PERBANDINGAN PENGGUNAAN RAGI TAPE dan Zymomonas

advertisement
PERBANDINGAN PENGGUNAAN RAGI TAPE dan Zymomonas mobilis
SEBAGAI FERMENTOR DALAM PEMBUATAN BIOETANOL dengan
BAHAN BAKU SAMPAH ORGANIK
PROPOSAL
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
oleh :
Ervi Afifah
1006470
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
A. Judul
“Perbandingan Penggunaan Ragi Tape dan
Zymomonas mobilis Sebagai
Fermentor dalam Pembuatan Bioetanol dengan Bahan Baku Sampah
Organik”.
B.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sampah merupakan masalah besar di Negara Indonesia. Indonesia
merupakan negara yang menghasilkan tumpukan sampah terbesar di dunia.
Hal itu disebabkan karena Indonesia memiliki pengelolaan sampah yang
kurang baik. Sampah biasanya hanya di kumpulkan, kemudian diangkut dan
barulah dibuang. Padahal pengelolaan sampah seperti ini tidak menuntaskan
masalah, masalah yang lain akan timbul terutama terhadap dampak
lingkungan yang cukup besar.
Sampah di negara ini, sudah seharusnya memiliki sistem pengelolaan yang
baik. Salah satunya yaitu dengan cara mendaur ulang dan kesulitan yang
terjadi di negara ini sampah yang dibuang tidak dibedakan mana yang
termasuk sampah organik dan mana yang non organik. Karena dalam pendaurulangan sampah pengelompokkan kedua sampah tersebut sangatlah penting.
Menurut Pramono (2006), Indonesia berdasarkan data Bank Dunia tahun
1999, komposisi sampah organiknya sampai 70,2 % sedangkan untuk Kota
Bandung sendiri sampah organik yang dihasilkan sebesar 63,5 %.
Oleh karena itu, sampah organik yang merupakan komposisi sampah
terbesar alangkah baiknya jika sampah ini didaur ulang dengan baik. Bukan
hanya dijadikan sebagai kompos, tetapi sampah ini dapat didaur ulang dan
dijadikan sebagai bioetanol melalui proses fermentasi. Bioetanol ini berfungsi
tidak hanya untuk menanggulangi sampah saja, melainkan dapat dijadikan
sebagai energi alternatif pengganti BBM, yang dimana sedang terjadi krisis
BBM di negara ini.
Penelitian tentang pemanfaatan sampah organik sebagai Bioetanol telah
dilakukan oleh para peneliti dengan menggunakan berbagai macam agen
untuk mempercepat proses fermentasi. Seperti yang telah dilakukan oleh
Kusnadi dkk (2009), dalam pembuatan bioetanol menggunakan inokulum ragi
tape dan sampah organik sebagai bahan bakunya. Hasil dari penelitian tersebut
didapatkan kadar bioetanol tertinggi sebesar 31% dengan perlakuan yaitu
penggunaan inokulum jenis ragi tape dengan konsentrasi 3% (b/v) dengan
lama fermentasi 4-6 hari dan suhu inkubasi 300C. Namun, penelitian ini
terdapat kekurangan yaitu hasil (rendemen) dan produktivitas yang dihasilkan
masih rendah. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut agar mendapatkan
hasil yang optimal.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi diperlukan
agen lain sebagai fermentor. Aulia (2011) telah melakukan penelitian dengan
menggunakan inokulum Zymomonas mobilis untuk proses fermentasi
bioetanol dan diperoleh hasil sebesar 10,52% dengan penggunaan ekstrak
sampah buah sebagai bahan baku, penggunaan 1,5 ml H2SO4 6 N untuk
proses hidrolosis dengan lama fermentasi 9 hari.
Untuk penelitian kali ini, peneliti akan membandingkan penggunaan kedua
fermentor yaitu ragi tape dan Zymomonas mobilis dengan perlakuan yang
sama terhadap objek yang sama pula yaitu sampah organik berupa sayurmayur. Diharapkan dengan penelitian ini, peneliti mengetahui agen mana yang
tepat untuk digunakan sebagai fermentor sehingga memperoleh kadar
bioethanol yang cukup tinggi.
