BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Manusia adalah mahkluk social, yang mana mereka akan selalu saling membutuhkan guna memenuhi kehidupannya. Dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan papan, manusia memerlukan komunikasi. Dimana dalam proses komunikasi dapat mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhannya. Komunikasi bukan hanya proses pengiriman atau pertukaran pesan akan tetapi juga membentuk sebuah opini bagi masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya kita memahami apa itu komunikasi, berikut pemaparan komunikasi menutur para ahli. Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa latin “communication”. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. 1 Dalam pengertian tersebut dapat diartikan bahwa komunikasi adalah proses penyampain pesan dalam bentuk informasi dari seorang kepada orang lain dengan menggunakan media tertentu. Koontz yang dikutip oleh Marwansyah dan Mukaran (2000:201). Mendefinisikan komunikan sebagai penyampaian atau pengiriam informasi dari seseorang kepada orang lain sehingga informasi dan dipahami penerima. 1 Onong Uchjana effendi, 2003 Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : Citra Aditya bakti hal 48 9 10 Pengertian lain menurut Laswel yang dikutip Haryani (2001:6) bahwa komunikasi adalah menjawab pertanya “who says, what in , with channel, to whom, and with effect”. Maka dapat diartikan bahwa komunikasi adalah siapa yang mengatakan, dengan saluran apa dan akan berpengaruh apa. Menurut Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli sosiologi Amerika, mengatakan bahwa, “communication is the process by which an individual transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals”. Pernyataan Hovland dapat diartikan sebagai seseorang mengirimkan stimuli dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku seseorang. 2.1.2 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Pace, Peterson, dan Burnett yang dikutip Effendy (2005:32) berpendapat bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu : 1. to secure understanding 2. to esthablish acceptance 3. to motivate actions Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Jika komunikan sudah mengerti maka penerimma harus dibina. Pada akhirnya dimotivasikan (to motivate actions) Menurut Haryani (2001:39) mengemukakan bahwa komunikasi dalam organisasi terdiri dari berbagai bentuk. Namun demikian apapun bentuknya komunikasi menjalankan fungsi sebagai berikut : 11 1. Informatif Dalam kegiatannya, baik karyawan maupun manajer membutuhkan banyak sekali informasi agar dapat menyelesaikan tugas-tugasnya secara efisien. Pada prinsipnya mereka membutuhkan informasi mengenai : pertama, hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya itu sendiri, seperti : tujuan yang harus dicapai, prosedur dan aturanaturan yang berlaku. Kedua, keberhasilan yang dicapai perusahaan , misalnyadalam hal : laba dan standar kerja. 2. Regulatory Komunikasi juga berfungsi sebagai pengendali dan pengatur perusahan. Komunikasi yang berfungsi sebagai pengengali ini bentuknya berupa perintah dan laporan. 3. Persuasif Fungsi persuasive pada umumnya tercermin dalam interaksi antar karyawan dimana seseorang berupaya agar orang yang diajak komunikasi menerima ide, jalan pikiran dan penugasan dari sirinya. 4. Integratif Komunikasi dalam organisasi juga berfungsi sebagai integrative, yakni membuat organisasi beroperasi secara utuh dan terpadu. Termasuk di sini adalah koordinasi dan penjadwalan aktivitis, penetapan saluran informasi dan otoritas, serta untuk menarik dan melatih karyawan. Dari pemaparan diatas fungsi komunikasi ada beberapa jenis, namun apabila dirangkup dapat diartikan sebagai proses penyaluran pesan dari komunikan 12 kepada komunikator dengan melalui media. Dari hal ini tersebut maka komunikasi mempunyai fungsi sesuai dengan kubutuhan dalam penyampain pesan tersebut. Fungsi komunikasi terbentuk berdasarkan keadaan, sehingga munculah beragam fungsi komunikasi itu sendiri. 