BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Peneliti menemukan beberapa jurnal penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, berikut penjelasannya: Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No . 1 Judul Penentuan Segmentasi Guna Mendukung Strategi Pemasaran untuk Transaksi Bisnis di Internet pada Wilayah Malang. Universitas Brawijaya. 2012 Nama Penulis Isar Prayoga Landasan Teori Hasil Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yang mendeskripsika n segmen pengguna internet yang ada di kota Malang. Fokus penelitian ini terdapat pada data yang diperoleh dari kuisioner yang diberikan pada responden atau pengunjung warnet, serta mencatat informasi tentang pengguna warnet melalui wawancara Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa sebagian besar responden pengguna internet pada warnet tersebut adalah laki-laki yang mayoritasnya pelajar dan mahasiswa. Sehingga aktivitas yang mereka lakukan adalah mencari artikelartikel yang bertemakan pendidikan atau artikel terupdate tentang kehidupan. Namun, ada juga responden yang melakukan transaksi bisnis. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Komentar tentang Jurnal Penelitian ini hampir sama konsepnya dengan penelitian yang dibuat peneliti, yaitu meneliti dan mencari tau karakter pengguna. Perbedannya, objek yang akan saya teliti adalah pengguna sosial media Facebook yang tergabung dalam sebuah grup. 10 langsung dengan pemilik warnet. 2 SEGMENTASI KONSUMEN MAKANAN CEPAT SAJI ONLINE DI SURABAYA SECARA DEMOGRAFI S DAN PSIKOGRAFI. Universitas Kristen Petra. 2013 Devina Wiguno, Debby Yunikawa ti, Adriana Aprilia, Francisca Andreani. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif dengan analisa klaster. Objek yang diteliti adalah pelanggan online di website McDonald's, KFC, dan Pizza Hut Surabaya. Peneliti menggunakan 120 sampel dengan menggunakan penyebaran kuesioner secara online melalui internet. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8 kelompok atau cluster konsumen makanan cepat saji online (WanitaAktif dan Sibuk, Wanita Pasif, Pelajar Ekonomis, Wanita Praktis, Pengambil Resiko, Sosialita, Pria Petualang, Wanita Mandiri) Dari 8 klaster tersebut, klaster 1 dan 4 (Wanita Aktif dan Sibuk serta Wanita Praktis) merupakan klaster yang paling dominan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Penelitian ini sama-sama mencari tahu tentang bagaimana karakter konsumen di dunia online. Namun, penelitian yang ditulis akan menggunaka n sosial media Facebook untuk menyebar kuisioner. 11 3 The Effects of Social Media Marketing on Online Consumer Behavior. Terbitan: The Bucharest University of Economics Studies, Romania dan Faculty of Economic Sciences, Lucian Blaga University, Sibiu, Romania. 2013. Simona Vinerean, Iuliana Cetina, Luigi Dumitresc u, & Mihai Tichindel ean Penelitian ini dimulai dengan definisi masalah, dan mengacu pada persepsi pelanggan dan kebiasaan penggunaan media sosial. Penelitian ini mengamati aktivitas online dari 236 pengguna media sosial, melalui survei online pada mahasiswa Universitas Lucian Blaga Sibiu. Keandalan diidentifikasi oleh alpha Cronbach dengan minimum 0,70, dengan analisis data kuantitatif, menggunakan sampling nonprobabilitas. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini memiliki 4 implikasi metode baru dari konsumen media sosial, yaitu Engagers, Expressers dan Informan, Networkers, serta Watchers dan Listeners. Mereka menemukan bahwa, 4 metode yang dilakukan ini dapat memberi reaksi positif untuk iklan online. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Penelitian ini mengidentifi kasi berbagai jenis pengguna, segmentasi pengguna, dan model linier untuk mengkaji bagaimana situs jaringan sosial memiliki dampak yang berbeda terhadap persepsi responden dari iklan online yang dipublikasika n di media sosial. Jawaban atas penelitian ini dapat membantu menemukan cara untuk memaksimal kan efek dari strategi pemasaran online. 