Vol. 15, No. 1a, Is. 5 November 2013 DAFTAR ISI Faktor

advertisement
Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
DAFTAR ISI
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Meiryananda Permanasari .......................................................
1
Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
Olga Gazali .......................................................................
17
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Di Perusahaan Non
Keuangan
Muntaha .............................................................................
29
Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, Promosi Dan Kepuasaan Pelanggan
Terhadap Loyalitas Konsumen
Kelemens Wedanaji dan Muwaffick H.........................................
47
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Unqualified Opinion
With Modified Paragraph Going Concern
Meriska Febrianty ...............................................................
55
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba
Maria.............................................................................
73
Pengaruh Firm Size, Growth, Non-Debt Tax Shield, Profitability, Fixed
Asset, Business Risk Dan Liquidity Terhadap Leverage
Mursyidi Prihantono ..............................................................
89
Fenomena Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana Di
Bursa Efek Indonesia
Novia Wijaya .......................................................................... 103
The Influence Of Average Collection Period, Average Payment Period,
Inventory Turnover (In Days), Cash Conversion Cycle, Gross Working
Capital Turnover, And Current Ratio Toward Roe And Roa
Stella dan Satriyo Wibowo.......................................................... 119
Pengaruh Profitability, Size, Tangibility, Growth, Tax, Risk, Non-Debt
Tax Shield, Intrinsic Value Of Shares Terhadap Leverage
Syafril Yurisno ....................................................................... 135
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Non
Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Rudi Setiadi Tjahjono ............................................................... 155
Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
Kebijakan Editorial
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI
secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan
penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis
ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis
dan akuntansi.
JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah
dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA
dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan
mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku
untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan
profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi.
Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif
terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan
hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada
JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh
Editor.
Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan
(hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA :
Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti
Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440
Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480
E-mail : [email protected]
Pedoman Penulisan Artikel
Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika
penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang
digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan
dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN
Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab
(heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang
disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold)
dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai
berikut:
PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah)
Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri)
Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri)
B. SISTIMATIKA PENULISAN
Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri
empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan e mail penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian,
motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan
pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai
landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda
Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data,
definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang
menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang
berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian
selanjutnya, serta 7) Referensi.
C. ABSTRAK
Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan
yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia).
Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda
atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi
(apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca
sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti
dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks
artikel.
D. FORMAT
1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata.
2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x
11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga
setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented
style).
3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time
new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan
gambar.
4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks.
5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas
penulis.
6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor
urut halaman.
7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan
menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau
kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika
digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas
matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan
ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya
disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun.
9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis
gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol
%.
10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan
rata marjin kanan.
E. TABEL DAN GAMBAR
1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari
hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel.
2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas
kiri tabel.
3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di
bawah gambar.
4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di
akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan
teks untuk mencantumkan tabel dan gambar.
5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal
hanya pada judul kolom dan akhir tabel.
6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi
tabel, gambar dan sumber kutipan.
F. KUTIPAN DAN REFERENSI
1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup
yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor
halaman jika dipandang perlu.
Contoh:
a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan
nomor halaman (Jones 1987: 115)
b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973)
c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985)
d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman
1986)
e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika
tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b)
f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya
menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994).
2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber
kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut:
a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi
b. Susunan setiap referensi:
1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama
jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit:
nama penerbit.
3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel.
nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan,
halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul,
skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web
dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama
surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan
tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
Contoh:
Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of
Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision
Process, Vol.53 (November).
Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for
Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1,
(http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997).
Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara
Daftar
Belanja.
Detikcom,
(http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/,
24
Juni 2008).
Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York:
Irwin, Mc Graw Hill Companies.
Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job
Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and
Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation.
Lexington: University of Kentucky.
Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The
Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636.
. 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate
investment intentions, The Journal of the American Taxation
Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19.
Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian
Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi
Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial.
Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics
Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 1-16
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
MEIRYANANDA PERMANASARI
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this study is to obtain empirical evidence about
factors that influence financial performance which is indicated with return on
equity and return on assets. The indpendent variables used in this study are
managerial ownership, board size, outside directors, modal structure, and firm
size. Data for this study comprise of the financial ratios calculated from the
financial statement and the information from the notes to financial statement
of the companies. Population used in this study is manufacturing companies
listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 until 2011. The technique used
to carry out sample is purposive sampling method. Sample used in this study
which meet the sampling criteria is 38 manufacturing companies. Datas are
analyzed by using multiple linear regression. The results of this study indicate
that managerial ownership, board size, and outside directors have no influence
toward return on equity while modal structure and firm size have influences
toward return on equity. On the other hand board size and outside directors
have no influence toward return on assets while managerial ownership, modal
structure, and firm size have influences toward return on assets.
Keywords:
Return on Equity, Return on Assets, Managerial Ownership, Board
Size, Outside Directors, Modal Structure, Firm Size.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan yang ditunjukkan
dengan return on equity dan return on asset. Variabel indpenden yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, ukuran dewan,
direksi luar, struktur modal, dan ukuran perusahaan. Data untuk penelitian ini
terdiri dari rasio keuangan dihitung dari laporan keuangan dan informasi dari
catatan laporan keuangan perusahaan. Populasi yang digunakan
dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2009 sampai 2011. Teknik yang digunakan untuk men
sampel adalah metode purposive sampling. Sampel yang diambil dan digunakan
dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria sampel adalah 38 perusahaan
manufaktur. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, ukuran dewan, dan
direksi luar tidak memiliki pengaruh terhadap return on equity sementara
struktur modal dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap return on
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
equity. Di sisi lain ukuran dewan dan direksi luar tidak memiliki pengaruh
terhadap return on assets sementara kepemilikan manajerial, struktur modal,
dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap return on asset.
Kata kunci:
Return on Equity, Return on Assets, Kepemilikan Manajerial,
Ukuran Dewan, Direksi luar, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan.
PENDAHULUAN
Kinerja
keuangan
merupakan hal yang mencerminkan
baik buruknya keadaan keuangan
suatu perusahaan. Analisis kinerja
keuangan sangat diperlukan oleh
manajer, investor, dan kreditor
dalam
pengambilan
keputusan.
Perusahaan
dengan
kinerja
keuangan
yang
baik
akan
mengarahkan pada pengambilan
keputusan yang baik dan akan
meningkatkan kinerja perusahaan
secara
keseluruhan.
Kinerja
keuangan
juga
mencerminkan
integritas dari sebuah perusahaan.
Salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan
adalah
corporate
governance.
Prinsip-prinsip
corporate
governance pada dasarnya dapat
memberi peningkatan pada kinerja
keuangan dan kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain keadilan
(fairness),
transparansi
(transparancy),
dapat
dipertanggungjawabkan
(accountability),
dan
pertanggungjawaban (responsibility)
(Nugrahanti
dan
Novia, 2012).
Tujuan dari peneltian ini
adalah untuk memberikan bukti
empiris
mengenai
pengaruh
kepemilikan
manajerial,
ukuran
dewan komisaris, jumlah komisaris
independen, struktur modal, dan
ukuran perusahaan terhadap return
on equity dan return on assets.
2
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kinerja Keuangan
Menurut Kaplan dan Norton
(1996) dalam Nugrahanti dan Novia
(2012)
kinerja
perusahaan
merupakan sesuatu yang dihasilkan
oleh suatu
perusahaan dalam
periode tertentu dengan mengacu
pada standar yang ditetapkan.
Menurut Jones et al. (2009) dalam
Fachrudin (2011) kinerja perusahaan
memperlihatkan
kemampuan
perusahaan
untuk
memberikan
keuntungan dari aset, ekuitas,
maupun hutang.
Salah satu ukuran kinerja
keuangan adalah return on equity
(ROE), yaitu ukuran profitabilitas
perusahaan
yang
mengukur
pengembalian
untuk
pemegang
saham. Kinerja keuangan juga dapat
diukur dengan return on assets
(ROA). Menurut Aupperle (1985)
dalam Nugrahanti dan Novia (2012)
return on assets merupakan standar
yang baik dari penilaian kinerja
karena dapat lebih diterima secara
universal
dan
lebih
sedikit
kemungkinan
memberikan
hasil
yang menyesatkan dibandingkan
pengukuran yang lain.
Corporate Governance
Siswanto
dan
Aldridge
(2005:2) dalam
Puspitasari dan
Ernawati
(2010)
mendefinisikan
corporate governance sebagai suatu
ISSN: 1410 -9875
Meiryananda Permanasari
sistem
pengendalian
dan
pengawasan pada suatu badan usaha
yang
memiliki
tujuan
untuk
mencapai kinerja badan usaha
semaksimal
mungkin
tanpa
merugikan stakeholdernya. Menurut
Beiner et al. (2003) sistem
corporate
governance
dalam
perusahaan dibagi menjadi dua
yaitu
mekanisme
internal
governance, yang terdiri dari jumlah
dewan direktur, proporsi dewan
komisaris independen, dan debt ot
equity, dan mekanisme external
governance
yang
terdiri
dari
institutional ownership (Wulandari
2006).
Hastuti
(2005)
dalam
Nugrahanti
dan
Novia
(2012)
menyatakan bahwa isu corporate
governance muncul karena terjadi
pemisahan
antara
kepemilikan
dengan pengendalian perusahaan,
atau seringkali dikenal
dengan
istilah masalah keagenan. Agency
theory atau teori keagenan menurut
Jensen
dan
Meckling
(1976)
merupakan suatu kontrak dimana
satu atau lebih principal (pemilik)
menyewa orang lain (agen) untuk
melakukan beberapa jasa untuk
kepentingan
mereka
dengan
mendelegasikan
beberapa
wewenang
untuk
membuat
keputusan agen (Yeniatie dan
Destriana, 2010).
kepemilikan manajerial dilakukan
oleh Puspitasari dan Ernawati (2010)
dengan menggunakan proksi return
on equity dan return on assets untuk
mewakili kinerja keuangan. Hasil
dari penelitian tersebut menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap return on
equity dan return on assets yang
berarti kepemilikan
manajerial
tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
Kepemilikan Manajerial
Menurut Kay (1992) dalam
Puspitasari dan Ernawati (2010)
kepemilikan manajerial merupakan
kepemilikan sejumlah saham badan
usaha oleh pihak eksekutif sehingga
membuat eksekutif yang melakukan
akuisisi saham badan usaha memiliki
kinerja lebih baik dibandingkan
eksekutif yang tidak memiliki saham
badan usaha. Penelitian tentang
Dewan Komisaris Independen
Peraturan Bank Indonesia
no.8/4/PBI/2006 pasal 4 mengenai
komisaris independen menyatakan
komisaris independen
adalah
anggota dewan komisaris yang tidak
memiliki
hubungan
keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan
anggota dewan komisaris lainnya.
(Puspitasari dan Ernawati, 2010).
Ukuran Dewan Komisaris
Ruvisky
(2005)
dalam
Puspitasari dan Ernawati (2010)
menyatakan
ukuran
dewan
komisaris merupakan jumlah yang
tepat agar dewan komisaris dapat
bekerja
secara
efektif
dan
menjalankan corporate governance
dengan bertanggung jawab kepada
pemegang
saham.
Penelitian
tentang ukuran dewan komisaris
dilakukan oleh Puspitasari dan
Ernawati
(2010)
dengan
menggunakan proksi return
on
equity dan return on assets untuk
mewakili kinerja keuangan. Hasil
dari penelitian tersebut menyatakan
bahwa ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh terhadap return on
equity dan return on assets yang
berarti ukuran dewan komisaris
tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Penelitian tentang dewan komisaris
independen
dilakukan
oleh
Puspitasari dan Ernawati (2010)
dengan menggunakan proksi return
on equity dan return on assets untuk
mewakili kinerja keuangan. Hasil
dari penelitian tersebut menyatakan
bahwa dewan komisaris independen
tidak berpengaruh terhadap return
on equity dan return on assets yang
berarti dewan komisaris independen
tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
Struktur Modal
Menurut Weston & Copeland
(1999:19) struktur modal atau
kapitalisasi
perusahaan
adalah
pembiayaan permanen yang terdiri
dari hutang jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang
saham. Penelitian tentang struktur
modal dilakukan oleh Puspitasari
dan
Ernawati
(2010)
dengan
menggunakan proksi return
on
equity dan return on assets untuk
mewakili kinerja keuangan. Hasil
dari penelitian tersebut menyatakan
bahwa
struktur
modal
tidak
berpengaruh terhadap return on
equity namun berpengaruh terhadap
return on assets.
Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
mencerminkan
besar
kecilnya
perusahaan yang dapat dilihat dari
total aset perusahaan pada akhir
periode fiskal. Ukuran perusahaan
sangat penting dalam pelaporan
keuangan karena total aset yang
dimiliki perusahaan mencerminkan
hak
dan
kewajiban
serta
permodalan perusahaan (Bukhori,
2012). Penelitian tentang ukuran
perusahaan
dilakukan
oleh
Puspitasari dan Ernawati (2010)
dengan menggunakan proksi return
4
November 2013
on equity dan return on assets untuk
mewakili kinerja keuangan. Hasil
dari penelitian tersebut menyatakan
bahwa
ukuran
perusahaan
berpengaruh terhadap return on
equity dan terhadap return on
assets
yang
berarti
ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap
kinerja keuangan.
Berdasarkan
rerangka
teoritis yang sudah dipaparkan,
maka diajukan hipotesis sebagai
berikut :
Ha1
:
Terdapat
pengaruh
kepemilikan
manajerial
terhadap return on equity.
Ha2 : Terdapat pengaruh ukuran
dewan komisaris terhadap
return on equity.
Ha3 : Terdapat pengaruh dewan
komisaris
independen
terhadap return on equity.
Ha4
:
Terdapat
pengaruh
struktur modal terhadap
return on equity.
Ha5 : Terdapat pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap
return on equity.
Ha6
:
Terdapat
pengaruh
kepemilikan
manajerial
terhadap return on assets.
Ha7 : Terdapat pengaruh ukuran
dewan komisaris terhadap
return on assets.
Ha8 : Terdapat pengaruh dewan
komisaris
independen
terhadap return on assets.
Ha9
:
Terdapat
pengaruh
struktur modal terhadap
return on assets.
ISSN: 1410 -9875
Ha10 : Terdapat pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap
return on assets.
METODA PENELITIAN
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur
yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Sampel
diperoleh
dengan
menggunakan metode purposive
sampling dengan tipe judgement
sampling
(pemilihan
sampel
berdasarkan pertimbangan) yaitu
tipe pemilihan sampel secara tidak
acak yang informasinya diperoleh
dengan menggunakan pertimbangan
tertentu atau kriteria tertentu
(Indriantoro
dan
Supomo,
1999:131). Adapun kriteria yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2009-2011.
2. Perusahaan mempunyai saldo
laba bersih yang positif selama 3
tahun berturut-turut dari tahun
2009-2011.
3. Perusahaan harus mempunyai
hutang jangka panjang eksternal
Return on Equity =
Return on Assets
Menurut Aupperle (1985)
dalam Nugrahanti dan Novia (2012)
return on assets merupakan standar
yang baik dari penilaian kinerja
karena dapat lebih diterima secara
universal
dan
lebih
sedikit
Meiryananda Permanasari
selama 3 tahun berturut-turut
dari tahun 2009-2011.
4. Perusahaan harus menggunakan
mata uang rupiah dalam laporan
keuangannya.
5. Perusahaan harus mempunyai
komisaris independen selama 3
tahun berturut-turut dari tahun
2009-2011.
Sampel
yang
berhasil
dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah 38 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang didapatkan dari Bursa
Efek Indonesia yaitu berupa laporan
keuangan perusahaan manufaktur
yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2009-2011 yang
dilaporkan kepada publik.
Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel
Return on Equity
Return on equity (ROE)
adalah
ukuran
profitabilitas
perusahaan
yang
mengukur
pengembalian
untuk
pemegang
saham. Skala yang digunakan untuk
variabel ini adalah skala rasio dan
dirumuskan
sebagai
berikut
(Puspitasari dan Ernawati, 2010) :
Laba bersih
Total ekuitas
kemungkinan
memberikan
hasil
yang menyesatkan dibandingkan
pengukuran yang lain. Skala yang
digunakan untuk variabel ini adalah
skala rasio dan dirumuskan sebagai
berikut (Puspitasari dan Ernawati,
2010) :
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Return on Assets =
Laba bersih
Total aset
Kepemilikan Manajerial
Yeniatie dan Destriana (2010)
menyatakan kepemilikan manajerial
merupakan besarnya kepemilikan
manajemen yang secara aktif ikut
dalam
pengambilan
keputusan
perusahaan
(direktur
dan
komisaris). Dalam penelitian ini
kepemilikan
manajerial
diukur
dengan
menggunakan
variabel
dummy yang diwakili dengan angka
0 dan 1. Angka 0 menyatakan bahwa
perusahaan
tidak
memiliki
kepemilikan manajerial sedangkan
angka
1
menyatakan
bahwa
perusahaan memiliki kepemilikan
manajerial. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala nominal
(Yeniatie dan Destriana, 2010).
Ukuran Dewan Komisaris
Ruvisky
(2005)
dalam
Puspitasari dan Ernawati (2010)
menyatakan
ukuran
dewan
KI =
Dewan Komisaris Independen
Dewan
komisaris
independen
menunjukkan
keberadaan wakil dari pemegang
saham secara independen dan juga
mewakili kepentingan
investor.
Skala pengukuran yang digunakan
adalah
skala
rasio.
Proporsi
komisaris independen diberi simbol
KI dan dirumuskan sebagai berikut :
dari hutang jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang
saham (Kesuma, 2009). Variabel ini
diukur dengan skala rasio dan
dirumuskan sebagai berikut :
Jumlah hutang jangka panjang
eksternal
Jumlah ekuitas
Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
mempengaruhi kemudahan dalam
mengakses pasar modal. Ukuran
perusahaan dapat dilihat dari total
aset perusahaan pada akhir periode
6
komisaris merupakan jumlah yang
tepat agar dewan komisaris dapat
bekerja
secara
efektif
dan
menjalankan corporate governance
dengan bertanggung jawab kepada
pemegang saham. Ukuran dewan
komisaris diukur dengan melihat
jumlah orang yang duduk sebagai
dewan
komisaris
di
suatu
perusahaan. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala nominal
(Puspitasari dan Ernawati, 2010).
Jumlah komisaris
independen
Jumlah dewan komisaris
Struktur Modal
Menurut Weston & Copeland
(1999:19) struktur modal atau
kapitalisasi
perusahaan
adalah
pembiayaan permanen yang terdiri
DER =
November 2013
fiskal
dan
diukur
dengan
menggunakan logaritma dari total
aset (Puspitasari dan Ernawati,
2010). Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala nominal.
ISSN: 1410 -9875
Meiryananda Permanasari
SIZE = Log Total Aset
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif Variabel
[Lihat Tabel 1]
[Lihat Tabel 2]
Uji Normalitas Residual
[Lihat Tabel 3]
Berdasarkan tabel 3 hasil uji
normalitas residual untuk model
penelitian I dan model penelitian II
nilai dari nilai asymp. Sig. (2-tailed)
lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa data
berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
[Lihat Tabel 4]
Hasil uji multikolinearitas
menunjukkan
bahwa
variabel
kepemilikan
manajerial,
ukuran
dewan
komisaris,
komisaris
independen, struktur modal, dan
ukuran perusahaan memiliki nilai
tolerance yang lebih besar dari 0,1
dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi korelasi antar variabel
independen atau tidak terjadi
multikolinearitas sehingga model
regresi baik digunakan dalam
penelitian.
Uji Autokorelasi
[Lihat Tabel 5]
Pada model penelitian I dan
model penelitian II, hasil uji
autokorelasi dengan uji BrueschGodfrey menunjukkan nilai sig. dari
LAG_RES1 dan LAG_RES2 lebih besar
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
tidak terdapat korelasi antara
kesalahan penganggu pada periode t
dan kesalahan penganggu pada
periode sebelumnya (t-1) sehingga
tidak terjadi autokorelasi dan model
regresi baik digunakan dalam model
penelitian.
Uji Heteroskedastisitas
[Lihat Tabel 6]
Hasil uji heteroskedastisitas
untuk model penelitian I dapat
dilihat dari nilai sig ARES_1. Nilai sig
ARES_1 untuk variabel kepemilikan
manajerial, struktur modal, dan
ukuran perusahaan lebih kecil dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa terjadi heteroskedastisitas,
sedangkan untuk variabel ukuran
dewan komisaris dan komisaris
independen nilai sig ARES_1 lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas
untuk model penelitian II dapat
dilihat dari nilai sig ARES_2. Nilai sig
ARES_2 untuk variabel kepemilikan
manajerial dan ukuran perusahaan
lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
terjadi
heteroskedastisitas,
sedangkan
untuk
variabel
ukuran
dewan
komisaris, komisaris independen,
dan struktur modal, nilai
sig
ARES_2 lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisa Korelasi dan Koefisien
Determinasi
[Lihat Tabel 7]
Hasil analisa korelasi untuk
model penelitian I adalah sebesar
0,530 yang berarti bahwa terdapat
hubungan yang kuat dan positif
antara
kepemilikan
manajerial,
ukuran dewan komisaris, komisaris
independen, struktur modal, dan
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
ukuran perusahaan dengan return
on equity.
Hasil analisa korelasi untuk
model penelitian II adalah sebesar
0,606 yang berarti bahwa terdapat
hubungan yang kuat dan positif
antara
kepemilikan
manajerial,
ukuran dewan komisaris, komisaris
independen, struktur modal, dan
ukuran perusahaan dengan return
on assets.
Hasil
analisa
koefisien
determinasi untuk model penelitian
I menunjukkan nilai adjusted R
square sebesar 0,248. Hal ini berarti
bahwa besarnya variasi variabel
return on equity yang dapat
dijelaskan oleh variasi variabel
kepemilikan
manajerial,
ukuran
dewan
komisaris,
komisaris
independen, struktur modal, dan
ukuran perusahaan dalam penelitian
ini adalah sebesar 24,8%, sedangkan
sisanya sebesar 75,2% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak
terdapat dalam model penelitian
ini.
Hasil
analisa
koefisien
determinasi untuk model penelitian
II menunjukkan nilai adjusted R
square sebesar 0,338. Hal ini berarti
bahwa besarnya variasi variabel
return on assets yang dapat
dijelaskan oleh variasi variabel
kepemilikan
manajerial,
ukuran
dewan
komisaris,
komisaris
independen, struktur modal, dan
ukuran perusahaan dalam penelitian
ini adalah sebesar 33,8%, sedangkan
sisanya sebesar 66,2% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak
terdapat dalam model penelitian
ini.
Uji F
[Lihat Tabel 8]
Hasil uji F pada model
penelitian I menunjukkan nilai
8
November 2013
signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini
lebih kecil dari 0,05 yang berarti
bahwa model regresi yang digunakan
dalam penelitian ini fit dan data
sesuai dengan model. Hasil uji F
pada
model
penelitian
II
menunjukkan
nilai
signifikansi
sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil
dari 0,05 yang berarti bahwa model
regresi yang digunakan dalam
penelitian ini fit dan data sesuai
dengan model.
Uji t
[Lihat Tabel 9]
Berdasarkan hasil uji t maka
persamaan model regresi untuk
model penelitian I yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
ROE = -0,86838 - 0,03493 KM 0,00579 DK - 0,10021 KI +
08329 DER + 0,09170 SIZE +
e
Hasil uji t menunjukkan
bahwa nilai signifikan kepemilikan
manajerial (KM) adalah sebesar
0,199 yang nilainya lebih besar dari
alpha (α = 0,05) sehingga Ha1 tidak
dapat diterima.
Hal
ini
menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial (KM) tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen return
on
equity
(ROE).
Hal
ini
kemungkinan
disebabkan
cukup
banyaknya data sampel perusahaan
yang tidak mempunyai kepemilikan
manajerial.
Hasil uji t menunjukkan
bahwa nilai signifikan ukuran dewan
komisaris (DK) adalah sebesar 0,445
yang nilainya lebih besar dari alpha
(α = 0,05) sehingga Ha2 tidak dapat
diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa ukuran dewan komisaris (DK)
tidak
berpengaruh
terhadap
variabel dependen return on equity
ISSN: 1410 -9875
(ROE).
Hal
ini
kemungkinan
disebabkan semakin
besarnya
ukuran dewan komisaris maka akan
semakin sulit dalam hal koordinasi
dan komunikasi sehingga dapat
menimbulkan
masalah
antara
manajemen
dan
bagian
pengawasan.
Hasil uji t menunjukkan
bahwa nilai signifikan komisaris
independen (KI) adalah sebesar
0,276 yang nilainya lebih besar dari
alpha (α = 0,05) sehingga Ha3 tidak
dapat diterima.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
komisaris
independen (KI) tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen return
on
equity
(ROE).
Hal
ini
kemungkinan disebabkan kinerja
keuangan bukan didasarkan sematamata
pada
jumlah
komisaris
independen. Komisaris independen
dikhawatirkan
tidak
begitu
memahami operasional perusahaan
karena terkadang jabatan tersebut
didasarkan pada kepentingan politik
bukan kemampuan orang yang
bersangkutan.
Hasil uji t menunjukkan
bahwa nilai signifikan
struktur
modal (DER) adalah sebesar 0,018
yang nilainya lebih kecil dari alpha
(α = 0,05) sehingga Ha4 dapat
diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa
struktur
modal
(DER)
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen return on equity (ROE).
Hal ini kemungkinan disebabkan
penentuan
struktur
modal
merupakan keputusan yang penting
bagi perusahaan. Penentuan untuk
menggunakan
modal
internal
ataukah
eksternal
akan
mempengaruhi
biaya
yang
dikeluarkan
dan
akan
mempengaruhi laba bersih dari
perusahaan.
Meiryananda Permanasari
Hasil uji t menunjukkan
bahwa
nilai
signifikan
ukuran
perusahaan (SIZE) adalah sebesar
0,000 yang nilainya lebih kecil dari
alpha (α = 0,05) sehingga Ha5 dapat
diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan (SIZE)
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen return on equity (ROE).
Hal ini kemungkinan disebabkan
perusahaan
besar
dapat
memperoleh
kemudahan
dalam
mengakses pasar modal, hal ini
berarti bahwa perusahaan memiliki
fleksibilitas dan kemampuan untuk
mendapatkan dana. Dengan dana
yang lebih banyak,
perusahaan
dapat
menciptakan
peluang
pertumbuhan
sehingga
kinerja
perusahaan menjadi lebih baik.
[Lihat Tabel 10]
Berdasarkan hasil uji t maka
persamaan model regresi untuk
model penelitian II yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
ROA = -0,52359 - 0,03707 KM 0,00044 DK - 0,03723 KI 0,05776 DER + 0,05482 SIZE
+e
Hasil uji t menunjukkan
bahwa nilai signifikan kepemilikan
manajerial (KM) adalah sebesar
0,006 yang nilainya lebih kecil dari
alpha (α = 0,05) sehingga Ha6 dapat
diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa kepemilikan manajerial (KM)
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen return on assets (ROA).
Hal ini kemungkinan disebabkan
dengan
adanya
kepemilikan
manajerial
maka
manajemen
termasuk dalam jajaran pemilik
perusahaan sehingga manajemen
akan
berusaha
untuk
lebih
meningkatkan kinerja keuangan dan
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
kinerja
perusahaan
secara
keseluruhan.
Hasil uji t menunjukkan
bahwa nilai signifikan ukuran dewan
komisaris (DK) adalah sebesar 0,905
yang nilainya lebih besar dari alpha
(α = 0,05) sehingga Ha7 tidak dapat
diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa ukuran dewan komisaris (DK)
tidak
berpengaruh
terhadap
variabel dependen return on assets
(ROA).
Hal
ini
kemungkinan
disebabkan semakin
besarnya
ukuran dewan komisaris maka akan
semakin sulit dalam hal koordinasi
dan komunikasi sehingga dapat
menimbulkan
masalah
antara
manajemen
dan
bagian
pengawasan.
Hasil uji t menunjukkan
bahwa nilai signifikan komisaris
independen (KI) adalah sebesar
0,411 yang nilainya lebih besar dari
alpha (α = 0,05) sehingga Ha8 tidak
dapat diterima.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
komisaris
independen (KI) tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen return
on assets (ROA). Hal
ini
kemungkinan disebabkan kinerja
keuangan bukan didasarkan sematamata
pada
jumlah
komisaris
independen. Komisaris independen
dikhawatirkan
tidak
begitu
memahami operasional perusahaan
karena terkadang jabatan tersebut
didasarkan pada kepentingan politik
bukan kemampuan orang yang
bersangkutan.
Hasil uji t menunjukkan
bahwa nilai signifikan
struktur
modal (DER) adalah sebesar 0,001
yang nilainya lebih kecil dari alpha
(α = 0,05) sehingga Ha9 dapat
diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa
struktur
modal
(DER)
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen return on assets (ROA).
10
November 2013
Hal ini kemungkinan disebabkan
penentuan
struktur
modal
merupakan keputusan yang penting
bagi perusahaan. Penentuan untuk
menggunakan
modal
internal
ataukah
eksternal
akan
mempengaruhi
biaya
yang
dikeluarkan
dan
akan
mempengaruhi laba bersih dari
perusahaan.
Hasil uji t menunjukkan
bahwa
nilai
signifikan
ukuran
perusahaan (SIZE) adalah sebesar
0,000 yang nilainya lebih kecil dari
alpha (α = 0,05) sehingga Ha10 dapat
diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan (SIZE)
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen return on assets (ROA).
Hal ini kemungkinan disebabkan
perusahaan
besar
dapat
memperoleh
kemudahan
dalam
mengakses pasar modal, hal ini
berarti bahwa perusahaan memiliki
fleksibilitas dan kemampuan untuk
mendapatkan dana. Dengan dana
yang lebih banyak,
perusahaan
dapat
menciptakan
peluang
pertumbuhan
sehingga
kinerja
perusahaan menjadi lebih baik.
PENUTUP
Hasil dari penelitian ini
dapat
disimpulkan
bahwa
kepemilikan
manajerial,
ukuran
dewan
komisaris
dan
dewan
komisaris
independen
tidak
berpengaruh terhadap return on
equity sedangkan struktur modal
dan ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap return on equity. Ukuran
dewan
komisaris
dan
dewan
komisaris
independen
tidak
berpengaruh terhadap return on
assets
sedangkan
kepemilikan
manajerial, struktur modal dan
ISSN: 1410 -9875
ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap return on assets.
Penelitian ini mempunyai
keterbatasan antara lain :
1. Objek penelitian ini hanya
menggunakan
perusahaan
manufaktur.
2. Variabel
independen
yang
digunakan hanya 5 variabel yaitu
kepemilikan manajerial, ukuran
dewan
komisaris,
komisaris
independen,
struktur
modal, dan ukuran perusahaan.
3. Peneliti hanya memakai 2 proksi
untuk
mewakili
kinerja
keuangan
perusahaan
yaitu
return on equity dan return on
assets.
4. Periode pengamatan penelitian
ini hanya 3 tahun, dari tahun
2009 sampai tahun 2011.
5. Terjadi heteroskedastisitas pada
variabel
kepemilikan
manajerial, struktur modal, dan
ukuran perusahaan.
Berdasarkan keterbatasanketerbatasan penelitian, maka saran
Meiryananda Permanasari
bagi penelitian selanjutnya yang
ingin mengangkat masalah yang
sama adalah sebagai berikut:
1. Menambah objek penelitian,
tidak hanya terbatas pada
perusahaan manufaktur, tetapi
juga
ditambah
dengan
perusahaan non manufaktur.
2. Menambah
variabel
independen lain
yang
diharapkan
mempunyai
pengaruh terhadap return on
equity dan return on assets
seperti kepemilikan institusional
dan
ekonomi makro.
3. Menambah
proksi
untuk
mewakili
kinerja
keuangan
perusahaan seperti Tobin’s Q
dan net profit margin.
4. Menambah periode pengamatan
sampai 4 atau 5 tahun periode
sehingga diharapkan hasil yang
didapat
bisa
lebih
digeneralisasi.
5. Peneliti selanjutnya diharapkan
dapat menyelesaikan masalah
heteroskedastisitas dengan cara
menambah
periode
pengamatan.
REFERENSI
Anderson, David R., Dennis, J. S., Thomas, A. W. 2011. Statistics for Business
and Economics. 7th edition. South Western : Cengage Learning.
Bukhori, R.I. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan
Ukuran
Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan. Diponegoro Journal of
Accountin,
hlm
1-12.
http://ejournalsl.undip.ac.id/index.php/accounting. (accessed December 19, 2012).
Djumahir. 2011. Pengaruh Good Corporate Governance dan Kepemilikan
Manajemen Terhadap Kinerja Keuangan (Studi
Pada
Industri
Automotive di BEI). Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 9, No. 1, hlm 2028.
Fachrudin, K.A. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan,
dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 13, No. 1, hlm 37-46.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Hapsoro, D. 2008. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan: Studi Empiris di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Akuntansi
dan Manajemen, Vol. 19, No. 3, hlm 155-172.
Indrawati, H. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan BMT.
Jurnal Akuntansi/Tahun XII No. 2, hlm 142-154.
Indriantoro, N. dan Bambang S. 1999. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Kesuma, A. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go
Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan
Vol. 11, No. 1, hlm 38-45.
Leni dan R. Rasyid. 2010. Implikasi Penerapan Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Bank. Jurnal Akuntansi / Tahun
XIV, No. 01, hlm 38-52.
Murwaningsari, E. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social
Responsibility dan Corporate Financial Performance Dalam Satu
Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 1, hlm 30-41.
Nugrahanti Y.W. dan S. Novia. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan Sebagai
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan. Jurnal
Manajemen, Vol. 11, No. 2, hlm 151-169.
Nuswandari, C. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index
Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 16, No. 2, hlm 70-84.
Prathepkaanth, P. 2011. Capital Structure and Financial Peformance: Evidence
from Selected Business Companies in Colombo Stock Exchange Sri
Lanka. International Refereed Research Journal Vol.-II, hlm 171-183.
Puspitasari F. dan E. Ernawati. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan, Tahun 3, No. 2, hlm 189-215.
Said, R.M. dan M.H. Tumin. 2011. Performance and Financial Ratios of
Commercial Banks in Malaysia and China. International Review of
Business Research Papers Vol. 7, No. 2, hlm 157-169.
Sagitarini, L.L. 2009. Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan Struktur Modal
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Hotel dan Travel yang
Terdapat di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan,
Vol. 5, No. 3, hlm 153-160.
Suardani, A.A.P. 2009. Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro terhadap
Kinerja Keuangan dan Return Saham Perusahaan Pada Industri
Manufaaktur di Pasar Modal Indonesia. Sarathi, Vol.16, No.2, hlm 255266.
Sugiarto. 2006. Good Corporate Governance, Mampukah Meningkatkan Kinerja
Perusahaan?. Akuntabilitas, Vol. 6, No. 1, hlm 34-46.
Wulandari, N. 2006. Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Fokus Ekonomi, Vol.
1, No. 2, hlm 120-136.
Yadnyana, I.K. dan N.W.A.E. Wati. 2011. Struktur Kepemilikan, Kebijakan
Dividen, dan Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Vol. 15, No. 1, hlm 58-65.
12
ISSN: 1410 -9875
Meiryananda Permanasari
Yeniati dan N. Destriana. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Hutang Pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol . 12, No. 1, hlm 1-16.
Yuningsih, I. dan R. Yudaruddin. 2010. Analisis Return on Equity Perusahaan
Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Akuntabilitas, Vol. 10, No. 1, hlm 4555.
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
ROE
ROA
DK
KI
DER
114
114
114
114
114
0,18301
0,0939
4,66 0,39119 0,22608
0,14826 0,07792 2,214 0,13745 0,36211
0,007
0,0046
2
0,2 0,0001
0,7892
0,4155
11
1 2,5033
N
Mean
Std.Deviation
Minimum
Maximum
SIZE
114
12,2093
0,74069
10,8623
14,1862
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif Kepemilikan Manajerial
Valid
Frequency
Valid Percent
46
40,4
68
59,6
114
100
Tidak memiliki
kepemilikan
manajerial
Memiliki
kepemilikan
manajerial
Total
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Residual
Model Penelitian I Model Penelitian II
: Return on Equity : Return on Assets
N
114
114
Kolmogorov-Smirnov
1,350
0,821
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,052
0,510
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
1
Kepemilikan Manajerial
Ukuran Dewan Komisaris
Komisaris Independen
Struktur Modal
Ukuran Perusahaan
Sumber: Output data SPSS v.19
14
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
0,825 1,211
0,523 1,910
0,925 1,081
0,936 1,069
0,498 2,008
ISSN: 1410 -9875
Meiryananda Permanasari
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Variabel Dependen
Model Penelitian I : Return on
Equity
Model Penelitian II : Return on
Assets
Sig.
LAG_RES1
0,827
LAG_RES2
0,830
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sig.
Model
1
Kepemilikan Manajerial
Ukuran Dewan
Komisaris
Komisaris Independen
Struktur Modal
Ukuran Perusahaan
Model
Penelitian I
: Return on
Equity
0,028
Model
Penelitian II :
Return on
Assets
0,049
0,065
0,061
0,002
0,027
0,179
0,096
0,558
0,006
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 7
Hasil Analisa Korelasi dan Koefisien Determinasi
Adjusted R
Square
Variabel Dependen
R
Model Penelitian I : Return on
0,530
0,248
Equity
Model Penelitian II : Return on
Assets
0,606
0,338
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 8
Hasil Uji F
Variabel Dependen
Model Penelitian I : Return on
Equity
Model Penelitian II : Return on
Assets
F
Sig.
8,447
0,000
12,550
0,000
Sumber: Output data SPSS v.19
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Tabel 9
Hasil Uji t Model Penelitian I : Return on Equity
Return on Equity
B
Sig.
Model
Variabel Independen
1
(Constant)
-0,86838 0,001
Kepemilikan
Manajerial
-0,03493 0,199
Ukuran Dewan
Komisaris
-0,00579 0,445
Komisaris Independen
-0,10021 0,276
Struktur Modal
0,08329 0,018
Ukuran Perusahaan
0,09170 0,000
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 10
Hasil Uji t Model Penelitian II : Return on Assets
Return on Assets
B
Sig.
Model
Variabel Independen
1
(Constant)
-0,52359 0,000
Kepemilikan
Manajerial
-0,03707 0,006
Ukuran Dewan
Komisaris
-0,00044 0,905
Komisaris Independen
-0,03723 0,411
Struktur Modal
-0,05776 0,001
Ukuran Perusahaan
0,05482 0,000
Sumber: Output data SPSS v.19
16
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 17-28
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLGA GAZALI
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to analyze the influence of working
capital management on profitability of the manufacturing companies that
listed in Indonesian Stock Exchange for period 2010 until 2012. Research was
carried out by test the influence of average collection period (ACP), inventory
turnover in days (ITID), average payment period (APP), logarithm of sales
(LOS), debt ratio (DR), financial asset to total asset (FATA), and current ratio
(CR). The data are collected from 63 manufacturing companies list at
Indonesian Stock Exchange (BEI) and the observation period are three years.
Sampling method used is purposive sampling and data analysis with multiple
linear regression. Empirical evidence shows that, partially, logarithm of sales
(LOS), financial asset to total asset (FATA), and current ratio (CR) have positive
significant influence profitability (NOP). Average collection period (ACP) have
negative significant influence to profitability (NOP). Inventory turnover in days
(ITID), average payment period (APP), and debt ratio (DR) have not significant
influence to profitability (NOP).
Keywords: Profitability (NOP), Working Capital, logarithm of sales (LOS),
debt ratio (DR), financial asset to total asset (FATA), and current
ratio (CR).
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010 sampai 2012. Penelitian
dilakukan dengan uji pengaruh periode penagihan rata-rata (ACP), periode
perputaran persediaan (ITID), rata-rata periode pembayaran (APP), logaritma
dari penjualan (LOS), rasio hutang (DR), rasio aset keuangan terhadap total
aset (FATA), dan rasio lancar (CR).Data dikumpulkan dari 63 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan periode observasi
adalah tiga tahun. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode
purposive sampling dan metode analisis data dengan regresi linier berganda.
Bukti empiris menunjukkan bahwa logaritma dari penjualan (LOS), rasio aset
keuangan terhadap total aset (FATA), dan rasio lancar (CR) memiliki
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (NOP). Periode
penagihan rata-rata (ACP) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
profitabilitas (NOP). Periode perputaran persediaan (ITID), rata-rata periode
pembayaran (APP), dan rasio hutang (DR) memiliki pengaruh tidak signifikan
terhadap profitabilitas (NOP).
Kata kunci: Profitabilitas (NOP), Modal Kerja, logaritma dari penjualan
(LOS), Rasio Hutang (DR), Rasio Aset Keuangan terhadap Total Aset
(FATA), Rasio Lancar (CR)
PENDAHULUAN
Era jaman sekarang memiliki
persaingan
yang
ketat
antarperusahaan di mana setiap
perusahaan
dituntut
untuk
mengembangkan
keunggulan
kompetitifnya agar dapat tetap
bertahan dan berkembang maju
perusahaannya.
Keunggulan
kompetitif salah satunya adalah
kinerja perusahaan. Komponen yang
sangat
penting
bagi
kinerja
perusahaan yaitu salah satunya
manajemen modal kerja yang akan
berpengaruh pada profitabilitas dan
likuiditas perusahaan. Manajemen
modal kerja dinilai sangat penting
pada perusahaan manufaktur, di
mana aktiva lancar memiliki porsi
setengah bagian atau lebih dari total
aktiva yang ada di perusahaan. Hal
ini
memberikan
arti
bahwa
perusahaan harus memperhatikan
pada pengelolaan aktiva lancar
tersebut (Lokollo 2013).
Terpenuhinya
modal
kerja,
maka
perusahaan
dapat
memaksimalkan perolehan labanya.
Perusahaan yang kekurangan modal
kerja
akan
membahayakan
kelangsungan hidup perusahaan itu
sendiri yang akibatnya tidak dapat
memenuhi likuiditas dan target laba
yang
diinginkan.
Modal
kerja
berkaitan dengan keuntungan atau
profitabilitas
perusahaan.
Profitabilitas merupakan tujuan
akhir dari suatu perusahaan.
Di
mana
manajemen
perusahaan
18
dituntut untuk mampu memenuhi
target yang telah ditetapkan.
Perusahaan dapat mengukur tingkat
keuntungannya
dengan
menggunakan rasio profitabilitas
(Kasmir 2012). Tujuan penelitian
untuk mendapatkan bukti empiris
pengaruh
periode
pengumpulan
piutang,
tingkat
perputaran
persediaan
perhari,
periode
pembayaran
hutang,
ukuran
perusahaan, rasio hutang, rasio aset
keuangan terhadap total aset, dan
rasio lancar terhadap profitabilitas.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Signalling Theory
Godfrey
et
al
(2010)
memberikan
gambaran
tentang
perspektif lebih lanjut tentang
akuntansi
mengenai
kebijakan
perspektif informasi. Perspektif ini
didalamnya menyebutkan bahwa
manajer
secara
sukarela
memberikan
informasi
kepada
investor
untuk
membantu
pengambilan keputusan mereka.
Manajer melakukan peran ini karena
mereka memiliki keunggulan yang
komparatif dalam produksi dan
penyebaran informasi.
Menurut Lokollo (2013) teori
sinyal ini menjelaskan mengapa
perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi kepada
pihak
luar,
hal
tersebut
menimbulkan asimetri informasi
antara perusahaan dengan pihak
luar.
Cara untuk mengurangi
ISSN: 1410 -9875
asimetri ini dengan memberikan
informasi yang baik untuk pihak luar
seperti informasi keuangan yang
dapat dipercaya dan mengurangi
ketidakpastian mengenai prospek
perusahaan yang akan datang.
Perusahaan
dapat
memberikan
informasi-informasi
mengenai
manajemen modal kerja dan rasiorasio
keuangan,
hal
tersebut
merupakan sinyal yang positif bagi
pihak eksternal. Sinyal positif ini
bermanfaat terutama untuk pihak
eksternal yang belum terlalu paham
mengenai laporan keuangan dengan
menggunakan informasi manajemen
modal kerja dan rasio keuangan
dalam menilai kinerja perusahaan,
maka pihak eksternal yakin bahwa
laba tersebut merupakan murni dari
hasil kinerja perusahaan.
Manajemen Modal Kerja
Modal kerja merupakan modal
yang digunakan untuk melakukan
kegiatan operasional perusahaan.
Modal kerja juga diartikan sebagai
investasi yang ditanamkan dalam
aktiva lancar atau aktiva jangka
pendek seperti kas, bank, suratsurat berharga, piutang, persediaan
dan aktiva lancar lainnya (Kasmir
2012).
Sumber Modal Kerja
Kebutuhan akan modal kerja
mutlak disediakan
perusahaan
dalam bentuk apa pun. Sumbersumber modal kerja yang dapat
digunakan
yaitu
hasil
operasi
perusahaan, keuntungan penjualan
surat-surat berharga,
penjualan
saham, penjualan aktiva tetap,
penjualan obligasi, memperoleh
pinjaman, dana hibah dan sumbersumber lainnya (Kasmir 2012).
Olga Gazali
Penggunaan Modal Kerja
Menurut Kasmir (2012) setelah
memperoleh modal kerja yang
diinginkan, tugas manajer keuangan
adalah menggunakan modal kerja
tersebut. Penggunaan modal kerja
biasanya dilakukan
perusahaan
untuk (1) pengeluaran untuk gaji,
upah dan biaya operasi perusahaan
lainnya, (2) pengeluaran untuk
membeli bahan baku atau barang
dagang, (3) menutupi
kerugian
akibat penjualan surat berharga, (4)
pembentukan dana, (5) pembelian
aktiva
tetap,
seperti
tanah,
bangunan, kendaraan, mesin, dan
lain-lain, (6) pembayaran hutang
jangka panjang, seperti obligasi,
hipotek,
hutang
bank
jangka
panjang,
(7)
pembelian
atau
penarikan kembali saham yang
beredar, dan (8) pengembalian uang
atau barang untuk kepentingan
pribadi.
Rasio Profitabilitas
Tujuan akhir yang diinginkan
oleh perusahaan yang terpenting
adalah memperoleh laba atau
keuntungan
yang
maksimal.
Mengukur tingkat keuntungan suatu
perusahaan
digunakan
rasio
profitabilitas atau yang dikenal juga
rasio
rentabilitas.
Rasio
profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Rasio
ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas
manajemen
suatu
perusahaan (Kasmir 2012).
Periode Pengumpulan Piutang dan
Profitabilitas
Menurut Usama (2012), Ashraf
(2012), dan Lokollo (2013) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa
periode
pengumpulan
piutang
memiliki pengaruh negatif terhadap
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
profitabilitas karena perusahaan
dapat
memaksimalkan
keuntungannya
dengan
cara
mengelola periode pengumpulan
piutang sebaik-baiknya. Periode
pengumpulan piutang dengan waktu
yang sedikit menunjukkan bahwa
perusahaan dapat dengan cepat
mengumpulkan
piutang,
dapat
mengurangi risiko yang tak tertagih
dan pada akhirnya perusahaan
mendapatkan keuntungan
yang
besar bagi perusahaan. Namun, hal
ini bertentangan dengan hasil
penelitian Pribadi (2012) yang
menyatakan
bahwa
periode
pengumpulan
piutang
tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
Tingkat Perputaran Persediaan
Perhari dan Profitabilitas
Menurut Usama (2012) dan
Lokollo (2013) dalam penelitiannya
menyatakan
bahwa
tingkat
perputaran
persediaan
perhari
memiliki pengaruh negatif dengan
profitabilitas perusahaan karena
perusahaan dapat memaksimalkan
keuntungannya
dengan
cara
mengelola perputaran persediaan
perhari sekecil mungkin sehingga
waktu yang dibutuhkan perusahaan
untuk menjual persediannya lebih
cepat dan pada akhirnya perusahaan
dapat menghasilkan laba yang besar
pula. Hal ini bertentangan dengan
hasil penelitian Mathuva (2010)
bahwa pengaruh tingkat perputaran
persediaan
perhari
terhadap
profitabilitas adalah positif dan hasil
penelitian
Afeef
(2011)
menunjukkan tingkat perputaran
persediaan
tidak
berpengaruh
negatif terhadap profitabilitas.
20
November 2013
Periode Pembayaran Hutang dan
Profitabilitas
Menurut Usama (2012) dan
Lokollo (2013) dalam penelitiannya
menemukan
bahwa
periode
pembayaran piutang mempunyai
pengaruh
negatif
terhadap
profitabilitas karena perusahaan
untuk memiliki laba yang besar
perusahaan harus dapat mengelola
periode pembayaran hutang dengan
sebaik-baiknya
dengan
cara
menurunkan jumlah waktu yang
dibutuhkan
perusahaan
untuk
membayar hutangnya. Hal ini
bertentangan
dengan
hasil
penelitian Mathuva (2010) bahwa
hubungan
tingkat
pembayaran
hutang terhadap
profitabilitas
adalah positif. Hasil penelitian Afeef
(2011) menyatakan bahwa periode
pembayaraan
hutang
tidak
berpengaruh
negatif
terhadap
profitabilitas.
Ukuran
Perusahaan
dan
Profitabilitas
Menurut Usama (2012) dan
Lokollo (2013) dalam penelitiannya
menemukan
bahwa
ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh
positif
dengan
profitabilitas
perusahaan karena perusahaan akan
meningkatkan
keuntungannya
dengan
cara
tingkat
ukuran
perusahaan yang tinggi, dimana
ukuran perusahaan
itu diukur
dengan tingkat penjualan karena
dengan penjualan yang tinggi, maka
perusahaan
akan
menghasilkan
profitabilitas yang tinggi pula. Hasil
penelitian lain oleh Bilal et al.
(2013)
menunjukkan
ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh
negatif terhadap profitabilitas.
ISSN: 1410 -9875
Rasio Hutang dan Profitabilitas
Menurut Ray (2012) dan Mehra
(2013)
hasil
penelitiannya
menunjukkan
bahwa
terdapat
pengaruh negatif antara rasio
hutang
dengan
profitabilitas
perusahaan. hal ini berarti rasio
hutang perusahaan menurun, maka
perusahaan
akan
mengalami
kenaikan profitabilitas perusahaan
karena total aset lebih besar dari
total hutang sehingga perusahaan
tidak memiliki hutang banyak untuk
membeli aset. Hal ini bertentangan
dengan hasil penelitian Nugroho
(2010) yang menyatakan bahwa
rasio hutang tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas.
Rasio Aset Keuangan Terhadap
Total Aset dan Profitabilitas
Menurut Usama (2012) dan
Lokollo (2013) hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa rasio aset
keuangan terhadap total aset
memiliki pengaruh positif terhadap
profitabilitas. Hal ini berarti ketika
rasio aset keuangan terhadap total
aset
tinggi
maka
perusahaan
memiliki kemampuan yang besar
untuk menghasilkan uang di masa
depan sehingga akan meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Hal ini
bertentangan
dengan
hasil
penelitian Raheman dan Nasr (2007)
yang menyatakan bahwa rasio aset
keuangan terhadap profitabilitas
memiliki pengaruh yang negatif.
Rasio Lancar dan Profitabilitas
Menurut Ray (2012), Ashraf
(2012), dan Lokollo (2013) hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa
rasio lancar mempunyai pengaruh
negatif
dengan
profitabilitas
perusahaan yang berarti tingkat
likuiditas
yang
tinggi
maka
perusahaan mempunyai tanggungan
Olga Gazali
hutang lancar yang tinggi pula
sehingga
akan
mengurangi
profitabilitas perusahaan. Namun,
hasil
penelitian
tersebut
bertentangan
dengan
hasil
penelitian Raheman et al. (2010)
menunjukkan bahwa rasio lancar
berpengaruh
positif
terhadap
profitabilitas. Hasil penelitian lain
oleh Nugroho (2010) menyatakan
bahwa
rasio
lancar
tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
Pengembangan Hipotesis
Ha1 Terdapat pengaruh periode
pengumpulan
piutang
terhadap profitabilitas
Ha2 Terdapat pengaruh tingkat
perputaran
persediaan
perhari
terhadap
profitabilitas
Ha3 Terdapat pengaruh periode
pembayaran hutang terhadap
profitabilitas
Ha4 Terdapat pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap
profitabilitas
Ha5
Terdapat
pengaruh
rasio
hutang
terhadap
profitabilitas
Ha6 Terdapat pengaruh rasio aset
keuangan terhadap total aset
terhadap profitabilitas
Ha7 Terdapat pengaruh
rasio
lancar terhadap profitabilitas
METODA PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan
populasi
dari
perusahaan
manufaktur yang telah terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Kriteria dalam
menentukan sampel pada penelitian
ini adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang
terdaftar secara berturut-turut
di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2010 sampai dengan 2012.
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
2. Perusahaan manufaktur yang
memiliki laporan keuangan yang
telah
dipublikasikan
pada
periode tahunan 31 Desember
2010
sampai
dengan
31
Desember 2012.
3. Perusahaan manufaktur
yang
laporan
keuangannya
dalam
satuan mata uang rupiah.
4. Perusahaan manufaktur
yang
laporan
keuangannya
yang
Laba operasi bersih =
memiliki laba
2010 sampai
turut.
November 2013
selama periode
2012 berturut-
5.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Variabel Dependen
Penelitian
ini
menggunakan
profitabilitas
sebagai
variabel
dependen
yang
pengukuranya
memakai laba operasi bersih.
���� ����������������
����� ��������� ��������
Variabel Independen
1. Periode Pengumpulan Piutang
Menurut Usama (2012) dalam penelitiannya rumus yang digunakan periode
pengumpulan piutang sebagai berikut:
�������
Periode pengumpulan piutang =
× 365 hari
���������
2. Tingkat Perputaran Persediaan perhari
Menurut Usama (2012) dalam penelitiannya rumus yang digunakan tingkat
perputaran persediaan perhari sebagai berikut:
����������
Tingkat perputaran persediaan perhari =
×365 hari
����� ����� ���������
3. Periode Pembayaran Hutang
Menurut Ray (2012) dalam penelitiannya rumus periode pembayaran
hutangyang digunakan sebagai berikut:
������
Periode pembayaran hutang =
×365 hari
����� ����� ���������
4. Ukuran Perusahaan
Menurut Usama (2012) dalam penelitiannya rumus ukuran perusahaan yang
digunakan sebagai berikut:
Ukuran perusahaan = Log of sale
5. Rasio Hutang
Menurut Usama (2012) dalam penelitiannya rumus rasio hutang yang
digunakan sebagai berikut:
����� ����
Rasio hutang =
����� ����
6. Rasio Aset Keuangan Terhadap Total Aset
Menurut Usama (2012) dalam penelitiannya rumus rasio aset keuangan
terhadap total asset yang digunakan sebagai berikut:
���� ��������
Rasio aset keuangan terhadap total aset =
����� ����
7. Rasio Lancar
22
ISSN: 1410 -9875
Olga Gazali
Menurut Ray (2012) dalam penelitiannya rumus rasio lancar yang digunakan
sebagai berikut:
���� ������
Rasio lancar =
��������� ������
HASIL PENELITIAN
Hasil analisis statistik deskriptif
pada penelitian ini yang ditunjukkan
pada nilai minimum, maksimum,
Variabel
NOP
ACP
ITID
APP
LOS
DR
FATA
CR
N
189
189
189
189
189
189
189
189
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Minimum Maksimum
Mean
Median
0,0454
5,8977
3,9287
1,9955
10,7747
0,0943
0,0520
0,5838
1,3154
161,6193
322,0693
152,9026
14,2743
0,8121
0,9321
11,7428
Sumber: Pengelohan data SPSS versi 20
Variabel
mean, median, dan standar deviasi
dari
masing-masing
variabel
penelitian ini, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
B
-0,564
-0,001
0,000
0,000
0,055
-0,107
0,606
0,028
T
-2,216
-2,683
0,554
0,759
2,849
-1,090
6,802
2,781
(Constant)
ACP
ITID
APP
LOS
DR
FATA
CR
Sumber: Pengelohan data SPSS versi 20
0,2901
57,8491
93,3910
39,6234
12,2265
0,4132
0,3380
2,4825
0,2142
51,5099
76,3713
37,6248
12,0654
0,4101
0,3071
1,7609
Std
deviasi
0,2112
29,5928
59,2809
24,3511
0,7274
0,1713
0,1687
1,9470
Tabel 2
Hasil Uji Statistik t
Significance
Kesimpulan
0,028
0,008
Ha diterima
0,580
Ha tidak diterima
0,449
Ha tidak diterima
0,005
Ha diterima
0,277
Ha tidak diterima
0,000
Ha diterima
0,006
Ha diterima
Berdasarkan hasil uji t dapat
disimpulkan
bahwa
variabelvariabel
yang
mempengaruhi
profitabilitas, yaitu: (1) periode
pengumpulan piutang dengan nilai
signifikan
0,008,
(2)
ukuran
perusahaan dengan nilai signifikan
0,005, (3) rasio aset keuangan
terhadap total aset dengan nilai
signifikan sebesar 0,000, dan (4)
rasio lancar dengan nilai signifikan
0,006.
Berdasarkan hasil uji t dapat
disimpulkan dari setiap variabel
independen sebagai berikut. Hasil
uji t untuk variabel periode
pengumpulan piutang memiliki nilai
signifikan sebesar 0,008 lebih kecil
dari 0,05. Hasil uji t ini menerima
hipotesis alternatif 1 yang berarti
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
variabel
periode
pengumpulan
piutang
berpengaruh
negatif
profitabilitas. Hal ini menunjukan
bahwa
periode
pengumpulan
piutang
lama
maka
membuat
profitabilitas rendah karena ketika
periode pengumpulan piutang ini
cepat
akan
meningkatkan
profitabilitas
perusahaan
sebab
dapat mengurangi risiko yang tak
tertagih.
Hasil uji t untuk variabel tingkat
perputaran
persediaan
perhari
memiliki nilai signifikan sebesar
0,580 lebih besar dari 0,05. Hasil uji
t ini tidak menerima hipotesis
alternatif 2 yang berarti variabel
tingkat
perputaran
persediaan
perhari
tidak
mempengaruhi
profitabilitas.
Hasil uji t
untuk variabel
periode
pembayaran
hutang
memiliki nilai signifikan sebesar
0,449 lebih besar dari 0,05. Hasil uji
t ini tidak menerima hipotesis
alternatif 3 yang berarti variabel
periode pembayaran hutang tidak
mempengaruhi profitabilitas.
Hasil uji t untuk variabel ukuran
perusahaan memiliki nilai signifikan
sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05.
Hasil uji t ini menerima hipotesis
alternatif 4 yang berarti variabel
ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap profitabilitas. Hal
ini menunjukan bahwa perusahaan
dengan tingkat ukuran perusahaan
tinggi yang diukur dengan tingkat
penjualan
dapat
menghaslkan
profitabilitas yang tinggi pula
karena ketika penjualan yang tinggi
mencerminkan bahwa perusahaan
dapat menghasilkan laba yang besar
karena produknya terjual dengan
tinggi.
Hasil uji t untuk variabel rasio
hutang memiliki nilai signifikan
sebesar 0,277 lebih besar dari 0,05.
24
November 2013
Hasil uji t ini tidak menerima
hipotesis alternatif 5 yang berarti
variabel
rasio
hutang
tidak
mempengaruhi profitabilitas.
Hasil uji t untuk variabel rasio
aset keuangan terhadap total aset
memiliki nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil uji
t ini menerima hipotesis alternatif 6
yang berarti variabel rasio aset
keuangan terhadap total aset
berpengaruh
positif
terhadap
profitabilitas. Hal ini menunjukkan
bahwa
kenaikkan
rasio
aset
keuangan terhadap total aset akan
meningkatkan profitablitas karena
perusahaan akan menerima uang di
masa depan yang besar sehingga hal
akan meningkatkan profitabilitas.
Hasil uji t untuk variabel rasio
lancar memiliki nilai signifikan
sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05.
Hasil uji t ini menerima hipotesis
alternatif 7 yang berarti variabel
rasio lancar berpengaruh positif
terhadap profitabilitas. Hal ini
menunjukkan bahwa kenaikkan rasio
lancar
akan
meningkatkan
profitabilitas karena ketika rasio
lancar tinggi maka aset lancar
perusahaan
dapat
memenuhi
kewajiban lancarnya sehingga hal ini
akan meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
PENUTUP
Hasil pengujian penelitian ini
menyatakan bahwa variabel periode
pengumpulan
piutang,
ukuran
perusahaan, rasio aset keuangan
terhadap total aset, dan rasio lancar
memiliki
pengaruh
terhadap
profitabilitas, sedangkan variabel
tingkat
perputaran
persediaan
perhari,
periode
pembayaran
hutang, dan rasio hutang tidak
berpengaruh
terhadap
ISSN: 1410 -9875
profitabilitas. Penelitian ini tentu
tidak terlepas dari keterbatasanketerbatasan diantaranya sebagai
berikut:
1 Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini terbatas hanya
perusahaan manufaktur.
2 Periode dalam penelitian ini
hanya tiga tahun, yaitu tahun
2010 sampai dengan 2012.
3 Penelitian
ini
hanya
menggunakan tujuh
variabel
independen
saja, sedangkan
masih ada variabel independen
yang
mempengaruhi
profitabilitas
yang
tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
Berdasarkan keterbatasan dalam
penelitian ini, peneliti memberikan
Olga Gazali
rekomendasi
untuk
mengatasi
keterbatasan yang ada sebagai
berikut:
1 Untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya menambah sampel
penelitian
tidak
hanya
perusahaan manufaktur, namun
perusahaan non keuangan.
2 Untuk penelitian selanjutnya
dapat
menggunakan
periode
penelitian lebih dari tiga tahun.
3 Untuk penelitian selanjutnya
menambah variabel independen
lainnya yang diperkirakan akan
mempengaruhi
profitabilitas
seperti
rasio
kewajiban
keuangan, rasio hutang lancar,
dan rasio perputaran modal
kerja kotor.
REFERENSI
Afeef, Mustafa. 2011. Analyzing the Impact of Working Capital Management on
the Profitability of SME’s in Pakistan. International Journal of Business
and Social Science 173, no. 22 (December 2011).
Anderson, David R, Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams, Jeffrey D. Camm,
and James J. Cocharn. 2012. Statistics for business and Ekonomics (edisi
ke-12). Canada South Western: Cengage Learning.
Ashraf, Chisti Khalid. 2012. The Relationship between Working Capital
Efficiency and Profitability. Journal of Accounting and Management, Vol.
5, No. 12.
Bilal, Raza Milad, Muhammad Naveed, and Dr. Noraini Abu Taliv. 2011. Impact
of Working Capital on Profitability of Cement Sector of Pakistan.
Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research in Business 661, no.
7 (November 2011), http://ijcrb.webs.com.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Jakarta: Universitas Diponogoro.
Godfrey, John, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes.
2010. Accounting Theory (edisi ke-7). Sydney: John Wiley & Sons.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
International Federation of Accountants.
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lokollo, Antonius, dan Muchamad Syafruddin. 2013. Pengaruh Manajemen
Modal Kerja dan Rasio Keuangan Terhadap Profitabilitas pada Industri
Manufakturyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011.
Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 2, No. 2: 1-13.
Mathuva, David M. 2010. The Influence of Working Capital Management
Components on Corporate Profitability: A Survey on Kenyan Listed Firms.
Research Journal of Business
Management, Vol. 4, No. 1: 1-11.
Mehra, Parul. 2013. Effect of Working Capital Management on the Profitability
of the Indian Pharmaceutical Sector. International Journal of Enhanced
Researchin Management and Computer Application, Vol. 2, Issue 3 (March
2013).
Nugroho, Setyo Budi. 2010. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas
dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis.
Pribadi, Yanuar. 2009. Efficiency of Working Capital on Company Profitability
in Generating ROA in Surabaya: Case Studies in CV. Tools Box inSurabaya.
Journal of Business and Accountancy Ventura 289, no. 2,
(August 2012).
Raheman, Abdul, and Mohamed Nasr. 2007. Working Capital Management and
Profitability - Case of Pakistani Firms. International Review of Business
Research Papers, Vol. 3, No. 1 (March 2007).
Raheman, Abdul, TalatAfza, Abdul Qayyum, and Mahmood Ahmed Bodla.
2010. Working Capital Management and Corporate Performance of
Manufacturing Sector in Pakistan. International Research Journal of and
Economics, http://www.eurojournals.com/finance.htm.
Ray, Sarbapriya. 2012.Evaluating the Impact of Working Capital Management
Components on
Corporate
Profitability: Evidence
from
Indian
Manufacturing Firms. International Journal of Economic Practices and
Theories, Vol. 2, No. 3 (July 2012), http://www.ijept.org
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT
Elex
Media Komputindo.
Sekaran, Umar and Roger Bougie. 2010. Research Methods For Business (edisi
ke-5). Jakarta: Media Global Edukasi.
Sarjono, Haryadi and Winda Julianita. 2011. Sebuah Pengantar Aplikasi untuk
Riset. Jakarta: Salemba Empat.
26
ISSN: 1410 -9875
Olga Gazali
Sjahriah, Dermawan, dan Djahotman Purba. 2011. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Usama, Muhammad. 2012. Working Capital Management and its affect on firm’s
profitability and liquidity: In Other food sector of (KSE) Karachi Stock
Exchange. Arabian Journal of Business and Management Review (OMAN
Chapter), Vol. 1, No.12 (July 2012).
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
28
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 29-46
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN
DI PERUSAHAAN NON KEUANGAN
MUNTAHA
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this study is to obtain the emperical evidence about
the factors which influence dividend policy in non financial companies.
Independent variables used in this research are managerial ownership,
collateral assets, firm size, leverage, earnings per share, operating cash flow,
asset growth, return on equity to dividend policy. Population in this research
Non Financial Companies listed in Indonesia Stock Exchange over three years
period 2009-2011. Samples are taken based on purposive sampling method and
analyzed using multiple regression analysis. The research find that earnings
per share and operating cash flow have influence toward dividend policy.
Managerial ownership, collateral assets, firm size, leverage, asset growth and
return on equity have no influence toward dividend policy.
Keywords: Dividend Policy, Managerial Ownership, Collateral Asset, Firm Size,
Leverage, Earnings Per Share, Operating Cash Flow, Asset Growth,
Return On Equity
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan
non keuangan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kepemilikan manajerial, aset kolateraln, ukuran perusahaan, leverage,
laba per lembar saham, arus kas operasi, pertumbuhan aset, return on equity
terhadap kebijakan deviden. Populasi dalam penelitian ini perusahaan Non
Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun periode
2009-2011. Sampel yang diambil berdasarkan metode purposive sampling dan
dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian ini menemukan
bahwa laba per lembar saham dan arus kas operasi berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial, aset kolateraln,
ukuran
perusahaan, leverage, pertumbuhan aset dan return on equity tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Kata kunci: Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial, Aset Kolateral,
Ukuran Perusahaan, Leverage, Laba Per Lembar Saham, Arus Kas
Operasi, Pertumbuhan Aset, Return On Equity.
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
PENDAHULUAN
Arilaha (2009) menyatakan
bahwa
tujuan
para
investor
menginvestasikan dananya kepada
suatu perusahaan adalah untuk
memaksimalkan
return
tanpa
mengabaikan risiko yang akan
dihadapinya. Return tersebut dapat
berupa capital gain
ataupun
dividen, untuk investasi pada
saham, dan pendapatan bunga,
untuk investasi pada surat hutang.
Return tersebut yang menjadi
indikator untuk
meningkatkan
wealth dari para investor, termasuk
di dalamnya para pemegang saham.
Kebijakan
dividen
merupakan
keputusan
apakah
laba
yang
diperoleh
perusahaan
akan
dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi di masa yang
akan datang (Sartono 2001).
Dalam penelitian
Sudarsi
(2002) kebijakan dividen adalah
kebijakan yang berkaitan dengan
pembayaran
dividen
oleh
perusahaan,
berupa
penentuan
besarnya pembayaran dividen dan
besarnya laba yang ditahan untuk
kepentingan perusahaan. Marlina
dan Danica (2009) menyatakan
kebijakan
dividen
perusahaan
tergambar pada dividend payout
ratio yaitu persentase laba yang
dibagikan dalam bentuk dividen
tunai,
artinya
besar
kecilnya
dividend
payout
ratio
akan
mempengaruhi keputusan investasi
para pemegang saham dan di sisi lain
berpengaruh pada kondisi keuangan
perusahaan.
Nuringsih
(2005)
mengungkapkan
manajer
mendapatkan kesempatan untuk
terlibat dalam kepemilikan saham
30
November 2013
dengan
tujuan
mensetarakan
dengan pemegang saham. Dengan
adanya kebijakan ini manajer
diharapkan
dapat
memberikan
kinerja yang baik untuk perusahaan
serta mengarahkan dividen pada
tingkat yang lebih rendah.
Collateral
assets
adalah
aktiva perusahaan yang dapat
digunakan
sebagai
jaminan
peminjaman. Kreditor seringkali
meminta jaminan berupa aktiva
ketika memberi pinjaman kepada
perusahaan yang
membutuhkan
pendanaan.
Tingginya
collateralizable assets yang dimiliki
perusahaan akan mengurangi konflik
kepentingan antara
pemegang
saham dengan kreditor sehingga
dapat membayar dividen dalam
jumlah besar, sebaliknya semakin
rendah collateralizable assets yang
dimiliki
perusahaan
akan
meningkatkan konflik kepentingan
antara pemegang saham dengan
kreditor sehingga kreditor akan
menghalangi
perusahaan
untuk
membayar dividen dalam jumlah
besar kepada pemegang saham
karena pemegang saham takut
piutang mereka tidak dibayar
(Wahyudi dan Baidori, 2008).
Ukuran
perusahaan
mencerminkan ukuran berdasarkan
kapitalisasi pasar. Perusahaan besar
dengan mudah dapat masuk kepasar
modal sementara perusahaan kecil
akan mengalami banyak kesulitan
untuk masuk kepasar modal dan
kemampuannya untuk meningkatkan
modal akan terbatas. Perusahaan
besar akan mempunyai tingkat
dividen yang lebih tinggi dibanding
perusahaan kecil (Sadalia dan
Khalijah 2011).
Perusahaan yang memiliki
rasio uutang lebih besar seharusnya
membagikan dividen lebih kecil
ISSN: 1410 -9875
karena
laba
yang
diperoleh
digunakan
untuk
melunasi
kewajiban. Utang jangka panjang
diikat oleh sebuah perjanjian utang
untuk
melindungi
kepentingan
kreditor. Semakin tinggi rasio utang
ekuitas, maka semakin ketatnya
perusahaan terhadap perjanjian
utang.
Kaitannya
dengan
pembayaran dividen, maka dapat
dikatakan semakin tinggi rasio utang
atau ekuitas, pembayaran dividen
akan semakin kecil (Arilaha 2009).
Earnings per Share (EPS)
merupakan
tingkat
keuntungan
bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan pada saat menjalankan
operasinya. Dividen tunai dibagikan
kepada pemegang saham adalah
keuntungan
setelah
perusahaan
memenuhi seluruh kewajiban bunga
dan pajak. Dividen diambil dari
keuntungan
yang
diperoleh
perusahaan, maka keuntungan tentu
saja akan mempengaruhi besarnya
dividen yang dibagikan (Foenay
2010).
IAI
(2012)
menyebutkan
bahwa jumlah arus kas yang berasal
dari aktivitas operasi merupakan
indikator utama untuk menentukan
apakah operasi
entitas dapat
menghasilkan arus kas yang cukup
untuk
melunasi
pinjaman,
memelihara kemampuan operasi
entitas, membayar dividen, dan
melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan sumber
pedanaan
dari luar.
Sudarsi (2002) semakin cepat
tingkat pertumbuhan perusahaan,
semakin besar kebutuhan akan dana
untuk membiayai pelunasan semakin
besar kebutuhan dana di masa
mendatang,
semakin
mungkin
perusahaan menahan pendapatan
bukan membayarkannya sebagai
dividen.
Karena
itu
potensi
Muntaha
pertumbuhan
menjadi
faktor
penting dalam kebijakan dividen.
ROE
dapat
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba
berdasarkan
modal saham tertentu atau ekuitas
pemilik perusahaan (Suryani et al.
2012). Syamsuddin (2007) dalam
penelitian Suryani et al. (2012)
return on equity merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham dan dipengaruhi
oleh
besar
kecilnya
utang
perusahaan, apabila proporsi utang
makin besar maka return on equity
juga akan semakin besar. return on
equity merupakan indikator yang
tepat untuk mengukur keberhasilan
bisnis dalam memperkaya pemegang
sahamnya (Deitiana 2009).
Peneliti ingin menganalisa
faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen yaitu mengetahui
pengaruh kepemilikan manajerial,
collateral
assets,
ukuran
perusahaan, leverage, profitabilitas
(EPS), arus kas operasi, asset
growth, return on equity yang akan
diteliti secara parsial terhadap
kebijakan dividen di perusahaan non
keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapatkan bukti
empiris
pengaruh
variabel
independen
tersebut
terhadap
variable dependen yaitu kebijakan
dividen.
Urutan
penulisan
dalam
penelitian
ini
yaitu
pertama
pendahuluan
yang
mengandung
penjelasan mengenai latar belakang
penelitian, masalah penelitian yang
dirumuskan
dalam
bentuk
pertanyaan, tujuan penelitian yang
menjelaskan tujuan yang ingin
dicapai, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan. Kedua yaitu
rerangka teoritis dan pengembangan
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
hipotesis yang menjabarkan tentang
kerangka teoritis dengan masalahmasalah
yang
akan
diteliti,
keterkaitan
dengan
penelitian
sebelumnya, dan pengembangan
hipotesis
yang
menjelaskan
hubungan antara variadel
yang
saling berhubungan. Ketiga yaitu
metoda
penelitian
yang
menjabarkan
tahap–tahap
yang
dibutuhkan saat melakukan proses
penelitian. Keempat yaitu hasil
penelitian
yang
menjabarkan
analisis dan pembahasan temuan
penelitian. Kelima yaitu bagian
penutup
yang
menguraikan
mengenai simpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran bagi penelitian
selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan
Hubungan keagenan dalam
manajemen perusahaan perusahaan
dapat dipilah dalam tiga bentuk,
yakni antara pemegang saham dan
kreditur, antara perusahaan dan
manajemen, serta antara manajer
dan pemegang saham. Pemegang
saham (principal) memiliki tujuan
untuk meningkakan kekayaan yang
dilihat dari nilai sekarang arus kas
yang dihasilkan
dari
investasi
perusahaan
sedangkan
pihak
manajemen memiliki tujuan yang
berbeda
dari
principal
yaitu
meningkatkan pertumbuhan dan
ukuran perusahaan (Fadah dan Rian
2007).
Signaling Hypothesis Theory
Signaling hypothesis theory
menjelaskan
bahwa
perusahaan
menggunakan
dividen
untuk
memberikan
sinyal
asimetris,
32
November 2013
dengan pengertian bahwa dividen
tersebut
dapat
mengubah
ekspektasi
perusahaan
atas
keuntungan yang akan didapat di
masa
datang
dan
membuat
penyesuaian serentak atas harga
saham
biasa.
Pengumuman
penjualan sekuritas baru
harus
sesuai
dengan
peningkatan
pengeluaran
investasi
baru,
pengurangan kewajiban (pelunasan
utang atau membeli
kembali
saham), peningkatan dividen, atau
pengurangan arus kas bersih yang
diharapkan dari kegiatan operasi
(Usman 2006).
The Bird In The Hand Threory
Ada alasan
yang
lebih
kompleks
mengenai
hubungan
antara
nilai
perusahaan
dan
kebijakan dividen adalah dalam hal
dampaknya pada pola temporal
dividen yang dibagikan, walaupun
kebijakan dividen tidak dapat
merubah NPV yang akan dibagikan
kepada
pesaham.
Seandainya
investor melihat bahwa dividen
dimasa yang akan datang lebih
berisiko
dibandingkan
dengan
sekarang. Barangkali mereka akan
memilih seekor burung yang sudah
pasti (in the hand) dibandingkan
dengan dapat dua ekor namun
burung-burung tersebut masih ada
dialam bebas (Copeland et al 2005).
Residual Dividend Policy
Menurut Tampubolon (2005)
kesempatan
investasi
suatu
korporasi
yang
tidak
stabil,
korporasi
menginginkan
untuk
mempertimbangkan
suatu
kebijaksanaan yang berfluktuasi.
Dengan kebijaksanaan seperti ini,
jumlah penghasilan yang ditahan
tergantung
pada
adanya
kesempatan-kesempatan
investasi
ISSN: 1410 -9875
dalam tahun tertentu. Dividen yang
dibayarkan
menunjukan
jumlah
residu dari pendapatan setelah
kebutuhan investasi korperasi dapat
dipenuhi.
Teori Preferensi Pajak
Suhartono
(2004)
menjelaskan ada tiga alasan yang
berkaitan
dengan
pajak
yang
beranggapan
bahwa
investor
mungkin lebih nenyukai menerima
dividen yang rendah dibandingkan
dividen yang lebih tinggi yaitu
keuntungan modal dikenakan tarif
pajak lebih rendah dibandingkan
pendapatan dividen, investor yang
memiliki jumlah saham yang besar
lebih suka menanamkan kembali
laba mereka kedalam perusahaan,
pajak atas keuntungan tidak akan
dibayarkan sampai saham terjual,
sehingga ada efek nilai waktu, jika
selembar pajak dimiliki seseorang
sampai ia meninggal maka tidak ada
pajak keuntungan modal yang
terhutang.
Kepemilikan
Manajerial
dan
Kebijakan Dividen
Dalam penelitian Afza dan
Mirza (2010), Pujiastuti (2008), Dewi
(2008),
Suhartono
(2004)
kepemilikan manajerial menunjukan
pengaruh
negatif
terhadap
kebijakan
dividen.
Penelitian
Nuringsih (2005), Fauz dan Rosidi
(2007) yang menyebutkan bahwa
kepemilikan manajerial memiliki
pengaruh
positif
terhadap
kebijakan dividen. Hasil peneitian
Handayani dan Hadinugroho (2009),
Fadah dan Rian (2007), Anas et al.
(2010), dan Wahyudi Baidori (2008)
menunjukan bahwa kepemilikan
manajerial tidak memiliki perngaruh
terhadap kebijakan dividen.
Muntaha
Ha1:
Kepemilikan
berpengaruh terhadap
Dividen
Manajerial
Kebijakan
Collateral Assets dan Kebijakan
Dividen
Dalam penelitian Pujiastuti
(2008) menunjukan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara collateral
assets dan kebijakan dividen. Hal ini
tidak konsisten dengan penelitian
Wahyudi dan Baidori (2008) dan Fauz
dan Rosidi (2007) yang menunjukan
bahwa terdapat hubungan positif
antara
collateral
assets
dan
kebijakan dividen.
Ha2: Collateral Assets berpengaruh
terhadap Kebijakan Dividen
Ukuran Perusahaan dan Kebijakan
Dividen
Dalam penelitian Afza dan
Mirza (2010), Dewi (2008), Lucyanda
dan Lilyana (2012), dan Thanatawee
(2013) menunjukkan bahwa ada
pengaruh positif antara ukuran
perusahaan dan kebijakan dividen.
Hal ini berlawanan
dengan
penelitian Salwa (2008), Nuringsih
(2005), Foenay (2010), dan Adil et
al. (2011) membuktikan bahwa
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Ha3:
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh terhadap Kebijakan
Dividen
Leverage dan Kebijakan Dividen
Dalam penelitian Afza dan
Mirza (2010), Dewi
(2008),
Priyatama (2012), dan Thanatawee
(2013) menunjukkan bahwa ada
pengaruh negatif antara leverage
dan kebijakan dividen. Hasil ini
berlawanan dengan penelitian Anas
et al. (2010), Arilaha (2009), dan
Suharli (2006) membuktikan secara
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
empiris bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Ha4:
Leverage
berpengaruh
terhadap Kebijakan Dividen
Profitabilitas (EPS) dan Kebijakan
Dividen
EPS memiliki pengaruh yang
positif dengan kebijakan dividen
(Afza dan Mirza 2010). Penelitian ini
didukung oleh penelitian yang telah
dilakukan oleh Salwa (2008), Foenay
(2010), Adil et al. (2011), Deitiana
(2009), Sadaliah dan Khalijah
(2011),
Priyatama
(2012),
Kurniawan et al. (2013) yang
menunjukan hubungan yang positif
antara EPS dan kebijakan dividen.
Ha5: EPS berpengaruh terhadap
Kebijakan Dividen
Arus Kas Operasi dan Kebijakan
Dividen
Menurut Afza dan Mirza
(2010), Suryani et al (2012), Adil et
al. (2011), Ramli dan Arfan (2011),
Hery (2009), dan Kurniawan et al.
(2013) arus kas operasi memiliki
hubungan yang positif dengan
kebijakan dividen.
Ha6: Arus Kas Operasi berpengaruh
terhadap Kebijakan Dividen
Asset Growth terhadap Kebijakan
Dividen
Priyatama (2012) dan Sudarsi
(2002) menunjukan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara asset
growth dengan kebijakan dividen.
Hal ini
berlawanan
dengan
penelitian Wahyudi dan Baidori
(2008) dan Janifairus (2013)
menunjukan
bahwa
terdapat
pengaruh negatif
antara asset
growth dengan kebijakan dividen.
Ha7: Asset Growth berpengaruh
terhadap Kebijakan Dividen
34
November 2013
Return On Equity dan Kebijakan
Dividen
Penelitian Adil et al. dan
Deitiana (2009) menunjukan bahwa
tidak terdapat pengaruh antara
return on equity (ROE) dan
pembayaran
dividen.
Meskipun
menurutnya return on equity (ROE)
merupakan indikator yang tepat
untuk mengukur keberhasilan bisnis
dalam
memperkaya
pemegang
sahamnya. Hasil ini berlawanan
dengan penelitian Suharli (2006)
yang menunjukan bahwa terdapat
pengaruh positif antara ROE dengan
kebijakan dividen.
Ha8: Return On Equity berpengaruh
terhadap Kebijakan Dividen
METODA PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan
pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan
perusahaan non keuangan yang
terdaftar secara konsisten pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
2008 sampai dengan
2012.
Penelitian ini menggunakan data
pada tahun 2009 sampai dengan
2011 untuk diolah. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yaitu laporan
keuangan perusahaan non keuangan
pada periode 2008 sampai dengan
periode 2012. Data akan diperoleh
dari Bursa Efek Indonesia, yang
dapat diperoleh secara download
secara online di web www.idx.co.id.
Pemilihan sampel
menggunakan
metoda purposive. Proses pemilihan
sampel pada penelitian disajikan
pada tabel 1.
ISSN: 1410 -9875
Definisi
Operasional
Pengukurannya
Muntaha
dan
Kebijakan Dividen dapat
diperoleh dengan membandingkan
antara Dividend per share dan
Earnings
per
share.
Skala
pengukuran yang digunakan adalah
skala rasio. Dalam penelitian Afza
dan Mirza (2010) pembayaran
dividen dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Dividend Payout= Dividend paid per
share / Earnings per share
Kepemilikan Manajerial
menggunakan variabel dummy
untuk menunjukkan ada tidaknya
kepemilikan manajerial tersebut
(Dewi 2008). Mahadwartha (2002)
dalam Dewi (2008) menyatakan
bahwa kecenderungan data di
Indonesia bersifat binomial (ada
atau tidak ada), maka dari itu
digunakan dummy dengan
ketentuan D=1 untuk perusahaan
yang memiliki kepemilikan
manajerial dan D=0 untuk
perusahaan yang tidak memiliki
kepemilikan manajerial.
Collateral
Assets
dapat
dihitung dengan membandingkan
nilai total aset tetap dengan total
aset (Pujiastuti 2008). Skala yang
digunakan
untuk
perhitungan
variabel collateral assets ini adalah
skala rasio.
Collateral Assets= Fixed Assets /
Total Assets
Ukuran Perusahaan dapat
diukur
dengan
menggunakan
logaritma dari total assets. Skala
pengukuran yang digunakan adalah
skala rasio. Untuk menghitung
ukuran perusahaan Afza dan Mirza
(2010) menggunakan rumus:
Firm Size= Log. Total Assets
Leverage dapat diperoleh
dengan
membandingkan
total
kewajiban dan total aktiva (Afza dan
Mirza 2010). Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio. Untuk
menghitung leverage Afza dan Mirza
(2010) menggunakan rumus:
Leverage= Total Liabilities / Total
Assets
Profitabilitas
(EPS)
menunjukan
kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari
aktiva yang dipergunakan. Dalam
penelitian Afza dan Mirza (2010)
profitabilitas ini diukur berdasarkan
earnings per share (EPS). EPS ini
dapat
diperoleh
dengan
membandingkan hasil dari laba
bersih setelah pajak dengan ratarata saham tertimbang (Adil et al.
2011). Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio.
Earnings Per Share= Laba
Bersih
Setelah Pajak / Rata-rata Saham
Tertimbang
Arus Kas Operasi dapat
diperoleh dengan membandingkan
operating cash flow dengan total
assets (Afza dan Mirza 2010). Skala
pengukuran yang digunakan adalah
skala rasio. Dalam penelitian Afza
dan Mirza (2010) arus kas operasi
dapat dihitung menggunakan rumus:
Operating Cash Flow= Operating
Cash Flow / Total Assets
Assets
Growth
dapat
dihitung
dengan
menghitung
perbandingan total aktiva sekarang
(t) dikurangi dengan total aktiva
tahun lalu (t-1) dengan total aktiva
tahun lalu (t-1). Skala yang
digunakan adalah skala rasio. Dalam
penelitian Priyatama (2012) asset
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
growth
dihitung
dengan
menggunakan rumus:
Asset Growth= (Total Asset(t) – Total
Asset(t-1)) / Total Asset(t-1)
ROE
E
Return On Equity (ROE)
merupakan tingkat pengembalian
atas ekuitas pemilik perusahaan.
Menurut Mohamed (2007) dalam
penelitian Adil et al. (2011) ROE
merupakan perbandingan
antara
laba bersih dengan ekuitas yang
akan
diinvestasikan
pemegang
saham pada perusahaan. Rasio ini
menunjukan
kemampuan
perusahaan dalam modal ekuitas
untuk menghasilkan laba. Skala
pengukuran yang digunakan adalah
skala rasio. ROE dapat dihitung
dengan menggunakan rumus (Adil et
al. 2011):
ROE= Laba Bersih / Total Ekuitas
Hasil statistik deskriptif dari
tabel 2 menunjukan gambaran dan
jumlah data yang digunakan dalam
penelitian. Gambaran data yang
digunakan dalam penelitian terdiri
atas:
nilai
minimum,
nilai
maksimum, mean dan standard
deviation.
Jumlah
data
yang
digunakan sebanyak 207. Nilai
minimum
menunjukkan
nilai
terendah
untuk
masing-masing
variabel.
Nilai
maksimum
menunjukkan nilai tertinggi untuk
masing-masing
variabel.
Mean
menunjukkan rata-rata nilai untuk
masing-masing variabel. Standar
deviasi menunjukkan
simpangan
dari nilai rata-rata masing-masing
variabel. Hasil untuk variable
dummy ditabel 3 menunjukan
banyaknya
perusahaan
yang
memiliki
atau
tidak
memiliki
kepemilikan manajerial.
Uji Normalitas
dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasil
uji
Kolmogorov-Smirnov
ditabel 4 ini menunjukan nilai
asymp. Sig. tidak melebihi 0,05
sehingga dapat disimpulkan data
digunakan dalam penelitian ini
berdistribusi tidak normal. Data
residual yang dihasilkan tidak
berdistribusi
normal,
maka
dilakukan outlier data dengan batas
z-score sebesar 3.
Setelah
dilakukan
outlier
maka dilakukan lagi uji normalitas
data. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov
ini menunjukan nilai asymp. Sig.
Tidak melebihi 0,05 sehingga dapat
disimpulkan data yang digunakan
untuk penelitian adalah
data
sebelum uji outlier, karena setelah
Metoda Analisis Data
Berdasarkan pada uraian di
atas maka penelitian ini dapat
dirumuskan
dalam
bentuk
persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
DPO=α0+1MNG+2ASCOL+3SZ+4LV
RG+5PRFT+6OCF+7AG+8
ROE+e
Keterangan:
DPO
A
1-10
MNG
Manajerial
ASCOL
SZ
LVRG
PRFT
OCF
AG
36
Kebijakan Dividen
Konstanta
Koefisien Regresi
Kepemilikan
Collateral Assets
Ukuran
Leverage
Earnings Per Share
Arus Kas Operasi
Asset Growth
Return on Equity
Error
HASIL PENELITIAN
ISSN: 1410 -9875
outlier data masih menghasilkan
tidak berdistribusi normal. Hasil Uji
Normalitas data setelah Outlier
ditunjukan dalam tabel 5.
Hasil uji multikolinearitas
pada penelitian ini menunjukan
bahwa semua variabel penelitian
tidak terjadi multikolinearitas sebab
seluruh nilai tolerance di atas 0,1
dan nilai VIF di bawah 10. Hasil uji
multikolonieritas ditunjukan dalam
tabel 6. Uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan uji
Glejser. Hasil uji heterokedastisitas
ditunjukan dalam tabel 7. Jika nilai
sig. melebihi tingkat signifikan 0,05
maka dapat disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas. Dalam
model
ini,
variabel
MNG
(kepemiliukan
manajerial),
SZ
(ukuran
perusahaan),
LVRG
(leverage), EPS (profitabilitas), OCF
(arus kas operasi), AG (asset
growth), ROE (return on equity)
tidak
mengalami
heteroskedastisitas. Namun variabel
ASCOL (collateral assets) mengalami
heteroskedastisitas. Data yang baik
adalah data yang tidak terjadi
heteroskedastisitas
Uji
autokorelasi
pada
penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji Bruesch-Godfrey.
Dalam tabel 8 menunjukan nilai sig.
lebih kecil dibanding 0,05 maka
dapat disimpulkan dalam penelitian
ini terdapat masalah autokolerasi.
Nilai Sig. pada penelitian ini sebesar
0,037.
Hasil analisis korelasi dilihat
dari nilai R pada tabel 9, nilai R
menunjukan nilai 0,379 lebih kecil
dari 0,5
maka
kesimpulannya
hubungan
antar
variabel
independen,
yaitu
MNG
(kepemilikan manajerial), ASCOL
(collateral assets), SZ (ukuran
perusahaan), LVRG (leverage), EPS
Muntaha
(profitabilitas), OCF (arus kas
operasi), AG (asset growth), ROE
(return on equity) terhadap variabel
dependen kebijakan dividen (DPO)
adalah lemah.
Tabel 10 menunjukan hasil
analisis koefisien determinasi. Hasil
analisis koefisien determinasi dapat
dilihat dari nilai Adjusted R Square
yaitu sebesar 0,109. Kesimpulannya
adalah besarnya variansi variable
dependen yaitu kebijakan dividen
(DPO) yang dapat dijelaskan oleh
variansi variabel independen, yaitu
MNG
(kepemilikan
manajerial),
ASCOL (collateral
assets),
SZ
(ukuran
perusahaan),
LVRG
(leverage), EPS (profitabilitas), OCF
(arus kas operasi), AG (asset
growth), ROE (return on equity)
sebesar 10,9%, sedangkan sisanya
89,1% dijelaskan oleh faktor-faktor
lain yang tidak terdapat dalam
model penelitian.
Hasil uji F ditunjukan dalam
tabel 11. Nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil ini
menunjukan bahwa model fit untuk
penelitian, sehingga data layak
digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan uji T pada Tabel
12 kepemilikan manajerial (MNG)
0,872 lebih besar dari 0,05. Hasil
penelitian ini menunjukan Ha1 tidak
diterima
yaitu
kepemilikan
manajerial (MNG) tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Ada
atau
tidaknya
kepemilikan
manajerial
tidak
memberikan
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen perusahaan.
Hasil signifikansi variabel
collateral assets (ASCOL) 0,198
lebih besar dari 0,05. Hasil
penelitian ini menunjukan Ha2 tidak
diterima yaitu collateral assets
tidak
berpengaruh
terhadap
dividen. Hal ini menunjukan tingkat
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
collateral
assets
tidak
mempengaruhi kebijakan dividen
untuk mengurangi konflik keagenan.
Hasil signifikansi variabel
ukuran perusahaan (SZ) 0,310 lebih
besar dari 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukan Ha3 tidak diterima yaitu
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh terhadap dividen. Hal
ini menunjukan besar kecilnya suatu
ukuran
perusahaan
tidak
memberikan pengaruh dalam hal
pembayaran dividen.
Hasil signifikansi variabel
leverage (LVRG) 0,452 lebih besar
dari 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukan Ha4 tidak diterima yaitu
leverage
tidak
berpengaruh
terhadap
dividen.
Hal
ini
menunjukan bahwa tinggi atau
rendahnya rasio hutang suatu
perusahaan tidak memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Hasil signifikansi variabel
earnings per share (EPS) 0,001 lebih
kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukan Ha5 diterima yaitu
earnings per share berpengaruh
terhadap dividen serta arah yang
diberikan
positif.
Hal
ini
menunjukan
bahwa
tingkat
keuntungan
per
saham
yang
dihasilkan
oleh
perusahaan
memberikan pengaruh terhadap
kemampuan
perusahaan
dalam
pembayaran dividen.
Hasil signifikansi
variabel
arus kas operasi (OCF) 0,010 lebih
kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukan Ha6 diterima yaitu arus
kas operasi berpengaruh terhadap
dividen serta arah yang diberikan
positif. Hal ini menunjukan bahwa
arus kas operasi sangat
penting
untuk
mengukur
tingkat
pembayaran dividen. Semakin tinggi
arus kas operasi yang diperoleh
perusahaan dalam suatu periode
38
November 2013
maka semakin tinggi jumlah dividen
kas yang diperoleh pemegang
saham.
Hasil signifikansi variabel
asset growth (AG) 0,052 lebih besar
dari 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukan Ha7 tidak diterima yaitu
asset growth tidak berpengaruh
terhadap
dividen.
Hal
ini
menunjukan bahwa tinggi atau
rendahnya tingkat pertumbuhan
aktiva suatu perusahaan tidak
mempengaruhi kebijakan dividen
perusahaan tersebut.
Hasil signifikansi variabel
return on equity (ROE) 0,086 lebih
besar dari 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukan Ha8 tidak diterima yaitu
return on equity berpengaruh
terhadap
dividen.
Hal
ini
menunjukan bahwa kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba
dengan menggunakan modal sendiri
tidak
mempengaruhi
kebijakan
dividen.
PENUTUP
Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Hasil ini konsisten dengan
penelitian
Handayani
dan
Hadinugroho (2009), Fadah dan Rian
(2007), Anas et al. (2010), dan
Wahyudi dan Baidori (2008). Di sisi
lain, hasil penelitian ini tidak
konsisten dengah hasil penelitian
Afza dan Mirza (2010), Fauz dan
Rosidi (2007), Pujiastuti (2008),
Nuringsih (2005), Suhartono (2004),
dan Dewi (2008) yang menyatakan
kepemilikan manajerial memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Collateral
assets
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Pujiastuti (2008). Di sisi
ISSN: 1410 -9875
lain, hasil ini tidak konsisten dengan
penelitian Wahyudi dan Baidori
(2008), Fauz dan Rosidi (2007)
Ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Salwa (2008), Nuringsih
(2005), Foenay (2010), dan Adil et
al. (2011). Di sisi lain, hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan
hasil penelitian Afza dan Mirza
(2010), Dewi (2008), Lucyanda dan
Lilyana (2012) dan Thanatawee
(2013) yang menyatakan ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Leverage tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Hasil ini
konsisten dengan penelitian Anas et
al. (2010), Arilaha (2009), dan
Suharli (2006). Di sisi lain, hasil
penelitian ini bertentangan dengan
penelitian Afza dan Mirza (2010),
Dewi (2008), Priyatama (2012) dan
Thanatawee
(2013)
yang
menyatakan
leverage
memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Profitabilitas
(EPS)
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Hasil ini konsisten dengan
Muntaha
penelitian Afza dan Mirza (2010),
Salwa (2008), Foenay (2010), Adil et
al. (2011), Deitiana (2009), Sadaliah
dan Khalijah (2011), Priyatama
(2012), Kurniawan et al. (2013).
Arus kas operasi berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Hasil ini
konsisten dengan penelitian Afza
dan Mirza (2010), Suryani et al.
(2012), Hery (2009), Ramli dan Arfan
(2011), dan Kurniawan et al. (2013).
Asset
Growth
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Priyatama (2012). Di sisi
lain, hasi ini tidak konsisten dengan
penelitian Wahyudi dan Baidori
(2008) dan Janifairus (2013) yang
menyatakan asset growth memiliki
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Return on equity tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Adil et al. (2011) dan
Deitiana (2009). Di sisi lain, hasil ini
tidak konsisten dengan penelitian
Suharli (2006) yang menyatakan
return on equity memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dividen.
REFRENSI
Adil, Ch. Muhammad, Nousheen Zafar dan Noman Yaseen. 2011. Empirical
Analysis of Determinants of Dividend Payout: Profitability and Liquidity.
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business Vol. 3
No. 1.
Afza, Talat dan Hammad Hassan M. 2010 . Ownership Structure and Cash Flows
As Determinants of Corporate Dividend Policy in Pakistan. International
Business Research Vol. 3 No. 3.
Anas, M., Y., Anni Aryani, dan Subekti Djamaludin. 2010. Analisis Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 10 No.2.
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Arilaha, Muhammad Asril. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas,
Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan
dan Perbankan Vol. 13 No. 1.
Ayuningtyas, Merinda N. dan Y. Anni Aryani. 2010. Pengaruh Arus Kas Operasi
Terhadap Dividend Payout Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup
Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 10 No. 1.
Copeland, Thomas E., J. Fred Weston, & Kuldeep Shastri. 2005. Financial
Theory and Corporate Policy Fourth Edition.
Deitiana, Tita. 2009. Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi
Kebijakan
Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol. 11 No. 1.
Dewi, Sisca C. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol. 10 No. 1.
Fadah, Isti dan Dodik Rian. 2007. Analisis Faktor-faktor Penentu Kebijakan
Dividen. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 1 No.1.
Fauz, Achmad dan Rosidi. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan
Manajerial,, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang dan Collateral
Asset terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.
8 No. 2.
Foenay, Christien Corina. 2010. Analisa Pengaruh Faktor Internal Terhadap
Dividen Tunai Pada Emiten Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Bisnis dan Manajemen Vol.2 No. 1
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Univesitas Diponogoro.
Godfrey, J., Allan H., Ann T., Jane H., Scott H. 2010. Accounting Theory
Seventh Edition. Australia. John Wiley & Sons.
Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics
International Edition. McGraw Hill.
Hair, Joseph F., Jr., William C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson. 2010.
Multivariate Data Analysis Seventh Edition. Pearson
Handayani, Dwi R. dan Bambang Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuiran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen. Fokus Manajerial Vol 7 No. 1.
Hery. 2009. Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen Kas.
Akuntanbilitas Vol. 9 No.1.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan.
Janifairus, Jossie Basten, Rustam Hidayat, dan Achmad Husaini. 2013. Pengaruh
Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth, Cash Ratio
Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 1 No. 1.
Kurniawan, Juliana, Yuliawati Tan, dan Susanti Linuwih. 2013. Prediksi Laba
Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Badan Usaha Sektor
Manufaktur di BEI Periode 2008-2011. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vil. 2 No.1.
Lucyanda, Jurica dan Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Dinamika Akuntansi
Vol. 4 No. 2.
40
ISSN: 1410 -9875
Muntaha
Marlina, Lisa dan Clara Danica. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to
Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio.
Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 2 No.1.
Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Hutang, ROA, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen: Studi
1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 2 No.2.
Priyatama, Reza Setiawan. 2012. The Influence Analyze Of Debt Ratio, Dividend
Yield, Asset Growth, Earning Per Share, and Change in Earnings On
Dividend Per Share. Jurnal Studi Manajemen Indonesia Vol. 1 No. 2.
Pujiastuti, Triani. 2008. Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur dan Jasa Yang Go Public di Indonesia. Jurnak
Keuangan dan Perbankan Vol. 12 No. 2.
Ramli, Muhammad Ridha dan Muhammad Arfan. 2011. Pengaruh Laba, Arus Kas
Operasi, Arus Kas Bebas, dan Pembayaran Dividen Kas Sebelumnya
terhadap Dividen Kas yang Diterima Oleh Pemegang Saham. Jurnal
Telaah & Riset Akuntansi Vol. 4 No.2.
Sadalia, Isfenti dan Khalijah. 2011. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Dividend
Per Share Pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Ekonom Vol. 14 No. 4
Salwa. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan
Dividen Pembayaran Dividen Perusahaan di JII. Alumni Prodi Keuangan
Islam, Fak. Syari’ah, UIN Sunan Kalijaga Vol. 2 No.2.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik. Jakarta. Gramedia.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4.
Yogyakarta. Fakultas Ekonomi UGM.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business Fifth
Edition. Wiley
Sudarsi, Sri. 2002. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout
Ratio Pada Industri Perbankan Listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal
Bisnis Dan Ekonomi Vol. 9 No. 1.
Sugiarto. 2008. Kebijakan Dividend Perusahaan-Perusahaan Terbuka Non
Terbuka Keuangan yang dikontrol Keluarga. Akuntabilitas Vol. 7 No. 2.
Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Harga Saham Terhadap Jumlah Dividen Tunai. Jurnal
Maksi Vol. 6 No. 2.
Suhartono. 2004. Pengaruh Insider Ownership, Net Organizational Capital, dan
Risiko Pasar terhadap Kebijakan Dividen. Kajian Bisnis Vol. 12 No. 1.
Suryani, E., Muhammad Arfan, dan Muslim A. Djalil. 2012. Pengaruh
Profitabilitas, Arus Kas Operasi, dan Arus Kas Bebas terhadap Dividen Kas
pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2005-2009. Jurnal Akuntansi Vol. 1 No.1.
Tampubolon, Manahan. P. 2005. Managemen Keuangan (Finance Management).
Ghalia Indonesia.
Thanatawee, Yordying. 2013. Ownership Structure and Dividend Policy:
Evidence from Thailand. International Journal of Economics and Finance
Vol. 5 No.1.
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Usman, Bahtiar. 2006. Variabel Penentu Keputusan Pembagian Dividen Pada
Perusahaan Yang Go Publik di Indonesia. Media Riset Bisnis & Manajemen
Vol. 8 No.1.
Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable
Assets, Growth In Net Assets, dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode
2002-2006. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 6 No.3.
Weygandt, Jerry J., Kimmel, Paul D., Kieso, Donald E. 2013. Financial
Accounting IFRS EDITION 2nd Edition. John Willey & Sons, Inc.
42
ISSN: 1410 -9875
Muntaha
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
Jumlah
Kriteria Sampel
Sampel
Perusahaan non keuangan yang secara konsisten terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2012.
Perusahaan non keuangan yang penyajian laporan keuangannya
tidak menggunakan mata uang rupiah selama periode penelitian.
Perusahaan non keuangan yang laporan keuangannya tidak
berakhir per 31 Desember selama periode penelitian.
Perusahaan non keuangan yang laporan keuangannnya tidak
menunjukan laba selama periode penelitian.
Perusahaan non keuangan yang tidak membagikan dividen
selama periode penelitian.
Perusahaan non keuangan yang memiliki laporan arus kas operasi
negatif selama periode penelitian.
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel per tahun
Jumlah data yang diolah
296
(18)
(3)
(68)
(101)
(37)
69
207
Sumber: data yang dikumpulkan
DPO
MNG
ASCOL
SZ
LVRG
EPS
OCF
AG
ROE
N
207
207
207
207
207
207
207
207
207
Tabel 2
Hasil Statistik Deskriptif
Mean
Std. Deviation
Minimum
0,4414
0,3140
0,0002
0,43
0,496
0
0,3186
0,2028
0,0056
12,4516
0,6522
10,8623
0,4031
0,1836
0,0594
1070,0375
3098,8374
0,74
0,1679
0,1191
0,0012
0,1514
0,2727
-0,5059
0,2389
0,2781
0,0058
Maximum
2,6652
1
0,8711
14,1862
0,9318
24074
0,5723
2,6481
3,2319
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Valid
Tabel 3
Variable Dummy Kepemilikan Manajerial
Frequency
Percent
Valid
Cummulative
Percent
Percent
TIDAK
119
57,5
57,5
57,5
ADA
88
42,5
42,5
100,0
Total
207
100,0
100,0
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas Sebelum Outlier
Keterangan
Unstandardized
Residual
N
207
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,000
Data tidak berdistribusi
normal
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier
Keterangan
Unstandardized
Residual
N
196
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,023
Data tidak berdistribusi
normal.
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Variabel
MNG
ASCOL
SZ
LVRG
EPS
OCF
AG
ROE
Tolerance
0,933
0,853
0,865
0,848
0,647
0,609
0,922
0,504
Tabel 6
Hasil Uji Multikolinearitas
VIF
Keterangan
1,071
Tidak terjadi multikolinearitas
1,173
Tidak terjadi multikolinearitas
1,156
Tidak terjadi multikolinearitas
1,179
Tidak terjadi multikolinearitas
1,545
Tidak terjadi multikolinearitas
1,642
Tidak terjadi multikolinearitas
1,085
Tidak terjadi multikolinearitas
1,986
Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Model
1
Variabel
(Constant)
MNG
ASCOL
SZ
LVRG
EPS
OCF
AG
44
Tabel 7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sig
Keterangan
0,007
0,485
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,023
Terjadi heteroskedastisitas
0,070
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,633
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,902
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,965
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,155
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
ISSN: 1410 -9875
Muntaha
ROE
0,992
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Model
1
Tabel 8
Hasil Uji Autokorelasi
Variabel
Sig
Keterangan
Res_2
0,037
Terjadi autokorelasi
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Korelasi (R)
Model
1
R
0,379
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Tabel 10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-square)
Model
Adjusted R-square
1
0,109
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Tabel 11
Hasil Uji F
Model
F
Sig
1
4,141
0,000
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Variabel
(Constant)
MNG
ASCOL
SZ
LVRG
EPS
OCF
AG
ROE
B
0,029
0,007
-0,142
0,035
-0,092
2,730E-5
0,581
-0,154
-0,181
Tabel 12
Hasil Uji T
T
0,071
0,161
-1,291
1,017
-0,754
3,296
2,616
-1,952
-1,725
Sig
0,944
0,872
0,198
0,310
0,452
0,001
0,010
0,052
0,086
Keterangan
Tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
46
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 47-54
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH PRODUK, HARGA, DISTRIBUSI, PROMOSI
DAN KEPUASAAN PELANGGAN TERHADAP
LOYALITAS KONSUMEN
KELEMENS WEDANAJI dan MUWAFFICK H
STIE TRISAKTI
[email protected]
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to examine product, price,
distribution, promotion and customer satisfaction have
influenced
to
customer loyalty. Sample used in this research were 100 respondents. Sample
selected based on purposive sampling method. The statistical methods used
in this research are multiple regression. Result of this research showed that
product, price, distribution, promotion and customer satisfaction have
influenced to customer loyalty. The research suggests that marketers should
be pay attention to the factors that influence customer loyalty. Marketer are
also should look at the needs of the market so that marketer can create a
product that consumers need.
Keywords : Product, Price, Distribution, Promotion, Customer Satisfaction,
Customer Loyalty.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, harga,
saluran distribusi,promosi, dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas
pelanggan. Design penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif dan
kausal. Sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling
dengan 100 orang responden. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan
regresi
Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan
dari seluruh variable independen produk, harga, saluran distribusi, promosi,
dan kepuasan pelanggan terhadap variable loyalitas pelanggan. Halini
menunjukkan bahwa perusahaan harus memperhatikan unsur loyalitas
pelanggan dalam operasinya.
Kata kunci : produk, harga, saluran distribusi, promosi, kepuasan pelanggan ,
loyalitas pelanggan.
Malaysia yang dikembangkan pada
abad ke-20. Kedai-kedai kopi di
Ipoh Malaysia ingin
memberikan
kopi ke pelanggan agar terkesan
PENDAHULUAN
Kopi putih adalah sebuah
kopi yang berasal dari kota Ipoh di
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
unik, perlahan mereka
juga
meneliti dengan cara yang berbeda
untuk menyeduh kopi jenis baru.
Akhirnya mereka mengembangkan
kopi putih yang mulai berada dalam
permintaan di sekitar daerah Ipoh.
Perlahan
kopi
putih
telah
mendapatkan popularitas di negaranegara seperti Australia, Inggris
dan Amerika Serikat dan sekarang
sudah masuk juga ke Indonesia.
Banyak
perusahaanperusahaan kopi besar di Indonesia
yang mulai berlomba mengeluarkan
kopi putih atau bahasa yang lebih
komersial adalah white coffee.
Perusahaan kopi seperti Kapal Api
mengeluarkan Kapal Api White
Coffee dan Wings memiliki Top
White Coffee.
Menurut
penelitian
yang
diterbitkan
oleh
www.ekonomi.kompasian.com Kapal
Api White Coffee lebih
populer dan lebih laku di pasaran
walaupun harga memiliki
harga
yang paling mahal namun Kapal Api
White Coffee paling laku di pasaran
dibandingkan dengan produk lain,
sedangkan Top White Coffee yang
memiliki harga yang paling murah
malah kurang di minati
oleh
konsumen.
Strategi
Product
yang
ditawarkan oleh Kapal Api White
Coffee tidak jauh berbeda dengan
yang ditawarkan oleh Top White
Coffee, dua perusahaan ini samasama menggunakan biji kopi terbaik
yang digunakan dalam
membuat
kopi putih yang nantinya akan
dinikmati oleh konsumen.
Strategi
Harga
yang
ditawarkan oleh kedua perusahaan
sangat
berbeda,
harga
yang
ditawarkan oleh Kapal Api White
Coffee lebih mahal dibandingkan
48
November 2013
dengan harga yang ditawarkan oleh
Top White Coffe. Kapal Api White
Coffee menjual
kopi
mereka
dengan harga Rp 1500,-/sachet
sedangkan Top White
coffee
menjual Rp 1000,-/sachet.
Strategi
distribusi
yang
digunakan oleh kedua perusahaan
sama.
Kedua
perusahaan
mendistribusikan produk mereka
melalui agen,
retailer
atau
supermarket atau bahkan warungwarung kecil di sekitar pemukiman
pendudukan. Hal ini dilakukan agar
konsumen dapat dengan memudah
mendapatkan produk tersebut.
Promosi yang digunakan oleh
kedua perusahaan juga sama. Pada
masa awal Kapal Api White Coffee
masuk
ke
pasar
konsumen,
perusahaan
gencar
melakukan
promosi lewat iklan dan
juga
memberikan promosi
beli
satu
gratis satu. Begitu pula yang
dilakukan oleh Top White Coffee.
Dilihat
sekilas
bauran
pemasaran yang digunakan oleh dua
perusahaan ini cenderung tidak ada
yang spesial, mereka menggunakan
strategi promosi yang hampir sama.
Namun,
walaupun
sudah
menggunakan strategi yang hampir
sama untuk masuk ke pasar, Top
White
Coffee
tidak
dapat
mengalahkan Kapal Api White
Coffee. Hal ini menarik sekali untuk
diteliti apa sebenarnya
yang
menjadi alasan dari kegagalan Top
White Coffee di pasar? Dengan
menggunakan
strategi
bauran
pemasaran yang hampir serupa
kenapa Top White Coffee tidak
mampu menyaingi penjualan Kapal
Api White Coffee?
Selain melihat dari bauran
pemasaran penulis
jika
ingin
melihat dari tingkat kepuasaan
konsumen Top White Coffee apakah
ISSN: 1410 -9875
konsumen Top White Coffee yang
ada sekarang tidak merasa puas
akan Top White Coffee sehingga
penjualan Top White Coffee tidak
sebagus Kapal Api White Coffee,
padahal jika diliat dari bauran
pemasaran yang digunakan oleh dua
perusahaan tersebut tidak jauh
berbeda. Berdasarkan hal di atas,
maka rumusan penelitian adalah
1) Apakah terdapat pengaruh
Produk
terhadap
Loyalitas
Konsumen Top White Coffee di
Jakarta ? 2) Apakah terdapat
pengaruh Harga terhadap Loyalitas
Konsumen Top White Coffee di
Jakarta?
3)
Apakah
terdapat
pengaruh
Distribusi
terhadap
Loyalitas Konsumen Top White
Coffee di Jakarta? 4) Apakah
terdapat
pengaruh
Promosi
terhadap Loyalitas Konsumen Top
White Coffee di Jakarta? 5) Apakah
terdapat
pengaruh
kepuasaan
pelanggan
terhadap
Loyalitas
Konsumen Top White Coffee di
Jakarta?
6)
Apakah
terdapat
pengaruh Produk, Harga, Distribusi,
Promosi dan Kepuasaan Konsumen
terhadap Loyalitas Konsumen Top
White Coffee di Jakarta?
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Produk
Menurut Kurtz
&
Boone
(2010:47) Product means more than
a good, service, or idea. Product is
a
broad
concept
that
also
encompasses the satisfaction of all
consumer needs in relation to a
good, service or idea. Sedangkan
menurut Hawkins & Mothersbaugh
(2013:17), Product is anything a
consumer acquires or might acquire
to meet a perceived need
Kelemens Wedanaji Dan Muwaffick H
Harga
Price is not just a number on
a tag. It comes in many forms amd
perfoms many functions
rent,
fares, fee, rates, tolls, retainers,
wages amd commissions are the
price you pay for some good or
service (Kotler 2012:405). Kurtz &
Boone (2010:47) A good pricing
should create value for customers,
building and strengthening their
relationship with a firm and its
product.
Distribusi
Distribution
having
the
product available where target
customers can buy it, is essential
to
success
(Hawskins
&
Motherbaugh 2013:20). Menurut
Kurtz & Boone (2010:46) marketers
develop distribution strategies to
ensure that consumers find their
products in the proper quantities
at the right times and right places.
Promosi
Menurut Kotler dan Keller
(2012:498) Promotion are
the
means by which firms attempt to
inform, persuade and remind
consumer directly or indirectly
about the product and brands they
sell. Menurut Kurtz & Boone
(2010:46)
Promotion
is
the
communications
link
between
seller and buyers. Organization use
varied ways to send messages
about their goods, service, and
ideas.
Kepuasaan Pelanggan
Hawskins
&
Motherbaugh
(2013:621) Satification is positive
post consumption evaluation that
occurs when the consumption
experience either meets or exceeds
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
expectations.
Menurut
Kotler
(2012:150) Satification is a person
feelings
of
pleasure
or
disappointment that result from
comparing a product’s perceived
performance (or outcome) to
expectation.
Ho4 :
Ho5
Loyalitas Konsumen
Kotler dan keller (2012:149)
Loyalty
as
a
deeply
held
commitment to
rebuy
or
repatronize a preferred product or
service in the future despite
situational
influences
and
marketing
efforts having
the
potential
to
cause
switching
behavior. Menurut Griffin (2007:16)
Loyalty is defined as non random
purchase expressed over time by
some decision making unit.
Dengan
demikian,
maka
Pengembangan Hipotesis adalah
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh
Produk terhadap Loyalitas
Konsumen Top White Coffee
di Jakarta. Ha1
:
Terdapat pengaruh Produk
terhadap loyalitas konsumen
Top White Coffee di Jakarta.
Ho2
: Tidak terdapat pengaruh
Harga
terhadap Loyalitas
Konsumen Top White Coffee
di Jakarta. Ha2
:
Terdapat pengaruh Harga
terhadap Loyalitas Konsumen
Top White Coffee di Jakarta.
Ho3
: Tidak terdapat pengaruh
Distribusi terhadap Loyalitas
Konsumen Top White Coffee
di Jakarta. Ha3
:
Terdapat pengaruh Distribusi
terhadap Loyalitas Konsumen
Top White Coffee di Jakarta.
50
November 2013
Ho6
Tidak terdapat pengaruh
Promosi terhadap Loyalitas
Top White Coffee di Jakarta.
Ha4:
Terdapat
pengaruh
Promosi terhadap Loyalitas
Konsumen Top White Coffee
di Jakarta.
: Tidak terdapat pengaruh
Kepuasaan
Konsumen
terhadap Loyalitas Konsumen
Top White Coffee di Jakarta.
Ha5 : Terdapat pengaruh
Kepuasaan
Konsumen
terhadap Loyalitas Konsumen
Top White Coffee di Jakarta.
: Tidak terdapat pengaruh
Produk, Harga, Distribusi,
Promosi dan
Kepuasaan
Konsumen secara bersamasama
terhadap Loyalitas
Konsumen Top White Coffee
di Jakarta. Ha6
:
Terdapat pengaruh Produk,
Harga, Distribusi, Promosi
dan
Kepuasaan Konsumen
secara
bersama-sama
terhadap Loyalitas Konsumen
Top White Coffee di Jakarta.
METODA PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan
penelitian kausal dan deskriptif.
Penelitian kausal bersifat sebab
akibat, dimana dalam penelitian ini
terdapat
variabel
independen
(variabel yang mempengaruhi) dan
variabel dependen (variabel yang
dipengaruhi)
menurut
Sekaran
(2003, 126). Sedangkan penelitian
deskriptif menurut Sugiyono adalah
penelitian yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara
mendekripsikan
atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul
sebagaimana
adanya
tanpa
bermaksud
membuat
ISSN: 1410 -9875
kesimpulan
VARIABEL
Produk
Harga
Distribusi
Promosi
Kepuasaan
Konsumen
Loyalitas
Pelanggan
Kelemens Wedanaji Dan Muwaffick H
yang
No
1
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
berlaku
umum
Tabel 1 Indikator
INDIKATOR
Aroma yang dihasilkan
Citra rasa yang dihasilkan
Warna kopi yang dihasilkan
Harga yang relatif murah
Perbandingan harga
Perubahan harga
Mudah didapatkan dan terjangkau
Citra toko
Iklan menarik persuasif dan komunikatif
Slogan yang mudah diingat
Produk yang digunakan saat ini mampu
bersaing
Puas dengan produk
Produk memenuhi harapan
Harga relati murah
Penggunaan karena kebiasaan
Kepuasaan terhadap produk
Kesukaan terhadap produk
Kebanggan terhadap produk
Mempromosikan kepada orang lain
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data
adalah dengan data primer dimana
penulis
akan
menyebarkan
kuisioner,
yakni
metode
pengumpulan data yang diperoleh
dengan cara mengajukan kepada
pembeli dan pengguna Top White
Coffee
daftar
pertanyaan,
penyebaran kuisioner dilakukan di
Jakarta sebanyak 100 responden.
Variabel
Produk
atau generalisasi (2010, 206).
LIKERT
LIKERT
LIKERT
LIKERT
LIKERT
LIKERT
HASIL PENELITIAN
Uji Hipotesis
Hipotesis 1
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh
produk terhadap loyalitas
konsumen Top White Coffee
di Jakarta.
Ha1 : Terdapat pengaruh produk
terhadap loyalitas konsumen
Top White Coffee di Jakarta.
Tabel 2 t hitung
t Hitung
2,671
dapat di lihat dimana t hitung lebih
besar dari pada t tabel 1.985 dan
sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat
di simpulkan terdapat pengaruh
SKALA
Sig.
0,009
Produk terhadap loyalitas
Konsumen Top White Coffee di
Jakarta.
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Hipotesis 2
Ha2 : Terdapat pengaruh harga
terhadap loyalitas konsumen
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh
Top White Coffee di Jakarta.
harga terhadap loyalitas
konsumen Top White Coffee
di Jakarta.
Tabel 3 t hitung
Variabel
t Hitung
Sig.
Harga
2,525
0,001
dapat di lihat dimana t hitung lebih
besar dari pada t tabel 1.985 dan
sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat
di simpulkan terdapat pengaruh
harga terhadap loyalitas Konsumen
Top White Coffee di Jakarta.
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh
distribusi terhadap loyalitas
konsumen Top White Coffee
di Jakarta.
Ha3 : Terdapat pengaruh distribusi
terhadap loyalitas konsumen
Top White Coffee di Jakarta.
Hipotesis 3
Tabel 4 t hitung
Variabel
t Hitung
Sig.
distribusi
3,950
0,000
dapat di lihat dimana t hitung lebih
Ho4 : Tidak terdapat pengaruh
besar dari pada t tabel 1.985 dan
promosi terhadap loyalitas
konsumen Top White Coffee
sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat
di simpulkan terdapat pengaruh
di Jakarta.
harga terhadap loyalitas Konsumen
Ha4 : Terdapat terdapat pengaruh
Top White Coffee di Jakarta.
promosi terhadap loyalitas
konsumen Top White Coffee
di Jakarta.
Hipotesis 4
Tabel 5 t hitung
Variabel
t Hitung
Sig.
Promosi
3,784
0,000
dapat di lihat dimana t hitung lebih
Ho5 : Tidak terdapat pengaruh
besar dari pada t tabel 1.985 dan
kepuasaan konsumen
sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat
terhadap loyalitas konsumen
di simpulkan terdapat pengaruh
Top White Coffee di Jakarta.
harga terhadap loyalitas Konsumen
Ha5 : Terdapat terdapat pengaruh
Top White Coffee di Jakarta.
kepuasaan konsumen
terhadap loyalitas konsumen
Hipotesis 5
Top White Coffee di Jakarta.
Tabel 6 t hitung
Variabel
t Hitung
Sig.
Kepuasaan konsumen
2,260
0,02
dapat di lihat dimana t hitung lebih
harga terhadap loyalitas Konsumen
besar dari pada t tabel 1.985 dan
Top White Coffee di Jakarta.
sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat
di simpulkan terdapat pengaruh
Hipotesis 6
52
ISSN: 1410 -9875
Ho6 :
Kelemens Wedanaji Dan Muwaffick H
Tidak terdapat pengaruh
Ha6 :
produk, harga, distribusi,
promosi dan kepuasaan
pelanggan secara bersama –
sama terhadap loyalitas
konsumen Top White Coffee
di Jakarta.
Tabel 7 t hitung
Variabel
t Hitung
Secara bersama-sama
6,370
dapat di lihat dimana F hitung lebih
besar dari pada F tabel 2.31 dan sig
lebih kecil dari 0.05 maka dapat di
simpulkan
terdapat
pengaruh
produk, harga, distribusi, promosi
dan kepuasaan pelanggan secara
bersama – sama terhadap loyalitas
konsumen Top White Coffee di
Jakarta.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan
dan dikembangkan, maka penulis
dapat mengumukakan beberapa
kesimpulan, adapun kesimpulan nya
adalah sebagai berikut : Ha1
diterima,
dimana
terdapat
pengaruh produk terhadap loyalitas
konsumen Top White Coffee di
Terdapat pengaruh produk,
harga, distribusi, promosi
dan kepuasaan pelanggan
secara bersama – sama
terhadap loyalitas konsumen
Top White Coffee di Jakarta.
Sig.
0,000
Jakarta. Ha2 diterima, dimana
terdapat pengaruh harga terhadap
loyalitas konsumen Top White
Coffee di Jakarta. Ha3 diterima,
dimana
terdapat
pengaruh
pengaruh
distribusi
terhadap
loyalitas konsumen Top White
Coffee di Jakarta. Ha4 diterima,
dimana terdapat pengaruh promosi
terhadap loyalitas konsumen Top
White Coffee di Jakarta. Ha5
diterima,
dimana
terdapat
pengaruh
kepuasaan
pelanggan
terhadap loyalitas konsumen Top
White Coffee di Jakarta. Ha6
diterima,
dimana
terdapat
pengaruh produk, harga, distribusi,
promosi dan kepuasaan pelanggan
terhadap loyalitas konsumen Top
White Coffee di Jakarta.
REFERENSI
Blackwell, Roger D,. et al 2012. Consumer Behavior. Singapore : Cengage
Learning Asia Pte Ltd.
Griffin, Jill. 2007. Customer Loyalty. Erlangga : Jakarta.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. New York : McGraw Hill, inc.
Hair, Joseph F. 2006. Multivariate Analysis. New Jersey : Pearson Prentice
Hall.
Hawskins, Del I and David L Mothersbaugh. 2013. Consumer Behavior . New
York: The McGraw Hill Companies.
Ishak, Asmai. 2011. Pengaruh Kepuasaan dan Kepercayaan Konsumen
Terhadap Loyalitas Studi Tentang Peran Mediasi Switching Cost. Jurnal
Bisnis, 55-66.
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. Pearson
Prentice Hall.
Kurtz, David L and Louis E Boone. 2010. Principles of Contemporary
Marketing. Cengange Learning : South Western.
Sekaran, Uma. 2003. Reasearch Methods For Business. United States of
America : Malloy Lithographing, Inc.
Sekaran, Umar., Bougie Roger. 2010. Research Methods For Business. John
Wiley an Sons Ltd.
Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen. Pranada Media : Jakarta
Sugiyono, M. 2010. Metode Peneliatian Bisnis, Alfabeta.
Yonaldi, Sepris. 2011. Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran Terhadap
Loyalitas Konsumen Produk Minuman Teh Botol Frestea. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, 2086-5031.
www.aktual.co/jalanjajan/200826intip-yuk-5-kopi-indonesia-yang-terkenal-dibelahan-dunia
www.ekonomi.kompasiana.com/marketing/2012/12/14/kuatnya-iklan-topcoffee-belum-mampu-menggeser-konsumen-kopi-sejati-516143.html
54
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 55-72
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNQUALIFIED OPINION
WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN
MERISKA FEBRIANTY
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to obtain empirical evidence about
the influence of return on assets, quick ratio, company’s growth, prior year
audit opinion, current ratio, debt to equity, and debt to total assets of the
company on acceptance of unqualified opinion with modified paragraph going
concern. This research uses manufacturing and non-manufacturing companies
listed in Indonesia Stock Exchange between 2008 to 2011 as the population.
Research samples are companies selected by purposive sampling method. This
research also uses a binary logistic regression of IBM SPSS Statistics 20 program.
The result of this research is that the prior year audit opinion and debt to total
assets have a positive correlation and significantly on acceptance of
unqualified opinion with modified paragraph going concern while return on
assets, quick ratio, company’s growth, current ratio, and debt to equity of the
company don’t have an influence on acceptance of unqualified opinion with
modified paragraph going concern.
Keywords : Profitability, Liquidity, Company’s Growth, Solvability, Prior Year
Audit Opinion, and Unqualified Opinion with Modified Paragraph
Going Concern
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
tentang pengaruh return on asset, rasio cepat, pertumbuhan perusahaan, opini
audit tahun sebelumnya, rasio lancar, debt to equity, dan utang terhadap total
aset perusahaan pada penerimaan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf modifikasi yang terkait dengan kelangsungan usaha. Penelitian ini
menggunakan perusahaan manufaktur dan non-manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 sampai 2011 sebagai populasi. Sampel
penelitian adalah perusahaan yang dipilih dengan metode purposive sampling.
Penelitian ini juga menggunakan regresi binari logistik dari IBM SPSS Statistik
Program 20. Hasil dari penelitian ini bahwa opini audit tahun sebelumnya dan
utang terhadap total aset memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap
penerimaan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf modifikasi yang
terkait dengan kelangsungan usaha, sementarareturn on asset, rasio cepat,
pertumbuhan perusahaan, rasio lancar, dan debt to equity perusahaan tidak
memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf modifikasi yang terkait dengan kelangsungan usaha.
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Kata kunci: Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan, Solvabilitas,
Opini Audit Tahun Sebelum, dan Opini Wajar Tanpa Pengecualian
dengan Paragraf Modifikasi terkait dengan Kelangsungan Usaha.
PENDAHULUAN
Kelangsungan
hidup
suatu
usaha selalu dihubungkan dengan
kemampuan manajemen perusahaan
dalam mempertahankan usahanya
dalam jangka panjang. Namun, hal
tersebut berpotensi besar melebar
kepada auditor. Melalui opininya
auditor yang terangkum dalam
laporan
audit
mulai
diminta
pertanggungjawabannya
untuk
mengungkapkan kelangsungan atau
going concern usahanya (Juandini
2011).
Unqualified opinion dengan
modified paragraph going concern
menunjukkan adanya kondisi dan
peristiwa
yang
menimbulkan
keraguan auditor akan kelangsungan
hidup
perusahaan,
baik
yang
disebabkan oleh kondisi keuangan
maupun non-keuangan. Penilaian
kelangsungan hidup atau going
concern suatu perusahaan di dalam
situasi
memburuknya
kondisi
ekonomi, lebih didasarkan pada
kemampuan
perusahaan
untuk
melanjutkan
operasinya
dalam
jangka waktu dua belas bulan ke
depan (Praptitorini dan Januarti
2007).
Penelitian
ini
merupakan
pengembangan
dari
penelitian
terdahulu yang telah dilakukan oleh
Juandini (2011). Penelitian ini
memiliki
perbedaan-perbedaan
dengan
penelitian
sebelumnya.
Pada
penelitian
terdahulu
menggunakan variabel independen,
seperti
profitabilitas
dengan
instrumen return on assets (ROA),
likuiditas dengan instrumen quick
56
ratio,
pertumbuhan
perusahaan
dengan
instrumen
besarnya
perubahan penjualan setiap tahun,
serta opini audit tahun sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan variabelvariabel independen yang terdapat
dalam penelitian sebelumnya, juga
menambahkan instrumen current
ratio
pada variabel likuiditas.
Penelitian ini menambahkan pula
variabelvariabel
independen,
seperti solvabilitas atau leverage
dengan instrumen debt to equity
dan debt to total assets sebagai
faktor-faktor yang mempengaruhi
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern.
Penelitian ini terdiri dari lima
bab dengan sistematika penulisan
sebagai
berikut.
Pertama,
pendahuluan, terdiri dari latar
belakang,
motivasi,
masalah,
manfaat, dan sistematika penulisan.
Kedua,
rerangka
teoritis
dan
pengembangan
hipotesis,
menjelaskan
mengenai
going
concern, opini audit, teori agensi,
profitabilitas (return on assets),
likuiditas
(quick
ratio),
pertumbuhan perusahaan,
opini
audit tahun sebelumnya, likuiditas
(current ratio), rasio leverage atau
rasio solvabilitas (debt to equity dan
debt to total assets). Ketiga,
mengenai
metoda
penelitian,
metode sampling yang digunakan,
definisi operasional variabel dan
pengukuran
variabel
dalam
penelitian. Keempat, analisis dan
pembahasan, terdiri dari gambaran
umum sampel atau obyek penelitian,
statistik deskriptif, hasil uji kualitas
ISSN: 1410 -9875
data serta pengujian hipotesis.
Terakhir, terdiri dari kesimpulan,
keterbatasan, dan
rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya yang
menggunakan topik yang sejenis.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Going Concern
Diyanti (2010) mendefinisikan
going concern adalah kelangsungan
hidup suatu badan usaha. Dengan
adanya going concern maka suatu
badan usaha dianggap akan mampu
mempertahankan kegiatan usahanya
dalam jangka waktu panjang, tidak
akan dilikuidasi dalam jangka waktu
pendek. Santosa dan Wedari (2007)
menyatakan bahwa going concern
sebagai asumsi bahwa perusahaan
dapat
mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya secara
langsung
akan
mempengaruhi
laporan keuangan.
Laporan
keuangan
yang
disiapkan menggunakan dasar going
concern kemungkinan akan berbeda
secara substansial dengan laporan
keuangan yang disiapkan pada
asumsi bahwa perusahaan tidak
going concern. Laporan keuangan
yang disiapkan pada dasar going
concern akan mengasumsikan bahwa
perusahaan akan bertahan melebihi
jangka waktu pendek.
Opini Audit
Pendapat atau opini audit
merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan audit.
Opini audit diberikan oleh auditor
melalui beberapa tahap audit,
sehingga auditor dapat memberikan
kesimpulan atas opini
yang
diberikan atas laporan keuangan
yang diauditnya (Praptitorini dan
Januarti 2006).
Meriska Febrianty
McKeown et. al. (1991) dalam
Januarti (2009) berpendapat bahwa
auditor mungkin saja gagal untuk
memberikan
pendapat
tentang
adanya
indikasi
kebangkrutan
kepada suatu perusahan yang
ternyata mengalami kebangkrutan
dalam beberapa tahun mendatang.
Hal
ini
disebabkan
karena
perusahaan tersebut sedang berada
dalam posisi ambang batas antara
kebangkrutan dengan kelangsungan
usahanya.
Teori Agensi
Teori agensi menggambarkan
hubungan agensi sebagai suatu
kontrak di bawah satu prinsipal atau
lebih yang melibatkan agen untuk
melaksanakan beberapa
layanan
bagi mereka dengan melakukan
pendelegasian
wewenang
serta
pengambilan
keputusan
kepada
agen (Jensen dan Meckling 1976).
Auditor adalah pihak yang dianggap
mampu menjembatani kepentingan
pihak
prinsipal
(shareholders)
dengan pihak agen
(managers)
dalam
mengelola
keuangan
perusahaan (Praptitorini
dan
Januarti 2007).
Unqualified Opinion dengan
Modified Paragraph Going
Concern
Unqualified opinion dengan
modified paragraph going concern
merupakan pengindikasian bahwa
dalam penilaian auditor terdapat
risiko perusahaan tidak dapat
bertahan dalam bisnis. Auditor harus
mempertimbangkan
hasil
dari
operasi, kondisi ekonomi yang
mempengaruhi
perusahaan,
kemampuan pembayaran hutang,
dan kebutuhan likuiditas di masa
yang akan datang (Praptitorini dan
Januarti 2007).
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Profitabilitas (Return on Assets)
Profitabilitas
merupakan
jumlah relatif laba yang dihasilkan
dari sejumlah investasi atau modal
yang ditanamkan dalam suatu usaha.
Tujuan dari analisis profitabilitas
adalah untuk mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan.
Return on assets adalah rasio
yang diperoleh dengan membagi
laba atau rugi bersih dengan total
aktiva. Rasio ini digunakan untuk
menggambarkan
kemampuan
manajemen
perusahaan
dalam
memperoleh laba, manajerial serta
efisiensi
secara
keseluruhan
(Juandini 2011).
Likuiditas (Quick Ratio)
Likuiditas secara umum dapat
diartikan
sebagai
kemampuan
perusahaan
dalam
membayar
hutang-hutangnya yang telah jatuh
tempo. Likuiditas sering digunakan
sebagai
kemampuan
suatu
perusahaan memenuhi kewajibankewajiban keuangan dalam jangka
pendek atau yang harus dibayar.
Quick ratio adalah rasio yang
diperoleh dengan membagi aktiva
lancar yang telah dikurangi dengan
persediaan dengan kewajiban lancar.
Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan
dalam
membayar
kewajiban
jangka
pendeknya dengan menggunakan
aktiva yang lebih lancar (Juandini
2011).
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan
perusahaan
dilihat dari penjualan yang lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
kenaikan biaya akan mengakibatkan
kenaikan laba perusahaan. Jumlah
laba yang diperoleh secara teratur
58
November 2013
serta kecenderungan keuntungan
yang meningkat merupakan suatu
faktor yang sangat menentukan
suatu perusahaan untuk tetap
bertahan.
Perusahaan
dengan
rasio
pertumbuhan
penjualan
yang
negatif berpotensi besar mengalami
penurunan,
sehingga
apabila
manajemen tidak segera mengambil
tindakan
perbaikan,
maka
perusahaan
dimungkinkan
tidak
akan
dapat
mempertahankan
kelangsungan
hidup
usahanya
(Juandini 2011).
Opini Audit Tahun Sebelumnya
Perusahaan yang menerima
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern
pada
tahun
sebelumnya
akan
dianggap
memiliki
masalah
kelangsungan
hidup
usahanya,
sehingga
semakin
besar
kemungkinan bagi auditor untuk
mengeluarkan unqualified opinion
dengan modified paragraph going
concern
pada
tahun
berjalan
(Januarti 2009).
Opini audit tahun sebelumnya
adalah opini audit yang diterima
oleh
perusahaan
pada
tahun
sebelumya atau satu tahun sebelum
tahun berjalan. Opini audit tahun
sebelumnya
ini
dikelompokkan
menjadi dua, yaitu perusahaan
dengan unqualified opinion dengan
modified paragraph going concern
dan perusahaan tanpa unqualified
opinion dengan modified paragraph
going concern.
Likuiditas (Current Ratio)
Rasio likuiditas merupakan
rasio
yang
digunakan
untuk
mengukur kemampuan perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban
keuangan jangka pendek yang
ISSN: 1410 -9875
berupa
hutang-hutang
jangka
pendeknya.
Current ratio merupakan rasio
yang diperoleh dengan membagi
akitva lancar dengan hutang lancar.
Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
membayar
kewajiban
jangka
pendeknya dengan menggunakan
aktiva lancar yang dimiliki (Januarti
dan Fitrianasari 2008).
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan
rasio untuk mengukur perbandingan
dana
yang
disediakan
oleh
perusahaan dengan dana yang
dipinjam dari kreditor perusahaan
tersebut (Rudyawan dan Badera
2009).
Debt to equity merupakan
rasio
yang
menggambarkan
perbandingan antara hutang-hutang
dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan
dan
menunjukkan
kemampuan modal sendiri dari
perusahaan
untuk
memenuhi
seluruh kewajibannya. Petronela
(2004)
dalam
Susanto
(2009)
menyatakan bahwa tingginya debt
to equity mencerminkan tingginya
risiko keuangan perusahaan.
