BAB II URAIAN TEORITIS 2.1.Konsep Strategi Pemasaran Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang.Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.Menurut Chandler (dalam Rangkuti 1997:3), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta skala prioritas alokasi sumber daya. Pemasaran merupakan faktor kunci dalam keberhasilan bisnis.Istilah pemasaran harus dipahami bukan dalam pandangan lama yaitu melakukan penjualan tetapi dalam pandangan baru yaitu memuaskan pelanggan. Menurut Kotler (1997:3), pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain. Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan pertimbangan pokok diantaranya: 11 Universitas Sumatera Utara 1. Bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis apa yang dapat dimasuki di masa mendatang 2. Bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi dan distribusi (bauran pemasaran) untuk melayani pasar sasaran. (Tjiptono 1997:6) Menurut Corey (dalam Dolan, 1991), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait. Kelima elemen tersebut adalah: 1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor: a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokkan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error di dalam menanggapi peluang dan tantangan d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan. 12 Universitas Sumatera Utara 2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi dan bantuan teknis yang disediakan penjual serta hubungan personal yang mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual. 3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilainilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan 4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya. 5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relations. 2.2. Komunikasi Pemasaran Dalam setiap kegiatan pemasaran selalu mengandung unsur komunikasi. Komunikasi akan menciptakan suatu interaksi antara perusahaan dengan konsumen. Pengertian komunikasi itu sangat bermacam-macam bergantung pendapat setiap orang. Menurut Everett M.Rogers dalam Deddy Mulyana (2005:62), komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi 13 Universitas Sumatera Utara mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Menurut Kotler, komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual (Kotler, 2009:172). Definisi ini menyatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Menurut Tjiptono (2005:226) ada dua saluran komunikasi pemasaran antara lain: 1. Saluran komunikasi pribadi (personal communication channels) Komunikasi langsung anara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat melalui tatap muka, lewat telepon, lewat surat, via e-mail, chatting lewat internet dan juga bahkan presentasi. Saluran komunikasi probadi efektif karena di dalamnya terjadi pertemuan dan umpan balik pribadi. Saluran komunikasi pribadi dapat dikelompokkan menjadi: a. Advoncate channels, yaitu pemasar yang menghubungi konsumen. b. Expert channels, yaitu pakar independen yang memuat pernyataan tertentu kepada konsumen sasaran. c. Social Channels, yaitu tetangga, teman, keluarga dan rekan kerja. Dari antara ketiga bentuk komunikasi probadi tadi, yang paling efektif adalah social channels yang sering disebut sebagai word of mouth. 14 Universitas Sumatera Utara Word of Mouth Marketing merupakan komunikasi pribadi mengenai suatu produk yang dilakukan oleh calon konsumen dengan tetangga, teman, anggota keluarga ataupun rekan kerja. 2. Saluran komunikasi non-pribadi (non-personal communication channels) Media yang membawa pesan tanpa kontak pribadi atau umpan balik meliputi media, atmosfer dan acara-acara penting (events). Media meliputi media cetak (Koran, majalah dan surat); media siaran (radio dan televisi); media elektronik (audiotape, videotape, videodisc, CD-ROM, dan Webpage) dan media tampilan (billboard, papan iklan dan poster). Atmosfer adalah lingkungan yang dirancang secara khusus demi menciptakan atau meningkatkan pembelajaran konsumen untuk pembelian produk.Acara (events) adalah acara-acara atau peristiwa-peristiwa yang dirancang untuk mengkomunikasikan pesan tertentu agar sampai kepada audiens sasaran, contohnya konferensi pers, pertunjukan dan pameran. Di dalam komunikasi pemasaran, terdapat bauran komunikasi pemasaran (Prisgunanto, 2006:27) terdiri dari: Sales force (personal selling), periklanan, promosi penjualan, penjualan langsung (data base marketing),public relations, sponsorship, eksibisi, corporate identity, packaging (pengemasan), point of sale, merchandising, word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut), internet dan media baru. 15 Universitas Sumatera Utara 1. Sales force (personal selling) Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. 