12 4 Segmenting Consumer Reactions to Social Network Advertising. Monash Universuty Australia. Colin Campbell, Carla Ferraro, dan Sean Sands. Penelitian ini meneliti data survei dari 883 konsumen, dan mengidentifika si lima kelompok respon terhadap iklan di media social, yaitu Pasif, banyak bicara, Raguragu, Aktif, dan Averse, serta kovariat seperti informasi pencarian, kenyamanan, hiburan, usia dan jenis kelamin. Penelitian ini menemukan bahwa segmen, Actives dan pembicara 38%, sangat dipengaruhi oleh iklan media sosial, mereka juga sangat mudah terpengaruh dengan WOM. Hasil dari penelitian ini juga mengungkapkan bahwa segmen di media sosial dikaitkan dengan variabel psikografi. Meskipun demikian, penting bagi perusahaan untuk menyesuaikan strategi pemasaran media sosial mereka sesuai perilaku konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Penelitian ini menawarkan pemahaman bagaimana konsumen terlibat di media sosial secara khusus, dalam melihat, merespon, dan menanggapi iklan di jaringan sosial. Penelitian ini menilai berdasarkan 3 sisi, keterlibatan merek, niat membeli, dan WOM. Oleh karena itu makalah ini memberikan pengetahuan melalui analisis segmentasi media sosial yang unik didasarkan pada perilaku iklan jaringan sosial. 13 5 Segmentasi pada Media Sosial Facebook Bagi UKM untuk Pemasaran Produk Melalui Internet. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nahdlatul Ulama. 2015. M. Rifqy Rosdhani dan Bening Kristyasri Model yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah Facebook’s 8 fundamental hooks and 6 basic user types dan Market Segmentation of Facebook Users.Sumber data yang akan diambil berasal dari data primer, yaitu observasi kepada UMKM yang menggunakan internet untuk memasarkan produk atau jasanya. Melalui penelitian ini, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil penjualan atau kekuatan merk setelah UMKM melakukan kegiatan segmentasi melalui Facebook. Respon yang didapatkan oleh masing-masing UMKM, sesuai dengan target pasar yang dituju. Jadi, semua UMKM yang diikutsertakan dalam penelitian ini mendapatkan manfaat yang besar dengan melakukan kegiatan segmentasi pasar pada media sosial Facebook. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode segmentasi di facebook yang sesuai untuk UMKM dalam memasarkan produknya melalui internet. Semua penelitian di atas terkait dengan segmentasi atau pengelompokan konsumen ke dalam kelas tertentu. Penelitian dalam jurnal mendeskripsikan bagaimana karakter konsumen di masing-masing kelompok tertentu, terutama kelompok konsumen yang menggunakan media sosial atau internet marketing. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2.2. Komunikasi Pemasaran 2.2.1. Definisi Mengutip definisi dari Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, komunikasi pada dasarnya diartikan sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses inilah yang disebut komunikasi. 7 Everett M. Rogers, melalui buku “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar” berpendapat bahwa komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada penerima atau lebih, dengan niat dan maksud untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku mereka. Sedangkan, Raymond S. Ross dalam buku yang sama juga mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator. 8 Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses transmisi sebuah informasi, gagasan, pesan, atau ide, dari sumber kepada penerima atau khalayak. Komunikasi ini berupa simbol, kata-kata, atau grafik 7 Bernard Berelson dan Gary A. Steiner,. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Rosda. 2007. Hal. 68. 8 Deddy Mulyana,. ILMU KOMUNIKASI SUATU PENGANTAR. Bandung : PT. Rosdakarya. 2007. Hal.68 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 yang sesuai dengan makna yang ingin disampaikan komunikator, dengan tujuan mengubah perilaku si penerima. Sedangkan, Paul N. Bloom & Louise N. Boone dalam buku “Strategi Pemasaran Produk” mengemukakan bahwa pemasaran adalah sebuah fungsi manajemen penting yang diperlukan guna menciptakan permintaan produk yang dijual. 9 Menurut Kotler dan Keller (2009), komunikasi pemasaran adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung, maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang di jual. 10 Menurut Kotler dan Amstrong, komunikasi pemasaran perlu diawali dengan pengembangan dari perencanaan bauran pemasaran. Ada beberapa langkah perencanaan komunikasi pemasaran, salah satunya mengidentifikasi khalayak sasaran. Seorang pemasar perlu mengidentifikasi khalayak sasaran yang mungkin adalah calon pembeli potensial, orang yang membuat keputusan membeli, atau orang yang mempengaruhi pembelian. Khalayak tersebut adalah para individu, kelompok, atau publik. Khalayak sasaran akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan pemasar tentang apa yang akan disampaikan, 9 Paul N. Bloom & Louise N. Boone,. Strategi Pemasaran Produk. Jakarta : Prestasi Pustaka. 