Maka dengan itu peneliti memilih judul yaitu “Perbandingan Penggunaan
Ragi Tape dan Zymomonas mobilis Sebagai Fermentor dalam Pembuatan
Bioetanol dengan Bahan Baku Sampah Organik”.
2.
Rumusan Masalah
“Berapa kadar bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi sampah
organik baik yang menggunakan inokulum ragi tape maupun Zymomonas
mobilis?”
3.
Batasan Masalah
1.
Sampah organik yang dipakai yaitu campuran sampah sayurmayur yang diperoleh dari Pasar Ciroyom Kota Bandung
2.
Sampah sayuran yang dipakai terutama sampah sayuran basah
yang kadar airnya cukup tinggi yakni kubis, sawi putih, sawi
hijau, dan wortel.
3.
Jenis ragi tape dengan merk dagang yang sama.
4.
Jenis bakteri Zymomonas mobilis berasal dari kultur yang sama.
5.
Konsentrasi ragi yang dipakai adalah 0%, 3%, 6% dan 9% b/v.
6.
Konsentrasi Zymomonas mobilis yang digunakan adalah 0%, 3%,
5%, dan 7% v/v.
C.
7.
Persamaan langkah kerja pada keduanya.
8.
Parameter yang diamati yaitu kadar etanol yang dihasilkan.
Tujuan
Menguji kadar bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik baik
yang menggunakan inokulum ragi tape maupun Zymomonas mobilis.
D. Kegunaan Penelitian
Memberikan informasi mengenai kadar bioetanol yang dapat dihasilkan dari
sampah organik baik yang menggunakan inokulum ragi tape maupun Zymomonas
mobilis.
E. Sampah Organik Sebagai Bahan Bioetanol Melalui Proses Fermentasi
Oleh Ragi Tape atau Zymomonas mobilis
1. Sampah Organik
Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,
perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Atau dengan kata lain sampah
adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan
manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang bersifat biologis.
(Fachrurozi, 2012)
Berdasarkan jenisnya sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah organik
(dapat terurai) dan sampah anorganik (tidak dapat terurai). Berdasarkan
penelitian tentang sampah yang dilakukan oleh Pramono (2006) Indonesia
menghasilkan sekitar 70% sampah organik dan sisanya merupakan sampah
anorganik.
Keberadaan sampah tersebut terkadang menimbulkan masalah yang cukup
besar, dikarenakan sistem pengelolaan yang kurang baik. pengelolaan sampah
selama ini adalah dikumpulkan, ditampung di tempat pembuangan sementara
(TPS) dan akhirnya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) (Kusniaty
dkk, 2011). Oleh karena itu, masalah seperti semakin sempitnya ruang untuk
TPA atau jauhnya jarak dari kota ke tempat TPA maka terkadang sampah
tidak diangkut dan hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan di daerah
warga sekitar.
Oleh sebab itu, pengelolaan sampah haruslah diperbaiki. Sistem
pembuangan TPA semestinya sydah mengalami perbaikan dan sistem
pengelolaan yang lebih baik. Sebagaimana yang terjadi di negara ini, sampah
dibuang tidak
dikelompok-kelompokan
sesuai
jenisnya.
Jadi,
sudah
semestinya pemisahan antar sampah organik dan anorganik dilakukan dengan
konsisten. Sehingga mempermudah pengelolaannya.
Pengelolaan sampah, khususnya sampah organik dapat dijadikan sebagai
bahan baku bioethanol. Sampah organik menurut Pramono (2006), sekitar
60% merupakan sayur-sayuran dan 40% merupakan daun-daunan, kulit buahbuahan dan sisa makanan. Melihat tingginya persentasi sampah sayuran yang
ada maka dapat dijadikan sebagai bioethanol. Menurut Nugroho (2008) dalam
Kusnadi (2009) menyatakan bahwa sampah organik terutama sampah sayuran
dan buah-buahan banyak mengandung pati, gula, dan hemiselulosa, sehingga
sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bioethanol.
2. Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan melalui bantuan agen biologis.
Etanol secara luas telah digunakan di Brazilia sejak tahun 2000 sebagai bahan
bakar kendaraan bermotor, baik dalam bentuk etanol murni ataupun dalam
bentuk campuran dengan bensin. Etanol dapat dibuat dari berbagai bahan hasil
pertanian yang mengandung turunan gula seperti molase, gula tebu, gula bit,
dan sari buah, bahan yang mengandung pati seperti biji–bijian, umbi, dan ubi.
Disamping itu juga bahan yang mengandung selulosa seperti kayu. (Hill,
et.al., 2006 dalam Widyastuti, ___ )
Proses pembuatan bioetanol meliputi dua tahap yang pertama yaitu
hidrolisis dan yang kedua yaitu dengan tahap fermentasi. Hidrolisis adalah
proses konversi pati menjadi glukosa. Pati merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan a-glikosidik. Prinsip dari hidrolisis pati pada dasarnya adalah
pemutusan rantai polimer pati menjadi unit-unit dekstrosa (C6H12O6)
(Musanif, 2012). Pembuatan bioetanol dari sampah organik dengan jenis
sayuran tidaklah mudah. Pada tahap hidrolisis ini, sayuran mengandung lignin
dan selulosa sehingga diperlukan tahap pre-treatment. Berdasarkan penelitian
Kusnadi (2009), proses pretreatment yakni tahap perlakuan awal untuk
menghilangkan kandungan lignin dalam lignoselulosa dan menghidrolisis
selolusa dan hemiselulosa itu sendiri menjadi gula sederhana yang selanjutnya
dikonversi menjadi etanol. Proses pretreatment yang dilakukan bisa dengan
tiga cara, yakni secara fisik dengan panas dan tekanan tinggi, secara kimia
dengan menggunakan asam encer, secara biologis dengan menggunakan agen
biologis.
Tahap kedua yaitu fermentasi untuk mengkonversi glukosa (gula) menjadi
etanol dan CO2 (Musanif, 2012). Fermentasi mengubah glukosa menjadi
etanol dan CO2 dengan proses yaitu glukosa akan dipecah menjadi asam
piruvat dengan melalui jalur glikolisis. Lalu setelah dipecah menjadi asam
piruvat dilanjutkan dengan proses fermentasi secara anaerob. Menurut
Campbell (2008), pada fermentasi alkohol, piruvat diubah menjadi etanol (etil
alkohol) dalam dua langkah. Langkah pertama melepaskan karbon dioksida
dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa berkarbon-dua, asetildehid.
Langkah kedua, asetaldehid direduksi menjadi etanol oleh NADH.
Gambar 1. Skema Fermentasi Alkohol
Sumber gambar : http://biologigonz.blogspot.com
Untuk memurnikan kadar bioetanol maka dilakukan destilasi. Destilasi
dilakukan dengan cara larutan hasil fermentasi dialirkan ke kolom distilator
untuk memurnikan bioethanol. Dan etanol pun siap digunakan (Kusnadi,
2009).
Bioetanol dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti bensin.
Kelebihan
bioetanol
dibandingkan
energi
alternatif
lainnya
adalah
pembakaran lebih sempurna, gas buang menjadi lebih bersih, Irit bahan bakar
sampai dengan 20 %, ramah lingkungan, dan nilai Oktan lebih tinggi
(Anonim, 2012).
3. Ragi Tape
Ragi tape atau yang sering disebut sebagai “ragi” adalah starter untuk
membuat tape ketan atau tape singkong. Di dalam ragi ini terdapat
mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula
sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Beberapa
jenis mikroorganisme yang terdapat dalam ragi adalah Chlamydomucor
oryzae, Rhizopus oryzae, Mucor sp., Candida sp., Saccharomyces cerevicae,
Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain (Rochintaniawati, ____)
Meskipun banyak spesies yang ditemukan pada ragi tape, untuk
mempelajari metabolismenya maka dilihatlah proses metabolisme yang
dilakukan oleh Saccharomyces cerevicae. Spesies pada ragi ini, menggunakan
jalur EMP (Embden-Meyerhof Pathway) pada metabolisme glukosa dengan
kondisi pH netral atau tidak terlalu asam dan kondisi anaerob (Albert, et, al.,
2002).