2. Periklanan Perikalanan merupakan segala bentuk pesan tentang satu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. 3. Promosi penjualan Promosi penjualan merupakan serangkaian teknik yang digunakan untu mencapai sasaran-sasaran penjualan dan pemasaran dengan penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa baik kepada para perantara maupun pemakai langsung, tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu 4. Penjualan langsung (data base marketing) Penjualan langsung merupakan sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi 5. Public relations Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap organisasi tersebut 16 Universitas Sumatera Utara 6. Sponsorship Sponsorship merupakan pemberian dukungan keuangan atau bentuk-bentuk dukungan lainnya kepada pihak penerima agar keuangan si penerima tetap lancar atau menjadi lebih kokoh 7. Eksibisi Eksibisi merupakan satu-satunya media periklanan yang menyentuh semua panca indera.Media ini sifatnya akrab dan mudah diterima oleh semua orang. Pameran memiliki banyak jenis atau bentuk 8. Corporate Identity Corporate Identity merupakan suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaanperusahaan lainnya 9. Packaging (pengemasan) Packaging berguna untuk menggambarkan perhatian pada sebuah merek, memisahkan merek dari kumpulan produk yang kompetitif pada poin pembelian, menyesuaikan harga atau nilai bagi konsumen, mengartikan berbagai fitur dan keuntungan merek dan akhirnya dan yang terakhir adalah memotivasi pilihan merek konsumen. 10. Point of sale, merchandising Point of sale, merchandising merupakan display yang mendukung penjualan, denan tujuan memberi informasi, mengingatkan, membujuk konsumen untuk membeli secara langsung dan menjajakan produk. 17 Universitas Sumatera Utara 11. Word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut) Word of mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual produk atau merek kita kepada pelanggan lain 12. Internet dan media baru Internet dirujuk sebagai ruang maya atau informasi super cepat, memungkinkan transfer informasi secara elektronik. 2.3. Word of Mouth Marketing Dalam masyarakat, Word of Mouth sudah sejak lama digunakan misalnya kita dengar ungkapan gethok tular dalam bahasa Jawa yang prinsipnya agar berita, pemberitahuan, undangan dan informasi lainnya disampaikan secara meluas dari mulut ke mulut secara lisan. Dalam dunia bisnis, Word of Mouth Marketing merupakan bagian dari upaya menghantarkan atau menyampaikan pesan bisnis kepada konsumen khususnya target pasar agar mereka dapat mengetahui keunggulan produk di tengah tawaran produk saingan yang semakin beragam. (Ali Hasan, 2010:24). Beberapa definisi Word of Mouth Marketing yang terdapat di dalam Ali Hasan (2010:29-32) adalah: 1. Sebuah percakapan yang didesain secara online maupun offline memiliki multiple effect, non-hierarchi, horizontal dan mutasional. Struktur dialog dan percakapan yang baik bersumber dari advokasi 18 Universitas Sumatera Utara merek aktual dan orang-orang (rekomender) bersedia pergi dari satu tempat lain(offline) untuk berbagi pendapat, pengalaman atau antusiasme mereka tentang suatu produk. 2. Tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari seseorang kepada orang lain (antarpribadi) nonkomersial baik merek, produk maupun jasa. 3. Upaya memberikan alasan agar orang berbicara tentang merek, produk maupun jass dan membuat berlangsungnya pembiaraan itu lebih mudah. Menurut Word of Mouth Marketing Association (WOMMA),Word of Mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk atau merek kepada pelanggan serta calon konsumen lain. Menurut Sernovitz (2009:184), Word of Mouth terjadi karena: 1. Membicarakan Seseorang mungkin begitu terlihat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain sehingga terjadi proses komunikasi word of mouth. 