2006. Hal. 5 10 Philip Kotler & Kevin Lane Keller,. Manajemen Pemasaran edisi 12. Jakarta : Indeks. 2009. Hal 6. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 bagaimana hal itu disampaikan, kapan itu disampaikan, di mana hal itu disampaikan, dan siapa yang akan menyampaikannya. 11 Dalam mengidentifikasi khalayak sasaran diperlukan identifikasi segmentasi pasar dan melakukan penentuan pasar sasaran atau targeting. Maka, diputuskan alat-alat komunikasi pemasaran apa saja yang akan digunakan, berdasarkan peranannya masing-masing. Mulai dari perancangan pesan yang tepat, pemilihan media, serta menelaah sifat masing-masing alat komunikasi pemasaran. 2.3 Segmentasi 2.3.1 Definisi Paul N. Bloom & Louise N. Boone mendefinisikan segmentasi pasar sebagai proses dimana Anda membagi pasar menjadi sejumlah grup konsumen yang memerlukan kebutuhan serupa. Keseluruhan grup ini untuk merespon dalam cara yang sama terhadap tampilan fisik dan fungsi dari sebuah produk. 12 Sedangkan, Renald Kasali dalam buku “Membidik Pasar Indonesia”, mendefinisikan segmentasi pasar sebagai proses mengkotak-kotakkan pasar (yang heterogen) ke dalam kelompok-kelompok konsumen potensial, yang memiliki 11 Kotler & Amstrong,. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga. 2001. Hal 115 Paul N. Bloom & Louise N. Boone,. Strategi Pemasaran Produk. Jakarta : Prestasi Pustaka. 2006. Hal. 60. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 kesamaan kebutuhan dan/atau kesamaan karakter, yang memiliki respons yang sama dalam membelanjakan uangnya. 13 2.3.2 Tujuan Segmentasi Segmentasi pasar mempunyai tujuan yang sama, yaitu melayani konsumen lebih baik dan memperbaiki posisi kompetitif perusahaan Anda. Dengan menyimpulkan pendapat para ahli, Renald Kasali membagi 5 manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut: 1.Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. 2. Meganalisis pasar. 3. Menentukan peluang. 4. Menguasai pasar yang superior dan kompetitif. 5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. 14 Dalam pemasaran media, segmentasi menjadi hal penting. Pemasaran yang baik dimulai dari penentuan target khalayak. Prinsip yang secara umum dilakukan dalam pemasaran ini juga dilakukan dalam manajemen media. Dalam media komersial, di mana media seperti hidup dari pendapatan iklan, prinsip ini menjadi kian penting agar media mendapat perhatian khalayak. Semakin banyak khalayak 13 Renald Kasali,. Membidik Pasar Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2005. Hal. 119 Ibid, hal. 120 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 yang mengkonsumsi media, maka semakin mudah pula bagi media tersebut untuk mendapatkan iklan.15 2.3.3 Dasar-Dasar Segmentasi Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda. Kotler mengklasifikasikan jenis-jenis dasar segmentasi sebagai berikut: 1. Segmentasi Geografi Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan. 2. Segmentasi Demografi Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa, dapat berkonotasi pada umur, seperti seperti anak-anak, remaja, dewasa, atau jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga, seperti kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anakanaknya sudah bekerja dan seterusnya. 15 Fajar Junaedi,. Manajemen Media Massa. Yogyakarta: 2014. Buku Litera Yogyakarta. Hal.140. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Selain bagian-bagian yang disebutkan di atas, demografi terbagi atas beberapa bagian, seperti berikut: a. Usia Usia umumnya diperhitungkan berdasarkan kematangan biologis yang dimiliki seseorang. Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), usia biologis terbagi atas beberapa golongan, yaitu16: 1. Masa Balita (0-5 tahun), 2. Masa Kanak-Kanak (5-11 tahun), 3. Masa Remaja Awal (12-16 tahun), 4. Masa Remaja Akhir (17-25 tahun), 5. Masa Dewasa Awal (26-35 tahun), 6. Masa dewasa Akhir (36- 45 tahun), 7. Masa Lansia Awal (46- 55 tahun), 8. Masa Lansia Akhir (56 - 65 tahun), 9. Masa Manula (65 ke atas). b. Status Pernikahan Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, perkawinan adalah seseorang yang berstatus kawin apabila mereka terikat dalam perkawinan saat pencacahan, baik yang tinggal bersama maupun terpisah, yang menikah secara sah maupun yang hidup bersama yang oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sah sebagai suami istri. Dalam demografi, 16 www.depkes.go.id http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 status perkawinan dapat dibedakan menjadi status belum pernah menikah, menikah, janda atau duda. c. Status Ekonomi Sosial (SES) Status ekonomi sosial (SES) merupakan pengelompokan orang-orang berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan, pendidikan, dan ekonomi. Dalam uraian Santrock (2007: 282) dibatasi 4 faktor yang menentukan status sosial ekonomi seseorang, yang juga merupakan variabel dari demografis17. 