bab ii kerangka pemikiran - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
10
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu
maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah
bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah
berkomunikasi dengan lingkungannya selain itu komunikasi diartikan pula sebagai
hubungan atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan atau
dapat diartikan bahwa komunikasi adalah saling menukar pikiran dan pendapat.8
Istilah komunikasi (communication) berasal dari kata latin “communicatio” yang
berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Communicatio bersumber dari kata
communis yang berarti sama, yang dimaksud dengan sama adalah sama makna. Jadi,
orang-orang yang terlibat dalam suatu komunikasi harus terdapat kesamaan makna, jika
tidak terjadi kesamaan makna, maka komunikasi tidak dapat berlangsung.9
Dalam berkomunikasi kita menciptakan persamaan pengertian mengenai
informasi, ide, pemikiran, dan sikap kita terhadap orang lain. Intinya komunikator dan
komunikan menuju kesepakatan pesan, menumbuhkan terciptanya persamaan mengenai
pesan tertentu sehingga merupakan satu pengertian.10
8
A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi Edisi Revisi, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta, 2000.
hal. 26
9
Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1993.
hal 11
10
Maria Assumpta Rumanti, Dasar-Dasar Public Relations, Penerbit Grasindo, Jakarta, 2002. hal. 86
11
Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka. Seperti
halnya, Carl I. Hovland yang dikutip oleh Wiryanto yang mengatakan bahwa
“Komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah
perilaku individu yang lain”.11
Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang
lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif dan efektif seperti diuraikan diatas.
Komunikasi sebagai suatu proses, terbagi menjadi dua, yakni:
1.
Proses secara primer
Proses penyampaian secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan kepada orang lain secara langsung dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat,
gambar dan lainnya yang mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator
kepada komunikan.
2
Proses secara sekunder
Proses penyampaian secara sekunder adalah proses komunikasi dengan
menggunakan sarana atau peralatan teknologi sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media pertama. Peralatan yang digunakan dalam proses secara sekunder
adalah surat, telepon, telex, surat kabar, majalah, radio dan televisi yang memungkinkan
komunikator untuk melipatgandakan jumlah penerima pesan dan melampaui hambatan
waktu dan geografis.12
11
12
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2004. hal 6
Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994.
hal.16
12
Selain itu komunikasi menurut Gerald R. Miller yang dikutip oleh Dedy Mulyana
M.A adalah “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada
penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”.13
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya, “Human Relations dan Public
Relations”, unsur-unsur dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut :
a.
Komunikator
Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan
pikirannya atau perasaannya kepada orang lain.
b.
Pesan (Message)
Pesan adalah lambang bermakna (meaningful symbols), yakni lambang yang
membawakan pikiran atau perasaan komunikator.
c.
Komunikan
Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran
komunikator ketika ia menyampaikan pesannya.
d.
Media
Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan.
e.
Effek
Effek adalah tanggapan, respons atau reaksi dari komunikan ketika ia atau mereka
menerima pesan dari komunikator.14
Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian
informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat
13
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. hal
62.
14
Onong Uchjana Effendy, Op.cit. hal 14
13
berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak antara si
pengirim dan si penerima informasi dapat memahaminya. Hal ini tidak berarti bahwa
kedua belah pihak harus menyetujui sesuatu gagasan tersebut, tetapi yang terpenting
adalah bila kedua belah pihak sama-sama memahami gagasan tersebut. Dalam keadaan
seperti inilah baru dapat dikatakan komunikasi telah berhasil baik (komunikatif).
2.2
Hubungan Masyarakat (Humas)
2.2.1
Definisi Humas
Definisi Humas atau PR (Public Relations), telah banyak dikemukakan oleh para
pakar komunikasi. Antara lain seperti yang dikemukakan pada pertemuan asosiasiasosiasi Humas seluruh dunia di Mexico City, yang dikutip oleh M. Linggar Anggoro
dalam bukunya Teori dan Profesi Kehumasan, bahwa Humas adalah “Suatu seni
sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksi
setiap kemungkinan, konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberikan masukan dan
saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan programprogram tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan
khalayaknya atau publik.”15
Selain itu Humas yang dikemukakan oleh Howard Bonham yang dikutip oleh
Oemi Abdurrachman, bahwa Humas adalah “Suatu seni untuk menciptakan pengertian
publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang
atau sesuatu organisasi atau badan“.16
15
16
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2001. hal. 2
Oemi Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations, Penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001. hal
25.
