BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Manusia adalah mahkluk social, yang mana mereka akan selalu saling
membutuhkan guna memenuhi kehidupannya. Dalam memenuhi kebutuhan
sandang, pangan papan, manusia memerlukan komunikasi. Dimana dalam proses
komunikasi dapat mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhannya. Komunikasi
bukan hanya proses pengiriman atau pertukaran pesan akan tetapi juga
membentuk sebuah opini bagi masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya kita
memahami apa itu komunikasi, berikut pemaparan komunikasi menutur para ahli.
Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa latin “communication”.
Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama, sama disini
maksudnya sama makna atau sama arti. Komunikasi terjadi apabila terdapat
kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan
diterima oleh komunikan. 1 Dalam pengertian tersebut dapat diartikan bahwa
komunikasi adalah proses penyampain pesan dalam bentuk informasi dari seorang
kepada orang lain dengan menggunakan media tertentu.
Koontz yang dikutip oleh Marwansyah dan Mukaran (2000:201).
Mendefinisikan komunikan sebagai penyampaian atau pengiriam informasi dari
seseorang kepada orang lain sehingga informasi dan dipahami penerima.
1
Onong Uchjana effendi, 2003 Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : Citra
Aditya bakti hal 48
9
10
Pengertian lain menurut Laswel yang dikutip Haryani (2001:6) bahwa komunikasi
adalah menjawab pertanya “who says, what in , with channel, to whom, and with
effect”. Maka dapat diartikan bahwa komunikasi adalah siapa yang mengatakan,
dengan saluran apa dan akan berpengaruh apa.
Menurut Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh
Forsdale
(1981)
adalah
ahli
sosiologi
Amerika,
mengatakan
bahwa,
“communication is the process by which an individual transmits stimuli (usually
verbal) to modify the behavior of other individuals”. Pernyataan Hovland dapat
diartikan sebagai seseorang mengirimkan stimuli dalam bentuk verbal untuk
mengubah tingkah laku seseorang.
2.1.2 Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Pace, Peterson, dan Burnett yang dikutip Effendy (2005:32) berpendapat
bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu :
1. to secure understanding
2. to esthablish acceptance
3. to motivate actions
Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti
pesan yang diterimanya. Jika komunikan sudah mengerti maka penerimma harus
dibina. Pada akhirnya dimotivasikan (to motivate actions)
Menurut Haryani (2001:39) mengemukakan bahwa komunikasi dalam
organisasi terdiri dari berbagai bentuk. Namun demikian apapun bentuknya
komunikasi menjalankan fungsi sebagai berikut :
11
1. Informatif
Dalam kegiatannya, baik karyawan maupun manajer membutuhkan
banyak sekali informasi agar dapat menyelesaikan tugas-tugasnya
secara efisien. Pada prinsipnya mereka membutuhkan informasi
mengenai : pertama, hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya
itu sendiri, seperti : tujuan yang harus dicapai, prosedur dan aturanaturan yang berlaku. Kedua, keberhasilan yang dicapai perusahaan ,
misalnyadalam hal : laba dan standar kerja.
2. Regulatory
Komunikasi juga berfungsi sebagai pengendali dan pengatur
perusahan. Komunikasi yang berfungsi sebagai pengengali ini
bentuknya berupa perintah dan laporan.
3. Persuasif
Fungsi persuasive pada umumnya tercermin dalam interaksi antar
karyawan dimana seseorang berupaya agar orang yang diajak
komunikasi menerima ide, jalan pikiran dan penugasan dari sirinya.
4. Integratif
Komunikasi dalam organisasi juga berfungsi sebagai integrative, yakni
membuat organisasi beroperasi secara utuh dan terpadu. Termasuk di
sini adalah koordinasi dan penjadwalan aktivitis, penetapan saluran
informasi dan otoritas, serta untuk menarik dan melatih karyawan.
