ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT An. A UMUR 3 TAHUN DENGAN FEBRIS DI BPM AL-FIRDAUS KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan DisusunOleh : ATIKA DYAH PUSPITA DEWI NIM : B12 061 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT An. A UMUR 3 TAHUN DENGAN FEBRIS DI BPM AL-FIRDAUS KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI Diajukan Oleh : ATIKA DYAH PUSPITA DEWI NIM : B12 061 Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal…………….. Pembimbing Yunia Renny Andhikatias, S.ST NIK 201188092 ii HALAMAN PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT An. A UMUR 3 TAHUN DENGAN FEBRIS DI BPM AL-FIRDAUS KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : ATIKA DYAH PUSPITA DEWI NIM : B12 061 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal………. PENGUJI I PENGUJI II Arista Apriani,S.ST., M.Kes Yunia Renny Andhikatias ,S.ST NIK 201188069 NIK 201188092 Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034 iii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul: “Asuhan Kebidanan Balita Sakit An.A Umur 3 Tahun Dengan Febris Di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali ” untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakata. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Yunia Renny Andhikatias, SST, selaku pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan pada penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Pemilik BPM Al-Firdaus Kismoyoso Boyolali yang telah bersedia memberikan kesempatan dan ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal. 5. Seluruh dosen dan staff DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Perpustakaan prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah menyediakan literatur yang penulis perlukan. Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, maka pada kesempatan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap iv semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada khususnya. Surakarta, Penulis v Prodi D III Kebidanan STIKes Kususma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015 ATIKA DYAH PUSPITA DEWI B12 061 ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT An. A UMUR 3 TAHUN DENGAN FEBRIS DI BPM AL-FIRDAUS KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI xi + 55 halaman + 13 lampiran INTISARI Latar Belakang : Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Jumlah kematian anak di bawah usia lima tahun di Indonesia telah berkurang dari 385.000 pada tahun 1990 menjadi 152.000 pada tahun 2012. Namun, masih ada lebih dari 400 anak-anak meninggal setiap hari di Indonesia. Penyebabnya adalah anak-anak dari keluarga miskin dan banyak dari mereka yang terkena penyakit yang mudah dicegah dan diobati seperti pneumonia, diare, demam tinggi atau febris (UNICEF, 2013). dan hasil studi pendahuluan didapatkan jumlah balita sakit yang berkunjung 1.187 balita, sakit diare 327 (27,55%), ISPA 389 (32,77%) dan febris 471 (39,68%). Tujuan : Memperoleh pengalaman nyata dengan melaksanakan asuhan kebidanan pada balita An.A umur 3 tahun sakit febris secara langsung melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney meliputi pengkajian, interpretasi data, doiagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sehingga dapat memberikan alternatif pemecahan masalah. Metode Penelitian : Metode yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus dilakukan di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali pada balita An.A umur 3 tahun dengan Febris. Pengumpulan data dilakukan melalui pemeriksaan fisik, observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian : Asuhan kebidanan pada An.A umur 3 tahun di BPM AlFirdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali dengan febris yaitu diberikan obat penurun panas Paracetamol syrup 120mg/5ml 3 x 1 sendok takar, dan antibiotika Amoxillin 500mg 2,5 tablet, dexametason 0,5mg 3 tablet, CTM 0,4mg 3 tablet, dibikin puyer menjadi VIII bungkus, diberikan 3 x 1. Setelah diberi asuhan selama 3 hari dan dievaluasi, maka diperoleh hasil keadaan umum An.A baik, panas turun dari 38 0C menjadi 36 6 0C, dan tidak terjadi kejang pada anak. Kesimpulan : Hasil Asuhan Kebidanan yang diberikan pada An. A umur 3 tahun dengan febris yaitu antara teori dan prektek tidak ada kesenjangan. Kata Kunci : Asuhan kebidanan, balita, febris. Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2005 s/d 2014). vi MOTTO Ø Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian kepada orang yang ketakutan Ø Kecerdasan bukanlah tolak ukur kesuksesan, tetapi dengan menjadi cerdas kita bisa menggapai kesuksesan PERSEMBAHAN Karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan kepada : 1. Allah swt, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. 2. Bapak dan ibuku tercinta yang memberikan kasih sayang dengan tulus, yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta doa yang selalu mengalir padaku. 3. Adikku (Ulfa, Rizal, Iva dan Sela) tersayang yang telah memberikan semangat untuk terus maju dan kuat dalam menghadapi semuanya, sukses ya adik-adikku gapai cita-cita kalian. 4. Sahabat-sahabatku (Ririn, Endah, Yekti, Sundari, Diyas) terimakasih atas dukungan dan semangatnya serta teman-teman seperjuangan. 5. Untuk seseorang yang aku sayangi (Tesar Kuncoro) terimakasih atas dukungan, motivasi dan doanya. 6. Almamater STIKes kusuma husada tercinta. vii CURICULUM VITAE Nama : Atika Dyah Puspita Dewi Tempat/ Tanggal lahir : Sragen, 11 Januari 1994 Agama : Islam Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Karanganom, Rt.08, Sukodono, Sragen Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri 1 Karanganom Lulus Tahun 2006 2. SMP Negeri 1 Sukodono Lulus Tahun 2009 3. SMA Negeri 1 Sukodono Lulus Tahun 2012 4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan Tahun 2012 viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv INTISARI ....................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii CURICULUM VITAE ................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ..................................................... 1 B. Perumusan masalah ........................................................... 2 C. Tujuan studi kasus ............................................................. 2 D. Manfaat Studi kasus .......................................................... 4 E. Keaslian studi kasus .......................................................... 5 TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ....................................................................... 6 1. Balita .......................................................................... 6 2. Febris .......................................................................... 7 B. Teori Menejemen Kebidanan ............................................ 13 C. Landasan Hukum ............................................................... 26 ix BAB III BAB IV BAB V METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ............................................................... 28 B. Lokasi Studi Kasus ............................................................ 28 C. Subyek Studi Kasus ........................................................... 28 D. Waktu Studi Kasus ............................................................ 28 E. Instrument Studi Kasus ..................................................... 29 F. Tehnik Pengumpulan Data ................................................ 29 G. Alat – Alat Yang Dibutuhkan ............................................ 32 H. Jadwal studi kasus ............................................................. 33 TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus .................................................................. 34 B. Pembahasan ....................................................................... 48 PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................... 53 B. Saran .................................................................................. 