14
Terdapat 3 jenis kategori persepsi atau pemahaman orang mengenai Humas yang
dikemukakan oleh Frida Kusumastuti, yaitu :
1. Humas sebagai Sebuah Aktivitas
Humas adalah aktivitas Komunikasi dua arah dengan publik (Organisasi), yang
bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, saling percaya, dan saling
membantu atau kerja sama. Sebagai sebuah aktivitas, humas dianalogikan dengan soft
selling dalam dunia pemasaran, dianalogikan dengan human relation dalam dunia
personalia, dan dianalogikan dengan propaganda/publisitas dalam dunia politik, dan
sebagainya.
2. Humas sebagai Sebuah Profesi
Humas merupakan “lapangan pekerjaan” selayaknya profesi wartawan, manajer,
direktur, surveyor, salesman/girl, berperan sebagai teknisi maupun sebagai konseptor.
Sebagai teknisi cenderung pada pelaksana teknis kebijakan manajemen. Sedangkan
sebagai konseptor, petugas humas terlibat di tingkat manajemen atau pembuat
keputusan (decision maker).
3. Humas sebagai Sebuah Divisi/Bagian /Departemen (State of Being)
Dalam hal ini yang dimaksud adalah humas sebagai bagian dari tim “pengelola”
organisasi/perusahaan, selayaknya ada bagian keuangan, personalia, pemasaran, dan
sebagainya.
Sebagai divisi, humas dianalogikan sebagai corong perusahaan, pusat informasi
ke luar dan ke dalam (menangani wartawan/pers, mengelola majalah perusahaan,
menerima/menangani pengaduan masyarakat dan karyawan, mendokumentasikan
15
kegiatan-kegiatan perusahaan), kepanjangan tangan pimpinan perusahaan dalam hal
komunikasi, dan sebagainya.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Humas itu suatu kegiatan
untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan
pada dan dari publik sesuatu badan atau lembaga khususnya dan juga masyarakat
umumnya. Dalam Humas terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang
harmonis antara sesuatu badan dengan publiknya, usaha untuk memberikan atau
menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini publik yang
menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan atau lembaga itu.
2.2.2
Fungsi Humas
Menurut F. Rachmadi fungsi utama Humas adalah “Menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antara Lembaga atau Organisasi dengan publik, intern
maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (Opini Publik) yang
menguntungkan Lembaga atau Organisasi”.17
Sedangkan fungsi Humas menurut Cutlip & Center yang dikutip oleh Frida
Kusumastuti meliputi hal-hal berikut :
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik pada
organisasi
17
F. Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Penerbit PT Gramedia Pustaka Umum, 1992.
hal 21
16
3. Melayani publik dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan organisasi
untuk kepentingan umum
4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal
maupun eksternal.18
Menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and
Problems, mengemukakan tiga fungsi Humas yakni :
1. Mengabdi kepada kepentingan umum
2. Memelihara komunikasi yang baik
3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.
Fungsi Humas yang dilaksanakan dengan baik, merupakan benar-benar alat yang
ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi atau
perusahaan, suasana kerja yang kondusif, peka terhadap karyawan yang perlu pendekatan
khusus, perlu di motivasi dalam meningkatkan kinerjanya dan lain-lain. Penting
diperhatikan bahwa dalam Humas, pengertian dan sejarah maupun fungsinya,
menunjukkan bahwa pada Humas berakar pola pikir pragmatis dan harmonis, terutama
dalam meminimalkan konflik, dengan menggunakan pendekatan, komunikasi timbal
balik akan sangat membantu untuk mengatasi konflik yang terjadi.19
Humas juga berfungsi menciptakan hubungan baik antara segenap komponen
pada suatu organisasi dalam rangka memberi pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan pengertian
dan kemauan baik (goodwill) publiknya serta memperoleh opini publik yang positif.
