39 BAB III GAMBARAN UMUM BMT BINA UMMAT BREBES A. Profil BMT Bina Ummat Brebes 1. Sejarah Berdirinya Keberadaan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu usaha untuk memenuhi keinginan, khususnya sebagian umat islam yang menginginkan jasa layanan lembaga keuangan syariah dalam mengelola perekonomiannya. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah yang paling sederhana, dengan sasaran masyarakat ekonomi bawah dan saat ini banyak muncul di Indonesia. Tidak jauh berbeda dengan lembaga keuangan lain, BMT berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan ekonomi bagi pengusaha kecil yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang kemudian disalurkan melalui pembiayaanpembiayaan. Semua persoalan yang besar dan menuntut keberpihakan dan tanggung jawab kita semua adalah kenyataan bahwa pertumbuhan kita belum merata, yang mayoritas masyarakat masih membutuhkan bimbingan dan pengembangan kesejahteraan hidup. Kebanyakan mereka masih menggantungkan hidupnya pada persoalaan sub sistem ekonomi, usaha ekonomi yang mereka lakukan tidak lebih dari sekedar untuk bertahan hidup. Keinginan mereka untuk mengembangkan usaha karena keadaan yang mendesak, mendorong mereka untuk berhutang. 40 Tetapi akibat masalah procedural yang rumit yang ada di lembaga perbankan atau lembaga keuangan lain, maka mereka terpaksa datang dan berhutang pada renternir, yang dianggap tidak terlalu sulit dalam hal procedural. Dari alasan tersebut maka forum komunikasi remaja masjid (FKRM) pada bulan juni 1995 mengikuti pendidikan dan pelatihan keBMT-an yang diadakan di kota bandung.setelah kembali dari pendidikan dan pelatihan serta mendapat dukungan dari sesepuh masyarakat brebes untuk mendirikan BMT, kemudian setelah itu para utusan di FKRM mengikuti kursus kilat ke-BMT-an selama 3 bulan yang dipimpin oleh Bapak H. Tabrini dan Bapak Slamet Abdullah, kemudian magang di BMT Bumiayu dan melakukan studi banding ke BMT binama Semarang. Setelah itu, maka mereka berani mendirikan BMT dan pada akhirnya mendapatkan keputusan menteri pembinaan pengusaha kecil republik Indonesia Nomor 133301 BH/KWK/IX/1997 tentang akte pendirian koperasi sebagai lembaga keuangan. Atas dasar seperti itulah maka pada tanggal 09 oktober 1996 didirikannya BMT Bina Ummat Brebes. BMT Bina Ummat Brebes bersama-sama menjawab persoalan-persoalan diatas dengan mengoptimalkan penghimpunan dana ZIS serta melayani masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkan pembiayaan dengan ketentuan syariat islam.1 1 BMT Bina Ummat, Arsip 2013-2014,(Brebes:BMT Bina Ummat,2014), hlm 10 41 2. Visi dan Misi BMT Bina Ummat a. Visi Menjadi lembaga ekonomi dan keuangan syariah yang terpercaya dan profesional. b. Misi 1) Membangun sumber daya manusia yang mampu memadukan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. 2) Mempunyai komitmen terhadap pengembangan ekonomi syariah. 3) Menanamkan etos kerja secara profesional yang didasari nilainilai spiritual. 4) Meningkatkan performa administrasi yang tertata dan mendukung kinerja lembaga secara optimal. 5) Melayani anggota secara profesional, amanah dan ikhlas. 3. Produk-produk BMT Bina Ummat Sebagai sebuah lembaga keuangan tentunya BMT Bina Ummat mempunyai produk simpanan dan pembiayaan. Adapun produkproduk tersebut adalah sebgai berikut: a. Produk Simpanan 1) Simpanan Suka Rela (Si Rela) Adalah simpanan yang dikelola berdasarkan prinsip wadiah yadhomanah, dimana dana simpanan diperlakukan sebagai titipan dan keamanannya dijamin sepenuhnya dan dapat ditarik 42 sewaktu-waktu, oleh BMT dana tersebut dimanfaatkan untuk pembiayaan produktif. 