55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB) Lampiran 9. Lembar Observasi Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. Leaflet Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus (foto, fotocopy buku KIA responden) Lampiran 13. Lembar Konsultasi xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Jumlah kematian anak di bawah usia lima tahun di Indonesia telah berkurang dari 385.000 pada tahun 1990 menjadi 152.000 pada tahun 2012. Namun, masih ada lebih dari 400 anak-anak meninggal setiap hari di Indonesia. Penyebabnya adalah anakanak dari keluarga miskin dan banyak dari mereka yang terkena penyakit yang mudah dicegah dan diobati seperti pneumonia, diare, dan demam tinggi atau febris (Unicef, 2013). Demam atau febris adalah salah satu penyakit yang dapat diderita bayi maupun balita yang paling sering dikeluhkan oleh orang tua mulai di ruang praktek bidan, dokter sampai ke Unit Gawat Darurat (UGD) anak, meliputi 10-30% dari jumlah kunjungan. Demam membuat orang tua atau pengasuh menjadi risau. Sebagian besar anak-anak mengalami demam sebagai respon terhadap infeksi virus yang bersifat self limited dan berlangsung tidak lebih dari 3 hari atau infeksi bakteri yang tidak memerlukan perawatan di rumah sakit (Kania, 2007). Sebagian kecil demam tersebut merupakan tanda infeksi yang serius dan mengancam jiwa seperti pneumonia, meningitis, artritis septik dan sepsis bahkan bisa terjadi kejang. Untuk itu sebagai pemberi pelayanan kesehatan 1 2 terutama bidan harus mampu memberikan asuhan kebidanan atau penatalaksanaan pada bayi maupun balita yang sakit secara benar serta diharapkan mampu melakukan pendekatan terhadap pasien dan memberikan pemenuhan kebutuhan pada masalah yang dihadapi (Susilowati, 2012). Studi pendahuluan yang dilakukan penulis di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali pada tanggal 8 November 2014 didapatkan data bahwa dari bulan Januari 2014 Sampai Oktober 2014 jumlah balita sakit yang berkunjung sebanyak 1.187 balita, diantaranya adalah balita sakit diare sebanyak 327 (27,55%), ISPA sebanyak 389 (32,77%) , dan febris sebanyak 471 (39,68%), dimana setiap bulan terjadi kasus balita dengan febris. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Balita Sakit Febris pada Anak X Umur X di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali” dengan pendekatan manajemen Kebidanan Varney yang diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan yang baik dan benar. B. Perumusan Masalah “ Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan Balita Sakit Febris pada Anak A Umur 3 Tahun di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali ? ” C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Penulis memperoleh pengalaman nyata dengan melaksanakan asuhan kebidanan pada balita sakit febris secara langsung melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney. 3 2. Tujuan Khusus a. Pelaksanaan studi kasus ini diharapkan penulis mampu : 1) Mengetahui pengkajian data secara lengkap pada balita sakit febris Anak A Umur 3 Tahun di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali 2) Mengetahui interpretasi data pada balita sakit febris Anak A Umur 3 Tahun di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali 3) Mengetahui diagnosa potensial pada balita sakit febris Anak A Umur 3 Tahun di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali 4) Mengetahui identifikasi masalah yang memerlukan penanganan segera dan melakukan tindakan antisipasi pada balita sakit febris Anak A Umur 3 Tahun di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali 5) Melakukan perencanaan asuhan kebidanan secara komprehensif dan berkesinambungan pada balita sakit febris Anak A Umur 3 Tahun di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali 6) Melakukan pelaksanaan dari rencana asuhan kebidanan secara efektif dan efisien pada balita sakit febris Anak A Umur 3 Tahun di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali 7) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada balita sakit febris Anak A Umur 3 Tahun di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali 4 b. Penulis mampu untuk menganalisa adanya kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang ditemui di klinik terkait adanya faktor pendukung serta adanya faktor penghambat asuhan kebidanan pada balita sakit febris di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali. D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Peneliti Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan secara langsung kepada balita sakit febris melalui pendekatan manajemen kebidanan Varney 2. Bagi Profesi Menambah referensi dan wawasan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada balita sakit febris 3. Bagi Institusi a. Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian pelayanan kebidanan khususnya pada balita sakit febris. b. Pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam penerapan asuhan kebidanan khususnya pada balita sakit febris 5 E. Keaslian Studi Kasus Studi kasus dengan judul asuhan kebidanan pada balita sakit dengan febris pernah dilakukan oleh : 1. Siti Dwi N (2010), dengan judul“Asuhan Kebidanan Pada Balita F dengan febris Di BPS Asmiyati Surakarta” dengan menggunakan manajemen Asuhan kebidanan menurut Varney. Hasilnya Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 3 hari pada balita F, umur 2 tahun dengan febris Keadaan umum baik, mata tidak cekung, bibir dan lidah tidak kering, tidak rewel, Tanda vital : Nadi140 x/menit, Suhu 360 C, Respirasi 32 x/menit dengan terapi puyer 9 bungkus yang terdiri (Amoxiline 1 x 500 mg, CTM 3 x 1 /hari, Dexametazon 1 x 0,5 mg, Paracetamol 3 x 1 /hari. 2. Tri Susilowati (2012), dengan judul ”Asuhan Kebidanan Balita Sakit An. A dengan Febris di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen. Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney. Hasilnya setelah diberikan asuhan selama 4 hari dengan terapi amoxillin 250mg 2 butir, paracetamol 500mg 2 butir dan dexametason 0,5mg 2 butir yang dibuat puyer sebanyak 10 (sepuluh) bungkus diberikan 3x1, didapatkan keadaan umum An. A baik, turgor kulit kembali cepat, mata tidak cekung, bibir dan lidah tidak kering, balita tidak rewel, Tanda vital : Nadi110 x/menit, Suhu 367 0 C, Respirasi 36 x/menit, berat badan 11,5kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Balita a. Pengertian 1) Balita adalah bayi dan anak yang berusia lima tahun kebawah (Marimbi, 2010). 2) Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun (Proverawati dan Asfuah, 2009). 3) Bawah lima tahun atau sering disingkat sebagai balita merupakan salah satu periode usia setelah bayi dan sebelum anak pada tahap awal (Wirakusumah, 2012). Pengertian balita dari beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa balita adalah anak usia prasekolah yaitu antara usia 1 sampai 5 tahun. b. Tahapan Tumbuh Kembang Balita Menurut Ridha (2014) mengelompokkan tahapan tumbuh kembang balita umur 3 tahun sebagai berikut : 1) Motorik Kasar Anak sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda rota tiga. 2) Motorik Halus Anak bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya sendiri, menggosok gigi. 6 7 3) Sosial Emosional Anak sudah mulai bermain bersama dalam kelompok dan saling bicara satu sama lain saat bermain. 4) Pertumbuhan Fisik Berat badan bertambah 1,5 sampai 2,5 kg/tahun, tinggi badan meningkat 5,5 – 6,5 cm/tahun. c. Gangguan Kesehatan Pada Balita Masalah gangguan kesehatan yang sering dialami balita adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), penyakit pencernaan, alergi, infeksi virus, dan bakteri (Wirakusumah, 2012). Gangguan kesehatan pada balita yang sering membuat orang tua segera membawa anaknya berobat adalah demam dan diare (Dokter sehat.com). 