18
19
Frida Kusumastuti, Op.cit. hal. 23
Maria Assumpta Rumanti, Op. Cit. hal. 34
17
2.2.3
Tugas Humas
Seorang Humas harus mengabdi kepada kepentingan umum. Humas diadakan
karena untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Tugasnya yang ke dalam,
adalah membina hubungan yang harmonis antara atasan beserta stafnya dengan para
karyawan dan mengusahakan agar para karyawan bekerja dengan senang dan merasa
puas, selanjutnya juga menangani kesulitan dan keinginan dari para karyawan. Tugasnya
keluar, adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik
ekstern.
Adapun tugas-tugas Humas antara lain :
1. Menyampaikan pesan atau informasi dari suatu organisasi secara lisan, tertulis,
atau visual kepada publiknya, sehingga publik memperoleh pengertian yang benar
dan tepat mengenai kondisi organisasi, tujuan dan kegiatannya
2. Melakukan studi dan analisis atas reaksi serta tanggapan publik terhadap
kebijakan dan langkah tindakan organisasi atau lembaga, termasuk segala macam
pendapat publik yang mempengaruhi lembaga atau organisasi, memberikan
informasi kepada penjabat tentang Public Acceptance atau Non-Acceptance atas
cara-cara dan pelayanan-pelayanan organisasi kepada masyarakat
3. Menyampaikan fakta-fakta dan pendapat kepada pelaksana tugas guna membantu
mereka dalam memberikan pelayanan organisasi kepada masyarakat
4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa
untuk memperoleh Public Opinion (opini publik) dan perubahan sikap.20
20
F. Rachmadi, Op.cit. hal 23
18
2.3
Peran Humas
Pada dasarnya konsep peran melihat praktek Humas dari pencapaian yang telah
diperoleh Humas dalam organisasi. Peran Humas dalam organisasi merupakan salah satu
kunci penting untuk pemahaman fungsi Humas dan komunikasi organisasi, peranan
Humas juga merupakan salah satu kunci untuk pengembangan pencapaian profesional
dari praktisi Humas, artinya hanya dapat menjalankan peran manajer realisasi Humas
yang profesional.
Humas menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu profit maupun nonprofit. Kegiatan Humas sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik
(Two Way Communications) antara organisasi dengan publiknya, yang bertujuan untuk
menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu,
kebijakan, kegiatan produksi barang atau pelayanan jasa, dan sebagainya, demi kemajuan
atau citra positif organisasi. Jadi kegiatan Humas tersebut sangat erat hubungannya
dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.
Menjalin suatu komunikasi yang harmonis antara organisasi dengan publik
bukanlah sesuatu hal yang mudah, karena itulah peran Humas dalam organisasi sangatlah
diperlukan. Peran Humas dalam organisasi menurut F. Rachmadi adalah membentuk
iklim komunikasi yang terencana dan terorganisasi dari sebuah lembaga atau organisasi
untuk menciptakan hubungan-hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai
publiknya, baik intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik untuk menciptakan iklim pendapat (opini
19
publik) yang menguntungkan organisasi.21 Selain itu, peran Humas juga sebagai
penyampai informasi penting yang berkaitan dengan organisasi atau suatu lembaga.
Peran Humas dalam lembaga pemerintah, merupakan pemecah suatu masalah
(problem solving) baik yang berada didalam maupun diluar lembaga. Karena setiap
masalah yang timbul didalam Polri haruslah segera diatasi, bila tidak segera diatasi akan
lebih banyak masalah lain yang akan timbul.
Terdapat empat peranan Humas yang dominan pada saat melakukan atau
melaksanakan kegiatan Humas, antara lain :
1. Teknisi Komunikasi (Technician Communication)
Para praktisi Humas dalam memasuki dunia lapangan pekerjaannya adalah
sebagai teknisi komunikasi. Para teknisi komunikasi dibutuhkan untuk menulis
dan mengedit surat kabar untuk karyawan, menulis surat peryataan untuk pers dan
cerita fitur, mengembangkan isi web, dan menghadapi kontak media. Para praktisi
dalam peran ini biasanya tidak hadir saat manajemen mendefinisikan masalahmasalah dan memilih solusi-solusinya. Para praktisi ini baru hadir pada saat
memproduksi komunikasi dan melaksanakan program kegiatan.
