PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Depok merupakan kota di propinsi Jawa Barat yang terletak di selatan Kota Jakarta. Pada tahun 2008 Kota Depok mengalami pemekaran wilayah, dari 6 kecamatan menjadi 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan (Depok 2010). Menurut Survei Sosial Ekonomi Daerah Tahun 2004, Kota Depok memiliki luas wilayah sekitar 200,29 km2 dengan jumlah penduduk adalah 1.353.249 jiwa, dan kepadatan penduduk sebanyak 6.756 jiwa/km2 (NKRI 2010). Jumlah penduduk ini terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas pembangunan wilayah yang seimbang. Kondisi wilayah Kota Depok merupakan tanah darat dan tanah sawah. Sebagian besar tanah darat merupakan areal pemukiman sesuai dengan fungsi Kota Depok yang dikembangkan sebagai pusat pemukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa. Dari fungsi kota tersebut kepadatan penduduknya menyebar sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap wilayah. Hal inilah yang menjadi pemicu dibangunnya sistem informasi Kota Depok dengan tujuan menginformasikan bagaimana persebaran penduduk kota Depok. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi kependudukan adalah dengan menggunakan media peta yang informatif dan interaktif berbasis web (webgis). Untuk mengembangkan webgis tersebut, Pemda Kota Depok bekerjasama dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) membuat sebuah sistem informasi geografis kependudukan menggunakan GeoServer yang diberi nama SIGDUPOK (Sistem Informasi Geografis Kependudukan Kota Depok). Dalam pengerjaan sistem ini, penulis terlibat sebagai pengembang sistem. Webgis Kota Depok diharapkan dapat menyajikan data dalam bentuk peta digital, tabel informasi peta dan grafik (chart). Dalam penelitian ini kepadatan penduduk dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu kelompok kelas tinggi, sedang, dan rendah. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membangun sistem informasi geografis Kota Depok untuk memberikan informasi kependudukan Kota Depok dalam bentuk peta interaktif yang dilengkapi tabel dan chart. Ruang Lingkup Penelitian ini dibuat dengan batasan sebagai berikut ini : 1 Sistem informasi disajikan dalam bentuk web yang dilengkapi dengan informasi dalam bentuk peta, tabel, dan chart. 2 Data spasial yang digunakan adalah data administrasi Kota Depok yang mencakup wilayah kecamatan serta kelurahan. 3 Data tektual yang digunakan adalah data kependudukan Kota Depok tahun 2007. 4 Sistem dikembangkan dengan platform Linux dan aplikasi pemetaan GeoServer. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari pembuatan sistem ini adalah dapat diketahui penyebaran penduduk Kota Depok berdasarkan parameter kependudukan seperti, jumlah penduduk, agama, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, serta golongan usia. Sistem ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang terkait, dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah Kota Depok sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan peningkatan sumber daya manusia dan pembangunan wilayah. TINJAUAN PUSTAKA Peta Peta adalah penyajian secara grafis dari kumpulan data maupun informasi sesuai lokasinya (Barus & Wiradisastra 2000). Sebuah peta dapat direpresentasikan dalam bentuk : 1 Titik Merupakan bentuk geografis berdimensi nol yang merepresentasikan bentuk geografi dengan suatu posisi x, y dan dalam koordinat peta. 2 Garis Merupakan bentuk geometri yang dihasilkan dari kumpulan titik yang saling berhubungan. 3 Area Merupakan bentuk geografi berdimensi dua. Digunakan untuk menggambar batas suatu wilayah. 4 Permukaan 3D Merupakan bentuk geografi yang memiliki unsur panjang, lebar, dan tinggi. Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem informasi geografis adalah sistem komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk 1 digital dan analisis terhadap permukaan geografi bumi (Charter & Agtrisari 2003). Sistem ini dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristikkarakteristik fenomena yang ditemukan di suatu lokasi. Menurut Robinson et al. (1995), komponen pada sistem informasi geografis ada empat, yaitu seperti tergambar pada Gambar 1. 1 Perangkat keras Sistem informasi geografis (SIG) membutuhkan komputer untuk menyimpan dan untuk mengolah data. Ukuran dari sistem komputerisasi tergantung pada tipe SIG itu sendiri. SIG memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan data yang digunakan dalam SIG membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori besar dan prosesor yang cepat. 2 Software Software atau perangkat lunak SIG harus menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis. Elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah : Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografis. Database management system (DBMS). Tool yang mendukung kueri geografis, analisis, dan visualisasi. Graphical user interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografis. 