2. Febris a. Pengertian Demam (febris) adalah meningktanya suhu tubuh (sekitar 380 C) dalam merespon infeksi, luka, atau peradangan (Aden R, 2010). Demam adalah salah satu keluhan yang paling sering dikemukakan, yang terdapat pada pelbagai penyakit baik infeksi maupun non infeksi (Matondang, dkk, 2009). Protokol Kaiser Permanente Appointment and Advice Call Center definisi demam untuk semua umur, demam didefinisikan temperatur rektal diatas 38 0C, aksilar diatas 37,5 0C dan diatas 38,2 0 C dengan pengukuran membran timpani, sedangkan demam tinggi bila suhu tubuh diatas 39,5 0C dan hiperpireksia bila suhu > 41,10C 8 (Kania, 2007). Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh interleukin-1 (Sodikin, 2012). b. Etiologi Penyebab demam (febris) yang paling sering adalah adanya produksi pirogen endogen dan pirogen eksogen. Pirogen endogen berasal dari dalam tubuh yang mempunyai kemampuan merangsang demam dengan mempengaruhi kerja pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Pirogen endogen secara langsung mengubah titik ambang suhu hipotalamus menghasilkan pembentukan panas dan konservasi demam merupakan salah satu manifestasi respon yang di hasilkan oleh mekanisme pertengahan hospes yang ditengahi situkin demam juga sering di sebabkan karena terjadinya suatu infeksi (Sodikin, 2012). Penyebab yang sering terjadi yaitu karena infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, sinusitis, bronchiolitis, pneumonia, pharyngitis, abses gigi, ginngivostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kemih, pyelonephritis, meningitis, bacteremia, reaksi imun, neoplasma, osteomyelitis (Suriadi dan Yuliani, 2010). c. Patofisiologi Demam sering kali dikaitkan dengan adanya gangguan pada “set point” hipotalamus oleh karena infeksi, alergi,endotoxin, atau tumor (Suriadi dan Yuliani, 2010). Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang 9 mengatur keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas. Produksi panas tergantung pada aktivitas metabolik dan aktivitas fisik. Kehilangan panas terjadi melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi. Dalam keadaan normal termostat di hipotalamus selalu diatur pada set point sekitar 37 0C, setelah informasi tentang suhu diolah di hipotalamus selanjutnya ditentukan pembentukan dan pengeluaran panas sesuai dengan perubahan set point. Hipotalamus posterior bertugas meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas. Bila hipotalamus posterior menerima informasi suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh maka pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot rangka dalam bentuk menggigil dan pengeluaran panas dikurangi dengan vasokontriksi kulit dan pengur angan produksi keringat sehing ga suhu tubuh tetap dipertahankan tetap. Hipotalamus anterior mengatur suhu tubuh dengan cara mengeluarkan panas. Bila hipotalamus anterior menerima informasi suhu luar lebih tinggi dari suhu tubuh maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan vasodilatasi kulit dan menambah produksi keringat. Umumnya peninggian suhu tubuh terjadi akibat peningkatan set point. Infeksi bakteri menimbulkan demam karena endotoksin bakteri merangsang sel PMN untuk membuat pirogen endogen yaitu interleukin-1, interleukin 6 atau tumor nekrosis faktor. 10 Pirogen endogen bekerja di hipotalamus dengan bantuan enzim siklooksigenase membentuk protaglandin selanjutnya prostaglandin meningkatkan pelepasan set point hipotalamus (Sodikin, 2012). Selain itu pirogen endogen diikuti oleh pelepasan cryogens (antipiretik endogen) yang ikut memodulasi peningkatan suhu tubuh dan mencegah peningkatan suhu tubuh pada tingkat yang mengancam jiwa (Kania, 2007). Ada tiga fase yang terjadi selama demam berlangsung, antara lain sebagai berikut : 1) Fase I (awitan dingin atau menggigil) a) Peningkatan denyut jantung b) Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan c) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot d) Kulit pucat dan dingin akibat vasokonstriksi e) Merasakan sensasi dingin f) Dasar kuku mengalami sianosis g) Rambut kulit berdiri h) Pengeluaran keringat berlebihan i) Peningkatan suhu tubuh 2) Fase II (proses demam) a) Proses menggigil hilang b) Kulit terasa hangat (panas) c) Merasa tidak panas (dingin) d) Peningkatan nadi dan laju pernapasan e) Peningkatan rasa haus 11 f) Dehidrasi ringan sampai berat g) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf h) Lesi mulut herpetic i) Kehilangan nafsu makan j) Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein 3) Fase III (pemulihan) a) Kulit tampak merah dan hangat b) Berkeringat c) Menggigil ringan d) Kemungkinan mengalami dehidrasi (Sodikin, 2012) d. Manifestasi Klinis Suriadi dan Yuliani (2010), mengemukakan dalam bukunya bahwa gambaran demam adalah sebagai berikut : 1) Demam 2) Temperatur 38,9 celcius sampai 40,6 celcius 3) Menggigil 4) Berkeringat 5) Gelisah atau lethargy 6) Tidak ada nafsu makan 7) Nadi dan pernapasan cepat 8) Petechiae 12 e. Penatalaksanaan Penatalaksanaan febris menurut Sodikin (2012) adalah sebagai berikut: 1) Pemberian antipiretik 2) Melakukan kompres hangat 3) Memakai pakaian yang tipis agar panas dapat keluar dengan cepat 4) Memberikan anak banyak minum untuk mencegah dehidrasi Sedangkan penatalaksanaan demam menurut Suriadi dan Yuliani (2010) adalah sebagai berikut : 1) Monitor temperatur secara ketat 2) Beri antibiotik dan antipiretik sesuai program 3) Kompres dengan air hangat 4) Memberikan cairan oral (minum) yang adekuat 5) Kompres dengan air hangat 6) Ajarkan pada orangtua cara mengukur suhu tubuh anak f. Komplikasi Sodikin (2012), komplikasi atau penyulit pada kasus febris adalah sebagai berikut : 1) Demam sangat tinggi atau lebih dari 41 0C 2) Terjadi kejang 3) Demam berlanjut lebih dari 3 hari 4) Tubuh sangat lemas 5) Tidak mau makan atau minum 13 6) Kehilangan kesadaran 7) Muntah-muntah B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Menajemen kebidanan adalah metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkahlangkah dlam manajemen kebidanan merupakan alur pikir bidan dlam memecahkan masalah atau pengambilan keputusan klinis (Jannah, 2011). 2. Proses Asuhan Kebidanan Adapun tujuh langkah proses menajemen menurut Varney (2007), yaitu : a. Langkah I : Pengkajian Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data dasar, data subyektif, dan obyektif semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara lengkap pengkajian balita dengan febris antara lain: 1) Anamnesa (Data Subyektif) Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada pasien atau keluarga pasien (Matondang, dkk, 2009). a) Identitas Adalah data bagian yang diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud sehingga tidak 14 sampai terjadi kekeliruan dengan anak yang lain (Matondang, dkk, 2009). Identitas tersebut meliputi : (1) Nama Bayi atau Balita Diperlukan untuk memastikan identitas pasien yang diperiksa. Nama harus jelas, lengkap (nama depan, nama tengah (bila ada), nama keluarga, dan nama panggilan akrabnya (Matondang, dkk, 2009). (2) Umur Umur balita / anak disesuaikan dengan tanggal lahir, bisa dilihat pada KMS atau kartu pemeriksaan lainnya , dikaji untuk menentukan periode anak yang dihubungkan dengan morbiditas dan pemeriksaan klinis (Matondang, dkk, 2009). (3) Jenis kelamin Identitas seks (sex-linked) pasien yang diperlukan juga untuk penilaian data pemeriksaan klinis (Matondang, dkk, 2009). (4) Anak ke Dikaji untuk mengetahui berapa jumlah keluarga (5) Nama Orangtua Nama orangtua ditulis dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain (Matondang, dkk, 2009). 15 (6) Umur Orangtua Umur orangtua dikaji untuk menentukan cara pendekatan dalam menjelaskan informasi kesehatan (Matondang, dkk, 2009). (7) Agama Kepercayaan seseorang (secara rohani) yang juga menunjang perilaku kehidupan sehari-hari (Matondang, dkk, 2009). (8) Pendidikan Orang tua Pendidikan orangtua dikaji untuk menentukan cara pendekatan dalam menjelaskan informasi kesehatan, penjelasan tentang penentuan penatalaksanaan selanjutnya (Matondang, dkk, 2009). (9) Pekerjaan Orang tua Pekerjaan orang tua dikaji untuk menentukan cara pendekatan dalam penentuan perawatan anak / balita dan jenis pemeriksaan penunjang yang diperlukan yang berhubungan dengan pembiayaan Umur orangtua dikaji untuk menentukan cara pendekatan dalam menjelaskan informasi kesehatan (Matondang, dkk, 2009). (10) Alamat Menunjukkan dimana pasien tinggal, hendaknya alamat ditulis dengan jelas dan lengkap (Matondang, dkk, 2009). 