1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan zaman, suatu sistem informasi terus menerus menjadi sorotan dan kajian publik dunia. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, sistem informasi terus dikembangkan guna memenuhi kebutuhan sebuah kemudahan dan efektivitas dalam kehidupan (Fachrurrozi, 2005). Penetrasi Teknologi Informasi (TI) dalam berbagai disiplin ilmu telah melipatgandakan perkembangan ilmu bersangkutan. Berbagai kajian baru bermunculan, sejalan dengan perkembangan TI itu sendiri dan disiplin ilmu yang didukungnya. Aplikasi TI dalam bidang biologi molekul telah melahirkan bidang Bioinformatika (Aprijani dan Elfaizi, 2004). Bioinformatics atau bioinformatika adalah ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis sebagai bentuk kebutuhan terhadap kemampuan komputer untuk mengorganisir, menganalisis dan menyimpan informasi (Elrod dan Stansfield, 2007). Dengan adanya bioinformatika, banyak jenis penelitian yang telah terbantu, antara lain analisis ekspresi gen, prediksi struktur protein, dan pensejajaran sekuen. 2 Selain penelitian-penelitian tersebut, masih banyak pula penelitian lain yang berkaitan seperti pada bidang biokimia molekuler yang banyak tertuju pada analisis protein dan DNA sebagai komponen utama kromosom. Hal ini karena DNA sebagai bank data menyediakan informasi lengkap mengenai ciri-ciri makhluk hidup pemilik DNA tersebut. Suatu rantai DNA tersusun dari fosfat, gula ribosa, dan 4 jenis basa nitrogen (nukleotida) yaitu Adenin (A), Guanin (G), Sitosin (S), dan Timin (T). Meskipun urutan basa nitrogen tersusun secara bervariasi, jumlah setiap basa nitrogen dalam DNA tidak sama. Dalam DNA, keempat huruf dari basa nitrogen tersebut selalu berpasangan, yaitu Adenin (A) dengan Timin (T) dan Guanin (G) dengan Sitosin (S). Akibatnya, suatu molekul DNA adalah sepasang sekuens atau rantai basa nitrogen yang saling berpasangan dan berukuran sangat panjang. DNA sel tubuh manusia mengandung kirakira 3.000 juta basa nitrogen (Brookers, 1999). Rantai DNA kemungkinan memiliki urutan basa nitrogen yang berulang namun dengan urutan terbalik yang disebut palindrome. Keberadaan pola palindrom pada rantai DNA telah banyak dimanfaatkan oleh para peneliti antara lain pada bidang DNA rekombinan dan kloning gen. DNA dapat dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dengan menggunakan enzim retriksi tipe II pada segmen tertentu. Seperti contoh pada EcoR I mengenali dan memotong DNA setiap kali ada urutan basa nitrogen GAATTC dalam sekuen DNA (Brookers, 1999). Tetapi rantai DNA yang panjang menjadi suatu kendala untuk mengetahui letak dan jumlah 3 palindrome-nya dalam DNA. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu aplikasi untuk menentukan posisi atau letak segmen palindrome dalam satu molekul DNA. Dengan demikian, aplikasi ini diharapkan dapat membantu untuk menentukan banyak, urutan, dan posisi palindrom pada suatu segmen DNA. 1.2 RUMUSAN MASALAH Pada kajian yang dilakukan, dibuat suatu aplikasi yang digunakan sebagai pencari urutan palindrome dalam suatu molekul DNA. 1.3 BATASAN MASALAH Batasan masalah yang diberikan pada penelitian ini adalah: 1. Rantai (molekul) DNA hanya digunakan sebagai masukan dan tidak menghasilkan informasi apapun mengenai DNA tersebut kecuali informasi mengenai segmen rantai yang palindrome. 2. Palindrom pada rantai (molekul) DNA yang dicari adalah palindrom dengan 6 basa nitrogen dan tidak terputus (terinterupsi). 3. Pengembangan aplikasi menggunakan bahasa pemrograman C++, yaitu versi Borland C++ Builder 6 Enterprise. 4. Pengujian aplikasi dilakukan dengan menggunakan metode BlackBox Testing. 4 1.4 TUJUAN Tujuan dari kajian ini adalah: 1. Menemukan segmen palindrome pada rantai DNA. 2. Menentukan banyaknya segmen palindrome yang terdapat pada rantai DNA. 3. Menentukan letak segmen palindrome yang ditemukan pada rantai DNA. 1.5 MANFAAT Secara umum, manfaat dari penelitian ini adalah 1. Dapat mempelajari algoritma pencari palindrome DNA pada molekul DNA yang di kembangkan. 2. Algoritma dan software yang dikembangkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran.