BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, hampir semua negara menaruh perhatian
besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan
ketahanan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri
(capital flight) bukan hanya dampak merosotnya nilai rupiah atau tingginya
inflasi dan rendahnya suku bunga di suatu negara, tetapi karena tidak
tersedianya alternatif investasi yang menguntungkan di negara tersebut, atau
pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa negara lain menjanjikan
keuntungan yang jauh lebih tinggi. Keadaan ini terjadi sebagai konsekuensi dari
terbukanya pasar saham terhadap investor asing.
Indeks harga saham gabungan (IHGS) merupakan cerminan dari kegiatan
pasar secara umum. Peningkatan IHGS menunjukan kondisi pasar modal yang
sedang bullish, sebaliknya jika menurun menunjukan kondisi pasar modal
sedang bearish. Untuk itu, seorang investor harus memahami pola perilaku
harga saham di pasar modal. Dalam beberapa penelitian, Lee (1992)
menyatakan bahwa perubahan tingkat suku bunga (interest rate) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham. Sementara itu dalam
artikel yang ditulis oleh Moradoglu (2000), mengemukakan bahwa penelitian
1
tentang perilaku harga saham telah banyak dilakukan, terutama dalam kaitannya
dengan variabel makroekonomi, diantaranya Chen (1986), Geske dan
Roll
(1983), dan Fatma (1981). Hasil penelitian mereka mengatakan bahwa harga
saham
dipengaruhi
oleh
fluktuasi
makroekonomi.
Beberapa
variabel
makroekonomi yang digunakan antara lain: tingkat inflasi, tingkat bunga,nilai
tukar, indeks produksi, dan harga minyak.
Ajayi dan Mougoue (1996) juga menggunakan variabel makroekonomi
nilai tukar dan harga saham. Mereka meneliti hubungan antara harga saham dan
nilai tukar pada delapan besar pasar saham, yaitu Kanada, Perancis, Jerman,
Italia, Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat dengan menggunakan
bivariate error correction model. Hasil penelitian mereka menunjukan
hubungan yang signifikan antara nilai tukar dan harga saham (pasar modal dan
pasar uang). Hasil ini kemudian didukung juga oleh Sudjono (2002) serta
Sitinjak dan Kurniasari (2003) bahwa nilai tukar rupiah (kurs) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap IHGS.
Selanjutnya Gupta (2000) yang mengadakan penelitian di Indonesia
dengan menggunakan data periode 1993-1997 menyimpukan bahwa tidak ada
hubungan kausalitas antar tingkat bunga, nilai tukar, dan harga saham. Hasil ini
bertolak belakang dengan Sitinjak dan Kurniasari (2003) yang menemukan
bahwa nilai tukar dan tingkat bunga SBI berpengaruh terhadap IHGS. Namun
Saadah dan Pajaitan (2006) kembali menunjukan bahwa tidak ada interaksi
dinamis yang signifikan antara harga saham dan nilai tukar.
2
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dimana masih menunjukan hasil
yang kontradiktif, maka peneliti tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai
variabel makroekonomi apakah yang sebenarnya berpengaruh terhadap IHGS
dari perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta. Oleh karena itu dalam
penulisan skripsi ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun
2006-2010”.
B. Pembatasan Masalah
Ruang lingkup dari penelitian ini mencakup bidang ilmu pengetahuan
ekonomi akuntansi, khususnya membahas tentang pasar modal yang didalamnya
mencakup variabel makroekonomi yang terdiri dari nilai tukar Rupiah dan
tingkat suku bunga SBI serta IHGS. Dimana dalam penelitian ini, tingkat suku
bunga SBI dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar USA sebagai variabel
independen dan IHGS sebagai variabel dependen.
Peneliti menggunakan nilai tukar rupiah terhadap dollar USA, dengan
alasan bahwa selama ini Dollar USA merupakan mata uang internasional
(paling stabil) di dunia. Selain itu, Dolar USA merupakan mata uang
internasional yang terkuat, sehingga banyak negara ataupun perusahaan yang
melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang Dollar USA tersebut.
