pengaruh pendapatan nasional dan inflasi terhadap konsumsi

advertisement
PENGARUH PENDAPATAN
NASIONAL DAN INFLASI
TERHADAP KONSUMSI
MASYARAKAT DI
INDONESIA PERIODE 19972011
Nama : Wanda Argadinata
NPM : 19210549
Latar Belakang
Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel ekonomi yang
memberikan kontribusi paling besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), yaitu
sebesar 50-70%. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat
mempunyai peranan penting terhadap pendapatan yang diterima oleh pemerintah, bila
dibandingkan dengan variabel lain seperti pengeluaran untuk investasi yang
memberikan kontribusi sebesar 7-11% terhadap PDB (Indikator Ekonomi Indonesia,
BPS). Hal tersebut sejalan dengan teori Keynesian yang menyatakan bahwa konsumsi
ini memegang peranan penting dalam perekonomian karena akan menentukan output
dan pendapatan masyarakat suatu negara.
Banyak alasan yang menyebabkan analisis makroekonomi perlu memperhatikan
tentang konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi rumah
tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Perlu diketahui, di
kebanyakan negara pengeluaran konsumsi sekitar 60-75% dari pendapatan nasional.
Alasan kedua, konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan
fluktuasi kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Konsumsi seseorang
berhubungan dengan tinggi rendahnya tingkat pendapatan.
Rumusan Masalah
1.
2.
Bagaimana Pengaruh Pendapatan Nasional terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat di
Indonesia Periode 1997-2011 ?
Bagaimana Pengaruh Inflasi terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat di Indonesia
Periode 1997-2011 ?
Tujuan Masalah
1.
2.
Untuk mengetahui Pengaruh Pendapatan Nasional terhadap Tingkat Konsumsi
Masyarakat di Indonesia Periode 1997-2011.
Untuk mengetahui Pengaruh Inflasi terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat di
Indonesia Periode 1997-2011.
Batasan Masalah
Dalam penulisan ini, didapatkannya pengaruh antara
pendapatan nasional dan inflasi dalam konsumsi
masyarakat Indonesia periode 1997-2011 dengan alat
analisis uji regresi berganda, uji asumsi klasik, dan uji
hipotesis selama periode 1997-2011.
Data Pengeluaran Konsumsi Masyarakat di Indonesia
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Pengeluaran
konsumsi
387.171
647.824
813.183
856.789
1.039.650
1.231.960
1.327.080
1.532.890
1.785.600
2.092.660
2.510.500
2.999.956
3.290.843
3.641.996
1.948.041
Total Produk
Domestik Bruto
(PDB)
627.695
955.753
1.099.730
1.389.770
1.646.320
1.821.830
2.013.670
2.295.830
2.774.280
3.339.220
3.950.890
4.948.688
5.603.871
6.422.918
3.549.275
Kontribusi konsumsi
terhadap PDB
(%)
61,68
67,78
73,94
61,65
63,15
67,62
65,90
66,77
64,36
62,67
63,54
60,62
58,72
56,70
54,89
Data Konsumsi Masyarakat di Indonesia
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Konsumsi
(Miliar Rupiah)
966.805,21
907.169,60
271.867,30
985.388,56
886.736,0
920.749,60
956.593,40
1.003.809,0
1.043.805,10
1.076.928,10
1.130.847,10
1.191.190,80
1.249.011,20
1.306.800,90
673.593,40
Pertumbuhan
(%)
6,85
-6,16
1,48
2,88
3,49
3,84
3,89
4,94
3,95
3,17
5,01
5,34
4,85
4,63
4,52
Laju Pertumbuhan Konsumsi Masyarakat
8
6
4
2
0
-2
-4
-6
-8
Data GDP Riil di Indonesia
Tahun
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
GDP Riil
(Miliar Rupiah)
1443661,95
1511512,31
1313100,24
379374,90
1389769,60
1442984,60
1506124,40
1579558,90
1660578,80
1749546,90
1847126,70
1963091,80
2082103,70
2178850,40
2313838,00
Pertumbuhan
(%)
7,81
4,69
-13,12
0,85
4,01
3,83
4,38
4,88
5,13
5,61
5,58
6,28
6,01
4,63
6,20
Laju Pertumbuhan GDP Riil
10
5
0
-5
-10
-15
Perkembangan Inflasi di Indonesia
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Inflasi
(%)
11,05
77,63
2,01
9,35
12,55
10,03
5,06
6,40
17,11
6,60
6,59
11,06
2,78
6,96
3,79
Laju Pertumbuhan Inflasi
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Uji Regresi Linear Berganda
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 07/18/13 Time: 17:20
Sample: 1997 2011
Included observations: 15
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
X1
X2
849935.2
0.018554
-400.4677
132473.2
0.021189
5377.422
6.415901
0.875680
0.074472
0.0000
0.3984
0.9419
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.060209
-0.096423
370652.7
1.65E+12
-211.9558
0.384396
0.688951
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
906971.6
353979.5
28.66077
28.80239
28.65927
1.405400
Uji Asumsi Klasik
Multikolinearitas
Pendapatan Nasional
Inflasi
Pendapatan
Nasional
Inflasi
1.000000
-0.034287
-0.034287
1.000000
Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained
SS
0.157555 Prob. F(5,9)
1.207287 Prob. Chi-Square(5)
0.9721
0.9442
1.296669 Prob. Chi-Square(5)
0.9353
jika koefisien antar variabel
independen (X) itu tinggi (0,41,0) maka diduga terdapat
multikolinieritas. Korelasi antara
Pendapatan Nasional dan inflasi
kurang dari 0,4(-0,034287).
