9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajer dan kepentingan pemegang saham seringkali terjadi bertentangan, sehingga bisa menyebabkan terjadi konflik di antara keduanya (Jensen dan Meckling 1976 dalan Kumar 2007). Hal ini terjadi karena manajer berusaha untuk mengutamakan kepentingan pribadinya yang tidak ssesuai dengan keinginan pemegang saham dimana kepentingan manajer dapat menambah biaya perusahaan yang mengurangi keuntungan perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Pihak manajemen diharapkan bertindak dan mengambil keputusan untuk kepentingan pemegang saham. Namun, dalam praktiknya praktiknya sering terjadi konflik antara pihak manajemen dengan pemegang saham yang disebut dengan agency conflict. Konflik tersebut terjadi pada saat proporsi kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari 100% sehingga manajer cenderung mengutamakan kepentingan pribadi dan tidak berdasarkan pada tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan khususnya keputusan pendanaan (Husnan, 2002). http://digilib.mercubuana.ac.id/ Perusahaan pada mulanya didasarkan kepada asumsi bahwa maksud dan tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau laba jangka pendek. Namun berdasarkan pengamatan perusahaan sering mengorbankan laba jangka pendek untuk meningkatkan laba jangka panjang. Keuntungan jangka pendek dan jangka panjang sangat penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, teori perusahaan (theory of the firm) meluruskan bahwa tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan (value of the firm). Nilai perusahaan tercermin dari nilai sekarang dari semua keuntungan perusahaan yang diharapkan dimasa depan. Keuntungan perusahaan dimasa depan tersebut kemudian didiskon ke masa sekarang. Teori perusahaan dijadikan acuan oleh pihak manajer dalam pengambilan keputusan manajerial (Salvatore, 2005). 2. Teori Persinyalan (Signaling Theory) Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik sebagai wujud dari tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (khususnya investor dan kreditor). 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya. Sinyal yang berikan dapat dilakukan melalui pengukapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang suda di lakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Penggunaan dividen sebagai isyarat, cenderung berupa berita bagaimana informasi dapat diteruskan ke pasar dari pada teori tentang kebijakan dividen optimal. Pengumuman yang menyatakan bahwa suatu perusahaan telah memutuskan untuk menaikkan dividen per saham mungkin diartikan oleh penanam modal sebagai berita baik, karena dividen per saham yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan yakin arus kas pada masa mendatang akan cukup besar untuk menanggung tingkat dividen yang tinggi (Weston dan Copeland, 2010). Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan masa yang akan datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti. Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman perubahan dividen yang 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dibayarkan sehingga bisa dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang terkandang dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010). 3. Teori Kebijakan Dividen kebijakan dividen sebagai suatu perencanaan tindakan perusahaan yang harus diturutin ketika keputusan dividen harus dibuat. (Gitman 2003). Menurut Abdul Halim (2005;94), ada tiga bentuk pembayaran dividen, yaitu dividen dalam jumlah rupiah stabil, dividen dengan rasio pembayaran konstan dan dividen tetap yang rendah di tambah dividen ekstra. A. Dividen dalam jumlah rupiah stabil Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil, artinya dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Pembayaran dividen yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. B. Dividen dengan rasio pembayaran konstan Beberapa perusahaan melakukan pembayran dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka menjalankan kebijakan ini akan berakibat jumlah dividen dalam rupiah akan berfluktuasi. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ C. Dividen tetap yang rendah di tambah dividen ekstra Pembayaran dividen ini hanyalah merupakan modifikasi dari cara 1 dan cara 2 di atas. Kebijakan ini memberikan fleksibilitas pada perusahaan tetapi mengakibatkan investor sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya dividen mereka. Apabila perusahaan sangat berfluktuasi, kebijakan ini akan merupakan pilihan terbaik. Manager membuat keputusan investasi yang berkaitan dengan jenis produk dan jasa yang diproduksi, di samping barang dan jasa tersebut diproduksi serta didistribusikan. Manager juga harus memutuskan bagaimana membiayai perusahaan bauran hutang dan ekuitas apa yang harus digunakan, dan jenis sekuritas hutang serta sekuritas khusus apa yang harus di terbitkan, selain itu manager keuangan harus memutuskan berapa persentase laba saat ini untuk membayar dividen daripada yang ditahan dan diinvestasikan kembali, hal ini disebut keputusan kebijakan dividen (dividend policy decision). Setiap keputusan investasi dan pembiayaan tersebut akan mempengaruhi tingkat, penetapan waktu, dan resiko arus kas perusahaan, dan akhirnya harga saham perusahaan, sehingga manager harus membuat keputusan investasi dan pembiayaan yang dirancang untuk memaksimalkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dari penjelasan tersebut, maka dapat dibuat kaitan antara keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan kerangka pemikiran pada gambar 1 sebagai berikut : KEPUTUSAN INVESTASI KEPUTUSAN PENDANAAN NILAI PERUSAHAAN KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Keputusan Investasi Menurut Sartono (2001:6), keputusan investasi menyangkut tentang keputusan alokasi dana baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Dengan kata lain investasi macam apa yang paling baik bagi perusahaan. Secara jangka pendek misalnya investasi dapat di kelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti misalnya investasi dalam kas, persediaan, piuang dan surat berharga maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan. 