2.1.3 Proses Komunikasi Pada saat terjadi sebuah komunikasi diperlukan faktor-faktor yang tidak terpisahkan. Proses komunikasi secara sederhana dimulai dari pengirim – Pesan – Penerima, ketiga faktor tersebut lengkap, apabila adalah salah satu unsur tidak ada maka akan terjadi noice (gangguan). Menurut pendapat Kotler (2000) dalam buku Metode Riset Komunikasi Organisasi, komunikasi terdiri dari komponen-komponen berikut: (1) Pengirim (sender), yaitu pihak yang mengirim pesan (2) Pesan (Message), merupakan gagasan atau ide yang disampaikan pengirim kepada penerima untuk tujuan tertentu (3) Penerima (receiver), yaitu pehak yang menerima pesan. (4) Media (media), yaitu sarana bagi komunikator untuk menyampaikan pesan keepada sasaran yang dituju (5) Pengkodean (encoding), yaitu proses untuk menjabarkan pesan ke dalam simbol. Simbol dapat berupa lisan, tulisan, isyarat ata lainnya ke dalam media. (6) Penerjemah (decoding), yaitu proses yang dilakukan oleh penerma pesan untuk menerjemahkan arti symbol yang dikirim sender. (7) Tanggapan (response), yaitu reaksi penerima setelah menerima pesan 13 (8) Umpan balik (feedback), yaitu bagian dari reaksi yang dikomunikasikan kembali kepada pengirim pesan. (9) Gangguan (noise), yaitu gangguan yang tak terduga selama proses komunikasi yang dapat mengakibatkan penerima pesan memperoleh pesan yang berbeda dari yang dikirimkan. 2 Untuk lebih lengkapnya mekanisme komuniksi dapat dilihat dalam gambar berikut :3 GAMBAR 2.1 Proses Komunikasi PENERIMA pengkodean AMA nnab penafsiran kode pesan pesan saluran saluran pesan penafsiran kode pesan PENERIMA AMA pengkodean nnab Sumber : Stoner James , A.F.F (1998) Dari pemaparan gambar diatas dapat diartikan bahwa pada saat terjadinya sebuah komunikasi kunci awal yang perlu diperhatikan adalah pengirim, dimana pada saat pengirim ingin menyampaikan pesan kepada penerima maka perlu dilakukan pengkodean atau pembuatan symbol yang berguna mempermudah penyampaian pesan. Pada tahap berikutnya pesan disampaikan dengan menggunakan media atau saluran. Media yang digunakan dapat berupa tertulis, lisan maupun 2 Husein Umar, 2002, Metode Riset Komunikasi Organisasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama hal 5 3 Yayat M Herujito, 2001, Dasar –Dasar Manajemen, Jakarta : Grasindo hal. 209 14 elektronik. Untuk media tertulis contohnya surat, memo, grafik, gambar dan lainlain. Media elektronik dapat melalui radio, email, faksimili, send message sender. Pada saat penerimaaa kode.lambang atau symbol dalam bentuk verbal ataupun non verbal, penerima langsung mengolah pesan-pesan yang diterima. Hal ini berlaku berlaku sebaliknya bagi pengirim ataupun penerima. Selam tidak adanya gangguan maka komunikasi akan berjalan lancar. Namun apabila terjadi gangguan maka penafsiran pesan yang dikirm tidak sampai dengan sempurna kepada pengirim. Dampak dari proses tersebut adanya tanggapan dari penerima terhadap pesan yang dikirim. Tanggapan penerima dapat dalam bentuk positif dan negatif. Tanggapan positif dapat diterima pengirim apabila pesan yang disampaikan tiba sempurna di penerima. Apabila umpan negative maka pesan yang disampaikan tidak diterima dengan baik. Pesan yang disampaikan dalam sebuah komunikasi terbagi menjadi beberapa sebagai berikut:4 Tabel 2.1 Contoh bentuk pesan BENTUK VERBAL NON VERBAL Lisan Wawancara Berbicara peran Tertulis Laporan Diagram atau tata letak Gambar Uraian suatu adegan Sketsa suatu adegan 4 R. Wayne Pace, Komunikasi Organisasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal.30 15 Ada berbagai jenis pesan yang dapat disampaikan komunikator kepada komunikan. Hal ini menjadi sebuah faktor pendukung komunikan dalam memahami pesan yang disampaikan kepada komunikator. 