BAB I PENDAHULUAN

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, kuliner menjadi sebuah fenomena. Dunia kuliner terus
berkembang, kuliner bukan lagi menjadi kebutuhan primer manusia yang
harus makan, namun sudah menjadi sebuah gaya hidup yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Perkembangan dunia kuliner ini
dipengaruhi oleh manusia yang cepat jenuh dengan makanan yang hanya ituitu saja, sehingga inovasi dalam dunia kuliner terus dikembangkan demi
kepuasan bagi para penikmatnya. Berkembangnya dunia kuliner juga terlihat
dari makin banyaknya acara acara kuliner yang ditayangkan di televisi,
majalah mengenai kuliner, serta situs-situs internet yang membahas soal
kuliner.
Dampak dari Perkembangan dunia kuliner ini menjadi pengaruh dalam
perkembangan kuliner di Indonesia. Beberapa kota-kota besar di Indonesia
menjadi trend center dalam dunia kuliner. Beberapa diantaranya adalah kota
Bandung dan kota Yogyakarta. Menurut pendapat Andar Danova Goeltom
M.S.c dalam (Pikiran Rakyat, Sabtu 17 februari 2007) kota Bandung sejak
tahun 1941 sudah diposisikan sebagai sentra kuliner nusantara karena
memiliki jumlah rumah makan terbanyak di seantero kota Indonesia. Kuliner
kota Yogjakarta juga menjadi salah satu pesona dunia kuliner Indonesia.
Dari beragam kuliner yang ditawarkan, kuliner ayam goreng tepung
menjadi salah satu kuliner yang banyak ditekuni oleh pembisnis kuliner.
Bisnis ayam goreng banyak ditekuni karena bahanya yang mudah diperoleh
dan cara pengolahanya yang tergolong mudah. Beberapa tempat makan
kuliner ayam goreng tepung yang terkenal di kota Bandung diantaranya
adalah Vegas Chicken, Hisana Fried Chicken, De Chick Fried Chciken dan
masih banyak lagi. Dan untuk kota Yogjakarta diantaranya adalah Golden
Fried Chicken, Olive Fried Chicken.
2
Selain kota Bandung dan Jogjakarta yang menjadi trend center dalam
dunia kuliner, Kota Semarang juga mengalami perkembangan yang cukup
signifikan dalam dunia kuliner, begitu pula dengan kuliner ayam goreng
tepungnya. Tempat makan ayam goreng tepung yang dikenal oleh pecinta
kuliner di kota Semarang diantaranya Olive Fried Chicken, Quick Chicken,
Rocket Chicken, Joy Fried Chicken dan masih banyak lagi.
OTI Fried Chicken adalah salah satu restoran di kota Semarang yang
juga menawarkan menu ayam goreng tepung. OTI Fried Chicken yang baru
dibuka pada tanggal 29 Mei 2015 ini mempunyai menu unggulan ayam
goreng tepung. Selain menu ayam goreng tepung, OTI Fried Chicken juga
menawarkan menu ayam katsu, nasi goreng dan es krim. OTI Fried Chicken
memiliki keunggulan tempat yang tradisional dan nyaman, menjadikanya
satu-satu nya restoran ayam goreng tepung dengan konsep tempat tradisional.
Fasilitas yang cukup baik, yaitu fasilitas free wifi bagi konsumen yang ingin
mengakses internet, fasilitas mushola serta kamar mandi dan wastafel.
Keunggulan lain yang dimiliki OTI Fried Chicken yang tidak ada di restoran
ayam goreng tepung lainya yaitu tersedianya enam varian sambal dari tiga
negara, yaitu sambal terasi dan Lombok ijo yang berasal dari Indonesia,
sambal teriyaki dan Japanese curry dari Jepang serta bulgogi dari Korea yang
dapat diambil secara gratis atau free bagi konsumen OTI Fried Chicken.
Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Namun, kekurangan dari OTI
Fried Chicken adalah menu nya yang tidak memiliki banyak variasi.
Ketatnya persaingan dalam dunia kuliner, terutama di kota Semarang
membuat OTI Fried Chicken memiliki beberapa kendala. OTI fried Chicken
yang tergolong baru dalam bisnis kuliner, serta keberadaanya yang belum
banyak diketahui masyarakat Kota Semarang, dan promosi yang sudah ada
yaitu berbentuk brosur dalam penyebarannya belum meluas dan hanya
sebatas diberikan kepada konsumen yang datang sehingga restoran ini belum
banyak dikenal oleh masyarakat. Dengan permasalahan yang dimiliki OTI
Fried Chicken tersebut, maka penulis bekerja sama dengan pemilik OTI Fried
3
Chicken untuk membuat strategi kreatif dalam rangka promosi OTI Fried
Chicken kepada masyarakat Kota Semarang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pembahasan pada latar belakang permasalahan di
atas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana merancang
media promosi untuk memperkenalkan OTI Fried Chicken kepada
masyarakat kota Semarang?”