Debt to total assets merupakan
rasio
yang
menggambarkan
perbandingan antara hutang lancar
dan hutang jangka panjang dengan
jumlah
seluruh
aktiva
yang
diketahui. Rasio ini menunjukkan
berapa bagian dari keseluruhan
aktiva
yang
dibelanjai
oleh
keseluruhan hutang (Rudyawan dan
Badera 2009).
Model Penelitian
Model
penelitian
atas
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 1 Model Penelitian
Pengembangan Hipotesis
Meriska Febrianty
Ha1 :
Ha2 :
Ha3
:
Ha4 :
Ha5 :
Ha6
Ha7 :
Profitabilitas (return on
assets)
berpengaruh
terhadap
unqualified
opinion dengan modified
paragraph going concern.
Likuiditas (quick ratio)
berpengaruh terhadap
unqualified
opinion
dengan
modified
paragraph going concern.
Pertumbuhan perusahaan
berpengaruh
terhadap
unqualified
opinion dengan modified
paragraph going concern.
Opini
audit
tahun
sebelumnya berpengaruh
terhadap unqualified
opinion dengan modified
paragraph going concern.
Likuiditas (current assets)
berpengaruh
terhadap
unqualified
opinion dengan modified
paragraph going concern.
:
Debt
to
equity
berpengaruh
terhadap
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going
concern.
Debt to total assets
berpengaruh
terhadap
unqualified opinion
dengan
modified
paragraph going concern.
METODA PENELITIAN
Obyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan non-keuangan
yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama 4 tahun
penelitian (2008-2011).
Pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling method dengan
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Return on assets merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan
suatu aktiva perusahaan dalam
menghasilkan laba (Juandini 2011).
Rumus untuk menghitung besarnya
return on assets adalah sebagai
berikut.
prosedur pemilihan sampel adalah
sebagai berikut.
Tabel 1 Prosedur Pemilihan
Sampel
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Return on Assets
Return on Assets =
Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio
untuk mengukur seberapa cepat
aktiva
lancar
tanpa
memperhitungkan persediaan untuk
Quick Ratio =
Pertumbuhan
perusahaan
dilakukan dengan mengukur rasio
pertumbuhan
penjualan
setiap
menutupi kewajiban lancar atau
kewajiban jangka pendek suatu
perusahaan (Susanto 2009). Rumus
untuk menghitung besarnya quick
ratio adalah sebagai berikut.
tahun (Juandini 2011). Pengukuran
atas
pertumbuhan
penjualan
perusahaan ini menggunakan skala
rasio. Rumus untuk menghitung
besarnya
rasio
pertumbuhan
penjualan adalah sebagai berikut.
Penjualan Bersiht - Penjualan Bersiht-1
Penjualan Bersiht-1
Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit tahun sebelumnya
merupakan
opini
audit
yang
diterima perusahaan atas laporan
keuangan pada tahun sebelumnya.
Pengukuran atas opini audit tahun
sebelumnya menggunakan variabel
dummy. Perusahaan yang menerima
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph pada tahun
sebelumnya,
diberi
nilai
“1”.
Perusahaan yang menerima opini
audit selain unqualified opinion
dengan modified paragraph pada
Current Ratio =
60
Net Income (Loss)
Total Assets
Current Assets - Inventories
Current Liabilities
Pertumbuhan
Perusahaan
Pertumbuhan Penjualan =
November 2013
tahun sebelumnya, diberi nilai “0”
(Susanto 2009).
Current Ratio
Current ratio merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan aktiva
lancar dalam memenuhi kewajiban
lancar atau jangka pendek suatu
perusahaan
(Susanto
2009).
Pengukuran atas current ratio ini
menggunakan skala rasio. Rumus
untuk menghitung besarnya current
ratio adalah sebagai berikut.
Current Assets
Current Liabilities
ISSN: 1410 -9875
Meriska Febrianty
Debt to Equity
Debt to equity merupakan
rasio untuk mengukur sejauh mana
modal pemegang saham dapat
menutupi
hutang-hutang
suatu
perusahaan kepada pihak luar
Debt to Equity =
(Susanto 2009). Pengukuran atas
debt to equity ini menggunakan
skala rasio.
Rumus
untuk
menghitung besarnya debt to equity
adalah sebagai berikut.
Total Debt
Total Equity
ditutupi oleh seluruh aktiva (Susanto
2009). Rumus untuk menghitung
besarnya debt to total assets adalah
sebagai berikut.
Total Debt
Debt to Total Assets =
Total Assets
Debt to Total Assets
Debt to total assets merupakan
rasio untuk mengukur sejauh mana
kewajiban
suatu
perusahaan
dalam penelitian ini adalah sebagai
Metoda Analisis Data
Model logistic regression yang
berikut.
digunakan untuk menguji hipotesis
��
��
� � � �1��� � �2�� � �3�� � �4���� � �5�� � �6���
1 � ��
� �7���� � �
Keterangan:
��
: Unqualified Opinion dengan Modified Paragraph Going Concern
��
����
�
���
��
��
����
��
���
����
�
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Konstanta
Return on Assets
Quick Ratio
Pertumbuhan Perusahaan
Opini Audit Tahun Sebelumnya
Current Ratio
Debt to Equity
Debt to Total Assets
Kesalahan Residual
HASIL PENELITIAN
Hasil pengujian statistik deskriptif, distribusi frekuensi opini audit, dan
distribusi frekuensi opini audit tahun sebelumnya adalah sebagai berikut.
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Opini Audit
Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Opini Audit Tahun Sebelumnya
Hasil Uji Fit Model
Tabel 3 Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan -2LL Akhir
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Nilai -2LL awal adalah sebesar
196,252. Setelah memasukkan tujuh
variabel independen untuk diolah,
maka nilai -2LL akhir mengalami
penurunan sebesar 105,604. Adanya
pengurangan nilai sebesar 90,648 ini
menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data
penelitian.
Hasil Uji Determinasi Variasi Tabel
4 Nilai Nagelkerke R Square
Nilai Nagelkerke R Square
adalah sebesar 0,628 yang berarti
bahwa
variabilitas
variabel
dependen yang dapat
dijelaskan
oleh variabel independen secara
bersama-sama adalah sebesar 62,8%
dan sisanya sebesar 37,2% dijelaskan
oleh variabel-variabel independen
lain di luar model penelitian.
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Logistik
Tabel 5 Hasil Uji Hosmer and
Lemeshow
Besarnya
nilai
probabilitas
signifikansi adalah sebesar 0,182.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa
nilai signifikansi yang didapat lebih
besar daripada tingkat signifikansi
(α = 0,05). Hal ini berarti model
regresi layak digunakan dalam
analisis selanjutnya karena tidak
terdapat perbedaan nyata antara
klasifikasi yang diprediksi dengan
klasifikasi yang diamati,
dengan
kata lain model regresi mampu
memprediksi nilai data penelitian.
Tabel 6 Hasil Uji Tingkat
Ketepatan Prediksi Model
Kekuatan
prediksi
model
regresi
untuk
memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern
(1) adalah sebesar 85,2%. Hal ini
62
November 2013
menunjukkan bahwa model regresi
yang digunakan terdapat 73 laporan
keuangan
yang
tepat
diberi
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern
dari 82 laporan keuangan yang
seharusnya
diberi
unqualified
opinion dengan modified paragraph
going concern.
Kekuatan
prediksi
model
perusahaan yang tidak menerima
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern
(0) adalah sebesar 88%. Hal ini
menunjukkan bahwa model regresi
yang digunakan terdapat 52 laporan
keuangan yang tepat untuk tidak
diberikan
unqualified
opinion
dengan modified paragraph going
concern dari 62 laporan keuangan
yang
seharusnya
tidak
diberi
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern.
Secara keseluruhan, ketepatan
prediksi model berdasarkan model
regresi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebesar 86,8%.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan
model regresi yang digunakan
terdapat 125 laporan keuangan dari
144 laporan keuangan yang tepat
diprediksi dengan
menggunakan
model regresi.
Hasil Uji Estimasi Parameter dan
Interpretasi
Tabel 7 Return on Assets
Nilai koefisien positif sebesar
0,301 dan nilai signifikansi sebesar
0,593. Hipotesis alternatif pertama
ini tidak terdukung karena variabel
return on assets memiliki nilai
signifikansi yang lebih besar dari
0,05. Hal ini menandakan bahwa
return on assets tidak memiliki
pengaruh
terhadap
unqualified
opinion dengan modified paragraph
going concern.
ISSN: 1410 -9875
Meriska Febrianty
Tabel 8 Quick Ratio
Nilai koefisien positif sebesar
0,548 dan nilai signifikansi sebesar
0,334. Hipotesis alternatif kedua ini
tidak terdukung karena variabel
quick ratio memiliki nilai signifikansi
yang lebih besar dari 0,05. Hal ini
menandakan bahwa quick ratio
tidak memiliki pengaruh terhadap
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern.
yang telah diterima perusahaan
pada tahun sebelumnya. Jika pada
tahun sebelumnya auditor telah
menerbitkan unqualified opinion
dengan modified paragraph going
concern, maka semakin besar
kemungkinan
auditor
untuk
menerbitkan kembali unqualified
opinion dengan modified paragraph
going
concern
pada
tahun
berikutnya.
Tabel 9 Pertumbuhan Perusahaan
Nilai koefisien negatif sebesar
0,008 dan nilai signifikansi sebesar
0,817. Hipotesis alternatif ketiga ini
tidak terdukung karena variabel
pertumbuhan penjualan perusahaan
memiliki nilai signifikansi yang lebih
besar dari 0,05. Hal ini menandakan
bahwa
pertumbuhan
penjualan
perusahaan tidak memiliki pengaruh
terhadap
unqualified
opinion
dengan modified paragraph going
concern.
Nilai koefisien positif sebesar
3,706 dan nilai signifikansi sebesar
0,000. Hipotesis alternatif keempat
ini terdukung karena variabel
pertumbuhan penjualan perusahaan
memiliki nilai signifikansi yang lebih
kecil dari 0,05. Hal ini menandakan
bahwa opini audit tahun sebelumnya
memiliki
pengaruh
terhadap
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern.
Opini audit tahun sebelumnya
yang
diterima
perusahaan
mempengaruhi keputusan auditor
untuk
menerbitkan
kembali
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern.
Dengan kata lain, auditor dalam
memberikan unqualified opinion
dengan modified paragraph going
concern akan mempertimbangkan
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern
Tabel 11 Current Ratio
Nilai koefisien negatif sebesar
0,520 dan nilai signifikansi sebesar
0,216. Hipotesis alternatif kelima ini
tidak terdukung karena variabel
current
ratio
memiliki
nilai
signifikansi yang lebih besar dari
0,05. Hal ini menandakan bahwa
current
ratio
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
unqualified
opinion dengan modified paragraph
going concern.
Tabel 12 Debt to Equity
Nilai koefisien negatif sebesar
0,036 dan nilai signifikansi sebesar
0,177. Hipotesis alternatif keenam
ini tidak terdukung karena variabel
debt to equity memiliki nilai
signifikansi yang lebih besar dari
0,05. Hal ini menandakan bahwa
debt to equity tidak memiliki
pengaruh
terhadap
unqualified
opinion dengan modified paragraph
going concern.
Tabel 13 Debt to Total Assets
Nilai koefisien positif sebesar
0,521 dan nilai signifikansi sebesar
0,049. Hipotesis alternatif ketujuh
ini terdukung karena variabel debt
to total assets memiliki nilai
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05.
Hal ini menandakan bahwa debt to
total assets memiliki pengaruh
terhadap
unqualified
opinion
63
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
dengan modified paragraph going
concern.
Semakin tinggi debt to total
assets, maka semakin buruk kinerja
keuangan perusahaan yang dapat
menimbulkan
ketidakpastian
mengenai
going concern
atau
kelangsungan hidup perusahaan. Hal
ini menyebabkan perusahaan lebih
berpeluang
mendapatkan
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern.
Debt to total assets yang tinggi
membuat
auditor
cenderung
memberikan unqualified opinion
dengan modified paragraph going
concern. Perusahaan dengan nilai
aktiva yang lebih kecil daripada
hutangnya akan menghadapi bahaya
kebangkrutan.
PENUTUP
Berdasarkan analisis maupun
pembahasan yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, maka dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
profitabilitas
yang
ditunjukkan
dengan besarnya nilai return on
assets tidak memiliki pengaruh
signifikan
terhadap
unqualified
opinion dengan modified paragraph
going concern. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Indrawan
dan Amilin (2008), Januarti dan
Fitrianasari (2008) serta Juandini
(2011), tetapi hasil penelitian ini
tidak konsisten
atau
bertolak
belakang dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Susanto
(2009).
Likuiditas yang ditunjukkan
dengan besarnya nilai quick ratio
tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap
unqualified
opinion
dengan modified paragraph going
concern.
Hasil
penelitian
ini
64
November 2013
konsisten dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Januarti
dan Fitrianasari (2008) serta Susanto
(2009), tetapi hasil penelitian ini
tidak konsisten
atau bertolak
belakang dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Juandini
(2011) dan Warnida (2012).
Pertumbuhan perusahaan yang
ditunjukkan dengan besarnya nilai
pertumbuhan penjualan tiap tahun
tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap
unqualified
opinion
dengan modified paragraph going
concern.
Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Fanny dan
Saputra
(2005),
Januarti
dan
Fitrianasari (2008), Juandini (2011),
Meriani dan Krisnadewi (2007),
Santosa dan Wedari (2007) serta
Setyarno et. al. (2006) tetapi hasil
penelitian ini tidak konsisten atau
bertolak belakang dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh
Juandini (2011).
Opini audit tahun sebelumnya
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
unqualified
opinion
dengan modified paragraph going
concern.
Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Januarti
(2009), Januarti dan Fitrianasari
(2008), Juandini (2011), Santosa dan
Wedari (2007), Setyarno et. al.
(2006), dan Susanto (2009).
Likuiditas yang ditunjukkan
dengan besarnya nilai current ratio
tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap
unqualified
opinion
dengan modified paragraph going
concern.
Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Indrawan
dan Amilin (2008), Januarti dan
Fitrianasari (2008) serta Susanto
(2009), tetapi hasil penelitian ini
ISSN: 1410 -9875
tidak konsisten
atau bertolak
belakang dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Warnida
(2012).
Solvabilitas yang ditunjukkan
dengan besarnya nilai debt to equity
tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap
unqualified
opinion
dengan modified paragraph going
concern.
Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Januarti
dan Fitrianasari (2008), Rudyawan
dan Badera (2009) serta Susanto
(2009), tetapi hasil penelitian ini
tidak konsisten
atau
bertolak
belakang dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Warnida
(2012).
Solvabilitas yang ditunjukkan
dengan besarnya nilai debt to total
assets memiliki pengaruh signifikan
terhadap
unqualified
opinion
dengan modified paragraph going
concern.
Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Januarti
dan Fitrianasari (2008), Rudyawan
dan Badera (2009) serta Susanto
(2009), tetapi hasil penelitian ini
tidak konsisten
atau
bertolak
belakang dengan hasil penelitian
Meriska Febrianty
yang telah dilakukan oleh Warnida
(2012).
Keterbatasan-keterbatasan
dalam penelitian ini antara lain
penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak 132 laporan keuangan
perusahaan non-keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI), hanya dilakukan selama
empat tahun (2008-2011), hanya
menggunakan 7 variabel independen
yang terdiri dari 6 variabel keuangan
(return on assets,
quick ratio,
pertumbuhan perusahaan, current
ratio, debt to equity, dan debt to
total assets) dan 1 variabel nonkeuangan
(opini
audit
tahun
sebelumnya).
Berdasarkan analisis maupun
keterbatasan-keterbatasan
dalam
penelitian ini, maka
untuk
penelitian selanjutnya dengan topik
atau permasalahan yang sama dapat
diberikan saran atau rekomendasi,
seperti
menambahkan
jumlah
sampel, memperpanjang jumlah
tahun penelitian, menambahkan
variabel-variabel independen lain
yang memiliki pengaruh terhadap
unqualified
opinion
dengan
modified paragraph going concern.
REFERENSI
Belotti, Xijuan, Jinn-Yang Uang, David B Citron, and Richard Taffler. 2010. The
Predictive Ability of Audit Report Going-Concern Uncertainty Narratives.
Pp : 1-27.
Bruynseels, Liesbeth and Marleen Willekens. 2005. Strategic Viability and
Going-Concern Audit Opinions. Katholieke Universiteit Leuven, Belgium.
Diyanti, Fitri Tri. 2010. Effect of Company’s Debt Default, Auditor Turnover,
and Size to Acceptance of Audit Opinion Going Concern. Undergraduate
Program Faculty of Economics Gunadarma University.
65
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian
Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan
Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit - Universitas Diponegoro.
Gitman, Lawrence J. 2008. Principles of Managerial Finance. 12th Edition.
Addison Wesley.
Hani, Cleary, dan Mukhlasin. 2003. Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi
pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi VI. H :
1221-1233.
Haron, Hasnah, Bambang Hartadi, Mahfooz Ansari, and Ishak Ismail. 2009.
Factors Influencing Auditor’s Going Concern Opinion. Asian Academy of
Management Journal, Vol. 14. No. 1. 1–19.
Indrawan, Ady dan Amilin. 2008. Analisis Penilaian Going Concern Perusahaan
dan Opini Audit oleh KAP Big Four dengan KAP Non Big Four (Studi pada
Emiten di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi. Vol. XVIII. No. 2.
September 2008. H : 72-83.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian
untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Bisnis
Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,
Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Universitas Diponegoro.
Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio
Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit
Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2005). Jurnal Maksi. Vol.
8. No. 1. Januari 2008. H: 43-58.
Juandini, Wulandari. 2011. Factors that Influence the Acceptance of a Going
Concern Audit Opinion Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock
Exchange (BEI). Undergraduate Program Faculty of Economics Gunadarma
University.
Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm:
Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of
Financial Economics, October, 1976. V. 3. No. 4. Pp. 305-360.
66
ISSN: 1410 -9875
Meriska Febrianty
Knechel, W. Robert and Ann Vanstraelen. 2007. The Relationship between
Auditor Tenure and Audit Quality Implied by Going Concern Opinions.
Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 26. No. 1. May 2007. Pp.
113–131.
Masyitoh, Oni Currie dan Desi Adhariani. The Analysis of Determinants of Going
Concern Audit Report.
Meriani, Ni Putu dan Komang Ayu Krisnadewi. 2007. Pengaruh Kondisi Keuangan,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Auditor pada Pengungkapan Opini
Audit Going Concern.
Pambudhi, Nurcahyo Agung. 2011. The Effect of Bankruptcy Prediction of Model
Analysis, Financial Leverage, and Opinions in the Previous Year Audit
Revenue Auditor Opinion Going Concern.
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas
Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini
Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi X.
Rahayu, Puji. 2007. Assessing Going Concern Opinion: a Study based on
Financial and Non-Financial Informations. (Empirical Evidence of
Indonesian Banking Firms Listed on JSX and SSX). Simposium Nasional
Akuntansi X.
Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2009. Opini Audit Going
Concern: Kajian berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan
Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 4. No. 2.
Juli 2009. H : 129-138.
Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going
Concern. JAAI. Vol. 11. No. 2. Desember 2007. H : 141-158.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Jakarta. Edisi 4. Wiley.
Penerbit Salemba Empat.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit,
Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium
Nasional Akuntasi IX.
Socol, Adela. 2010. Significant Doubt about the Going Concern Asumption in
Audit. Annales Universitatis Apulensis Series Oeconomica, 12(1).
67
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Suartana, I Wayan. 2007. Upaya Meningkatkan Kualitas Pertimbangan Audit
melalui Self Review: Kasus Going Concern Perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi X.
Subramanyam, K. R. And John J. Wild. 2008. Financial Statement Analysis. 10th
Edition. McGraw Hill International Edition.
Susanto, Yulius Kurnia. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 11. No. 3. Desember 2009. H : 155-173.
Warnida. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini
Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI).
Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.
LAMPIRAN
Profitabilitas (Return on Assets)
Likuiditas (Quick Ratio)
Pertumbuhan Perusahaan
Opini Audit Tahun Sebelumnya
Unqualified
Opinion
dengan
Modified
Paragraph
Going
Concern
Likuiditas (Current Ratio)
Debt to Equity
Debt to Total Assets
68
Gambar 1 Model Penelitian
ISSN: 1410 -9875
Meriska Febrianty
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel
No.
Keterangan
Perusahaan non-keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
1.
secara konsisten selama periode
penelitian (2008-2011).
Perusahaan non-keuangan yang tidak
menggunakan periode laporan
2.
keuangan yang berakhir pada tanggal
31 Desember secara konsisten.
Perusahaan non-keuangan yang tidak
menyediakan secara lengkap laporan
keuangan yang telah diaudit oleh
3.
auditor selama periode penelitian
(2008-2011).
Perusahaan non-keuangan yang tidak
menggunakan mata uang rupiah (Rp)
4.
dalam laporan keuangan secara
konsisten.
Perusahaan non-keuangan yang tidak
mengalami kerugian sekurangkurangnya dua periode laporan
5.
keuangan selama periode penelitian
(2008-2011).
Jumlah perusahaan
Jumlah sampel penelitian (4 tahun)
Sumber : Diolah Penulis
Perusahaan
Data
295
1.180
-
-
(57)
(228)
(20)
(80)
(182)
(728)
36
144
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
OA
144
0
1
RoA
144
-1,7065
3,4747
QR
144
0,0075
10,5062
PP
144
-0,9997
60,9107
OATS
144
0
1
CR
144
0,0459
13,6545
DtE
144
-51,3327
38,7864
DtTA
144
0,0038
6,6724
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Mean
0,42
-0,092262
1,086602
0,901551
0,42
1,636760
1,580948
0,901162
Std.
Deviation
0,496
0,4097870
1,5063410
6,8061821
0.496
2,3941304
8,1378003
0,9112447
69
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Opini Audit
Valid
Frequency
Percent
83
61
144
57,6
42,4
100,0
0
1
Total
Valid
Percent
57,6
42,4
100,0
Cumulative
Percent
57,6
100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Opini Audit Tahun Sebelumnya
Valid
Frequency
Percent
83
61
144
57,6
42,4
100,0
0
1
Total
Valid
Percent
57,6
42,4
100,0
Cumulative
Percent
57,6
100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Tabel 3 Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan -2LL Akhir
-2LL Block 0 = Beginning Block
196,252
-2LL Block 1 : Method = Enter
105,604
Pengurangan Nilai -2LL
90,648
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Tabel 4 Nilai Nagelkerke R Square
Step
1
-2 Log likelihood
105,604
Cox & Snell R Square
0,467
Nagelkerke R Square
0,628
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Tabel 5 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow
Step
1
Chi-square
11,360
dF
8
Sig.
0,182
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Tabel 6 Hasil Uji Tingkat Ketepatan Prediksi Model
Predicted
Opini Audit
Non-Going
Going
Concern
Concern
Observed
Step 1
Opini Audit
Percentage
Correct
Non-Going
Concern
73
10
88
Going
Concern
9
52
85,2
Overall
Percentage
86,8
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Hasil Uji Estimasi Parameter dan Interpretasi
Tabel 7 Return on Assets
Variabel Independen
Return on Assets
B
0,301
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
70
S.E.
0,562
Wald
0,286
dF
1
Sig.
0,593
Exp(B)
1,351
ISSN: 1410 -9875
Tabel 8 Quick Ratio
Variabel Independen
B
S.E.
Wald
Quick Ratio
0,548
0,567
0,934
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Meriska Febrianty
dF
1
Tabel 9 Pertumbuhan Perusahaan
Variabel Independen
B
S.E.
Wald
dF
Pertumbuhan
-0.008
0,035
0,053
1
Perusahaan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Sig.
0,334
Exp(B)
1,729
Sig.
Exp(B)
0,817
0,992
Tabel 10 Opini Audit Tahun Sebelumnya
Variabel Independen
B
S.E.
Wald dF Sig. Exp(B)
Opini Audit Tahun Sebelumnya 3,706 0,526 49,648 1 0,000 40,678
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Tabel 11 Current Ratio
Variabel Independen
B
S.E.
Wald
Current Ratio
-0,520
0,420
1,531
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
dF
1
Sig.
0,216
Exp(B)
0,595
Tabel 12 Debt to Equity
Variabel Independen
B
S.E.
Wald
Debt to Equity
-0,036
0,026
1,826
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
dF
1
Sig.
0,177
Exp(B)
0,965
Tabel 13 Debt to Total Assets
Variabel Independen
B
S.E.
Wald
dF
Debt to Total Assets
0,521
0,265
3,881
1
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Sig.
0,049
Exp(B)
1,684
71
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
72
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 73-88
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA
MARIA
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purposive of this study is to investigate the effect public
accounting firm’s reputation, managerial ownership, institutional ownership,
firm size, leverage, profitability and earnings pressure on earnings
management. This study used manufacturing companies which listed in
Indonesia Stock Exchange for 2010 until 2012 as population. This study also
used purposive sampling and multiple regression. The reseacrh finding that
leverage and profitability affects earnings management. There is no effect of
public accounting firm’s reputation, managerial ownership, institutional
ownership, firm size, and earnings pressure on earnings management.
Keywords: Earnings Management, Public Accounting
Firm’s Reputation,
Institutional Ownership, Leverage, Profitability and Earnings
Pressure.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh
reputasi kantor akuntan publik, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan tekanan laba
pada manajemen laba. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010 sampai 2012 sebagai
populasi. Penelitian ini juga menggunakan purposive sampling dan regresi
berganda. Penelitian ini menemukan bahwa leverage dan profitabilitas
mempengaruhi manajemen laba. Tidak ada pengaruh reputasi kantor akuntan
publik, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan,
dan tekanan laba pada manajemen laba.
Kata kunci: Manajemen Laba, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Kepemilikan
Institusional, Leverage, Profitabilitas dan Tekanan Laba.
PENDAHULUAN
keuangan menjadi sorotan utama
bagi pengguna laporan keuangan.
Pandangan
mereka
lebih
terpusat pada informasi laba tanpa
memperhatikan
prosedur
yang
digunakan
untuk
menghasilkan
informasi laba perusahaan (Beattie
et al. 1994 dalam Kusumaningtyas
2012). Kinerja manajemen yang
Kualitas laporan keuangan
perlu dijaga agar berguna bagi
pengguna
laporan
keuangan.
Pengguna
laporan
keuangan
meliputi
manajemen,
investor,
karyawan, kreditur, pemerintah dan
publik. Laba yang ada dalam laporan
73
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
diukur
dengan
informasi
laba
tersebutlah
yang
mendorong
munculnya manajemen laba. Pihak
manajemen
dituntut
untuk
memperlihatkan
laba
yang
maksimum agar perusahaan dinilai
memiliki kinerja yang baik oleh
pasar.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Agency Theory
Konsep dari agency theory
sendiri adalah hubungan kontrak
antara pihak prinsipal dengan agen
(Anthony dan Govindarajan 1995
dalam Handayani dan
Rachadi
2009). Berle dan Means (1932)
berpendapat
bahwa
pemisahan
kepemilikan dan pengelolaan yang
dilakukan oleh manajemen ini
mengakibatkan
berkurangnya
pengawasan atas perusahaan oleh
pemilik perusahaan (Handayani dan
Rachadi 2009).
Kewenangan yang diberikan
kepada
manajemen
membuat
manajemen menjadi lebih leluasa
dalam mengelola
perusahaan.
Namun keleluasaan yang diberikan
pemilik
tersebut,
memugkinkan
pihak
manajemen
tidak
melaksanakan tanggung jawabnya
untuk memberikan informasi yang
sesungguhnya kepada pemilik dan
tidak memaksimumkan keuntungan
pemilik. Hal ini disebabkan karena
disisi lain manajer juga ingin
mensejahterakan
kepentingan
dirinya sendri (Santoso 2012).
Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan
setiap tindakan manajemen yang
dapat mempengaruhi angka laba
yang dilaporkan. Pandangan terkini
tentang
manajemen
laba
dikemukakan oleh Healy dan Wahlen
74
November 2013
(1998) yang menyatakan bahwa
manajemen laba adalah proses
dimana
manajer
mempunyai
kemampuan
untuk
memberikan
informasi yang bukan sebenarnya
kepada
stakeholder
dan
mempengaruhi hasil kontraktual
mereka dengan owner (Handayani
dan Rachadi 2009).
Reputasi KAP
Tujuan dari audit laporan
keuangan adalah untuk memberikan
suatu kepastian (Guna dan Herawaty
2010). Seorang auditor dalam
melakukan
audit
perlu
memperhatikan standar audit yang
berlaku. Standar auditing berbeda
dengan prosedur, standar berkaitan
dengan
tidak
hanya
kualitas
profesional namun juga berkaitan
dengan
pertimbangan
yang
dilakukan dalam pelaksanaan audit
(Agoes 2012),
H�� : Reputasi KAP berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
manajerial
adalah persentase saham yang
dimiliki oleh pihak manajemen.
Pihak manajemen adalah pengelola
perusahaan
seperti
direktur,
manajer dan karyawan dalam
perusahaan
(Kusumawardhani
2012). Iqbal dan Fachiriyah (2007)
mengungkapkan untuk mengurangi
masalah keagenan adalah dengan
adanya kepemilikan manajerial,
manajemen
akan
merasakan
dampak
langsung
dari
keputusannnya sehingga mengurangi
kemungkinan
manajer
untuk
melakukan tindakan buruk yang
merugikan
kepentingan
dirinya
sendiri.
ISSN: 1410 -9875
H�� : Kepemilikan
manajerial
berpengaruh terhadap manajemen
laba.
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan
institusional
merupakan
kepemilikan
saham
perusahaan oleh perusahaan lain,
baik yang berada di dalam maupun
luar negeri serta saham pemerintah
dalam maupun luar negeri (Susiana
dan Herawaty 2007). Kepemilikan
institusional memiliki kemampuan
untuk
mengendalikan
pihak
manajemen
melalui
proses
monitoring yang
lebih efektif
sehingga mengurangi manajemen
untuk melakukan manajemen laba
(Boediono
2005).
Hal
ini
dikarenakan investor institusional
merupakan
investor
yang
sophisticated
(tidak
mudah
dibodohi) yang dapat melakukan
peran
pengawasan
terhadap
manajemen (Nuryaman dan Ginting
2010).
H�� : Kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap manajemen
laba.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah
suatu skala dimana besar atau
kecilnya
perusahaan
dapat
diklasifikasikan dengan berbagai
cara, antara lain seperti total
aktiva, log size, nilai pasar saham,
dan lain-lain (Azlina 2010).
Perusahaan besar yang telah
dikenal oleh masyarakat akan lebih
berhati-hati
dalam
melaporkan
keuangannya. Hal ini menyebabkan
perusahaan
besar
cenderung
melaporkan keuangan secara akurat
(Effendi dan Daljono 2013). Namun,
menurut Slamet dan
Wijayanti
(2012) perusahaan besar cenderung
Maria
menstabilkan
laba
yang
diperolehnya.
H��
:
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh terhadap manajemen
laba.
Leverage
Rasio
leverage
ini
menggambarkan
besaran
aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan yang
dibiayai dengan utang (debt), maka
dari itu semakin tinggi leverage
maka semakin tinggi pula resiko
yang dihadapi oleh investor. Resiko
yang tinggi semakin tinggi pula
tingkat keuntungan yang diharapkan
investor (Guna dan Herawaty 2010).
Tekanan dari investor ini membuat
manajemen melakukan manajemen
laba agar investor berminat untuk
tetap menanamkan modalnya.
H�� :
Leverage
berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Profitabilitas
Profitabilitas mempunyai arti
penting bagi perusahaan yaitu
menunjukan bagaimana perusahaan
dapat mempertahankan hidupnya
dan mempunyai prospek yang baik
dimasa
yang
akan
datang.
Profitabilitas
mencerminkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan
keuntungan
yang
ditunjukan oleh laba yang dihasilkan
perusahaan (Sudarmadji dan Sularto
2007).
H�� : Profitabilitas berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Earnings Pressure
Perusahaan-perusahaan yang
labanya sudah mencapai target,
maka
penurunan
laba
dapat
dilakukan dengan earnings pressure.
Jika laba tahun berjalan telah
melebihi
target
yang
telah
ditetapkan
manajemen
maka
75
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
perusahaan
tertarik
untuk
melakukan penurunan akrual yang
bersifat menurunkan laba untuk
melakukan
income
smoothing
(Wijaya dan Martani 2011).
Perusahaan-perusahaan yang
labanya tidak mencapai target,
tidak menurunkan laba perusahaan.
Perusahaan
tersebut
cenderung
November 2013
menaikan labanya dengan earnings
pressure agar nilai
perusahaan
dapat meningkat (Ristiyanti dan
Syafruddin 2012).
H�� : Earnings Pressure berpegaruh
terhadap manajemen laba.
Berdasarkan uraian diatas, maka
dapat dibuat model penelitian:
Reputasi KAP
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Institusional
Manajemen
Laba
Ukuran Perusahaan
Leverage
Profitabilitas
Earnings Pressure
Gambar I Model Penelitian
METODA PENELITIAN
Objek Penelitian
Obyek
penelitian
yang
digunakan
adalah
perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan periode
penelitian 2010 sampai 2012,
dimana sampel yang digunakan
adalah
perusahaan
manufaktur.
Penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, yaitu metode
pengambilan
sampel
dengan
memenuhi kriteria-kriteria tertentu
(Sekaran dan Bougie 2013).
Dalam penelitian ini kriteria
yang digunakan dalam pengambilan
sampel, yaitu:
1. Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
76
2.
3.
4.
5.
secara
konsisten
per
31
Desember tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012.
Perusahaan
manufaktur
menerbitkan laporan keuangan
dalam mata uang Rupiah.
Perusahaan manufaktur yang
menggunakan tahun buku yang
berakhir pada 31 Desember.
Perusahaan manufaktur yang
memiliki laba secara konsisten
dari tahun 2010 sampai 2012.
Perusahaan manufaktur yang
memiliki
kepemilikan
institusional
secara
konsisten dari tahun 2010
sampai 2012.
Manajemen Laba
Variabel
dependen
dalam
penelitian ini adalah manajemen
ISSN: 1410 -9875
laba, dimana manajemen laba
merupakan
suatu
tindakan
manajemen
dalam
proses
penyusunan laporan keuangan untuk
mempengaruhi tingkat laba yang
disajikan (Iqbal dan
Fachiriyah
2007).
Penelitian
ini
menggunakan
discretionary accruals (DA) sebagai
proksi dari manajemen laba, model
dari
Kaznik
(1999)
yang
mengembangkan
model
Jones
(1991) dan Dechow et al. (1995)
sesuai dengan penelitian dari Darabi
et al. (2012) dan Kesatria (2013),
yaitu sebagai berikut:
ACCit=α0 + α1[ ΔREVit‐ ΔRECit ] + α2
PPEit + α3ΔCFOit + ε
Keterangan:
ACCit: total akrual (ACCit = EARN –
CFO)
EARN:
laba bersih sebelum ada
extraordinary item.
CFO:
arus kas bersih
dari
aktivitas
operasi
yang
dilaporkan dalam laporan
arus kas.
ΔREVit: perubahan
pendapatan
dari tahun t-1 ke tahun t
(REVt-REVt-1).
ΔRECit: perubahan net account
receivable dari tahun t-1 ke
tahun t (RECt-RECt-1).
PPEit : gross property, plant and
equipment pada tahun t.
ΔCFOit: perubahan dalam arus kas
operasi dari tahun t-1 ke
tahun t(CFOt-CFOt-1).
Maria
Reputasi KAP
Reputasi
KAP
dalam
penelitian ini diukur dengan proksi
ukuran KAP, karena diasumsikan
reputasi KAP dapat
berpengaruh
dari ukuran kantor auditornya.
Auditor yang bekerja di KAP Big Four
(PWC, Ernst&Young, Deloitte, dan
KPMG) dianggap lebih berkualitas
karena
telah
dibekali
oleh
serangkaian pelatihan dan prosedur
serta memiliki program audit yang
akurat
dan
efektif
dibanding
dengan KAP Non-Big Four (Susiana
dan Herawaty 2007). Reputasi KAP
diukur dengan skala nominal melalui
variabel dummy. Dimana, angka 1
digunakan
untuk
mewakili
perusahaan yang diaudit oleh KAP
Big Four, dan angka 0 digunakan
untuk mewakili perusahaan yang
diaudit oleh KAP Non-Big Four.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
manajerial
adalah kepemilikan saham oleh
pihak manajemen, yaitu pengelola
perusahaan
seperti
direktur,
manajer,
dan
karyawan.
Kepemilikan
manajerial
dalam
penelitian
ini
diukur
dengan
menggunakan
variabel
dummy
dimana 1 digunakan untuk mewakili
perusahaan
yang
memiliki
kepemilikan manajerial dan 0
digunakan
untuk
mewakili
perusahaan yang tidak memiliki
kepemilikan manajerial (Nuryaman
dan Ginting 2010).
Kepemilikan Institusional
Semua variabel dibagi dengan total
Kepemilikan
institusional
aset
tahun
sebelumnya
(t-1).
adalah kepemilikan saham oleh
Abnormal akrual sebagai indikator
manajemen laba diukur dengan nilai
institusi (Moh’d et al. 1998 pada
absolut dari discretionary accruals.
Kusumawardhani 2012).
Jumlah saham yang dimiliki investor institusi
INST =
Jumlah saham yang beredar
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dalam
penelitian
ini
diukur
dengan
logarithm of total asset untuk
menggambarkan besar atau kecilnya
perusahaan (Wijaya dan Martani
2011).
UK_PRSH =
logarithm of
total asset.
Leverage
Leverage
merupakan
perbandingan antara utang dan
aktiva yang menunjukan berapa
bagian aktiva yang digunakan untuk
menjamin utang (Widyaningdyah,
2001). Leverage dalam penelitian ini
menggunakan rumus :
November 2013
Total Utang
LEV =
Total Aset
Profitabilitas
Profitabilitas
dalam
penelitian ini diukur mengunakan
return on asset, seperti yang
dikatakan Guna dan
Herawaty
(2010) menggunakan rumus :
Laba Bersih setelah Pajak
ROA =
Total Aset
Earnings Pressure
Earnings
pressure
pada
penelitian ini diukur dengan rumus
yang sama dengan penelitian dari
Wijaya dan Martani (2012) yaitu
sebagai berikut:
(Laba Tahun Berjalan – Laba Tahun Sebelumnya)
EPRESS =
Total Aset pada Awal Tahun
Metoda Analisis Data
Metode
yang
digunakan
dalam
melakukan
pengujian
hipotesis adalah metode analisis
regresi
berganda
(multiple
regression analysis) (Ghozali 2013).
Tingkat keyakinan yang digunakan
adalah 95% atau dengan alpha 5%.
Model persamaan
regresi
berganda yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
+b5X5 + b6X6 + b7X7 +e
Keterangan:
Y : Manajemen Laba
a : Nilai konstanta
78
b
X4,
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
: Koefisien regresi X1, X2, X3,
X5, X6, X7
: Reputasi KAP
: Ukuran Perusahaan
: Profitabilitas
: Kepemilikan Manajerial
: Kepemilikan Institusional
: Leverage
: Earnings Pressure
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Obyek Penelitian
Dalam
penelitian
ini,
perusahaan yang dijadikan populasi
adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dari tahun 2010- 2012.
ISSN: 1410 -9875
Maria
Tabel 1. Prosedur Pemilihan Sampel
No
Kriteria
Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
128
Indonesia secara konsisten per 31 Desember 2010 sampai
dengan tahun 2012.
2 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan
(27)
keuangan dalam mata uang Rupiah.
3 Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan tahun
(1)
buku yang berakhir pada 31 Desember.
4 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laba secara
(29)
konsisten dari tahun 2010-2012.
5 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kepemilikan
(0)
institusional secara konsisten dari tahun 2010-2012.
6 Total Sampel Penelitian
71
7 Total data dari tahun 2010 sampai dengan 2012 (71x3)
213
Analisis Data
Uji Normalitas
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Sebelum Uji Outlier
Kolmogorov-Smirnov
Asymp.
Sig.
Z
tailed)
Unstandardized Residual
2,569
0,000
Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
Hasil uji normalitas data pada
tabel 2. menunjukkan bahwa nilai
Asymp-sig (2-tailed) sebesar 0,000.
Nilai Asymp sig lebih kecil dari nilai
sebesar 5% (0,05) dapat disimpulkan
bahwa variabel-variabel tersebut
tidak berdistribusi normal maka
dilakukan uji outlier dengan nilai z
score diatas 3 atau dibawah -3.
Uji Normalitas Sesudah Uji
Outlier
Berdasarkan hasil uji outlier
peneliti harus mengurangi sebanyak
17 data sehingga total data yang
digunakan adalah 196 data. Hasil uji
normalitas data setelah dilakukan
uji outlier pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Sesudah Uji Outlier
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp.
Sig.
tailed)
Unstandardized Residual
1,867
0,002
Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
Hasil uji normalitas data pada
tabel 3. menunjukkan bahwa nilai
Asymp-sig (2-tailed) sebesar 0,002.
(2-
(2-
Nilai Asymp sig lebih kecil dari nilai
5% (0,05) yang dapat disimpulkan
bahwa variabel-variabel tersebut
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
tetap tidak berdistribusi normal.
oleh peneliti adalah data sebelum
Sehingga,
pada
pengujian
uji outlier yaitu 213 data.
selanjutnya, data yang digunakan
Statistik Deskriptif
Tabel 4. Statistik Deskriptif
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
REP_KAP
213
0
1
0,40
0,491
MNJR
213
0
1
0,23
0,425
INST
213
0,2970
0,9849
0,717740
0,1738755
UK_PRSH
213
10,9409
14,2607
1,2141
0,6796571
LEV
213
0,0003
3,2100
0,460443
0,3559954
ROA
213
0,0009
0,4500
0,103669
0,0912121
EPRESS
213
-0,2111
0,2584
0,018185
0,0482697
DA
213
0,00035
0,52372
0,0588772
0,07857990
Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Collinearity Statistics
Kesimpulan
Tolerance
VIF
REP_KAP
Tidak terjadi
0,482
2,076
multikolinearitas
MNJR
Tidak terjadi
0,923
1,083
multikolinearitas
INST
Tidak terjadi
0,795
1,257
multikolinearitas
UK_PRSH
Tidak terjadi
0,608
1,644
multikolinearitas
LEV
Tidak terjadi
0,902
1,109
multikolinearitas
ROA
Tidak terjadi
0,564
1,772
multikolinearitas
EPRESS
Tidak terjadi
0,773
1,294
multikolinearitas
Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
tidak lebih dari 10. Oleh karena itu
Hasil uji Multikolinearitas
pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa
dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah multikolinearitas
nilai tolerance dari setiap variabel
independen lebih dari 0,1 dan nilai
antar variabel independen dalam
VIF dari setiap variabel independen
model regresi.
Uji Autokolerasi
Tabel 8. Hasil Uji Autokorelasi
Model
Variabel
Sig
Kesimpulan
1
Res_2
0,079
Tidak terjadi
autokorelasi
Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
80
ISSN: 1410 -9875
Maria
Hasil uji autokorelasi pada
tabel 8. menunjukkan bahwa nilai
probabilitas variabel res_2 adalah
0,079 lebih besar dari alpha (α=0,05)
maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi sehingga
data tersebut baik untuk digunakan
dalam model penelitian.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 9. Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel
Sig
Kesimpulan
(Constant)
0,028
REP_KAP
0,597
Tidak terjadi heteroskedastisitas
MNJR
0,300
Tidak terjadi heteroskedastisitas
INST
0,144
Tidak terjadi heteroskedastisitas
UK_PRSH
0,037
Terjadi heteroskedastisitas
LEV
0,001
Terjadi heteroskedastisitas
ROA
0,000
Terjadi heteroskedastisitas
EPRESS
0,981
Tidak terjadi heterokedastisitas
Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
Hasil uji heterokedastisitas
pada tabel 9. menunjukkan bahwa
variabel
ukuran
perusahaan,
leverage dan profitabilitas memiliki
nilai signifikansi lebih kecil dari nilai
alpha 0,05 yaitu sebesar 0,037,
0,001 dan 0,000 sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
terjadi
heterokedastisitas pada variabel
tersebut.
Sedangkan
variabel
reputasi
KAP,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional dan earnings pressure
memiliki nilai signifikansi lebih
besar dari nilai alpha (α=0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak
terjadi
heterokedastisitas
pada variabel-variabel tersebut.
Uji Hipotesis
Analisis Koefisien Korelasi
Tabel 10.
Hasil Analisis Koefisien Korelasi (R)
Model
R
1
0,363
Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
Hasil uji R yang dapat dilihat
independennya yaitu reputasi KAP,
di tabel 10. sebesar 0,363. Nilai
kepemilikan
manajerial,
kurang dari 0,5 maka hubungan
kepemilikan institusional, ukuran
antara
variabel
dependen
perusahaan, leverage, profiabilitas
manajemen laba dengan variabel
dan earnings pressure adalah lemah.
Analisis Koefisien Determinasi
Tabel 11. Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model
Adjusted R Square
1
Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
0,102
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
kepemilikan
manajerial,
Hasil
uji
koefisien
determinasi
pada
tabel
11.
kepemilikan institusional, ukuran
menunjukkan bahwa Adjusted R
perusahaan, leverage, profitabilitas
Square sebesar 0,102. Hal ini berarti
dan earnings pressure, sedangkan
bahwa 10,2% variabel manajemen
sisanya 86,8% dapat dijelaskan oleh
laba dapat dijelaskan oleh variabel
faktor-faktor lain di luar model yang
independen yaitu reputasi KAP,
dianalisis.
Uji F
Tabel 12. Hasil Uji F
Model
Sum of
df
Mean
F
Sig.