2.1.4 Jenis-jenis Komunikasi Apabila ditinjau lebih dalam, maka banyak sekali bentuk-bentuk dari komunikasi ini. Dilihat dari segi pelakunya komunikasi bisa dibedakan menjadi beberapa macam yakni: (1) Komunikasi intrapersonal (2) Komunikasi interpersonal (3) Komunikasi kelompok (4) Komunikasi organisasi (5) Komunikasi publik (6) Komunikasi budaya Komunikasi intrapersonal merupakan sebuah komunikasi intrapribadi yang dapat diartikan sebagai komunikasi diri sendiri. Komunikasi ini terjadi pada saat menerima stimuli dari lingkungan untuk kemudian melakukan proses internalisasi. Hal ini adalah proses dimana ketika seseorang melakukan presepsi atau memberikan makna pada stimuli atau objek yang diterima melalui panca indera. Komunikasi interpersonal terjadi pada antar pribadi menyangkut pengamatan dan pemahaman tentang sesuatu. Sifat dari komunikasi interpersonal adalah transaksional, hal ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak mengirim dan menerima pesan. Hubungan 16 komunikasi interpersonal bersifat pribadi, hal ini juga menyangkut tentang pesan yang disampaikan dan penerima pesan yang mempunyai kedekatan fisik. Komunikasi ini tidak dapat diulang apabila ada kesalahan dalam pengucapan maka kesalahan yang lalu akan terus terekam pada penerima pesan. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi apabila setiap anggotanya mampu melihat dan mendengar anggota lainnya. Tujuan dari komunikasi ini adalah berbagi informasi yang dapat memuaskan masing-masing anggota melalui penyampaian informasi atau pesan. Hubungan di dalam komunikasi kelompok bukannya hanya secara kelompok tapi juga terjadi antar pribadi. 2.2 Komunikasi Organisasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu system yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi sesame karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti pembuatan iklan dan hubungan dengan masyarakat umum. 5 5 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi , Bumi aksara, 2009, Jakarta: hal 66 17 Komunikasi organisasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi. Dari pengertian tersbut, maka kita dapat memahami bahwa komunikasi organisasi adalah proses komunikasi yang berlangsung secara formal maupun non formal dalam sebuah system yang disebut organisasi. Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual (Joseph A. Devito, 1997:340)”. ‘Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gossip. (Dedy Mulyana, 2001:75). 18 Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dakam hubungan herarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam satu lingkungan. Maka komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai petunjuk dan penafsiran pesan dari unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. 2.2.2 Jenis Komunikasi Organisasi Sebuah organisasi terdiri dari beberapa lapis dan bagian, namun terdapat komunikasi yang diluar alur komunikasi yaitu komunikasi diagonal. Wayne Pace dalam bukunya ‘Organizational Communication’, membagi alur menjadi : a. Downward Communication (komunikasi dari atas ke bawah) b. Upward Communication (komunikasi dari bawah ke atas) c. Horizontal Communication (komunikasi yang terjadi secara mendatar atau sejajar). d. Cross-channel communication (komunikasi antar seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda bagian dan berbeda kedudukan).6 Komunikasi ini terjadi baik secara formal ataupun non formal. Tidak hanya terjadi dalam bentuk satu arah namun dua arah. Biasanya komunikasi lebih banyak terjadi dari atasan ke bawahan sehingga komunikasi yang kurang efektif. Hal ini terkdang membuat ketidakpuasan terhadap karyawan dan meninmbulkan rasa ketidaknyamanan dalam sebuah perusahaan. 6 R. Wayne Pace, op.cit hal.184-197 19 Atasan selalu membuat kita untuk mendengar dan tidak memberikan waktu atau ruang untuk pekerja memberikan pendapatnya. Tanpa kita sadari ketidaknyamanan dalam sebuah organisasi terbentuk karena adanya downward communication yang tidak efektif 2.3.3 Proses Komunikasi Organisasi Untuk lebih memahami tentang jenis komunikasi yang terjadi didalam sebuah organiasasi, maka dapat kita lihat pada gambar sebagai berikut : Gambar 2.2 Empat Arah Komunikasi Organisasi Sumber : R. Wayne Pace,Komunikasi Organisasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya hal.184 Pada gambar dapat kita lihat bahwa komunikasi terbagi