1.3 Batasan Masalah
Batasan permasalahan ini peneliti hanya sebatas membuat media
promosi OTI Fried Chicken Semarang dalam rangka mempromosikan OTI
Fried Chicken agar dapat dikenal oleh masyarakat kota Semarang.
1.3.1 Batasan Objek Perancangan
Objek perancangan ini hanya sebatas OTI Fried Chicken yang
merupakan salah satu restoran yang terletak di Jalan Timoho Raya nomor
18, Semarang.
1.3.2 Batasan Target Audiens
Dalam hal ini, target audiens yang dituju adalah remaja hingga orang
tua dari umur 15 hingga 45 tahun baik laki-laki maupun perempuan dari
pendidikan manapun dan untuk semua kalangan.
4
1.4 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan ini adalah menghasilkan desain media
promosi yang efektif untuk OTI Fried Chicken Semarang yang dapat
memperkenalkan OTI Fried Chicken kepada masyarakat kota Semarang.
1.5 Manfaat Perancangan
Hasil perancangan ini siharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi Masyarakat
a.
Bagi masyarakat perancangan media promosi ini dapat memberikan
informasi mengenai OTI Fried Chicken sebagai referensi tempat untuk
makan.
2. Bagi “OTI Fried Chicken”
a.
Strategi promosi yang akan dilakukan dapat mempopulerkan OTI
Fried Chicken sehingga dapat memperkenalkan OTI Fried Chicken
kepada masyarakat kota Semarang.
3. Bagi Perancang
a.
Peneliti dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah
diperoleh dilingkungan akademik serta mampu menambah wawasan
peneliti tentang kajian – kajian yang diperoleh di luar lingkungan
akademik untuk mendukung pembuatan perancangan ini.
b.
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk lebih menambah
pengetahuan khususnya dalam bidang pemasaran juga promosi dan
sebagai media latihan bagi penulis untuk melakukan penelitian.
4. Bagi Akademis
a.
Dapat digunakan sebagai pendukung referensi bagi fakultas dan
pihak-pihak yang membutuhkan.
5
1.6 Tinjauan Teori
1.6.1 Pemasaran
Pemasaran menurut American Marketing Association dalam Kotler
dan keller (2009) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan
serangkaian
proses
untuk
menciptakan,
mengkomunikasikan,
dan
memberikan nilai kepada pelanggan dan dan untuk mengelola hubungan
pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentinganya. Sedangkan menurut William J. Stanton (1994) pemasaran
adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar serta tujuan
perusahaan.
Dari dua pernyataan menurut Kotler & Keller dan William J.
Stanton, penulis menyimpulkan bahwa pemasaran adalah kegiatan
perencanaan, penentuan harga, promosi yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan langganan melalui proses pertukaran dan pihak pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Teori pemasaran dibutuhkan dalam perancangan ini untuk
mengatahui dasar dari apa yang disebut dengan pemasaran dan mendorong
penjualan perusahaan dengan perencanaan pemasaran dan promosi.
1.6.1.1 Konsep Pemasaran
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan
suatu perusahaan. Terdapat falsafah dalam pemasaran yang disebut
sebagai konsep pemasaran. Pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan seperti yang tercemin
dalam konsep pemasaran yang dikemukakan oleh Dharmmesta dan Irawan
(2000) Bahwa konsep pemasaran adalah suatu falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa kepuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
6
Konsep pemasaran adalah adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan, sebagaimana
yang didefinisikan oleh Basu Swastha dan Hani Handoko (2000). Konsep
pemasaran
tersebut
dapat
dicapai
dengan
usaha
mengenal
dan
merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Perusahaan dalam
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen harus menyusun
kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi yang tepat sesuai
dengan kedaan konsumen sasaranya. Jika dilihat dari apa yang melandasi
konsep pemasaran, penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari konsep
pemasaran adalah memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan konsumen.
1.6.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler (2005) bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai
tujuan pemasaranya di pasar sasaran. Ada banyak alat pemasaran,
McCarthy dalam Kotler (2005), mengklasifikasikan bauran pemasaran
menjadi empat kelompok luas yang disebut 4P yaitu produk (product),
harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Keempat bauran
tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut :
1. Produk
Adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari
produk variety (variasi produk , quality (kualitas), design (desain),
feature (fitur), brand nama (nama merk), packaging (kemasan), size
(ukuran), services (pelayanan), warranties, and returns. OTI Fried
Chicken tidak hanya menawarkan berupa produk fast food saja, namun
juga menawarkan kualitas serta pelayanan fasilitas yang baik.
7
2. Harga
Yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk
atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount,
allowance, payment period, credit terms, and retail price.
3. Tempat
Yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/ dijual terjangkau dan tersedia bagi pasaran. Tempat
meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations,
inventory, and transport.