2. Mempromosikan Seseorang mungkin menceritakan produk yang pernah dikonsumsinya tanpa sadar ia mempromosikan produk kepada orang lain (teman atau keluarganya) 19 Universitas Sumatera Utara 3. Merekomendasikan Seseorang mungkin akan merekomendasikan suatu produk yang pernah dibelinya kepada orang lain (teman atau keluarganya). 4. Menjual Menjual tidak berarti harus mengubah konsumen menjadi salesman layaknya agen MLM tetapi konsumen kita berhasil mengubah (transform) konsumen lain yang tidak percaya, memiliki persepsi negatif dan tidak mau mencoba merek kita menjadi percaya, persepsi positif dan akhirnya mencoba. Menurut Rosen (2004:16) ada tiga alasan yang membuat word of mouth menjadi begitu penting: 1. Kebisingan (noise) Para calon konsumen hamper tidak dapat mendengar banyaknya kebisingan yang dilihatnya di berbagai media setiap hari. Mereka bingung sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring sebagian pesan yang berjejalan dari media massa. Sebenarnya mereka cenderung lebih mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok yang menjadi rujukan seperti teman-teman atau keluarga. 2. Keraguan (skepticism) Para calon konsumen umumnya bersikap skeptis ataupun meragukan kebenaran informasi yang diterimanya.Hal ini disebabkan oleh banyaknya kekecewaan yang dialami konsumen saat harapannya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan di saat mengkonsumsi 20 Universitas Sumatera Utara produk.Dalam kondisi ini konsumen akan berpaling ke teman ataupun orang yang bisa dipercaya untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan kebutuhannya. 3. Keterhubungan (connectivity) Kenyataan bahwa para konsumen selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain, mereka saling berkomentar mengenai produk yang dibeli ataupun bahkan bergosip mengenai persoalan lain. Dalam interaksi ini sering terjadi dialog tentang produk seperti pengalaman mereka menggunakan produk. Sernovitz (2009:31) menyebutkan bahwa ada 5 elemen (Five Ts) yang dibutuhkan untuk word of mouth agar dapat menyebar yaitu: 1. Talkers yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu siapa pembicara. Dalam hal ini pembicara adalah konsumen kita yang telah mengkonsumsi produk atau jasa yang telah kita berikan, terkadang orang lain cenderung dalam memilih atau memutuskan suatu produk tergantung kepada konsumen yang telah berpengalaman menggunakan produk atau jasa tersebut atau biasa disebut dengan referral pihak yang merekomendasikan suatu produk atau jasa. 2. Topics, yaitu adanya suatu word of mouth karena tercipta suatu pesan atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau hasa seperti halnya pelayanan yang diberikan karena produk kita mempunyai keunggulan tersendiri tentang perusahaan kita yang strategis. 21 Universitas Sumatera Utara 3. Tools, yaitu setelah kita mengetahui pesan atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau jasa tersebut dibutuhkan suatu alat untuk membantu agar pesan tersebut dapat berjalan, seperti website game yang diciptakan untuk orang-orang bermain. Contoh produk gratis, postcards, brosur, spanduk, melalui iklan di radio apa saja alat yang bisa membuat orang mudah membicarakan atau menularkan produk anda kepada temannya. 4. Taking Part atau partisipasi perusahaan yaitu suatu partisipasi perusahaan seperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaanpertanyaan mengenai produk atau jasa tersebut dari para calon konsumen dengan menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci mengenai produk atau jasa tersebut, melakukan follow up ke calon konsumen sehingga mereka melakukan suatu proses pengambilan keputusan. 5. Tracking atau pengawasan akan hasil Word of Mouth Marketing perusahaan setelah suatu alat tersebut berguna dalam proses word of mouth dan perusahaan pun cepat tanggap dalam merespon calon konsumen, perlu pula pengawasan akan word of mouth yang telah ada tersebut yaitu dengan melihat hasil seperti dalam kotak saran sehingga terdapat informasi banyaknya word of mouth positif atau word of mouth negatif dari para konsumen. 