pelaporan,
evaluasi yang berkelanjutan dan pengambilan tindakan perbaikan atau
antisipasi program jika diperlukan.
Cleland dan Ireland (2002) mengungkapkan bahwa proyek merupakan
serangkaian kegiatan yang berlangsung dengan durasi tertentu, kompleksitas
tertentu yang harus diakhiri dengan suatu accomplishment. Manajemen proyek
terdiri atas tahap-tahap seperti konsep, perencanaan, desain, pengadaan
(procurement), persiapan eksekusi dan diakhiri dengan accomplishment yang
19
biasanya ditandai dengan antara lain deliverable (capaian yang dijanjikan).
Manajemen proyek merupakan seni dan ilmu mengatur sumberdaya manusia,
peralatan, bahan, uang, dan waktu untuk menyelesaikan suatu pelaksanaan dengan
waktu dan biaya yang optimal. Manajemen proyek mencakup multidisiplin yang
terfokus mengkoordinasi semua kebutuhan dalam pelaksanaan. Prinsip utama
manajemen proyek adalah mengorganisir pelaksanaan pekerjaan agar selesai
dengan sempurna (Oberlender 1993).
Konsultan Lanskap
Konsultan dalam bahasa Latin ‘consultare’ yang berarti „untuk membahas‟
atau yang sering dikenal dengan nama „konsul‟ atau „konsel‟ (nasihat), adalah
seorang profesional yang memberikan nasihat profesional atau ahli dibidang
tertentu seperti keahlian manajemen, akuntansi, lingkungan, hiburan, teknologi,
hukum (hukum pajak khususnya), sumber daya manusia, pemasaran, manajemen
darurat, produksi makanan, obat, keuangan, manajemen hidup, ekonomi, urusan
publik, komunikasi, teknik, desain sound system, desain grafis, atau manajemen
sampah. Seorang konsultan biasanya adalah seorang ahli atau profesional di
bidang tertentu dan memiliki pengetahuan yang luas tentang materi dibidangnya.
Konsultan biasanya bekerja untuk sebuah perusahaan konsultan atau bekerja
sendiri, dan terlibat dengan banyak klien yang berbeda-beda. Dengan demikian
klien memiliki akses ke level yang lebih dalam mendapatkan konsultasi yang
layak bagi mereka dan memungkinkan untuk tetap berada di rumah dan
melakukan pembayaran atas pelayanan yang diterima dari konsultan.
Beberapa konsultan adalah individu yang disewa oleh perusahaan untuk
melakukan pekerjaan mereka atas dasar kontrak. Mereka bukan karyawan
perusahaan yang dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan tertentu, namun
mereka diharapkan dapat melakukan pekerjaan secara etis dan bertanggung jawab
dengan pengawasan minimum (Wikipedia 2010).
Download