4. Promosi
Yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi
meliputi antara lain sales promotion, adverstising, sales force, public
relation, and direct marketing.
1.6.2
Promosi
Promosi merupakan elemen yang penting dalam bauran pemasaran,
dengan kegiatan promosi perusahaan dapat mengenalkan produk atau jasa
nya kepada konsumen atau target sasaran, dengan demikian konsumen atau
target sasaran dapat mengetahui adanya produk atau jasa. Fungsi promosi
dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai tujuan komunikasi dengan
para konsumen. Pengertian promosi menurut Stanton, Etzel & Walker
(1994)
adalah
unsur
dalam
bauran
pemasaran
perusahaan
yang
didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, mengingatkan tentang
produk perusahaan. Sedangkan menurut Indriyo Gito Sumardo (1999)
promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan
oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu
membeli produk tersebut.
Berdasarkan pengertian promosi diatas, penulis menyimpulkan
bahwa promosi adalah kegiatan komunikasi dalam menghubungkan
8
produsen atau perusahaan dengan konsumen, dalam hal ini adalah OTI Fried
Chicken dengan memberikan informasi dan memperkenalkan produknya
dan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan oleh
OTI Fried Chicken.
1.6.2.1 Tujuan Promosi
Menurut Boone dan Kurtz (2002:134) tujuan promosi adalah sebagai
berikut :
1. Menyediakan Informasi
Menyediakan informasi ini merupakan tujuan strategi pemasaran yang
dilakukan oleh perusahaan hanya menyebabkan informasi yang
memberitahukan calon pembeli tentang produk atau jasa yang akan
dipasarkan.
2. Mendiferensiasikan sebuah produk
Tujuan dari promosi ini adalah mendeferensiasikan produk atau tujuan
jasa perusuhaan dengan produk atau jasa pesaing. Dengan jasa
mengaplikasikan konsep yang disebut positioning, pemasar berupaya
meraih tempat di dalam benak konsumen. Maksudnya yaitu
mengkomunikasikan perbedaan- perbedaan signifikan mengenai
atribut, harga, kualitas, atau manfaat dari produk atau jasa konsumen.
3. Menaikan penjualan
Stabilisasi penjualan adalah tujuan lain dari promosi. Perusahaan
biasanya mempromosikan kontes penjualan selama periode penurunan
penjualan, dan memotivasi tenaga penjualan dengan menawarkan
hadiah- hadiah seperti liburan, televisi, dan beasiswa kepada mereka
yang meraih target- target tertentu.
4. Menonjolkan nilai produk
Sejumlah
promosi
untuk
menonjolkan
nilai
produk
dengan
menjelaskan manfaat- manfaat kepemilikan dari produk yang kurang
dikenal kepada pembeli.
9
Dari pernyataan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa tujuan
dari promosi adalah untuk memberikan informasi, meningkatkan
penjualan, serta nilai tambah dari suatu produk, agar produk yang
dipasarkan bisa terjual dan tetap terjual atau dibeli oleh konsumen.
1.6.2.2 Bauran Promosi
Promosi merupakan kegiatan meyakinkan calon konsumen untuk
membeli atau memakai kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan
oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu
membeli
produk
tersebut.
Alat-
alat
yang
dipergunakan
untuk
mempromosikan sesuatu suatu produk dapat dipilih beberapa cara yaitu
iklan, promosi penjualan, publisitas, personal selling yang disebut bauran
promosi.
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran
promosi, adalah unsur dari bauran pemasaran perusahaan yang
didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingat tentang
produk perusahaan. Bruce J. Walker (1994) membagi lima metode
promosi meliputi penjualan tatap muka (personal selling), periklanan
(adverstising), promosi penjualan (sales promotion), publisitas (publicity),
hubungan masyarakat (public relation) :
1. Periklanan (Adverstising)
Periklanan adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi ideide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang
dibayar.
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah suatu perencanaan untuk membantu atau
melengkapi koordinasi periklanan dan penjualan pribadi.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity)
Hubungan masyarakat adalah sutau usaha (variasi) terencana oleh
suatu organisasi untuk mempengaruhi sikap atau golongan.
10
4. Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian presentasi suatu
produk kepada konsumen akhir yang dilakukan oleh tenaga penjual
perusahaan yang representatif.
5. Pemasaran langsung (Direct Marketing)
Komunikasi secara langsung yang digunakan dari mail, telepon, fax, email, atau internet untuk mendapatkan tanggapan langsung dari
konsumen.
