BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini mencoba mengestimasi variabel-variabel yang mempengaruhi Non-Performing Loan (NPL) baik dari variabel internal bank maupun variabel makroekonomi dan dilakukan kepada 10 Bank Umum Konvensional di Indonesia pada periode 2010Q1-2014Q4. Berdasarkan hasil analisis regresi data panel dengan fixed effect maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada variabel-variabel internal bank, dalam jangka panjang terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara CAR terhadap NPL dan pengaruh positif dan signifikan antara BOPO dan LDR terhadap NPL. Sementara itu variabel ROE dan CREDIRGROWTH tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPL. 2. Pada variabl-variabel makroekonomi, dalam jangka panjang terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara GDP riil dan NPL. Sementara itu variabel INF tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPL. 3. Variabel yang paling signifikan mempegaruhi Non-Performing Loans (NPL) perbankan umum konvensional di Indonesia adalah GDP riil dan LDR. 58 5.2 Saran Beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan baik bagi regulator maupun bagi pelaku dalam industri perbankan berdasarkan kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Temuan bahwa variabel internal bank seperti BOPO, CAR dan LDR secara signifikan mempengaruhi NPL mengimplikasikan bahwa manajemen perbankan harus meningkatkan kinerjanya. a. Hasil Penelitian menunjukkan variabel BOPO memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap NPL. Sehingga bank harus meningkatkan efisiensi oprasionalnya, termasuk jajaran manajerial dan staf yang harus bekerja lebih efisien dan cermat dalam penyaluran maupun pengawasan kredit yang diberikan. b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR terbukti memiliki pegaruh negatif dan signifikan dengan NPL perbankan umum konvensional di Indonesia sesuai dngan hipotesis moral hazard. Sehingga disarankan kepada setiap bank untuk menjaga tingkat CAR agar tetap sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. c. Demikian pula dengan LDR karena penelitian menemukan pengaruh positif dan signifikan antara LDR dengan NPL maka dalam penyaluran kredit bank harus tetap memperhatikan tingkat likuiditasnya yang dicerminkan oleh rasio LDR sesuai dengan yang diatur melalui 59 Peraturan Bank Indonesia No.15/7/PBI/2013 yaitu pada kisaran 78 persen sampai 92 persen. 2. NPL sebagai proksi risiko kredit dapat digunakan untuk menilai tigkat kesehatan bank. Otoritas yang berwenang dalam pengawasan perbankan di Indonesia dalam hal ini adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat fokus untuk melakukan pengawasan terhadap variabel internal bank sperti BOPO, CAR dan LDR sebagai proksi kinerja manajerial dan biaya efisiensi, permodalan, dan likuiditas bank dalam rangka menurunkan tingkat NonPerforming Loan (NPL) dan memperkuat stabilitas sistem perbankan di Indonesia. 3. Demikian pula bagi pemerintah, peningkatan GDP riil terbukti memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap NPL. Sehingga sektor riil benarbenar tidak dapat dipisahkan dengan sektor keuangan, termasuk dalam pencegahan terjainya risiko kredit. Pemerintah juga harus lebih mendukung peningkatan pendapatan masyarakat yang dilihat dari kenaikan GDP riil karena akan membantu menurunkan risiko kredit. 60