pseudomonas sp rhizobakteria pemacu

advertisement
Ringkasan Eksekutif
Hasil-hasil Penelitian Tahun 2011
STUDI FORMULASI Tricho-azolla SEBAGAI BIOFERTILIZER DAN
BIOPESTISIDA PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
Ir. Fifi Puspita, MP1), Prof. Dr. Ir. Anis Tatik Maryani, MP1), Dahono, SP, M.Si2)
Penggunaan bibit kelapa sawit
yang tidak bermutu dan penggunaan
pestisida sintetik untuk mengendalikan
penyakit busuk batang yang disebabkan
oleh
Ganoderma
boninense
pada
budidaya kelapa sawit merupakan
permasalaha yang sering terjadi pada
perkebunan
kelapa
sawit. Hal
ini
didukung karena kurangnya sosialisasi
pada teknologi budidayai kelapa sawit
yang disebabkan kurangnya pengetahuan
petani terhadap mutu bibit sawit dan
pengendalian penyakit yang ramah
lingkungan.
Produktivitas perkebunan kelapa
sawit rakyat menjadi rendah
per
ha. Selain itu, hal ini disebabkan karena
alih
fungsi
lahan
mengakibatkan
penanaman kelapa sawit dilakukan pada
lahan marjinal seperti gambut dan tanah
ultisol.Untuk meningkatkan produktivitas
perkebunan kelapa sawit rakyat di lahan
gambut dibutuhkan salah satunya dengan
menggunakan varietas tahan atau toleran
terhadap penyakit biotik, terutama
penyakit
busuk
pangkal
batang,
dikombinasikan
dengan
formulasi
penggunaan Trichoazolla yang dapat
bertindak sebagai biopestisida dan pupuk
hayati. Untuk meningkatkan produktivitas
kelapa sawit dibudidayakan pada lahan
marginal
dan
toleran
terhadap
Ganoderma jamur salah satunya adalah
dengan menggunakan progeny yang
tahan atau toleran dan penambahan
Trichoazolla yang dapat berfungsi
sebagai biopestisida dan pupuk organik.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Untuk mendapatkan interaksi antara
hasil persilangan bibit kelapa sawit dan
Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian
Dengan Perguruan Tinggi (KKP3T)
pemberian i jamur G. boninense pada
medium tanam bibit kelapa sawit, 2)
Untuk mendapatkan interaksi antara
Trizo-Azolla dan hasil persilangan Bibit
Kelapa sawit, dan mendapatkan formulasi
terbaik dalam mengendalikan jamur G.
boninense pada bibit kelapa sawit.
Penelitian ini dilakukan di rumah
kaca Fakultas Pertanian Universitas Riau,
Percobaan ini
dilakukan dengan
menggunakan rancangan acak kelompok
faktorial dan diperoleh 12 kombinasi dan
setiap unit percobaan diulang 3 kali,
setiap unit percobaan terdiri dari 40 bibit
kelapa sawit.
Tahap I
Percobaan yang akan diuji terdiri
dari dua faktor. Faktor pertama adalah
varietas yang terdiri dari beberapa level
yaitu: V1 = Costarica diinokulasi dengan
G. boninense, V2 = Topaz 1 diinokulasi
G. boninense, V3 = Topaz 2 diinokulasi
G. boninense V4 = Topaz 2 diinokulasi
dengan G. boninense. Faktor kedua
adalah beberapa media tumbuh yang
terdiri dari: M1 = Tanah gambut, M2 =
tanah mineral Dan M3 = data tanah PMK
Data yang diperoleh dari hasil penelitian
akan dianalisis secara statistik dengan
menggunakan analisis varians dan
dilakukan uji lebih lanjut dengan Contras
Orthogonal.
Tahap II
Penelitian ini dilakukan di Kebun
percobaan
Fakultas
Pertanian
Universitas
Riau. Percobaan
menggunakan rancangan acak kelompok
207
Ringkasan Eksekutif
Hasil-hasil Penelitian Tahun 2011
yang terdiri dari 2 faktor dan masingmasing unit percobaan diulang 3 kali, dan
setiap unit percobaan terdiri dari 10 bibit
kelapa sawit. Perlakuan yang diuji
adalah:Faktor I: progeni kelapa sawit
dipilih yang terdiri dari 3 tingkatan:P1 =
keturunan AP2 = keturunan BP3 =
keturunan
CFaktor
II:
FormulasiTrichoazollaT0 = inokulasi G.
boninense, tanpa TrichoAzollaT1 = 50 g
Tricho-azolla25 g + 10 g lumpur bicara
+15 g kaolinT2 = 50 g Tricho-Azola + 25 g
sekam + 10 g + 15 g bicara bentonitT3 =
50 g Tricho-Azola + 25 g buah tandan
kelapa sawit + 10 g + 15 g bicara CaalginatT4 = 50 g Tricho-azolla + 25 g + 10
g gambut bicara + 15 g zeolit Data yang
diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis
secara statistik dengan menggunakan
analisis
varians
dan
dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dengan DNMRT
pada taraf uji 5%.
Penelitian pada tahap pertama
menunjukkan bahwa kombinasi dari
beberapa varietas pada jenis tanah yang
berbeda tidak terjadi
interaksi pada
paramete periode inkubasi, kejadian
penyakit, tinggi tanaman dan jumlah
pelepah. Hasil analisis heritabilitas dari 4
varietas yang diuji adalah tinggi. (KKF>
25%). Hal ini diduga nilai heritabilitas
dengan
nilai
tinggi
diharapkan
menunjukkan heritabilitas yang muncul
terutama ditentukan oleh faktor genetik
dan
tidak
dominan
oleh
faktor
lingkungan. Tapi masa inkubasi dan
kejadian penyakit bibit kelapa sawit dari
hasil persilangan antara DXP Nigeria,
Ghana dan Ekona toleran terhadap jamur
Ganoderma menyerang boninense (skala
0
-1). Penelitian
tahap
kedua
menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi
antara Trichoazolla yang diformulasi dan
dikombinasikan pada beberapa varietas
hasil seleksi pada tahap pertama. Efek
utama formulasi Trichoazolla berbeda
nyata
antara
Trichoazolla
dengan
formulasi yang berbeda dibandingkan
dengan kontrol pada semua parameter
yang diuji.
Kolaborasi
penelitian
antara
Fakultas Pertanian Universitas Riau
melalui
kerjasama
antara
fakultas
pertanian Universitas Riau dengan pusat
pengkajian teknologi pertanian. Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mempelajari
Trichoazolla
formulasi
sebagai
Biopestisida dan pupuk hayati.
1. Pengajar Universitas Riau
2. Peneliti Badan Litbang Pertanian
Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian
Dengan Perguruan Tinggi (KKP3T)
208
Download