2. Ahli Pemecah Masalah (Expert Preciber Communication)
Ketika praktisi ini mengambil peran sebagai ahli, yang melihat mereka sebagai
otoritas dari masalah-masalah dan solusi-solusi
hubungan masyarakat. Para
praktisi beroperasi sebagai ahli dalam mendefinisikan masalah, mengembangkan
program, dan mengambil tanggung jawab penuh atas pelaksanaannya.
21
F. Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
1995. hal. 21
20
3. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator)
Peran fasilitator komunikasi memposisikan para praktisi sebagai pendengar yang
sensitif dan broker informasi. Fasilitator berfungsi sebagai penghubung,
penerjemah dan mediator antara organisasi dengan publiknya. Mereka mengelola
komunikasi dua arah dan memfasilitasi pertukaran dengan menghilangkan
hambatan dalam hubungan dan dengan menjaga saluran-saluran komunikasi agar
tetap terbuka.
4. Fasilitator Pemecah Masalah (Problem Solving Process Facilitator)
Ketika para praktisi mengambil peran sebagai fasilitator pemecah masalah,
mereka berkolaborasi dengan para manajer lain untuk mendefinisikan dan
memecahkan masalah-masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencana yang
strategis. Para praktisi pemecah masalah membantu manajer dan organisasi lain
untuk mengaplikasikan hubungan masyarakat untuk memecahkan masalahmasalah yang terjadi di dalam organisasi.22
Dari keempat peran Humas tersebut, dapat terlihat mana yang berperan dan
berfungsi pada tingkat manajerial hubungan antar individu dan keterampilan teknis dalam
manajemen Humas.
Humas mempunyai peran yang penting dalam menangani bila terjadi masa krisis
dalam suatu organisasi, mengingat masa krisis dapat berdampak negatif terhadap citra
organisasi, sehingga dapat dikatakan Humas merupakan fungsi manajemen yang
strategis.
22
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Published
by Prentice-Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey, 1999. hal 37-44
21
2.4
Aktivitas Humas
Suatu organisasi yang tumbuh dan berkembang di dalam suatu masyarakat akan
selalu menghadapi tekanan baik yang berasal dari luar organisasi itu sendiri maupun dari
dalam. Namun demikian unsur-unsur tersebut tidak terlalu menekan organisasi.
Adakalanya unsur-unsur itu malah memberi peluang yang justru akan memperbesar
organisasi.
Maka dari itu, sangatlah penting dilakukan aktivitas Humas untuk dapat
melakukan fungsi dan tugas Humas. Tujuan dari aktivitas Humas ini adalah menciptakan
hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya sehingga tercipta citra yang
positif, kemauan yang baik, saling menghargai, saling timbul pengertian dan toleransi
diantara keduanya. Selain itu, tujuan dilakukan aktivitas Humas adalah sebagai tolak ukur
keberhasilan dari suatu organisasi.
Disini Humas harus mengetahui motivasi karyawan, arus informasi yang terjadi
baik formal maupun informal, kepuasan organisasi dan iklim komunikasi dalam
organisasinya. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh pada produktivitas kerja karyawan.
Menurut konsep manajemen dari Frank Gilberth dan Hawthorn Experiment dar Elton
Mayo, produktivitas kerja karyawan ditentukan oleh lingkungan kerja serta adanya
pengakuan dan penghargaan. 23
23
Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2008.
Hal. 22
22
2.5
Media Humas
Media Humas adalah salah satu bentuk media komunikasi Humas. Media Humas
ini tergolong kepada Private Publications (Penerbitan untuk kalangan sendiri atau
tertentu)
yang dibedakan dari Commercial Press (Media massa yang dijual untuk
umum). Jenis media Humas bisa dibedakan dari sasaran pembacanya, yaitu bersifat
internal (untuk staf dan karyawsan organisasi) dan bersifat eksternal untuk public diluar
oraganisasi. Perbedaan itu bisa tampak bila media itu dibuat untuk karyawan (internal)
dan pelanggan (eksternal).24
Media merupakan jalur terpenting dalam kegiatan Humas. Maka dari itu, untuk
menjalankan peran dan fungsinya seorang Humas memerlukan media sebagai sarana
guna mencapai tujuan yang dikehendaki. Media dalam Humas merupakan elemen-elemen
yang tidak pernah lepas dari kegiatan Humas. Sebagaimana dinyatakan oleh Frank
Jeffkins bahwa : “Media Humas adalah sebagai sarana untuk menjangkau khalayak
tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan Humas.”25
Media Humas adalah media yang secara khusus untuk keperluan kampanye
Humas dan digolongkan sebagai media umum (Telepon, Fax dan lain-lain), media massa,
media khusus (advertising), media internal. Media Humas juga merupakan sarana
komunikasi yang sering dipergunakan oleh praktisi Humas untuk menyampaikan pesan
kepada publiknya dan sekaligus mampu meningkatkan citra.
Penulis menarik kesimpulan dari definisi diatas bahwa dalam memperlancar
proses penyelenggaraan komunikasi timbal-balik, seorang Humas membutuhkan media,
pemilihan media itu haruslah cermat, semua disesuaikan dengan jenis khalayaknya serta
24
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2002. hal.23
25
Frank Jeffkins, Public Relations Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996. hal 127
23
kemampuan media itu mencakup kegiatan internal dan eksternal, maka media yang
dimanfaatkan terbagi menjadi :
a. Media internal seperti in-house magazine, majalah dinding, surat dan telepon
b. Media eksternal seperti Company Profile, Annual Report, Newsletter dan internet.
2.6
Humas Pemerintahan
Pemerintahan merasakan perlu adanya unit kehumasan di sebuah lembaga atau
instansi milik pemerintah. Karena sudah merupakan keharusan secara fungsional dan
operasional dalam upaya menyebarluaskan tentang sesuatu kegiatan atau aktivitas
instansi yang bersangkutan, baik untuk hubungan masyarakat ke dalam, maupun kepada
masyarakat ke luar pada umumnya.
Humas Pemerintahan menurut Frida Kusumastuti yaitu Humas dibentuk karena
untuk mempublikasikan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah dan juga
memberikan informasi secara teratur tentang rencana-rencana kerja, serta hasil-hasil kerja
institusi dan memberikan pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan
perundang-undangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat.26
Terdapat dua sisi yang melatarbelakangi perkembangan Humas Pemerintahan,
pertama, adalah sisi pentingnya Humas bagi Pemerintahan. Kedua, adalah hambatanhambatan yang dihadapi oleh Humas Pemerintahan. Dua sisi ini pada akhirnya
mengakibatkan penampilan Humas Pemerintahan yang tersembunyi dibawah berbagai
nama, tugas, wewenang, dan dibiayai dari berbagai macam cara yang berbeda.
26
Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002. hal 37
24
Humas Pemerintahan lebih banyak diarahkan untuk hubungan dengan media,
masalah umum, dokumentasi dan publikasi. Selain itu, tugas pokoknya adalah bertindak
sebagai komunikator, untuk membantu mencapai tujuan dan sasaran bagi instansi atau
lembaga pemerintahan yang bersangkutan dan hingga menciptakan citra serta opini
masyarakat yang menguntungkan. Secara garis besarnya Humas Pemerintah memiliki
peran ganda, yaitu fungsi ke luar berupaya memberikan informasi atau pesan-pesan
sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan instansi atau lembaga kepada masyarakat sebagai
khalayak sasaran, sedangkan ke dalam wajib mendengar reaksi, aspirasi atau opini
khalayak tersebut diserasikan demi kepentingan instansinya atau tujuan bersama.
Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (Humas) yang
terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial), yaitu tidak
ada sesuatu yang diperjualbelikan (aspek komersial), walaupun Humas Pemerintah juga
melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Tetapi lebih
menekankan pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umumnya, melalui
unit atau Program Kerja Humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya
atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas
dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban pemerintahannya.
Tugas seorang Humas Pemerintah, khususnya Humas Polri adalah bertugas
membina dan menyelenggarakan fungsi Hubungan masyarakat dalam lingkungan Polri.
Dalam melaksanakan tugasnya Humas juga menyelenggarakan fungsi :
a. Pembinaan fungsi Humas bagi seluruh jajaran Polri yang meliputi :
1. Perumusan/pengembangan
sistem
pelaksanaan fungsi Divhumas.
dan
metode
termasuk
petunjuk-petunjuk
25
2. Pemantauan dan supervisi staf termasuk pemberian arahan guna menjamin
terlaksananya fungsi Humas.
3. Perencanaan
kebutuhan
personel
dan
anggaran
termasuk
pengajuan
saran/pertimbangan penempatan/pembinaan karier personel pengemban fungsi
Humas.
4. Pengumpulan, pengolahan & penyajian serta statistik baik yang berkenaan dengan
sumber daya maupun hasil pelaksanaan tugas satuan-satuan organisasi pengembang
fungsi Humas.
b. Perumusan, penyiapan dan penyelenggaraan kerja sama dengan mitra terkait dalam
bidang hubungan masyarakat.
c. Penyelenggaraan penerangan umum untuk membentuk opini bagi kepentingan
pelaksanaan tugas polri.
d. Penyelenggaraan penerangan satuan.
e. Penyelenggaraan produksi dan dokumentasi hubungan masyarakat.27
Dilihat dari tugas dan fungsi inilah, maka seorang praktisi Humas Pemerintahan
khususnya Humas Polri harus mampu memberikan penerangan atau informasi kepada
masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai
oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut serta mampu menanamkan
keyakinan dan kepercayaan lalu mengajak masyarakat dalam berpartisipasi atau ikut serta
dalam pelaksanaan program pembangunan.
27
Lampiran surat keputusan Kapolri tahun 2002
26
2.7
Khalayak (publik)
Khalayak (public) adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan
suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Menurut definisi yang
dirumuskan oleh IPR, istilah khalayak sengaja diungkapkan dalam istilah bermakna
majemuk, yakni publik. Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan Humas tersebut khusus
diarahkan kepada khalayak terbatas atau pihak-pihak tertentu yang berbeda-beda, dan
masing-masing dengan cara yang berlainan pula. Penyebaran suatu pesan Humas tidak
dilakukan secara pukul rata kesemua orang seperti halnya pesan-pesan iklan. Dalam
memilih khalayak Humas lebih diskriminatif. Unsur dan segmen tertentu sengaja dipilih
untuk lebih mengefektikan penerimaan pesan-pesan.
Setiap organisasi memiliki khalayak sendiri. Kepada khalayaknya tersebut,
Humas menjalin komunikasi baik secara internal maupun eksternal. Masing-masing
khalayak tersebut memiliki kepentingan dan interest yang berbeda.
Karena pengertian public dari Humas adalah orang-orang yang mempunyai
kaitan kepentingan dengan suatu organisasi yang melancarkan kegiatan Humas maka
public diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1.
Internal Public Relations
Internal Public relations merupakan hubungan dengan khalayak di dalam
organisasi atau hubungan dengan para karyawan dan para pemegang saham yang jelas
mempunyai kepentingan dengan organisasi.
2.