Dari pemaparan diatas fungsi komunikasi ada beberapa jenis, namun apabila
dirangkup dapat diartikan sebagai proses penyaluran pesan dari komunikan
12
kepada komunikator dengan melalui media. Dari hal ini tersebut maka komunikasi
mempunyai fungsi sesuai dengan kubutuhan dalam penyampain pesan tersebut.
Fungsi komunikasi terbentuk berdasarkan keadaan, sehingga munculah beragam
fungsi komunikasi itu sendiri.
2.1.3 Proses Komunikasi
Pada saat terjadi sebuah komunikasi diperlukan faktor-faktor yang tidak
terpisahkan. Proses komunikasi secara sederhana dimulai dari pengirim – Pesan
– Penerima, ketiga faktor tersebut lengkap, apabila adalah salah satu unsur tidak
ada maka akan terjadi noice (gangguan).
Menurut pendapat Kotler (2000) dalam buku Metode Riset Komunikasi
Organisasi, komunikasi terdiri dari komponen-komponen berikut:
(1) Pengirim (sender), yaitu pihak yang mengirim pesan
(2) Pesan (Message), merupakan gagasan atau ide yang disampaikan pengirim
kepada penerima untuk tujuan tertentu
(3) Penerima (receiver), yaitu pehak yang menerima pesan.
(4) Media (media), yaitu sarana bagi komunikator untuk menyampaikan pesan
keepada sasaran yang dituju
(5) Pengkodean (encoding), yaitu proses untuk menjabarkan pesan ke dalam
simbol. Simbol dapat berupa lisan, tulisan, isyarat ata lainnya ke dalam media.
(6) Penerjemah (decoding), yaitu proses yang dilakukan oleh penerma pesan
untuk menerjemahkan arti symbol yang dikirim sender.
(7) Tanggapan (response), yaitu reaksi penerima setelah menerima pesan
13
(8) Umpan balik (feedback), yaitu bagian dari reaksi yang dikomunikasikan
kembali kepada pengirim pesan.
(9) Gangguan (noise), yaitu gangguan yang tak terduga selama proses komunikasi
yang dapat mengakibatkan penerima pesan memperoleh pesan yang berbeda
dari yang dikirimkan. 2
Untuk lebih lengkapnya mekanisme komuniksi dapat dilihat dalam gambar
berikut :3
GAMBAR 2.1
Proses Komunikasi
PENERIMA
pengkodean
AMA
nnab
penafsiran
kode
pesan
pesan
saluran
saluran
pesan
penafsiran
kode
pesan
PENERIMA
AMA
pengkodean
nnab
Sumber : Stoner James , A.F.F (1998)
Dari pemaparan gambar diatas dapat diartikan bahwa pada saat terjadinya
sebuah komunikasi kunci awal yang perlu diperhatikan adalah pengirim, dimana
pada saat pengirim ingin menyampaikan pesan kepada penerima maka perlu
dilakukan pengkodean atau pembuatan symbol yang berguna mempermudah
penyampaian pesan.
Pada tahap berikutnya pesan disampaikan dengan menggunakan media
atau saluran. Media yang digunakan dapat berupa tertulis, lisan maupun
2
Husein Umar, 2002, Metode Riset Komunikasi Organisasi, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama hal 5
3
Yayat M Herujito, 2001, Dasar –Dasar Manajemen, Jakarta : Grasindo hal. 209
14
elektronik. Untuk media tertulis contohnya surat, memo, grafik, gambar dan lainlain. Media elektronik dapat melalui radio, email, faksimili, send message sender.
Pada saat penerimaaa kode.lambang atau symbol dalam bentuk verbal
ataupun non verbal, penerima langsung mengolah pesan-pesan yang diterima. Hal
ini berlaku berlaku sebaliknya bagi pengirim ataupun penerima. Selam tidak
adanya gangguan maka komunikasi akan berjalan lancar. Namun apabila terjadi
gangguan maka penafsiran pesan yang dikirm tidak sampai dengan sempurna
kepada pengirim.
