Sosialisasi Bahan APP 2016 Komisi KKS Pertemuan Pertama: Keselamatan Sasaran: Pemahaman tentang Kehidupan kekal dan kebangkitan Badan Pengantar Tema. Realita perjalanan hidup manusia yaitu lahir, tumbuh, dewasa, tua dan mati. Setelah mati, kemana jiwa ini pergi ? Dalam keyakinan kristiani, manusia yang hidupnya berkenan dihadapan Allah akan menikmati kehidupan kekal dan bahagia bersama Allah. Hal ini juga yang menjadi tujuan hidup orang beriman. Seorang disebut memperoleh keselamatan bila ia hidup kekal dan bahagia bersama Allah. Kehidupan tersebut seringkali disebut hidup dalamSurga atau Firdaus. Realita Hidup Kenyataan hidup berlawanan dengan keyakinan tadi karena: • Manusia “modern” menganggap kehidupan dunia ini yang paling penting. • Mereka ingin menikmati dan memperoleh kegembiraan dalam dunia tanpa memikirkan dosa dan kejahatan. Pendalaman Iman. Kebangkitan Badan adalah bukti dan jaminan adanya kehidupan kekal . Adanya kebangkitan badan telah dibuktikan oleh Kristus sendiri, Iatelah bangkit dari kematian, Ia bangkit dengan badan-Nya untuk mengalahkan maut dan memasuki kehidupan Kekal (Bdk 1 Kor 15: 16). Semasa hidup-Nya Yesus telah mengajar mengenai adanya kebangkitan badan, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas Bab 20:27-40. • Ajaran ini terdapat dalam kisah perdebatan Yesus dengan orang Saduki yang tidak percaya akan adanya kebangkitan badan. • Untuk menunjukkan ide bahwa kebangkitan badan tidak masuk akal, mereka menggunakan hukum perkawinan levirat. • Janda seorang saudara yang tinggal bersama dan belum mempunyai anak wajib dinikahi oleh saudara iparnya, untuk membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. (bdk. Ul 25:5-6) • Adalah seorang perempuan dengan keadaan dimana hukum perkawinan levirat harus dilakukan (bdk. Luk:20:28) • Setelah dinikahi, semua adik iparnya pun mati tanpa meninggalkan anak, sehingga terjadi perkawinan simultan sebanyak 6 kali. (bdk. Luk 20:29-31) • Dalam kehidupan setelah kebangkitan badan, orang Saduki menanyakan siapa suami perempuan itu. (bdk. Luk: 20:32-33) Tanggapan Yesus Untuk menunjukkan ketidak mengertian orang Saduki maka Yesus mengajarkan : • Kehidupan setelah kebangkitan badan berbeda dengan kehidupan di dunia. Dalam kehidupan kekal itu tidak perlu adanya perkawinan untuk memperoleh keturunan karena tidak ada kematian (bdk. Luk 20:34-36a). • Orang yang dibangkitkan memperoleh tubuh mulia dan hidup kekal sebagai anak-anak Allah. (bdk Luk 20:36) • YHWH yang merupakan Allah Abraham, Ishak dan Yakub adalah Allah orang hidup, maka Abraham, Ishak dan Yakub hidup kekal dihadapan Allah (bdk. Luk 20:37-38). Pertemuan Kedua: Kerahiman Allah Sasaran: Merenungkan kasih Allah melalui Yesus yang mati untuk menghapus dosa kita, sehingga kita dapat memperoleh hidup kekal. Pengantar Tema • Manusia merindukan keselamatan tetapi dihalangi oleh dosa. • Manusia punya kecenderungan untuk berdosa yang harus kita sadari agar tidak jatuh dalam 7 dosa pokok. • Manusia yang berdosa tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri, oleh sebab itu Allah yang maharahim mengaruniakan keselamatan secara cuma-cuma melalui Yesus Kristus. Kematian Yesus di kayu salib mempunyai makna sebagai penebusan dosa manusia, agar manusia selamat dan mempunyai hidup yang kekal. St. Maximilianus Maria Kolbe St. Maximilianus Maria Kolbe • Makna kematian yang berdasar kasih untuk menyelamatkan hidup orang lain pada abad ini, hidup kembali dalam kisah St. Maximilianus Maria Kolbe. • St. Maximilianus Kolbe rela menyerahkan hidupnya untuk menggantikan hukuman mati Franciszek Gajowniczek yang mempunyai anak dan istri. • Ia rela mati untuk kebahagian orang lain yang bahkan tidak dikenalnya, karena percaya dan terpanggil untuk melakukan