Square
Squares
Regression
0,173
7
0,025
4,448
0,000a
Residual
1,136
205
0,006
Total
1,309
212
Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
Hasil uji F pada tabel 12.
maka dapat disimpulkan bahwa
menunjukkan bahwa nilai F sebesar
model penelitian fit dan layak
digunakan dalam penelitian.
4,448 dengan signifikansi 0,000
Uji t
Tabel 13. Hasil Uji t
B
t
Sig.
(Constant)
-0,167
-1,346
0,180
-0,006
-0,423
0,673
REP_KAP
0,015
1,235
0,218
MNJR
INST
0,027
0,826
0,410
0,013
1,357
0,176
UK_PRSH
0,039
2,573
0,011
LEV
ROA
0,273
3,657
0,000
-0,007
-0,057
0,955
EPRESS
Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
Dari hasil uji t pada tabel
4.13 maka persamaan regresinya
dapat ditulis sebagai berikut:
DA = - 0,167 - 0,006 REP_KAP + 0,015
MNJR + 0,027 INST + 0,013
UK_PRSH + 0,039 LEV + 0,273
ROA - 0,007 EPRESS + e
Hasil pengujian hipotesis
mengenai pengaruh reputasi KAP
terhadap
manajemen
laba
menunjukkan nilai t sebesar -0,423
dengan signifikansi sebesar 0,673.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel
reputasi KAP tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Dengan
demikian H�� yang menyatakan
82
reputasi KAP berpengaruh terhadap
manajemen laba tidak diterima.
Hasil
pengujian
hipotesis
mengenai pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap
manajemen
laba menunjukkan nilai t sebesar
1,235 dengan signifikansi sebesar
0,218. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan manajerial
tidak
berpengaruh
terhadap
manajemen laba. Dengan demikian
H�� yang menyatakan kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap
manajemen laba tidak diterima.
Hasil
pengujian
hipotesis
mengenai pengaruh kepemilikan
ISSN: 1410 -9875
institusional terhadap manajemen
laba menunjukkan nilai t sebesar
0,826 dengan signifikansi sebesar
0,410. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan institusional
tidak
berpengaruh
terhadap
manajemen laba. Dengan demikian
H�� yang menyatakan kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap
manajemen laba tidak diterima.
Hasil
pengujian
hipotesis
mengenai
pengaruh
ukuran
perusahaan terhadap manajemen
laba menunjukkan nilai t sebesar
1,357 dengan signifikansi sebesar
0,176. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap manajemen
laba. Dengan demikian H�� yang
menyatakan
ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap manajemen
laba tidak diterima.
Hasil pengujian hipotesis
mengenai
pengaruh
leverage
terhadap
manajemen
laba
menunjukkan nilai t sebesar 2,573
dengan signifikansi sebesar 0,011.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel
leverage
berpengaruh
positif
terhadap manajemen laba. Dengan
demikian H�� yang menyatakan
leverage
berpengaruh
terhadap
manajemen laba diterima. Arah
koefisien positif
menunjukkan
bahwa semakin besar leverage
perusahaan, maka semakin besar
potensi manajemen laba yang
dilakukan
perusahaan.
Widyaningdyah
(2001)
yang
menyatakan bahwa rasio leverage
yang
besar
akan
memberikan
dampak buruk kepada perusahaan
karena kesulitan untuk membayar
kewajibannya dan mendapatkan
pendanaan, hal ini akan memicu
perusahaan
untuk
melakukan
manajemen laba. Manajemen laba
terpaksa dilakukan oleh manajemen
Maria
agar kinerja perusahaan dapat
terlihat baik sehingga investor tetap
ingin menanamkan modal pada
perusahaannya. Selain itu, semakin
tinggi leverage maka semakin tinggi
pula resiko yang dihadapi oleh
investor. Resiko yang tinggi semakin
tinggi pula tingkat keuntungan yang
diharapkan investor (Guna dan
Herawaty 2010). Tekanan dari
investor ini membuat manajemen
melakukan manajemen laba agar
investor berminat untuk tetap
menanamkan modalnya.
Hasil
pengujian
hipotesis
mengenai pengaruh profitabilitas
terhadap
manajemen
laba
menunjukkan nilai t sebesar 3,657
dengan signifikansi sebesar 0,000.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas berpengaruh positif
terhadap manajemen laba. Dengan
demikian H�� yang menyatakan
profitabilitas berpengaruh terhadap
manajemen laba diterima. Arah
koefisien positif
menunjukkan
bahwa semakin besar profitabilitas
perusahaan, maka semakin besar
potensi manajemen laba yang
dilakukan perusahaan. Profitabilitas
mempunyai
arti
penting
bagi
perusahaan
yaitu
menunjukan
bagaimana
perusahaan
dapat
mempertahankan
hidupnya
dan
mempunyai prospek yang baik
dimasa
yang
akan
datang.
Profitabilitas
mencerminkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan
keuntungan
yang
ditunjukan oleh laba yang dihasilkan
perusahaan (Sudarmadji dan Sularto
2007).
Sebagian
investor
menganggap
bahwa
kinerja
perusahaan dapat dilihat dari
tingkat
laba
yang
dihasilkan
(profitabilitas), maka dari itu karena
manajer ingin menarik investor
untuk
berinvestasi
di
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
perusahaannya, manajer melakukan
manajemen laba.
Hasil
pengujian
hipotesis
mengenai
pengaruh
earnings
pressure terhadap manajemen laba
menunjukkan nilai t sebesar -0,057
dengan signifikansi sebesar 0,955.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel
earnings pressure tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Dengan
demikian H�� yang menyatakan
earnings
pressure
berpengaruh
terhadap manajemen laba tidak
diterima.
PENUTUP
Reputasi
KAP
tidak
berpengaruh terhadap manajemen
laba. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian
Darabi et al. (2012), Guna dan
Herawaty (2010), dan Effendi dan
Daljono (2013) yang menyatakan
bahwa reputasi KAP berpengaruh
terhadap manajemen laba. Namun
hasil penelitian ini, konsisten
dengan penelitian Luhgiatno (2010)
yang menyatakan bahwa reputasi
KAP tidak berpengaruh terhadap
manajemen
laba.
Kepemilikan
manajerial
tidak
berpengaruh
terhadap manajemen laba. Hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian Ujiyantho dan Pramuka
(2007), Iqbal dan Fachiriyah (2007),
Kusumawardhani (2012), Boediono
(2005), Nuryaman dan Ginting
(2010), Susilowati et al. (2011),
Effendi dan Daljono (2013). Namun
hasil penelitian ini,
konsisten
dengan
penelitian
Guna
dan
Herawaty (2010), Ristiyanti dan
Syafruddin (2012), dan Slamet dan
Wijayanti (2012).
Kepemilikan
institusional
tidak
berpengaruh
terhadap
manajemen laba. Hasil penelitian
84
November 2013
ini tidak konsisten dengan penelitian
Boediono (2005), Ujiyantho dan
Pramuka (2007) dan Nuryaman dan
Ginting (2010). Namun penelitian
ini, konsisten dengan penelitian
Iqbal
dan
Fachiriyah
(2007),
Kusumawardhani
(2012),
Kusumaningtyas (2012), Guna dan
Herawaty (2010), Susilowati et al.
(2011), serta Effendi dan Daljono
(2013). Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap manajemen
laba. Hasil penelitian ini tidak
konsisten
dengan
penelitian
Kusumawardhani (2010) dan Azlina
(2010) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap manajemen laba. Namun
penelitian ini, konsisten dengan
penelitian Handayani dan Rachadi
(2009), Guna dan Herawaty (2010),
Wijaya
dan
Martani
(2011),
Ristiyanti dan Syafruddin (2012),
Effendi dan Daljono (2013), dan
Slamet dan Wijayanti (2012) yang
menyatakan
bahwa
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Leverage
berpengaruh
terhadap manajemen laba. Hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian Azlina (2010), Susilowati
et al. (2011), dan Jao dan Pagalung
(2011). Namun hasil penelitian ini,
konsisten
dengan
penelitian
Widyaningdyah (2001) dan Guna dan
Herawaty (2010) yang menyatakan
bahwa leverage adalah salah satu
faktor yang memicu terjadinya
manajemen
laba.
Profitabilitas
berpengaruh terhadap manajemen
laba. Hasil penelitian ini konsisten
dengan
penelitian
Guna
dan
Herawaty (2010), Widyastuti (2007),
dan
Amertha
(2013)
yang
menyatakan
profitabilitas
akan
mempengaruhi
manajer
untuk
melakukan
manajemen
laba.
ISSN: 1410 -9875
Earnings pressure tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian Wijaya dan
Martani
(2011) dan Slamet dan Wijayanti
(2012). Namun hasil penelitian ini,
konsisten
dengan
penelitian
Ristiyanti dan Syafruddin (2012)
yang menyatakan bahwa earnings
pressure
tidak
berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Penelitian
ini
memiliki
beberapa
kekurangan
dan
keterbatasan
penelitian,
yaitu,
variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini masih terbatas
pada reputasi KAP, kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional, ukuran perusahaan,
leverage,
profitabilitas,
dan
earnings pressure, sampel yang
Maria
digunakan dalam penelitian ini
terbatas
pada
perusahaan
manufaktur,
masalah
heterokedastisitas yang terjadi pada
variabel kepemilikan institusional,
ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas.
Beberapa
rekomendasi
untuk
penelitian
selanjutnya
yaitu,
penelitian
selanjutnya
diharapkan
dapat
menambah variabel independen
lain, seperti ukuran dewan direksi
atau ukuran komite
audit,
penelitian selanjutnya sebaiknya
menambah obyek penelitian yang
tidak
terbatas
hanya
pada
perusahaan
manufaktur,
dan
menambah tahun penelitian untuk
mengatasi
masalah
heterokedastisitas.
REFERENSI
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik (Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
Amertha, Indra Satya Prasavita. 2013. Pengaruh Return On Asset pada Praktik
Manajemen Laba dengan Moderasi Corporate Governance. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 4.2., 2013, Hlm: 373-357.
Azlina, Nur. 2010. Analisis Faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba. Pekbis
Jurnal, Vol. 2, No. 3, November 2010.
Boediono, Gideon S.B. 2005. Kualitas Laba : Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan
Menggunakan Analisa Jalur. SNA VIII Solo.
Darabi, Roya, Rezvan Kosari Mehr, Leila Hassannejad. 2012. The Effect of Audit
Quality on Management Mechanisms. International Journal of Business
and Social Science, Vol.3, No.12.
Effendi, Sofyan dan Daljono. 2013. Pengaruh Corporate Governance dan
Kualitas Auditor terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 2, No. 3, 2013.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Universitas Diponegoro.
Godfrey, J., A. Hodgson, A. Tarca, J. Halminton, S. Holmes. 2010. Accounting
Theory . 7th Edition. Australia: John Willey & Sons Australia, Ltd.
Guna, Welvin I, dan Arleen Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme Good
Coorporate Governance, Indepedensi Auditor, Kualitas Audit, dan Faktor
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Lainnya terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.12
No.1, Hlm: 53 – 68.
Handayani, RR. Sri, dan Agustono Dwi Rachadi. 2009. Pengaruh Ukuran
Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.
11, No. 1,April 2009, Hlm: 33 -56.
Iqbal, Syaiful dan Nurul Fachriyah. 2007. Corporate Governance sebagai Alat
Pereda Praktik Manajemen Laba (Earnings Management). TEMA, Vol. 8,
No. 1, Maret 2007, Hlm: 37-52.
Jao, Robert dan Gagaring Pagalung. 2011. Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan, dan Leverage terhadap Manajemen Laba Perusahaan
Manufaktur Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No. 1,
November 2011.
Kesatria, Henny. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Good Corporate
Governance terhadap Jenis Earnings Management pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Calyptra: Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2 , No. 2, 2013.
Kusumaningtyas, Metta. 2012. Pengaruh Independensi Komite Audit dan
Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba. Prestasi, Vol. 9,
No. 1, Juni 2012, Hlm 41-61.
Kusumawardhani, Indra. 2012. Pengaruh Cooperate Governance, Struktur
Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Jurnal
Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi, Vol.9 No.1, Oktober 2012,
Hlm: 41-54.
Luhgiatno. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba
Studi pada Perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia. Fokus Ekonomi,
Vol. 5, No. 2, Desember 2010.
Nini, dan Estralita Trisnawati. 2009. Pengaruh Independensi Auditor pada KAP
Big Four terhadap Manajemen Laba pada Industri Bahan Dasar, Kimia,
dan Industri Barang Konsumsi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No.
3, Desember 2009, Hlm: 175-188.
Nuryaman, Rusmin, dan Joy Nanta Ginting. 2010. Pengaruh Struktur
Kepemilikan dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba. Jurnal
Akuntansi Tahun XIV, No.2, Mei 2010, Hlm: 152-164.
Ristiyanti, Anik Wahyu dan Muchamad Syafruddin. 2012. Manajemen Laba
sebagai Respon Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan pada Perusahan
Manufaktur yang terdaftar di BEI. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.
1, No. 2, Hlm:1-15.
Rusli, Iskandar. 2009. Pengaruh Asset dan Manajemen Inventory terhadap
Manajemen Laba. Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Bisnis dan Organisasi,
Vol. 16, No.3, September- Desember 2009, hlm:160-169.
Santoso, Youngkie. 2012. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik
Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Berkala Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi, Vol.1, No.3, Mei 2012, hlm:82-88.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods For Business A Skill
Building Approach. 6th Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.
Slamet, Abdul dan Provita Wijayanti. 2012. Respon Perubahan Tarif Pajak
Penghasilan, Insentif dan Non-Insentif Pajak terhadap Manajemen Laba.
86
ISSN: 1410 -9875
Maria
Conference In Business, Accounting and Management (CBAM), Vol. 1, No.
1, 2012.
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Tipe Kepemilikan Perusahaan
terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. PESAT
(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek dan Sipil) Auditorium Kampus
Gunadarma, Vol. 2, Agustus 2007.
Susiana, dan Arleen Herawaty. 2007. Analisis Pengaruh Independensi,
Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap
Integritas Laporan Keuangan. SNA X Unhas Makassar.
Susilowati, Heni, Triyono, Syamsudin. 2011. Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Leverage terhadap Manajemen Laba dan Kinerja
Perusahaan. DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, Vol.
12, No. 1, Juni 2011.
Tjun, Tjun Lauw., Elyzabeth Indrawati Marpaung, Santy Setiawan. 2012. Jurnal
Akuntansi, Vol.4 No.1, Hlm: 33-56.
Ujiyantho, Muh.Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. SNA X Unhas
Makassar.
Widyastuti, Tri. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Manajemen
Laba dan Dampaknya pada Return Saham. Akuntabilitas, Vol. 7, No. 1,
September 2007.
Widyaningyah, Agnes U. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh
terhadap Earning Management pada Perusahaan Go Public Di Indonesia.
Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol.3 No.2, Hlm: 89-101.
Wijaya, Maxson dan Dwi Martani. 2011. Praktik Manajemen Laba Perusahaan
dalam menanggapi Penurunan Tarif Pajak sesuai UU No.36 tahun 2008.
SNA XIV Aceh.
Wild, John. J., Leopold A. Bernstein, K R. Subramanyam. 2001. Financial
Statement Analysis. 7th Edition. Singapore: McGraw-Hill Higher
Education.
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
88
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 89-102
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH FIRM SIZE, GROWTH, NON-DEBT TAX SHIELD,
PROFITABILITY, FIXED ASSET, BUSINESS RISK DAN
LIQUIDITY TERHADAP LEVERAGE
MURSYIDI PRIHANTONO
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to test and analyze the effect of
firm size, growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, business
risk, and liquidity to leverage. This study was also to improve consistency of
result from prior studies. PT Astra International and subsidiaries that has
been listing on Indonesia Stock Exchange for period 2003-2011 were
examined. Five companies met the criteria and were analyzed using
descriptive statistics and multiple regressions with fixed effect model for
panel data were performed to test the hypotheses. The empirical evidences
from this study shows that firm size and liquidity are affecting leverage.
Growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, and business risk are
not affecting leverage. Altogether, there is an effect of all independent
variables simultaneously to leverage.
Keywords: Leverage, Firm Size, Growth, Non-Debt Tax Shield, Profitability,
Fixed Asset, Business Risk, Liquidity
Abstract: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis
pengaruh firm size, growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset,
business risk, dan liquidity terhadap leverage. Penelitian ini juga untuk
meningkatkan konsistensi hasil dari penelitian sebelumnya. PT Astra
International dan anak yang telah listing di Bursa Efek Indonesia periode 20032011 untuk diperiksa. Lima perusahaan memenuhi kriteria dan dianalisis
menggunakan statistik deskriptif dan regresi dengan model yang berlaku tetap
untuk data panel dilakukan untuk menguji hipotesis. Bukti-bukti empiris dari
penelitian ini menunjukkan bahwa firm size dan liquidity yang mempengaruhi
leverage. growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset dan business
risk tidak mempengaruhi leverage. Secara keseluruhan, ada pengaruh semua
variabel independen secara bersamaan untuk leverage.
Kata kunci : Leverage, Firm Size, Growth, Non-Debt Tax Shield, Profitability,
Fixed Asset, Business Risk, Liquidity
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
PENDAHULUAN
Pada
umumnya
setiap
perusahaan memiliki tujuan yang
berbeda, tetapi tujuan utama yang
dimiliki
perusahaan
adalah
meningkatkan
nilai
perusahaan.
Berikut pendapat Gitman
dan
Zutter (2012, 11) mengenai tujuan
perusahaan “Therefore, we argue
that the goal of the owners for
whom it is being operated, or
equivalently, to
maximize
the
stock price”. Pencapaian tujuan
perusahaan
dapat
dipengaruhi
berbagai faktor. Salah satu faktor
penting
yang
mempengaruhi
pencapaian tujuan
perusahaan
yaitu
dalam
hal
sumber
pembiayaan. Perusahaan memiliki
dua sumber pembiayaan eksternal,
yaitu melalui penerbitan hutang
jangka panjang dan penerbitan
saham.
Kombinasi
penggunaan
hutang jangka panjang dan ekuitas
sebagai sumber pembiayaan disebut
capital structure.
Tujuan
dari
manajemen
struktur
modal
adalah
untuk
menggabungkan
sumber
pembiayaan tetap yang digunakan
perusahaan. Penggunaan kombinasi
sumber pembiayaan yang tepat
akan memberikan struktur modal
optimal bagi perusahaan. Struktur
modal optimal merupakan struktur
modal
dimana
biaya
modal
perusahaan
minimum
dengan
demikian nilai perusahaan akan
maksimum (Gitman
dan
Zutter
2012, 535).
Penggunan
hutang
memberikaan
keuntungan
bagi
perusahaan,
yaitu
berupa
penghematan pajak yang diperoleh
melalui bunga yang dibayarkan
perusahaan kepada kreditor. Selain
memberikan
manfaat
berupa
90
November 2013
penghematan pembayaran pajak,
penggunaan hutang sebagai sumber
pembiayaan perusahaan tentunya
menimbulkan biaya tetap berupa
pembayaran bunga. Dalam hal ini
bunga harus dibayarkan setiap
periodenya tanpa memperhatikan
kondisi
keuangan
perusahaan
apakah sedang baik atau buruk
(Gitman dan Zutter 2012, 524).
Oleh
karena
itu,
penggunaan
hutang sebagai sumber pembiayaan
tentu saja mengandung risiko.
Terdapat beberapa faktor
yang
mempengaruhi
leverage.
Faktor-faktor tersebut antara lain
firm size, growth, non-debt tax
shield, profitability, fixed asset,
business risk, dan liquidity. Adapun
perumusan masalah penelitiannya
adlaah apakah terdapat pengaruh
firm size, growth, non-debt tax
shield, profitability, fixed asset,
business risk, dan
liquidity
terhadap leverage pada PT Astra
International
dan
anak
perusahaannya yang go public
periode tahun 2003-2011.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan sebagai berikut
pertama, pendahuluan menjelaskan
latar belakang masalah. Kedua,
kerangka teoritis dan pengembangan
hipotesis memuat leverage, firm
size, growth, non-debt tax shield,
profitability, fixed asset, business
risk, dan liquidity. Ketiga, metode
penelitian yang memuat metode
pemilihan sampel dan pengumpulan
data, definisi operasional dan
pengukuran variabel. Keempat, hasil
penelitian yang menguraikan analisis
dan pembahasan temuan penelitian.
Kelima,
penutup
yang
berisi
kesimpulan,
keterbatasan
dan
rekomendasi
untuk
penelitian
selanjutnya.
ISSN: 1410 -9875
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Leverage
Menurut Gitman dan Zutter
(2012, 508) “Leverage refers to the
effects that fixed costs have on the
returns that shareholders earn”.
Penelitian mengenai struktur modal
didominasi oleh dua teori dasar
yaitu trade-off theory dan pecking
order theory (Ali 2011, 54). Tradeoff theory menyatakan
bahwa
setiap
perusahaan
dapat
menentukan target rasio hutang
(leverage) yang optimal. Rasio
hutang yang optimal ditentukan
berdasarkan pertimbangan antara
manfaat dan biaya kebangkrutan
karena perusahaan memiliki hutang
(Joni dan Lina 2010, 84).
Berdasarkan pecking order
theory,
disaat
perusahaan
membutuhkan
pembiayaan,
manajer akan memilih sumber
pendanaan internal dibandingkan
dengan eksternal tetapi apabila
sumber
pembiayaan
eksternal
dibutuhkan maka manajer akan
memilih sumber pembiayaan yang
paling aman. Sumber pembiayaan
melalui hutang dianggap memiliki
risiko yang lebih kecil, sehingga
tentunya perusahaan akan memilih
hutang
dibandingkan
dengan
ekuitas
ketika
perusahaan
membutuhkan sumber pembiayaan
ekstenal.
Hanya
pada
saat
perusahaan
telah
mencapai
kapasitas
hutangnya
maka
perusahaan
akan
menggunakan
ekuitas sebagai sumber pembiayaan
(Ross et al. 2009, 476).
Firm Size
Berdasarkan
trade-off
theory, semakin besar ukuran
perusahaan, maka akan semakin
stabil
aliran
kas
perusahaan
Mursyidi Prihantono
tersebut, risiko bisnis juga akan
semakin kecil sehingga perusahaan
akan lebih mudah untuk mengakses
hutang. Namun, tidak demikian
halnya menurut pecking order
theory, dalam teori ini dikatakan
bahwa semakin
besar
ukuran
perusahaan, maka akan semakin
kecil pula information assymetries
yang akan menyebabkan penerbitan
saham lebih atraktif (Ali 2011, 55).
Ha1: Terdapat pengaruh firm size
terhadap leverage
Growth
Perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang cepat akan lebih
banyak menggunakan pembiayaan
eksternal. Lebih lanjut, biaya
penerbitan
terkait
dengan
penjualan saham akan lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan
memperoleh pendanaan melalui
penjualan hutang. Terkait hal
tersebut dapat disimpulkan semakin
cepat
pertumbuhan
perusahaan
maka akan semakin tinggi hutang
yang
digunakan
perusahaan
tersebut (Brigham dan Ehrhardt
2005, 573).
Ha2: Terdapat pengaruh growth
terhadap leverage
Non-debt Tax Shield
Non-debt
tax
shield
merupakan
penghematan
pajak
yang diperoleh perusahaan bukan
berasal dari bunga hutang seperti
depresiasi. Semakin besar jumlah
non-debt tax shield maka akan
semakin besar pula penghematan
perusahaan yang diperoleh dari
penghematan pengurangan pajak.
Hal
ini
akan
berdampak
berkurangnya nilai interest tax
shield bagi perusahaan. Akibatnya
penggunaan hutang sebagai sumber
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
pembiayaan juga akan berkurang
(Copeland et al. 2005, 592).
Ha3: Terdapat pengaruh non-debt
tax shield terhadap leverage
Profitability
Profitabilitas
merupakan
kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan
laba
dengan
menggunakan asset
perusahaan
(Gitman dan Zutter 2012, 601).
Berdasarkan pecking order theory
perusahaan dengan profit tinggi
akan
lebih
memilih
untuk
menggunakan sumber pembiayaan
dari internal perusahaan karena
dianggap lebih mudah dan lebih
efektif dari segi
biaya jika
dibandingkan dengan hutang (Ali
2011, 55). Sementara
apabila
dilihat dari sisi trade off theory,
Modigliani dan Miller (1963) dalam
Khaled dan Nurwati (2012, 98)
menyatakan
bahwa
hipotesis
interest tax shield memprediksikan
hubungan
positif
antara
profitability dan leverage. Mengacu
pada
hipotesis
tersebut,
perusahaan
dengan
tingkat
profitabilitas tinggi akan
lebih
memilih hutang untuk mendapatkan
penghematan pembayaran pajak.
Ha4: Terdapat pengaruh non-debt
tax shield terhadap leverage
Fixed Asset
Fixed asset sering dijadikan
sebagai jaminan perusahaan saat
melakukan pinjaman. Perusahaan
dengan jumlah fixed asset yang
besar dapat melakukan pinjaman
dengan akses kredit yang lebih
mudah, melalui penggunaan fixed
asset sebagai jaminan kepada
kreditor.
Sehingga
perusahaan
dengan tingkat fixed asset yang
lebih besar akan menggunakan
92
November 2013
hutang sebagai sumber pembiayaan
dibandingkan menerbitkan ekuitas
(Brigham dan Ehrhardt 2005, 572).
Ha5: Terdapat pengaruh fixed asset
terhadap leverage
Business Risk
Business risk
merupakan
risiko dasar
yang
dimiliki
perusahaan selain financial risk
sebagai tambahan risiko perusahaan
akibat penggunaan hutang. Semakin
tinggi
risiko
bisnis,
maka
probabilitas terjadinya financial
distress
juga
semakin
tinggi.
Meningkatnya
kemungkinan
financial
distress,
akan
meningkatkan pula kemungkinan
financial distress costs yang harus
ditanggung oleh perusahaan. Hal ini
akan
menyebabkan
tingkat
penggunaan hutang yang optimum
semakin
rendah,
sehingga
perusahaan
seharusnya
menggunakan lebih sedikit hutang
(Indrajaya et al., 2011).
Ha6: Terdapat pengaruh business
risk terhadap leverage
Liquidity
Liquidity
merupakan
kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya.
Perusahaan dengan tingkat current
asset yang tinggi mencerminkan
bahwa
perusahaan
tersebut
memiliki dana internal yang besar,
sehingga
perusahaan
akan
menggunakan
dana
internal
perusahaan
untuk
kegiatan
investasi dan kegiatan operasional
perusahaan, sehingga penggunaan
hutang akan berkurang (Qureshi et
al. 2012, 980).
Ha7: Terdapat pengaruh liquidity
terhadap
leverage
ISSN: 1410 -9875
Mursyidi Prihantono
Berikut kerangka pemikiran dari penelitian ini:
Firm Size
Growth
Non-debt tax shield
Profitability
Leverage
Fixed Asset
Business Risk
Liquidity
Gambar 1 Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Populasi
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah
PT
Astra International Tbk dan anak
perusahaannya yang go public dari
No.
1.
2.
3.
tahun 2003 hingga tahun 2011.
Pemilihan sampel dilakukan dengan
metode
purposive
sampling,
dengan
kriteria
pengambilan
sampel yang diterapkan dalam
penelitian ini yaitu:
Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel
Keterangan
Perusahaan
dan
anak
perusahaan
Astra
Intenational yang terdaftar di BEI selama
periode Januari 2003-Desember 2011
Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang
rupiah dalam laporan keuangan
Perusahaan bank dan institusi keuangan
Jumlah
6
0
1
93
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
No.
4.
5.
Keterangan
Total perusahaan yang dijadikan sampel
Total data penelitian (5 x 9 tahun)
November 2013
Jumlah
5
45
Definisi
Operasional
dan
Pengukura n Variabel
Leverage
Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah leverage.
Leverage adalah rasio menunjukkan
penggunaan asset atau dana tetap
untuk meningkatkan kesejahteraan
pemegang
saham
perusahaan.
Leverage dapat diukur dengan
rumus book value of long-term
debt dibagi dengan book value of
total assets (Ali 2011, 55). Variabel
leverage
merupakan
variabel
berskala rasio.
Firm Size
Ukuran perusahaan dapat
dilihat melalui nilai aktiva atau
penjualan
perusahaan
tersebut
pada periode waktu tertentu.
Ukuran perusahaan dapat dihitung
dengan
menggunakan
logaritma
natural dari sales (Sabir 2012, 397).
Variabel firm size merupakan
variabel berskala rasio.
Growth
Growth merupakan indikator
pertumbuhan perusahaan
dilihat
dari peningkatan asset perusahaan.
Growth
dapat
diukur
melalui
perubahan total asset
berturut-turut dibagi
tahun sebelumnya (Ali
Variabel
growth
variabel berskala rasio.
Non Debt Tax Shield
Non debt tax shield adalah
pengurangan
pajak
pendapatan
perusahaan yang bukan berasal dari
bunga hutang. Non debt tax shield
diproksikan melalui perhitungan
total annual depreciation expense
dibagi dengan total asset (Ali 2011,
55). Variabel non debt tax shield
merupakan variabel berskala rasio.
94
dua tahun
total asset
2011, 55).
merupakan
ISSN: 1410 -9875
Fixed Asset
Fixed Asset adalah asset
berwujud yang dapat dijadikan
jaminan bagi peusahaan apabila
hendak
mengajukan
pinjaman.
Penelitian ini mengukur fixed asset
Mursyidi Prihantono
melalui rasio perbandingan antara
net fixed asset dengan total asset
(Ali 2011, 55). Variabel fixed asset
merupakan variabel berskala rasio.
Business Risk
Business risk adalah risiko
perusahaan tidak dapat menutupi
biaya
operasional
perusahaan.
Risiko bisnis diproksikan melalui
perhitungan log
natural
dari
standar deviasi EBIT (Joni dan Lina
2010, 92). Variabel business risk
merupakan variabel berskala rasio.
Liquidity
Liquidity adalah kemampuan
perusahaan
mememenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya.
Likuiditas
diproksikan
dengan
menggunakan
current
ratio.
Current ratio dapat diperoleh
dengan membagi current asset
dengan current liabilities (Qureshi
et al. 2012, 981). Variabel liquidity
merupakan variabel berskala rasio.
Metode Analisa Data
Berdasarkam
model
regresi panel data. Data akan
penelitian, metode analisa data
dianalisis
dengan
menggunakan
dalam penelitian ini menggunakan
program Eviews 7.
Model regresi berganda dalam penelitian ini yaitu:
Keterangan:
Y
= Leverage
βo
= Konstanta
β1 – β7 = Koefisien regresi variabel X1 – X7
X1
= Firm size
X2
= Growth
X3
= Non-debt tax shield
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
X4
X5
X6
X7
ε
=
=
=
=
=
November 2013
Profitability
Fixed asset
Business risk
Liquidity
Error
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Tabel 2 Statistik Deskriptif
Variabel
N
Mean
Leverage
45
0,121480
Firm Size
45
29,67166
Growth
45
0,182159
NDTS
45
0,057789
Profitability
45
0,214943
Fixed asset
45
0,321249
Business Risk
45
26,26512
Liquidity
45
1,621171
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Maksimum
Minimum
0,283573
32,72209
0,757163
0,119499
0,605787
0,677836
29,19932
4,756986
0,018390
26,82434
-0,189663
0,022651
0,043527
0,149995
22,25567
0,737258
Deviasi
Standard
0,086186
1,609654
0,194385
0,030376
0,107413
0,140329
1,791046
0,671813
Uji Signifikansi Fixed Effect
Tabel 3 Uji Signifikansi Fixed Effect
Effects Test
Statistic
d.f.
Prob
Cross-section F
11,963236 (4,33)
0.0000
Cross-section Chi-square
40,325600 4
0.0000
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Nilai signifikansi Fixed Effect
adalah 11,963236 lebih besar
dibandingkn nilai tabel chi-square
sebesar 9,49 sebesar 4,33, dengan
demikian hipotesis nol ditolak. Nilai
p value dari chi-square lebih kecil
dibanding alpha 0,05 yang berarti
berdasarkan p value, hipotesis nol
ditolak. Hal ini berarti bahwa
model penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu model
Fixed Effect.
Uji Normalitas
Tabel 4 Uji Normalitas
Skewness
-0,044523
Kurtosis
2,296750
Jarque-Bera
0,942169
Probability
0,624325
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Nilai
hitung
Jarque-Bera
sebesar
0,942169
lebih
kecil
dibandingkan dengan nilai chisquare dengan alpha sebesar 0,05
96
dan degree of freedom (df) 2
sebesar
5,99.
Selain
itu
berdasarkan nilai p value sebesar
0,624325 lebih besar dari alpha
ISSN: 1410 -9875
Mursyidi Prihantono
0,05 maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa hipotesis nol tidak dapat
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
data berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Tabel 5 Uji Multikolinieritas
F_SIZE
GROWTH
NDTS
PROF
F_SIZE
1.000000 0.435852 -0.450211 0.077752
GROWTH 0.435852 1.000000 -0.234766 0.133740
NDTS
-0.450211 -0.234766 1.000000 -0.332048
PROF
0.077752 0.133740 -0.332048 1.000000
F_ASSET
0.073173 0.045110 0.122426 0.526824
B_RISK
0.876575 0.361983 -0.462511 0.366830
LIQUIDITY -0.507715 -0.328634 0.366920 -0.054974
F_ASSET
0.073173
0.045110
0.122426
0.526824
1.000000
0.243322
-0.153661
B_RISK
0.876575
0.361983
-0.462511
0.366830
0.243322
1.000000
-0.298719
LIQUIDITY
-0.507715
-0.328634
0.366920
-0.054974
-0.153661
-0.298719
1.000000
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Tabel 5 menunjukkan semua
korelasi antara variabel independen
dibawah 0,89. Hal ini menunjukkan
tidak terjadi multikolinieritas pada
model regresi, sehingga data baik
untuk digunakan.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser.
Tabel 6 Uji Glejser
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
0,689584
0,210465
3,276472
0,0025
F_SIZE
-0,108759
0,068181
-1,595112
0,1378
GROWTH
0,019318
0,021440
0,901047
0,3741
NDTS
-0,476761
0,446043
-1,068868
0,2929
PROF
-0,065564
0,061615
-1,064084
0,2950
F_ASSET
0,117677
0,075229
1,564259
0,1273
B_RISK
-0,002402
0,005910
-0,406460
0,6870
LIQUIDITY
0,007037
0,007302
0,963587
0,3423
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Nilai probabilitas firm size,
Uji Autokorelasi
growth,
non-debt tax
shield,
Uji Durbin-Watson dilakukan
profitability, fixed asset, business
untuk mendeteksi apakah terdapat
risk, dan liquidity lebih besar dari
autokorelasi
dalam
model
apha 0,05 hal ini menunjukkan
penelitian.
bahwa model regresi terbebas dari
heteroskedastisitas.
Tabel 7 Uji Durbin Watson
Durbin-Watson stat
1,807272
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Nilai Durbin-Watson sebesar
1,807272. Dengan jumlah observasi
45 data dan 7 variabel independen
dapat diperolah nilai dL 1,019
sebesar dan dU sebesar 1,704. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi dalam model
penelitian.
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Uji t
Variable
F_SIZE
GROWTH
NDTS
PROF
F_ASSET
B_RISK
LIQUIDITY
Tabel 8 Uji t
Coefficient
Std. Error
-0,048869
0,015363
-0,022559
0,047264
1,869420
0,970005
-0,264882
0,136553
0,179008
0,147594
-0,015343
0,008416
0,058622
0,016210
t-Statistic
-3,180988
-0,477307
1,927227
-1,939769
1,212838
-1,823179
3,616418
Prob.
0,0029
0,6358
0,0613
0,0597
0,2325
0,0759
0,0008
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Nilai probabilitas dari firm size dan
liquidity sebesar
0,0029
dan
0,0008, kurang dari nilai alpha 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh firm size dan
liquidity
terhadap
leverage.
Sementara nilai probabilitas dari
growth, non-debt
tax shield,
profitability, fixed asset, business
risk, dan liquidity lebih dari alpha
0,05. Sehingga dapat disimpulkan
variabel growth, non-debt tax
shield, profitability, fixed asset,
business risk, dan liquidity tidak
berpengaruh terhadap leverage.
Uji F
Variable
C
F_SIZE
GROWTH
NDTS
PROF
F_ASSET
B_RISK
LIQUIDITY
Tabel 9 Uji F
Coefficient
Std. Error
2,006090
0,414192
-0,067180
0,017044
0,080676
0,042935
0,468562
0,945414
-0,340203
0,144682
0,065946
0,178012
0,000215
0,012011
0,069855
0,014924
t-Statistic
4,843380
-3,941516
1,879038
0,495616
-2,351382
0,370458
0,017876
4,680857
Prob.
0,0000
0,0004
0,0691
0,6235
0,0248
0,7134
0,9858
0,0000
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Berdasarkan tabel diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + e
Leverage = 2,006090 – 0,067180 F_SIZE + 0,080676 GROWTH + 0,468562 NDTS –
0,340203 PROF + 0,065946 F_ASSET + 0,000215 B_RISK + 0,069855
LIQUIDITY + e
Tabel 10 Nilai Statistik F
F-Statistic
11,64455
Prob (F-Statistic) 0,000000
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Diperoleh nilai statistik F
sebesar 2,262304. Nilai statistik F
98
berada
di
daerah
hipotesis nol dimana
penolakan
F ≥ Fα/2
ISSN: 1410 -9875
(11,64455≥ 2,269512)
sehingga
dapat diputuskan bahwa H0 ditolak.
Hasil ini juga didukung oleh nilai
probabilitas sebesar 0,0000 yang
kurang dari nilai alpha 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat
pengaruh
firm size,
growth,
non-debt tax
shield,
profitability, fixed asset, business
risk,
dan
liquidity
terhadap
leverage terhadap leverage.
PENUTUP
Dari hasil penelitian, terlihat
bahwa hanya variabel firm size dan
liquidity
yang
berpengaruh
terhadap
leverage,
sementara
sisanya
tidak
berpwngaruh
terhadap leverage. Keterbatasan
penelitian ini adalah sampel yang
Mursyidi Prihantono
digunakan dalam penelitian
ini
hanya PT. Astra Intenational dan
anak perusahaannya yang go public
sehingga hasilnya kurang bisa
mengeneralisasikan
perusahaan
yang go public di Bursa Efek
Indonesia. Selain itu, penelitian ini
terbatas pada variabel independen
yaitu firm size, growth, non-debt
tax shield, profitability,
fixed
asset, business risk, dan liquidity.
Rekomendasi
yang dapat
diberikan untuk peneliti berikutnya
adalah
menambah
sampel
penelitian sehingga dengan begitu
jumlah data akan lebih banyak.
Menambah
variabel
independen
yang diduga memiliki pengaruh
terhadap
variabel
dependen
(leverage) seperti Research and
Development
dan
kepemilikan
manajerial.
REFERENSI:
Ali, Liaqat. 2011. “The Determinants of Leverage of the Listed-Textile
Companies in India”. European Journal Business and Management, Vol 3
No. 12.
Amjad, Sidra et al. 2012. “What can be the Determinants of Capital Structure
of Banking Sector of Pakistan?”. Proceedings of 3rd International
Conference on Business Management.
Anderson, David R et al. 2011. Statistics for Business and Economics, 11th
edition. South Western Cengage Learnings.
Bayrakdaroglu et al. 2013. “A Panel Data Analysis of Capital Structure
Determinants: Emprirical Results from Turkish Capital Market”.
International Journal of Economics and Finance, Vol 5, No.4.
Brealey et al. 2006. Corporate finance, 8th edition. Singapore: McGraw Hill.
Brigham, Eugene F. dan Michael C. Ehrhardt. 2005. Financial Management:
Theory and Practice, 11th edition. United States of America: Thomson
South-Western, Ohio.
Brown, Keith C., dan Frank K. Reilly. 2012. Analysis of Investment and
Management of Portofolio, 10th edition. Canada: South Western.
Cheng F. Lee dan Alice C. Lee. 2006. Ensiclopedia of Finance, 1st edition.
United States of America: Springer Science+Business Media, Inc.
Copeland et al. 2005. Financial Theory and Corporate Policy, 14th edition.
United States of America: Pearson Education, Inc.
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Correia et al. 2007. Financial Management, 14th edition. South Africa: Juta &
Co.
Damodaran, Aswath. 2001.
Corporate finance theory and practice,
2nd
edition. Wiley and Sons, Inc.
Dawood, Mary Hany A.K. et al. 2011. “The Determinants of Capital Structure
in Listed Egyptian Corporations“. Middle Eastern Finance and
Economics, ISSN: 1450-2889 Issue 9.
Emery et al. 2004. Corporate financial management, 2nd edition, Boston:
Pearson Prentice Hall.
Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of managerial
finance, 13th edition. United States of America: Pearson Education, Inc.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic econometric. Singapore: McGraw-Hill Inc.
Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter 2012. Dasar-dasar Ekonometrika.
Terjemahan oleh Raden Carlos Mangunsong dari Basic econometric
(2009). Jakarta: Salemba Empat.
Hair, Joseph F., et al. 2006. Multivariate data analysis. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Indrajaya, Glenn et al. 2011. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan,
Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur
Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang
Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007”. Akurat Jurnal
Ilmiah Akuntansi Nomor 06 Tahun ke-2 September-Desember 2011.
Indrawati, Titik dan Suhendro. 2006. “Determinasi Capital Structure Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
Joni dan Lina. 2010. “Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal”.
Jurnal bisnis dan akuntansi, vol. 12, no. 2, 81-86.
Keown et al.. 2005. Financial Management. 10th edition. United States of
America: Pearson Education, Inc.
Khaled dan Nurwati Ashikkin. 2012. “The Determinants of Capital Structure of
Qatari Listed Companies”. International Journal of Academic Research
in Accounting, Finance and Management Sciences, vol 2, Issue 2.
Newbold, Paul., et al. 2007. Statistics for Business and Economics, 6th edition.
Pearson Education, Inc.
Qureshi et al. 2012. “What determines leverage in Pakistan? A panel data
analysis”. African Journal of Business Management, vol 6, 978-985.
Ross et al. 2008. Corporate finance fundamentals, 8th edition. Singapore:
McGraw-Hill Inc.
Ross et al. 2009. Modern Financial Management, 8th edition. Singapore:
McGraw-Hill Inc.
Sabir, Mahvish., dan Malik, Qaisar Ali. 2012. “Determinants of Capital
Structure – A Study of Oil and Gas Sector of Pakistan”. Institute of
Interdisciplinary Business Research, VOL 3, NO 10.
Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Edisi 3. Yogyakarta: Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
100
ISSN: 1410 -9875
Mursyidi Prihantono
Sayeed, Mohammad Abu. 2011. “The Determinants of Capital Structure for
Selected Bangladeshi Listed Companies”. International review
of
business research papers, vol. 7, No.2, 21-36.
Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, vol 13. No.1
Sekaran, Uma., dan Roger Bougie. 2010. Research method for business, 5th
edition. John Wiley and Sons Inc.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Thian Cheng Lim. 2012. “Determinants of Capital Structure Empirical Evidence
from Financial Services Listed Firms in China”. International Journal of
Economics and Finance, Vol. 4, No. 3.
Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, dan Donald E. Kieso. 2011. Financial
Accounting IFRS Edition. John Willey & Sons, Inc.
White et al. 2003. The analysis and use of financial statement, 3rd edition.
New Jersey : John Wiley & Sons Inc.
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Edisi 3.
Yogyakarta: Ekonisia.
Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews, Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
102
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 103-118
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FENOMENA UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI
BURSA EFEK INDONESIA
NOVIA WIJAYA
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this study is to obtain empirical evidence and test
the factors that affect underpricing level. The factors are leverage, IPO risk,
company size, company age, retun on assets, and reputation of underwriter.
Population in this study is non financial company which listed in Indonesia
Stock Exchange during 2008 until 2012. There are 53 companies selected as
final sample. Hypothesis tested by using multiple regression analysis. The
result of this study indicate leverage, IPO risk, company size, company age,
return on assets, and reputation of underwriter do not affect to underpricing
level.
Keywords: Underpricing, Leverage, IPO Risk, Company Size, Company Age,
and Underwriter Reputation.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris
dan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing. Faktorfaktor tersebut adalah leverage, risiko penawaran saham perdana, ukuran
perusahaan, umur perusahaan, return on asset, dan reputasi underwriter.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan nonkeuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 hingga 2012. Ada 53 perusahaan
yang dipilih sebagai sampel akhir. Hipotesis diuji dengan menggunakan
analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan leverage, risiko
penawaran saham perdana, ukuran perusahaan, umur perusahaan, return on
asset, dan reputasi underwriter tidak berpengaruh terhadap tingkat
underpricing.
Kata Kunci: Underpricing, Leverage, Risiko Penawaran Saham Perdana,
Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Return on Asset, Reputasi
Underwriter
caranya adalah dengan melakukan
Initial Public
Offering
(IPO).
Dengan melakukan IPO perusahaan
tidak hanya mendapatkan modal
dari masyarakat (publik) tetapi
PENDAHULUAN
Dalam rangka pembiayaan
dan pengembangan operasionalnya
perusahaan
membutuhkan
tambahan dana, adapun salah satu
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
perusahaan juga akan semakin
dikenal oleh masyarakat.
Sebelum
surat
berharga
diperdagangkan di pasar sekunder,
perusahaan akan terlebih dahulu
mengeluarkan surat berharga dan
menjual surat berharga atau saham
yang baru di pasar primer berupa
penawaran perdana sahamnya atau
Initial Public Offering (IPO). Pada
saat perusahaan memutuskan untuk
melakukan IPO tidak ada
harga
pasar sampai dimulainya pasar
sekunder (Suyatmin dan
Sujadi
2006)
Penentuan harga saham di
pasar perdana yang lebih rendah
dibandingkan dengan harga saham
yang sama setelah diperdagangkan
di pasar sekunder merupakan
underpricing. Fenomena ini sering
terjadi pada perusahaan yang
melakukan IPO, tidak hanya di
Indonesia namun underpricing juga
terjadi di beberapa negara lain
(Rosyati dan Sabeni 2002 dalam
Isfaatun dan Hatta, 2010).