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006), nilai perusahaan yang di bentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat berpengaruh oleh peluang-peluang investasi. Nilai peusahaan semata-mata di tentukan oleh keputusan investasi (Fama 1978), Myers (1977) memperkenalkan IOS pada studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi. IOS memberikan petunjuk yang lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang, sehingga prospek perusahaan dapat ditaksit dari Investment Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (Assets in Place) dan pilihan investasi di masa yang akan dating dengan Net present Value Positif. Investment Opportunities Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar. Keputusan investasi meliputi investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva lancer) dan aktiva jangka panjang (Aktiva tetap). Aktiva jangka pendek biasanya didefinisikan sebagai aktiva dengan jangka waktu kurang dari satu tahun atau kurang dari satu tahun siklus bisnis, dalam hal ini dana yang diinvestasikan pada aktiva jangka pendek diharapkan akan diterima kembali dalam waktu dekat atau kurang dari satu tahun dan 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ diterima sekaligus. Tujuan perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka pendek adalah untuk digunakan sebagai modal kerja atau operasional perusahaan. Investasi adalah mengorbankan asset yang dimiliki sekarang untuk mendapatkan asset pada masa yang akan datang dengan jumlah yang lebih besar. Myers (1977) dalam Subekti (2001) menyatakan bahwa perusahaan adalah kombinasi antara nilai aktiva riil (Asset in place) dengan pilihan investasi di masa yang akan datang. Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami pengeluaran yang lebih tinggi di bandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. 2. Keputusan Pendanaan Keputusan Pendanaan dapat diartikan sebagai keputusan yang menyangkut struktur keuangan (financial Strusture). Struktur keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur keuangan perusahaan sering kali berubah akibat investasi yang akan dilakukan perusahaan. Oleh karena itu besar kecilnya investasi yang akan dilakukan perusahaan akan berpengaruh pada komposisi (struktur) pendanaan perusahaan. Setiap perusahaan akan mengharapkan adanya 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan meminimalkan biaya modal (Purnamasari, 2009) Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2008:6), Keputusan pendanaan merupakan tanggung jawab utama kedua manager keuangan untuk menghalang dana yang dibutuhkan perusahaan untuk investasi dan operasinya. Ketika suatu perusahaan perlu mendapatkan dana, perusahaan itu bisa mengundang para investor untuk menanamkan uang kas sebagai ganti bagian laba di masa depan, atau menjanjikan untuk melunasi kas investor itu plus tingkan bunga tetap. Menurut Brigham dan Houston (2001), Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya resiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Terdapat dua pandangan mengenai keputusan pendanaan. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off theory dan Pecking Order Theory. Pandangan kedua dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (1958) yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Masulis (1980) melakukan penelitian dalam kaitannya dengan relevansi keputusan pendanaan, menemukan bahwa terdapat kenaikan abnormal return sehari sebelum dan sesudah pengumuman peningkatan proporsi 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ hutang, sebaliknya terdapat penurunan abnormal return pada saat perusahaan mengumumkan penurunan proporsi hutang. Masulis (1980) juga menemukan bahwa harga saham perusahaan naik apabila diumumkan akan diterbitkan pinjaman yang digunakan untuk membeli kembali saham perusahaan tersebut. Mulyadi (2006:236) yang dikutip Pudjiati dan Widanar (2009), berpendapat bahwa keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan kombinasi berbagai sumber dana yang pada dasarnya akan dibagi menjadi dua: a) Pendanaan ekstern yang akan mengarah pada pengambilan keputusan mengenai struktur modal, yakni menentukan proporsi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Hal ini akan Nampak pada debt to equity ratio perusahaan tersebut. b) Pendanaan intern yang diaplikasikan menurut penentuan kebijakan dividen yang digambarkan melalui Dividend Payout ratio. Struktur modal yang baik minimal memiliki proporsional antara sumber dana internal dan eksternal sehingga segala kewajiban dapat dilunasi. Kim (1982) dalam Imam dan Indra (2000) menyatakan bahwa tolak ukur struktur modal yang optimal di tunjukan dengan leverage keuangan yang kecil, dengan leverage yang kecil perusahaan cenderung mengurangi resiko perusahaan (atau resiko tidak sistimatis). 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Keputusan pendanaan dalam penelitian ini di konfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER), dimana rasio ini menunjukan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. Keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan (Wijaya dan Wibawa, 2010). 