apa yang telah dilakukan oleh Juru selamatnya. Pendalaman Iman • Keyakinan St. Kolbe ini salah satunya diperoleh dari ajaran Tuhan Yesus Kristus dalam injil Yohanes pada Bab 3:14-21. • Yesus yang akan ditinggikan di kayu salib adalah sumber keselamatan seperti dulu digambarkan oleh Nehustan ketika orang Israel jatuh ke dalam dosa (bdk. Bil 21:4-9; Yoh 3:14-15) • Hal ini terjadi berkat kerahiman Allah sehingga Allah rela mengorbankan anak-Nya untuk menyelamatkan manusia. • Setiap orang yang percaya karena menanggapi tawaran keselamatan ini akan selamat dan tidak binasa (bdk. Yoh 3:16-17). • Kita harus bertanggung jawab dalam menggunakan kebebasan kita, bila tidak percaya maka orang itu dihukum oleh hati nuraninya sendiri (bdk. Yoh 3:18-19). • Iman juga harus diwujudkan dalam tindakan benar dan perbuatan kasih serta tetap teguh menolak perbuatan dosa (bdk. Yoh 3:20-21) Ekaristi Kenangan Kasih Kristus • Walaupun Kematian Yesus untuk menyelamatkan manusia terjadi dimasa lampau, Gereja selalu mengenangnya dalam Perayaan Ekaristi. • Peristiwa penyelamatan itu dihadirkan dan dihidupkan kembali supaya orang beriman menata kehidupannya sesuai dengan peristiwa penyelamatan itu. • Pemberian diri Yesus untuk menyelamatkan kita dihadirkan secara aktual dalam bentuk pemecahan roti dan anggur, Yesus yang bangkit dan hidup sungguh hadir kembali untuk menyatakan kasih-Nya kepada kita. Pertemuan Ketiga: Melawan dosa dan bertobat Sasaran: Memahami Kasih Allah sebagai dasar pertobatan kristiani, yang terwujud dalam pertobatan sejati. Pengantar Tema. Dengan membebaskan manusia dari kekuasaan dosa maka dia menjadi milik Allah. Sekalipun telah dibebaskan, manusia cenderung untuk tetap berdosa. Allah tidak menghendaki manusia jatuh dalam dosa lagi. Kita perlu memeriksa diri; melihat dosa-dosa kita, mengakuinya dan memperbaharui diri lalu hidup menurut kehendak Allah. Seorang yang mengaku dirinya telah berdosa, ia akan mengambil langkah pertobatan. Mengamati Gambar Seseorang yang ingin menempuh suatu tujuan yang sulit dengan segala keterbatasannya Rintangan yang dihadapi antara lain; ketakutan, keraguan dari dalam hati, gemuruh dan angin yang kencang. Maka ia harus meneguhkan hati dari godaan luar maupun dari dalam diri sendiri, serta senantiasa berpegang kepada penolong/alat-bantu. Kemerdekaan dalam Kristus Kemerdekaan bukanlah kebebasan untuk berdosa (bdk. Gal 5:13) Membiarkan diri dikuasai dosa lagi menjadikan dirinya hamba kecemaran yang berbuah kematian (terpisah dari Allah) (bdk. Rm. 6:19-21) Manusia diangkat menjadi anak-anak Allah dan menjadi ahli waris Kerajaan Allah (Rm 8:1517) Sebagai anak Allah, kita dapat menjalani kehidupan di dunia dengan penuh sukacita. Allah Senantiasa Memanggil • Manusia adalah rapuh dan mempunyai kecenderungan pada dosa • Bapa Yang Mahakasih senantiasa memanggil orang berdosa agar bertobat dan kembali kepada-Nya • Kecenderungan berbuat tidak baik adalah dosa yang diam di dalam manusia (Rm. 7:19-20) Pertobatan Sejati Lukas 15:11-32 Pertobatan Si Bungsu • Latar Belakang • Meminta warisan ketika ayahnya masih hidup itu bukan merupakan perbuatan yang benar (bdk. Bil 27:8-11; Ul 21:15-17) • Setiap anak diwajibkan menghormati orangtuanya (Kel. 20-12; Ul 5:16) • Menyadari dirinya berdosa • Ia kembali ke rumah ayahnya dengan anggapan bahwa ia bukan sebagai anak ayahnya. Kemurahan Hati Sang Ayah • Hatinya tergerak oleh belas kasih melihat anaknya, lalu berlari mendapatkannya. • Pertobatan si bungsu yang merasa tidak layak disebut anak bapa. • Anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. • Sikap ayah menggambarkan sikap Allah sendiri. Allah adalah Bapa yang Mahakasih yang selalu mengharapkan anak- anak-Nya tinggal bersama Dia. Tobat dan Puasa • Yesus