sehingga dapat dikatakan bahwa
model diatas tidak terkena
multikolinearitas.
Obs*R-squared pada hasil
Uji White dengan cross terms
adalah 1.207287 dan nilai
probabilitasnya adalah 0.9353
(lebih besar dari α = 5%) maka
dapat disimpulkan bahwa tidak
ada heterokedastisitas.
Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
0.972263 Prob. F(2,10)
Obs*R-squared
2.441946 Prob. Chi-Square(2)
0.4113
0.2949
Obs*R-squared 2.441946 dengan probabilitas sebesar
0.2949. Sehingga dapat diambil keputusan karena nilai
probabilitas dari chi-square (0.2949) > α = 5% maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.
Uji Hipotesis
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 07/18/13 Time: 17:20
Sample: 1997 2011
Included observations: 15
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
X1
X2
849935.2
0.018554
-400.4677
132473.2
0.021189
5377.422
6.415901
0.875680
0.074472
0.0000
0.3984
0.9419
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
Ŷ
0.060209
-0.096423
370652.7
1.65E+12
-211.9558
0.384396
0.688951
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
= 849935.2 + 0.018554 X1 - 400.4677 X2
(132473.2)
(0.021189)
(5377.422)....standard error (s.e)
(6.415901)
(0.875680)
(0.074472)....t-hitung= koefisien/ s.e
2
R
= 0.060209
F-statistic = 0.384396
906971.6
353979.5
28.66077
28.80239
28.65927
1.405400
Uji-t
Variabel
t-hitung
t-tabel
Pendapatan
Nasional
0.875680
1,782
Inflasi
0.074472
1,782
Keputusan
Menerima
H0
Menolak
Ha
Menerima H0
Menolak
Ha
Keterangan
Tidak
Signifikan
Tidak Signifikan
t-tabel dengan df = n-k = 15-3 = 12
Dengan df=12 dan α=5%, maka diperoleh t-tabel sebesar 1,782.
Uji-F
Variabel
Pendapatan
nasional dan
inflasi
F-hitung
0.384396
F-tabel
3,89
Keputusa
n
Menerima H0
Menolak
Ha
Keterangan
Tidak
Signifikan
F-tabel (Fc α, k-1, n-k)
Diketahui F-tabel pada saat α=5%, 3-1=2, 15-3=12 adalah 3,89. Dari hasil estimasi diketahui nilai F-statistic
< F-tabel (0.384396 > 3,89), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya secara keseluruhan variabel bebas X1 dan X2
(pendapatan nasional dan inflasi) tidak berpengaruh terhadap Y (konsumsi masyarakat).
Kesimpulan
1.
Pendapatan Nasional tidak berpengaruh signifikan terhadap konsumsi
masyarakat Indonesia. Artinya, semakin tinggi pendapatan nasional maka
semakin tinggi konsumsi masyarakat Indonesia.
2.
Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap konsumsi masyarakat
Indonesia. Hal ini terjadi karena selama periode penelitian pendapatan
nasional cukup stabil dan cenderung meningkat, sehingga kenaikan hargaharga masih dapat ditutupi dengan kenaikan pendapatan. Faktor selera dan
budaya juga turut berpengaruh terhadap kondisi tersebut.
Download