Tujuan
utama
yang
diinginkan investor saat membeli
saham di pasar primer adalah untuk
mendapatkan initial return. Initial
return (IR) adalah keuntungan yang
diperoleh pemegang saham saat IPO
dengan menjualnya pada hari
pertama (Yasa 2008). Dari sisi
emiten, underpriced yang tinggi
merupakan kondisi yang merugikan.
Underpriced
terjadi
karena
perusahaan dinilai lebih rendah dari
kondisi yang sesungguhnya oleh
underwriter
untuk
mengurangi
tingkat resiko yang harus ia hadapi
karena fungsi penjaminannya (Putra
dan Budiarti, 2012)
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan yaitu pertama,
menguraikan
latar
belakang
penelitian,
masalah
penelitian,
104
November 2013
tujuan dan
manfaat
penelitian
serta
sistematika
pembahasan.
Kedua,
menguraikan
rerangka
teoritis
dan
pengembangan
hipotesis, landasan teori, dan dasar
pengembangan hipotesis. Ketiga,
menyajikan
bentuk
penelitian,
obyek
penelitian,
definisi
operasional
variabel
dan
pengukurannya,
teknik
pengumpulan data, serta metoda
analisis data. Keempat, menyajikan
mengenai
obyek
penelitian,
statistik deskriptif, hasil uji kualitas
data dan pengujian hipotesis.
Kelima,
menyajikan
tentang
simpulan
atas
pembahasan,
keterbatasan
penelitian
dan
rekomendasi yang
bermanfaat
untuk penelitian selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Asimetri Informasi
Fenomena
underpricing
terjadi
dikarenakan
adanya
mispriced di pasar perdana sebagai
akibat
dari
ketidakseimbangan
informasi antara pihak underwriter
dengan pihak perusahaan
atau
dapat disebut sebagai asymmetry
informasy (Ghozali dan Al Mansur
2002).
Perbedaan
proporsi
informasi akan membuat investor
mendapatkan
keuntungan
yang
lebih dibandingkan investor lain
(Godfrey et al 2010). Informasi
Asimetri pada model Rock (1986)
dalam Isfaatun dan Hatta (2010)
terdapat dua kelompok investor
yaitu informed dan
uninformed.
Lalu Model Baron (1982) dalam
Isfaatun
dan
Hatta
(2010)
menyatakan
bahwa
asimetri
informasi terjadi antara pihak
emiten dan underwriter.
ISSN: 1410 -9875
Teori Signalling
Manajer
memiliki
peran
untuk membantu investor dalam
pengambilan
keputusan
dari
informasi yang disediakan.karena
mereka
memiliki
perbandingan
keuntungan dalam produksi dan
penyebaran
informasi.
Dengan
sinyal akan
ada
harapan
keuntungan di masa depan maka
manajer
akan
mendapatkan
insentif,
karena
investor
mempercayai
sinyal,
dengan
adanya sinyal diharapkan harga
saham
akan
meningkat
dan
pemegang saham akan memperoleh
keuntungan (Godfrey et al, 2010).
Penawaran Umum Perdana (Initial
Public Offering)
Dalam pengembangan bisnis,
pemenuhanan
kebutuhan
dana
merupakan hal yang tidak dapat
terpisahkan
dalam
operasional
perusahaan. Kebutuhan akan modal
tambahan ini dapat diperoleh dari
cara hutang atau menambah jumlah
dari
kepemilikan
dengan
menerbitkan saham (Hartono 2000
dalam Susanto 2007).
Salah
satu
cara
untuk
menjual
saham
baru
adalah
melahlui
go
public
dengan
menawarkan saham perdananya ke
masyarakat luas, maka dengan
melakukan IPO perusahaan akan
semakin dikenal di masyarakat.
Proses penawaran saham oleh
emiten kepada masyarakat dimana
saham-saham tersebut selanjutnya
akan dicatatkan di Bursa Efek
disebut juga Initial Public Offering
(Ayuningtyas dan Purwantini 2012).
Sebelum
surat
berharga
diperdagangkan di pasar sekunder,
perusahaan akan terlebih dahulu
mengeluarkan surat berharga dan
menjual surat berharga atau saham
Novia Wijaya
yang baru di pasar primer berupa
penawaran perdana sahamnya atau
Initial Public Offering (IPO). Pada
saat perusahaan memutuskan untuk
melakukan IPO tidak ada
harga
pasar sampai dimulainya pasar
sekunder (Suyatmin dan
Sujadi
2006).
Underpricing
Underpricing
merupakan
suatu keadaan, dimana
harga
saham pada saat
penawaran
perdana lebih rendah dibandingkan
dengan ketika diperdagangkan di
pasar
sekunder
(Yasa
2008).
Sebaliknya overpricing merupakan
suatu kondisi dimana harga pasar
saham yang baru ditawarkan secara
rata-rata cenderung lebih rendah
bila
dibandingkan
harga
penawarannya (Ayuningtyas dan
Purwantini 2012).
Harga
saham
pada
penawaran
perdana
ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara
perusahaan
emiten
dengan
underwriter sebagai pihak yang
membutuhkan dana, emiten pasti
menginginkan harga perdana tinggi.
Sebaliknya, underwriter sebagai
penjamin emisi berusaha untuk
meminimalkan
risiko
yang
ditanggungnya (Sucipto 2008).
Beberapa literature dalam
Susanto (2007) menunjukkan bahwa
underpricing terjadi akibat adanya
informasi
asimetri.
Perusahaan
yang
akan
go
public
akan
menerbitkan
prospektus
untuk
mengurangi
informasi
asimetri
tersebut.
Underpricing
dapat
memberikan
sinyal
bahwa
perusahaan
menjanjikan
keuntungan bagi investor.
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Leverage dan Underpricing
Leverage
dipertimbangkan
sebagai variabel keuangan dalam
penelitian ini, karena menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
membayar hutang dengan equity
yang dimilikinya. Financial leverage
yang tinggi menunjukkan risiko
finansial atau risiko kegagalan
perusahaan untuk mengembalikan
pinjaman akan semakin tinggi, dan
sebaliknya. Semakin tinggi financial
leverage, maka initial return akan
semakin besar (Suyatmin dan Sujadi
2006).
Penelitian
Alqahtani
dan
More
(2012)
menguji
tingkat
leverage
terhadap
underpricing
memperoleh hasil bahwa leverage
berpengaruh
terhadap
tingkat
underpricing.
Penelitian
ini
didukung dengan Isfaatun dan Hatta
(2010) dan Ghozali dan Al Mansur
(2002)
yaitu
leverage
juga
berpengaruh arah negatif.
Dalam penelitian Suyatmin dan
Sujadi (2006) menyatakan leverage
tidak memiliki pengaruh terhadap
tingkat
underpricing.
Hasil
penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Witjaksono (2012), Yasa (2008),
Wijayanto (2010), dan Saputra dan
Wardoyo (2008).
Ha1 :
Leverage
mempunyai
pengaruh terhadap underpricing.
Risiko IPO
terhadap
Tingkat
Underpricing
Risiko
merupakan
kemungkinan
perbedaan
antara
return yang diterima dengan return
yang diharapkan. Gitman (2009)
mendefinisikan risiko sebagai total
keuntungan atau kerugian pada
suatu
investasi
dalam
waktu
tertentu. Pada risk-return theory
perusahaan dengan risiko IPO tinggi
106
November 2013
diharapkan memiliki keuntungan
yang tinggi juga (Alqahtani dan
More 2012)
Rahim dan Yong (2010)
meneliti pada Bursa Efek Malaysia
dalam periode 1999 hingga 2007.
Penelitian ini menghasilkan risiko
IPO berpengaruh terhadap initial
return. Penelitian Alqahtani dan
More (2012) dan Rashid dan Rahim
(2012) memperoleh hasil bahwa
risiko IPO yang tinggi berpengaruh
terhadap tingkat return yang akan
berpengaruh
juga
kepada
underpricing.
Saat
investor
berinvestasi di pasar modal ia akan
mengharapkan return yang tinggi
maka tingkat risikoyang akan
ditanggung
akan
menjadi
pertimbangan dalam berinvestasi.
Ha2 : Risiko IPO mempunyai
pengaruh terhadap underpricing.
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Tingkat Underpricing
Suatu
perusahaan
yang
memiliki skala ekonomi yang tinggi
diharapkan akan mampu bertahan
dalam
waktu
yang
lama.
Kebanyakan investor lebih memilih
untuk menginvestasikan modalnya
di perusahaan yang memiliki skala
ekonomi yang lebih tinggi karena
informasi
mengenai
perusahaan
besar lebih banyak dibandingkan
perusahaan yang berskala kecil.
Perusahaan yang berskala besar
mempunyai tingkat underprice yang
lebih rendah daripada perusahaan
yang berskala kecil (Suyatmin dan
Sujadi 2006).
Penelitian Ayuningtyas dan
Purwanti
(2012)
menghasilkan
pengaruh dengan arah negatif
antara ukuran perusahaan terhadap
underpricing. Total aset yang
dimiliki suatu perusahaan akan
memberikan
sinyal
bahwa
ISSN: 1410 -9875
perusahaan memiliki
prospek
dimasa yang akan datang.
Suyatmin dan Sujadi (2006)
hasil
penelitiannya
menyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh
antara ukuran perusahaan terhadap
underpricing. Hasil penelitian ini
konsisten
dengan
penelitian
Alqahtani
dan
More
(2012),
Witjaksono (2012),
Putra dan
Budiarti (2011), Yasa (2008), dan
Ghozali dan Al Mansur (2002).
Ha3 :
Ukuran
perusahaan
mempunyai
pengaruh
terhadap
underpricing.
Umur
Perusahaan
terhadap
Underpricing
Umur
perusahaan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan dapat bertahan hidup
dan banyaknya informasi yang bisa
diserap oleh publik.
Semakin
panjang umur perusahaan semakin
banyak informasi yang bisa diserap
masyarakat (Daljono 2000 dalam
Suyatmin dan Sujadi 2006). Calon
investor tidak perlu mengeluarkan
biaya yang lebih banyak untuk
memperoleh
informasi
dari
perusahaan yang melakukan IPO
(Putra dan Budiarti 2012)
Penelitian Ayuningtyas dan
Purwantini (2011) dan Isfaatun dan
Hatta (2010) menghasilkan tidak
terdapat pengaruh antara umur
perusahaan terhadap underpricing.
Penelitian ini didukung oleh Ghozali
dan Al Mansur (2002), Yasa (2008),
Suyatmin dan
Sujadi
(2006),
Saputra dan Wardoyo (2008) dan
Putra dan Budiarti (2011).
Alqahtani dan More (2012)
menguji umur perusahaan terhadap
underpricing
memperoleh
hasil
bahwa
umur
perusahaan
berpengaruh
terhadap
underpricing. Semakin lama umur
Novia Wijaya
perusahaan maka banyak informasi
yang diketahui masyarakat sehingga
akan mengurangi asimetri informasi
dan ketidakpastian.
Ha 4 : Umur perusahaan mempunyai
pengaruh terhadap underpricing.
ROA terhadap Underpricing
ROA merupakan suatu rasio
penting yang dapat dipergunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan dengan investasi yang
telah ditanamkan (asset yang
dimilikinya) untuk mendapatkan
laba. Profitabilitas yang tinggi dari
suatu perusahaan akan mengurangi
ketidakpastian
sehingga
akan
menurunkan tingkat underpricing
bagi investor (Ghozali dan Al
Mansur 2002).
Penelitian Putra dan Budiarti
(2012)
menghasilkan
terdapat
pengaruh
ROA
terhadap
underpricing, hasil penelitian ini
konsisten dengan Saputra dan
Wardoyo (2008) dan Ghozali dan Al
Mansur (2002). Penelitian Susanto
(2007) menghasilkan tidak terdapat
pengaruh antara ROA terhadap
underpricing.
Penelitian
ini
didukung oleh Wijayanto (2010)
yang
menyatakan
ROA
tidak
berpengaruh
terhadap
underpricing.
Ha5 : ROA mempunyai pengaruh
terhadap underpricing.
Reputasi Underwriter terhadap
Underpricing
Underwriter adalah pihak
yang membuat kontrak dengan
emiten
untuk
melakukan
penawaran umum bagi kepentingan
emiten,
dengan
atau
tanpa
kewajiban untuk membeli sisa efek
yang
terjual.
Peran
dari
underwriter
sangatlah
penting
dalam melakukan penawaran saham
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
perdana untuk mengurangi risiko
yang akan dihadapi, maka emiten
akan meminta underwriter untuk
menjamin
penjualan
saham
tersebut (Putra dan Budiarti, 2012)
Dalam penelitian Suyatmin
dan Sujadi (2006) menghasilkan
terdapat pengaruh antara reputasi
underwriter terhadap underpricing.
Konsisten
menurut
Putra
dan
Budiarti (2012), Ghozali dan Al
Mansur (2002), dan Rashid dan
Rahim (2012) terdapat pengaruh
antara
reputasi
underwriter
terhadap underpricing.
Penelitian Isfaatun dan Hatta
(2010) menghasilkan tidak terdapat
pengaruh
antara
reputasi
underwriter terhadap underpricing.
Hasil yang sama didapat oleh
Khomsiyah (2005), Saputra dan
Wardoyo (2008), dan Ayuningtyas
dan Purwantini (2011).
Ha6
Reputasi
underwriter
:
mempunyai
pengaruh
terhadap
underpricing.
METODA PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan
Pengumpulan Data
Populasi
yang
digunakan
sebagai obyek dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan non
keuangan
yang
melakukan
penawaran umum perdana di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2008
sampai dengan tahun 2012. Sampel
penelitian
dipilih
berdasarkan
metode purposive sampling yaitu
metode pemilihan sampel yang
bertujuan untuk
memperoleh
sampel yang representatif sesuai
dengan kriteria yang ditentukan.
Prosedur pemilihan sampel dapat
dilihat pada tabel 1.
108
November 2013
Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel
Leverage
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
membayar hutang dengan ekuitas
yang dimilikinya. Leverage yang
tinggi akan menjadi pertimbangan
bagi investor dalam memprediksi
risiko
perusahaan
(Khomsiyah
2005). Kreditor
akan
lebih
menyukai rasio hutang
yang
rendah,
sedangkan
pemegang
saham
akan
lebih
menyukai
leverage
yang
tinggi
karena
diharapkan
akan
dapat
meningkatkan laba (Susanto 2007).
Pengukuran variabel ini mengacu
pada penelitian Wijayanto (2010),
skala yang digunakan adalah skala
rasio. Adapun rumus dari variabel
ini adalah:
Leverage = Total Debt/ Total Equity
Risiko
IPO
menunjukkan
erusahaan dengan tingkat risiko IPO
yang tinggi mampu memberikan
kemungkinan return yang lebih
besar (Alqahtani dan More 2012).
Dalam Rashid dan Rahim (2012)
risiko dan return diperkirakan
memiliki hubungan yang positif
seperti dalam risk-return trade-off
theory. Skala yang digunakan
adalah skala rasio. Pengukuran
variabel risiko IPO mengunakan
metode Bradley & Jordan (2002)
dalam Alqahtani dan More (2012).
Adapun rumus dari variabel ini
adalah:
IPO risk = 1 / IPO offer price
Ukuran
perusahaan
merupakan suatu indikator yang
menggambarkan tingkat risiko bagi
investor dalam melakukan investasi
pada
perusahaan
tersebut.
ISSN: 1410 -9875
Informasi perusahaan skala besar
tentunya
akan
lebih
banyak
diketahui,
sehingga
tingkat
ketidakpastian dapat diketahui oleh
investor (Suyatmin dan
Sujadi
2006). Skala yang digunakan adalah
skala rasio. Pengukuran variabel
ukuran perusahaan menggunakan
metode dalam Witjaksono (2012):
Ukuran Perusahaan = LN(Asset)
Umur
perusahaan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan dapat bertahan hidup
dan banyaknya informasi
yang
dapat diserap oleh public (Putra
dan
Budiarti,
2012).
Skala
pengukuran untuk variabel ini
adalah rasio. Variabel ini diukur
dengan
lamanya
perusahaan
beroperasi yaitu lama perusahaan
didirikan hingga saat perusahaan
melakukan IPO (Isfaatun dan Hatta,
2012).
Return on Assets (ROA)
merupakan suatu rasio penting yang
dapat
dipergunakan
untuk
mengukur kemampuan perusahaan
dengan
investasi
yang
telah
ditanamkan (asset yang dimilikinya)
untuk mendapatkan laba. ROA
menjadi salah satu pertimbangan
investor dalam melakukan investasi
terhadap saham di bursa saham
(Saputra dan Wardoyo 2008). Skala
untuk variabel ini adalah rasio.
Pengukuran ROA mengacu pada
penelitian
Susanto
(2007)
dinyatakan
dalam
bentuk
presentase sebagai berikut:
ROA = Net Income After Tax/ Total Asset
Reputasi
Underwriter.
Underwriter
adalah
perusahaan
yang membuat kontrak dengan
Novia Wijaya
emiten
untuk
melakukan
penawaran umum bagi kepentingan
emiten,
dengan
atau
tanpa
kewajiban membeli sisa efek yang
terjual (Putra dan Budiarti, 2012).
Pengukuran
variabel
reputasi
underwriter
yaitu
dengan
menggunakan
dummy
variabel,
dengan memberikan skala 0, untuk
underwriter yang tidak termasuk
peringkat reputasi 5 besar dan
memberikan
skala
1
untuk
underwriter yang termasuk dalam 5
besar dalam rating yang diberikan
oleh Majalah Investor, berarti
underwriter
memiliki
reputasi
tinggi. Penelitian ini mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Yasa
(2008). Skala pengukuran adalah
skala nominal.
Metoda Analisis Data
Penelitian ini menggunakan
uji regresi berganda (multiple
regression)
dalam
pengujian
hipotesisnya.
Pengujian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
bagaimana
pengaruh
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen. Model empiris dalam
penelitian ini adalah
sebagai
berikut.
TU = b0 + b1LEV+ b2IPO_RISK+
b3SIZE+ b4AG+b5ROA+b6UND+ ℮
Keterangan:
TU
: Underpricing
b0
: Konstanta
b1-b6
: Koefisien regresi setiap
variabel independen
LEV
: Leverage
IPO_RISK : Risiko IPO
AGE
: Umur perusahaan
SIZE
: Ukuran perusahaan
ROA
: Return on Assets
UND
: Reputasi underwiter
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
HASIL PENELITIAN
Menurut
Ghozali
(2011)
statistik
deskriptif
memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, varians,
nilai maksimum, nilai minimum,
sum, range, kurtosis (keruncingan
distribusi)
dan
skewness
(kemencengan
distribusi).
Hasil
statistik deskriptif disajikan pada
tabel 2.
Hasil pengujian normalitas
pada tabel 3 menunjukkan nilai
asymp sig (2-tailed) sebesar 0,485
berarti nilai tersebut lebih besar
dari nilai signifikansi 0,05, Dapat
disimpulkan
data
residual
berdistribusi
normal
sehingga
model
baik
digunakan
dalam
penelitian.
Tabel 4 menunjukkan bahwa
keenam variabel memiliki nilai
Tolerance lebih besar dari 0,1 dan
VIF lebih kecil dari 10. Hasil
penelitian ini berarti tidak terdapat
multikolinearitas antara variabel
independen sehingga data baik
digunakan untuk model regresi.
Hasil pengujian pada tabel 5
menunjukkan nilai signifikansi dari
variabel
leverage,
risiko
IPO,
ukuran
perusahaan,
umur
perusahaan, ROA, dan reputasi
underwriter
memiliki
nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05.
Hal ini berarti tidak terdapat
heteroskedastisitas sehingga data
baik digunakan
dalam
model
regresi.
Tabel 6 menunjukan bahwa
nilai signiikansi lebih besar dari
0,05 yaitu 0,019. Hal ini berarti
tidak terdapat masalah autokorelasi
sehingga data baik untuk digunakan
dalam model regresi. Tabel 7
menunjukkan
nilai
koefisien
110
November 2013
korelasi (R) sebesar 0.450. Nilai
tersebut lebih kecil dari 0,5 maka
hubungan
antara
tingkat
underpricing dengan
leverage,
risiko IPO,
ukuran
perusahaan,
umur perusahaan, ROA,
dan
reputasi underwriter adalah lemah
positif.
Hasil
uji
koefisien
determinasi
dalam
tabel
8
menunjukkan nilai Adjusted R
Square sebesar 0,099. Hal ini
berarti secara statistik besarnya
variasi tingkat underpricing yang
dapat dijelaskan oleh leverage,
risiko IPO,
ukuran
perusahaan,
umur perusahaan, ROA,
dan
reputasi
underwriter
adalah
sebesar 9,9% dan sisanya sebesar
90,1% dapat dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak terdapat
dalam penelitian ini.
Dalam tabel 9 diperoleh F
hitung sebesar 1,950 dengan nilai
signifikan sebesar 0,093. Nilai
signifikansi tersebut lebih
besar
dari 0,05 sehingga regresi
tidak
layak digunakan untuk menguji
data karena tidak menggambarkan
model fit dari persamaan regresi.
Hasil uji t dalam tabel 10
menunjukkan leverage
memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,214.
Nilai signifikansi tersebut lebih
besar dari 0,05 maka hipotesis
alternatif pertama (Ha1)
tidak
dapat diterima. Hal ini berarti
leverage tidak memiliki pengaruh
terhadap
tingkat
underpricing,
Risiko IPO memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,905. Nilai signifikansi
tersebut lebih besar dari 0,05 maka
hipotesis alternatif kedua (Ha2)
tidak dapat diterima. Hal ini berarti
risiko IPO tidak memiliki pengaruh
terhadap tingkat underpricing.
Tabel 10
menghasilkan
ukuran perusahaan memiliki nilai
ISSN: 1410 -9875
signifikansi sebesar 0,783. Nilai
signifikansi tersebut lebih
besar
dari 0,05 maka hipotesis alternatif
ketiga (Ha3) tidak dapat diterima.
Hal ini berarti ukuran perusahaan
tidak memiliki pengaruh terhadap
tingkat
underpricing.
Umur
perusahaan
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0,729. Nilai
signifikansi tersebut lebih
besar
dari 0,05 maka hipotesis alternatif
keempat (Ha4)
tidak
dapat
diterima. Hal ini berarti umur
perusahaan
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
tingkat
underpricing.
Hasil uji t pada tabel 10
menunjukan ROA memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,135. Nilai
signifikansi tersebut lebih
besar
dari 0,05 maka hipotesis alternatif
kelima (Ha5) tidak dapat diterima.
Hal ini berarti ROA tidak memiliki
pengaruh
terhadap
tingkat
underpricing. Hasil uji t atas
reputasi underwriter memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,063. Nilai
signifikansi tersebut lebih
besar
dari 0,05 maka hipotesis alternatif
keenam (Ha6) tidak dapat diterima.
Hal ini berarti reputasi underwriter
tidak memiliki pengaruh terhadap
tingkat underpricing.
PENUTUP
Leverage
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
tingkat
underpricing. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Witjaksono (2012),
Wijayanto (2010), Saputra dan
Wardoyo (2008), Yasa (2008), dan
Suyatmin dan Sujadi (2006). Namun
penelitian
ini
tidak
konsisten
dengan penelitian Alqahtani dan
More (2012) dan Isfaatun dan Hatta
Novia Wijaya
(2010), dan Ghozali dan Al Mansur
(2002).
Risiko IPO tidak memiliki
pengaruh
terhadap
tingkat
underpricing. Hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rahim and
Yong (2010), Alqahtani dan More
(2012) dan Rashid dan Rahim
(2012).
Ukuran perusahaan
tidak
memiliki pengaruh terhadap tingkat
underpricing. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Alqahtani dan More
(2012), Witjaksono (2012), Putra
dan Budiarti (2011), Suyatmin dan
Sujadi (e2006), Yasa (2008) dan
Ghozali dan Al Mansur (2002). Hasil
ini
tidak konsisten
dengan
penelitian yang diakukan oleh
Ayuningtyas dan Purwantini (2011)
Umur
perusahaan
tidak
memiliki pengaruh terhadap tingkat
underpricing. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ayuningtyas dan
Purwantini (2011), Isfaatun dan
Hatta (2010), Yasa (2008), Ghozali
dan Mansur (2002), Putra dan
Budiarti
(2011),
Saputra
dan
Wardoyo (2008), Suyatmin
dan
Sujadi (2006), Namun hasil ini tidak
konsisten
dengan
penelitian
Alqahtani dan More (2012).
ROA tidak memiliki pengaruh
terhadap
tingkat
underpricing.
Hasil penelitian
ini
konsisten
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Susanto (2007), dan Wijayanto
(2010). Hasil ini tidak konsisten
dengan Putra dan Budiarti (2011),
Saputra dan
Wardoyo
(2008),
Ghozali dan Al Mansur (2002),
Reputasi underwriter tidak
memiliki pengaruh terhadap tingkat
underpricing. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
dilakukan oleh Ayuningtyas dan
Purwantini (2011), Saputra dan
Wardoyo (2008), Isfaatun dan Hatta
(2010), dan Khomisyah (2005),
namun hasil ini tidak konsiten
dengan penelitian Putra
dan
Budiarti (2011), Rashid dan Rahim
(2012), Suyatmin Sujadi (2006), dan
Ghozali dan Al Mansur (2002).
Adapun keterbatasan dalam
penelitian ini adalah faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
underpricing cukup banyak, namun
dalam
penelitian
ini
hanya
November 2013
menggunakan 6 variabel saja. Lalu
uji F yang dihasilkan oleh model
regresi berganda tidak fit.
Rekomendasi yang penulis
berikan
atas
keterbatasan
penelitian
ini
yaitu,
peneliti
selanjutnya dapat menambahkan
variabel lain
seperti
reputasi
auditor dan EPS (Earnings per
Share). Penelitian
selanjutnya
dapat
memperpanjang
periode
penelitian untuk menambah jumlah
sampel, supaya distribusi
data
dapat lebih baik.
REFERENSI
Alqahtani, Faisal, dan Vardhan More. 2012. Underpricing Phenomenon in New
Zealand IPO Market. .http://ssrn.com/abstract=2215402.
Ayuningtyas, A dan Sri Purwantini. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Underpriced pada Penawaran Umum Perdana di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010. SOLUSI ISSN 1412-5331. Vol.10
No.4.
Darmadji, Tjipto, dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia,
Pendekatan Tanya Jawab. Edisi 1. Salemba Empat, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Edisi 5. Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam, dan Mudrik Al Mansur. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Underpriced di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi. Vol. 4 No.1
Gitman, L.J. 2009. Managerial Finance. 12th edition. Pearson Education.
Godfrey, Jayney et al. 2010. Accounting Theory. Edisi 7. John Wiley & Sons.
United States of American.
Hair et al. 2010. Multivariate Data Analysis. 7th Edition. England: Pearson
Education.
Isfaatun, Eliya, dan Atika Jauharia Hatta (2010). Analisis Informasi Penentu
Harga Saham saat Initial Public Offering. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 15
No.1.
Khomsiyah. 2005. Reputasi Penjamin Emisi Saham, Reputasi Auditor, dan
Tingkat Underpricing pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 7 No.2.aktor-Faktor
Putra, Nandariko S.A, dan Yuli Budiarti. 2012. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di Bursa
Efek Indonesia. Dinamika Manajemen. Vol.1 No.05.
Rahim, Ruzita Abdul, dan Othman Yong. 2010. Initial Returns of Malaysia IPOs
and Shari’a Compliant Status. Journal of Islamic Accounting and
Business Research. Vol.1 No.1.
112
ISSN: 1410 -9875
Novia Wijaya
Rashid, Rasidah Mohd, dan Ruzita Abdul Rahim. 2012. Does Shareholder
Retention Matter in Explaining the Underpricing Pnomenon of Malaysia
IPO’s?. The Journal of America Academy of Business. Vol.18 No.1.
Saputra, Roni Indra, dan Paulus Wardoyo. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan yang Melakukan
IPO (Initial Public Offering) Periode 2003-2007 di Bursa Efek Indonesia.
SOLUSI. Vol.7 No.3.
Sjahruddin, dan Yusralaini. 2009. Underpricing dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi. Jurnal Ekonomi. Vol. 17 No. 01.
Sucipto, Agus. 2008. Fenomena-Fenomena di Seputar Kebijakan Initial Public
Offering (IPO) dan Pengukuran Kinerja Perusahaan di Indonesia
IQTISHODUNA. Vol.4 No.3.
Susanto, Liana. 2007. Analisi Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap
Underpricing Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Perdana di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi. Tahun XI No.03
Suyatmin, dan Sujadi. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing
pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta. BENEFIT. Vol.10
No.1.
Wijayanto, Andhi. 2010. Analisis Pengaruh ROA, EPS, Financial Leverage,
Proceed terhadap Initial Return. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 1
No.1.
Witjaksono, Lydia Soeryadjaya. 2012. Analisis Faktor-Faktor Keuangan yang
Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada
Perusahaan
Sektor
Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2002-2010. Berkala
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol.1 No.1.
Yasa, Geriata Wirawan. 2010. Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham
Perdana di Bursa Efek Jakarta.Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis. Vol.3
No.2.
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
LAMPIRAN
LEVERAGE
RISIKO IPO
UKURAN
PERUSAHAAN
UNDERPRICING
UMUR
PERUSAHAAN
ROA
REPUTASI
UNDERWRITER
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian
Kriteria
Perusahaan non keuangan yang melakukan penawaran umum
perdana di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 sampai 2012
Perusahaan non keuangan yang sahamnya tidak mengalami
underpricing
Perusahaan non keuangan yang menyajikan laporan keuangan
dalam mata uang asing
Perusahaan non keuangan yang tidak memiliki data mengenai
nama underwriter
Perusahaan non keuangan yang tidak menghasilkan laba
setelah pajak.
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria menjadi sampel
Sumber: Diolah Penulis
114
Jumlah
Perusahaan
93
(27)
(6)
(1)
(6)
53
ISSN: 1410 -9875
Novia Wijaya
Tabel 2
Statistik Deskriptif
TU
LEV
IPO_RISK
SIZE
AGE
N
53
53
53
53
53
ROA
UND
53
53
Minimum
0,0131579
0,1369959
0,0002667
24,9718344
2,0000000
Maximum
Mean
Std. Deviation
0,7000000 0,303047863 0,2349674198
5,0497167 0,995242396 0,9852017525
0,0666667 0,004830868 0,0090914382
31,1491173 27,843079981 1,5738364516
57,0000000 16,094339623 12,170683804
4
0,0010881
0,2631641 0,060726143 0,0555829361
0
1
0,28
0,455
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Residual
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters (a,b)
MostExtreme Differences
53
0,0000000
0,20979854
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
0,115
0,113
-0,115
0,837
0,485
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
1
LEV
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0,786
1,272
Kesimpulan
Tidak terdapat multikolinearitas
IPO_RISK
0,865
1,156
Tidak terdapat multikolinearitas
SIZE
0,636
1,572
Tidak terdapat multikolinearitas
AGE
0,757
1,321
Tidak terdapat multikolinearitas
ROA
0,907
1,102
Tidak terdapat multikolinearitas
UND
0,620
1,614
Tidak terdapat multikolinearitas
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Tabel 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
1 (Constant)
LEV
IPO_RISK
SIZE
AGE
ROA
UND
1
Model
(Constant
)
LEV
IPO_RISK
SIZE
AGE
ROA
UND
RES_2
Standardize
d
Coefficients
Beta
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
0,410
0,312
-0,010
0,016
-2,304
1,696
-0,007
0,011
-0,001
0,001
0,187
0,271
-0,051
0,040
T
1,314
-0,609
-1,358
-0,587
-0,932
0,691
-1,265
Sig.
0,195
0,545
0,181
0,560
0,356
0,493
0,212
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
Coefficients
B
Std.
Beta
Error
0,490
0,685
T
0,715
Sig.
0,479
0,003
-1,200
-0,016
-0,001
-0,204
0,008
0,241
0,098
-0,334
-0,659
-0,295
-0,357
0,101
1,591
0,922
0,740
0,513
0,769
0,723
0,920
0,119
-0,093
-0,197
-0,099
-0,145
0,098
-0,217
0,034
3,597
0,025
0,003
0,571
0,084
0,152
0,016
-0,053
-0,124
-0,051
-0,055
0,019
0,248
Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Model Summary
Model
1
116
R
0,450a
ISSN: 1410 -9875
Novia Wijaya
Tabel 8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
1
R Square
0,203
Adjusted R Squar
0,099
Tabel 9
Hasil Uji F
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
Df
0,582
Mean
Square
6
2,289
2,871
F
0,097
46
52
Sig.
1,95
0
0,093
a
0,050
Tabel 10
Hasil Uji t
Model
1
(Constant
)
LEV
IPO_RISK
SIZE
AGE
ROA
UND
Unstandardized
Coefficients
Std
B
Error
0,657
0,673
0,045
0,438
0,007
0,001
0,889
0,164
Standardize
d Coefficients
Beta
T
0,975
0,035
-0,187
-1,261
3,659
-0,017
-0,120
0,025
-0,046
-0,277
0,003
-0,053
-0,348
0,584
-0,210
-1,522
0,086
-0,318
-1,902
Sig.
0,33
4
0,21
4
0,90
5
0,78
3
0,72
9
0,13
5
0,06
3
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
118
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 119-134
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
THE INFLUENCE OF AVERAGE COLLECTION PERIOD, AVERAGE
PAYMENT PERIOD, INVENTORY TURNOVER (IN DAYS), CASH
CONVERSION
CYCLE, GROSS WORKING CAPITAL TURNOVER, AND CURRENT
RATIO TOWARD ROE AND ROA
STELLA dan SATRIYO WIBOWO
STIE TRISAKTI
[email protected]
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to test and analyze empirically the
influence of average collection period, average payment period, inventory
turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital turnover ratio,
and current ratio toward ROA and ROE. This study was also to compare result
of the previous research within the research. Sample of this research is
trade, service and investment companies that listed in Indonesia Stock
Exchange for period 2002-2012. The purposive sampling is used as sampling
technique, where 7 companies met the criteria and were analyzed using
descriptive statistics and by using canonica correlation analysis
for
identifying the relationship to obtained the result. The result of this
research shows that average collection period, average payment period,
inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital
turnover ratio, and current assets have significant impact on ROA and ROE.
The test of model fit shows the result that only ROA is significant. The
result also show average collection period influence ROA, while average
payment period, inventory turnover(in days), cash conversion cycle, gross
working capital turnover and current ratio do not influence ROA.
Keywords: ROA, ROE, average payment period, average average payment
period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross
working capital turnover ratio, and current ratio, acnonical
correlation analysis.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis
secara empiris pengaruh average average payment period, average payment
period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital
turnover ratio dan current ratio terhadap ROA dan ROE. Penelitian ini juga
membandingkan hasil dari penelitian sebelumnya dalam penelitian. Sampel
penelitian ini adalah perdagangan, jasa dan investasi perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2002-2012. The purposive
sampling digunakan sebagai teknik sampling, di mana 7 perusahaan
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
memenuhi kriteria dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif
dan dengan menggunakan analisis korelasi canonica untuk mengidentifikasi
hubungan untuk memperoleh hasilnya. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa average average payment period, average payment period, inventory
turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital turnover ratio,
dan current ratio memiliki dampak yang signifikan terhadap ROA dan ROE. Uji
model fit menunjukkan hasil bahwa hanya ROA yang signifikan. Hasilnya juga
menunjukkan rata pengaruh periode pengumpulan ROA, sedangkan average
payment period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross
working capital turnover ratio dan current ratio tidak mempengaruhi ROA.
Kata kunci ROA, ROE, average payment period, average average payment
period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross
working capital turnover ratio, and current ratio, acnonical
correlation analysis.
RESEARCH BACKGROUND
Financal decision determine
how the firm raises fo profit by
reduce financing cost or increase
the funds available for expansion,
hence it must be managed well in
order to maximize the wealth of
shareholders. One way to achieve
balance between profitability and
risk that contribute to the firms
value, firms can concern in working
capital management.
Working
capital management considered as
the main central issues in the firms,
and financial managers (companies)
are trying to identify the basic
drivers and level of working capital
management in decision making to
operate the firms. Working capital
management such a very important
element
to
analyze
the
organizations’ performance while
conducting daily operations, by the
balance
of
working
capital
management can be maintained
between liquidity and profitability.
Working capital management
involve planning and controlling the
current
assets(cash,
account
receivable, marketable securities)
and current liability(notes payable,
120
accruals, account payable) in order
to eliminates the risk of inability of
a firm to meet due short-term
obligations and to avoid excessive
investment in this asset on the
other hand (Eljelly, 2004). The
reason for this research is that
current assets are near-term or
short-lived investments that are
continually being converted into
other assets types, with regard to
current liabilities, the company is
responsible
for
paying
these
obligations on a required
time
basis. In that way, decisions on the
level of different working capital
components
become
frequent,
repetitive and time consuming.
Factors that affect specific firm
performance
by
managing
its
working capital can considering
financial ratio such as aerage
collection period, average pament
period, inventory turnover
(in
days), cash conversion cycle, gross
working capital turnover
and
current
ratio,
while
the
performance of the firm can shows
on ROE and ROA (Irfan, 2011).
Therefore, the authors conducted
advanced research in the form of
journal replication is performed by
ISSN: 1410 -9875
Irfan (2011) by using 7 trade,
service, and investment industy
companies listed on Indonesia Stock
Exchange period 2002-2012 as the
sample.
Reseach Problem
The problems in this research
are; (1) Is there any influence of
Working
Capital
Management
(Average Collection Period, Average
Payment
Period,
Inventory
Turnover (in days), Cash Conversion
Cycle,
Gross
Working
Capital
Turnover Ratio, Current Ratio) on
Firm Performance (ROA and ROE)?;
(2) Is there any influence of
Average Collection Period on ROA?;
(3) Is there any influence of
Average Payment Period on ROA?;
(4) Is there any influence of
Inventory Turnover (in Days) on
ROA?; (5) Is there any influence of
Cash Conversion Cycle on ROA?; (6)
Is there any influence of Gross
Working Capital Turnover on ROA?;
(7) Is there any influence of Current
Ratio on ROA?; (8) Is there any
influence of Average Collection
Period on ROE?; (9) Is there any
influence of Average Payment
Period on ROE?; (10) Is there any
influence of Inventory Turnover (in
Days) on ROE?; (11) Is there any
influence of Cash Conversion Cycle
on ROE?; (12) Is there any influence
of Gross Working Capital Turnover
on ROE?; (13) Is there any influence
of Current Ratio on ROE?
Research Objective
The
objectives
of
this
research are to answer the
research problems and obtain the
empirical evidence about; (1)The
effect
of
Working
Capital
Management (Average Collection
Period, Average Payment Period,
Stella Dan Satriyo Wibowo
Inventory Turnover (in days), Cash
Conversion Cycle, Gross Working
Capital Turnover Ratio, Current
Ratio) on Firm Performance (ROA
and ROE); (2) The effect of Working
Capital
Management
(Average
Collection Period, Average Payment
Period, Inventory Turnover
(in
days), Cash Conversion Cycle, Gross
Working Capital Turnover Ratio,
Current Ratio) on ROA; (3) The
effect
of
Working
Capital
Management (Average Collection
Period, Average Payment Period,
Inventory Turnover (in days), Cash
Conversion Cycle, Gross Working
Capital Turnover Ratio, Current
Ratio) on ROE; (4) The effect of
Average Collection Period on ROA;
(5) The effect of Average Payment
Period on ROA; (6) The effect of
Average Inventory Turnover (in
days) on ROA; (7) The effect of
Cash Conversion Cycle on ROA;
(8)The effect Gross Working Capital
Turnover on ROA; (9)The effect of
Current Assets on ROA; (10) The
effect of Average Collection Period
on ROE; (11) The effect of Average
Payment Period on ROE; (12) The
effect
of
Average
Inventory
Turnover (in days) on ROE; (13) The
effect of Cash Conversion Cycle on
ROE; (14)The effect Gross Working
Capital Turnover on ROA; (15)The
effect of Current Assets on ROA.
THEORETICAL FRAMEWORK AND
HYPOTHESIS DEVELOPMENT
In this research, the theory
of Working Capital Management.
According to Gitman and Zutter
(2012, 600) stated that the
important of efficiency working
capital management is indisputable
given that a firm’s viability relies
on the financial manager’s ability
to effectively manage. The goal of
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
working capital (or short-term
financial) management is
to
manage each of firm’s current
assets
(inventory,
account
receivable, marketable securities
and cash) and current liabilities
(notes payable, accruals, and
account payable) to achieve a
balance between profitability and
risk that contributes positively to
the firm’s value.
Factors that affect specific firm
performance
by
managing
its
working capital can considering
financial ratio such as aerage
collection period, average pament
period, inventory turnover
(in
days), cash conversion cycle, gross
working capital turnover
and
current
ratio,
while
the
performance of the firm can shows
on ROE and ROA (Irfan, 2011).
Return on Assets
Performance on the firm can
be showed from their profitability.
Return on Assets (ROA) is one of
many approached to determine the
performance of the firms an
efficiency of operating finance, or
usually called as the indicator of
firms’
profitability
or
firms
performance that managers used by
conduct the amount of net income
relating net income to total assets.
Return on Equity
Return on equity is a manner to
indicate firms healthy or indicates
the accounting rate of return on
stakeholders investment, or how
measure of how the stakeholders
fared during the period, because
benefiting stakeholders is a firms
goal. To measures the return on
equity by net income relative to
common equity.
122
November 2013
Average Collection Period
Average Collection Period
(ACP) or average of account
receivables it indicates the term of
the firms collecting its credits or
term of the customers to pay their
bills, that’s useful in assessing
credit and collection policies of
firms. Its arrived by the average
number of days it takes to collect
its account receivables.
Average Payment Period
The average payment period
(APP) is the amount of time needed
to pay or valuable in evaluating the
probability that a credit applicant
will pay on time, in the time for
purchase or the raw materials until
the payment is meried to the
suppliers.
Inventory Turnover (in Days)
Inventory Turnover (in days)
measures the activity, relative
liquidity of firm’s inventory or how
quickly the term of company
turnover its inventory measured by
the number of days that it takes for
goods to be produced and sold.
First convert the cost of goods sold
to a daily basis by dividing by 365.
A higher number is generally
indicative of greater efficiency.
Cash Conversion Cycle
Cash Conversion Cycle (CCC)
is refers to the period of time form
beginning of the production process
to collection of cash from the sales
of the finished product, which a
company is able to convert its
resources in to cash to conduct the
cash conversion cycle is the sum
days of sales outstanding and days
of sales in inventory less days of
payables outstanding.
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
Gross Working Capital Turnover
gross working capital turnover
ratio, or current assets, it is
sometimes called comprise those
assets that are relatively liquid,
that are expeted to be convert to
cash within one financial year, that
the ratio shows the number of sales
of the firms for each working
capital.
Current Ratio
Current Ratio (CR) indicates a
firm’s liquidity it showed how a
firm’s ability to cover its current
liabilities with its current assets,
expected to be converted into cash
within one year, often referred to
as short-term or near-term assets
usually within the operating cycle
of the company.
The model of this research
that can affectworking capital
management on firm performance
can be depicted as follows:
Average
Collection Period
Average
Payment Period
Cash Conversion
Cycle
Working
Capital
Management
Firms’
Performance
ROA
ROE
Inventory
Turnover (in
Days)
Gross Working
Capital Turnover
Current Ratio
Figure 1 Research Model
RESEARCH METHOD
This research examines all
companies listed in Indonesia Stock
Exchange in the trade, service and
investment industries
companies
for the year 2002-2012. The data
used in this research are secondary
data collected from Indonesia Stock
Exchange. Research period using
determine by the researcher is
period 2002-2012. The reason
choosing period 2002-2012 as the
research period is because in this
period the researcher can get more
sample and maximum data from 64
companies and 11 years period.
Through the data collection and the
selection process, the samples used
in
this
research
are
77
observations. The following table
summarizes the samples used in
this research.
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Table 1
Research Object of Description
Description
Number of companies that listed as trade, service, and
investment industry in IDX from 2002-2012
Number of companies that did not have completed data
needed in the research throughout 2002-2012
Number of companies have not positive net income and total
share holders equity for the year 2002-2012
Number of companies that are useded as sample in this
research
Total number of data used in this research
Source: Indonesia Stock Exchange
Total
62
-52
-3
7
77
Operational Definition of Variables and Measurement
Return on Assets
Return on Assets cconduct the amount of net income relating net income to
total assets. The scale of ROA is ratio, based on Myers (2003, 823), return on
Assets can calculated as :
ROA =
Return on Equity
To measures the return on equity by net income relative to common
equity. The scale of ROE is ratio, based on Gitman and Zutter (2012, 82).
Calculate as:
ROE =
Average Collection Period
Its arrived by the average number of days it takes to collect its account
receivables. The scale of ACP is ratio scale, based on Gitman and Zutter
(2012, 74) . Average Collection Period calculated as:
ACP =
Average Payment Period
to conduct average payment period Its arrived by the average number of days
it takes to pay its account payables. The scale of APP is ratio scale, based on
Gitman and Zutter (2012, 75) .
124
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
APP =
Inventory Turnover (in days)
Measured by the number of days that it takes for goods to be produced
and sold. First convert the cost of goods sold to a daily basis by dividing by
365. The scale of ITD is ratio, based on (Haider 2011 , 487).
Inventory Turnover Ratio calculate as :
ITD =
Cash Conversion Cycle
To conduct the cash conversion cycle is the sum days of sales
outstanding and days of sales in inventory less days of payables outstanding.