22 Universitas Sumatera Utara Word of Mouth dapat menjadi sesuatu yang menguntungkan atau malah mendatangkan masalah. Oleh karena itu menurut sifatnya word of mouth dapat dibagi menhadi dua yaitu: 1. Word of Mouth Positif (Positive Word of Mouth/PWOM) Yaitu bentuk word of mouth yang dapat timbul manakala produk yang sudah dikonsumsi berhasil memuaskan konsumennya. Konsumen yang sudah terpuaskan belum tentu akan menceritakannya kepada orang lain. Word of mouth positif baru akan muncul dari sebuah pemgalaman yang dianggap luar biasa oleh konsumen, yang pada saat itu tingkat emosionalnya tinggi. Artinya apa yang diperoleh konsumen setelah transaksi lebih tinggi dari harapannya. Sehingga tanpa diminta konsumen akan menceritakan pengalaman yang dirasakan kepada orang terdekatnya. Dalam Hospitality Management hal ini disebut juga emotional satisfaction yaitu kepuasan yang muncul karena emosi terhadap kualitas. 2. Word of Mouth Negatif (Negative Word of Mouth/NWOM) Yaitu bentuk word of mouth yang dapat timbul manakala produk yang dikonsumsi ternyata mengecewakan. Merupakan suatu fenomena yang paling ditakutkan perusahaan karena seorang konsumen yang kecewa akan berbicara, tidak hanya ke orang-orang terdekatnya saja. Konsumen akan berusaha menyampaikan kekecewaannya ke sebanyak mungkin orang. 23 Universitas Sumatera Utara Menurut Ali Hasan (2010:31-32), terdapat beberapa teknik word of mouth marketing yang diarahkan untuk mendorong orang berbicara satu sama lain tentang produk atau jasa adalah sebagai berikut: 1. Buzz Marketing Menggunakan high profile berita untuk mendapatkan orang untuk berbicara tentang merek 2. Viral Marketing Menciptakan masukan pesan informatif yang dirancang untuk dapat diteruskan dalam model eksponensial, melalui email misalnya 3. Community Marketing Pembentukan atau mendukung ceruk komunitas yang mungkin untuk berbagi keperntingan tentang merek (seperti kelompok pengguna, kipas klub dan forum diskusi); providing alat, konten dan informasi untuk dukungan komunitas tersebut. 4. Grassroots Marketing Pengorganisasian dan memotivasi relawan untuk engage pribadi atau jangkauan lokal 5. Evangelist Marketing Merekrut pendukung baru, advokasi atau relawan yang didorong untuk mengambil peran leadership dalam menyebarkan pesan secara aktif. 24 Universitas Sumatera Utara 6. Influencer Marketing Mengidentifikasikan masyarakat dan pendapat kunci leaders yang cenderung berbicara tentang produk dan memiliki kemampuan untuk influence pendapat orang lain 7. Street Marketing Menjangkau dan berinteraksi dengan konsumen secara langsung-tatap muka di suatu tempat secara berkala. 8. Stealth-Undercover Marketing Gerakan marketing di bawah ambang sadar, misalnya menggunakan sebuah aktor untuk menyebarkan pesan positif dari satu brand kepada publik. 9. Cause Marketing Pendukung begitu – menyebabkan keuangan untuk mendapatkan rasa hormat dan support dari orang-orang yang merasa sangat tahu tentang penyebabnya. 10. Product Selling Meletakkan yang benar produk ke tangan kanan di waktu yang tepat, menyediakan informasi atau sampel untuk individu berpengaruh. 11. Conversation Creation Menarik atau menyenangkan iklan, email, menangkap frase, hiburan atau promosi dirancang untuk memulai aktivitas mulut. 25 Universitas Sumatera Utara 12. Brand Blogging Menciptakan blog dan berpartisipasi dalam bloging, dalam semangat terbuka, trans-orangtua komunikasi; berbagi informasi nilai. 13. Referral Programs Membuat alat yang memungkinkan pelanggan melihat teman-teman mereka. Menurut Ali Hasan (2010:267), ada beberapa strategi word of mouth yang dapat digunakan dimana pengusaha tidak perlu menyewa konsultan yang mahal untuk memulai aktivitas pemasaran, cara sebagai berikut: 1. Leverage Jaringan Sosial Komunitas khususnya komunitas online memiliki keeratan anggota kelompok pengguna yang data membantu meningkatkan kesadaran merek produk kita.Link-kan ke komunitas online ini dengan alat atau penargetan konten khusus untuk mendapatkan banyak perhatian. 