1. Tingkat Pendidikan Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensipotensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan). Jenjang pendidikan sekolah menurut PP No. 29 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000), pada dasarnya terdiri dari: a. Pendidikan prasekolah. Pendidikan prasekolah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. 17 Santrock J.W,. Alih Bahasa: Benedictine Widyasinta. Adolescene. Jakarta: Erlangga. 2007. Hal.282. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 b. Pendidikan dasar. Pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun. Diselengarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. c. Pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan yang terdiri atas: Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Keagamaan, Sekolah Menengah Kedinasan, dan Sekolah Menengah Luar Biasa. d. Pendidikan tinggi. Kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Satuan pendidikan ini dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Tingkat-tingkat pendidikan tersebut sangat berpengaruh terhadap kerja dan tentunya juga pendapatan yang diperoleh seseorang. 2. Pendapatan & Pengeluaran Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang. Menurut Sumardi dalam Yerikho (2007) mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil. Dapat dikatakan pula bahwa pendapatan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seseorang. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ekonominya tinggi juga. Pendapatan juga dapat berpengaruh pada tingkat pengeluaran dan loyalitas seseorang. Berikut pembagian konsumen menurut Nielsen Indonesia dengan menggunakan pendekatan pengeluaran belanja rumah tangga rata-rata per bulan (2013). a. SES A: > Rp.3.000.000 b. SES B : Rp 2.000.000 - Rp. 2.999.000 c. SES C1 : Rp. 1.500.000 - Rp. 1.999.000 d. SES C2 : Rp. 1.000.000 - Rp.1.499.000 e. SES D : Rp. 700.000 - Rp. 999.000 f. SES E : < Rp.700.000 3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain: 1) Barang-barang berharga 2) Jenis-jenis kendaraan pribadi. 4. Jenis Pekerjaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya. 3. Segmentasi Psikografi Konsumen memang dapat dibagi menurut demografi, tetapi seringkali ini tidaklah cukup. Perusahaan ingin tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat orang‐orang yang memiliki penghasilan, pendapatan dan pendidikan yang sama berbeda dalam merespon suatu stimuli pemasaran. Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui gaya hidup (lifestyle), nilai‐nilai kehidupan yang dianut (value), dan kepribadian (personality). 4. Segmentasi Tingkah Laku Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator (Armstrong, 1997), yaitu tingkat pemakaian atau loyalitas pembeli. 18 2.3.4 Proses Segmentasi Pasar 18 Kotler & Amstrong,. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 13Jilid 1. Jakarta : Erlangga. 2012. Hal.227 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Analisis segmentasi pasar merupakan upaya pengelompokan konsumen potensial ke dalam kelompok-kelompok pasar khusus yang memiliki kesamaan respons terhadap variabel pemasaran. Ali Hasan, SE., MM., dalam bukunya “Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan” (2014 : 340) menjelaskan bahwa langkah-langkah segmentasi produk pasar dimulai dari (1) mendefinisikan segmen pasar, (2) seleksi basis segmen, (3) bentuk segmen, (4) analisis segmen pasar. 19 a. Lakukan survei konsumen, untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, seperti usia, jenis kelamin, income, pendidikan, pendapatan, gaya hidup, dan kepribadian. Dalam survei konsumen juga dapat diidentifikasi respons terhadap pemasaran, seperti motivasi, persepsi, sikap, dan preferensi. b. Analisis kelompok segmen untuk menguji ada tidaknya perbedaan respons konsumen berdasarkan perbedaan karakteristiknya. c. Membuat profile dengan menerangkan ciri demografis, psikografis, geografis, persepsi, sikap, preferensi, dan kebutuhan dari kelompok segmen yang akan dibidik. 