1.6.2.3 Media Promosi
1. Definis Media
Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang artinya
tengah, perantara atau pengantar. Kata media, merupakan bentuk jamak
dari kata “medium”, yang secara etimologi berarti perantara atau
pengantar. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (dalam Dagun, 2006: 634)
media merupakan perantara/ penghubung yang terletak antara dua pihak,
atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster,
dan spanduk. Menurut Arsyad (2002: 4) media adalah semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebar ide, gagasan atau pendapat, sehingga ide, gagasan atau pendapat
yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
2. Definisi Media Promosi
Media promosi merupakan suatu media untuk mongkomunikasikan
produk atau jasa. Media promosi yang berperan sebagai media penyampai
pesan ini harus memenuhi syarat penyampaian strategi komunikasi, yaitu
tujuan (tujuan apa yang hendak dicapai, apa hanya agar produk diketahui
konsumen, atau agar konsumen menjadi yakin dan melakukan perubahan
tingkah laku), penetapan bentuk (bentuk apa yang sesuai untuk mencapai
tujuan tersebut), dan jenis apa yang cocok untuk menyalurkan informasi
kepada konsumen).
11
Menurut Howard Stephenson dalam kusumasari (2009:55) media
promosi adalah tempat pada salah satu media komunikasi, dimana suatu
perusahaan akan memperkenalkan hasil produksi barang atau jasa yang
baru, agar masyarakat mengetahui produk atau jasa tersebut. Media
promosi menurut Djajakusumah dalam Kusumasari (2009:55) adalah suatu
ruang atau waktu untuk memperkenalkan suatu barang atau jasa, dimana
ruang tersebut adalah tempat atau kolom pada media massa, surat kabar,
majalah atau waktu siaran baik itu televise ataupun radio.
Teori promosi dibutuhkan dalam perancangan Media Promosi OTI
Fried Chicken ini untuk mengetahui dasar dari apa yang disebut promosi
agar dalam perancangan nantinya penulis mengetahui apa saja yang akan
dilakukan untuk merancang media promosi yang tepat sasaran, tepat guna
dan efektif yang berlandaskan dengan teori promosi tersebut.
1.6.3 Komunikasi
Komunikasi menurut Everett Rogers dalam buku pengantar ilmu
komunikasi oleh Hafied Cangara adalah komunikasi didefinisikan sebagai
proses dimana suatau ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk merubah tingkah laku mereka. Sedangkan
menurut Arni Muhammad (2005) komunikasi didefiniskan sebagai
pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si
penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.
1.6.3.1 Strategi Komunikasi
Dalam buku manajemen pemasaran edisi ketiga belas jilid dua
dijelaskan bahwa merumuskan komunikasi untuk mencapai respon yang
diinginkan akan memerlukan penyelesaian tiga masalah : what to say
(strategi pesan), how to say (strategi kreatif) dan who to say (siapa yang
harus mengatakanya)
12
1.
What to say (Strategi pesan)
Dalam menentukan pesan, manajemen mencari daya tarik, tema atau
ide yang terkait dengan positioning merk dan membantu menemukan
titik paritas atau titik perbedaan. Beberapa strategi pesan ini mungkin
berhubungan langsung dengan kinerja produk atau kinerja jasa
(kualitas, ekonomi atau nilai merk), sementara strategi lainya mungkin
berhubungan dengan pertimbangan yang lebih ekstrinsik (merk
sebagai merk kontemporer, popular atau tradisional).
2.
How to say (Strategi Kreatif)
Efektifitas komunikasi bergantung pada bagaimana sebuah pesan
dieskpresikan, dan juga kandungan pesan itu sendiri. Jika komunikasi
tidak efektifitas, komunikasi itu bisa berarti pesan yang salah telah
digunakan, atau pesan yang benar diekspresikan dengan buruk.
Strategi kreatif adalah cara pemasar menerjemahkan pesan mereka ke
komunikasi tertentu.
3.
Who to say (siapa yang harus mengatakan)
Komunikasi dilakukan dengan menggunakan orang terkenal atau
orang tidak terkenal. Pesan dihantarkan oleh sumber yang menarik
atau terkenal seperti selebriti yang dapat menarik lebih banyak
perhatian dan ingatan.
Dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan
suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik berupa verbal
maupun non verbal oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tidak
langsung melalui media. Komunikais yang baik harus disertai dengan
adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak (pengirim dan
penerima), sehingga yang dikomunikasikan dapat dimengerti dan
dilaksanakan. Dengan teori komunikasi, diharapkan pesan yang ingin
disampaikan oleh perusahaan kepada target audiens dapat tersampaikan
dan dimengerti dengan baik.
13
1.6.4 Periklanan
Menurut Fandy Tjiptono (2005:2006) iklan adalah bentuk
komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang
keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran
seseorang untuk melakukan pembelian. Sedangkan menurut Lee dan
Johnson (2007) periklanan adalah komunikasi komersil dan non personal
tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke
suatu khalayak target melalui media bersifat misal seperti televisi, radio,
Koran, majalah, dan direct mail (pengeposan langsung), reklame luar
ruang, atau kendaraan umum.
