MAKALAH TEORI ADMINISTRASI DAN ORGANISASI NAMA KELOMPOK 1 : 1. ABIYOSO KELAS C 2. CARISSA VAUDIA C KELAS C 3. MAYTRIA AGITHA KELAS C FAKULTAS ILMU ADMISNITRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEPTEMBER 2012 I. Teori Organisasi dan Administrasi Pengertian teori Teori merupakan suatu konsep dasar yang menjelaskan hubungan sistematis suatu fenomena dengan cara merinci suatu hubungan sebab – akibat yang terjadi. Di kehidupan sehari-hari istilah teori sering dihubungkan dengan praktik, teori kadang-kadang tidak mudah dipahami karena sifatnya cenderung abstrak. Memahami pemikiran secara abstrak barangkali bukan tugas yang mudah. Namun, sesuatu yang sulit bukan berarti tidak berguna. Seorang ahli mengatakan, tidak ada yang lebih praktis daripada teori yang bermanfaat, artinya, dengan menguasai suatu teori secara baik seseorang akan lebih mudah menangani hal-hal praktis yang berkaitan dengan ilmu dilapangan. Dibelakang setiap teori terdapat asumsi-asumsi yang membentuk sudut pandang suatu teori biasanya asumsi tersebut berpola objektif dan subjektif. Maksudnya, realita secara objektif dapat diukur, dinilai, dan diperbandingkan, dengan satu sama lain. Sedangkan pola subjektif mengasumsikan lebih kepada perorangan yang dapat berfikir berbeda-beda pada suatu objek yang sama. Pengertian organisasi Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karateristik utama organisasi dapat diringkas sebagai 3P yaitu : 1. Purpose 2. People 3. Plan Sesuatu tidak disebut organisasi bila tidak memiliki tujuan (purpose), anggota (people), dan rencana (plan). Perbedaan dalam memdefinisikan organisasi sangat bergantung pada sudut pandang jika kita melihat organisasi sebagi sistem sosial, maka kita akan mendefinisikannya terkait dengan sesuatu yang lebih besar, yaitu masyarakat. 1. Pengertian Administrasi Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi : catat-mencatat, suratmenyurat, pembukuan ringan ketik-mengetikm agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna. Pengertian Teori Organisasi dan Administrasi Teori organisasi dan administrasi adalah suatu konsep yang menjelaskan tentang struktur atau susunan dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam lingkup sebab akibat yang berhubungan. 2. II. Perbedaan antara Administrasi dan Manejemen Manajemen menurut para ahli : Thomas H Nelson : Ilmu dan seni memadukan ide-ide, fasilitas, proses, bahan dan orang-orang untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat dan menjualnya dengan menguntungkan. James A.F Stoner : Proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan upaya (usahausaha) anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi menurut para ahli : Menurut Ulbert : Administrasi secara sempit didefinisikan sebagain penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh. Pengertian administrasi secara sempit ini lebih dikenal dengan istilah Tata Usaha. Menurut WH Evans : Administrasi adalah fungsi yang menyangkut manajemen dan pengarahan semua tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi, dan ingatan organisasi. 