2.3.5 Metode Segmentasi Dalam bukunya, Ali Hasan (2014 : 341) menjelaskan bahwa ada 3 metode dalam segmentasi.20 1. Break Out Method Pasar produk yang telah didefinisikan, dipisah menjadi beberapa variabel segmentasi, seperti geografik, demografik, psikografik, dan perilaku. Pemilihan 19 20 Ali Hasan, SE., MM,. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta : CAPS. 2014. hal.340. Ibid , hal.341. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 variabel dapat berdasar kombinasi informasi yang tersedia atau data riset pemasaran, dan dianalisis dengan bantuan software statistik. 2. Aggregations Method Mengidentifikasi dan mengumpulkan para pembeli yang memiliki kesamaan respon ke dalam kelompok, yang masing-masing kelompok dijadikan sebagai segmen potensial. Kemudian, menggambarkan pembentukan segmen berdasar gaya hidup dan benefit. Membuat peta persepsi berdasarkan produk atau merk. 3. Assael Method Assael membedakan konsumen berdasarkan perilaku yang menggambarkan tipe pembelian dan proses pembelian melalui kebiasaan. 2.3.6 Segmentasi Pelanggan Online Segmentasi pasar untuk online memiliki banyak bentuk, oleh karena itu sebelum menggunakan kampanye pemasaran online, marketer atau perusahaan harus yakin siapa sebenarnya yang akan dijangkau. Segmentasi online adalah upaya mengidentifikasi respons komunitas pasar yang relevan dengan tawaran produk, khususnya (a) sikap pembeli, apakah komunitas segmen dapat menerima produk, dan (b) kesiapan pembeli, apakah konsumen siap membeli hari ini, besok, dan seterusnya. Menurut Ali Hasan (2014 : 358), perusahaan yang beralih untuk menggunakan internet sebagai media pemasarannya, perlu mempertimbangkan empat kemungkinan segmen online berikut.21 21 Ali Hasan, SE., MM,. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta : CAPS. 2014. hal.358 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 1. No Change Marketer atau perusahaan mungkin menemukan segmen online tidak menghasilkan perubahan segmen (baru) yang signifikan, komposisi relatif dan ukuran segmen online secara umum sama dengan segmen offline. 2. Market Expansion Perusahaan atau marketer mungkin menemukan karakteristik segmen online sama dengan karakteristik segmen offline, tetapi ukuran segmennya berubah. 3. Market Reclassification Segmentasi online dapat menghasilkan segmen pelanggan yang berbeda pada internet. Hal ini disebabkan oleh kemampuan internet untuk memperluas penawaran dan menciptakan permintaan pelanggan online yang lebih banyak. 4. Reclassified Expansion Perusahaan cederung akan melakukan kombinasi dari dua skenario sebelumnya, sehingga segmen akan secara bersamaan berubah dalam ukuran dan karakteristik. 2.3.7 Identifikasi Segmen Pelanggan Online Mengidentifikasi segmen pelanggan merupakan bagian penting dari setiap jenis perencanaan pemasaran, termasuk perusahaan yang menggunakan emarketing. Kejelasan segmen pasar akan sangat berguna untuk banyak hal, seperti menentukan konten apa yang digunakan, fitur apa yang dibutuhkan, di mana lalu lintas pengunjung, target pasar mana yang akan dibidik, dan mana yang diabaikan? http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Menurut Ali Hasan (2014 : 361), setidaknya ada dua pendekatan yang digunakan dalam mendeteksi segmen pelanggan online, yaitu discovery dan interative. 22 1. Proses Discovery Pelanggan Online Dalam proses ini, marketer mendefinisikan dan membuat profil konsumen atau pasar dengan menggunakan 5 pertanyaan dasar, (Siapakah pengunjung kita?, Apakah mereka tertarik? Di mana mereka? Mengapa mereka datang ke situs kita? Bagaimana mereka menggunakan situs kita? Kelima pertanyaan ini diharapkan mampu mengalokasikan penggunaan sumber daya yang terbatas, menjadi sangat efektif dalam mengakuisisi lalu lintas online para pengunjung, sehingga bisa merancang situs yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, yang secara khusus juga dapat mengarahkan target pelanggan untuk melakukan kegiatan pemasaram. 2. Proses Iterative Pelanggan Dalam proses ini, marketer harus melakukan dua hal penting, yaitu mengidentifikasi, dan memberi nama segmen secara khusus. Setelah marketer merekam semua informasi dari 5 perrtanyaan di atas, marketer akan melihat beberapa kelompok yang jelas, atau mungkin beberapa yang lain tidak jelas. Dengan mengidentifikasi segmen pelanggan yang spesifik, kita dapat merancang konten promosi yang ditargetkan untuk kebutuhan 22 Ali Hasan, SE., MM,. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta : CAPS. 2014. hal.361 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 khusus segmen, menentukan segmen yang paling menentukan, dan terus memperbaiki dan meningkatkan spesifikasi konten dari segmen kita. 2.4 Targeting 2.4.1 Definisi Targeting diartikan sebagai proses evaluasi daya tarik segmen dan fokus tawaran yang paling cocok untuk sekelompok orang, wilayah, atau negara yang memiliki respon yang paling signifikan. Dalam hal ini, marketer harus memilih dan menentukan satu atau lebih segmen pasar sasaran untuk dilayani. Kemampuan menspesifikasi target pasar akan memberikan manfaat yang paling kuat pada kegiatan pemasaran, ragam jaringan saluran pemasaran, dan merasakan efek langsung dari pesan iklan. 23 2.4.2 Target Pasar Online Fokus utama kegiatan target pasar online adalah memilih dan menetapkan segmen atraktif yang sesuai atau sejalan dengan sumber daya yang dimiliki, tujuan dan produk perusahaan. Karena dalam media sosial mereka cenderung berinteraksi satu sama lain, membentuk komunitas, marketer harus memilih komunitas yang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki, tujuan, dan produk perusahaan. Targeting online dibagi menjadi 4 kelompok: 1. Blanket targeting, yaitu perusahaan mungkin menemukan segmen online tidak menghasilkan sesuatu yang baru, karakteristik umum dari target 23 Ali Hasan, SE., MM,. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta : CAPS. 2014. hal.367. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 segmennya tetap sama dengan target segmen offline, tetapi target segmen tersebut bertambah besar karena meningkatnya jangkauan geografis. 2. Beachhead targeting, sebagian basis pelanggan yang menggunakan internet untuk melakukan pembelian menunjukkan preferensi pembelian yang sama dengan pelanggan offline. Penawaran diarahkan pada segmen yang lebih kecil. 3. Bleed over targeting, perusahaan menetapkan target segmen online dengan dua cara, yaitu sebagian dari segmen offline, dan sebagian dari segmen pelanggan baru. 4. New opportunity targeting, perusahaan menetapkan target segmen yang seluruhnya berbeda, baik kebutuhan maupun preferensi dari segmen offline. 2.5 Media Sosial 2.5.1 Definisi Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang memungkinkan penciptaan serta pertukaran konten antar user.24 Menurut Mike Gotta dalam artikelnya “Reference Architecture for Social Network Sites” sebuah situs jejaring sosial adalah sebuah situs web yang: 24 Andreas M. Kaplan & Michael Haenlein,. Journal of Systems and Information Technology Vol.14. Emerald Group Publishing Limited. 2012. Hal. 101-104. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 1. Berperan sebagai fasilitas bagi individu untuk menjalin hubungan dengan individu lainnya sehingga memungkinkan mereka untuk bersama-sama membangun atau memperluas jejaring sosial mereka. 2. Merupakan sebuah fasilitas bagi orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain, berbagi informasi dalam situs, berpartisipasi dalam kegiatan situs yang berbeda, dan membangun komunitas secara informal dan sukarela. 3. Mengandung komponen spesifik yang memungkinkan orang untuk mendefinisikan profil secara online, daftar hubungan antar individu, pemberitahuan tentang suatu kegiatan (notification), berpartisipasi dalam kegiatan suatu kelompok masyarakat (group). Sosial media juga terintegrasi dengan platform infrastruktur yang terkait untuk melengkapi sistem end-to-end (misalnya direktori, keamanan, dan aplikasi integrasi). 25 2.5.2 Jenis Media Sosial 1. Facebook Jejaring sosial Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg. Dalam jejaring social Facebook, pengguna dapat membuat profil pribadi, membuat dan bertukar pesan, menambahkan pengguna lain sebagai teman, juga bisa mendapatkan informasi dari sesame pengguna di facebook. Di dalam Facebook kita dapat juga saling berinteraksi dan mendirikian berbagai komunitas. Di dalam Facebook pengguna juga bisa saling membagikan berbagai tautan dari situs lain. 25 Mike Gotta,. (2008, Juli). Reference Architecture for Social Network Sites. Colaborative Thinking. http://mikeg.typepad.com/perceptions/2008/07/reference-archi.html. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Dalam facebook Mother & Baby sendiri banyak activity yang dilakukan seperti interaksi dengan para likers di fanpage, salah satunya dengan memberi tautan yang terhubung langsung ke website Mother & Baby. Selain itu, Mother&Baby juga mengadakan beberapa activity kuis yang tersambung dengan tautan website Mother & Baby. http://digilib.mercubuana.ac.id/