3. Kebijakan Dividen Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak di kurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemenang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Apabila perusahaan penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan dalam bentuk dividen yang besar pula. Dividen diartikan sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Menurut Hatta (2002), terdapat sejumlah perdebatan mengenai bagaimana kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat pertama menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang disebut dengan teori irrelevansi dividen. Pendapat 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ kedua menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, yang disebut dengan Bird in The Hand Theory. Pendapat ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio suatu perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut akan semakin rendah. Dividend Signaling Theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979). Teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang cash dividend yang dibayarkan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang. Fama dan French (1998) menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari kebijakan dividen memiliki informasi yang positif terhadap nilai perusahaan. Hanaswati (2005a) menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadapa nilai perusahaan. Martono dan Harjito (2005:253) menyatakan bahwa kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investigasi di masa yang akan datang. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Apabila laba perusahaan yang ditahan dalam jumlah besar, nerarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Dengan demikian aspek penting dari kebijakan dividen adalah menentukan alokasi laba yang sesuai di antara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham dan laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali. Perusahaan yang memiliki kebijakan dividen tinggi tanpa arus kas untuk mendukungnya, pada akhirnya harus memotong investasi atau beralih ke pasar modal untuk mendapatkan dividen kecuali mereka yakin bahwa perusahaan menghasilkan cukup banyak kas untuk membayar mereka. Ini adalah alasan utama yang kita katakan bahwa ada isi informasi dividen yaitu perubahan dividen dapat di terjemahkan sebagai tanda perubahan prospek perusahaan (Brealey, Myers, Marcus, 2008:60). 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasa karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat (Hanaswati, 2005a). Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan di ikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004) nilai perusahaan adalah merupakan harga yang bersedia di bayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut terjual, Sedangkan menurut Keown. Et al (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Harga yang bersedia di bayar oleh calon pembeli di artikan sebagai harga pasar atas perusahaan itu sendiri. Di bursa saham, harga pasar berarti harga yang bersedia di bayar oleh investor untuk setiap lembar saham perusahaan. Oleh karena itu dapat di katakan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahan yang selalu di kaitkan dengan harga saham Menurut Susanti (2010:33) indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya adalah : 1. PER (Price Earning Ratio) 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ PER (price Earning Ratio) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandungan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah : a) Tingkat pertumbuhan laba b) Dividend payout ratio c) Tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemodal 2. PBV (Price Book Value) Rasio ini mengukur nilai yang di berikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham (1999) dalam Susanti, 2010:35). 4. Penelitian Terdahulu. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terdapat nilai perusahaan. Adapun penelitian-penelitian terdahulu tersebut antara lain : A. Lihan rini Puspo Wijaya dan Anas Wibawa (2010), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif terdapat nilai perusahaan. Hasil penelitian ini berhasil memberikan konfirmasi empiris 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bahwa keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. B. Sri Hanaswati (2005) tentang implikasi keputusan investasi, pendanaan dan dividen terdapat nilai perusahaan di Indonesia. Dengan menggunakan analisi regresi, variabel yang digunakan adalah keputusan keuangan sebagai variabel independen atau eksogen dan yang digunakan sebagai variabel dependen atau eksogen adalah nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini menyebutkan keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. C. Umi Murtini (2008), penelitian ini tentang pengaruh manajemen keuangan terhadap nilai perusahaan. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa penentuan kebijakan manajemen keuangan yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimumkan nilai perusahaan dimana idealnya setiap keputusan yang diambil oleh manajemen keuangan akan berpengaruh terhadap nilai keuangan. Dengan menggunakan analisis regresi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan investasi dan keputusan pendanaan tetapi diketahui bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. D. Darminto (2008), melakukan penelitian dengan judul pengaruh faktor eksternal dan berbagai keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan. 