atas beberapa yaitu, komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi lintas saluran. Dalam komunikasi kebawah dalam sebuah organisasi berarti Informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada karyawan yang berotoritas rendah. Menurut (Katz & Kahn 1996) ada lima jenis Informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan ke bawahan yaitu : 20 1. Informasi bagaimana melakukan pekerjaan 2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan 3. Informasi mengenai kebijakan dan parktik-praktik organisasi 4. Informasi mengeni kinerja karyawan 5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission)7 Komunikasi keatas berarti Informasi yang mengalir dari tingkat paling rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam sebuah organisasi dapat meminta Informasi atau member Informasi keapada seseorang yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Mempunyai komentar atau permohonan yang dimiliki karyawan boleh disampaikan kepada atasan hal ini merupakan sebuah seni dari komunikasi keatas. Dalam komunikasi keatas pastinya ada sebuah faktor yang menjadi kendala yaitu : 1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka. Karyawan berfikiran bahwa apabila mereka membicarakan sesuatu yang mengganjal di diri masing-masing akan menjadi kesulitan bagi mereka untuk naik ke jenjang karir yang lebih tinggi. 2. Perasaan bahwa pihak manajemen tidak tertarik kepada masalah karyawan. Adanya sebuah keluhan terhadap atasan membuat atasan berfkir bahwa karyawan terebut tidak permorfance dengan baik. 3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai. Tidak semua atasan mau mendengarkan tentang apa yang dirasakan 7 R. Wayne Pace, op.cit, hal.185 21 karyawan, sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah, maka timbullah sebuah jurang pemisah antara antasan dengan karyawan. 4. Atasan tidak tanggap terhadap keluhan karyawan, ada banyak faktor dalam hal ini misalnya, kurangnya waktu atasan karena beliau terlalu sibuk, kurangnnya sumber daya manusia dalam mengloah hubungan internal di dalam organisasi. Planty dan machaver (1952) mengatakan bahawa diperlukan prinsip-prinsip dalam membangun komunikasi ke atas yang dinamis sebagai berkut : 1. Program komunikasi yang efektif harus direncanakan 2. Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan. 3. Program komunikasi ke atas adanya saluran yang rutin. 4. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dan pemasukan gagasan dari tingkatan yang lebih rendah. 5. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara obyektif 6. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah 7. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunkan berbagai media dan metode untuk meningkatkan aliran Informasi. Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian Informasi di antara rekanrekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja yang dimaksud adalah 22 memiliki atasan yang sama dan di tempat tingkat otoritas yang sama. Tujuan komunikasi horizontal sebagai berikut : 1. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja, adanya sebuah kegiatan pelatihan yang menuntut karyawan untuk saling bertemu untuk mengkoordinasikan pembagian tugas. 2. Berbagai Informasi mengenai rencana dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang lebih baik. 3. Untuk memecahkan masalah, apabila ada usulan perubahan maka akan mengurangi permasalah organisasi yang rumit. 4. Untuk memperolah pemahaman bersama guna membentuk kerjasama yang solid supaya tercapai tujuan organisasi. 5. Untuk mendamaikan , berunding dan menengahi perbedaan, hak ini untuk meminimalisasikan permasalahan yang terjadi dalam sebuah organisasi. 6. Untuk menumbuhkan dukungan antarpesona, diperlukan sedikit waktu untuk sosialisasi antar karyawan dengan tujuan mempererta hubungan antar karyawan.8 Komunikasi horizontal paling sering terjadi dalam rapat komisi, interaksi pribadi selama waktu istirahat , telepon, memo obrolan. Ketidakpercayaan di antara rekan-rekan kerja menjadi perhatian bagi atasan dan persaingan dalam sumber daya dapat mengganggu komunikasi pegawai yang sama tingkatnya dalam organisasi. 