3. III. Perbedaan Perspektif Klasik, Modern, dan Post-Modern Perspektif Klasik Teori-teori organisasi klasik adalah teori yang berkembang di khir abad ke- 18, yang pada peroide yang sering disebut Revolusi Industri. Berdasarkan pengamaan yang ada, perkembangan teori organisasi tidak lepas dari faktor lingkungan., yang meliputi aspek teknologi, sistem politik, sistem sosial, sistem budaya,dn demografi (persebaran penduduk). Terutama yang paling mendasar di sini adalah teknologi. Ini dapat dibuktikan dari proses lahirnya perspektif klasik. Perspektif ini berkembang pada periode perubahan teknologi di masa Revolusi Industri, yaitu di mulai di Inggris pada abad ke- 18.pda masa ini lah apa yang disebut ”organisasi” dalam pengertian modern muali berkembang. Revolusi Industri sendiri dapat diartikan sebagai titik pertama dalam sejarah dimana manusia mulai mengenal mesin, dlam pengertian mesin produksi yang melakukan yang mampu melakukan pekerjaan repetitif secara otomtis. Menurut Hatch, pada periode klasik terdapat dua kelompok besar ahli pemikir organisai. Pertama, pemikir-pemikir aliran sosiologis yang mencoba mndeskripsikan dan menganalisis struktur organisasi dan peran-peran didalamnya. Dan yang kedua, pemikirpemikir aliran administrasi dan manajemen yang lebih menitikberatkan pada masalahmasalah praktis yang dihadapidalam mengelola organisasi. Berikut ini adalah kontribusi dari masing-masing tokoh tersebut. Max Weber, Ahli Sosiologi, Jerman, untuk pertama klainya ia mengkaji organisai pemerintahan secara mendalam. Weber mendasarkan pemikiran birokrasinya pada konspe otoritas formal yang impersonal, objektif, dan rasional. Birokrasi semacam ini dijalankan dengan aturan-aturan dan prosedur bki, melalui bentuk-bentuk kontrol legalistik. Pengaruhnya terhadap teori terutama adalah pada aspek organisai publik, yang oleh tokohtokoh sebelumnya tidak dikemas dalam pemikiran tersendiri. Frederick W. Taylor, Ahli Mnajemen, AS, gagasan terpenting dari taylor adalah penerapan prinsip-prinsip ”ilmiah” dlam melakukan pekerjaan dan mengontrol pekerja. Taylor menggunakan metode induktif, yaitu menciptakan suatu prinsip umum dari pengamatan terhadap kasus-kasus khusus. Pemikiran ini terutama dituangkannya dalam principe of scientific management. 4. Perspektif Modern Perspektif Klasik, sebagaimana dpat kita cermati dari tokoh-tokohnya, terbagi menjadi dua pemikiran besar, yaitu pemikiran yang menekankan pencapaian efisiensi dan efektivitas organisasi dan liran yang menekankan kebutuhan sosial dan psikologis manusia. Teori organisasi disini berhadapan dengan suatu masalaha klasik, bahwa organisasi modern dapat menolong manusia utnuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan secar efisien dan efektif, tetapi pada suatu ketika dapat ”memperbudak” manusia yang menciptakannya. Melalu pesrpektif modern, fokus perdebatan berpindah dari aspek internal (efisiensi versus humanisme) pada aspek eksternal (hubungan organisasi dan lingkungan). Organisasi tidak lagi dilihat sebagai unti yang berdiri sendiri, melainkan terkait dengan apa yang disebut lngkungan. Jadi, di satu sisi, teori-teori organisasi perspektif modern adalah kelanjutan dari pemikiran-pemikiran era klasik. Namun dilihat dari sisi yang lain, mereka berbeda. Inspirasi utama mereka adalah keteraturan dan cara kerja alam (nature), khususnya aspek biologis. Sementara itu, pemikir-pemikir klasik umum terinspirasi oleh aspek fisika. Dari sisi ilmu fisika, pemikiran Newton melihat bahwa alam semesta dapat diasumsikan sebuah mesin, seperti jam raksasa, yang bekerja melalui prinsip-prinsip keteraturan tertentu sehingga tidak terjadi kekacauan atau tabrakan satu sama lain. Gagasan keteraturan ini dikembangkan oleh pemikir-pemikir klsik dengan metafora organisasi sebagai ”mesin” yang harus bekerja secara efektif dan efisien. Sebaliknya, para pemikir di era modern mengamati keteraturan lain yang dianggap lebih dinamis, yaitu keteraturan makhluk hidup atau dunia hayati. Mereka menamakannya teori keteraturan organik. Ludwig von