2. Menargetkan Influencer Cari individu yang memiliki trendsetter atau memiliki kewenangan pada topik tertentu.Mereka harus berasal dari individu-individu yang memiliki koneksi pribadi yang lebih banyak atau luas. Jika orangorang ini menyebarkan pesan, maka produk akan sangat mudah disebarkan dalam kelompok sasaran potensial. Identifikasikan influencer yang mampu membangun hubungan dengan orang lain dan pasar melalui lingkup yang ada pengaruh sosialnya. 26 Universitas Sumatera Utara 3. Eksklusivitas dan Kelangkaan Banyak jaringan sosial yang menawarkan produk terbatas atau diskon temporal yang dikombinasikan dengan power influencer menjadi sebuah strategi yang sangat baik untuk menyebarluaskan kesadaran merek dari suatu produk. Prinsip eksklusivitas dan kelangkaan pada dasarnya akan mengundang rasa ingin tahu dan konsisten menghasilkan permintaan dan percakapan produk-produk langka. 4. Micro Market Micro market berfokus pada pemasaran individual dengan menyediakan produk-produk dikustominasi.Micro Market dapat dikombinasikan dengan kelangkaan dan jaringan sosial yang ada untuk menghasilkan eksposur word of mouth.Pemasaran yang berfokus secara langsung pada pelanggan, walaupun jumlahnya mungkin kecil tetapi dapat membantu merek jauh lebih baik daripada mencari jutaan pelanggan. Di dalam Ali Hasan (2010:268), pendekatan pasar yang menggunakan model word of mouth marketing sebenarnya adalah menjadikan konsumen sebagai talker untuk membicarakan produk kepada konsumen lainnya dengan sentuhan teknologi terkini, seperti blog, facebook, mobile dan media sosial lainnya untuk mencapai tujuan word of mouth marketing itu sendiri yaitu meningkatkan mind share (talker), mouth share (promoting) dan market share (selling). Kekuatan citra, merek, kehandalan produk, kualitas layanan dalam word of mouth 27 Universitas Sumatera Utara marketing tampak dalam tiga hal yaitu membuat para pelanggan membicarakan (do the talking), mempromosikan (do the promoting) dan menjual (do the selling). 2.4. Penjualan Menurut Basu Swastha (2005:403) penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama. a. Tujuan Penjualan Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian. Menurut Basu Swastha (2005:404) tujuan umum penjualan dalam perusahaan yaitu: 1. Mencapai volume penjualan 2. Mendapatkan laba tertentu 3. Menunjang pertumbuhan perusahaan 28 Universitas Sumatera Utara b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan.Oleh karena itu, manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktorfaktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha (2005:406) sebagai berikut: 1. Kondisi dan Kemampuan Penjualan Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah: a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan b. Harga produk atau jasa c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman 2. Kondisi Pasar Pasar mempengaruhi kegiatan dalam transaksi penjualan baik sebagai kelompok pembeli atau penjual. Kondisi pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni: jenis pasar, kelompok pembeli, daya beli, frekuensi pembelian serta keinginan dan kebutuhannya. 3. Modal Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya. Modal perusahaan dalam penjelasan ini adalah modal kerja perusahaan yang digunakan untuk mencapai target penjualan yang dianggarkan, 29 Universitas Sumatera Utara misalnya dalam menyelenggarakan stok produk dan dalam melaksanakan kegiatan penjualan memerlukan usaha seperti alat transportasi, tempat untuk menjual, usaha promosi dan sebagainya. 4. Kondisi Organisasi Perusahaan Pada perusahaan yang besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli di bidang penjualan. 5. Faktor-Faktor Lain Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi volume penjualan adalah saluran distribusi yang bertujuan utnuk melihat peluang pasar apakah dapat memberikan laba yang maksimum. Secara umum mata rantai saluran distribusi yang semakin luas akan menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi semakin luasnya saluran distribusi maka produk perusahaan akan semakin dikenal oleh masyarakat luas dan mendorong naiknya angka penjualan yang akhirnya berdampak pada peningkatan volume penjualan. 30 Universitas Sumatera Utara c. Jenis Jenis Penjualan Menurut Basu Swastha (1988:11), jenis-jenis penjualan dibagi kedalam lima kelompok yaitu: 1. Trade Selling Trade Selling dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilakan pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor produk-produk mereka.Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan produk baru.Jika titik beratnya adalah pada “penjualan melalui” penyalur daripada “penjualan ke” pembeli akhir. 2. Missionary Selling Dalam missionary selling, penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan.Di sini, penjual lebih cenderung pada “penjualan untuk” penyalur.Jadi, penjual sendiri tidak menjual secara langsung produk yang ditawarkan, misalnya penawaran obat kepada dokter. 3. Technical Selling Technical Selling berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasihat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya Dalam hal ini, tugas utama penjual adalah mengidentifikasikan dan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi pembeli, serta menunjukkan bagaimana produk atau jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut. 31 Universitas Sumatera Utara 4. New Bussiness Selling New Bussiness Selling berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli.Jenis penjualan ini sering dipakai oleh Perusahaan Asuransi. 5. Responsive Selling Setiap tenaga penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap permintaan pembeli.Dua jenis penjualan utama disini adalah route driving dan retailing. Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus kepada pembelian ulang. 2.5. Mengidentifikasi Perusahaan dengan Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2009:20), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).Dalam analisis SWOT, analisis ini membandingkan antara faktor eksternal perusahaan yaitu peluang (Opputunity) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal perushaaan seperti kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness). Yang menjadi landasan pertama dalam analisis SWOT adalah dengan cara mengidentifikasi peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats): 32 Universitas Sumatera Utara 1. Peluang (Opportunity) Merupakan situasi utama yang mendukung di dalam lingkungan perusahaan dan peluang berasal dari satu sumber.Yang dapat memberikan gambaran mengenai peluang adalah identifikasi segmen pasar sebelumnya, perubahan atau keadaan yang teratur, perubahan teknologi dan perbaikan hubungan dengan pembeli atau penjual. 2. Ancaman (Threats) Merupakan kebalikan pengertian peluang.Dengan demikian dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika tidak diatasi baik untuk masa sekarang maupun di masa mendatang. Memahami pokok-pokok peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan akan sangat membantu para manajer mengidentifikasikan pilihan yang realistis dari antar strategi yang tersedia. Landasan kedua dari analisis SWOT dengan cara mengidentifikasikan kekuatan (Strenght) dan kelemagan (Weakness): 3. Kekuatan (Strenght) Yang dimaksud dengan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan kompetitif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya 33 Universitas Sumatera Utara yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. 4. Kelemahan (Weakness) Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampil kinerja organisasi yang memuaskan dalam praktek, berbagai keterbatasan dan keurangan yang dimiliki atau yang tidak dimiliki, kemampuan manajerian yang mudah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang kurang diminati oleh pengguna atau calon penghuna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai. 34 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Skema Proses Analisis SWOT BERBAGAI PELUANG 3. Mendukung stategi turn-around 1. Mendukung strategi agresif KELEMAHAN INTERNAL KEKUATAN INTERNAL 4. Mendukung strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN Sumber: (Rangkuti, 2009:19) Hasil dari analisis SWOT bisa bersifat sangat subjektif, karena bisa saja terjadi dua orang yang menganalisis satu perusahaan yang sama yang menghasilkan hasil analisis SWOT yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, pembuat analisis harus sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemagan yang tersembunyi maupun kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak dapat digunakan. 35 Universitas Sumatera Utara