Warta Ekonomi – Oktober 2016, Hal. 38 Pendapatan Premi

advertisement
Warta Ekonomi – Oktober 2016, Hal. 38
Pendapatan Premi Jadi Kontributor Capaian Laba
Warta Ekonomi – Oktober 2016, Hal. 38
Unggulkan Pendapatan Premi
Warta Ekonomi – Oktober 2016, Hal. 39
Terus Jaga Kinerja Perusahaan
Warta Ekonomi – Oktober 2016, Hal. 39
Pendapatan Premi Tingkatkan Kinerja Perusahaan
Warta Ekonomi – Oktober 2016, Hal. 40
Tingkatkan Premi Neto
Warta Ekonomi – Oktober 2016, Hal. 40
Rasio Solvabilitas, Modal Utama Jaga Kinerja
Bisnis indonesia – 27/10/2016, hal. 22
BCA Life Lewati Target
26/10/2016
Asuransi Butuh Jadi One Stop Financial Services
http://finansial.bisnis.com/read/20161026/215/596071/asuransi-butuh-jadi-one-stop-financial-services
JAKARTA -- Industri asuransi memilih meningkatkan kemitraan strategis untuk memenuhi ekspektasi
konsumen menjadi one stop financial services.
Wianto Chen, Agency & Marketing Group Head PT Asuransi Jiwa Generali menuturkan membangun
layanan keuangan terintegrasi harus berpatokan pada tingkat efisiensi dan jangkauan bisnis. Untuk itu,
kata dia, perusahaan akan memilih memenuhi ekapektasi konsumen ini dengan menggandeng banyak
mitra strategis.
"Tentu konsumen lebih senang memilih satu tempat seperti supermarket yang semuanya ada, tapi dari
sisi perusahaan harus dilihat secara bisnis," kata Wianto ketika dihubungi, Rabu (26/10/2016).
Dia mengatakan, perusahaan asuransi akan menambah mitra strategis jika di dalam grupnya belum ada
layanan yang dibutuhkan konsumen. Dia mencotohkan biasanya konsumen menginginkan asuransi umum
dan jiwanya terintegrasi. "Untuk memenuhi itu kami melakukan co-insurance," katanya.
Wianto mengatakan co-insurance biasanya membuat asuransi jiwa dan asuransi umum yang bekerjasama
saling membagi bisnis. Dengan model ini bisnis dapat berkembang lebih cepat dan kompetitif menghadapi
jenis asuransi konglomerasi yakni asuransi yang teringrasi dalam grup jasa keuangan.
Meski begitu, ia enggan menyebutkan pendapatan premi Generali dengan model kerjasama terintegrasi
ini. Wianto menjelaskan pihaknya telah membekali para agen untuk dapat menjadi konsultan keuangan
bagi calon nasabahnya tidak terbatas pada menjual polis.
"Agen kami hingga akhir tahun berkisar 15.000 orang," katanya.
Sebelumnya Bain & Company menyatakan nasabah industri asuransi memiliki kecendrungan untuk tidak
loyal dengan perusahaannya. Pasalnya intensitas komunikasi agen dengan nasabah relatif rendah. Hal ini
berbeda dengan jasa keuangan lain seperti perbankan, dimana nasabah sering berinteraksi dan
memanfaatkan jasa bank.
Untuk menjaga loyalitas nasabah itu, Bain merekomendasikan perusahaan asuransi harus menyediakan
keuangan terpadu. Pola ini dapat berupa penyediaan beragam kebutuhan nasabah hingga membangun
aplikasi yang mendorong seringnya nasabah berinteraksi dengan perusahaan. Pola ini dapat meningkatkan
penjualan hingga 80%. Selain itu survei menemukan lebih dari 60% nasabah akan meningkat kesetiannya
kepada perusahaan.
Dalam kesempatan terpisah, Santosa, Direktur Utama PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra),
mengatakan membangun kedekatan dengan nasabah membuat perusahaannya lebih dari sekadar
asuransi. Dia mengatakan aplikasi asuransi Astra yang tertanam di ponsel pintar pemegang polis lebih
banyak digunakan untuk memeriksa keberadaan stasiun pengisian bahan bakar, rumah sakit hingga kontak
darurat.