1.6.4.1 Tujuan Periklanan
Menurut Kotler (2005:278) upaya periklanan mempunyai beberapa
tujuan antara lain : Menginformasikan adanya merk produk di pasaran,
membujuk konsumen untuk membeli produk, dan mengingatkan
konsumen terhadap produk. Bagi konsumen periklanan mempunyai
manfaat antara lain:
1.
Memperluas alternatif, artinya dengan iklan konsumen dapat
mengetahui adanya berbagai produk yang pada gilirannya akan
menimbulkan pilihan.
2.
Membantu
produsen
menumbuhkan
kepercayaan
kepada
konsumen. Iklan yang tampil secara mantap dihadapan masyarakat
dengan ukuran besar dan logo yang menarik akan menimbulkan
kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan tersebut bonafide dan
produknya bermutu.
3.
Membuat orang kenal, ingat dan percaya pada produk yang
ditawarkan.
4.
Memuaskan keinginan konsumen dalam pembelian produk.
14
1.6.4.2 Fungsi Periklanan
Fungsi periklanan menurut Lee Monle dan Carla Johnson (2007), dibagi
menjadi tiga fungsi utama periklanan :
1. Fungsi Informasi
Periklanan menjalankan fungsi informasi yaitu mengkomunikasikan
informasi produk, ciri-ciri, lokasi penjualanya.
2. Fungsi Persuasif
Periklanan menjalankan sebuah fungsi persuasif yaitu mencoba
membujuk para konsumen untuk membeli merk-merk tertentu atau
mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.
3. Fungsi Pengingat
Periklanan menjalankan sebuah fungsi pengingat yaitu terus menerus
mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka
akan tetap membeli produk yang diiklankan.
1.6.4.3 Jenis Iklan
Menurut Madjadikara (2004:17) secara umum iklan dibedakan seperti
berikut :
1. Iklan Komersial
Iklan komersial adalah iklan yang memiliki tujuan mendukung
kampanye pemasaran suatu produk atau jasa.
2. Iklan Non Komersial
Iklan non komersial adalah iklan yang menjual idea tau gagasan untuk
kepentingan masyarakat.
3.
Iklan Corporate
Iklan corporate adalah iklan yang memiliki tujuan membangun citra
(image) suatu perusahaan yang diharapkan dapat membangun citra
positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan
tersebut.
15
1.6.4.4 Kreatif Iklan
Sebagai bagian dari komunikasi maka strategi kreatif akan semakin
penting peranannya dalam upaya perusahaan membuat periklanan itu
berhasil. Kotler dan Armstrong (2004:147) merumuskan tiga langkah
strategi kreatif yang harus dikembangkan, yaitu :
1.
Pembangkitan Pesan
Menurut Sutherland dan Sylvester (2005:130) , agar pesan iklan
yang disampaikan tidak menimbulkan kekesalan atau tampak
membosankan bagi para audiens, yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi respon mereka pada iklan keseluruhan ada lima
cara yang dapat digunakan yaitu :
1.
Tidak membuat penonjolan
2.
Berbicara pelan atau mengurangi penonjolan itu
3.
Menempatkan informasi sebagai sesuatu yang telah
diketahui
4.
Mengemas informasi itu sebagai hiburan
5.
Membuat audiens merasa memiliki peran, bukan sekedar
memosisikan sebagai penonton
2.
Evaluasi dan pemilihan pesan
Pengiklan harus mengevaluasi pesan-pesan iklan yang mungkin
dapat digunakan. Daya tarik yang digunakan dalam pesan harus
memiliki tiga karakteristik. Pertama, daya tarik itu berarti, yaitu
menunjukkan manfaat yang membuat konsumen lebih menyukai
atau lebih tertarik pada produk itu. Kedua, daya tarik itu harus
khas, harus menyatakan apa yang membuat produk pengiklan lebih
baik daripada produk-produk pesaing. Ketiga, seruan dalam pesan
pengiklan harus dapat dipercaya ( Kotler dan Armstrong, 2004 :
147).
3.
Penyampaian pesan
Dalam suatu pesan tidak hanya bergantung pada apa yang
dikatakan
tetapi
juga
bergantung
pada
bagaimana
pesan
16
disampaikan. Pengiklan harus menempatkan pesan dengan cara
sedemikian rupa sehingga mampu merebut minat dan perhatian
audiens sasaran. Pengiklan harus dapat menemukan gaya, titi nada,
kata-kata, dan format yang cocok untuk menyampaikan pesan
(Kotler dan Armstrong, 2004 : 148).
1.6.4.5 Media periklanan
Berdasarkan dokumentasi Madjadikara (2004) dan Rangkuti
(2009), didalam periklanan ada dua jenis media iklan yaitu media lini atas
(above the line) dan media lini bawah (bellow the line). Iklan lini atas
(above the line) adalah iklan yang mengharuskan pembayaran komisi pada
biro iklan, misalnya tayangan iklan pada media cetak, televise, radio,
bisokop, billboard, dan sebagainya. Sedangkan iklan lini bawah (bellow
the line) adalah jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya pembayaran
komisi seperti misalnya iklan pada pameran, brosur, lembar informasi,
pamflet, dan sebagainya.