16 2) Keluhan Utama Keluhan utama adalah alasan orang tua membawa anaknya untuk mencari layanan kesehatan (Muscari, 2005). Keluhan utama juga bisa berupa gejala atau keluhan yang terjadi pada pasien (Matondang, dkk, 2009). Pada kasus febris keluhan yang dirasakan balita biasanya adalah rewel, susah minum, nafsu makan berkurang (Aden, 2010). 3) Riwayat Kesehatan yang lalu a) Imunisasi Status imunisasi klien diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang diperoleh, juga membantu diagnosis (Matondang, dkk , 2009). b) Riwayat kesehatan keluarga atau menurun Dikaji untuk memperoleh gambaran berbagai penyakit bawaan dan penyakit keturunan seperti terdapat riwayat hipertensi, riwayat kembar dan penyakit seperti TBC, Hepatitis, jantung dan lain-lain (Matondang, dkk, 2009). c) Riwayat Penyakit yang lalu Untuk mengetahui riwayat penyakit yang lalu yang mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialami untuk membantu dalam pembuatan diagnosis (Matondang, dkk, 2009). 17 d) Riwayat Penyakit Sekarang Dikaji untuk mengetahui apakah anak mengalami gejala tambahan selain dari penyakit sekarang yang diderita (Matondang, dkk, 2009). e) Riwayat sosial Pengkajian untuk mengetahui siapa yang mengasuh dan pola asuh dikeluarga, sosialisasi dengan teman sebaya, keadaan lingkungan rumah yang dihubungkan dengan perjalanan penyakit untuk membantu diagnosis dan penatalaksanaan (Muscari, 2005). 5) Pola Kebiasan Sehari-hari a) Pola Nutrisi Dikaji tentang makanan yang dikonsumsi anak, baik sebelum sakit maupun selama sakit untuk menentukan pemenuhan kebutuhan nutrisi (Matondang, dkk, 2009). Pada kasus balita dengan febris anak susah makan dan minum (Aden, 2010). b) Pola Istirahat atau tidur Untuk mengetahui berapa lama anak tidur siang dan malam, dan barang-barang penyerta tidur untuk mengoptimalkan pola istirahat pada anak (Muscari, 2005). c) Pola Hygiene Untuk mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan pada anak seperti berapa kali mandi dalam sehari (Muscari, 2005) 18 d) Pola Aktivitas Pengkajian mengenai jenis dan kesukaan dalam bermain, lama waktu bermain (Muscari, 2005). e) Pola eliminasi Pengkajian tentang kebiasaan BAB dan BAK pada anak (Matondang, dkk, 2009). 2) Pemeriksaan Fisik Data obyektif adalah data yang dapat di observasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2013). a) Keadaan umum, bayi/balita meliputi : Keadaan atau kesan saat sakit, meliputi ekspresi, atau wajah pasien (Matondang, dkk, 2009). b) Kesadaran Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai Composmentis, apatis, somnolen, soper, koma, delirium. Pada kasus anak dengan febris kesadaaran apatis (Matondang, dkk, 2009). c) Tanda-tanda vital meliputi : (1) Denyut Nadi Menilai frekuensi atau laju nadi, irama, isi atau kualitas serta ekualitas nadi. Pada kasus anak dengan febris terjadi takikardia yaitu laju denyut nadi yang lebih cepat dari normal (Matondang, dkk, 2009). 19 (2) Pernafasan Menilai laju pernafasan, irama atau keteraturan, kedalaman dan tipe atau pola pernafasan. Pada kasus balita dengan febris terjadi pernafasan yang lebih cepat dari normal (Matondang, dkk, 2009) (3) Suhu Suhu dapat meningkat apabila anak menangis, setelah makan, setelah bermain dan ansietas atau terjadi kecemasan (Matondang, dkk, 2009). Pada kasus balita dengan febris suhu diatas normal yaitu temperatur rektal > 380C, pengukuran melalui aksila > 37,5 0C (Kania, 2007) d) Antropometri (1) Lingkar Kepala Untuk mengetahui pertumbuhan otak (normal sentil ke-5 sampai sentil ke-95 atau -2SB sampai +2SB) (Matondang, dkk, 2009). (2) Lingkar dada Untuk mengetahui keterlambatan pertumbuhan (Matondang, dkk, 2009) (3) Panjang badan Untuk mengetahui status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak (Matondang, dkk, 2009). 20 (4) Berat badan Untuk menilai apakah ada masalah dalam pemenuhan nutrisi pada anak (Matondang, dkk, 2009). 3) Pemeriksaan Sistematis Pemeriksaan sistematis melibatkan pemeriksaan dari ujung kepala sampai ujung kaki, Muscari (2005) mengemukakan pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis adalah sebagai berikut : a) Kulit : Untuk mengetahui warna, kelembaban, turgor kulit, suhu. b) Kepala : Untuk mengetahui ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan keadaan fontanel. c) Muka : Untuk mengetahui apakah ada pembengkakan atau tidak, pucat atau menahan sakit, d) Leher : Kaji kelenturan dan rentang gerak, apakah ada pembengkakan kelenjar thyroid. e) Mata : Kaji ketajaman penglihatan, lakukan pemeriksaan internal dan eksternal pada mata. f) Telinga : Kaji ketajaman pendengaran, periksa apakah ada tanda-tanda pembengkakan dn nyeri tekan pada belakang telinga. g) Hidung : Kaji rabas, nyeri tekan, pembengkakan, warna, bentuk hidung dan pernafasan. h) Mulut : Kaji erupsi gigi dan kondisi jusi, vivir, gigi geligi, 21 palatum, tonsil, lidah, dan mukosa bukal. i) Dada : Kaji bentuk, kesimetrisan, lesi j) Perut : Kaji penampakan umbilicus, bentuk, bising usus, adanya massa, adanya nyeri tekan, adanya asites k) Anogenital : (1) Perempuan Kaji tahap perkembangan seksual, vulva, pembengkakan (2) Laki-laki Kaji tahap perkembangan seksual, adakah pembengkakan 2. Ekstremitas Kaji kesejajaran tubuh, kesimetrisan, rentang gerak, pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan hangat 1) Pemeriksaan tingkat perkembangan balita Tingkat perkembangan balita menurut Rhida (2014), adalah sebagai berikut : a) Motorik Kasar b) Motorik Halus c) Sosial Emosional d) Pertumbuhan fisik 2) Pemeriksaan Penunjang Untuk mendukung pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan laboratorium serta terapi (Matondang, dkk, 2009). Pada kasus febris pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan hematologi 22 (pemeriksaan darah) diperlukan jika demam pada anak lebih dari tiga hari (Sodikin, 2012). b. Langkah II : Interpretasi Data Menginterpretasikan data dasar untuk kemudian diproses menjadi diagnosa kebidanan, masalah serta kebutuhan perawatan kesehatan. 1) Diagnosa kebidanan Diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktik kebidanan (Varney, 2006). Balita X Umur ......... dengan Febris Data Dasar : Data Subyektif : Ibu mengatakan umur balita…… Ibu mengatakan nama balita……. Ibu mengatakan anak balitanya rewel, susah minum, nafsu makan berkurang Data Obyektif : (a) Keadaan umum :… (b) Kesadaran :… (c) Tanda-tanda vital : Nadi : kali/menit, respirasi : kali/menit, Suhu : 0C (d) BB Sebelum sakit : kg BB selama sakit : kg : cm (e) Panjang badan 23 (f) Lingkar kepala : cm (g) Lingkar dada : cm (h) LLA : cm (i) Ekstremitas : 2) Masalah Masalah adalah hal-hal yang muncul dan bisa juga berkaitan dengan keadaan klien (Varney, 2006). Kasus balita dengan febris masalah yang timbul adalah balita susah minum dan nafsu makan berkurang (Aden, 2010). 