Eksternal Public Relations
Eksternal Public Relations merupakan hubungan dengan khalayak diluar
organisasi yang mempunyai kaitan kepentingan dengan organisasi. Ada beberapa
27
khalayak yang sama-sama menjadi sasaran kegiatan semua organisasi sehingga harus
senantiasa menjalin hubungan yang tetap, yakni:
1. Hubungan dengan masyarakat sekitar organisasi(Community Relations)
2. Hubungan dengan pemerintah (Government Relations)
3. Hubungan dengan media atau pers (Media Relations).28
2.7.1
Pengertian Khalayak Internal
Khalayak atau Publik internal adalah publik dalam perusahaan sendiri.29 Publik
internal merupakan orang-orang yang berbeda atau tercakup oleh organisasi, seluruh
pegawai mulai dari staff sampai karyawan bawahan.30
Pegawai atau karyawan merupakan bagian dari khalayak internal perusahaan atau
organisasi yang memiliki kedudukan penting bagi kelangsungan instansi, sehingga dapat
dikatakan bahwa roda organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar terletak pada
karyawan. Tanpa adanya kedudukan karyawan, instansi akan sulit berjalan, keberadaan
Humas di dalam organisasi dapat dijadikan sebagai komunikator atau mediator dalam
mepertemukan kepentingan instansi dengan karyawan.
Dari definisi tersebut diatas, Penulis mencoba menarik kesimpulan bahwa
pegawai atau karyawan adalah pihak pekerja sebagai bawahan dalam menjalankan
kewajiban-kewajiban tugas-tugasnya, termasuk memberikan laporan hasil pekerjaan
28
Onong U. Effendy. Op.cit hal. 137
Maria Assumpta. Op.cit hal 58
30
Onong U. Effendy. Op.cit. hal. 110
29
28
2.7.2
Internal Relations
Hubungan terpenting dalam organisasi adalah hubungan dengan karyawan di
semua level. Istilah publik internal dan publik karyawan mengacu pada baik itu manajer
maupun orang-orang yang menjadi bawahannya. Publik ini merupakan sumberdaya
terbesar dari organisasi. Menurut Alfie Smith, mantan direktur komunikasi korporat
general motors, ada dua faktor yang mempengaruhi komunikasi internal dengan
karyawan dan menambah rasa hormat manajemen terhadap salah satu dari Humas ini:
1.
Manfaat dari pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam mencapai
hasil yang diinginkan. Aspek positif dari perilaku karyawan ini sangat dipengaruhi oleh
komunikasi interaktif yang efektif di seluruh organisasi.
2
Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi manajer yang kuat, yang
membuat supervisor di semua level dapat melakukan komunikasi secara efektif dengan
karyawannya. Kebutuhan ini lebih dari sekadar menciptakan informasi yang
berhubungan dengan pekerjaan tetapi juga harus memuat informasi bisnis dan isu publik
yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan (penekanan ditambahkan).31
2.8
Persepsi
Menurut Desiderato persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna kepada stimuli inderawi (Sensori stimuli).
Persepsi mempunyai hubungan dengan sensasi, karena sensasi adalah bagian dari
persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya
melibatkan sensasi tetapi juga atensi, ekspetasi, motivasi dan memori.
31
Scott M. Cutlip, Op.cit hal. 254
29
Persepsi seperti juga sensasi ditentukan oleh factor personal dan factor
situasional. David Kretch dan Richard S. Crutchfield menyebutkan factor fungsional dan
factor structural. Namun factor yang paling mempengaruhi persepsi adalah perhatian.32
Selain itu persepsi menurut Joseph A. Devito adalah proses dengan mana kita
menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.33 Kenneth K.
Serene dan Edward M. Bodaken juga Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, menyebutkan
bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas yaitu: Seleksi, Organisasi dan Interpretasi. Yang
dimaksud dengan Seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi
melekat pada interpretasi yang dapat didefinisikan sebagai meletakan suatu rangsangan
bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna.34
Persepsi memiliki sifat-sifat diantaranya sebagai berikut :35
1. Persepsi adalah pengalaman, yakni untuk mengartikan makna seseorang, objek
atau peristiwa, kita harus memiliki dasar atau basis untuk melakukan interpretasi.
Dasar tersebut ditemukan pada pengalaman masa lalu dengan orang, objek atau
peristiwa tersebut dengan hal yang menyerupainya.
2. Persepsi adalah selektif, yakni ketika mempersepsikan sesuatu, kita cenderung
memperhatikan hanya bagian-bagian tertentu dari suatu subjek atau orang.
Melakukan seleksi hanya pada karakteristik tertentu dari objek persepsi kita dan
mengabaikan yang lain.