The scale of CCC is ratio, based on Ifran (2011). Cash Conversion Cycle can
calculated as:
CCC = ACP + ITD – APP
Gross Working Capital Turnover
Gross working capital turnover the ratio shows the number of sales of
the firms for each working capital. The scale of CCC is ratio, based on Haider
(2011, 486). Gross Working Capital Turnover Ratio Calculate as :
GTA =
Current Ratio
Current ratio can conduct by dividing current assets with its current
liabilities. The scale of current assets is ratio, based on (Gitman and Zutter
2012, 71).Current Ratio calculated as :
CR =
Data Analysis Method
The method used by the
researcher to analyze data in this
research
is
the
canonical
correlation
analysis.
Canonical
correlation analysis is multivariate
statistical model that facilitates
the
study
of
linear
interrelationships between two sets
variable. Oe set of varioables is
referred to as independent variable
and the others are considered
dependent variables.
The general model used to express
the canonical correlation based on
the figure will be the following:
Y1 + Y2 = X1 + X2 + X3 + X4 + X5
+ X6
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Where:
Sets of dependent
Variable
Sets of independent
Variable
November 2013
Y1 = ROA (Return on Asset)
Y2 = ROE (Return on Equity)
X1 = ACP (Average Collection Period)
X2 = APP (Average Payment Period)
X3 = ITD (Inventory Turnover (in days))
X4 = CCC (Cash Conversion Cycle)
X5 = GTA (Gross Working Capital Turnover Ratio)
X6 = CR (Current Ratio)
RESULT AND ANALYSIS
Descriptive Statistic Analysis
Table 2 Descriptive Statistic
N
ACP
77
APP
77
ITD
77
CCC
77
GTA
77
CR
77
Minimum
Maximum
174,4721 39,928873
70
77
320,5962 63,463492
7,319880
90
86
269,6175 65,682003
11,381680
80
77
268,4940 42,147385
226,87133
10
32
0
35,50270 4,1605113
,863340
0
0
1,5542816
,144170 6,647730
9
,001740 ,175290 ,06758779
,004340 ,487930 ,16598130
,628740
ROA
77
ROE
77
Valid N
77
(listwise)
Source: SPSS Processed (Appendix III)
126
Mean
Std.
Deviation
38,6318065
56
48,3161610
57
54,9957883
25
68,8623046
59
4,07750132
4
,866973012
,049100426
,092590163
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
Canonical Correlation Assumption
Linearity Test
Table 3
Linearity Test ROA
ANOVAa
Mod el
Sum of
df
Mean
F
Squares
Square
Regression
,057
5
,011 6,358
1
Residual
,127
71
,002
Total
,183
76
Source: SPSS Processed (Appendix III)
Sig.
Table 4
Linearity Test ROE
ANOVAa
Mod el
Sum of
df
Mean
F
Squares
Square
Regression
,154
5
,031 4,385
1
Residual
,498
71
,007
Total
,652
76
Source: SPSS Processed (Appendix III)
,000b
Sig.
,002b
The table above shows that linearity test with ROA and ROE as
dependent variable also depict linear correlatin between dependent and
independent variable, because the significant value is also lower than 0.05,
that is 0.000 and 0.002.
Normality Test
Table 5
Normality Test (ROA)
One –Sample Kolmogorov Test
Unstandardized
Residual
N
Asymp. Sig. (2tailed)
Source: SPSS Processed (Appendix III)
77
0,568
Table 6
Normality Test (ROE)
One –Sample Kolmogorov Test
Unstandardized Residual
N
Asymp. Sig. (2tailed)
Source: SPSS Processed (Appendix III)
77
0,773
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Sig. value is 0.773 that are higher
Table 6 shows that ROA have
Asymp Sig. value is 0.568 and table
than 0.05. In conclusion, the data
4.7 shows that ROE the second
in regression model is normally
dependent variable have Asymp
distributed.
Heteroscedasticity Test
Table 7
Heteroscedastisity Test
Model
Sig. (ROA)
Sig. (ROE)
ACP
0.05
0.867
APP
0.886
0.805
ITD
0.987
0.397
GTA
0.786
0.656
CCC
0.348
0.106
CR
0.186
0.238
Source: SPSS Processed (Appendix III)
Table
shows
that
all
1.50 that means that the value
independent variable both of ROA
same as the criteria but the
and ROE as dependent variable has
researcher can conclude that the
significant value above 0.05 only
regression
model
has
no
ACP (Average Collection
Period)
heteroscedastisity.
with ROA as dependent variable
Table 8
Multicollinearity Test (ROA)
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
acp
0,188
app
0,507
itd
2.021
ccc
0,235
gta
0,856
cr
0,928
Source: SPSS Processed (Appendix III)
Table 9
Multicollinearity Test (ROE)
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
Model
acp
app
itd
128
5,316
1,974
0.495
4,26
1,169
1,078
0,188
0,507
0,093
5,316
1,974
10.769
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
Model
ccc
gta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0,235
4,26
0,856
1,169
Cr
0,928
Source: SPSS Processed (Appendix III)
The result shows in table 9
(ROA)and table 4.10 (ROE) depict
that have same value where the
tolerance value of independent
variables (ACP, APP, CCC, GTA, and
1,078
CR) higher than
those variables
The summarize
model there is
problem.
0.1 and VIF value of
are lower than 10.
is in the regression
no multicollinearity
Canonical Correlation Analysis Relation
Table 10
Canonical Correlation Analysis Relation
Multivariate Tests Of Significance
Test Name
Value
Approx. F
Hypoth. DF
Pillais
,37491
3,27597
10,00
Hotellings
,51939
3,58382
10,00
Wilks
,64503
3,43161
10,00
Roys
,31073
Note.. F statistic for WILKS' Lambda is exact.
Source: SPSS Processed (Appendix III)
The tables 10 shows the
result of multivariate test of
significantthat all statistical test
show the significant level lower
than 0.05. in short, canonical
correlation
equation
in
this
Error DF
142,00
138,00
140,00
Sig. of F
,001
,000
,000
research is significant or this value
assure that our null hypothesis is
rejected showing that canonical
correlation is not zero and there is
a significant relationship between
two specific groups.
Table 11
Overall Model Fit for Canonical Correlation Analysis
Canonical
Function
Canonical CorrelationCanonical R² F Statistic Probability
1
.55743
.31073
3.43161
.000
2
.25334
.06418
1.21730
.311
Source: SPSS Processed (Appendix III)
The table shows that only
function fail to achieve significant
the first canonical correlation is
level with the value is 0.311. in
statistically significant, because the
short, the canonical correlation
value in first canonical function is
show that only the first function is
(0.000) lower than 0.05 level, and
of sufficient size to be deemend
otherwise, the second canonical
partically significant and summary
129
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
that at least there is one canonical
correlation statistically significant
Variate/Variable
Dependent
variable
ROA
ROE
dependent
Variate
November 2013
so the research anlysis can be
continue.
Table 12
Redundancy Index Result
Canonic average
Canonica
al
Loading Canonic
l Loading Loading Square
al R2
Square
d
0,99706
0,83468
Redundan
cy Index
0,99413
0,69669
1,69082
Indepedent
Variables
ACP
-0,90607 0,82096
APP
-0,65800 0,43296
ITD
-0,86177 0,74265
CCC
-0,73487 0,54003
GTA
0,46700 0,21809
CR
-0,00027 0,00000
Independent
Variate
2,75470
Source: SPSS Processed (Appendix III)
In summary, from the
rdundancy
analysis
and
the
statistical significant test on this
0,84541
0,31073
0,26269
0,45912
0,31073
0,14266
research,
the
first
canonical
function should be accepted.
Table 13
Interpreting Canonical Variate Result
Canonical Weights, Loadings and Cross-Loadings for the Canonical
Function
Canonical
Canonica Canonical CrossLoadings
Weights
Loadings
Independent Variables
ACP (Average Collection Period)
-0,58206
-0,90607
-0,01507
APP (Average Payent Period)
-0,13193
-0,65800
-0,00273
ITD (Inventory Turnover)
-0,34287
-0,86177
-0,00623
CCC (Cash Conversion Cycle)
0,00000
-0,73487
0,00000
GTA (Gross Working Capital
Turnover Ratio)
0,19356
0,46700
0,47470
CR (Current Ratio)
0,22026
-0,00027
0,25406
Dependent Variables
130
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
ROA (Return on Assets)
ROE (Return on Equity)
Source: SPSS Processed (Appendix III)
0,89836
0,12494
0,99706
0,83468
18,29633
1,34935
Hypothesis Testing
From the table, only the results of
berejected, the variable Average
the sign of Average Collection
Collection Period has significant
Period that is less than α (0.05), so
effect on ROA, while the other
variables no effect on ROA.
it can be concluded that H0 can
Table 14
Coefficient Regression Anaysis Result
Covariate
B
T
Sign.
ACP
-0,000429
-0,000090
0,000146
-0,000211
0,001273
0.007327
-2.39119
0,019
0,489
APP
ITD
CCC
GTA
CR
CLOSING
The main objective of this
research are to analyze if the
working
capital
management
(average collection period, average
payment period, inventory turnover
(in days), cash conversion cycle,
gross working
capital
turnover
ratio, and current ratio) have
influence to the firm performance
(return on assets and retuon of
equity) using caonical correlation
analysis in trade, service and
investment companies in Indonesia.
The summarized from data analysis
and the hypothesis testing are as
follows :
The
result
of
Average
collection Period, hypothesis 1, Ha1
is accepted. It means that working
capital management have influence
to the firms’ performance. This
-0.69489
-1.00887
-1.00910
0.99195
1.26366
0,316
0,321
0,325
0,210
result is consistent with the result
conducted by Irfan (2011), Dong
(2010), Sen M. (2009), and Matuva
(2010). Therefore, the canonical
correlation model can be used to
predict firms’ performance.
The
result
of
Average
Payment Period, hypothesis 2, Ha2
is accepted. It means that te
average collection period have
influence to the return on asset.
And the result show average
collection period has negative
influence to return on assets which
is consistent with the research
conducted by Irfan (2011), Dong
(2010), Manzoor (2013), Sen M.
(2009), Matuva (2010) and Terual
and
Martinez–
Solano
(2007).
Therefore, average
collection
period can be used as a parameter
to predict return on assets.
131
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
The
result
of
Average
Payment Period, hypothesis 3, Ho3
is accepted. It means that the
average payment period have no
influence to the return on asset.
And the result shows consist with
research conducted by Irfan (2011),
Sen. M (2009) and Ganesan (2007).
Therefore, average payment period
can not be used as a parameter to
predict return on assets.
The
result
of
Average
Payment Period, hypothesis 4, Ho4
is accepted. It means that the
inventory turnover (in days) has no
influence to the return on asset.
This result is consistent wth the
research conducted by Terual and
Martinez–Solano (2007) and also
Debora (2013). While this result is
contradicted with research by Sen
M. (2009), Ganesan (2007), they
found that inventory turnover (in
days) influences return on assets.
The
result
of
Average
Payment Period, hypothesis 5, Ho5
is accepted. It means that the cash
conversion cycle has no influence
to the return on asset. This result is
consistent
wth
the
research
conducted
by
Samiloglu
and
Demirgunes (2008), Terual and
Martinez–Solano (2007) and Wijaya
(2011). Therefore, cash conversion
cycle can not be used as a
parameter to predict return on
assets.
The
result
of
Average
Payment Period, hypothesis 6, Ho5
is accepted. It means that the gross
working capital turnover ratio has
no influence to the return on asset.
This result is consistent wth the
research conducted by Okta (2007),
Falope and Ajilore (2009) and
Wijaya (2011) and Debora (2013)
which they also fount that there is
132
November 2013
no influences between
gross
working capital turnover ratio and
return on assets.
The
result
of
Average
Payment Period, hypothesis 7, Ho7
is accepted. It means that the
current ratio has no influence to
the return on asset. This result is
consistent
wth
the
research
conducted by Irfan (2011), Sen M.
(2009). The writer realizes that
stills many lacks of this research
and is not free of limitation
because; (1) The data used in this
research is only from trade, service
and
investment
companies in
Indonesia Stock Exchange, so this
result no really sure if
can
applicator in other sector. (2) In
this research only 6 independent
variables that used such as average
collection period, averagepayment
period, inventory (in days), cash
conversion cycle, gross working
capital turnover, and current ratio.
So, there are
still
other
independent variables that might
be influence to capital structure
but not only in this research.
Recommendations that can be used
for the next research which is
related with systematic risk are; (1)
The research in the future should
extend the research period or/and
extend number of company to
increase
the
accurancyof
the
research. (2)The research in the
future
should
include
more
industries rather than only trade,
service and investment companies,
so it can more generalized the
result of the research. (3) The
research in the future should
consider other important factors
that may influence the firms’
performance.
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
REFERENCES
Ahmed, Irfan. 2012. Impact Of Working Capital Management On Performance
Of Listed Non Financial Companies Of Pakistan: Application Of Ols And
Logit Models. Pakistan : University Of Sargodha.
Appuhami, B.A.R. 2008. The impact of firms capital expenditure on working
capital management: an Empiriical study across industries in Thailand.
Int. Manage. Rev., 4: 8-21.
Block , Stanley B., and Geoffrey A. Hirt. 2002. Foundations Of Financial
Management. Tenth Edition. The United States of America: New York.
Breadley, Richard, and Steward C. Myers. 2003. Principles Of Corporate
Finance. New York: The Mcgraw Hill Companies.
Corrado , Charles J., and Bradford D. Jordan. 2002. Fundamentas Of
Investments:
Valuation And Management. Second Edition. The United States of
America: The Mcgraw-Hill Companies.
Damodaran, Aswath. 2001. Corporate Finance Theory And Practice. The
United
States Of America: New York.
Dong H. P. 2010. “The Relationship Between Working Capital Management And
Profitability”. International Research Journal Of Finance And
Economic. Issue-49. www.eurojournals.com/irjfe_49_05.pdf. (accesed
April 15, 2013).
Finkler, Steven A., Ph. D., Cpa. 2001. Financial Management For Public,
Health,
And Non-For Profit Organizations. New Jersey: Upper Saddle River.
Ganesan. 2007. An Analysis Of Working Capital Management Efficiency In
Telecommunication Equipment Industry. Rivier Academic Journal. Vol.
3(2), Pp. 1-10.
Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles Of Managerial
Finance.Thirteent Edition. The United States Of America: Pretice Hall
International.
Gujarati, danamor N., dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. Fifth
Edition. McGrawn Hill International Edition.
Haider, Syed, Irfan. 2011. Impact Of Working Capital Management On Firms’
Performance: Evidence From Non-Financial Institutions Of Kse-30 Index.
Ijcrb.Webs.Com. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In
Business: vol 3, No. 5.
133
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Hair, J.F. JR.,Anderson, R.E, Tatham, R.L. &Black,W.C. 2006. Multivariate
DataAnalysis. Six Edition. New Jersey: Pearson Educational,Inc Hall C.
2002. “‘Total’ Working Capital Management”, Afp Exchange, Vol. 22(6),
Pp. 26-32.
Horne, Van, James C. 2002. Financial Management And Policy. Twelfth
Edition .
United Stated Of America: Pretice Hall International, Inc.
Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, and David F. Scott, Jr.
2005.
Financial Management. International Edition. New Jersey: Pearson
Education. Inc.
Lewellen Wilbur G., John A. Halloran, and Howard P. Lanser. 2000. Financial
Management :An Introduction To Principles And Practice. Ohio: South
Western Collage Publishing.
Mathuva D. M. 2009. “The Influence Of Working Capital Management
Components On Corporate Profitability: A Survey On Kenyan Listed
Firms”, Research Journal Of Business Management.
www.docsdrive.com/pdfs/academicjournals/rjbm/0000/1598815988.pdf (accesed April 17, 2013)
Neab, Mohammad, and Noriza Bms. 2010. “Working Capital Management: The
Effect Of Market Valuation And Profitability In Malaysia”, International
Journal Of Business And Management, Vol. 5, No. 11, Page 140-147.
Reheman, A. and M. Nasr. 2007. Working capital managemnet and profitabilitycase of Pakistani Firm. Int. Rev. Bus. Res. Paper, 3: 279-300.
Saunders, Anthony, and Marcia Million Cornett. 2008. Financial Institusions
Management : A Risk Managemnet Approach, Sixth Edition. The United
States of America: The Mcgraw- Hill Companies.
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research Method for Business : A
Skill Building Approach. Fifth Edition. A. John Wiley and Sons, Ltd,
Publication.
Wild, John J., Leopold A. Bernstein, and K.R. Subramanyam. 2001. Financial
Statement Analysis. The United States of America: The Mcgraw-Hill
Companies.
134
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 135-154
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH PROFITABILITY, SIZE, TANGIBILITY, GROWTH, TAX, RISK,
NON-DEBT TAX SHIELD, INTRINSIC VALUE OF SHARES TERHADAP
LEVERAGE
SYAFRIL YURISNO
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to test and analyze the effect of
profitability, size, tangibility, growth, tax, risk non-debt tax shield and
intrinsic value of shares to leverage. The sample are Telecommunication and
Transportation firms listed in Indonesia Stock Exchange over the ten years
period of 2003-2012. By using purposive sampling as sampling technique,
there are 4 firms met the criteria. The samples were analyzed using
descriptive statistics and panel data regressions with fixed effect model to
test the hypotheses. The result of this research show that profitability and
non-debt tax shield influence leverage, while size, tangibility, growth, tax,
risk and intrinsic value of sharesdo not influence leverage. Overall, the
independent variables influence leverage simultaneously.
Keywords: leverage, profitability, size, tangibility, growth, tax, risk, nondebt tax shield, intrinsicvalue of shares.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis
pengaruh profitability, size, tangibility, growth, pajak, tax, risk, non-debt
tax shield,dan intrinsic value of shares untuk leverage. Sampel yang
Telekomunikasi dan Transportasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode sepuluh tahun 2003-2012. Dengan menggunakan
purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel, ada 4 perusahaan
yang memenuhi kriteria. Sampel dianalisis menggunakan statistik deskriptif
dan regresi data panel dengan model yang fixed effect untuk menguji
hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitability, dan non-debt
tax shield leverage yang berpengaruh, sementara , size, tangibility, growth,
tax, risk dan nilai intrinsic value of shares tidak mempengaruhi leverage.
Secara keseluruhan, variabel independen mempengaruhi leverage yang
bersamaan.
Kata kunci: leverage, profitability, size, tangibility, growth, tax, risk, nondebt tax shield, intrinsic value of shares.
135
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
PENDAHULUAN
Modal perusahaan
berasal
dari dua sumber yaitu
modal
internal dan modal
eksternal.
Modal
internal
atau
equity
merupakan modal yang berasal dari
setoran pemilik (modal saham dan
agio saham) dan hasil operasi
perusahaan itu sendiri (laba dan
cadangan-cadangan).
Sedangkan
modal eksternal adalah modal yang
berasal dari pinjaman baik
dari
bank, lembaga keuangan, maupun
dengan mengeluarkan surat hutang,
dan atas penggunaannya perusahan
harus
memberikan
kompensasi
berupa bunga yang menjadi beban
tetap bagi perusahaan.
Keputusan pendanaan yang
diambil oleh manajemen, apakah
menggunakan modal sendiri atau
hutang menjadi tidak relevan bila
sumber dana yang digunakan tidak
mempengaruhi nilai perusahaan
(Modigliani dan Miller, 1958).
Asumsi yang melandasi pernyataan
tersebut antara lain pasar yang
sempurna, tidak ada biaya transaksi
dan tidak ada biaya pajak. Dalam
perkembangan
selanjutnya
Modigliani dan Miller memasukkan
unsur pajak. Dengan adanya pajak
penggunaan
hutang
akan
memberikan manfaat peningkatan
nilai perusahaan atau menurunkan
biaya modal.
Model
lain
yang
juga
memiliki kaitan dengan leverage
adalah teori pecking order. Teori
yang dikembangkan oleh Myers dan
Majluf pada tahun 1984 (dalam Sen
dan Eda, 2008) ini menjelaskan
urutan prioritas para
manajer
dalam
menentukan
sumber
pendanaannya. Preferensi manajer
dinyatakan dalam urutan sumber
pendanaan
yang
dimulai
dari
136
November 2013
pendanaan internal sebagai sumber
utama. Pilihan prioritas berikutnya
adalah hutang, dan yang terakhir
berupa penerbitan saham.
Salah
satu faktor yang
mendorong
manajer untuk menerapkan teori
pecking order adalah perbedaan
informasi
tentang
nilai
dan
investasi
perusahaan
yang
sebenarnya dengan investasi luar
yang hanya bisa memperkirakan
nilai-nilai tersebut.
Bagi perusahaan, salah satu
tujuan
yang
penting
adalah
meningkatkan nilai
perusahaan.
Pada kondisi tertentu, penambahan
hutang dapat menambah nilai
perusahaan. Salah satu indikator
untuk mengukur nilai perusahaan
adalah
dengan
melihat
harga
sahamnya. Dengan demikian, tugas
manajer keuangan adalah untuk
mengembangkan sumber dana yang
berasal dari luar serta, modal
sendiri milik perusahaan. Hal ini
dilakukan dengan harapan agar
penggunaan modal dapat dilakukan
secara efisien.
Penelitian ini merupakan
replikasi
dari
penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Ashraf dan Rasool (2013) yang
meneliti mengenai “Determinants
of Leverage of Automobile Sector
Firms Listed in Karachi Stock
Exchage by Testing Packing Order
Theory” dengan periode penelitian
2005-2010,
dimana
dari
hasil
penelitian tersebut menyatakan
bahwa terdapat beberapa faktor
yaitu Size, Tangibility, dan Growth
memiliki
pengaruh
terhadap
Leverage. Sedangkan Profitability,
Tax, Risk, Non-debt Tax Shield
tidak memiliki pengaruh terhadap
leverage.
Peneliti
menambahkan
variabel intrinsic value of shares
ISSN: 1410 -9875
dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh John dan Muthusamy
(2010) yang
meneliti mengenai
“Determinants
of
Financial
Leverage in Indian Pharmaceutical
Industry”
dengan
periode
penelitian 1998-2009, dimana dari
hasil
penelitian
tersebut
menyatakan bahwa Sales, Interest,
Interest Coverage, Cash Flow,
Retained Earnings, Asset Structure,
Size, Earnings Before Interest and
Tax, Intrinsic Value of Shares,
Return on Asset memiliki pengaruh
terhadap financial leverage.
Perbedaan penelitian di atas
dengan
penelitian
yang
akan
dilakukan
yaitu
pada
periode
penelitian,
jumlah
sample
penelitian serta perusahaan yang
menjadi sample penelitian. Peneliti
melihat
bahwa
belum
ada
kesepakatan
mengenai
faktorfaktor yang mempengaruhi leverage
menyebabkan
peneliti
ingin
melakukan penelitian lebih lanjut
sehingga dapat ditarik suatu garis
besar bahwa secara umum faktor
yang mempengaruhi leverage.
Obyek penelitian yang dipilih
oleh peneliti adalah perusahaan
telekomunikasi dan transportasi
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode
2003-2012.
Alasan peneliti memilih obyek
penelitian tersebut yaitu karena
Perusahaan
telekomunikasi
dan
transportasi merupakan perusahaan
yang memiliki laju pertumbuhan riil
PDB tertinggi menurut lapangan
usaha seperti yang terdapat pada
katalog BPS, Pendapatan Nasional
Indonesia 2003-2012. Berdasarkan
alasan di atas, maka rumusan
masalahnya adalah
(1) Apakah
terdapat
pengaruh Profitability terhadap
Leverage? (2) Apakah terdapat
Syafril Yurisno
pengaruh Size terhadap Leverage?
(3) Apakah terdapat pengaruh
Tangibility terhadap Leverage? (4)
Apakah terdapat pengaruh Growth
terhadap Leverage? (5) Apakah
terdapat pengaruh Tax terhadap
Leverage? (5) Apakah terdapat
pengaruh Risk terhadap Leverage?
(6) Apakah terdapat pengaruh
Non-debt Tax Shield terhadap
Leverage? (7) Apakah terdapat
pengaruh Intrinsic Value of Shares
terhadap Leverage? (8) Apakah
terdapat pengaruh Profitability,
Size Tangibility, Growth, Tax, Risk,
Non-debt Tax Shield, Intrinsic
Value of Shares secara bersamasama terhadap Leverage?
Adapun
tujuan
penelitiannya
adalah
(1) Untuk memberikan bukti
empiris
mengenai
pengaruh
Profitability terhadap Leverage. (2)
Untuk memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh Size terhadap
Leverage. (3) Untuk memberikan
bukti empiris mengenai pengaruh
Tangibility terhadap Leverage. (4)
Untuk memberikan bukti empiris
mengenai
pengaruh
Growth
terhadap Leverage.
(5) Untuk
memberikan bukti
empiris
mengenai pengaruh Tax terhadap
Leverage. (6) Untuk memberikan
bukti empiris mengenai pengaruh
Risk terhadap Leverage. (7) Untuk
memberikan bukti
empiris
mengenai pengaruh Non-debt Tax
Shield terhadap Leverage.(8)
Untuk memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh Intrinsic Value
of Shares terhadap Leverage. (9)
Untuk memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh Profitability,
Size, Tangibility, Growth, Tax, Risk,
Non-debt Tax
Shield, Intrinsic
Value of Shares secara bersama
terhadap Leverage.
137
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Teori Pecking Order
Pada penelitian ini
teori
yang mendasari Leverage adalah
Pecking order theory. Pecking
order
theory
mengasumsikan
bahwa
pada
saat perusahaan
membutuhkan
dana
untuk
membiayai investasinya, manajer
perusahaan akan lebih memilih
untuk
menggunakan
sumber
pembiayaan
eksternal
melalui
hutang dibandingkan dengan saham.
Dalam Brealey et.al (2006)
teori pecking order menjelaskan
bahwa
perusahaan
menyukai
pendanaan internal, karena dana
ini terkumpul tanpa mengirimkan
sinyal
sebaliknya
yang
dapat
menurunkan harga saham. Jika
dana
eksternal
dibutuhkan,
perusahaan
menerbitkan
utang
lebih
dahulu
dan
hanya
menerbitkan ekuitas sebagai pilihan
terakhir. Pecking order ini muncul
karena penerbitan utang tidak
terlalu
diterjemahkan
sebagai
pertanda buruk oleh investor bila
dibandingkan dengan penerbitan
ekuitas.
Pecking order theory ini
dapat
menjelaskan
mengapa
perusahaan
yang
mempunyai
tingkat keuntungan yang tinggi
justru mempunyai tingkat hutang
yang kecil.
Teori Modigliani dan Miller
Teori ini dipelopori oleh
Modigliani dan Miller pada tahun
1958 (dalam Karadeniz et al, 2009).
Pada awalnya Modigliani dan miller
mengemukakan
bahwa
nilai
perusahaan
yang
menggunakan
hutang
dan
yang
tidak
menggunakan hutang adalah sama
138
November 2013
(Theory Modigliani and Miller I).
Namun
kemudian
dikemukakan
Theory Modigliani and Miller II
dimana
memperbaiki
teori
sebelumnya.
Berdasarkan
pendekatan Modigliani dan Miller
tersebut semakin besar penggunaan
hutang
dalam
struktur
modal
perusahaan maka akan semakin
besar pula nilai perusahaan, karena
adanya efek corporate tax rate
shield. Hal ini dikarenakan pada
saat berada dalam pasar sempurna
dan ada pajak, umumnya bunga
yang dibayarkan akibat penggunaan
hutang dapat digunakan untuk
mengurangi
penghasilan
yang
dikenakan pajak.
Teori Trade Off
Model
Trade
Off
ini
merupakan teori struktur modal
yang
menyatakan
bahwa
perusahaan menukar manfaat pajak
dari pendanaan utang dengan
masalah yang akan terjadi oleh
potensi kebangkrutan (Brigham dan
Houston, 2011). Esensi trade-off
theory dalam struktur modal adalah
menyeimbangkan
manfaat
dan
pengorbanan yang timbul sebagai
akibat penggunaan hutang. Dimana
sejauh manfaat dari penggunaan
hutang lebih besar, maka tambahan
hutang
masih
diperbolehkan.
Apabila
pengorbanan
atas
penggunaan hutang sudah lebih
besar, tambahan hutang tidak
diperbolehkan. Trade off theory
telah mempertimbangkan berbagai
faktor, seperti corporate tax, biaya
kebangkrutan dan personal tax
dalam menjelaskan mengapa suatu
perusahaan memilih struktur modal
tertentu .
Teori Signaling
ISSN: 1410 -9875
Isyarat atau signal menurut
Brigham dan Houston (2005) adalah
suatu
tindakan
yang
diambil
manajemen
perusahaan
yang
memberi petunjuk bagi investor
tentang
bagaimana
manajemen
memandang prospek perusahaan.
Perusahaan dengan prospek yang
menguntungkan
akan
mencoba
menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru
yang diperlukan dengan cara-cara
lain, termasuk penggunaan hutang
yang melebihi target
struktur
modal yang normal. Pengumuman
emisi saham oleh suatu perusahaan
merupakan suatu isyarat (signal)
bahwa
manajemen
memandang
prospek perusahaan suram.
Definisi Variabel
Leverage
Menurut Tampubolon (2005,
37), “Leverage ratio digunakan
untuk
menjelaskan
penggunaan
hutang untuk membiayai sebagian
daripada aktiva korporasi”. Maka
dapat disimpulkan bahwa leverage
adalah rasio yang menunjukkan
seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang.
Profitability
Menurut Gitman dan Zutter
(2012, 601), “Profitability is the
relationship between revenues and
costs generated by using the firm’s
assets-both current and fixed-in
productive activities”. Profitability
mengacu pada laba setelah bunga
dan pajak terhadap total assets
yang dihitung dengan menggunakan
rasio Return on Asset, dimana
merupakan cara untuk mengukur
profitabilitas
yang
dapat
menunjukan
kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan
laba selama periode tertentu.
Syafril Yurisno
Semakin tinggi profitabilitas, maka
leverage akan semakin rendah.
Leverage
berhubungan
negatif
dengan profitabilitas dan nilai
perusahaan.
Ha1
:
Terdapat
pengaruh
profitability terhadap leverage.
Size
Riyanto
(2002,
313),
menyatakan
bahwa
ukuran
perusahaan adalah ukuran untuk
menggambarkan seberapa besar
atau kecilnya sebuah perusahaan
yang dapat dilihat dari besarnya
nilai equity, nilai perusahaan atau
total aktiva. Size atau ukuran
perusahaan,
dimana
akan
berpengaruh
terhadap
leverage
karena perusahaan yang besar
biasanya tidak terlalu menggunakan
leverage dalam struktur modalnya.
Oleh karena itu hubungan antara
size dengan leverage
adalah
negatif.
Ha2 : Terdapat pengaruh size
terhadap leverage.
Tangibility
Menurut White et al., (2011,
249), “Fixed asset which is also
called tangible assets are assets
that have a long economic life or
more than one year with the
acquisition of a sufficiently large
value such a land, warehouse,
equipment,
and
machinery”.
Tangibility mempengaruhi leverage
dimana
ketika
perusahaan
membutuhkan sejumlah
dana,
mereka memerlukan tangible asset
(aset berwujud) untuk menawarkan
jaminan kepada penyedia utang.
Akan tetapi Tangibility dalam
konteks ini dipandang dari sudut
dimana semakin banyak suatu
perusahaan memiliki tangible asset
maka perusahaan tidak terlalu
membutuhkan
leverage.
Oleh
139
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
karena
itu
hubungan
antara
tangibility dan leverage adalah
negatif.
Ha3 : Terdapat pengaruh tangibility
terhadap leverage.
Growth
Brealey et al., (2006, 801),
“Growth is the percentage of
change in a company’s net value of
total
asset”. Kesimpulannya,
growth
adalah
persentase
perubahan
pada
beberapa
karakteristik keuangan perusahaan
pada tahun sekarang dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Growth
dihitung dengan pertumbuhan aset
yang menjadi
indikasi bahwa
perusahaan
mengalami
pertumbuhan dari waktu ke waktu.
Semakin
cepat
tingkat
pertumbuhan perusahaan, maka
akan semakin tinggi
kebutuhan
dana dari pihak eksternal. Oleh
karena itu hubungan antara growth
dan leverage cenderung positif .
Ha4 : Terdapat pengaruh growth
terhadap leverage.
Tax
Ashraf dan Rasool (2013,76)
menyatakan bahwaa
“Tax
is
defined as current year’s tax
provision to earnings before tax”.
Kesimpulannya,
tax
merupakan
tingkat pajak suatu perusahaan
dibayarkan atas penghasilan yang
diterima oleh perusahaan dengan
membagi
penghasilan
kena
pajaknya. Semakin tinggi tingkat
hutang, maka
semakin
rendah
pajak yang ditanggung perusahaan.
Oleh karena itu untuk mengurangi
beban
pajak
tersebut
maka
perusahaan dapat menggunakan
strategi
hutang.
Dengan
menggunakan
hutang,
maka
perusahaan
dapat
menghemat
140
November 2013
pembayaran
pajak
dari
pengurangan
interest
cost,
sehingga tax rate
berpengaruh
positif terhadap leverage.
Ha5 : Terdapat pengaruh tax
terhadap leverage.
Risk
Menurut Tampubolon (2005,
48),
“Leverage
adalah
suatu
pengukuran risiko secara total”.
Selain itu, Gitman dan Zutter
(2012, 518), “The degree of
financial leverage is numerical
measure of the firm’s financial
leverage”. Perusahaan dengan risk
yang tinggi akan
menghindari
penggunaan
hutang,
tingkat
financial distress akan meningkat
yang pada akhirnya berpotensi
mengalami
kebangkrutan.
Oleh
sebab itu sebaiknya perusahaan
meningkatkan kinerja perusahaan
demi
ketersediaan
pendanaan
internal. Hal ini menunjukkan
bahwa risk memiliki pengaruh
negatif terhadap leverage. Peneliti
menggunakan
tingkat
leverage
keuangan (Degree of Financial
Leverage) sebagai ukuran risiko
karena
mengacu
pada
risiko
keuangan yang melekat dengan
pembiayaan utang jangka panjang
atau leverage jangka panjang.
Ha6 :
Terdapat
pengaruh
risk
terhadap leverage.
Non-debt tax shield
Non debt tax shield menurut
DeAngelo dan Masulis (1980) dalam
Ali (2011) merupakan instrument
pengurang
pajak
atas
laba
perusahaan seperti depresiasi dan
investment
tax
credits
yang
dipertimbangkan sebagai substitusi
dari manfaat pajak yang diperoleh
melalui sumber pembiayaan dari
hutang. Kesimpulannya, non-debt
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
tax shield merupakan penghematan
pajak yang diperoleh perusahaan
yang bukan berasal dari bunga
hutang (depresiasi). Semakin besar
non-debt tax shield maka akan
semakin
besar
penghematan
perusahaan yang diperoleh dari
penghematan pengurangan pajak.
Hal ini akan berdampak pada
berkurangnya nilai interest tax
shield bagi perusahaan sehingga
penggunaan hutang sebagai sumber
pembiayaan juga akan berkurang
(Copeland et al. 2005). Jadi
leverage dan non-debt tax shield
berhubungan negatif.
Ha7 : Terdapat pengaruh non-debt
tax shield terhadap leverage.
Intrinsic value of shares
John dan Mutusamy (2010,
383) menyatakan bahwa intrinsic
value
of
shares,
dimana
didefinisikan sebagai proporsi net
asset
dengan
saham
ekuitas
perusahaan. Nilai intrinsik yang
tinggi
pada
saham
dapat
meningkatkan kredit dan nilai
perusahaan di pasar dan dapat
menjadi kesempatan investasi yang
menguntungkan
sehingga
membutuhkan modal besar, yang
dapat direalisasikan melalui utang.
Hal ini menunjukkan
bahwa
intrinsic
value
of
shares
berhubungan
positif
dengan
leverage.
Ha8 :
Terdapat
pengaruh
profitability terhadap leverage.
Kemudian terdapat hipotesis yang
menguji
kedelapan
variabel
independen
secara
bersama
terhahap variabel dependen, Ha9 :
terdapat pengaruh Profitability,
Size Tangibility, Growth, Tax, Risk,
Non-debt Tax
Shield, Intrinsic
Value of Shares secara bersamasama terhadap Leverage.
Berikut ini model penelitian yang digunakan:
Gambar 1
Model Penelitian Leverage
141
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
METODE PENELITIAN
Bentuk Penelitian
Berdasarkan
masalah
penelitian yang akan dibahas pada
penelitian ini, maka penelitian ini
merupakan penelitian kausalitas.
Kausal adalah hubungan yang
bersifat sebab akibat, jadi ada
variable independen dan variable
dependen (Sugiyono 2009, 56).
Objek Penelitian
November 2013
Populasi pada penelitian ini
adalah perusahaan telekomunikasi
dan transportasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2007-2012. Metode pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan
teknik
Purposive
Sampling
Methode.
Adapun
Purposive Sampling Methode yaitu
teknik penentuan sample dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono
2008, 122).
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
1. Leverage
Leverage dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
dan Rasool 2013, 77)
(Ashraf
Leverage =
2. Profitability
Profitability dihitung dengan menggunakan rumus: (Gitman dan Zutter
2012, 87)
Return on total assets (ROA) =
3. Size
Size dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Ashraf dan
Rasool 2013, 77)
Size =Log of total assets
4. Tangibility
Tangibility dihitung dengan menggunakan rumus: (Higgins 2001, 178)
Tangibility =
5. Growth
Growth dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (Siegel dan Shim
2000, 211)
Growth =
6. Tax
Tax dihitung dengan menggunakan rumus: (White et.al , 2003, 307)
Tax Rate=
142
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
7. Risk
DFL dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (Gitman and Zutter 2012,
519)
Risk =
8. Non debt tax shield
Non debt tax shield dihitung menggunakan rumus: (Ashraf dan Rasool
2013, 77)
NDTS =
9. Intrinsic value of shares
Intrinsic value of shares dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (John
dan Mutusamy 2010, 383)
Intrinsic Value of Shares =
Metode Analisis Data
Metode
yang
digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode
kuantitatif dengan analisis regresi
data panel. Data yang dikumpulkan
akan diuji dan dianalisis dengan
menggunakan program e-views 7.
Metode statistik yang digunakan
untuk menguji hipotesis adalah
analisis regresi berganda (multiple
linier
regression),
statistik
deskriptif, uji kualitas data (uji
normalitas dan outlier), uji asumsi
klasik
(multikolinearitas,
heteroskedastisitas,
dan
autokorelasi)
dan
pengujian
hipotesis
(koefisien
korelasi,
koefisien determinasi, uji t dan uji
F).
Teknik Analisis Data Panel
Dalam penelitian ini, data
yang akan diuji yaitu berbentuk
panel
data
yang
merupakan
gabungan antara data time series
dan
cross
section.
Dengan
menggunakan
panel
data,
diharapkan
dapat
menghasilkan
data yang lebih informatif, lebih
bervariasi, korelasi antar variabel
berkurang
dan
lebih
efisien
(Gujarati dan Porter 2009, 237).
Analisis Data
Analisis data yang digunakan
adalah analisa regresi berganda
(Multiple Linear Regression). Dalam
penelitian ini menggunakan analisis
regresi
linier
berganda
untuk
memperoleh
gambaran
yang
menyeluruh mengenai pengaruh
antara variabel Profitability, Size
Tangibility, Growth, Tax, Risk,
Non-debt Tax
Shield,
Intrinsic
Value of Shares terhadap Leverage
dengan persamaan:
Y = β0 + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β
5X5 + b β 6X6 + β 7X7 + β 8X8 + ε
Keterangan:
Y
= Leverage
β0
= Intercept (Konstanta atau
nilai Y ketika x=0)
β1‐ β8 = Koefisien Regresi
143
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
X1
X2
X3
X4
X5
=
=
=
=
=
Profitability
Size
Tangibility
Growth
Tax
November 2013
X6
= Risk
X7
= Non-debt Tax Shield
X8
= Intrinsic Value of Shares
ε
= Error term (variabel
residual)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berikut ini prosedur pengambilan sampel secara sederhana:
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel
No.
Keterangan
1. Perusahaan Telekomunikasi dan Transportasi yang
terdaftar di BEI selama periode Januari 2003 – Desember
2012
2. Tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap
3. Tidak memiliki penghasilan kena pajak (EBT) positif
serta tidak membayar pajak secara konsisten selama
periode 2003-2012
4. Total perusahaan yang dijadikan sample
5. Total data penelitian (4 x 10 tahun)
Jumlah
12
(0)
(8)
4
40
Nama Perusahaan Sampel
Tabel 2 Daftar Nama Perusahaan Sampel
Kode
Nama Perusahaan
ISAT
Indosat Tbk
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
RIGS
Rig Tenders Tbk
SMDR
Samudera Indonesia Tbk
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 3 Hasil Statistik Deskriptif
Variabel
N
Mean
Leverage
40
0.257476
Profitability
40
0.117602
Size
40
17.15813
Tangibility
40
1.000515
Growth
40
0.083742
Tax
40
1.041667
Risk
40
2.380259
Non-debt tax shield
40
0.431168
Intrinsic value of
40
16.91598
shares
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
144
Maksimum
Minimum
0.451113
0.322607
18.93687
1.599311
0.468358
32.04464
20.28101
1.275591
0.004056
-0.013738
13.02933
0.000836
-0.099255
0.059134
-0.491286
-0.039488
Standar
deviasi
0.131187
0.092987
1.552395
0.425045
0.117792
5.029901
3.166604
0.277279
38.83055
2.441705
12.69636
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Uji Signifikansi Fixed Effect
Uji Signifikansi Fixed Effect dilakukan untuk memilih antara model
common effect dengan model regresi fixed effect.
Tabel 4 Uji Signifikansi Fixed Effect
Effect Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
Statistic
7.831724
23.860080
Berdasarkan table 4 dapat
diperoleh nilai signifikansi Fixed
Effect adalah 7.831724 , sedangkan
nilai kritis pada table chi square
sebesar 7.815 dengan α 0.05 dan
degree of freedom (df) sebesar
3.28 sehingga dapat disimpulkan
nilai statistic F > nilai kritisnya,
dengan demikian hipotesis nol
Uji Normalitas
Tabel 5 Tabel
Skewness
Kurtosis
Jarque-Bera
Probability
d.f.
(3,28)
3
Prob
0.0007
0.0000
ditolak. Nilai p value dari
chisquare lebih kecil dibanding alpha
0.05 sebesar 0.0000 yang berarti
berdasarkan p value, hipotesis nol
ditolak. Hal ini berarti bahwa
model penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu model
Fixed Effect.
Normalitas
0.124025
2.018459
1.708254
0.425655
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
Berdasarkan tabel 5 dapat
dilihat bahwa nilai skewness adalah
0.124025 sedangkan nilai kurtosis
adalah
2.018459,
mendekati
karakteristik distribusi normal yaitu
skewness sebesar 0 dan kurtosis
sebesar 3. Nilai Jarque-Berra(JB)
sebesar 1.708254. Nilai chi-square
sesuai dengan α sebesar 0.05 dan df
2 sebesar 5.99 sehingga nilai
statistic JB < nilai kritis JB. Selain
itu berdasarkan nilai
p
value
sebesar 0.425655 lebih besar dari α
0.05,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan hipotesis nol
tidak
dapat ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Menurut Winarno (2011, 53)
multikolinearitas dapat menjadi
masalah dalam model regresi
apabila nilai koefisien dalam dua
variabel independen diatas 0.89
atau kurang dari -0.89. Berikut ini
korelasi antar variabel independen:
Tabel 6 Hasil Uji Korelasi Variabel Independen
PROFIT
SIZE
TANGI
GROWTH
TAX
RISK
PROFIT
SIZE
TANGI
1.000000 0.281949 0.229934
0.281949 1.000000 0.476138
0.229934 0.476138 1.000000
0.110676 0.068468 -0.206212
-0.199474 -0.160527 -0.134399
-0.121859 0.159846 0.174898
GROWTH
0.110676
0.068468
-0.206212
1.000000
-0.154698
-0.225388
TAX
RISK
NDTS
IVOS
-0.199474 -0.121859 0.541856 -0.233884
-0.160527 0.159846 0.246684 -0.348709
-0.134399 0.174898 0.239352 0.061521
-0.154698 -0.225388 0.001076 0.084565
1.000000 -0.128338 -0.291013 0.158259
-0.128338 1.000000 -0.123067 -0.023948
145
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
NDTS
0.541856 0.246684 0.239352 0.001076 -0.291013 -0.123067 1.000000 0.081832
IVOS
-0.233884 -0.348709 0.061521 0.084565 0.158259 -0.023948 0.081832 1.000000
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
Berdasarkan Tabel 6 hasil
korelasi
antar
8
variabel
independen,
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terdapat
multikolinearitas karena hubungan
antar variabel kurang dari 0,89 dan
lebih dari -0.89.
Uji Heteroskedastisitas
Peneliti menggunakan uji
Gletjser untuk menentukan apakah
di dalam penelitian ini terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 7 Hasil Glejser Test
Variable
Coefficient
C
0.196844
PROFIT
0.027076
SIZE
-0.006028
TANGI
0.003974
GROWTH
-0.026694
TAX
-0.001814
RISK
0.000459
NDTS
0.024982
IVOS
-0.002197
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
Berdasarkan
Tabel
7,
dapat
diketahui bahwa nilai probabilitas
pada variabel independen memiliki
nilai lebih besar dari α (0,05), hal
ini menunjukkan bahwa model
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.152550
0.226635
0.008882
0.027216
0.071030
0.001607
0.002627
0.039466
0.001398
1.290356
0.119469
-0.678617
0.146002
-0.375816
-1.129178
0.174573
0.633003
-1.571954
0.2075
0.9058
0.5030
0.8850
0.7099
0.2684
0.8627
0.5319
0.1272
regresi
terbebas
heteroskedastisitas.
dari
Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat
dari nilai uji Durbin-Watson.