8 Ibid, hal.195-196 23 Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota –anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara sesame bawahan, ataupun komunikasi kelompok. Komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer atau sekunder (menggunakan media nirmasa). Menurut Prof. Dr. Khomsahril dalam buku komunikasi organisasi lengkap mengatakan bahwa Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi dua : 1. Komunikasi vertical Komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan ke pimpinan. Dalam komunikasi vertical pimpinan memberikan instruksiinstruksi , peetunjuk, informasi kepada bawahan , sedangkan bawahan memberikan laporan, saran , pengaduan kepada pimpinan. 2. Komunikasi horizontal atau lateral Komunikasi antar sesama aseperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer . Pesan dalam komunikasi ini mengalir bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organiasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi lateral mempelancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk 24 menghindari beberapa masalah dan memcahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.9 Menurut pendapat Lawrence D. Brenan yang dikutip Onong Uchjana Effendy (2003:122) yang dimaksud dengan komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gaagasan secara horizontal dan vertikal didalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen). Komunikasi internal juga diungkapkan Muhyadi (1984:164) adalah proses penyampaian pesan-pesan yang berlangsung antara anggota organisasi , dapat berlangsung antara pimpinan dengan bawahan, pimpinan dengan pimpinan maupun bawahan dengan bawahan. Di dalam pengertian yang sudah dipaparkan oleh para ahli maka komunikasi internal dapat diartikan sebagai sebuah komunikasi yang terjadi di dalam sebuah kelompok yang bersifat formal, dimana adanya penyampaian pesan dua arah antara atasan dengan bawahan ataupun sesama karyawan. Pesan yang disampaikan dalam sebuah komunikasi internal bersifat formal dan non formal, hal ini terbentuk bergantung pada lingkungan karyawan itu berada. 9 Prof. Dr. Khomsahrial Romli,Msi, Komunikasi Organisasi Lengkap, Gramedia Widiasarana Indonesia, 2014, hal.6 25 2.3 Fungsi dan Tugas Public Relations 2.3.1 Fungsi Public Relations Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksernal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi.10 Aktivitas Public Relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two ways traffic communications) antara lembaga dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, demi kemajuan lembaga atau citra positif lembaga bersangkutan.11 Cutlip, Center & Broom (2005:31-32) mengikhtisarkan 10 kategori pekerjaan spesialis Humas, yaitu: 1) Menulis dan menyunting. Menyusun siaran pers cetak atau siar, cerita khusus, newsletter untuk karyawan dan stakeholder eksternal, korespondensi, pesan Web-site dan media on-line lainnya, laporan pemegang saham dan laporan tahunan, pidato, brosur, naskah film dan tayangan slide, artikel publikasi dagang, iklan kelembagaan, serta produk dan bahan kolateral teknis. 2) Menjadi penghubung media dan pemuatan. Menghubungi media berita, majalah, suplemen Minggu, penulis lepas, dan publikasi dagang agar mereka 10 11 F. Rachmadi, PR dalam Teor dan Praktek, Gramedia Pustaka Utama, 1992 hal 21 Ibid, hal. 43 26 memuat atau menayangkan berita dan feature tentang atau dari organisasi stakeholder bersangkutan. Menanggapi permintaan media akan informasi, bukti cerita, dan akses dengan sumber yang berwenang. 3) Melakukan penelitian. Mengumpulkan informasi tentang opini publik, kecenderungan, isu yang muncul, iklim dan legislasi politik, liputan media, kelompok minat khusus, dan kepentingan lainnya yang berkaitan dengan stakeholder organisasi. Mencari di Internet, layanan on-line, dan database elektronik pemerintah. Membuat rancangan penelitian program, mengadakan survei dan menyewa kantor penelitian. 