TUGAS PTIK Representasi Data Audio dan Video Siti Qomariyah Nasir 1213100509 Representasi Data Audio Berbagai Ekstensi File : A. Format CD Ekstensi : .cda File dengan ekstensi .cda merupakan representasi dari track CD-audio. File dengan format .cda dapat langsung dijalankan melalui CD-ROM, sementara filenya sendiri tidak mempunyai informasi kode modulasi apapun sehingga jika dikopi ke dalam harddisk, file tersebut menjadi tidak dapat di-play. Pada November 1984, dua tahun setelah CD diproduksi secara missal, Sony mengeluarkan Discman sebagai media pemutar portable. Agar dapat mengambil/mengkopi file audio dari CD-Audio, dibutuhkan software khusus atau ripping untuk mengubah dari format .cda menjadi format lain yang dapat disimpan di computer. B. Format Advanced Audio Coding (AAC) Ekstensi : .m4a, .m4b, .m4p, .m4v, .m4r, .3gp, .mp4, .aac AAC merupakan format audio menggunakan lossy compression (data hasil kompresi tidak bisa dikembalikan lagi ke data sebelum dikompres secara sempurna, karena ada data yang hilang). Cara kerja AAC : Bagian-bagian sinyal yang tidak relevan dibuang Menghilangkan bagian-bagian sinyal yang redundan Dilakukan proses MDCT (Modified Discret Cosine Transform) berdasarkan tingkat kompleksitas sinyal Adanya penambahan Internal Error Connection Kemudian sinyal disimpan atau dipancarkan C. Format Waveform Audio (WAV) Ekstensi : .wav atau .wv WAV merupakan format file audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM sebagai standar untuk menyimpan file audio pada PC, dengan menggunakan coding PCM (Pulse Code Modulation). Tidak seperti AAV, file WAV adalah file audio yang tidak terkompres sehingga seluruh sampel audio disimpan semuanya di media penyimpanan dalam bentuk digital. Karena ukurannya yang besar, file WAV jarang digunakan sebagai file audio di Internet. D. Format Audio Interchange File Format (AIFF) Ekstensi : .aiff, .aif, .aifc File AIFF merupakan format file audio standar yang digunakan untuk menyimpan data suara untuk PC dan perangkat audio elektronik lainnya, yang dikembangkan oleh Apple pada tahun 1988. Standar dari file AIFF adalah uncomressed code pulse-modulation (PCM), namun juga ada varian terkompresi yang dikenal sebagai AIFF AIFF-C atau aifc, dengan berbagai kompresi codec. E. Format MPEG Audio Layer 3 (MP3) Ekstensi : .mp3 Pada awalnya, format MP3 ini dikembangkan oleh seorang Jerman bernama Karlheinz Brandenburg, memakai pengodean Pulse Code Modulation (PCM). Prinsip yang dipergunakan oleh MP3 adalah mengurangi jumlah bit yang diperlukan dengan menggunakan model psychoacoustic untuk menghilangkan komponen-komponen suara yang tidak terdengar oleh manusia – sehingga adapat digolongkan file audio dengan kompresi lossy. Beberapa batasan dari file MP3 ini adalah : Bit rate terbatas, maksimum 320 kbit/s (beberapa encoder dapat menghasilkan bit rate yang lebih tinggi, tetapi sangat sedikit dukungan untuk mp3-mp3 tersebut yang memiliki bit rate tinggi). Resolusi waktu yang digunakan mp3 dapat menjadi terlalu rendah untuk sinyal-sinyal suara yang sangat transient, sehingga dapat menyebabkan noise. Resolusi frekuensi terbatasi oleh ukuran window yang panjang kecil, mengurangi efisiensi coding. Tidak ada scale factor band untuk frekuensi di atas 15,5 atau 15,8 kHz. Mode jointstereo dilakukan pada basis per frame. Delay bagi encoder/decoder tidak didefinisikan, sehingga