Tabel 8 Nilai Durbin-Watson
Durbin-Watson Stat
1.234365
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
Nilai
Durbin-Watson
adalah
1,234365. Dengan menggunakan
data observasi sebesar 40 sampel
dan 8 variabel independen, maka
diperoleh nilai dL= 1,064 dan dU =
F-statistic
Obs*R-squared
Tabel 9 Uji Breusch-Godfrey
3.705749 Prob. F(2,29)
8.141932 Prob. Chi-Square(2)
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
146
1,997, maka nilai uji Durbin-Watson
berada pada daerah inconclusive,
sehingga selanjutnya digunakan uji
Breusch-Godfrey.
0.0369
0.0171
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Dari Tabel 9, dapat dilihat bahwa
nilai
probabilitas
Chi-Square
sebesar 0,0171 yang lebih kecil
daripada α (0,0171 < 0,05) yang
berarti data mengandung masalah
autokorelasi.
Uji t
Variable
PROFIT
SIZE
TANGI
GROWTH
TAX
RISK
NDTS
IVOS
R
0.814241
0.796482
0.79 1463
0.78 5109
0.786021
0.782949
0.818524
0.77 3795
Tabel 10 Hasil Analisis Uji t
Std.
R2
Coefficient
Error
0.280310
0.662988 -0.724270
0.634383
0.626413
0.616396
0.617829
0.027330
0.067550
0.148649
0.003751
0.041926
0.116998
0.002834
0.613009
-0.005188
0.004561
0.669981
-0.152973
0.055639
0.598758
0.000177
0.002597
0.014788
tProbability
statistic
0.0141
2.583823
1.848 102
0.0731
1.611 189
0.1161
1.270 525
0.2123
1.323 449
0.1943
0.2631
1.137446
0.0094
2.749397
0.068 280
0.9460
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
sedangkan variabel lainnya tidak
berpengaruh terhadap leverage.
Variabel profitability, risk dan nondebt tax shield yang berhubungan
negatif, sedangkan variabel lainnya
secara parsial berhubungan positif
dengan leverage.
Dari tabel, hanya hasil probabilitas
profitability dan non-debt
tax
shield yang kurang dari α (0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa
H0
dapat
ditolak,
variabel
profitability dan non-debt
tax
shield masing-masing berpengaruh
signifikan
terhadap
leverage,
Uji F
Tabel 11 Hasil Analisis Uji F
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
PROFIT
SIZE
TANGI
GROWTH
TAX
RISK
NDTS
IVOS
0.033528
-0.200373
0.015897
0.059035
0.176067
0.002447
-0.006909
-0.116531
-0.002064
0.257118
0.381986
0.014971
0.045871
0.119719
0.002708
0.004429
0.066519
0.002356
0.130398
-0.524556
1.061837
1.286982
1.470661
0.903797
-1.560056
-1.751853
-0.876026
0.8972
0.6040
0.2974
0.2086
0.1525
0.3738
0.1300
0.0907
0.3885
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
147
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Dari tabel 11, didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:
Leverage = 0.033528 - 0.200373 PROFIT + 0.015897 SIZE + 0.059035 TANGI +
0.176067 GROWTH + 0.002447 TAX - 0.006909 RISK - 0.116531
NDTS - 0.002064 IVOS + e
Tabel 12 Nilai Statistik F
F-Statistic
8.408161
Prob (F-Statistic)
0.000003
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Berdasarkan
table
4.28
diperoleh nilai statistic F sebesar
8.408161. nilai statistic F berada di
daerah penolakan hipotesis nol
dimana F ≥ Fα (8.408161≥ 2.27)
sehingga dapat diputuskan bahwa
H0 ditolak. Hasil ini juga didukung
oleh nilai probabilitas sebesar
0.000003 yang kurang dari
nilai
alpha
0.05
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
pengaruh
Profitability,
Size,
Tangibility, Growth, Tax, Risk,
Non-debt Tax
Shield,
Intrinsic
Value of Shares terhadap Leverage
pada
perusahaan
sub-sektor
telekomunikasi dan transportasi
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2003-2012.
PENUTUP
Berdasarkan hasil
analisis
dan pembahasan yang dilakukan
pada dengan menggunakan sampel
dari perusahaan telekomunikasi dan
transportasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2003-2012,
kesimpulan dari hasil penelitian
diuraikan dibawah ini.
Hasil penelitian
terdapat
pengaruh Profitability terhadap
Leverage. H01 ditolak. Hasil ini
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indrajaya et al.
(2011),
dimana
Profitability
memiliki
pengaruh
terhadap
Leverage. Hasil ini bertentangan
148
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ashraf dan Rasool (2013),
dimana Profitability tidak memiliki
pengaruh terhadap Leverage.
Hasil
penelitian
tidak
terdapat pengaruh Size terhadap
Leverage. H02 tidak dapat ditolak.
Hasil ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan
oleh
Ashraf dan Rasool (2013), dimana
Size memiliki pengaruh terhadap
Leverage.
Hasil
penelitian
tidak
terdapat
pengaruh
Tangibility
terhadap Leverage. H03 tidak dapat
ditolak. Hasil ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Qureshi et al. (2011), dimana
Tangibility tidak memiliki pengaruh
terhadap
Leverage.
Hasil
ini
bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ashraf dan
Rasool (2013), dimana Tangibility
memiliki
pengaruh
terhadap
Leverage.
Hasil
penelitian
tidak
terdapat
pengaruh
Growth
terhadap Leverage. H04 tidak dapat
ditolak. Hasil ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Indrajaya et al. (2011), dimana
Growth tidak memiliki pengaruh
terhadap
Leverage.
Hasil
ini
bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ashraf dan
Rasool (2013), dimana Growth
memiliki
pengaruh
terhadap
Leverage.
ISSN: 1410 -9875
Hasil
penelitian
tidak
terdapat pengaruh Tax terhadap
Leverage. H05 tidak dapat ditolak.
Hasil
ini
konsisten
dengan
penelitian yang dilakukan
oleh
Ashraf dan Rasool (2013), dimana
Tax
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap Leverage.
Hasil
penelitian
tidak
terdapat pengaruh Risk terhadap
Leverage. H06 tidak dapat ditolak.
Hasil
ini
konsisten
dengan
penelitian yang dilakukan
oleh
Ashraf dan Rasool (2013), dimana
Risk
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
Leverage.
Hasil
ini
bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Qureshi et al.
(2011),
dimana
Risk
memiliki
pengaruh terhadap Leverage.
Hasil penelitian
terdapat
pengaruh Non-debt Tax Shield
terhadap Leverage. H07 ditolak.
Hasil
ini
konsisten
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ali
(2011), dimana Non-debt Tax Shield
memiliki
pengaruh
terhadap
Leverage. Hasil ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ashraf dan Rasool (2013),
dimana Non-debt Tax Shield tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
Leverage.
Hasil
penelitian
tidak
terdapat pengaruh Intrinsic Value
of Shares terhadap Leverage. H08
tidak dapat ditolak. Hasil ini
bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh John dan
Muthusamy (2010), dimana Intrinsic
Value of Shares memiliki pengaruh
terhadap Leverage.
Hasil penelitian
terdapat
pengaruh
Profitability,
Size,
Tangibility, Growth, Tax, Risk,
Non-debt Tax
Shield,
Intrinsic
Value of Shares secara bersama
Syafril Yurisno
terhadap Leverage. H09 ditolak.
Hasil
ini
konsisten
dengan
penelitian yang dilakukan
oleh
Ashraf dan Rasool (2013), dimana
seluruh variabel secara simultan
memiliki
pengaruh
terhadap
Leverage.
Penulis menyadari bahwa
dalam penelitian ini masih terdapat
keterbatasan keterbatasan yang
antara
lain
disebabkan
oleh
beberapa hal sebagai berikut : (1)
Sampel yang digunakan dalam
penelitian
ini
terbatas
pada
perusahaan
telekomunikasi
dan
transportasi
yang
go
public
sehingga hasilnya kurang bisa
mengeneralisasi perusahaan yang
go public di Bursa Efek Indonesia.
(2)
Penelitian
ini
hanya
menggunakan
delapan
variable
independen, yaitu
Profitability,
Size, Tangibility, Growth, Tax, Risk,
Non-debt Tax Shield, dan Intrinsic
Value of Shares. Sementara itu
masih banyak variable lain yang
diduga memiliki pengaruh terhadap
variable dependen Leverage. (3)
Periode
penelitian
ini
cukup
panjang yaitu pada periode 20032012 atau selama 10 tahun.
Rekomendasi yang dapat diberikan
untuk peneliti berikutnya adalah
sebagai berikut: (1) Menambah
sampel penelitian sehingga dengan
begitu jumlah data akan lebih
banyak. (2) Menambah
variable
independen yang diduga memiliki
pengaruh
terhadap variable
dependen
(Leverage)
seperti
Liquidity
dan
Managerial
Ownership. (3) Mengganti periode
penelitian
pada periode yang
berbeda dengan periode penelitian
ini.
149
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Referensi
Ali, Liaqat. 2011. “The Determinants of Leverage of the Listed-Textile
Companies in India”. European Journal Business and Management,
Volume 3, Number 12.
Ashraf, Tanveer and Rasool,Safdar. 2013. “Determinants of Leverage of
Automobile Sector Firms Listed in Karachi Stock Exchange by Testing
Packing Order Theory”. Journal of Business Studies Quarterly. Volume
4, Number 3.
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams. 2011. Statistics
for Business and Economics 11th Edition. South-Western: Cengange
Learning.
Brealey, Richard A, Stewart C. Myers, and Franklin Allen. 2006. Corporate
Finance 8th Edition. New York: Mc. Graw Hill Irwin.
Brigham, Eugene F. and Michael C. Ehrhardt. 2005. Financial Management
Theory and Practice, 11th Edition. United States of America: Thomson
South-Western, Ohio.
Brown, Keith C. and Frank K. Reilly. 2012. Analysis of Investment and
Management of Portfolio 10th edition. Canada: South Western.
Cheng F. Lee and Alice C. Lee. 2006. Ensiclopedia of Finance, 1th Edition.
United States of America: Springer Science+Business media, Inc.
Copeland et al.2005. Financial Theory and Corporate Policy, 14th Edition.
United States of America: Pearson Education, Inc.
Emery et al. 2004. Corporate Financial Management, 2nd edition. Boston:
Pearson Prentice Hall.
Gibson, Charles H. 2009. Financial Reporting and Analysis. Eleven Edition.
United States. South Western Cengange Learning.
Gitman, Lawrence J. 2009. Principle of Managerial Finance 12th Edition. USA:
Pearson.
Gitman, Lawrence. J, and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial
Finance. 13th Edition. England: Pearson Education Limited.
Gujarati, Damodar N and Dawn C Porter. 2009. Basic Econometrics, 5th
edition. Singapore: Mc Graw Hill
Gumanti, Tatang A. 2004. “Hubungan Antara Nilai Perusahaan, Underpricing,
dan Ownership Retention pada Perusahan yang Baru Go Public di Bursa
150
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
EFEK Jakarta (1991-1996)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. X. No. 2,
September 2004. Hal: 187-199.
. 2007. Manajemen Investasi: Konsep, Teori, dan Aplikasi
buku 1. Jember: Center of Society Studies.
Hair et al. 2006. Multivariate Data Analysis 6th Edition. New Jersey: Pearson
Education.
. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective 7th
Edition. New Jersey: Pearson Education.
Harahap, Sofyan Safri. 2001. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. PT Raja
Grafindo Persada.
Hartono, J. 2005. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
UGM.
Higgins, Robert C. 2001. Analysis for Financial Management 6thEdition.
Bodton: McGraw Hill.
Husnan, Suad. 2000. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
. 2001. Manajemen
Yogyakarta: BPFE.
Keuangan
dan
. 2008. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan
Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Teori
Analisis
Penerapan.
Sekuritas,
Indrajaya, et al. 2011. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Penjualan, Tingkat
Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal:
Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di
Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007”. Akurat Jurnal Ilmiah
Akuntansi, No. 06.
John. S Franklin and Muthusamy. K, 2010. “Determinants of Financial
Leverage in Indian Pharmaceutical Industry”. Asian Journal Of
Management Research.
Joni dan Lina. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, pp. 81-96.
Karadeniz, et al. 2009. “Determinants of Capital Struture: Evidence from
Turkish Lodging Comapanies”, International Journal of Contemporary
Hospitality
Management
21
(5)
:
594-609.
www.emeraldinsight.com/0959-6119. htm.
151
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Keown, Arthur J, John D. Martin, J. William Petty, and David F. Scott. 2005.
Financial Management 10th Edition. United States of America: Pearson
Prentice Hall.
Palepy, Krishna G., Paul M. Healy, Erik Peek, Victor Lewis Bernard. 2007.
Business Analysis and Valuation: Text and Cases. Thomson Learning:
London.
Penman, S.H. 2007. Financial Statement Analysis and Security Valuation 3th
Edition, New York :McGraw-Hill.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik data dengan SPSS 1st Edition.
MediaKomp: Yogyakarta.
Qureshi et al. 2012. “What determines leverage in Pakistan? A panel data
analysis”. African Journal of Business Management. Volume 6, 978-985.
Riyanto, Bambang. 2002. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Sanders, Donald H., and Robert K. Smidt. 2000. Statistics: A First Course.
USA: McGraw Hill.
Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Edisi 3. Yogyakarta: Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Sekaran, Uma., dan Roger Bougie. 2010. Research method for business, 5th
Edition. John Wiley and Sons Inc.
Sen, Mehmet, Eda Oruc. 2008. “Testing of Pecking Order Theory in ISE :
Istanbul Stock Exchange Market”. International Research Journal of
Finance and Economics - Issue 21.
Siegel, Joel G., and Jae K. Shim. 2000. Dictionary of Accounting Terms 3rd
Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga.
Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan. Jakarta. Ghalia
Indonesia.
Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, dan Donald E. Kieso. 2011. Financial
Accounting IFRS Edition.John Willey & Sons, Inc.
152
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
White et al. 2003. The analysis and use of financial statement, 3rd Edition.
New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Widarjono, Agus. 2010. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Ekonisia.
Winarno, Wing Wahyu., 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews, Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
153
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
154
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 155-170
ISSN: 1410 - 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RUDI SETIADI TJAHJONO
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The objective of this research is to provide empirical evidence of
dividend yield, price earnings ratio, market to book ratio, return on assets,
debt to equity ratio, earnings per share and current ratio towards stock
return. This research used data that were taken from non financial
companies listed in Indonesian Stock Exchange over three years period 2010
until 2012. This research used purposive sampling method. The samples of
this research consist of 90 companies that meet the criteria. This research
uses multiple regression analysis. The result of the research showed that
return on assets and debt to equity ratio had significant influence towards
stock return while dividend yield, price earnings ratio, market to book ratio,
earnings per share and current ratio had no influence.
Keywords: Stock Return, Dividend Yield, Price Earnings Ratio, Market to
Book Ratio, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Earnings Per
Share and Current Ratio.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris
bahwa pendapatan dividen, rasio harga terhadap pendapatan, rasio nilai
pasar terhadap nilai buku, pengembalian aset, rasio hutang terhadap ekuitas,
laba per saham dan rasio lancar terhadap return saham. Penelitian ini
menggunakan data yang diambil dari perusahaan nonkeuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama periode tiga tahun, yaitu 2010 sampai 2012.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Sampel penelitian
ini terdiri dari 90 perusahaan yang memenuhi kriteria. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengembalian aset dan rasio hutang terhadap ekuitas memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengembalian saham sedangkan pendapatan dividen,
rasio harga terhadap pendapatan, rasio nilai pasar terhadap nilai buku, laba
per saham dan rasio lancar tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.
Kata Kunci:
Return Saham, Pendapatan Dividen, Rasio Harga terhadap
Pendapatan, Rasio Nilai Pasar terhadap Nilai Buku, Pengembalian
Aset, Rasio Hutang terhadap Ekuitas, Laba per Saham, Rasio
Lancar
155
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
PENDAHULUAN
Rasio keuangan digunakan
untuk membandingkan risiko dan
tingkat imbal hasil dari berbagai
perusahaan
untuk
membantu
investor
dan
kreditor
dalam
membuat keputusan
investasi.
Salah satu tujuan dan keunggulan
dari rasio adalah dapat digunakan
untuk membandingkan hubungan
return dan risiko dari perusahaan
dengan ukuran yang berbeda.
Terdapat
perbedaan
pendapat
dalam
hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
peneliti-peneliti
terdahulu sehingga menimbulkan
hasil yang tidak konsisten. Tujuan
penelitian ini adalah mendapatkan
bukti empiris mengenai pengaruh
DY, PER, MBR, ROA, DER, EPS, CR
terhadap return saham.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Signaling Theory
Signaling Theory merupakan
dorongan
perusahaan
untuk
memberikan
informasi
kepada
pihak eksternal.
Dorongan ini
disebabkan karena terjadi asimetri
informasi antara pihak manajemen
dan pihak eksternal (Fidhayatin dan
Dewi 2012).
Return Saham
Return (kembalian) adalah
tingkat keuntungan yang dinikmati
oleh pemodal atas suatu investasi
yang dilakukannya. Tanpa adanya
tingkat keuntungan yang dinikmati
dari suatu investasi, tentunya
investor (pemodal) tidak akan
melakukan investasi (Susilowati dan
Turyanto 2011).
156
November 2013
Dividend Yield
Dividend yield merupakan
salah satu indikator yang sering
digunakan dalam analisis sekuritas
untuk mengukur kinerja perusahaan
dalam
membagikan
hasil
keuntungan atas pendapatan saham
yang diperdagangkan di pasar
modal.
Price Earnings Ratio
Price
earnings
ratio
merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan antara harga saham
di pasar perdana yang ditawarkan
dibandingkan dengan pendapatan
yang diterima. Rasio ini merupakan
indikator yang terbaik bagi investor
untuk
memperkirakan
kinerja
perusahaan dimasa yang akan
datang.
Market to Book Ratio
Market
to
book
ratio
menunjukkan
seberapa
besar
investor bersedia membayar per
saham. Apabila suatu perusahaan
memiliki nilai MBR yang
tinggi,
maka akan memberikan sinyal
kepada pasar modal bahwa kinerja
perusahaan tersebut baik dan
mampu memberikan return kepada
investor sehingga mereka bersedia
membeli saham tersebut (Farkhan
dan Ika 2012).
Return on Asset
ROA merupakan rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan
laba
bersih
berdasarkan tingkat aset tertentu.
Rasio
ini
digunakan
untuk
mengetahui sejauh mana investasi
yang dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberikan
return yang sesuai dengan tingkat
yang diisyaratkan oleh investor
(Zuliarni 2012).
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Debt to Equity Ratio
Debt
to
Equity
Ratio
menunjukan dan menggambarkan
komposisi atau struktur modal dari
perbandingan total hutang dengan
total ekuitas perusahaan yang
digunakan
sebagai
sumber
pendanaan usaha
(Arista
dan
Astohar 2012).
Earnings Per Share
Earnings per share adalah
salah satu rasio pasar yang
merupakan hasil atau pendapatan
yang akan diterima oleh para
pemegang saham untuk setiap
lembar saham yang dimilikinya atas
keikutsertaan dalam perusahaan.
Kenaikan EPS berarti perusahaan
sedang dalam tahap pertumbuhan
atau
kondisinya
mengalami
peningkatan dalam penjualan dan
laba (Astohar 2010).
Current Ratio
Current ratio
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
mendanai
operasional
perusahaan
dan
melunasi
kewajiban
jangka
pendeknya dengan membandingkan
antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar. (Widjaja 2009),
dimana semakin tinggi nilai CR akan
memberikan perlindungan terhadap
kemungkinan kerugian drastis bila
terjadi kegagalan perusahaan.
Model Penelitian
DIVIDEND YIELD
PRICE EARNINGS RATIO
MARKET TO BOOK RATIO
RETURN ON ASSET
RETURN SAHAM
DEBT TO EQUITY RATIO
EARNINGS PER SHARE
CURRENT RATIO
Pengembangan Hipotesis
Ha1 Dividend
yield
berpengaruh
terhadap return saham.
Ha2
Price
earnings
ratio
berpengaruh
terhadap
return
saham.
Ha3
Book
to
market
ratio
berpengaruh
terhadap
return
saham.
Ha4 Return on asset berpengaruh
terhadap return saham.
Ha5
Debt
to
equity
ratio
berpengaruh
terhadap
return
saham.
Ha6
Earnings
per
share
berpengaruh
terhadap
return
saham.
Ha7 Current ratio berpengaruh
terhadap return saham.
157
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
METODA PENELITIAN
Bentuk penelitian yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
penelitian kausalitas. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan non
keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode
pengamatan.
Kriteria
yang
digunakan
dalam
pengambilan
sampel adalah:
1. Perusahaan non keuangan yang
konsisten terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode
pengamatan, yakni dari tahun
2009 - 2012.
2. Perusahaan non keuangan yang
konsisten menerbitkan laporan
keuangan dengan tahun buku
per 31 Desember selama
periode pengamatan,
yakni
dari tahun 2010 - 2012.
3. Perusahaan non keuangan yang
menerbitkan laporan keuangan
dalam mata uang rupiah.
4. Perusahaan non keuangan yang
memiliki earnings after tax
5.
November 2013
positif secara konsisten selama
periode pengamatan yakni dari
tahun 2010 - 2012.
Perusahaan non keuangan yang
secara konsisten membagikan
dividen tunai selama periode
pengamatan
yakni
dari
tahun 2010 - 2012.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Return saham
Rumus yang
digunakan untuk
menghitung return saham adalah
sebagai berikut:
r=
Pt – Pt-1
Pt-1
Keterangan:
r
: Return saham
Pt
: Harga saham pada tahun t
Pt-1
: Harga saham pada tahun t1
Dividend Yield (DY)
Rumus
untuk
menghitung
DY
menurut Kheradyar et al. (2011)
adalah:
Dividend per Share
Dividend Yield =
Market Price per Share of Common stock
Price Earnings Ratio (PER)
Price earnings ratio (PER)
merupakan
indikator
untuk
mengukur seberapa jauh investor
bersedia membayar saham untuk
Price Earnings Ratio =
setiap rupiah pendapatan yang
dihasilkan
perusahaan.
Rumus
untuk menghitung PER menurut
Gitman dan Zutter (2012) adalah:
Market Price Per Share of Common Stock
Earnings Per Share
Market to Book Ratio (MBR)
Rumus untuk menghitung MBR menurut Gitman dan Zutter (2012) adalah:
Market to Book Ratio =
Market Price per Share of Common Stock
Book Value per Share of Common Stock
158
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Book Value per Share =
Common Stock Equity
Number of Share of Common Stock Outstanding
aktiva yang dipergunakan. Rumus
untuk menghitung ROA menurut
Susilowati dan Turyanto (2011)
adalah:
Return On Asset (ROA)
Return
On
Asset
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba bersih dari
Net Income After Tax
ROA =
Average Total Asset
Debt Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio
digunakan
untuk
mengukur
tingkat
penggunaan hutang terhadap total
shareholder’s equity yang dimiliki
perusahaan. Menurut Yunanto dan
Medyawati (2009) rumus debt to
equity ratio adalah:
Total Debt
DER =
Total Shareholder’s Equity
Earnings Per Share (EPS)
Earnings per share merupakan
perbandingan antara laba bersih
setelah pajak pada satu tahun buku
dengan
jumlah
saham
yang
diterbitkan.
Rumus
untuk
menghitung EPS menurut Arista dan
Astohar (2012) adalah:
Earnings Available for Common Stockholders
EPS =
Weighted
Average
Number
of Shares
of Common
Stock
Outstanding
Current Ratio (CR)
Current
Ratio
menunjukkan
kemampuan perusahaan mendanai
operasional
perusahaan
dam
Current Asset
CR =
Current Liabilities
melunasi
kewajiban
jangka
pendeknya. Rumus yang digunakan
untuk menghitung CR menurut
Nainggolan (2009) adalah:
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Hasil Uji Statistik Deskriptif
SR
DY
N
270
270
Minimum
-0,49667
0,00050
Maximum
4,91667
4,86545
Mean
0,4811098
0,1234281
Std.
Deviation
0,76164812
0,42018451
159
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
N
PER
MBR
ROA
DER
EPS
CR
Valid N
(listwise)
Minimum
Maximum
November 2013
Std.
Deviation
11,5074574
3
4,31386598
0,08601830
1,02090517
1904,43798
2,00316383
Mean
270
0,11248
93,43724
13,32084
270
270
270
270
270
0,02013
0,00142
0,07541
3,0
0,36239
40,76137
0,50791
7,38882
13439,00
11,74282
2,7224973
0,1183017
1,0762935
735,124
2,5323062
270
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Uji Normalitas Residual
Hasil Uji Normalitas data
Unstandardized
Residual
N
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
270
2,888
0,000
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan hasil pengujian normalitas diketahui bahwa Asymp. sig
senilai 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan data tidak terdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
DY
PER
MBR
ROA
DER
EPS
CR
0,880
0,728
0,446
0,357
0,636
0,688
0,715
1,137
1,373
2,245
2,799
1,572
1,453
1,399
a Dependent Variable: RETURN
Hasil uji multikolinieritas
menunjukkan
bahwa
variabel
dividend yield, price
earnings
ratio, market to book ratio, return
on asset, debt to equity ratio,
earnings per share dan current
160
ratio memiliki nilai tolerance yang
lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF
yang lebih kecil dari 10. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas.
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Uji Autokorelasi
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
(Constant
)
DY
PER
t
Sig.
Beta
0,004
0,173
0,025
0,001
0,117
0,000 0,006
7,848E-05
0,005
0,001 0,017
0,001
0,016
0,004 0,038
-0,029
0,904
-0,003
-0,002
0,056
-0,002
-2,875E-07
0,000
-0,001
0,000
0,027
0,000
0,029
0,063
0,029 0,456
MBR
ROA
DER
EPS
Std. Error
Standardiz
ed
Coefficient
s
CR
RES_2
0,98
0
0,99
5
0,98
7
0,97
0
0,97
5
0,97
8
0,99
2
0,99
5
0,64
9
0,032
0,027
0,010
0,006
a Dependent Variable: Unstandardized Residual
Hasil uji autokorelasi dengan uji Bruesch-Godfrey menunjukkan nilai
sig. dari res_2 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
(Constant
)
DY
PER
MBR
ROA
DER
EPS
Std. Error
Standardized
Coefficients
Sig.
1,590
0,113
4,164
0,182
1,692
1,911
3,192
0,836
1,015
0,000
Beta
0,193
0,122
0,342
0,082
0,259
-0,001
0,003
-0,012
-0,019
0,011
-0,148
1,202
0,127
0,629
0,040
0,187
0,234
-1,712E-05
0,000
-0,059
0,019
0,019
0,070
CR
t
0,856
0,092
0,057
0,002
0,404
0,311
a Dependent Variable: ARES_1
161
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Dari
hasil
pengujian
heteroskedastisitas
menunjukkan
bahwa dividend yield dan debt to
equity
ratio
memiliki
nilai
signifikansi di bawah 0,05 berarti
terjadi
heterokedastisitas.
Sementara itu, variabel price
November 2013
earnings ratio, market to
book
ratio, return on asset, earnings per
share dan Current Ratio memiliki
nilai signifikansi di atas 0,05. Hal
ini
berarti
tidak
terjadi
heterokedastisitas.
Uji Hipotesis
Uji Korelasi (R)
Model
1
R
0,232(a)
Adjusted
R Square
0,029
R Square
0,054
Std. Error
of the
Estimate
0,75069207
a Predictors: (Constant), CR, MBR, DY, PER, EPS, DER, ROA
Hasil uji korelasi menunjukkan
bahwa Nilai koefisien korelasi (R)
kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,232.
Hal ini berarti hubungan antara
variabel independen yang terdiri
dari dividend yield, price earnings
ratio, market to book ratio, return
on asset, debt to equity ratio,
earnings per share dan
Current
Ratio terhadap variabel dependen
yaitu return saham adalah lemah.
Analisis
Koefisien
Determinasi
(Adjusted R2)
Nilai Adjusted R-Squared
sebesar 0,029 atau 2,9%. Hal ini
mengandung
makna
bahwa
besarnya variasi variabel dependen
yaitu return saham yang dapat
dijelaskan
oleh
variabel
independen, yaitu dividend yield,
price earnings ratio, market to
book ratio, return on asset, debt to
equity ratio, earnings per share
dan Current Ratio sebesar 2,9% dan
sisanya sebesar 97,1% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian
ini.
Uji F
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
Mean
Square
df
8,402
7
1,200
147,647
156,049
262
269
0,564
F
Sig.
2,130 0,041(a)
a Predictors: (Constant), CR, MBR, DY, PER, EPS, DER, ROA
b Dependent Variable: SR
uji F menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0,041. Nilai signifikansi ini
lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini
162
berarti bahwa model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini fit
dan data sesuai dengan model.
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Uji t
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
1
(Constant
)
DY
PER
MBR
ROA
DER
EPS
CR
0,159
0,172
0,228
-0,002
-0,021
2,303
0,117
-3,39E-05
0,004
0,116
0,005
0,016
0,890
0,056
0,000
0,027
Standardiz
ed
Coefficient
s
T
Sig.
Beta
0,126
-0,036
-0,120
0,260
0,157
-0,085
0,010
0,925
0,356
1,959
-0,507
-1,333
2,587
2,081
-1,171
0,142
0,051
0,613
0,184
0,010
0,038
0,243
0,888
a Dependent Variable: SR
Variabel
dividend
yield
(DY)
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,051. Nilai ini lebih besar dari
alpha sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel dividend yield tidak
berpengaruh
terhadap
return
saham (Ha1 tidak diterima). Hal ini
disebabkan karena investor lebih
suka
menginvestasikan
dananya
dalam jangka waktu pendek untuk
memperoleh
capital
gain
dibandingkan jangka waktu panjang
untuk memperoleh dividen.
Variabel price earnings ratio
(PER) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,613. Nilai ini lebih besar
dari
alpha
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa variabel price
earnings ratio tidak berpengaruh
terhadap return saham (Ha2 tidak
diterima). Hal ini menunjukkan
bahwa Investor hanya berpendapat
bahwa PER tercipta karena faktor
permintaan dan penawaran. Selain
itu
karena
banyak
praktek
pemerataan
laba
(income
smoothing) oleh pihak manajemen,
yang
secara
langsung
mempengaruhi nilai PER yang
dihasilkan perusahaan
membuat
PER kurang diminati sebagai bahan
pertimbangan
dalam
membuat
keputusan investasi.
Variabel market to book
ratio
(MBR)
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0,184. Nilai ini
lebih besar dari alpha sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel
market to book ratio tidak
berpengaruh
terhadap
return
saham (Ha3 tidak diterima). Hal ini
menunjukkan bahwa investor tidak
menggunakan market to book ratio
sebagai acuan untuk
membeli
saham karena tidak ada ukuran
pasti atas tingkat kewajaran harga
saham jika diukur dari rasio market
to book ratio.
Variabel return on asset
(ROA) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,010. Nilai ini lebih kecil
dari
alpha
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa variabel return
on
asset
berpengaruh
positif
terhadap
return
saham
(Ha4
diterima).
Hal
ini
mengidentifikasikan bahwa nilai
perusahaan
ditentukan
oleh
163
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
earnings
power
dari
aset
perusahaan.
Semakin
tinggi
earnings power maka akan semakin
tinggi
pula
tingkat
efisiensi
perputaran
aset
yang
akan
menyebabkan semakin tinggi profit
margin
yang
diperoleh
oleh
perusahaan,
dimana
akan
berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan
dan
mengakibatkan
return saham meningkat.
Variabel debt to equity ratio
(DER) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,038. Nilai ini lebih kecil
dari
alpha
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa variabel debt to
equity ratio berpengaruh positif
terhadap
return
saham
(Ha5
diterima). Hal ini dikarenakan
adanya pertimbangan yang berbeda
dari beberapa investor, Semakin
besar nilai DER akan memperbesar
tanggungan
perusahaan.
Tetapi
beberapa
investor
justru
memandang
bahwa
perusahaan
yang
tumbuh
pasti
akan
memerlukan hutang sebagai dana
tambahan
untuk
memenuhi
pendanaan pada perusahaan yang
tumbuh dan tidak mungkin dapat
dipenuhi hanya dari modal sendiri
yang
dimiliki
perusahaan
(Susilowati dan Turyanto 2011).
Variabel earnings per share
(EPS) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,243. Nilai ini lebih besar
dari
alpha
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
earnings
per
share
tidak
berpengaruh
terhadap
return
saham (Ha6 tidak diterima). Hal ini
disebabkan oleh banyaknya praktik
pemerataan
laba
(income
smoothing) sehingga menurunkan
tingkat
kepercayaan
investor
terhadap laba yang dilaporkan oleh
perusahaan.
Investor
tidak
164
November 2013
menggunakan rasio EPS dalam
analisis investasi.
Variabel current ratio (CR)
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,888. Nilai ini lebih besar dari
alpha sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel current ratio tidak
berpengaruh
terhadap
return
saham (Ha7 tidak diterima). Hal ini
menyatakan bahwa rasio likuiditas
kurang
mempengaruhi
pertimbangan investor dikarenakan
adanya faktor–faktor lain berupa
faktor
fundamental,
faktor
ekonomi, faktor teknikal
atau
faktor lainnya yang mempengaruhi
return saham.
Persamaan regresi dalam
penelitian ini adalah
sebagai
berikut:
Y = 0,159 + 0,228 DY - 0,002 PER 0,021 MBR + 2,303 ROA + 0,117
DER - 0,0000339 EPS + 0,004
CR + e
PENUTUP
Dividend yield (DY) tidak
berpengaruh
terhadap
return
saham. Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan penelitian Sasanti
dan Nurfauziah (2005) dan Wagiri
(2013). Namun tidak konsisten
dengan penelitian Kheradyar et al.
(2011), Khan (2012), Margaretha
dan Damayanti (2008) dan Aras dan
Yilmaz (2008). Price earnings ratio
(PER) tidak berpengaruh terhadap
return saham. Hasil ini konsisten
dengan penelitian Wijaya (2008)
dan Darusman dan Prasetiono
(2012). Tetapi tidak konsisten
dengan penelitian Margaretha dan
Damayanti (2008), Farkhan dan Ika
(2012), Aras dan Yilmaz (2008),
Poernamawatie
(2008),
Susetyo
(2013), Sasanti dan Nurfauziah
(2005), Stella (2009), Abigael dan
ISSN: 1410 -9875
Ika (2008) dan Meythi dan Mathilda
(2012).
Market to book ratio (MBR)
tidak berpengaruh terhadap return
saham. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Meythi dan Mathilda
(2012) dan Mulia dan Nurdhiana
(2012). Hasil ini tidak konsisten
dengan penelitian Margaretha dan
Damayanti (2008), Fidhayatin dan
Dewi (2012), Arista dan Astohar
(2012) dan Abigael dan Ika (2008).
Return on asset (ROA) berpengaruh
terhadap return saham. Hasil ini
konsisten dengan penelitian Astohar
(2010), Farkhan dan Ika (2012) dan
Abigael dan Ika (2008). Hasil ini
tidak konsisten dengan penelitian
Yunanto dan Medyawati (2009),
Nainggolan (2009) dan Arista dan
Astohar (2012).
Debt to equity ratio (DER)
berpengaruh
terhadap
return
saham. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Susilowati dan Turyanto
(2011), Arista dan Astohar (2012),
Hermawan (2012) dan Astohar
(2010). Hasil ini tidak konsisten
dengan
penelitian
Nainggolan
(2009), Farkhan dan Ika (2012),
Martani et al. (2009) dan Suharli
(2005). Earnings per share (EPS)
tidak berpengaruh terhadap return
saham. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Susilowati dan Turyanto
(2011), Astuti (2010) dan Arista dan
Astohar
(2012).
Namun
tidak
konsisten dengan penelitian Astohar
(2010), Hermawan (2012), Susetyo
(2013), Pasaribu (2008), Mulia dan
Nurdhiana (2012) dan Priatinah dan
Kusuma (2012).
Current ratio (CR) tidak
berpengaruh
terhadap
return
saham. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Nainggolan (2009), tetapi
Syafril Yurisno
tidak konsisten dengan penelitian
Widjaja (2009) dan Farkhan dan Ika
(2012). Keterbatasan penelitian ini
adalah:
1. Populasi yang digunakan dalam
sampel penelitian ini terbatas
pada perusahaan non keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Variabel independen
yang
digunakan dalam
penelitian
hanya sebanyak 7 (tujuh)
variabel.
Seharusnya masih
banyak
faktor-faktor
yang
dapat mempengaruhi
return
saham.
3. Jangka waktu yang digunakan
dalam
penelitian
relatif
pendek.
4. Terdapat variabel yang tidak
memenuhi uji Normalitas data
residual serta uji asumsi klasik
untuk uji heteroskedastisitas
Rekomendasi penelitian adalah:
1.
Menambah sampel penelitian,
misalnya seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), tidak hanya
perusahaan
non
keuangan
saja.
2.
Menambah
variabel
independen di luar model
penelitian ini seperti size dan
manajemen laba.
3.
Memperpanjang kurun waktu
penelitian menjadi lima tahun
atau lebih.
4.
Penelitian
selanjutnya
diharapkan dapat mengatasi
masalah
data
tidak
berdistribusi
normal
dan
heteroskedastisitas
yang
terjadi
dengan
cara
menambah
jumlah
sampel
yang
digunakan
dalam
penelitian.
165
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
REFERENSI
Abigael K, Ika Veronica dan Ardiani Ika S. 2008. Pengaruh Return On Asset,
Price Earning Ratio, Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price to
Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
Solusi, Vol. 7, No. 4, Oktober 2008, hlm. 75-90.
Algifari. 2010. Statistika Deskriptif
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Plus:
Untuk
Ekonomi
dan Bisnis.
Aras, Guler dan Mustafa Kemal Yilmaz. 2008. Price-Earnings Ratio, Dividend
Yield and Market-to-Book Ratio to Predict Return on Stock Market:
Evidence from The Emerging Markets. Journal of Global Business and
Technology, Vol. 4, No. 1, Spring 2008, hlm. 18-30.
Arista, Desy dan Astohar. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Return Saham. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 3,
No. 1, Mei 2012, hlm. 1-15.
Astohar. 2010. Pengaruh Return on asset, Debt to Equity Ratio, Price Book to
Value dan Earnings per Share Terhadap Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Eksplanasi, Vol. 5, No. 2, Oktober
2010, hlm. 189-198.
Astuti, Tri. 2010. Analisis Pengaruh Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap
Return Saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi dan
Manajemen, Vol. 21, No. 1, April 2010, hlm. 61-84.
Beny dan Anastasia Sri Mendari. 2011. Pengaruh Value Added Statement, ROA,
ROE dan Operating Cash Flow Terhadap Return Saham pada Perusahaan
yang Tergabung di BEI. Widya Warta, No. 01, Januari 2011, hlm. 151-166.
Darusman, Dery dan Prasetiono. 2012. Analisis Pengaruh Firm Size, Book to
Market Ratio, Price Earning Ratio dan Momentum Terhadap Return
Portofolio Saham. Diponegoro Journal of Management, Vol. 1, No. 1,
Tahun 2012, hlm. 212-225.
Farkhan dan Ika. 2012. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Value Added, Vol. 9,
No.1, September 2012 – Pebruari 2013, hlm. 1-18.
Fidhayatin, Septy Kurnia dan Nurul Hasanah Uswati Dewi. 2012. Analisis Nilai
Perusahaan, Kinerja Perusahaan dan Kesempatan Bertumbuh Perusahaan
Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI.
The Indonesian Accounting Review, Vol. 2, No. 2, hlm. 203-214.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
th
19. 5 ed. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
166
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial
th
Finance, 13 ed. Boston: Pearson Education, Inc.
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton dan Scott Holmes.
th
2010. Accounting Theory. 7 ed. Australia: John Wiley and Sons, Inc.
Hamzah, Muhammad Zilal dan Rachmi Astuti. 2007. Analisis Pengaruh
Earnings, Cash Flow, Nilai Buku dan Nilai Pasar Terhadap Pergerakan
Stock Return pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. The 1st PPM
National Conference on Management Research “Management di Era
Globalisasi”. November 2007.
Hermawan, Dedi Aji. 2012. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share
dan Net Profit Margin Terhadap Return Saham. Management Analysis
Journal, Vol. 1, No. 5, Agustus 2012, hlm. 1-6.
Ismanto, Hadi. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahan, Book-to-Market
Value dan Beta Terhadap Return Saham di BEI. Jurnal Ekonomi &
Pendidikan, Vol. 8, No. 2, November 2011, hlm. 186-205.
Khan, Muhammad Bilal et al.. 2012. Financial Ratios and Stock Return
Predictability (Evidence from Pakistan). Research Journal of Finance and
Accounting, Vol. 3, No. 10, Tahun 2012, hlm. 1-6.
Kheradyar, S., I. Ibrahim dan F. Mat Nor. 2011. Stock Return Predictability
with Financial Ratios. International Journal of Trade, Economics and
Finance, Vol. 2, No. 5, Oktober 2011, hlm. 391-396.
Margaretha, Farah dan Irma Damayanti. 2008. Pengaruh Price Earnings Ratio,
Dividend Yield dan Market to Book Ratio terhadap Stock Return di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 3, Desember
2008, hlm. 149-160.
Martani, Dwi, Mulyono dan Rahfiani Khairurizka. 2009. The Effect of Financial
Ratios, Firm Size, and Cash Flow from Operating Activities in The
Interim Report to The Stock Return. Chinese Business Review, Vol. 8, No.
6, Juni 2009, hlm. 44-55.
Meythi dan Mariana Mathilda. 2012. Pengaruh Price Earnings Ratio dan Price
To Book Value terhadap Return Saham Indeks LQ 45 (Perioda 2007-2009).
Jurnal Akuntansi, Vol. 4, No. 1, Mei 2012, hlm. 1-21.
Mulia, Fredy Hermawan dan Nurdhiana. 2012. Pengaruh Book Value (BV), Price
to Book Value (PBV), Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio
(PER) Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Beverage yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2010. Jurnal Kajian
Akuntansi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, hlm. 1-19.
167
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Murhadi, Werner R. 2008. Studi Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya
Terhadap Harga Saham. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10,
No. 1, Maret 2008, hlm. 1-17.
Nainggolan, Piter. 2009. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan
Return on Asset Terhadap Return Saham pada
Perusahaan
yang
Tergabung dalam Indeks Bisnis 27. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. 2, No. 2,
hlm. 72-87.
Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental
Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2003-2006. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 2, No. 2, Juli
2008, hlm. 101-113.
Perdana, Halim Dedy. 2006. Analisis Pengaruh Price Earnings Ratio (P/E) dan
Market to Book Ratio (P/B) Terhadap Pertumbuhan Earnings (Growth)
Perusahaan Manufaktur di Indonesia (studi pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEJ tahun 1999-2003). Jurnal Akuntansi dan Sistem
Teknologi Informasi. Vol. 5, No. 1, April 2006, hlm. 1-23.
Priatinah, Denies dan Prabandaru Adhe Kusuma. 2012. Pengaruh Return On
Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Dividen Per Share (DPS)
Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI
Periode 2008-2010. Jurnal Nominal, Vol. 1, No. 1, 2012, hlm. 50-64.
Poernamawatie, Fahmi. 2008. Pengaruh Price Book Value (PBV) dan Price
Earnings Ratio (PER) Terhadap Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen
Gajayana, Vol. 5, No. 2, hlm. 105-118.
Sasanti, Retno Widya dan Nurfauziah. 2005. Analisis Faktor-faktor yang
Berimplikasi Terhadap Fluktuasi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta.
Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Finance, Tahun
2005, hlm. 53-66.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill
th
Building Approach. 5 ed. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
Stella. 2009. Pengaruh Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
On Asset, dan Price to Book Value Terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 2, Agustus 2009, hlm. 97-106.
Subramanyam, K.R dan John J. Wild 2009. Financial Statement Analysis, edisi
X. Mc Graw Hill: International Edition.
168
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Suharli, Michell. 2005. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi
Return Saham pada Industri Food & Beverage di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, hlm. 99-116.
Susanti, Merry. 2010. Evaluasi Pengaruh Earnings Measures dan Value
Measures Terhadap Return Saham di Bursa Efek
Jakarta.
Jurnal
Akuntansi, No. 2, hlm. 182-191.
Susetyo, Ananta Tri. 2013. Pengaruh Nilai Tambah Ekonomisi, Earnings per
Share dan Price Earnings Ratio Terhadap Pengembalian Saham. Jurnal
Ilmu Manajemen. Vol. 1, No. 1, Januari 2013, hlm. 353-363.
Susilowati, Yeye dan Tri Turyanto. 2011. Reaksi Rasio Profitabilitas dan Rasio
Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Dinamika Keuangan dan
Perbankan, Vol. 3, No. 1, hlm. 17-37.
Wagiri, William Agung. 2013. Pengaruh Dividend Yield, B/M (Book to Market)
dan Earning Yield Terhadap Harga Saham Perusahaan pada Sektor Aneka
Industri Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya. Vol. 2, No. 1, Tahun 2013, hlm. 1-27.
Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel dan Donald E. Kieso. 2013. Financial
Accounting, IFRS Edition. America: John Wiley and Sons, Inc.
Widjaja, Indra. 2009. Pengaruh Current Ratio dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia.
Jurnal Organisasi dan Manajemen, No.4, hlm. 27-37.
Wijaya, David. 2008. Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham
Perusahaan-Perusahaan Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode
2007. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No. 2, hlm. 136152.
Yunanto, Muhammad dan Henny Medyawati. 2009. Studi Empiris Terhadap
Faktor Fundamental dan Teknikal yang Mempengaruhi Return Saham
Pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 14, No. 1, April
2009, hlm. 28-38.
Zuliarni, Sri. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jurnal Aplikasi Bisnis, Vol. 3, No. 1, Oktober 2012, hlm. 36-48.
169
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
170
November 2013
Download