Dampak dari proses tersebut adanya tanggapan dari penerima terhadap
pesan yang dikirim. Tanggapan penerima dapat dalam bentuk positif dan negatif.
Tanggapan positif dapat diterima pengirim apabila pesan yang disampaikan tiba
sempurna di penerima. Apabila umpan negative maka pesan yang disampaikan
tidak diterima dengan baik.
Pesan yang disampaikan dalam sebuah komunikasi terbagi menjadi
beberapa sebagai berikut:4
Tabel 2.1
Contoh bentuk pesan
BENTUK
VERBAL
NON VERBAL
Lisan
Wawancara
Berbicara peran
Tertulis
Laporan
Diagram atau tata letak
Gambar
Uraian suatu adegan
Sketsa suatu adegan
4
R. Wayne Pace, Komunikasi Organisasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal.30
15
Ada berbagai jenis pesan yang dapat disampaikan komunikator kepada
komunikan.
Hal ini
menjadi sebuah faktor pendukung komunikan dalam
memahami pesan yang disampaikan kepada komunikator.
2.1.4 Jenis-jenis Komunikasi
Apabila ditinjau lebih dalam, maka banyak sekali bentuk-bentuk dari
komunikasi ini. Dilihat dari segi pelakunya komunikasi bisa dibedakan menjadi
beberapa macam yakni:
(1) Komunikasi intrapersonal
(2) Komunikasi interpersonal
(3) Komunikasi kelompok
(4) Komunikasi organisasi
(5) Komunikasi publik
(6) Komunikasi budaya
Komunikasi intrapersonal merupakan sebuah komunikasi intrapribadi yang
dapat diartikan sebagai komunikasi diri sendiri. Komunikasi ini terjadi pada saat
menerima
stimuli
dari
lingkungan
untuk kemudian
melakukan
proses
internalisasi. Hal ini adalah proses dimana ketika seseorang melakukan presepsi
atau memberikan makna pada stimuli atau objek yang diterima melalui panca
indera.
Komunikasi interpersonal terjadi pada antar pribadi menyangkut
pengamatan dan pemahaman tentang sesuatu. Sifat dari komunikasi interpersonal
adalah transaksional, hal ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang
berkomunikasi secara serempak mengirim dan menerima pesan. Hubungan
16
komunikasi interpersonal bersifat pribadi, hal ini juga menyangkut tentang pesan
yang disampaikan dan penerima pesan yang mempunyai kedekatan fisik.
Komunikasi ini tidak dapat diulang apabila ada kesalahan dalam pengucapan
maka kesalahan yang lalu akan terus terekam pada penerima pesan.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi apabila setiap
anggotanya mampu melihat dan mendengar anggota lainnya. Tujuan dari
komunikasi ini adalah berbagi informasi yang dapat memuaskan masing-masing
anggota melalui penyampaian informasi atau pesan. Hubungan di dalam
komunikasi kelompok bukannya hanya secara kelompok tapi juga terjadi antar
pribadi.
2.2 Komunikasi Organisasi
2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu
system yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan
komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi
itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan
ke bawahan, komunikasi sesame karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan
komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap
lingkungan luarnya, seperti pembuatan iklan dan hubungan dengan masyarakat
umum. 5
5
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi , Bumi aksara, 2009, Jakarta: hal 66
17
Komunikasi organisasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks
organisasi.
Dari pengertian tersbut, maka kita dapat memahami bahwa
komunikasi organisasi adalah proses komunikasi yang berlangsung secara formal
maupun non formal dalam sebuah system yang disebut organisasi.
Joseph
A.
Devito
mendefinisikan
komunikasi
organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal
maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi
yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan
organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan
berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo,
kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi
informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual (Joseph A. Devito,
1997:340)”.
‘Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu jaringan yang lebih besar dari
pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga
komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan ada kalanya juga komunikasi
publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan
komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti
komunikasi antar sejawat, juga termasuk gossip. (Dedy Mulyana, 2001:75).