3. Persepsi adalah penyimpulan, yakni proses psikologis dari persepsi mencangkup
penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang
32
Jallaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Jakarta, 2001, hal. 51
Dedy Mulyana, Op.cit. hal. 168
34
Ibid. hal 169
35
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, modul 1-9, Universitas Terbuka, 2004, hal. 2.14
33
30
dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas informasi
yang tidak lengkap.
4. Persepsi tidak akurat, yakni setiap persepsi yang kita lakukan, akan mengandung
kesalahan dalam kadar tertentu. Hal ini disebabkan oleh pengaruh pengalaman
masa lalu, selektivitas, dan penyimpulan.
5. Persepsi adalah evaluatif, yakni persepsi tidak akan pernah objektif, karena kita
melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai,
dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk memberi makna pada objek
persepsi.
Elemen-elemen dari persepsi terdiri dari : Pertama, adalah sensasi atau
penginderaan dan interpretasi yaitu ketika orang menangkap sesuatu melalui inderanya,
maka secara simultan dia akan menginterpretasikan makna dari hasil penginderaannya.
Kedua, adalah harapan yaitu dapat menjadi kekuatan yang sangat berarti dalam
mengarahkan persepsi, meskipun bertentangan dengan rasio. Ketiga, adalah bentuk dan
latar belakang (figure & ground) yaitu salah satu cara untuk memahami proses persepsi
terletak pada kemampuan untuk membeda-bedakan antara berbagai jenis informasi,
Persepsi mencakup perbedaan antara informasi yang menjadi figure dan background.
Keempat, adalah perbandingan yaitu jika makna yang dipersepsikan konsisten atau mirip
dengan kriteria yang digunakan sebagai pembanding (pengalaman masa lalu dan
perangkat internal seperti sikap, nilai, dan keyakinan) maka, kita akan menganggapnya
valid. Kelima, adalah konteks yaitu konteks selalu terdiri dari seperangkat fenomena yang
sama dengan objek persepsi kita.36
36
S. Djuarsa Sendjaja, Ibid. hal. 2.16
31
Proses mempersepsi orang lain mencakup persepsi terhadap karakteristik fisik dan
perilaku komunikasi orang tersebut. Steve Ducks mengemukakan bahwa perilaku orang
akan membantu dalam tiga hal. Pertama,
perilaku tersebut mungkin akan terasa
menyenangkan bagi kita, karena kita akan selalu merasa senang jika mendapatkan
senyuman atau pujian misalnya. Kedua, Perilaku tersebut memberikan informasi yang
dapat kita gunakan untuk membentuk semacam kesan mengenai kondisi internal
seseorang (kepribadian, sikap, nilai). Ketiga, perilaku seseorang dapat memberikan
perkiraan mengenai kelanjutan hubungan di kemudian hari.37
Ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah proses dari peristiwa atau pengalaman
tentang suatu objek yang dirangsang oleh indera yang kemudian ditafsirkan sebagai
informasi dimana proses ini melibatkan unsur atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.
Terdapat beberapa tahap untuk mengetahui sampai mana tahap publik dalam
menginterpretasikan
suatu
objek. Tahapan-tahapan
penerimaan
publik
tersebut
digolongkan ke dalam tiga dimensi dasar, yaitu :38
1. Awareness dan Knowledge dimasukkan ke dalam bidang kognitif (bidang
pemikiran). Tahapan kognitif berdasarkan pemikiran dan penilaian rasional yang
dianjurkan oleh rasional.
2.
Linking dan Preference dimasukkan ke dalam bidang afektif (emosi). Tahap
afektif yaitu komponen perasaan sebelum mengambil penilaian terakhir.
3. Confiction dan purchase dimasukkan ke dalam bidang konatif dan motivasi.Yaitu
Tahap penilaian berdasarkan arti khusus dari objek.
Penelitian ini hanya dibatasi pada tahap Afektif (emosi).
37
38
Ibid. hal. 2.29
Astrid S. Susanto, Komunikasi sosial di Indonesia, Bandung, Bina Cipta 1980 hal. 208
Download