tidak ada dorongan untuk gapless playback (pemutaran audio tanpa gap). Tetapi, beberapa encoder seperti LAME, dapat menambahkan metadata tambahan yang memberikan informasi kepada MP3 player untuk mengatasi hal ini. F. Format MIDI Ekstensi : .mid Merupakan standar yang dibuat oleh perusahaan alat-alat music elektronik berupa serangkaian spesifikasi agar berbagai instrument dapat berkomunikasi. Dengan menggunakan format MIDI, perangkat elektronik seperti keyboard dan computer dapat melakukan sinkronisasi satu sama lain. Interface MIDI terdiri dari 2 komponen yaitu : Perangkat keras, merupakan hardware yang terhubung dengan peralatan (keyboar/computer) Data format yang mengandung pengkodean informasi (spesifikasi instrument, awal/akhir nada, frekuensi dan volume suara). G. Format Monkey’s Audio Ekstensi : .ape, .apl Merupakan format file audio dengan kompresi lossless sehingga tidak mengurangi kualitas suara. Umumnya, sebuah file audio dengan format Monkey’s Audio mempunyai ukuran lebih besar 3-5 kali dibandingkan dengan format MP3 (pada bitrate 192 Kb/s). Secara resmi, Monkey Audio hanya mendukung platform Windows, seperti yang ditulis di website resminya. Pada masa-masa mendatang, Monkey Audio akan mendukung untuk platform Linux dan Mac OS. Player yang dapat digunakan untuk menjalankan file format ini adalah Monkey’s Audio. 1. Jelaskan, apa saja yang mempengaruhi kualitas suara!. Kualitas sound card. Kebanyakan PC memiliki sound card on board (dari pabriknya sudah ada/tertanam pada motherboardnya) dan sound card jenis ini memiliki kemampuan standar saja. Untuk meningkatkan kualitas sound sebaiknya ditambahkan sound card yang bagus. Kualitas microphone. Alat yang terhubung ke PC melalui sound card ini berfungsi merubah input suara ke sinyal digital yang diolah di komputer. Sehingga dapat dimaklumi bahwa kualitas alat ini akan mempengaruhi hasil rekaman. Kualitas speaker/headset. Ada kemungkinan bahwa microphone telah bekerja dengan baik, demikian pula dengan sound card. Tetapi sinyal digital suara yang dikirim oleh sound card ke speaker tidak dapat diterjemahkan dengan baik oleh speaker/headset yang rusak atau berkualitas buruk, sehingga suara yang terdengar pun menjadi buruk. Kualitas Frekuensi dan amplitude suara Prinsip yang digunakan pada proses mixing audio : Proses Audio Mixing adalah proses pengolahan sinyal audio secara internal dan digital yang dilakukan untuk membuat sinyal keluaran menjadi padu dan indah, seperti memadukan beberapa rekaman suara seperti gitar, bass, drum, synth bank, dll. Mixing pada umumnya dilakukan setelah proses rekaman berlangsung, hasil akhir yang diinginkan adalah keluaran suara yang “pro”. A. MONITORING LEVEL Sebisa mungkin mixing dengan menggunakan headphone yang baik, jika menggunakan merek sennheiser PX100 yang kualitasnya sangat baik dalam keseimbangan dan respon frekuensi yang lebar serta rata (flat), walau aplikasinya untuk mobile devices tapi baik juga digunakan mixing monitoring level artinya level volume pada saat kita mixing. Kalau kita mixing dengan volume yang terlalu pelan, maka kemungkinan besar hasil mixing anda akan kebanyakan bass. Ada hubungan nya dengan teori kurva fletcher / munson yang singkatnya mengatakan bahwa telinga manusia pada saat volume rendah tak seberapa sensitif pada low & high frequency. disini terlihat bahwa telinga manusia memiliki