18
Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dakam hubungan herarkis antara
yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam satu lingkungan. Maka
komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai petunjuk dan penafsiran pesan
dari unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi.
2.2.2 Jenis Komunikasi Organisasi
Sebuah organisasi terdiri dari beberapa lapis dan bagian, namun terdapat
komunikasi yang diluar alur komunikasi yaitu komunikasi diagonal. Wayne Pace
dalam bukunya ‘Organizational Communication’, membagi alur menjadi :
a. Downward Communication (komunikasi dari atas ke bawah)
b. Upward Communication (komunikasi dari bawah ke atas)
c. Horizontal Communication (komunikasi yang terjadi secara mendatar atau
sejajar).
d. Cross-channel communication (komunikasi antar seseorang dengan orang
lain yang satu sama lain berbeda bagian dan berbeda kedudukan).6
Komunikasi ini terjadi baik secara formal ataupun non formal. Tidak
hanya terjadi dalam bentuk satu arah namun dua arah. Biasanya komunikasi lebih
banyak terjadi dari atasan ke bawahan sehingga komunikasi yang kurang efektif.
Hal ini terkdang membuat ketidakpuasan terhadap karyawan dan meninmbulkan
rasa ketidaknyamanan dalam sebuah perusahaan.
6
R. Wayne Pace, op.cit hal.184-197
19
Atasan selalu membuat kita untuk mendengar dan tidak memberikan
waktu atau ruang untuk pekerja memberikan pendapatnya. Tanpa kita sadari
ketidaknyamanan dalam sebuah organisasi terbentuk karena adanya downward
communication yang tidak efektif
2.3.3 Proses Komunikasi Organisasi
Untuk lebih memahami tentang jenis komunikasi yang terjadi didalam sebuah
organiasasi, maka dapat kita lihat pada gambar sebagai berikut :
Gambar 2.2
Empat Arah Komunikasi Organisasi
Sumber : R. Wayne Pace,Komunikasi Organisasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
hal.184
Pada gambar dapat kita lihat bahwa komunikasi terbagi atas beberapa
yaitu, komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal dan
komunikasi lintas saluran.
Dalam komunikasi kebawah dalam sebuah organisasi berarti Informasi
mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada karyawan yang
berotoritas rendah.
Menurut (Katz & Kahn 1996) ada lima jenis Informasi yang biasa
dikomunikasikan dari atasan ke bawahan yaitu :
20
1. Informasi bagaimana melakukan pekerjaan
2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
3. Informasi mengenai kebijakan dan parktik-praktik organisasi
4. Informasi mengeni kinerja karyawan
5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission)7
Komunikasi keatas berarti Informasi yang mengalir dari tingkat paling
rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam sebuah
organisasi dapat meminta Informasi atau member Informasi keapada seseorang
yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Mempunyai komentar atau permohonan
yang dimiliki karyawan boleh disampaikan kepada atasan hal ini merupakan
sebuah seni dari komunikasi keatas.
Dalam komunikasi keatas pastinya ada sebuah faktor yang menjadi kendala yaitu :
1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka.
Karyawan berfikiran bahwa apabila mereka membicarakan sesuatu yang
mengganjal di diri masing-masing akan menjadi kesulitan bagi mereka
untuk naik ke jenjang karir yang lebih tinggi.
2. Perasaan bahwa pihak manajemen tidak tertarik kepada masalah
karyawan. Adanya sebuah keluhan terhadap atasan membuat atasan berfkir
bahwa karyawan terebut tidak permorfance dengan baik.
3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai.
Tidak semua atasan mau mendengarkan tentang apa yang dirasakan
7
R. Wayne Pace, op.cit, hal.185
21
karyawan, sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah, maka
timbullah sebuah jurang pemisah antara antasan dengan karyawan.
4. Atasan tidak tanggap terhadap keluhan karyawan, ada banyak faktor dalam
hal ini misalnya, kurangnya waktu atasan karena beliau terlalu sibuk,
kurangnnya sumber daya manusia dalam mengloah hubungan internal di
dalam organisasi.