4) Mengatur manajemen dan administrasi. Membuat program dan perencanaan melalui kerjasama dengan manajer lainnya, menetapkan kebutuhan, menentukan prioritas, menetapkan publik, menentukan sasaran dan tujuan, serta mengembangkan strategi dan taktik. Mengelola personil, anggaran, dan jadwal program. 5) Melakukan konseling. Memberi saran bagi manajemen puncak seputar lingkungan sosial, politik dan peraturan, berkonsultasi dengan tim manajemen mengenai cara menolak atau menanggapi krisis, dan bekerja dengan pengambil keputusan kunci untuk merancang strategi mengelola atau menanggapi isu yang kritis dan sensitif. 6) Menyelenggarakan kegiatan khusus. Mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba lari 10-K, konvensi, open house, pengguntingan pita dan grand opening, perayaan hari jadi, kegiatan pengumpulan dana, kunjungan orang- 27 orang penting, kontes, program pemberian penghargaan, dan peristiwa khusus lainnya. 7) Berpidato. Berbicara di depan kelompok, memberi bimbingan untuk tugas bicara, dan mengelola biro pembicara untuk menyediakan mimbar bagi organisasi di depan pendengar penting. 8) Berproduksi. Menciptakan komunikasi dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan multimedia, termasuk seni, tipografi, fotografi, tata letak, dan desktop publishing computer, merekam dan menyunting audio dan video, serta menyiapkan presentasi audiovisual. 9) Memberi pelatihan. Mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain yang ditunjuk untuk menangani media dan penampilan publik lainnya. Menginstruksi organisasi lainnya untuk memperbaiki keterampilan menulis dan berkomunikasi. Membantu memperkenalkan perubahan dalam budaya, kebijakan, struktur, dan proses organisasi. 10) Melakukan kontak. Memberi layanan sebagai penghubung dengan media, komunitas, serta kelompok internal dan eksternal lainnya. Mendengar, menegosiasi, mengelola konflik, dan mencapai kesepakatan sebagai mediator antara organisasi dan stakeholder lainnya. Menemui dan menghibur tamu dan pengunjung sebagai tuan rumah12. 12 Cutlip, Center, Broom, Effective Public Relations Edisi ke Sembilan Jakarta: Kencana 2007 hal 40 28 2.3.2 Tugas Public Relations Kegiatan Public Relations Berikut ini adalah kegiatan yang menjadi tugas Public Relations 1) Ke Dalam a) Membina sikap mental para karyawan agar dalam diri mereka tumbuh ketaatan, kepatuhan dan dedikasi terhadap lembaga/perusahaan dimana mereka bekerja. b) Menumbuhkan semangat korps atau kelompok yang sehat dan dinamis c) Mendorong tumbuhnya kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk memajukan lembaga atau perusahaannya.13 2) Ke Luar Mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra (image) masyarakat yang positif terhadap segala kebijakan dan langkah-tindakan organisasi atau perusahaannya. 14 Dalam fungsi dan tugas public relations dapat ditarik kesimpulan bahwa menjaga sebuah hubungan dengan pihak luar itu sangat penting karena hal ini akan membentuk sebuah image perusahaan. Seorang Public Relations harus mampu berkomunikasi dengan baik secara etika, sehingga image perusahaan akan terbentuk dengan baik. 13 14 F. Rachmadi, op.cit, hal. 43 Ibid, hal. 43 29 2.4 Karyawan 2.4.1 Pengertian Karyawan Tanpa dipungkiri adalah karyawan adalah roda di dalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu, menjadi sebuah keawajiban bagi perusahaan untuk menjaga hubungan baik dengan berbagai kelompok melalui suatu proses komunikasi yang berkesinambungan. Menurut Rhenaldi Kasali yang dimaksud karyawan adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural. Ia adalah karyawan bisa diabwah komando supervisor atau kepala seksi/kepala subseksi. Umumnya mereka hanya tamatan sekolah menengah atau dibawahnya, namun ada juga yang sempat mengikuti pendidikan di universitas. Setiap perusahaan mempunyai spesifikasi pengelompokan karyawan, hal ini yang menimbulkan sebuah peraturan maka terjadi pembeda antara perusahaan satu dengan yang lainnya. Peneliti berpendapat bahwa karyawan adalah komponen terpenting dalam sebuah organisasi, dimana mereka adalah roda yang bergerak menuju tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. 