3) Kebutuhan Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2006). Kebutuhan pada balita dengan febris adalah memberikan cairan oral yang adekuat serta peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk balita (Suriadi dan Yuliani, 2010). c. Langkah III : Diagnosa Potensial Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan masalah dan diagnose kebidanan saat ini yang dialami klien (Varney, 2006). Pada kasus balita dengan febris diagnosa potensial terjadi kejang demam (Sodikin, 2012) d. Langkah IV : Antisipasi Mengdentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk melakukan antisipasi, pencegahan jika memungkinkan, 24 dan persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin muncul untuk keselamatan jiwa balita dengan melakukan kolaborasi dan konsultasi dengan dokter (Varney, 2006). Pada kasus balita dengan febris kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak dalam pemberian antipiretik yaitu paracetamol syrup 120mg/5ml 3x1 maksimal pemberian 6 kali dalam sehari (Sodikin, 2012). e. Langkah V : Perencanaan Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi dan juga merupakan pengembangan perencanan asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya (Varney, 2006). Penatalaksanaan febris menurut Sodikin (2012) adalah sebagai berikut: 1) Pemberian antipiretik yaitu paracetamol syrup 120mg/5ml 3x1 maksimal pemberian 6 kali dalam sehari 2) Melakukan kompres hangat 3) Memakai pakaian yang tipis agar panas dapat keluar dengan cepat 4) Memberikan anak banyak minum untuk mencegah dehidrasi Sedangkan penatalaksanaan demam menurut Suriadi dan Yuliani (2010) adalah sebagai berikut : 1) Monitor temperatur secara ketat 2) Beri antibiotik dan antipiretik sesuai program 3) Kompres dengan air hangat 4) Memberikan cairan oral (minum) yang adekuat 25 5) Kompres dengan air hangat 6) Ajarkan pada orangtua cara mengukur suhu tubuh anak f. Langkah VI : Pelaksanaan Melaksanakan rencana perawatan secara menyeluruh, bisa dilakukan oleh bidan atau tim kesehatan yang lain (Varney, 2006). g. Langkah VII : Evaluasi Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut yang meliputi pemenuhan kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2006). Hasil evaluasi yang diharapkan menurut Suriadi dan Yuliani (2010) : 1) Keadaan umum baik 2) Panas turun 3) Tidak terjadi kejang Data perkembangan Metode pendokumentasian data perkembangan yang digunakan dalam asuhan kebidanan menurut pada balita dengan Febris adalah SOAP, adalah sebagai berikut : (Jannah, 2011) S : Subyektif Menggambarkan dokumentasi hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah I Varney. O : Obyektif Menggambarkan pendokementasioan hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 26 Varney. A : Assessment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan Iterpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi. Diagnosa potensial meliputi diagnosa yang mungkin timbul serta cara untuk mengantisipasinya. 1. Diagnosa /masalah 2. Antisipasi 3. Perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter, konsultasi/ kolaborasi dan atau tujuan sebagai langkah 2,3 dan 4 Varney P : Menggambarkan dokumentasi tingkatan (I) dan Evaluasi perencanaan (E). Berdasarkan pengkajian langkah 5, 6, dan 7 Varney. C. Landasan Hukum Permenkes Nomor HK.02.02/MenKes/1464/2010, sebagai salah satu tenaga kesehatan, bidan dalam menjalankan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang didasarkan pada kompetensi yang dimilikinya (Pasal 62 ayat (1) UU Tenaga Kesehatan). Menurut penjelasan Pasal 62 ayat (1) huruf c UU Tenaga Kesehatan, yang dimaksud dengan "kewenangan berdasarkan kompetensi" adalah kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan secara mandiri sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya, antara lain untuk bidan adalah ia memiliki kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan 27 reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Adapun wewenang bidan dalam menjalankan praktik adalah memberikan pelayanan yang meliputi (Pasal 9 Permenkes 1464/2010): 1. Pelayanan kesehatan ibu; 2. Pelayanan kesehatan anak; dan 3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus Jenis studi yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, memberi suatu nama, situasi atau fenomena dalam menemukan n ide baru. Studi kasus adalah rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif (Nursalam, 2013). Studi kasus ini memberian asuhan kebidanan pada balita sakit An. A umur 3 tahun. B. Lokasi Studi Kasus Lokasi merupakan tempat dimana dilaksanakannya studi kasus (Nursalam, 2013). Studi kasus ini dilaksanakan di Bidan Praktek Mandiri (BPM) Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali. C. Subjek Studi Kasus Subyek studi kasus adalah bagian dari sampel yang dibatasi oleh tempat dan waktu yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti studi kasus atau penelitian (Nursalam, 2013). Subyek pada studi kasus ini adalah balita An.A dengan febris. D. Waktu Studi Kasus Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang diperlukan penulis guna melakukan studi kasus (Nursalam, 2013). Pada studi kasus ini dilaksanakan dari bulan 24-26 Mei 2015. 28 29 E. Instrument Studi Kasus Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data bisa berupa kuesioner, lembar observasi maupun lembar panduan wawancara (Nursalam, 2013). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada bayi balita dengan 7 Langkah Varney. F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan studi kasus ini digunakan berbagai pengumpulan data antara lain primer dan data sekunder. 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh atau bersumber dari tangan pertama (sumber yang memang benar mewakili atau yang berhak memberikan informasi) (Syah, dkk, 2009). Data Primer Meliputi : a. Pemeriksaan Fisik Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan fisik, digunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien sistematis dengan cara : 1) Inspeksi Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan, sistematik dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai ke kaki (Matondang, dkk, 2009). Inspeksi pada kasus febris dilakukan 30 untuk mengetahui tingkat kesadaran, gerakan yang ekstrim dan ketegangan otot. 2) Palpasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan jari adalah suatu instrumen yang sensitif yang digunakan untuk mengumpulkan data (Matondang, dkk, 2009). Palpasi pada balita dengan febris dilakukan untuk mengetahui tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban vibrasi dan ukuran. 3) Perkusi Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandinghkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang bertujuan untuk mengidentifikasai, lokasi, ukuran, bentuk dan konsisten jaringan (Matondang, dkk, 2009). Pada febris perkusi dilakukan untuk mengetahui apakah perut bayi kembung. 4) Auskultasi Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop (Matondang, dkk, 2009). Pada febris menilai kecepatan irama, suara jantung jelas dan teratur. 31 b. Wawancara Merupakan suatu metode yang dipergunakan pada penelitian deskriptif dan kualitatif dalam menggali emosi dan pendapat dari subjek tentang permasalahan penelitian. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang mencakup permasalahan yang sedang dihadapi subjek penelitian dengan cara langsung (face to face) maupun melalui pengkajian riwayat dari subjek penelitian (Nursalam, 2013). Untuk wawancara ini dilakukan secara langsung dengan keluarga pasien menggunakan pedoman asuhan kebidanan balita sakit menurut 7 langkah Varney. c. Observasi Merupakan suatu prosedur pengamatan untuk menemukan suatu fakta yang nyata dan akurat dalam membuat suatu kesimpulan terhadap apa yang dilakukan ( Nursalam, 2013). Data diperoleh dari data primer melalui observasi dan pengamatan secara langsung pada pasien. Observasi dan pengamatan dilaksanakan dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mendengar (auskultasi). Adapun data yang diambil dengan observasi adalah Keadaan umum, Tanda vital (suhu, Nadi, Respirasi), intake dan output cairan. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau bersumber dari orang kedua/bukan dari sumbernya langsung (Syah, dkk, 2009). 32 a. Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi adalah barang-barang atau benda-benda tertulis (seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan) yang dilakukan penyelidikan oleh peneliti (Syah, dkk, 2009). Dokumentasi pada studi kasus ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang diambil dari catatan medik di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali. b. Studi Kepustakaan Studi Kepustakaan adalah mencari bahan-bahan pustaka atau kajian teori yang dapat memberikan gambaran kepada peneliti tentang topic yang sedang diamati (Nursalam, 2013). Studi kasus pada balita dengan febris menggunakan literatur dari tahun 2004-2014. G. Alat-alat yang dibutuhkan Alat yang digunakan dalam melaksanakan studi kasus pada balita dengan febris sebagai berikut : 1. Alat yang dibutuhkan dalam pengkajian adalah format asuhan kebidanan, buku tulis, alat tulis, alat dan bahan yang digunakan dalam laporan kasus adalah buku KIA dan buku register BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak, Boyolali. 2. Alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan dan observasi adalah alat ukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita LILA, steroskop, termometer 33 H. Jadwal Studi Kasus Jadwal studi kasus adalah suatu bagan yang digunakan untuk membatasi atau sebagai pengontrol dalam penelitian sehingga penelitian berjalan sesuai dengan yang direncanakan (Syah, dkk, 2009). Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Jadwal penelitian terlampir. BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN KASUS Tanggal : 24 Mei 2015 Pukul : 16.00 WIB 1. Pengkajian a. Identitas Pasien Nama Anak : An. A Umur : 3 tahun Anak ke- : satu Jenis Kelamin: Perempuan Alamat : Tambas RT 01 RW 07, Kismoyoso, Ngemplak, Boyolali Identitas Ibu Identitas Ayah Nama : Ny. Y Nama : Tn. L Umur : 22 tahun Umur : 27 tahun Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta Alamat : Tambas RT 01 RW 07, Kismoyoso, Ngemplak, Boyolali. 34 35 b. Anamnesa (Data Subyektif) 1) Alasan datang ke BPM / RS Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya yang berumur 3 tahun karena badannya panas sejak tadi pagi, rewel dan tidak mau makan dan minum sedikit. 2) Riwayat Kesehatan a) Imunisasi BCG : Ibu mengatakan imunisasi BCG tanggal 22 November 2012 DPT1 : Ibu mengatakan imunisasi DPT 1 pada tanggal 22 Desember 2012 DPT2 : Ibu mengatakan imunisasi DPT 2 pada tanggal 22 Januari 2013 DPT3 : Ibu mengatakan imunisasi DPT 3 pada tanggal 22 Februari 2013 Polio1 : Ibu mengatakan imunisasi Polio 1 pada tanggal 22 November 2012 Polio2 : Ibu mengatakan imunisasi Polio 2 pada tanggal 22 Desember 2012 Polio3 : Ibu mengatakan imunisasi Polio 3 pada tanggal 22 Januari 2013 Polio4 : Ibu mengatakan imunisasi Polio 4 pada tanggal 22 Februari 2013 Hepatitis B1 : Ibu mengatakan imunisasi Hepatitis B 1 tanggal 22 Desember 2012 Hepatitis B2 : Ibu mengatakan imunisasi Hepatitis B 2 tanggal 22 Januari 2013 Hepatitis B3 : Ibu mengatakan imunisasi Hepatitis B 3 36 tanggal 22 Februari 2013 Campak : Ibu mengatakan imunisasi Campak pada tanggal 23 September 2013 Imunisasi lain : Tidak ada 3) Riwayat penyakit yang lalu Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami batuk, pilek, panas pada bulan Januari 2015 4) Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan saat ini anaknya panas, tidak mau makan dan rewel 5) Riwayat penyakit keluarga atau menurun Ibu mengatakan baik dari pihak ibu atau pihak ayah tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan misal kencing manis, hipertensi, asma, dan tidak ada yang mempunyai penyakit menular misalkan hepatitis, TBC, HIV/AIDS. 6) Riwayat Sosial a) Yang mengasuh Ibu mengatakan mengasuh anaknya dengan suami dan jika ibu maupun suami bekerja yang mengasuh adalah neneknya b) Hubungan dengan anggota keluarga Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarga lain sangat baik 37 c) Hubungan dengan teman sebaya Ibu mengatakan anaknya hubungan dengan teman sebayanya baik. d) Lingkungan rumah Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, bersih dan rapi 7) Pola kebiasaan sehari-hari (sebelum sakit dan selama sakit) a) Nutrisi Sebelum sakit : ibu mengatakan makanan yang disukai anaknya nasi dengan sayur sop, telur, dan kerupuk. Minumnya susu, teh dan air putih dan ibu mengatakan sebelum sakit makan pagi jam 06.30 WIB, siang jam 12.00 WIB, malam jam 17.00 WIB Selama sakit : ibu mengatakan sejak tadi pagi anaknya Tidak mau makan dan minum sedikit dan ibu mengatakan makan satu kali pukul 09.00WIB, minum susu pukul 11.00 WIB. b) Istirahat/tidur Sebelum sakit : ibu mengatakan anaknya tidur siang 2-3 jam dan tidur malam 8 sampai 10 jam Selama sakit : ibu mengatakan anaknya tidur siang tidak ada 1 jam dan minta digendong, tidur malam 7 sampai 8 jam 38 c) Mandi Sebelum sakit : ibu mengatakan anaknya mandi sehari 2 kali pagi hari dan sore hari Selama sakit : ibu mengatakan anaknya disibin 2 kali pagi dan sore hari d) Aktifitas Sebelum sakit : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya sering bermain dengan teman sebayanya. Selama sakit : ibu mengatakan selama sakit ini tidak mau bermain dan hanya minta digendong e) Eliminasi Sebelum sakit : ibu mengatakan anakanya BAB 1 kali sehari konsistensi lembek, BAK 5 sampai 7 kali sehari warna jernih Selama sakit : ibu mengatakan selama sakit anaknya tadi pagi BAB 1 kali, konsistensi agak keras, BAK 5 kali warna kuning agak pekat c. Pemeriksaan Fisik 1) Status Generalis a) Keadaan Umum : Cukup b) Kesadaran : Composmentis c) TTV : R : 36x/menit S : 380C N : 110x/menit 39 d) BB / TB : 12,9 kg / 95 cm 2) Pemeriksaan Sistematik a) Kepala : Bersih, rambut lurus berwarna hitam b) Muka : Agak pucat c) Mata : mata sayu, agak cekung, tidak ada oedem d) Telinga : simetris, tidak ada serumen e) Hidung : simetris, tidak ada benjolan f) Mulut : lidah agak kotor, bibir kering g) Leher : tidak ada benjolan dan tidak ada kelainan h) Dada : simetris, tidak ada retraksi, tidak ada whezing i) Perut : tidak ada benjolan, tidak ada kelainan j) Ekstremitas : simetris, tidak ada oedem, tidak ada kelainan, baik tangan maupun kaki bisa digerakkan d. Pemeriksaan tingkat perkembangan 1) Bisa naik sepeda roda tiga 2) Bisa mencuci tangan sendiri 3) Bisa menggosok gigi sendiri 4) Bisa naik turun tangga tanpa bantuan e. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan 40 2. INTERPRETASI DATA Tanggal 24 Mei 2015 Pukul : 16.20 WIB a. Diagnosa Kebidanan An. A Umur 3 tahun dengan febris Data dasar DS : 1) Ibu mengatakan anaknya berumur 3 tahun 2) Ibu mengatakan sejak tadi pagi anaknya panas, rewel dan tidak mau makan DO : 1) Keadaan Umum : Cukup 2) Kesadaran : Composmentis 3) TTV : R : 36x/menit, S : 380C, N : 110x/menit 4) BB : 12,9 kg 5) Anak terlihat gelisah dan selalu menangis b. Masalah Gangguan masalah pemenuhan nutrisi dan cairan c. Kebutuhan 1) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan pemberian makanan sedikit sedikit tapi sering 2) Pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemberian minum susu, teh manis maupun air putih lebih sering 41 3. DIAGNOSA POTENSIAL Potensial terjadi kejang demam 4. ANTISIPASI Pemberian obat penurun panas yaitu Paracetamol syrup 120mg/5ml 3 x 1 sendok takar, dan antibiotika Amoxillin 500mg 2,5 tablet, dexametason 0,5mg 3 tablet, CTM 0,4mg 3 tablet, dibikin puyer menjadi VIII bungkus, diberikan 3 x 1. 5. PERENCANAAN Tanggal 24 Mei 2015 Pukul : 16.40 WIB a. Beri informasi ibu hasil pemeriksaan b. Anjurkan ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis c. Anjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum dan memberikan anaknya makanan d. Anjurkan ibu untuk melakukan kompres dengan air hangat e. Anjurkan ibu untuk memberikan obat kepada anaknya sesuai aturan yaitu Paracetamol syrup 120mg/5ml 3 x 1 sendok takar, dan puyer 3 x 1 bungkus sehari yang berisi Amoxillin 500mg 2,5 tablet, dexametason 0,5mg 3 tablet, CTM 0,4mg 3 tablet. f. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang jika 3 hari anaknya belum sembuh g. Beri tahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah besok 6. PELAKSANAAN Tanggal : 24 Mei 2015 Pukul : 16.50 WIB a. Memberikan informasi kepada ibu tentang hasil pemeriksaaan anaknya Keadaan Umum : Cukup 42 Kesadaran : Composmentis R : 36x/menit, S : 380C, N : 110x/menit BB : 12,9 kg b. Menganjurkan ibu untuk memberikan pakaian yang tipis kepada anaknya agar panas anaknya segera turun. c. Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum agar tidak kekurangan cairan, dan memberikan anaknya makan agar membantu untuk memulihkan kesehatan anak d. Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres pada bagian dahi dan ketiak anaknya dengan air hangat dirumah e. Menganjurkan ibu untuk memberikan obat Paracetamol syrup 120mg/5ml 3 x 1 sendok takar, dan puyer 3 x 1 bungkus sehari yang berisi Amoxillin 500mg 2,5 tablet, dexametason 0,5mg 3 tablet, CTM 0,4mg 3 tablet (dijadikan 8 puyer) secara teratur. f. Menganjurkan ibu untuk kembali kontrol jika dalam 3 hari anak belum sembuh g. Memberi tahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah besok untuk melakukan pemantauan pada anak 7. EVALUASI Tanggal : 24 Mei 2015 Pukul : 17.05 WIB a. Ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaan anaknya Keadaan Umum : Cukup Kesadaran : Composmentis 43 R : 36 x/menit, S : 380C, N : 110 x/menit BB : 12,9 kg b. Ibu bersedia untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis c. Ibu bersedia untuk memberikan banyak minum dan memberikan makanan pada anaknya d. Ibu bersedia untuk melakukan kompres hangat di rumah e. Ibu bersedia memberikan obat pada anaknya f. Ibu bersedia melakukan kontrol ulang g. Ibu sudah tahu dan bersedia bahwa besok akan dilakukan kunjungan rumah untuk pemantauan pada anak. 44 DATA PERKEMBANGAN I (Kunjungan Rumah) Tanggal : 25 Mei 2015 Pukul : 15.30 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan anaknya masih panas. 2. Ibu mengatakan anaknya masih rewel, mau makan dan minum tapi sedikit. 3. Ibu mengatakan obat sudah diberikan paracetamol syrup dan 3 bungkus puyer. O : Obyektif 1. Keadaan umum : Cukup 2. Kesadaran : Composmentis 3. TTV : 376 0 C Suhu Respirasi Nadi : 108 x/menit : 32 x/menit 4. Balita masih rewel 5. Mata masih agak cekung 6. Kulit hangat bila disentuh A : Assesment An. A umur 3 tahun dengan febris hari kedua. P : Planning Tanggal : 25 Mei 2015 Pukul : 15.40 WIB 1. Memberikan informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan. 2. Memberi nutrisi makan dan minuman yang disukai anak seperti memberi nasi diberi kuah sayur atau mungkin bubur, dan minum yang cukup seperti teh manis, air putih dan susu. 45 3. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi yang diberikan bidan, jika bayi sudah tidak demam maka untuk paracetamol syrup dihentikan tetapi puyer tetap dihabiskan. 4. Memberitahu ibu bahwa besok akan diadakan kunjungan rumah lagi. Evaluasi Tanggal : 25 Mei 2015 Pukul : 16.00 WIB 1. Ibu mengetahui keadaan anaknya Keadaan umum : Cukup TTV : 108 x/menit Nadi Respirasi Suhu : 376 0 C : 32 x/menit Mata masih agak cekung, kulit hangat bila disentuh. 2. Ibu bersedia memberikan nutrisi yang cukup seperti makanan atau minuman yang disukai anaknya. 3. Ibu bersedia melanjutkan obat yang diberikan oleh bidan. 4. Ibu bersedia besok dilakukan kunjungan rumah lagi. 46 DATA PERKEMBANGAN II (Kunjungan Rumah) Tanggal : 26 Mei 2015 Pukul : 15.30 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak demam. 2. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan mau makan nasi sop, telur, biskuit, minumnya air putih, dan susu 2 kali ± ½ gelas. 3. Ibu mengatakan anaknya sudah mau bermain tetapi masih di dalam rumah. 4. Ibu mengatakan anaknya sudah diberikan obat puyer 2 tablet dan paracetamol syrup. O : Obyektif 1. Keadaan umum : baik dan tidak rewel. 2. Kesadaran : composmentis 3. TTV Suhu : 368 0 C Respirasi : 32 x/menit 5. Anak sudah bermain sendiri di dalam rumah. 6. Mata sudah tidak cekung. 7. Kulit sudah tidak hangat bila disentuh. A : Assesment An. A, umur 3 tahun dengan riwayat febris. Nadi : 140 x/menit 47 P : Planning Tanggal : 26 Mei 2015 Pukul : 15.40 WIB 1. Memberitau ibu hasil pemeriksaan pada anaknya. 2. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup untuk anaknya. 3. Mengajurkan ibu untuk memantau anaknya agar istirahat cukup. 4. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi dari bidan sampai habis. 5. Memberitahu ibu bila anaknya demam segera membawa anaknya ke tenaga kesehatan. Evaluasi Tanggal : 26 mei 2015 Pukul : 16.00 WIB 1. Ibu mengerti tentang keadaan anaknya Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis Nadi : 140 x/menit, Suhu : 368 0 C, Respirasi : 32 x/menit Mata sudah tidak cekung, kulit sudah tidak hangat bila disentuh. 2. Ibu bersedia untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup untuk anaknya. 3. Ibu bersedia memantau aktivitas anaknya dan mengatur istirahat anaknya. 4. Ibu bersedia memberikan obat dari bidan sampai habis. 5. Ibu bersedia untuk segera membawa anaknya ke tenaga kesehatan apabila demam. 48 B. PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang studi kasus yang dilakukan penulis di BPM Al – Firdaus Kismoyoso, Ngemplak, Boyolali, yang kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. Pelaksanaan studi kasus ini menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari tujuh langkah yaitu Pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa potensial, Antisipasi, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Dibawah ini akan diuraikan mengenai pembahasan dan cara pemecahan masalah berdasarkan kesenjangan antara teori dan praktek. 1. Pengkajian Pengkajian dengan mengumpulkan data dasar yang merupakan tahap awal dari manajemen kebidanan dilaksanakan dengan cara wawancara dan observasi langsung. Hasil pengkajian pada tanggal 24 Mei 2015 diperoleh hasil bahwa Ibu mengatakan anaknya umur 3 tahun, panas sejak tadi Pagi, rewel, tidak mau makan, minum sedikit. Data Obyektif: keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, Nadi 110 x/menit, Respirasi 36 x/menit, Suhu 380 C. Sedangkan menurut Aden (2010), febris merupakan gejala meningktanya suhu tubuh (sekitar 380 C), keluhan yang dirasakan balita biasanya adalah rewel, susah minum, nafsu makan berkurang. Sehingga antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan. 49 2. Interpretasi Data Interpretasi data dalam asuhan kebidanan ditemukan diagnosa An. A umur 3 tahun dengan febris. Masalah yang ditemukan pada saat balita adalah tentang Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan gangguan pemenuhan nutrisi. Kebutuhan berdasarkan maalah yang timbul yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan pemberian makanan sedikit sedikit tapi sering dan pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemberian minum susu, teh manis maupun air putih lebih sering . Menurut Suriadi dan Yuliani (2010), kebutuhan pada balita dengan febris adalah memberikan cairan oral yang adekuat serta peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk balita. Sehingga antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan. 3. Diagnosa Potensial Dalam diagnosa potensial ini muncul karena adanya permasalahan atau diagnosa yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Pada kasus balita dengan febris diagnosa potensial yaitu terjadi kejang demam (Sodikin, 2012). Pada kasus An. A umur 3 tahun dengan febris diagnosa potensialnya adalah terjadi kejang demam, sehingga antara teori dan kasus dilahan tidak ada kesenjangan. 