Jenis media tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu
media cetak dan media elektronik.
1.
Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang
dibuat dan disampaikan kepada khalayak sasaran melalui tulisan
dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca.
Contoh media cetak yang utama antara lain surat kabar, majalah,
tabloid, brosur, newsletter, pamflet, leaflet, flier, dan sebagainya.
2.
Media elektronik dibagi lagi menjadi dua kelompok besar yaitu
media yang hanya bisa didengar (audio), contohnya media radio
dan media yang bisa dilihat dan juga didengar (audio visual)
contohnya adalah televisi.
3.
Media Outdoor (luar ruangan) terdiri dari billboard, umbul,
signboard, sticker. Billboard adalah media iklan yang dipasang di
papan besar bergambar dan strategis, mudah dilihat di jalan raya
yang ramai dan sellaui dilewati oleh banyak orang. Media
17
billboard ini memiliki sifat mengingatkan sehingga pesan yang
jelas, singkat, mudah dipahami dan gambar yang menarik sangat
diperlukan. Signboard adalah media iklan yang berupa papanpapan kecil dengan gambar sebagai petunjuk arah suatu lokasi.
Umbul-umul adalah media yang menampilkan gambar sebagai
penunjuk arah atau lokasi. Umbul-umbul adalah media yang
menampilkan gambar dengan warna yang cocok dan menimbulkan
kesan meriah. Sticker adalah media iklan yang dipasang pada
kendaraan umum.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa periklanan
adalah segala bentuk pesan yang memberikan informasi mengenai produk,
barang, jasa, atau ide kepada target audiens melalui segala media
komunikasi baik media cetak dan media elektronik. Dengan iklan dan
media periklanan, diharapkan OTI Fried Chicken dapat memperkenalkan
produknya kepada target audiens.
1.6.5
USP
unique Selling Proposition merupakan competitive advantage
(Kotler, 2005:76), dimana produk atau jasa yang dihasilkan harus unik
atau hanya dimiliki perusahaan dan dibutuhkan oleh target audience.
Sebuah produk atau merek harus mengkomunikasikan dirinya sebagai
yang nomor satu pada manfaat yang dicari target audience.
Rosser Reeves menggambarkan strategi pesan yang disebutnya
dengan istilah “Unique Selling Proposition” atau USP ini dalam tiga
komponen, yaitu :
1. Iklan harus membuat suatu dalil kepada konsumen.
Masing-Masing iklan harus berkata kepada konsumen akan manfaat
spesifik yang diberikan produk
2. Dalil tidak dimiliki atau tidak ditawarkan kompetitor manapun.
Dalil harus unik, baik suatu keunikan merek maupun suatu klaim yang
tidak dibuat iklan lain. Suatu Dalil Penjualan Unik harus mampu
18
menjawab pertanyaan “Mengapa konsumen membeli produkmu
sebagai ganti produk pesaingmu ?”
3. Dalil harus sangat kuat sehingga mampu menggerakkan konsumen
Kunci untuk memelihara fokus USP adalah pengulangan. Reeves
menggabungkan USP dan pengulangan pesan untuk keberhasilan iklan
yang mampu menggerakkan konsumen
Dasar untuk memilih strategi USP ini adalah (Durianto, dkk, 2003) :
1.
Produk yang diiklankan adalah produk untuk kategori baru (tapi
bukan merek baru).
2.
Benefit produk yang utama belum semua terpakai atau belum
dikomunikasikan oleh kompetitor.
3.
Benefit yang ditonjolkan benar-benar unik dan substansial di mata
konsumen.
Dari teori yang dikemukakan oleh Kotler, Rosser Reeves dan Durianto
dapat disimpulkan bahwa USP (Unique Selling Proposition) adalah
sesuatu yang harus unik dan belum dimiliki oleh orang lain atau
kompetitor. Dalam perancangan ini, teori USP dapat membantu penulis
menentukan USP dari OTI Fried Chicken.
1.6.6 Teori Desain Komunikasi Visual
Menurut Lia Anggraini S dan Kirana Natalia dalam bukunya
Desain Komunikasi Visual; Dasar- dasar panduan untuk pemula
disebutkan bahwa Desain komunikasi visual merupakan seni dalam
menyampaikan informasi atau pesan dengan menggunakan bahasa
rupa/visual yang disampaikan melalui media berupa desain. Desain
komunikasi visual bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga
mengubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin
diwujudkan. Dasar Perancangan Desain Komunikasi Visual Pujiriyanto
(1998) dalam
makalahnya berjudul Kreativitas dalam Merancang
Desain Komunikasi Visual mengemukaan bahwa dalam penciptaan
19
karya desain komunikasi visual terdapat berbagai masalah yang
kompleks antara desainer dan klien, yang satu sama lain saling
berhubungan dan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk
menghasilkan desain yang menarik, efektif, dan fungsional. Untuk itu
diperlukan beberapa pedoman mendasar, yaitu:
1.
Pangsa Pasar
Pangsa pasar merupakan kelompok yang dituju dalam
menginformasikan sebuah pesan. Hal terpenting dalam hal ini
adalah mengetahui latar belakang khalayak tersebut, baik dari
segi usia, jenis kelamin, tingkat sosial, pendidikan, dan lainnya
guna mendukung penetapan sebuah bentuk desain yang sesuai
dan tepat bagi khalayak yang dituju sehingga dapat dimengerti
dan dipahami.
2.
Konsep Desain
Konsep desain adalah dasar pemikiran desainer didalam usahanya
memecahkan tuntutan desain maupun problem desain. Pengertian
konsep menurut Poerwadarminta berasal dari kata bahasa latin
yaitu Conseptus yang berarti tangkapan. Jadi konsep adalah hasil
dari tangkapan atau hasil penerjemahan manusia ketika
dihadapkan pada sebuah tuntutan. Konsep desain disebut sebagai
inti pesan yang berfungsi sebagai tema utama dalam sebuah
desain. Konsep desain merupakan jabaran lengkap mengenai isi
desain beserta gambarannya dan alasan-alasan yang kuat dalam
pemilihan sebuah bentuk desain.
3.
Pesan Desain
Pesan desain merupakan kesimpulan akhir dari pengolahan data
pangsa pasar dan konsep desain. Kesimpulan ini mencerminkan
tema utama yang menyeluruh dan mewakili desain yang
disampaikan agar dapat diterima atau merupakan titik pandang
utama sebuah desain bagi khalayak yang dituju. Setelah pangsa
pasar dan konsep desain, yang harus ditentukan dalam perancangan
20
ini adalah pesan desain. Pesan desain dalam perancangan ini
merupakan tema utama yaitu apa yang akan dibuat.
4.
Media Desain
Media desain merupakan alat atau sarana yang dapat dipakai untuk
memuat pesan sebagai bentuk akhir perancangan yang meliputi
berbagai media untuk menyampaikan suatu desain agar dapat
didengar atau dilihat oleh khalayak yang kemudian direspon.
Dalam menentukan pemilihan media desain dipengaruhi oleh
faktor-faktor pendukungnya yang berkaitan dengan sasaran yang
ingin dituju, waktu, lokasi penempatan, dan efektivitas serta
efisiensinya, karena masing-masing media memiliki karakteristik,
kelebihan dan kekurangan.
1.6.6.1 Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual
Elemen-elemen desain komunikasi visual diantaranya adalah
tipografi, teks dan warna. Elemen-elemen ini dapat berkembangan seiring
dengan perkembangan teknologi dan penggunaan media.
1.
Fotografi
Menurut Soelarko (1984) dalam buku Fotografi oleh Dr Komang
Sudarma, M.Pd. berpendapat bahwa istilah fotografi mengarah
pada teknik dan pengetahuan foto. Fotografi juga dapat diartikan
sebagai bahasa gambar, yakni hasil terakhir dari bentuk tertua dari
komunikasi
percetakan.
Berbeda
dengan
kata-kata
yang
diungkapkan atau ditulis, bahasa gambar adalah bentuk komunikasi
yang dapat dipahami oleh seluruh dunia. Fotografi juga merupakan
gambar, fotopun merupakan alat visual efektif yang dapat
menvisualkan sesuatu lebih kongkrit dan akurat, dapat mengatasi
ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat lain dapat dilihat
oleh orang jauh melalui foto setelah kejadian itu berlalu Pada
dasarnya tujuan dan hakekat fotografi adalah komunikasi.
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi antara fotografer
21
dengan penikmatnya, yaitu fotografer sebagai pengatar atau
perekam peristiwa untuk disajikan kehadapan khalayak ramai
melalui media foto.
Teori fotografi diperlukan dalam perancangan ini karena nantinya
penulis menggunakan teknik fotografi dalam perancangan ini.
Fotografi digunakan untuk mengambil gambar dan informasi
mengenai perusahaan serta mengambil foto-foto produk dan tempat
perusahaan.
2.
Tata Letak Perwajahan (Layout)
Pengertian layout menurut Surianto Rustan, S.Sn dalam bukunya
yang berjudul “layout dan penerapanya” Layout adalah tata letak
elemen- elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu
untuk mendukung konsep/ pesan yang dibawanya Me-layout
adalah salah satu proses/ tahapan kerja dalam desain. Dapat
dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya sedangkan layout
adalah pekerjanya.
Penataan layout yang baik sangat diperlukan dalam perancangan
ini. Teori tata layout dapat membantu penulis dalam membuat
layout yang benar disetiap media untuk membuat perancangan.