2.5 Kinerja Karyawan 2.5.1 Pengertian Kinerja Karyawan Tercapainya sebuah tujuan dalam organisasi dapat dilihat dari kinerja karyawan itu sendiri. Kinerja merupakan sebuah bahan evaluasi dari sebuah organisasi untuk mengukur proses kerja apakah sudah berjalan secara efektif. 30 Tidak semua perusahaan peduli tentang evaluasi sebuah kinerja karyawan. Hal ini akan berdampak pada hasil kerja yang kurang bagus. Menurut Rivai dan Basri (2005) kinerja adalah kesesidan sekarang atau kelompok orang utnuk melakukan sesuatu kegiatan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil yang diharapkan. Menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang terlah ditentukan. Sedangkan menurut hakim (2006) medefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil dengan standar yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian di atas makan kinerja dapat diartikan bahwa hasil kerja yag dicapai dibandingkan dengan standar yanag sudah ditentukan perusahaan. Kinerja suatu hal yang dicapai seseorang dalam bentuk kuantitas ataupun kualitas dalam sebuah organisasi dengan tanggung jawab yang diberikan. Tika (2006) mengatakan bahwa ada 4 (empat) unsure yang terdapat di kinerja yaitu : 1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi pekerjaan 3. Pencapaian tujuan organisasi 4. Periode waktu tertentu 31 Yuwalliatin (2006) mengatakan bahwa kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum kemudian diterjemahkan kedalam penilaian perilaku secara mendatar meliputi : 1. Kuantitas kerja 2. Kualitas kerja 3. Pengetahuan tentang pekerjaan 4. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan 5. Perencanaan kegiatan Wirawan (2009) pengelompokan dimensi kinerja terdiri dari tiga jenis yaitu : 1. Hasil Kerja Kuantitas dan kualitas hasil kerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Hasil kerja dalam bentuk barangdan dan jasa yang dapat diukur jumlah atau kuantitas dan kualitasnya. Ketika berada di tempat kerja dan melaksanakan pekerjannya, pegawai melakukan dua jenis perilaku yaitu perilaku kerja dan perilaku pribadinya. 2. Perilaku Kerja Ketika berada di tempat kerja dan melaksanakan pekerjannya, pegawai melakukan dua jenis perilaku yaitu perilaku kerja dan perilaku pribadinya. 32 3. Sifat pribadi Dimiliki seorang pribadi pekerja bersifat internal namun terkait dengan pekerjaan yang dilaksanakan. Kinerja karyawan dapat disimpulkan sebagai sebuah hasil dalam bentuk jasa atau barang yang dilakukan pekerja dalam melaksankan tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan dalam sebah organisasi. Kinerja karyawan sangat menentukan organisasi dalam mencapai sebuah tujuan. 2.6 Kerangka Konseptual Variabel X Komunikasi Internal Variabel Y Kinerja Karyawan Downward Communication (komunikasi dari atas ke bawah) Hasil Kerja Upward Communication (komunikasi dari bawah ke atas) Perilaku Kerja Horizontal Communication (komunikasi yang terjadi secara mendatar atau sejajar). Sifat pribadi Cross-channel communication Wirawan (2009) Wayne Pace (2013) 33 2.7 Hipotesis Penelitian Pondasi yang kuat dalam sebuah perusahaan adalah komunikasi. Dalam pemaparan tentang komunikasi internal dan kinerja karyawan terdapat sebuah keterkaitan. Adanya komunikasi internal yang efektif akan membentuk sebuah kinerja yang efektif dan efisien. Tempat yang nyaman, lingkungan kerja, temanteman yang solid adalah faktor utama dalam terbangunnya komunikasi internal. Apabila faktor-faktor tersebut sudah terpenuhi maka pembentukan kinerja akan lebih mudah. Untuk mencapai sebuah tujuan perusahaan perusahaan maka diperlukan sebuah kinerja yang beralaskan komunikasi internal yang kokoh. Maka peneliti membuat hipoteisi semenatara dalam penelitain ini sebagai berikut : Ho : Tidak adanya hubungan komunikasi internal dengan kinerja karyawan di PT Pritho Jakarta. Ha : Adanya hubungan komunikasi internal dengan kinerja karyawan di PT Pritho Jakarta. .