Planty dan machaver (1952) mengatakan bahawa diperlukan prinsip-prinsip
dalam membangun komunikasi ke atas yang dinamis sebagai berkut :
1. Program komunikasi yang efektif harus direncanakan
2. Program
komunikasi
ke
atas
yang
efektif
berlangsung
secara
berkesinambungan.
3. Program komunikasi ke atas adanya saluran yang rutin.
4. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan
penerimaan dan pemasukan gagasan dari tingkatan yang lebih rendah.
5. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara
obyektif
6. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk
menanggapi masalah
7. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunkan berbagai media
dan metode untuk meningkatkan aliran Informasi.
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian Informasi di antara rekanrekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja yang dimaksud adalah
22
memiliki atasan yang sama dan di tempat tingkat otoritas yang sama. Tujuan
komunikasi horizontal sebagai berikut :
1. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja, adanya sebuah kegiatan
pelatihan yang menuntut karyawan untuk saling bertemu untuk
mengkoordinasikan pembagian tugas.
2. Berbagai Informasi mengenai rencana dan kegiatan untuk mencapai tujuan
yang lebih baik.
3. Untuk memecahkan masalah, apabila ada usulan perubahan maka akan
mengurangi permasalah organisasi yang rumit.
4. Untuk memperolah pemahaman bersama guna membentuk kerjasama yang
solid supaya tercapai tujuan organisasi.
5. Untuk mendamaikan , berunding dan menengahi perbedaan, hak ini untuk
meminimalisasikan permasalahan yang terjadi dalam sebuah organisasi.
6. Untuk menumbuhkan dukungan antarpesona, diperlukan sedikit waktu
untuk sosialisasi antar karyawan dengan tujuan mempererta hubungan
antar karyawan.8
Komunikasi horizontal paling sering terjadi dalam rapat komisi, interaksi
pribadi selama waktu istirahat , telepon, memo obrolan. Ketidakpercayaan di
antara rekan-rekan kerja menjadi perhatian bagi atasan dan persaingan dalam
sumber daya dapat mengganggu komunikasi pegawai yang sama tingkatnya dalam
organisasi.
8
Ibid, hal.195-196
23
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara
anggota –anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti
komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara sesame bawahan, ataupun
komunikasi kelompok. Komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer
atau sekunder (menggunakan media nirmasa).
Menurut Prof. Dr. Khomsahril dalam buku komunikasi organisasi lengkap
mengatakan bahwa Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi dua :
1. Komunikasi vertical
Komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan bawah ke atas.
Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan ke
pimpinan. Dalam komunikasi vertical pimpinan memberikan instruksiinstruksi , peetunjuk, informasi kepada bawahan , sedangkan bawahan
memberikan laporan, saran , pengaduan kepada pimpinan.
2. Komunikasi horizontal atau lateral
Komunikasi antar sesama aseperti dari karyawan kepada karyawan,
manajer kepada manajer . Pesan dalam komunikasi ini mengalir bisa
mengalir di bagian yang sama di dalam organiasi atau mengalir antar
bagian. Komunikasi lateral mempelancar pertukaran pengetahuan,
pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk
24
menghindari beberapa masalah dan memcahkan yang lainnya, serta
membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.9
Menurut pendapat Lawrence D. Brenan yang dikutip Onong Uchjana
Effendy (2003:122) yang dimaksud dengan komunikasi internal adalah
pertukaran gagasan diantara administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan
atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan
pertukaran gaagasan secara horizontal dan vertikal didalam perusahaan
atau
jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).
Komunikasi internal juga diungkapkan Muhyadi (1984:164) adalah proses
penyampaian pesan-pesan yang berlangsung antara anggota organisasi , dapat
berlangsung antara pimpinan dengan bawahan, pimpinan dengan pimpinan
maupun bawahan dengan bawahan.