Santosa mengatakan selain menyiapkan aplikasi untuk pelanggan, ia juga meningkatkan teknologi di dalam
perusahaan. Para agen tidak lagi mesti selalu ke kantor. Aktifitas penjualan mulai dari tahap penawaran
hingga purna jual diterapkan.
Astra Buana sendiri menyiapkan belanja dua juta dolar untuk belanja teknologi ini. Namun di atas itu
mengubah kultur organisasi menjadi semakin digital ini menjadi tantangan utama.
Anggara Pernando
26/10/2016
Zurich Topas Life dan Bank CTBC Sinergi Garap Segmen UKM
http://infobanknews.com/zurich-topas-life-dan-bank-ctbc-sinergi-garap-segmen-ukm/
Jakarta–PT Zurich Topas Life menjalin kerja sama dengan PT Bank CTBC Indonesia dalam peluncuran dua
produk proteksi jiwa kredit ProteksiKu dan ProteksiKu Tetap.
Melalui kedua produk ini, pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menjadi debitor CTBCI akan
mendapatkan perlindungan jiwa terhadap risiko meninggal dunia selama masa kreditnya.
“Berbeda dengan korporasi besar, UKM memiliki ketergantungan tinggi pada pemiliknya. Dengan adanya
proteksi jiwa kredit, UKM dapat lebih fokus pada pengembangan bisnis tanpa perlu mengkhawatirkan sisa
kredit bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap pemilik UKM sebagai debitor,” ujar Presiden
Direktur Zurich Topas Life Peter Huber di Jakarta, kemarin.
Sebagai salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, pengusaha di segmen industri UKM dinilai
membutuhkan layanan jasa keuangan yang kuat untuk mendukung perkembangan bisnisnya. Secara
umum, akses ke jasa keuangan memang masih menjadi salah satu permasalahan utama pengusaha UKM.
Saat ini hanya 22 persen dari total 57,8 juta UKM yang memiliki akses ke layanan tersebut, termasuk
proteksi. Penyerapan proteksi berupa asuransi jiwa kredit di segmen UKM masih terbilang rendah dan
belum banyak tersedianya pilihan produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan UKM.
Peter Huber menjelaskan, bahwa produk terbaru dari perusahaannya didesain untuk menyesuaikan
kebutuhan UKM dengan menyediakan nilai premi dan proteksi yang dinamis, sesuai dengan nilai pinjaman
nasabah. Untuk Proteksiku, pertanggungan akan menurun mengikuti sisa jumlah pinjaman. Sementara
untuk Proteksiku Tetap, perlindungan dapat menyesuaikan kebutuhan nasabah dengan pilihan
perlindungan sebesar 50%, 75%, dan 100% dari nilai pinjaman debitor.
“Dengan adanya produk ini, kami berharap dapat membantu meningkatkan akses proteksi bagi pelaku
bisnis UKM dan membantu mengurangi kesenjangan proteksi di Indonesia. Selain itu, kerja sama dengan
Bank CTBC ini juga diharapkan dapat membuka dan mengoptimalkan channel distribution penjualan
produk-produk asuransi melalui perbankan sebagai bagian dari strategi bisnis Zurich Topas Life melalui
pertumbuhan yang organik,” imbuh Kumaran Chinan, Director and Chief Distribution Officer Zurich Topas
Life
Presiden Direktur PT Bank CTBC Indonesia, Joseph Shih mengatakan, bahwa salah satu strategi bisnis
perbankan ritel CTBC baik secara global maupun berdasarkan best practice-nya di Taiwan adalah fokus
dalam dalam hal pengembangan wealth management.
“Strategi yang sama dan secara konsisten pun dilaksanakan CTBCI yang telah hadir di Indonesia sejak tahun
1997 lalu. CTBCI terus mengembangkan kerja sama strategis dengan beberapa perusahaan asuransi
terkemuka di Indonesia dalam hal pengembangan produk simpanan berbasis asuransi (bancassurance).
Kami menyambut baik kerja sama dengan Zurich Topas Life karena melihat kesamaan visi dalam
mendukung pengembangan UKM di Indonesia,” tutur Joseph. (*)
Editor: Paulus Yoga
Bisnis indonesia – 27/10/2016, hal. 22
Gadai Polis Minim Diketahui
Download