Model Asuhan Kebidanan CoC Turunkan AKI dan AKB

advertisement
Model Asuhan Kebidanan CoC Turunkan AKI dan AKB
Jumat, 13 Maret 2015 WIB, Oleh: Agung
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) saat ini masih menjadi
prioritas program kesehatan di Indonesia. Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi
strategis untuk berperan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB.
Karena itu, bidan harus memiliki kualifikasi yang diilhami oleh filosofi asuhan kebidanan yang
menekankan asuhannya terhadap perempuan (women centred care). Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualifikasi bidan tersebut dengan menerapkan model asuhan kebidanan yang
berkelanjutan (Continuity of Care/ CoC) dalam pendidikan klinik.
Menurut Yanti, SST., M.Keb dosen di AKBID Estu Utomo Boyolali, CoC sebagai model pembelajaran
klinik kebidanan, hanya bisa dilakukan apabila siswa bersama perempuan dan bidan pembimbing
dalam rentang waktu yang disesuaikan dengan rentang waktu seorang perempuan yang mengalami
kehamilan, melahirkan hingga masa nifas. Kesempatan belajar memberikan asuhan kebidanan
berkelanjutan hanya dapat diperoleh apabila siswa ditempatkan bersama bidan komunitas (BPM
atau bidan desa)
Guna memfasilitasi siswa dalam pembelajaran klinik kebidanan yang sejalan dengan filosofi asuhan
kebidanan model CoC, maka diperlukan model pembelajaran yang disesuaikan baik dari rancangan
waktu, pengaturan penempatan siswa, peran pembimbing akademik, peran pembimbing lahan
(bidan klinik), tugas siswa, maupun sistim penilaian dan evaluasinya. Dengan demikian menjadi
sangat penting mempersiapkan siswa, bidan dan dosen untuk memahami CoC dalam pembelajaran
klinik kebidanan.
"Dari uji coba model program praktik klinik selama 6 bulan dengan menggunakan perlakukan model
PKK-CoC dan kelompok kontrol model target khusus, implementasi model pembelajaran klinik
kebidanan CoC terbukti dapat meningkatkan pemahaman terhadap filosofi asuhan kebidanan women
centred care lebih baik pada kelompok perlakukan dibandingkan pada kelompok kontrol target
khusus. Skor pemahaman kelompok perlakuan dengan model PKK-CoC lebih tinggi untuk
keseluruhan aspek filosofi asuhan kebidanan dibanding kelompok kontrol dengan model target
khusus", katanya di KPTU Fakultas Kedokteran UGM, Jum'at (13/3) saat menjalani ujian terbuka
guna meraih gelar doktor bidang ilmu kedokteran dan kesehatan.
Dikatakan Yanti, dari hasil penelitian dengan menggunakan metode penelitian campuran (mixed
method), yaitu secara kualitatif dan kuantitatif, maka pada implementasi model pembelajaran klinik
CoC, terdapat peningkatan perhatian bidan dalam membimbing siswa dibanding pada model target
khusus. Selain itu ada peningkatan kepuasan perempuan sebagai mitra belajar siswa terhadap
asuhan kebidanan yang diberikan oleh siswa pada implementasi model pembelajaran klinik CoC
dibanding model target kasus.
"Implementasi model pembelajaran klinik CoC, dapat dievaluasi melalui luaran bahwa tidak terjadi
kematian (zero maternal mortality), dari 108 ibu hamil yang menjadi kasus dan1 kematian neonatus
akibat persalinan prematur. Karena itu model CoC dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya
untuk akselerasi penurunan AKI dan AKB di Indonesia", tutur perempuan kelahiran Semarang, 12
Agustus 1975. (Humas UGM/ Agung)
Berita Terkait
●
●
●
●
●
Pelayanan Kebidanan Berkualitas Turunkan Risiko Kematian Ibu Melahirkan
RZIS UGM Buka Bersama dengan Anak Panti Asuhan
Perawatan Berbasis Budaya Mampu TIngkatkan Kualitas Asuh Keperawatan
Mahasiswa Kebidanan UGM Mengembangkan Model Laserasi Vulva Vagina “Mosavana”
Mahasiswa UGM Juara 3 Kompetisi Bisnis Tingkat Nasional
Download