2) Si Didik Simpanan ini dirancang khusus untuk para siswa / mahasiswa atau lembaga pendidikan. Simpanan ini hanya dapat ditarik menjelang tahun ajaran baru. 3) Si Suka (simpanan sukarela berjangka) Adalah deposito yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqoh. Dengan prinsip ini dana deposito diperlukan sebagai dana investasi untuk pembiayaan secara umum. Nisbah bagi hasil 40%:60%, 45%:55%. Dari pendapatan biaya pembiayaan untuk jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. 4) Tasaqur (tabungan persiapan qurban) Adalah simpanan yang dipersiapkan bagi anda yang akan melakukan ibadah qurban. Tabungan ini hanyaa dapat diambil sewaktu akan melaksanakan ibadah qurban. 5) Saras (simpanan perumahan sehat) Simpanan ini dirancang khusus bagi mereka yang akan melakukan rencana membangun rumah atau rehab rumah. Dapat juga sekaligus pembiayaan untuk rehab atau bangu rehab melalui BMT Bina Ummat. 43 b. Produk Pembiayaan 1) Pembiayaan Mudharabah Akad kerja sama usaha antara lembaga keuangan syariah BMT Bina Ummat dengan anggota, dimana pihak pertama (shohibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan anggota menjadi pengelola usaha. Adapun pendapatan dibagi antara kedua belah pihak dengan nisbah bagi hasil yang disepakati. 2) Pembiayaan Musyarakah Akad kerja sama usha antara lembaga keungan syariah BMT Bina Ummat dengan anggota, dimana kedua belah pihak memberikan andil permodalan dan managemen dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. 3) Pembiayaan Murabahah Akad jual beli barang antara lembaga keuangan BMT Bina Ummat dengan anggota, dimana harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati. 4) Pembiayaan Ijarah Akad pembiayaan hak guna antara lembaga keuangan syariah BMT Bina Ummat dengan anggota atas barang ataupun jasa, melalui pembayaran upah sewa atau jasa. 44 5) Pembiayaan Paras (perumahan sehat) Adalah pembiayaan bagi anggota yang akan mempersiapkan pembangunan rumah atau renovasi rumah pada tahun anggaran 2008 ada subsidi dari pemerintah 5 s/d 9 juta per orang. B. Struktur Organisasi Gambar 1.1 Struktur Organisasi Penasehat Manajer Utama K.H. Subkhan Ma’mun H. Umar Islam Sanad, S.Hi Manajer Operasional Manajer Pembiayaan Faridah Abdul Chamid Costemer Service Account Officer Ida Yulifar Sofik, SE Gunawan Marketing Teller Sri Muktiningsih Balqis Nur Afiah Marketing Dimas Maulana Wibowo 45 Fungsi dan tanggungjawab kepengurusan BMT Bina Ummat Brebes: 1. Penasehat Menasehati segala kebijakan yang dibuat oleh manajemen terkait dengan operasional dan produk BMT Bina Ummat Brebes agar sesuai dengan kesepakatan rapat anggota tahunan dan sesuai dengan syariat islam. 2. Manajer Memimpin BMT Bina Ummat Brebes yang menjadi penghubung dengan pihak luar dalam merepresentasikan visi dan misinya. 3. Kadiv Operasional Penanggungjawab atas operasional (teller, costemer service) di BMT Bina Ummat Brebes. 4. Kadiv Marketting Penanggungjawab pemasaran produk-produk BMT Bina Ummat Brebes baik pembiayaan ataupun tabungan. C. Gambaran umum Pembiayaan Mudharabah dalam Modal Kerja di BMT Bina Ummat Brebes. Prosedur yang diterapkan BMT Bina Ummat dalam pembiayaan mudharabah terbagi ke dalam empat bagian, yaitu: a. Tahap sebelum pemberian pembiayaan diputuskan oleh BMT, yaitu tahap BMT mempertimbangkan atau menganalisis permohonan 46 pembiayaan calon nasabah pedagang pasar dan luar pasar dalam menerima fasilitas. Meliputi, 1. Pengumpulan Data Tabel 3.2 Pengumpulan Data Nasabah Pedagang Pasar Nasabah di Luar Pasar 1. Foto copy KTP/SIP Suami 1. Foto copy KTP/SIP Suami Istri. Istri. 