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa keputusan investasi pada aktiva riel berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan arah hubungan positif. Rasio Current Assets dengan Fixed Assets sebagai indikator investasi aktiva riel sangat dominan mempengaruhi nilai perusahaan. Kebijakan dividen berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan arah hubungan positif. Dividend Yildmratio merupakan indicator kebijakan dividen yang tidak mempengaruhi nilai perusahaan, bergitu juga Dividend Payout Ratio dan Rasio dividen per share tidak signifikan mempengaruhi nilai perusahaan. E. Penelitian Linda Punamasari (2009), mengenai interdependensi antara keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen. Penelitian ini mampu membuktikan bahwa pada persamaan profitabilitas, ukuran perusahaanm pertumbuhan perusahaan, keputusan pendanaan dan keputusan dividen secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan investasi. Dari uraian tersebut diatas, maka ringkasan penelitian terdahulu dapat diketahui pada table berikut ini : 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1 Peneliti Judul Variabel Hasil penelitian Lihan Rini Pengaruh 1) Keputusan a) Keputusan Puspo Wijaya Keputusan investasi investasi dan Anas Investasi, Wibawa (2010) Keputusan berpengaruh 2) Keputusan Pendanaan dan pendanaan positif terhadap nilai perusahaan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan 3) Kebijakan dividen b) Keputusan pendanaan berpangaruh 4) Nilai perusahaan positif terhadap nilai perusahaan. c) Kebijakan dividen berpangaruh positif terhadap nilai perusahaan. 2 Sri Hanaswati Dampak Set 1) Keputusan 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Keputusan investasi, (2005) Peluang investasi Investasi Terhadap Nilai 2) Keputusan pendanaan Perusahaan Publik Di Bursa pendanaan dan keputusan dividen secara parsial berpengaruh positif 3) Keputusan Efek Jakarta keputusan dividen terhadap nilai perusahaan. 4) Nilai perusahaan 3 Umi Murtini Pengaruh (2008) Manajemen 1) Kebijakan investasi Keuangan a) Kebijakan investasi berpengaruh Terhadap Nilai 2) Kebijakan pendanaan Perusahaan 3) Kebijakan dividen positif terhadap nilai perusahaan b) Kebijakan pendanaan berpangaruh 4) Nilai perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 Purnamasari Interdependensi (2009) Antara 1) Profitabilitas Profitabilitas, Ukuran perusahaan, 2) Ukuran Keputusan perusahaan Investasi, keputusan Pertumbuhan perusahaan, keputusan Pendanaan dan 3) Pertumbuhan perusahaan Keputusan Dividen pendanaan dan keputusan dividen secara 4) Keputusan pendanaan sama bersamaberpengaruh terhadap keputusan investasi 5) Keputusan defiden 6) Keputusan Investasi 5 Darminto (2010) Pengaruh Faktor Eksternal dan 1) Keputusan investasi Berbagai a) Keputusan investasi berpengaruh 2) Keputusan Keputusan Terhadap Nilai pendanaan positif terhadap nilai perusahaan Perusahaan 3) Kebijakan dividen b) Keputusan pendanaan 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ berpengaruh 4) Nilai perusahaan positif terhadap nilai perusahaan c) Kebijakan dividen berpenagaruh positif terhadap nilai perusahaan Sumber : Data diolah peneliti B. Kerangka Pemikiran Hipotesis Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Hamid,2012:25). Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen, keputusan investasi, dan keputusan pendanaan yang mempengaruhi nilai perusahaan. 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang menggambarkan permasalahan penelitian. 1. Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham apabila perusahaan memiliki kas yang benar-benar bebas, yang dapat dibagikan kepada pemilik saham sebagai dividen. Semakin tinggi nilai kesehatan suatu perusahaan akan memberikan keyakinan kepada pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa yang akan datang. Wijaya dan Wibawa (2010), Fenandar (2012) telah meneliti hubungan kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Ha1 : Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Keputusan investasi adalah kombinasi antara nilai aktiva riil dengan pilihan investasi di masa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan adalah faktor yang diharapkan oleh investor sehingga perusahaan tersebut dapat memberikan imbal hasil yang diharapkan. Pertumbuhan perusahaan yang selalu meningkat dan bertambahnya nilai aset diharapkan dapat mendorong 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ ekspektasi bagi investor karena kesempatan investasi dengan keuntungan yang diharapkan dapat tercapai Teori yang mendasari keputusan investasi adalah signaling theory. Teori tersebut menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. Teori ini menunjukkan bahwa pengeluaran investasi yang dilakukan oleh perusahaan memberikan sinyal, khususnya kepada investor maupun kreditur bahwa perusahaan tersebut akan tumbuh di masa mendatang. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa (2010), Efni, dkk (2012) menemukan bukti bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ha2 : Keputusan Investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan Keputusan yang menyangkut investasi akan menentukan sumber dan bentuk dana untuk pembiayaannya. Sumber pembiayaan yang berasal dari utang dapat berasal dari utang jangka pendek (current liabilities) maupun utang jangka panjang (long term debt) dan modal saham perusahaan yang terdiri dari saham preferen (preferred stock) dan saham biasa (common stock). 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut Brigham dan Houston (2011), peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban dimasa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon positif oleh pasar. Masulis (1980) dalam Wijaya dan Bandi (2010) melakukan penelitian dalam kaitannya dengan relevansi keputusan pendanaan, menemukan bahwa terdapat kenaikan abnormal return sehari sebelum dan sesudah peningkatan proporsi hutang, sebaliknya terdapat penurunan abnormal returns pada saat penurunan proporsi hutang. Ha3 : keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Model konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Variabel Independen Kebijakan Dividen Variabel Dependen Ha1 (DPR) Keputusan Investasi (CPA) Ha2 Nilai Perusahaan (PBV) Ha3 Keputusan Pendanaan (DAR ) 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/