4. Antisipasi Antisipasi yang dilakukan pada An. A umur 3 tahun dengan febris yaitu Pemberian obat penurun panas Paracetamol syrup 120mg/5ml 3 x 1 sendok takar, dan antibiotika Amoxillin 500mg 2,5 tablet, dexametason 50 0,5mg 3 tablet, CTM 0,4mg 3 tablet, dibikin puyer menjadi VIII bungkus, diberikan 3 x 1. Pada kasus balita dengan febris kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak dalam pemberian antipiretik yaitu paracetamol syrup 120mg/5ml 3x1 maksimal pemberian 6 kali dalam sehari (Sodikin, 2012). Sehingga antisipasi antara teori dan praktek ada kesenjangan yaitu pada kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak. 5. Perencanaan Kasus An. A umur 3 tahun dengan febris pada perencanaan meliputi : beri informasi ibu hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis, anjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum dan memberikan anaknya makanan, anjurkan ibu untuk melakukan kompres dengan air hangat, anjurkan ibu untuk memberikan obat kepada anaknya sesuai aturan yaitu Paracetamol syrup 120mg/5ml 3 x 1 sendok takar, dan puyer 3 x 1 bungkus sehari yang berisi Amoxillin 500mg 2,5 tablet, dexametason 0,5mg 3 tablet, CTM 0,4mg 3 tablet. Perencanaan balita dengan febris dengan kriteria menurut Sodikin (2012) adalah sebagai berikut: Pemberian antipiretik yaitu paracetamol syrup 120mg/5ml 3x1 maksimal pemberian 6 kali dalam sehari dengan kriteria demam lebih dari 390C yang berhubungan dengan nyeri atau tidak kebutuhan metabolisme seperti luka bakar, pasca operasi, gizi buruk, dan penyakit infeksi, anak dengan riwayat kejang demam. Melakukan kompres 51 hangat, Memakai pakaian yang tipis agar panas dapat keluar dengan cepat, Memberikan anak banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Sedangkan penatalaksanaan demam menurut Suriadi dan Yuliani (2010) adalah sebagai berikut : Monitor temperatur secara ketat, Beri antibiotik dan antipiretik sesuai program, Kompres dengan air hangat, Memberikan cairan oral (minum) yang adekuat, Kompres dengan air hangat, ajarkan pada orangtua cara mengukur suhu tubuh anak. Sehingga pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori dan praktek. 6. Pelaksanaan Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan pada balita febris antara lain Memberikan informasi kepada ibu tentang hasil pemeriksaaan anaknya (keadaan umum : cukup, kesadaran : composmentis, R : 36x/menit, S : 380C, N : 110x/menit, BB : 12,9 kg), Menganjurkan ibu untuk memberikan pakaian yang tipis kepada anaknya agar panas anaknya segera keluar dengan cepat, Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum agar tidak kekurangan cairan, dan memberikan anaknya makan agar membantu untuk memulihkan kesehatan anak, menganjurkan ibu untuk melakukan kompres dengan air hangat dirumah, menganjurkan ibu untuk memberikan obat Paracetamol syrup 120mg/5ml 3 x 1 sendok takar, dan puyer 3 x 1 bungkus sehari yang berisi Amoxillin 500mg 2,5 tablet, dexametason 52 0,5mg 3 tablet, CTM 0,4mg 3 tablet secara teratur. Sehingga antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan. 7. Evaluasi Pada langkah evaluasi ini merupakan langkah terakhir dari asuhan kebidanan yang bertujuan untuk menilai sejauh mana keberhasilan dalam memberikan. Hasil evaluasi yang diharapkan menurut Suriadi dan Yuliani (2010) adalah keadaan umum baik , panas turun, dan tidak terjadi kejang. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada An. A umur 3 tahun dengan febris selama kurang lebih 3 hari didapatkan hasil keadaan umum anak baik, panas turun dari 38 0C menjadi 36 6 0C, dan tidak terjadi kejang pada anak. Sehingga antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari studi kasus yang dilakukan penulis pada An. A umur 3 tahun dengan febris di BPM Al-FIRDAUS Kismoyoso, Ngemplak, Boyolali, maka dapat diambil kesimpulan : 1. Pengkajian data pada tanggal 24 Mei 2015 diperoleh hasil bahwa Ibu mengatakan anaknya umur 3 tahun, panas sejak tadi Pagi, rewel, tidak mau makan, minum sedikit. Data Obyektif: keadaan umum cukup, kesadaran composmentisI, Nadi 110 x/menit, Respirasi 36 x/menit, Suhu 380 C. 2. Pada langkah interpretasi data untuk menentukan diagnosa, masalah dan kebutuhan diperlukan data yang cukup mendukung, sehingga diagnosa kebidanan yang didapatkan adalah An. A umur 3 tahun dengan febris, masalah yang dialami An. A adalah gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi, sehingga kebutuhan yang diberikan adalah pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi. 3. Pada kasus ini diagnosa potensial pada teori dan kasus dilahan tidak ada kesenjangan yaitu tidak terjadinya kejang demam. 4. Antisipasi yang dilakukan pada An. A umur 3 tahun dengan febris yaitu Pemberian obat penurun panas Paracetamol syrup 120mg/5ml 3 x 1 sendok takar, dan antibiotika Amoxillin 500mg 2,5 tablet, dexametason 53 54 0,5mg 3 tablet, CTM 0,4mg 3 tablet, dibikin puyer menjadi VIII bungkus, diberikan 3 x 1 dan didalam teori balita dengan febris dilakukan kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak dalam pemberian antipiretik yaitu paracetamol syrup120 mg/5 ml 3x1. Untuk antisipasi ada kesenjangan antara teori dan praktek. 5. Untuk mengatasi masalah yang ada maka perencanaan dibuat sesuai dengan kebutuhan pasien. Untuk pelaksanaan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada An. A dengan febris, tindakan dapat dilakukan dengan baik sesuai perencanaan yang telah disusun dan mendapatkan hasil yang maksimal karena adanya dukungan keluarga. 7. Setelah diberikan asuhan kebidanan selama tiga hari dan dievaluasi, maka diperoleh hasil keadaan umum An. A baik, panas turun dari 38 0C menjadi 36 6 0C, dan tidak terjadi kejang pada anak. 8. Hasil Asuhan Kebidanan yang diberikan pada An. A umur 3 tahun dengan febris pada langkah Varney ke-4 (Antisipasi) terdapat kesenjangan yaitu pada teori dalam pemberian terapi dilakukan kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak sedangkan dilahan tidak dilakukan kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak. 9. Sebagai bidan jika memberikan terapi akan lebih baik lagi kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak agar pemberian lebih optimal. 55 B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran dari penulis yaitu : 1. Bagi Peneliti Diharapkan mendapat pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan secara langsung kepada balita sakit febris melalui pendekatan manajemen kebidananVarney. 2. Bagi Bidan Diharapkan Bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada anak dengan febris sesuai dengan teori (dalam pemberian terapi kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak) agar dalam penatalaksanaan lebih optimal. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk studi kasus selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada asuhan kebidanan pada balita dengan febris. 4. Bagi Ibu (Pasien) Diharapkan apabila terjadi gangguan kesehatan salah satunya adalah demam pada anaknya agar segera menemui tenaga kesehatan untuk mendapatkan pertolongan yang optimal. DAFTAR PUSTAKA Aden. R, 2010. Seputar Penyakit Dan Gangguan Lain Pada Anak. Yogyakarta : Hanggar Kreator. Dwi. S.N. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Balita dengan febris Di BPS Asmiyati Surakarta. KTI D III Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta Hidayat dan Mufdlilah. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Mitra Cendikia. Jannah, Nurul. 2011. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Kania, Nia. 2007. Penanganan Kejang Pada Anak. Artikel Ilmiah. Bandung Marimbi, Hanim, 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika Matondang, dkk, 2009. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi 2. Jakarta : PT. Sagung Seto Muscari, Marry E. 2005. Keperawatan Pediatrik. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : EGC Nursalam, dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika ________________. Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan Pendekatan Praktis. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika Proverawati. A dan Asfuah. S, 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Ridha, Nabiel. H, 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Sodikin. 2012. Prinsip Perawatan Demam pada Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suriadi dan Yuliani. R, 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 2. Jakarta : CV. Sagung Seto. Susilowati,Tri. 2012. Asuhan Kebidanan Balita Sakit An. A dengan Febris di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen. KTI DIII Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta. Syah, dkk. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press. Varney, dkk, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC Wirakusumah, Emma Pandi, 2012. Panduan Lengkap Makanan Balita. Jakarta : Penebar Plus+ www.doktersehat.com.Penyakit Balita Pengobatannya diakses tanggal 15 Desember 2014 www.unicefindonesia2013.org, diakses tanggal 12 November 2014