51 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pengamatan gejala klinis dan pemeriksaan histopatologis mencit yang diinfeksi Streptococcus suis isolat asal Papua, dapat disimpulkan bahwa: 1. Gejala klinis yang teramati meliputi septisemia dan gangguan sistem syaraf sebagai berikut: a. Gejala septisemia yang terlihat adalah kelemahan, rambut kasar, gangguan pada mata, gangguan pernafasan dan kematian. b. Gejala gangguan syaraf pusat yang teramati adalah tremor, pembengkakan pada mata, kekakuan otot leher, dan paresis ekstremitas. c. Septisemia dan kerusakan otak yang lebih parah pada mencit menyebabkan kematian kurang dari 48 jam mengindikasikan S. suis isolat asal Papua merupakan bakteri yang patogen. 2. Gambaran histopatologis otak mencit yang diinfeksi Streptococcus suis menyebabkan berbagai kerusakan yang ditandai dengan polymorphonuclear perivascular cuffing, encephalitis, meningitis, gliosis, dan mikrogliosis. 3. Adanya infeksi S. suis isolat asal babi dan manusia di Papua dengan gejala meningitis perlu mendapat perhatian yang serius karena diduga merupakan bakteri patogen yang bersifat zoonosis. 51 52 Saran Untuk mengetahui gejala spesifik meningitis seleksi hewan model yang tepat perlu diperhatikan. Aspek yang berpengaruh seperti galur, umur, dan jenis hewan model dapat mejadi pertimbangan saat pemilihan hewan model. Setiap galur mencit memiliki perbedaan respon imun terhadap infeksi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui respon imun terhadap infeksi S. suis isolat asal Papua pada berbagai galur mencit. Penelitian mengenai bakteri ini masih sangat diperlukan terkait dengan sifatnya yang zoonosis dan masih kurangnya penelitian mengenai infeksi S. suis isolat Papua pada manusia dan babi. Peneliti harus memperhatikan aspek biosecurity setelah mengetahui manifestasi akibat infeksi Streptococcus suis isolat Papua.