EMP biasa digunakan oleh Saccharomyces untuk memproduksi etanol dan
CO2. Jalur ini digunakan oleh bakteri asam homolaktat dan digunakan oleh
bakteri lainnya untuk memproduksi berbagai macam asam lemak, alkohol dan
gas. Beberapa produk akhir dari fermentasi EMP adalah komponen penting
yang terdapat pada makan, minuman, bahan bakar dan pelarut industri (Todar,
____ ).
Gambar 2. Jalur EMP dalam proses oksidasi glukosa menjadi 2 asam piruvat
Sumber gambar : http://textbookofbacteriology.net
Gambar 3. Jalur EMP dalam proses fermentasi yang dilakukan oleh
Saccharomyces
Sumber gambar : http://textbookofbacteriology.net
4. Zymomonas mobilis
Zymomonas mobilis adalah bakteri gram negatif dan bersel tunggal. Sepasang
atau beberapa filamennya tidak motil. Memilki alat gerak berupa flagela yang
berjumlah empat buah. Zymomonas mobilis pada umumnya ditemukan
kontaminan di tempat pembuatan bir. Bakteri ini memiliki karakter khusus yaitu
memiliki kempampuan mengkonversi glukosa atau fruktosa menjadi etanol dan
CO2 melalui jalur Entner-Doudoroff . pertumbuhannya akan terhambat dalam
keadaan etanol 8%. Ia juga dapat mati dalam tekanan suhu 600C (Kallmeyer,
2004).
Gambar 4. Bakteri Zymomonas mobilis
Sumber gambar : biotechnologyadvance.blogspot.com
Zymomonas adalah bakteri yang hidup dipermukaan tanaman, yaitu pada
tanaman sekulen seperti kaktus atau pada tempat pembuatan anggur yang
difermentasi menjadi wine. Di Meksiko, kaktus mengalami fermentasi oleh
bakteri ini menjadi “bir kaktus”, saat didestilasi bir ini dijadikan sebagai minuman
tequila. Fermentasi yang dilakukan oleh Zymomonas berbeda dengan yang
dilakukan oleh Saccharomyces, namun keduanya dapat dipilih sebagai fermentor.
Kelebihan dari Zymomonas memilki potensi yang lebih besar dibandingkan ragi
dalam memproduksi alkohol. Notabenenya Zymomonas memiliki jalur EntnerDoudoroff sebagai jalur fermentasinya, jalur ini digunakan untuk mendegradasi
karbohidrat. Jalur Entner-Doudoroff menghasilkan 2 asam piruvat dari glukosa
(sama dengan jalur EMP) tetapi sama dengan jalur phosphoketolase, oksidasi
terjadi sebelum terbagi dan hasilnya yaitu 1 mol ATP per 1 mol glukosa (Todar,
____ ).
Gambar 5. Entner-Doudoroff Pathway dalam fermentasi yang dilakukan oleh
Zymomonas. Reaksi menghasilkan 2 ethanol + 2 CO2 + 1 ATP
Sumber gambar : http://textbookofbacteriology.net
F. Metode Penelitian
1. Metode Penentuan Daerah dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA UPI Jalan Dr. Setiabudi No. 229. Pada waktu Desember 2013.
2. Metode Pengumpulan Data
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Teknik
penelitiannya adalah observasi.
3. Metode Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan yakni sampah organik berupa sayur-mayur yang
diperoleh dari pasar Ciroyom. Jenis ragi yang diperoleh dengan merk dagang yang
sama dan bakteri Zymomonas mobilis dari kultur yang sama.
4. Alat dan Bahan
 Alat
No.