3 Data Data dalam SIG dibagi menjadi dua bentuk, yaitu data spasial dan data aspasial (data atribut). Data spasial adalah data yang terdiri atas lokasi eksplisit suatu geografi yang di-set ke dalam bentuk koordinat. Data aspasial adalah gambaran data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, seperti kedalaman, ketinggian, lokasi penjualan, dan lain-lain. 4 Organisasi Pengelola dan Pengguna Banyak SIG yang dikembangkan langsung oleh pengguna karena kebutuhan penerapan teknologi. Oleh karena itu, bentuk organisasi harus erat kaitannya dengan pengguna. Organisasi yang dibentuk harus sesuai dengan prinsip yang dikembangkan, karena bentuk organisasi merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu proyek SIG. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Sistem informasi geografis berbasis web merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan LAN dan atau internet, khususnya dengan layanan webnya. Dengan demikian, setiap pengguna yang memanfaatkan aplikasi browser internet dapat mengirimkan beberapa request terhadap server-nya untuk memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia dalam bentuk teks dan file gambar dengan format HTML (Prahasta 2009). GeoServer GeoServer adalah perangkat lunak server berbasis Java yang memungkinkan pengguna untuk melihat dan mengedit data geospasial (GeoServer 2010). GeoServer dibangun dengan library GeoTools. GeoTools adalah Java Toolkit untuk mengembangkan aplikasi berbasis Java berdasarkan standar dari OpenGIS. GeoServer menitikberatkan pada kemudahan penggunaan dan standar dalam menyajikan data geospatial lewat web. GeoServer dirancang untuk menerbitkan data dari semua sumber data spasial dengan menggunakan standar OGC (Open Geospatial Consortium). Layanan yang disediakan oleh GeoServer adalah layanan yang sesuai dengan open geospatial consortium (OGC) yaitu web feature service (WFS) dan web map service (WMS). Sebuah web map service (WMS) menghasilkan peta berreferensi geografis. Peta yang dimaksud adalah representasi visual dari geodata. Spesifikasi WMS memberikan standar bagaimana peta dapat diminta oleh client dan bagaimana server menjelaskan data yang dimilikinya. Pada spesifikasi implementasi WMS, ada tiga operasi WMS, yaitu : GetCapabilities Menampilkan service-level metadata yang berisi deskripsi informasi yang dimiliki WMS dan parameter permintaan yang dapat diterima. GetMap Mendapatkan peta dengan parameter dimensi dan geospasial yang telah didefinisikan dengan jelas. GetFeatureInfo Meminta informasi mengenai fitur tertentu yang ditampilkan pada peta. WFS atau web feature service merupakan layanan publikasi data geospasial pada tingkat fitur data spasial melalui media web. Spesifikasi OGC untuk WFS menggunakan teknologi XML 2 (Extensible Markup Language) dan protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) sebagai media penyampaiannya atau lebih tepatnya menggunakan geography markup language (GML) yang merupakan subset dari XML. OpenLayers OpenLayers adalah aplikasi klien berbasis javascript untuk menampilkan data peta pada web browser tanpa tergantung pada web server (OpenLayers 2010). OpenLayers mengimplementasikan JavaScript API yang digunakan untuk membangun aplikasi SIG berbasis web. OpenLayers adalah perangkat lunak gratis yang dikembangkan dari dan untuk komunitas perangkat lunak open source. MySQL MySQL adalah suatu manajemen database. Untuk menambahkan, mengakses, dan memproses data yang tersimpan pada suatu database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MySQL. MySQL adalah database server relational di bawah lisensi GNU (General Public License). Dengan sifatnya yang open source, memungkinkan user untuk melakukan modifikasi pada source codenya untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka sendiri. MySQL merupakan database server multi-threaded yang tangguh. MySQL merupakan sistem client/server yang terdiri atas SQL server multithreaded yang memungkinkan backend yang berbeda, sejumlah program client dan library berbeda, tool administrative, dan beberapa antarmuka pemrograman (Utdirartatmo 2002). Shapefile Terdapat dua kategori data dalam kerangka kerja SIG, yaitu data spasial dan data atribut. Data spasial merupakan data yang berhubungan dengan letak geografis suatu fitur spasial, sedangkan data atribut memberikan informasi mengenai fitur spasial (Chang 2002). Shapefile merupakan format yang digunakan oleh ESRI (Environmental System Resource Institute) yang menyimpan lokasi geografis berupa informasi atribut polygon, titik (point), dan garis (line). Shapefile ESRI terdiri atas tiga file, yaitu : 1 Main file (*.shp) Merupakan file yang dapat diakses secara langsung dan panjang dari record variabel dalam file mendeskripsikan bentuk verteksnya. 2 Index file (*.shx) Pada file indeks, tiap record terdiri atas proses cetakan offset yang berhubungan dengan record file utama. 