tetap hadir saat ini dan memberikan pengampunan melalui sakramen tobat. • Pertobatan dilakukan setelah kita meneliti perbuatan yang telah merugikan diri dan sesama lalu menyesali dan mengakui nya. • APP membantu kita mewujudkan pertobatan dan pembaruan diri. Pertemuan Keempat: Mengasihi Sesama sasaran: Mengajak umat merenungkan kembali kasih Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus dan mewujudnyatakan dalam kasih kepada sesama. Pengantar Tema • Kasih Allah adalah nyata melalui kematian Kristus di kayu salib. • Manusia berkehendak bebas. • Orang yang mendengarkan, memahami dan menerimanya sebagai kebenaran akan mentransformasi dirinya ke dalam kebenaran itu; inilah hakikat orang beriman. • Beriman pada Kristus berarti mengakui bahwa Kristus mengasihi dia dan rela mati untuk menyelamatkan dirinya. Orang beriman mempercayakan dirinya pada Kristus dan siap untuk hidup menurut kehendakNya Permenungan Cerita • Dikisahkan seorang suami yang kedapatan menderita diabetes sehingga harus menjalani pola hidup sehat. • Ibu Agnes mengambil tindakan tepat dengan setia untuk menjaga diet dan pola makan bagi suaminya. • Pada suatu kesempatan, si suami pergi dan tidak mengindahkan upaya istrinya dalam menjaga kesehatannya. Saling Mengasihi 1 Yohanes 4:7-12 Allah Adalah Kasih 4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. 4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. 4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Marilah Kita Saling Mengasihi • Kasih Allah adalah kasih yang rela mengurbankan diri demi orang yang dikasihinya • Kasih itu perbuatan dalam kebenaran (bdk. 1Yoh 3:18) • Karena Allah adalah kasih, maka setiap orang yang mengasihi-Nya akan ambil bagian dalam karya Kasih Allah. • Segala aktivitas Allah adalah laku kasih dan Ia menyatakan diri dalam kasih kepada manusia. Allah Adalah Kasih 4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. 4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. 4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Allah Adalah Kasih (9-10) • Allah mengutus Anak-Nya yang Tunggal ke dunia. • “Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita”, jadi Allah-lah yang berinisitif mengasihi kita. • Manusia yang membuka hatinya dan menyadari kasih Allah akan menanggapi dengan kasih juga Allah Adalah Kasih 4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. 4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. 4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Menanggapi Kasih Allah • Tanggapan akan kasih Allah dinyatakan dengan mengasihi sesama. • Jika manusia menyadari Allah tinggal dalam dirinya maka mereka akan saling mengasihi • Allah sendiri adalah kasih yang sempurna, jadi ketika kita saling mengasihi maka Allah tetap hadir di dalam diri kita. Kasih kepada sesama adalah bukti bahwa Allah tinggal dalam diri kita. Saksi Kerahiman Allah Menjadi Saksi • Menjadi saksi adalah menyampaikan kejadian yang dialami atau dilihatnya. • Setiap pengikut Kristus selayaknya mengalami dan bersaksi bahwa, “Anak Allah telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Gal 2:20) • Kesaksian harus diwartakan melalui sabda kehidupan agar orang mengerti dan tidak salah paham (bdk. 1 Ptr 3:15) • Bersaksi dengan perbuatan tanpa kata juga merupakan pewartaan yang sangat berpengaruh dan efektif (bdk. EN 21-22) Terlibat dalam Masyarakat • Setiap pengikut Yesus dipanggil untuk terlibat dalam kehidupan di dunia. • Peran bermasyarakat harus dijiwai Kasih Allah kepada kita, karena Allah menghendaki kita mengasihi dengan cara yang sama (bdk. 1 Yoh 4:11) • Menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia, artinya kita harus terlibat dalam; membangun persatuan, memajukan kesejahteraan serta cinta tanah air.