Nama Alat
Jumlah
Unit
1.
Alat Destilasi
1
2.
Blender
1
3.
Panci Penangas
1
4.
Autoklaf
1
5.
Kompos gas
1
6.
Shaker
1
7.
Hot Plate
1
8.
Cawan petri
1
9.
pH meter
1
10.
Botol fermentasi skala
1
laboratorium dan kelengkapannya.
Tabel 1. Alat-alat untuk penelitian
Gambar 6. Alat fermentasi
Sumber gambar: jurnal.pdii.lipi.go.id
Gambar 7. Alat Destilasi
Sumber gambar: dc261.4shared.com

Bahan
No.
Nama Bahan
Jumlah
1.
Sampah Organik
Sesuai yang dibutuhkan
2.
Aquades
1 Liter
3.
Gula Pasir
1 Kg
4.
Ragi Tape
½ Kg
5.
Kultur Zymomonas mobilis
2 kultur
6.
Alkohol
½ Liter
7.
Agar-agar
2 sachet
Tabel 2. Bahan-bahan untuk penelitian
5.
Prosedur Kerja
Langkah kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:

Pembuatan Sari sampah dan perlakuan awal (Pretreatment)
Sampel sampah berupa sayuran dan buah-buahan dicuci dengan air
bersih, kemudian diblender sampai menjadi bubur sampah,.
Selanjutnya disaring dengan kain untuk mendapatkan sari sampah.
Perlakuan awal dilkuan unutk hidrolisis selulosa menjadi gula
sederhana, dilakuan secara fisik dengan mendidihkan bubur dan sari
sampah

Proses Fermentasi etanol sari sampah Sari sampah yang sudah
diberi perlakuan awal, selanjutnya diferementasi dengan penambahan
inokulum ragi tape, serta kultur murni Zymomonas mobilis dengan
variasi konsentrasi, lama inkubasi dan penambahan kadar gula awal
yang berbeda. Fermentasi dilakuan dengan metode kultur curah pada
fermentor sederhana dengan suhu inkubasi rata-rata 30 oC pada
kondisi anaerobik. Fermentasi dilakukan selama 6 hari.

Proses Destilasi dilakukan untuk pemurnian bioetanol. Proses ini
menggunakan alat detilator dengan mengalirkan hasil cairan
fermentasi ke dalamnya.
6.
Metode analisa Data
Untuk menganalisa data digunakan tahapan sebagai berikut:
1) Dari setiap perlakuan akan ditentukan jumlah destilat (V) dan kadar
alkohol (% A) dalam destilat.
2) Berdasarkan nilai BJ destilat terukur ditentukan kadar etanol dengan
menggunakan tabel 3 -20 Perry Chemical Engineer’s Handbook.
3) Kemudian dihitung rendemen proses dengan rumus perhitungan sebagai
berikut : Rendemen =
VxA
x 100%
Total gula reduksi
4) Rendemen rata-rata dari perlakuan pertama dibandingkan dengan
rendemen rata-rata dari perlakuan ke dua untuk waktu fermentasi yang
sama.
5) Kondisi optimum masing-masing perlakuan dibaca dari grafik hubungan
antara rendemen hasil dan waktu fermentasi (Widyastuti, ___).
G. Alur penelitian
Pretreatment Sampah
Organik
Fermentasi di Laboratorium
Fermentasi dengan ragi
tape
Fermentasi dengan
Zymomonas mobilis
Destilasi Bioetanol
Pengolahan Data
Hasil
H. Jadwal Penelitian
No.
Kegiatan
Minggu ke :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.
Penyusunan Proposal
2.
Penyusunan Instrumen
3.
Seminar proposal
4.
Pengajuan validitas dan reliabilitas
instrumen
5.
Penentuan Sampel
6.
Pengumpulan data
7.
Analisi Data
8.
Pembuatan draft skripsi
9.
Seminar skripsi
10.
Penyempurnaan skripsi
11.
Penggandaan skripsi
Tabel 3. Jadwal Penelitian
I.