3 Tabel dBASE (*.dbf) Dalam tabel dBASE terdapat fitur atribut dengan record pada setiap fiturnya. Pewarnaan Peta Pewarnaan pada peta ditujukan untuk membedakan wilayah satu dengan lainnya. Pembagian warna peta, misalnya ditujukan untuk membedakan tingkat kepadatan populasi penduduk pada suatu daerah. Metode pembagian warna pada peta dapat berdasarkan kategori berikut ini : - Equal range : setiap kelas memiliki rentang nilai yang sama. Perbedaan antara nilai yang tertinggi dengan terendah untuk setiap kelas adalah sama. - Natural breaks : pengelompokan pola data, dengan nilai-nilai dalam kelas yang cenderung sama dan nilai-nilai antar kelas yang berbeda. Data nilai cluster ditempatkan dalam satu kelas. - Standar deviasi : masing-masing kelas didefinisikan dengan jarak dari nilai rata-rata dari semua fitur. - Quantile : setiap kelas memiliki fitur yang sama, serta membandingkan daerah yang berukuran hampir sama, dan menekankan posisi relatif antar fitur (Mitchell 1999). FusionCharts Tabel dan grafik membantu user memvisualisasikan data lebih mudah untuk dipahami dibandingkan dengan data dalam bentuk teks. Terdapat banyak library grafik yang dapat digunakan untuk merancang web atau mengembangkan aplikasi web secara mudah. Salah satu library grafik yang mudah digunakan adalah FusionCharts. FusionCharts adalah komponen pembuat chart berbasis flash yang dapat digunakan untuk membuat animasi dan grafik flash yang interaktif untuk aplikasi web, aplikasi desktop, dan keperluan presentasi (FusionCharts 2010). Berbasis Adobe Flash, FusionCharts dapat digunakan dengan berbagai macam bahasa pemrograman seperti PHP, ASP.Net, JSP, ColdFusion, Python, RoR, HTML, atau dalam presentasi PowerPoint. Menggunakan XML sebagai data antarmuka-nya, FusionCharts mampu menciptakan charts yang menarik dan interaktif. FusionCharts yang digunakan untuk pembuatan charts pada sistem ini adalah FusionCharts Free, yaitu FusionCharts yang berlisensi tanpa berbayar. FusionCharts memunyai berbagai macam bentuk grafik mulai dari 2D hingga 3D. Macam grafik dari 3 FusionCharts antara lain seperti pie, bar, stacked, column, serta candlestick. Keuntungan menggunakan FusionCharts antara lain : 1 Menghasilkan animasi dan charts yang interaktif Menggunakan FusionCharts, dapat dengan cepat dan mudah dalam membuat animasi grafik dan memiliki banyak pilihan interaktif untuk pengguna. 2 Mudah diintegrasikan ke JavaScript FusionCharts menawarkan pilihan lanjutan untuk mengintegrasikan grafik dengan modul JavaScript. 3 Tanpa instalasi Untuk menggunakan FusionCharts, tidak perlu menginstal apapun pada server, hanya perlu copy-paste file SWF (file-file inti FusionCharts) ke server. 4 Mudah digunakan FusionCharts menggunakan XML sebagai data, maka yang diperlukan adalah mengkonversi data ke dalam XML menggunakan bahasa pemrograman atau menggunakan teks editor seperti Notepad. FusionCharts dapat pula dikoneksikan ke database sehingga memudahkan pengembang aplikasi untuk melakukan perubahan data. 5 Berjalan pada berbagai platform Sejak FusionCharts menggunakan XML sebagai data antarmukanya, maka FusionCharts dapat dijalankan di server apapun dan terhadap segala bahasa scripting apapun. Untuk melihat grafik, pengguna hanya perlu memiliki Adobe Flash Player versi 6 atau lebih, yang merupakan salah satu plugin browser yang paling banyak digunakan. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada GIS Development Guide yang dikeluarkan oleh Department of Geography University at Buffalo 2004, yang terdiri atas beberapa tahap, dan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. 1. Analisis Kebutuhan 4. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 3. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data 2. Perancangan Konseptual 5. Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 7. Perencanaan dan Perancangan Database 6. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 8. Pembangunan Database 9. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem 10. Pengembangan Sistem 11. Penggunaan dan Perawatan Database Gambar 1 Tahapan penelitian Penjelasan dari tahapan metode penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Analisis Kebutuhan Tahap analisis kebutuhan adalah tahapan untuk mengetahui kebutuhan dari sistem. Tahap analisis ini dilakukan dalam tiga proses, yaitu deskripsi umum sistem, kebutuhan fungsional sistem, dan karakteristik pengguna. 2 Perancangan Konseptual Proses ini terdiri atas perancangan kebutuhan data dan perancangan kebutuhan fungsional. Perancangan proses yang berjalan pada sistem disusun berdasarkan spesifikasi kebutuhan fungsional produk yang digambarkan dalam diagram konteks. 3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data Setelah dilakukan identifikasi data, dilanjutkan dengan melakukan survei terhadap ketersediaan data dan pengumpulan data. Tahap survei ketersediaan data meliputi inventarisasi dan dokumentasi data yang dibutuhkan. Data yang tersedia dikumpulkan dan dievaluasi sesuai kebutuhan. 4 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Tahap ini dilakukan untuk mengetahui perangkat keras dan perangkat lunak apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan 4