Bertalanffy, seorang ahli biofisologi Jerman, mengambil konsep ”organisme” yang dikembangkan ahli-ahli biologi untuk diterapkan pada semua jenis ”sistem” secara umum. Inilah petak dasar dari pemikirn perspektif modern. Di sisi lain, hingg pasa taraf tertentu, basis pemikiran modernis ternyata cenderung menghasilkan pa yang disebut ”rekayasa sosial” (social engineering). Terutama di negaranegara berkembang, dimana para ahli atau negarawan acap kali merombak ”sistem” yang sudah ada, dengan asumsi unsur-unsur pembentuknya tidak terkait dalam suatu interrelasi yang ideal, dan menciptakan ”sistem” baru yang lebih unggul. 5. Perspektif Post-Modern Kecenderungan pemikir-pemikir post-modern adalah membalikkan asumsi-asumsi dasar dari pemikir-pemikir sebelumnya. Hal yang paling mendasar dalah ”keteraturan”. Baik pendekatan klasik maupun modern mendasarkan gagasan-gagasannya pada konsep keteraturan. Bedanya pemikir klasik mengambl gagasan keteraturan dari mekanisme alam semesta (fisika), sementara pemikir modern dari keteraturan organik makhluk hidup (biologi). Namun, inilah yng berbeda, perspektif post-modern mereka sengaja mengabaikn konsep keteraturan itu, termasuk dalam teori organisasi. Tujuannya adalah memperlihatkan realitas yang lebih kompleks, dimana kebenaran yang satu bersanding dengan kebenran yang lain meskipun keduanya tidak sama. Pokok-pokok pemikiran dibawah ini adalah ”asumsi-asumi” yang mendasari pemikiran para ahli organisasi dan administrasi sejak jaman klasik sampai modern. Asumsiasumsi inilah yang akan dibongkar oeh pemikir dri post-modern. a. Kemajuan tau pertumbuhan adalah sesuatu yang tanpa batas. Baik pendekatan klaik maupun modern pada dasarnya tidak mengasumsikan adanya batas-batas tertentu bagi perkembangan organisasi. b. Kebenaran adalah universal, sehingga rancangan yang berlaku pada satu kasus dapat diterapkan pada kasus lain. c. Kebutuhan dan hasrat manusia pada dasarnya sama dan dapat di objektivitasi. d. Hierarki dan ketidakseimbanga kekuasaan dalam organisasi adaah alamiah. Demokratisasi dapat dilakukan dengan memberi pilihan pada suara terbanyak. Dalam banyak hal apalagi bagi kita yang negara berkembang belum bisa diduga seperti apa kondisi dan penyesuaian-penyesuaian yng dilakukan organisasi terhadap kondisi pasca industri tersebut. Hanya saja beberapa ciri yang dapat diidentifikasi muli sekarang adalah: 1. Penciptaan pengetahuan dan pengguna informasi maki penting. Pekerja sektor manufaktur berkurang, sementara sektor jasa meningkat. 2. Batas-batas organisasi dan lingkungan cenderung makin susah untuk dipertahankan. 3. Batas-batas antara unit-unit atau departemen dalam suatu organisasi juga cenderung makin kabur. 4. Kehidupan organsisasi ditandai oleh ketidakpastianyang makin besar. 6 Jika dibatasi pada organisasi bisnis, perubhan yang terjadi dalam masyarakat pasca industri ada alam tiga hal penting berikut. 1. Sistem produksi, harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan selera pasar yang berlangsung cepat. 2. Pasar domestik tidak memadai, harus ada internsionalisasi memasuki pasar-pasar baru diluar negeri. 3. Inovasi menjadi sagat penting, dimana riset dan pengembangan tidak jarang akan sangat menentukan kelangsungan dan perkembangan perusahaan. Dengan latar belakang perubahan-perubahan pasca-industri tersebut, dapat dipahami bahwa proyek pemikiran post-moernisme itu sendiri merupakan antisipasi terhadap pola pikir masyarakat yang secara radikaltelah berubah. Empat asumsi yang dikemukakan tersebutmenjelaskan beberapa haldari sustu pandang post modernis. 7.