Semua media yang akan digunakan sebagai media promosi dalam
perancangan ini membutuhkan tata layout yang menarik dan teratur
sehingga yang melihat tidak bingung, mudah diingat dan mudah
dipahami.
3.
Tipografi
Menurut Danton dalam buku Tipografi (Tiap Font Memiliki
Nyawa dan Arti) oleh Indiria Maharsi, M.Sn. bahwa Tipografi
adalah disiplin seni yang mempelajari tentang pengetahuan
mengenai huruf. Sedangkan menurut David Jury dalam buku yang
sama, bahwa tipografi lebih dipahami sebagai disiplin ilmu yang
definisinya
terkait
dengan
perkembangan
zaman.
David
menyatakan bahwa secara tradisional, tipografi dihubungkan
22
dengan desain dan lebih khusus lagi dengan industri cetak. Tapi
Karena perkembangan teknologi yang berkembang secara global
dan memberi kemudahan dalam akses maka tipografi menjadi lebih
sering digunakan untuk merujuk kepada tatanan (pengaturan)
materi tertulis apapun dan tidak lagi terbatas hanya kepada hasil
kerja seorang tipografer.
Penggunaan tipografi sangat diperlukan dalam perancangan ini,
selain memberikan tambahan estetika pada desain, tipografi yang
baik akan memiliki tingkat keterbacaan yang baik pula, sehingga
pesan yang ingin disampaikan dalam perancangan ini dapat
tersampaikan dengan tepat.
4.
Warna
Danger (1992) menyatakan bahwa warna adalah salah satu dari dua
unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataannya
warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada akal. Warna dibagi
menjadi dua maca, warna primer ,warna sekunder dan warna
tersier.
1. Warna Primer
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari
warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna
primer adalah merah, biru, dan kuning. Warna primer menurut
teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar.
Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer.
Ini kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang
dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna primer
menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder
dengan warna primer menghasilkan warna tertier.
2. Warna sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan
proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran
23
warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan
kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
3. Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu
warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari
pencampuran warna kuning dan jingga.
Untuk perancangan ini, teori warna sangat diperlukan, karena
warna merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi
sebuah desain menjadi lebih menarik.
1.7 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis dalam perancangan ini untuk
meneliti adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif
menurut Sugiyono (2008) dalam bukunya Metode Kuantitaf Kualitatif dan
R&D adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
alamiah dimana peneliti merupakan instrument kunci. Metode penelitian
kualitatif dipilih penulis karena metode ini dapat menjabarkan data
berdasarkan fakta-fakta yang ada di perusahaan, dalam hal ini adalah restoran
OTI Fried Chicken.
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
a. Observasi
Observasi merupakan kegiatan meninjau dan mengamati secara
langsung ke lokasi untuk mengetahui kondisi, realitas perusahaan.
Penulis mengunjungi dan mengamati secara langsung restoran OTI
Fried Chicken yang berada di Jalan Timoho Raya Nomor 18,
Tembalang Semarang untuk melihat kondisi dan realitas kegiatan yang
terjadi di dalam restoran serta hal-hal yang ada di OTI Fried Chicken.
24
b. Metode Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara
langsung dengan narasumber. Narasumber dalam penelitian ini adalah
Bapak Ardi selaku pemilik restoran OTI Fried Chicken. Wawancara
dengan narasumber dilakukan untuk mengetahui latar belakang,
informasi secara akurat mengenai restoran OTI Fried Chicken dan
promosi yang sudah pernah dilakukan selama ini.
c. Metode Dokumentasi
Pengumpulan data dokumentasi diperoleh dari foto - foto yang diambil
di restoran OTI Fried Chicken, baik berupa foto tempat, fasilitas, media
promosi dan produk yang dimiliki OTI Fried Chicken.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data dengan cara mencari data dan teori pada buku-buku,
artikel, internet yang terkait dengan perancangan media promosi OTI
Fried Chicken untuk mendukung dan melengkapi data-data yang
diperoleh agar nantinya dapat dipertanggung jawabkan.
1.7.2 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan penulis untuk menganalisis data adalah
dengan menggunakan metode Strength, Weakness, Opportunity, dan
Threat (SWOT). Metode ini digunakan untuk menentukan strategi
pemecahan masalah yang akan digunakan dalam perancangan media
promosi OTI Fried Chicken.
Menurut Freddy Rangkuti
(1997) analisis
SWOT adalah
identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan.
Analisis
ini
didasarkan
pada
logika
yang
dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
25
berkaitan dengan pengambilan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
perusahaan. Dengan demikian, perencana strategis (strategic planner)
harus
menganalisis
factor-faktor
strategis
perusahaan
(kekuatan,
kelemahan, peluang, ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini
disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk analis
situasi adalah analis SWOT.
Download