2. Kartu keluarga (KK) 2. Kartu keluarga (KK) - 3. Bukti kepemilikan agunan yang sah dan masih berlaku 3. Rencana anggaran biaya 4. Rencana anggaran biaya (RAB) (RAB) 2. Verifikasi Data a) Pada tahap ini BMT akan melakukan beberapa tindakan, b) Melakukan verifikasi data terkait data yang telah diberikan oleh calon nasabah pembiayaan pada tahap pengumpulan data. c) Mengali informasi calon nasabah pembiayaan terkait moral hazard d) melalui lembaga keuangan lain, keluarga, tetangga, tempat kerja, dll. 47 3. Analisis Laporan Keuangan BMT akan melakukan analisis terhadap keuangan dari usaha calon nasabah pembiayaan yang didalamnya meliputi arus kas, pengadaan barang/jasa, serta rugi/laba. 4. Penilaian Resiko Penilaian risiko ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari seluruh resiko nasabah dengan mempertimbangkan aspek anggunan bagi nasabah di luar pasar. 5. Evaluasi Kebutuhan Keuangan Evaluasi ini adalah untuk menganalisis proyeksi arus kas, jumlah dan kapan terjadinya kekurangan atau surplus kas. Yang selanjutnya hal ini akan digunakan untuk menentukan jumlah pembiayaan, prosentasi bagi hasil, serta syarat-syarat pembiayaan. 6. Fasilitas Pembiayaan BMT menentukan jumlah pembiayaan, prosentasi bagi hasil, syaratsyarat pembiayaan, serta menetapkan anggunan (bagi nasabah di luar pasar). b. Tahap setelah permohonan pembiayaan diputuskan pemberiannya oleh BMT dan kemudian penuangan keputusan tersebut ke dalam perjanjian pembiayaan (akad pembiayaan) serta dilaksanakannya pengikatan agunan untuk pembiayaan yang diberikan. Tahap ini disebut dengan dokumentasi pembiayaan. Pada tahap ini, BMT akan menawarkan beberap syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah, diantaranya. 48 1. Penggunaan pembiayaan, 2. Jangka waktu Pembiayaan, 3. Prosentase bagi hasil, 4. Pembayaran angsuran pembiayaan, 5. Pajak yang harus dibayar, 6. Kewajiban nasabah, 7. Asuransi jika terjadi kecelakaan usaha atau pada nasabah, 8. Penyelesaian perselisihan jika terjadi pembiayaan bermasalah. c. Tahap setelah perjanjian pembiayaan (akad pembiayaan) ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dokumentasi pengikatan agunan telah selesai dibuat serta selama pembiayaan itu digunakan oleh nasabah penerima fasilitas sampai jangka waktu pembiayaan berakhir. Tahap ini disebut tahap penggunaan pembiayaan. Pada tahap ini BMT akan melakukan pemantauan terhadap usaha nasabah, yaitu dengan. 1. Melakukan kunjungan kepada nasabah 2. Melakukan pemantauan terhadap perkembangan ekonomi disekitar hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya penyalahgunaan dana yang telah disalurkan. d. Tahap setelah pembiayaan digunakan dan muncul pembiayaan bermasalah tetapi usaha nasabah masih memiliki prospek sehingga pembiayaan yang bermasalah itu dapat diselamatkan untuk menjadi lancar kembali. Biasanya hal ini terjadi karena faktor intelnal dan eksternal nasabah, diantaranya. 49 1. Faktor Internal a) Nasabah kurang cakam dalam usaha tersebut. b) Manajemen usaha serta laporan keuangan yang kurang baik dan rapi. c) Perencanaan yang kurang matang. d) Tidak Amanahnya Nasabah dalam mengelola dana. 2. Faktor Eksternal a) Lemahnya penyerapan pasar terhadap produk yang dihasilkan. b) Melemahnya pertumbuhan ekonomi di daerah atau nasional. c) Agenda politik, sosial dan budaya.