Di dalam pengertian yang sudah dipaparkan oleh para ahli maka
komunikasi internal
dapat diartikan sebagai sebuah komunikasi yang terjadi di
dalam sebuah kelompok yang bersifat formal, dimana adanya penyampaian pesan
dua arah antara atasan dengan bawahan ataupun sesama karyawan. Pesan yang
disampaikan dalam sebuah komunikasi internal bersifat formal dan non formal,
hal ini terbentuk bergantung pada lingkungan karyawan itu berada.
9
Prof. Dr. Khomsahrial Romli,Msi, Komunikasi Organisasi Lengkap, Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2014, hal.6
25
2.3 Fungsi dan Tugas Public Relations
2.3.1 Fungsi Public Relations
Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun
eksernal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang
menguntungkan lembaga organisasi.10
Aktivitas Public Relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal
balik (two ways traffic communications) antara lembaga dengan publik yang
bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya
suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, demi kemajuan lembaga atau
citra positif lembaga bersangkutan.11
Cutlip, Center & Broom (2005:31-32) mengikhtisarkan 10 kategori
pekerjaan spesialis Humas, yaitu:
1) Menulis dan menyunting. Menyusun siaran pers cetak atau siar, cerita khusus,
newsletter untuk karyawan dan stakeholder eksternal, korespondensi, pesan
Web-site dan media on-line lainnya, laporan pemegang saham dan laporan
tahunan, pidato, brosur, naskah film dan tayangan slide, artikel publikasi
dagang, iklan kelembagaan, serta produk dan bahan kolateral teknis.
2) Menjadi penghubung media dan pemuatan. Menghubungi media berita,
majalah, suplemen Minggu, penulis lepas, dan publikasi dagang agar mereka
10
11
F. Rachmadi, PR dalam Teor dan Praktek, Gramedia Pustaka Utama, 1992 hal 21
Ibid, hal. 43
26
memuat atau menayangkan berita dan feature tentang atau dari organisasi
stakeholder bersangkutan. Menanggapi permintaan media akan informasi,
bukti cerita, dan akses dengan sumber yang berwenang.
3) Melakukan penelitian. Mengumpulkan informasi tentang opini publik,
kecenderungan, isu yang muncul, iklim dan legislasi politik, liputan media,
kelompok minat khusus, dan kepentingan lainnya yang berkaitan dengan
stakeholder organisasi. Mencari di Internet, layanan on-line, dan database
elektronik pemerintah. Membuat rancangan penelitian program, mengadakan
survei dan menyewa kantor penelitian.
4) Mengatur manajemen dan administrasi. Membuat program dan perencanaan
melalui kerjasama dengan
manajer
lainnya,
menetapkan kebutuhan,
menentukan prioritas, menetapkan publik, menentukan sasaran dan tujuan,
serta mengembangkan strategi dan taktik. Mengelola personil, anggaran, dan
jadwal program.
5) Melakukan konseling. Memberi saran bagi manajemen puncak seputar
lingkungan sosial, politik dan peraturan, berkonsultasi dengan tim manajemen
mengenai cara menolak atau menanggapi krisis, dan bekerja dengan
pengambil keputusan kunci untuk merancang strategi mengelola atau
menanggapi isu yang kritis dan sensitif.
6) Menyelenggarakan kegiatan khusus. Mengatur dan mengelola konferensi pers,
lomba lari 10-K, konvensi, open house, pengguntingan pita dan grand
opening, perayaan hari jadi, kegiatan pengumpulan dana, kunjungan orang-
27
orang penting, kontes, program pemberian penghargaan, dan peristiwa khusus
lainnya.
7) Berpidato. Berbicara di depan kelompok, memberi bimbingan untuk tugas
bicara, dan mengelola biro pembicara untuk menyediakan mimbar bagi
organisasi di depan pendengar penting.
8) Berproduksi. Menciptakan komunikasi dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan multimedia, termasuk seni, tipografi, fotografi, tata letak, dan
desktop publishing computer, merekam dan menyunting audio dan video, serta
menyiapkan presentasi audiovisual.