Munculnya mata uang baru di awal tahun 1999 di Eropa yang dikenal
dengan Euro, yang merupakan mata uang tunggal di Eropa. Namun
3
keberadaannya belum bisa menggeser dominasi Dollar USA. Di Indonesia
sendiri, Euro saat ini tidak sepopuler Dollar USA, walaupun dengan terjadinya
invasi ke Irak yang dinyatakan cukup menggoyahkan stabilitas Dollar USA dan
krisis yang dialami oleh Amerika serikat beberapa waktu lalu bahkan tak
dipungkiri sampai dengan saat ini,
tetapi keberadaan Euro belum bisa
menggeser kedudukan Dollar USA sebagai mata uang internasional yang paling
stabil, yang juga digunakan oleh pemerintah dan perusahaan perusahaan yang
ada di negara ini dalam melakukan transaksi. Jadi dengan kondisi seperti ini,
peneliti lebih memfokuskan materi penelitian terhadap Dollar AS dibandingkan
mata uang lain (termasuk Euro).
Variabel independen kedua adalah Tingkat Suku Bunga SBI, yang
merupakan salah satu variabel makroekonomi yang keberadaannya berpotensi
mempengaruhi kegiatan perdagangan di lantai bursa yang tercemin dari besaran
IHGS. IHGS sendiri merupakan salah satu indikator pasar modal yang
seringkali dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
kegiatan di bursa efek, untuk mengetahui apakah bursa dalam kondisi yang
bullish atau bearish.
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dari penelitian yang diambil
oleh penulis adalah sebagai berikut:
1.
Apakah Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD
secara bersama sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010?
4
2.
Apakah Nilai Tukar Rupiah terhadap USD secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di
Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010?
3.
Apakah Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Latar Belakang permasalahan diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengkaji atau menganalisis:
1.
Pengaruh Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) secara bersama - sama apakah mempunyai dampak yang positif atau
negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI tahun 2006-2010.
2.
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap USD secara parsial terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di BEI tahun 2006-2010.
3.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen Tingkat Suku
Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) secara parsial terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di BEI tahun 2006-2010.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak pihak yang berkepentingan terutama
investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan
keputusan investasi di pasar modal. Secara terperinci manfaat penelitian dapat
dijabarkan sebagai berikut:
5
1.
Bagi Investor dan Emiten
Bagi invetor dan emiten yang tercatat di BEI, hasil dari penelitian ini dapat
membantu mereka dalam mengambil keputusan apakah menjual, membeli
ataukan menahan saham yang mereka miliki berkenaan dengan perubahan
tingkat suku bunga SBI dan perubahan kurs rupiah terhadap dollar USA.
Karena
kesalahan
dalam
menentukan
dan
menerapkan
strategi
perdagangan di pasar modal, akan berakibat buruk bagi perusahaan atau
investor sehingga dapat mengalami kerugian apabila tingkat suku bunga
dan kurs rupiah terhadap USD memang benar berpengaruh terhadap
IHGS.
2.
Bagi Pemerintah
Dengan diketahuinya dampak tingkat suku bunga SBI dan kurs
Rupiah/USD terhadap IHGS, maka hal tersebut dapat membantu
Pemerintah dalam hal membuat kebijakan - kebijakan yang berkenaan
dengan tingkat suku bunga SBI dan kurs Rupiah terhadap USD, sehingga
pengaruh yang telah atau akan terjadi dapat diantisipasi dan ditangani
dengan sebaik - baiknya.
3.
Bagi Peneliti dan Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti sendiri, peneliti ini dapat membuka cakrawala baru. Bahwa
faktor - faktor ekonomi makro juga berpotensi mempengaruhi kinerja
bursa saham, jadi tidak hanya faktor - faktor internal bursa itu sendiri saja.
6
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur
dan pengembangan secara luas dengan mengambil faktor faktor ekonomi
yang lain, selain kurs rupiah dan suku bunga SBI.
7
Download