Anggaran Dana
11
12
No.
1.
Nama Barang
Sampah Organik
Jumlah
Sesuai yang
dibutuhkan
Harga
-
2.
Aquades
1 Liter
Rp. 5.000
3.
Gula Pasir
1 Kg
Rp. 15.000
4.
Ragi Tape
5 gandu
Rp. 10.000
5.
Kultur Zymomonas
2 kultur
mobilis
Rp. 200.000
6.
Alkohol
½ Liter
Rp. 35.000
7.
Agar-agar
2 sachet
Rp. 10.000
10.
Penyewaan peralatan
Sesuai yang
Lab.
dibutuhkan
Total Harga
Tabel 4. Anggaran Dana
DAFTAR PUSTAKA
Rp. 300.000
Rp. 590.000
Albert.
et
al.
(2002).
Microbial
Physiology.
[Online].
Tersedia:
http://docencia.izt.uam.mx/hgm/bq_fisiol_microbiana/documentos/pdf/
Moat_microbial_physiol/cap_11.pdf (3 Januari 2013)
Anonim.
(2012).
Manfaat
Bioetanol.
[Online].
Tersedia:
http://tipspedia.net/manfaat-bioetanol# (1 Januari 2013)
Fachrurozi. (2012). Sampah Organik dan Anorganik. [Online]. Tersedia:
http://www.pantonanews.com/1663-sampah-organik-dan-anorganik (2
Januari 2013)
Kallmeyer . (2004). Brewery Bacterial Contaminants. [Online]. Tersedia:
http://www.draymans.com/articles/arts/08.html (2 Januari 2013)
Kusnadi, dkk. (2009). Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Bahan Baku
Produksi
Bioetanol
Sebagai
Energi
Alternatif.
LAPORAN
PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009
(ENERGI
TERBARUKAN).
[Online].
Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1968050
91994031-KUSNADI/Laporan_akhir_HIBAH_STranas2009.pdf
(1
Januari 2013)
Musanif,
Jamil.
(____).
Bio-Eetanol.
[Online].
Tersedia:
http://pphp.deptan.go.id/xplore/files/PENGOLAHANHASIL/BioEnergi
Lingkungan/BioEnergiPerdesaan/BIOFUEL/Bioetanol/Bioethanol.pdf
(2 Januari 2013)
Rochintiawati.
(____).
Pembuatan
Ragi
Tape.
[Online].
Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/DIANA
_ROCHINTANIAWATI/BIOLOGY_TERAPAN/PEMBUATAN_RA
GI_TAPE_%26_TAPE.pdf (2 Januari 2013)
Todar, Kenneth. (____).Diversity of Metabolism in Procaryotes . [Online].
Tersedia:
http://textbookofbacteriology.net/metabolism_3.html
Januari 2013)
(3
Widyastuti. (___). “Pembuatan Bioetanol Dari Limbah Buah Pisang (Musaceae)
Dengan Proses Hidrolisis dan Fermentasi”. Jurnal Kimia dan
Teknologi.
ISSN
0216
–
163
X.
[Online].
Tersedia:
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/art66110_0216%E2%80%9316
3X.pdf (2 Januari 2013)
Sumber Gambar
Anonim2.
(2010).
Fermentasi.
[Online]:
Tersedia:
http://biologigonz.blogspot.com/2010/03/skema-fermentasi.html
(3
Januari 2013)
Anonim3. (___). Alat Destilasi. [Online]. Tersedia: dc261.4shared.com
(3
Januari 2012)
Chrisnasari. (2010). Optimization of Ethanol Production from Palmyra Sap by
Zymomonas mobilis ZM4 using Response Surface Methodology
(RSM).
[Online].
Tersedia:
http://biotechnologyadvance.blogspot.com/2010/08/optimization-ofethanol-production-from.html. (4 Januari 2013)
Todar, Kenneth. (____). Diversity of Metabolism in Procaryotes . [Online].
Tersedia: http://textbookofbacteriology.net/metabolism_3.html
Januari 2013)
(3
Download