kelemahan. menurut kurva diatas, jika kita mencari frekuensi rendah, misalnya 30 Hz, kita tidak akan menemukannya pada level volume (sound pressure level) rendah. kita hanya akan mendengar frekuensi tersebut jika kita memperbesar level volume sampai diatas 60dB. tetapi sangat tidak disarankan untuk menaikkan level volume sampai diatas 100dB karena akan merusak telinga anda. kira2 70-85dB lah, cara mengukurnya juga dengan SPL meter yang ditempatkan di output speaker. kalau mau patokan mudahnya, kita masih bisa mendengar teman kita berbicara dalam radius 1 meter. B. EXCITER Alat ini berguna untuk meng-create frekuensi tinggi, bedakan dengan equalizer. equalizer bekerja dengan prinsip mem-boost frekuensi yang kita inginkan. dengan exciter kita akan mendapatkan sound yang tidak mendem dengan citarasa sempurna C. KOMPRESOR Ini alat yang paling penting dalam dunia recording! berarti mengkompres sinyal audio agar rata dan halus, “level different” lebih kecil, juga agar level volume tidak “beradu” keras dengan instrumen lain misal gitar dengan vokal “berhimpit”. tetapi jangan terlalu banyak menggunakan kompresor sehingga suara akan terdengar berada dalam “tekanan”. D. EQUALIZER Suatu proses rekaman yang sempurna akan memudahkan pekerjaan selanjutnya yaitu mixing. penggunaan equalizer BISA dinihilkan jika grafik respon frekuensi tergolong sempurna (sesuai dengan yang kita inginkan) namun hal ini jarang terjadi. biasanya kita masih tetap membutuhkan EQ untuk mem-boost frekuensi yang kita rasa kurang. tapi ada satu hal penting yang harus kita perhatikan disini, jangan pernah mem-boost EQ lebih dari 6dB. keaslian suara akan hilang dan biasanya tidak akan imbang dan tidak enak didengar. E. SOFTWARE/VTS PLUG IN Seperti reverb untuk mempercantik suara, gunakan pada kadar yang tipis pada umumnya. surround dan imager untuk penataan lebar sempitnya suara dan letak virtual sumber suara Pengaruh perubahan frekuensi terhadap audio : A. Frekuensi Perubahan frekuensi mempengaruhi tinggi rendahnya nada. Example : Frekuensi Pada nada Musi Nada dasar dari musik terdiri dari nada C D E F G A B C’. Nada C yang biasa kita kenal disebut juga Middle C. Berikut ini adalah frekuensi dari nada-nada tersebut: C 261.63 Hz D 293.66 Hz E 329.63 Hz F 349.23 Hz G 392 Hz A 440 Hz B 493.88 Hz C’ 523.25 Hz Rumus untuk mencari frekuensi nada-nada ini adalah frekuensi = 440 x (2n/12) Hz nilai n = -21, -19, … 27 dari rumus ini kita mengetahui bahwa yang menjadi patokan adalah nada Adengan frekuensi 440 Hz Jadi semakin tinggi frenkuensi semakin tinggi juga nada/audio tersebut B. Amplitudo Begitu juga dengan amplitudo , Perubahan Amplitudo mempengaruhi besar / kecil sinyal audio. makin tinggi amplitudo makin kuat bunyinya dan sebaliknya Example : Bunyi kereta lebih nyaring daripada bunyi bisikan, sebab bunyi kereta menghasilkan getaran lebih besar di udara. Kenyaringan bunyi juga bergantung pada jarak kita ke sumber bunyi. Kenyaringan diukur dalam satuan desibel (dB). Bunyi pesawat jet yang lepas Representasi Data Video Beberapa contoh format penyimpanan video dengan karakteristiknya : Þ AVI: Biasanya digunakan untuk format DVD, Dapat dibuka dengan aplikasi video seperti CyberLink PowerDVD, Windows Media Player, dan yang lainnya. Þ FLV (File Flash Video): Dapat dibuka dengan aplikasi video flash seperti Total Video Player, FLV Player atau yang lainnya. Þ MOV : Ukuran Frame 320×24, Warna : Million, Frequensi Sound 22Khz, Size Per menit 15250Kb Þ MPEG: merupakan salah satu dari format standar MPEG yang digunakan dalam pengompresan suara dan gambar dalam video CD. MPEG-1 mendukung format audio yang biasa kita ketahui dengan ekstensi mp1, mp2 dan mp3. MPEG-2 penggunaannya ditujukan pada transmisi-transmisi TV dan aplikasi-aplikasi lainnya yang memiliki kemampuan sampai 6 Mbps. MPEG-4 lebih mengacu pada bahasa komunikasi umum untuk mendeskripsikan peralatan-peralatan (tool), algoritma-algoritma, dan profil-profil yang dibutuhkan untuk penyandian obyek-obyek, ketimbang masalah penstandarisasian sebuah algoritma penyandian. Þ Mpeg untuk SVCD : Ukuran Frame 480×576, Warna : Million , Frequensi Sound 44Khz, , Size Per menit 15MB Penjelasan tentang standar video secara international yang terdiri dari jumlah garis horisontal dalam gambar video, jumlah frame rate per detik, dan bandwidth yang digunakan : Media video adalah media motion picture “motion picture” yang disertai dengan audio. Karena merupakan gambar yang bergerak maka media video terdiri dari banyak sekali frame yang berbeda yang merupakan satu kesatuan dari video itu sendiri. Dalam film dengan durasi 30 menit terdapat ribuan frame karena dalam satu detik secara normal terdapat 30 frame gambar. Bila dihitung maka 30 frame X 1800 detik = 54000 frame. Satuan pengukuran yang digunakan adalah Hour : minutes : second : frame, yang merupakan durasi dari sebuah film ketika dimainkan. Satuan ini adalah satuan standar dari SMPTE atau Society of Motion Picture and Television Engineers. Ada dua standar sinyal “standar sinyal” komposit yang digunakan, yaitu PAL (Phase Alternating Lite) dan NTSC (National Television Standart Commite). PAL digunakan oleh siaran televisi pada kawasan Eropa dan sebagian negara di Asia (termasuk Indonesia). Sedangkan NTSC digunakan oleh Amerika Serikat dan Jepang. Standar frame pada PAL adalah 25 fps (frame persecond), dan NTSC adalah 29,97 fps. Karena itu pesawat televisi yang di rumah apabila diseting ke PAL maka akan berkedip sebanyak 25 kali dalam satu detik. 1. Sebuah video memiliki durasi (T) 1 jam (3600 detik), ukuran frame 640×480 (WxH) pada kedalaman warna (CD) 24bit dan frame rate 25fps. Hitung properti video tersebut: •Pixels per frame = 307.200 •Bits per frame = 7.372.800 Mbit •Bit rate (BR) = 184.320.000 Mbits/sec •Video size (VS) = 663.552.000.000 Gbytes Cara trasmisi video (pada siaran TV) : Cara memancarkan (mentransmisikan) sinyal gambar yang amplitudonya termodulasi mirip dengan system penyiaran radio yang telah dikenal. Dalam kedua kasus, amplitude sebuah gelombang pembawa frekuensi radi (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi. Modulasinya adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band). Pada televisi, sinyal baseband ini merupakan sinya video komposit. Penyiaran televise benar-benar seperti suatu system radio, tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara yang tergabung di dalamnya dipancarkan oleh modulasi frekuen (FM) pada suatu gelombang pembawa terpisah dalam saluran pemancaran yang sama seperti sinyal gambar. Pengertian sinyal gambar digunakan disini untuk mengartikan gelombang pembawa yang termodulasi. Sinyal video adalah sinyal untuk sebuah tabung gambar. Sinyal video untuk televisi bersesuaian dengan sinyal audio untuk system suara.