9) Memberi pelatihan. Mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain yang
ditunjuk
untuk
menangani
media
dan
penampilan
publik
lainnya.
Menginstruksi organisasi lainnya untuk memperbaiki keterampilan menulis
dan berkomunikasi. Membantu memperkenalkan perubahan dalam budaya,
kebijakan, struktur, dan proses organisasi.
10) Melakukan kontak. Memberi layanan sebagai penghubung dengan media,
komunitas, serta kelompok internal dan eksternal lainnya. Mendengar,
menegosiasi, mengelola konflik, dan mencapai kesepakatan sebagai mediator
antara organisasi dan stakeholder lainnya. Menemui dan menghibur tamu dan
pengunjung sebagai tuan rumah12.
12
Cutlip, Center, Broom, Effective Public Relations Edisi ke Sembilan Jakarta: Kencana 2007 hal
40
28
2.3.2 Tugas Public Relations
Kegiatan Public Relations
Berikut ini adalah kegiatan yang menjadi tugas Public Relations
1) Ke Dalam
a) Membina sikap mental para karyawan agar dalam diri mereka tumbuh
ketaatan, kepatuhan dan dedikasi terhadap lembaga/perusahaan dimana
mereka bekerja.
b) Menumbuhkan semangat korps atau kelompok yang sehat dan dinamis
c) Mendorong tumbuhnya kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk
memajukan lembaga atau perusahaannya.13
2) Ke Luar
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra (image) masyarakat yang positif
terhadap segala kebijakan dan langkah-tindakan organisasi atau perusahaannya. 14
Dalam fungsi dan tugas public relations dapat ditarik kesimpulan bahwa
menjaga sebuah hubungan dengan pihak luar itu sangat penting karena hal ini
akan membentuk sebuah image perusahaan. Seorang Public Relations harus
mampu berkomunikasi dengan baik secara etika, sehingga image perusahaan akan
terbentuk dengan baik.
13
14
F. Rachmadi, op.cit, hal. 43
Ibid, hal. 43
29
2.4 Karyawan
2.4.1 Pengertian Karyawan
Tanpa dipungkiri adalah karyawan adalah roda di dalam sebuah
perusahaan. Oleh karena itu, menjadi sebuah keawajiban bagi perusahaan untuk
menjaga hubungan baik dengan berbagai kelompok melalui suatu proses
komunikasi yang berkesinambungan.
Menurut Rhenaldi Kasali yang dimaksud karyawan adalah orang-orang di
dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural. Ia adalah karyawan
bisa diabwah komando supervisor atau kepala seksi/kepala subseksi. Umumnya
mereka hanya tamatan sekolah menengah atau dibawahnya, namun ada juga yang
sempat mengikuti pendidikan di universitas.
Setiap perusahaan mempunyai spesifikasi pengelompokan karyawan, hal
ini yang menimbulkan sebuah peraturan maka terjadi pembeda antara perusahaan
satu dengan yang lainnya.
Peneliti berpendapat bahwa karyawan adalah komponen terpenting dalam
sebuah organisasi, dimana mereka adalah roda yang bergerak menuju tujuan
organisasi yang sudah ditetapkan.
2.5 Kinerja Karyawan
2.5.1 Pengertian Kinerja Karyawan
Tercapainya sebuah tujuan dalam organisasi dapat dilihat dari kinerja
karyawan itu sendiri. Kinerja merupakan sebuah bahan evaluasi dari sebuah
organisasi untuk mengukur proses kerja apakah sudah berjalan secara efektif.
30
Tidak semua perusahaan peduli tentang evaluasi sebuah kinerja karyawan. Hal ini
akan berdampak pada hasil kerja yang kurang bagus. Menurut Rivai dan Basri
(2005) kinerja adalah kesesidan sekarang atau kelompok orang utnuk melakukan
sesuatu kegiatan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan
hasil yang diharapkan.
Menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) kinerja merupakan
perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang terlah
ditentukan. Sedangkan menurut hakim (2006) medefinisikan kinerja sebagai hasil
kerja yang dicapai oleh individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu
periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran atau standar
tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan
perbandingan hasil dengan standar yang telah ditentukan.
Berdasarkan pengertian di atas makan kinerja dapat diartikan bahwa hasil
kerja yag dicapai dibandingkan dengan standar yanag sudah ditentukan
perusahaan. Kinerja suatu hal yang dicapai seseorang dalam bentuk kuantitas
ataupun kualitas dalam sebuah organisasi dengan tanggung jawab yang diberikan.
Tika (2006) mengatakan bahwa ada 4 (empat) unsure yang terdapat di
kinerja yaitu :
1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi pekerjaan
3. Pencapaian tujuan organisasi
4. Periode waktu tertentu
31
Yuwalliatin (2006) mengatakan bahwa kinerja diukur dengan instrumen
yang dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara
umum kemudian diterjemahkan kedalam penilaian perilaku secara mendatar
meliputi :
1. Kuantitas kerja
2. Kualitas kerja
3. Pengetahuan tentang pekerjaan
4. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan
5. Perencanaan kegiatan
Wirawan (2009) pengelompokan dimensi kinerja terdiri dari tiga jenis
yaitu :
1. Hasil Kerja
Kuantitas dan kualitas hasil kerja pegawai dalam melaksanakan
pekerjaannya. Hasil kerja dalam bentuk barangdan dan jasa yang dapat
diukur jumlah atau kuantitas dan kualitasnya.
Ketika berada di tempat kerja dan melaksanakan pekerjannya, pegawai
melakukan dua jenis perilaku yaitu perilaku kerja dan perilaku
pribadinya.
2. Perilaku Kerja
Ketika berada di tempat kerja dan melaksanakan pekerjannya, pegawai
melakukan dua jenis perilaku yaitu perilaku kerja dan perilaku
pribadinya.
32
3. Sifat pribadi
Dimiliki seorang pribadi pekerja bersifat internal namun terkait dengan
pekerjaan yang dilaksanakan.
Kinerja karyawan dapat disimpulkan sebagai sebuah hasil dalam bentuk
jasa atau barang yang dilakukan pekerja dalam melaksankan tanggung jawabnya
sebagai seorang karyawan dalam sebah organisasi. Kinerja karyawan sangat
menentukan organisasi dalam mencapai sebuah tujuan.
2.6 Kerangka Konseptual
Variabel X
Komunikasi Internal
Variabel Y
Kinerja Karyawan
Downward Communication
(komunikasi dari atas ke bawah)
Hasil Kerja
Upward Communication
(komunikasi dari bawah ke atas)
Perilaku Kerja
Horizontal Communication
(komunikasi yang terjadi secara
mendatar atau sejajar).
Sifat pribadi
Cross-channel communication
Wirawan (2009)
Wayne Pace (2013)
33
2.7 Hipotesis Penelitian
Pondasi yang kuat dalam sebuah perusahaan adalah komunikasi. Dalam
pemaparan tentang komunikasi internal dan kinerja karyawan terdapat sebuah
keterkaitan. Adanya komunikasi internal yang efektif akan membentuk sebuah
kinerja yang efektif dan efisien. Tempat yang nyaman, lingkungan kerja, temanteman yang solid adalah faktor utama dalam terbangunnya komunikasi internal.
Apabila faktor-faktor tersebut sudah terpenuhi maka pembentukan kinerja akan
lebih mudah.
Untuk mencapai sebuah tujuan perusahaan perusahaan maka diperlukan
sebuah kinerja yang beralaskan komunikasi internal yang kokoh. Maka peneliti
membuat hipoteisi semenatara dalam penelitain ini sebagai berikut :
Ho
: Tidak adanya hubungan komunikasi internal dengan kinerja
karyawan di PT Pritho Jakarta.
Ha
: Adanya hubungan komunikasi internal dengan kinerja
karyawan di PT Pritho Jakarta.
.
Download