BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran mutlak dilaksanakan, karena pemasaran merupakan faktor yang paling penting dalam usaha memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Perusahaan berusaha agar produk dan jasa yang dihasilkan dapat diterima konsumen, sehingga usaha yang dilakukan untuk menarik konsumen haruslah seoptimal mungkin sehingga produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen. Pada mulanya istilah pasar berarti tempat dimana para pembeli dan para penjual bertemu untuk saling tukar menukar barang mereka. Banyak para ahli pemasaran yang menggunakan istilah pasar untuk menunjuk pada suatu kumpulan pembeli dan penjual yang mentransaksikan barang mereka disuatu tempat. Fakta yang menunjukan bahwa manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan dan dapat memberikan nilai pada produk tidaklah dapat memberikan definisi tentang pemasaran dengan sempurna. Para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai pemasaran, walaupun pada dasarnya definisi yang diberikan itu mengandung muatan prinsip yang sama, maka akan dijelaskan beberapa pengertian dari para ahli ekonomi berikut ini. Menurut American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5) pemasaran adalah “suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan” Menurut Kotler & Keller (2009:5) pemasaran adalah “sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain” Menurut Soemanagara (2008:2) pemasaran adalah ”proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu, atau grup dalam menyampaikan jenis-jenis produk: barang dan jasa, dilakukan untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ memenuhi kebutuhan dan keinginan, guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas” Didalam definisi itu terkandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Unsur pemenuhan kebutuhan dan keinginan. 2. Unsur pertukaran. 3. Unsur distribusi. 4. Unsur efisiensi. 5. Unsur pencapai tujuan. Dapat pula dikatakan bahwa pemasaran dimulai sebelum barangbarang itu diproduksi. Sehingga keputusan-keputusan di dalam pemasaran harus dibuat untuk menentukan jenis produk, penetapan harga, distribusi dan promosinya. Pemasaran sebagai salah satu kegiatan pokok suatu perusahaan untuk dapat bertahan hidup kemudian berkembang serta memperoleh laba, harus pula memperhatikan pelayanan kepada pelanggan atau konsumen. Hal yang perlu disadari juga adalah pemasaran bukan semata-mata untuk menjual barang atau jasa saja. Hal ini disebabkan karena kegiatan yang dilakukan sebelum atau sesudahnya juga merupakan kegiatan pemasaran. Pengertiah pemasaran memiliki arti yang lebih luas dari pada yang dapat kita artikan dan terjemahkan, dikatakan demikian karena pemasaran bukan saja meliputi jual beli atau dunia pasar, tetapi pemasaran membahas pula segala persoalan yang ada didalam perusahaan secara sistematis. 2.2 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran saat ini ada banyak. Berikut ini ada beberapa pengertian mengenai manajemen pemasaran, antara lain : Menurut Kotler dan Keller (2009:5) manajemen pemasaran adalah “seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, memepertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.” Menurut Pried dan Ferrell (2010) manajemen pemasaran adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan mengatur aktivitas pemasaran untuk memfasilitasi pertukaran yang efektif dan efisien.” http://digilib.mercubuana.ac.id/ Melakukan manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berfikir tentang cara-cara untuk mencapai respons yang diinginkan oleh pihak lain. Karena kita memandang manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran untuk meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan. Dengan berbagai cara seperti menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. 2.3 Bauran Pemasaran Setiap perusahaan selalu berusaha untuk selalu tetap hidup, berkembang dan mampu bersaing. dalam rangka inilah, perusahaan selalu menerapkan strategi yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Salah satu strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah pemodelan bauran pemasaran (marketing mix) untuk mencapai sasaran perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (2009:119) pengertian pemodelan bauran pemasaran (marketing mix) adalah “menganalisa data dari berbagai sumber, seperti pemindai pengecer (distribusi), data pengiriman perusahaan (produk), penetapan harga, dan data belanja promosi, untuk memahami pengaruh kegiatan pemasaran tertentu secara lebih tepat.” Kotler dan Keller (2009:24) mengklasifikasikan aktivitas ini sebagai sarana bauran pemasaran dari empat jenis yang luas, yang disebut empat P dari pemasaran: (product) produk, (price) harga, (place) tempat, dan (promotion) promosi. Empat P melambangkan pandangan penjual terhadap perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, setiap perangkat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan. Sedangkan untuk perusahaan jasa, empat P tersebut masih terasa kurang mencukupi. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani dalam buku “Manajemen Pemasaran Jasa” (2006:69-79) mengemukakan tiga unsur lagi yaitu people, process, dan customer service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat http://digilib.mercubuana.ac.id/ jasa dimana produksi/operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain, terjadi interaksi langsung antar keduanya (meski tidak untuk semua jenis jasa). Sebagai suatu bauran elemenelemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan. Jadi dengan demikian elemen marketing mix jasa terdiri dari tujuh hal, antara lain: a. Product (Produk) Produk adalah merupakan keseluruh konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit atau value dari produk tersebut yang disebut “the offer’. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralih kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. b. Price (Harga) Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam memberikan value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Pricing juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing channel. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam pricing harus konsisten dan strategi pemasaran secara keseluruhan. c. Place (Tempat) Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. d. Promotion (Promosi) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Promosi merupakan suatu alat dalam pemasaran yang berguna bagi perusahaan dalam memperkenalkan maupun menyampaikan keunggulankeunggulan produknya kepada konsumen, oleh karena itu diperlukan kombinasi penggunaan variabel-variabel bauran promosi secara terpadu dalam menghadapi persaingan yang kompetitif. Jadi promosi merupakan alat penunjang informasi yang digunakan perusahaan agar informasi dari produk dapat sampai kepada pelanggan sasaran, dengan tempat yang benar dan harga yang tepat. e. People Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka people yang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam people ini berarti sehubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya. Pentingnya People dalam pemasaran jasa berkaitan dengan internal marketing. Internal marketing adalah interaksi atau hubungan antara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat diposisikan sebagai internal customer dan internal supplier. Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah mendorong People dalam kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen. f. Process (Proses) Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari produsen, jadwal, pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. g. Customer service customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari kegiatan distribusi dan logistik, di mana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Customer service meliputi aktivitas http://digilib.mercubuana.ac.id/ untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayan pratransaksi, saat transaksi dan paska transaksi. Kegiatan sebelum transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan transaksi dan setelah transaksi, oleh karena itu, kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respon yang positif dan menunjukan loyalitas yang tinggi. 2.4 Pelayanan / Jasa 2.4.1 Definisi Pelayanan / jasa Menurut Supranto dalam bukunya (2006:227) mengemukakan bahwa jasa / pelayanan adalah suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Macam-macam jasa menurut Supranto (2006:229) adalah sebagai berikut: a. Barang berwujud murni. Disini hanya terdiri atas barang berwujud seperti sabun, pasta gigi dan lain-lain. b. Barang berwujud yang disertai jasa. Disini terdiri atas barang berwujud yang disertai oleh satu beberapa jasa. Contoh: ruang pameran, pengiriman, operator dan lain sebagainya. c. Campuran. Disini terdiri atas barang dan jasa dengan bagian yang sama. Misalnya: orang pergi ke restoran untuk mendapatkan makanan maupun pelayanan. d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan. Disini terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung, contohnya: penumpang pesawat terbang membeli jasa angkutan. e. Jasa murni. Disini hanya terdiri dari jasa, contohnya adalah jasa menjaga bayi, psikoterapi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.4.2 Karakteristik Jasa Jasa memiliki empat karakteristik menurut Supranto (2006:227-228) yaitu: a. Intangible (Tidak berwujud) Berbeda dari prouk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum membeli. b. Inseparability (Tidak terpisahkan) Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak berlaku bagi barang-barang fisik, yang diproduksi, disimpan sebagai persedian, didistribusikan melalui banyak penjual, dan dikonsumsikan kemudian. Jika seseorang membeli jasa tersebut, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut. c. Variability (Bervariasi) Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung pada siapa memberikannya dan kapan dan dimana diberikan. d. Perishability (Tidak tahan lama) Daya tahan suatu jasa tergantung dari suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor. 2.5 Komunikasi Pemasaran Menurut Soemanagara (2008:4) definisi komunikasi pemasaran adalah “kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba) sebagai hasil penambahan penggunakan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan.” Kehadiran media cetak dan elektronik telah menimbulkan sikap keseriusan bagi para pengusaha, dimana mereka dipaksa untuk selalu memperbaiki kualitas produk barang dan jasa yang mereka tawarkan. Para pengusaha tidak hanya melakukan strategi positioning sebuah produk di pasar http://digilib.mercubuana.ac.id/ melalui penerapan standarisasi mutu dan kualitas pelayanan, namun juga mereka berusaha mempertahankan brand positioning di benak konsumen melalui pemantapan strategi promosi. Strategi komunikasi pemasaran yang tepat dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian yang disebabkan oleh kegiatan promosi yang tidak efektif dan efisien. Kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukan sebagai bagian dari konsep bauran pemasaran (marketing communication mix). Menurut Soemanagara (2008:1) “bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu: advertising, sales promotion, public relations, personal selling, dan direct selling. Bauran pemasaran komunikasi selalu dikaitkan dengan sejumlah penyampain pesan tentang: barang, jasa pelayanan, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan. Luas cakupan kegiatan pemasaran ini tidak terlepas dari peran komunikasi. Karena pada dasarnya, bentuk penyampaian informasi tentang apa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen tidak terlepas dari penetapan bentuk-bentuk media penyaluran pesan, dan pesan itu sendiri. Komunikasi pemasaran membahas beberapa masalah yang memiliki kaitan erat, dan yang akan mempengaruhi strategi serta aplikasi komunikasi dalam pemasaran. Menurut Soemanagara dalam bukunya “strategic marketing communication” (2008:5) pokok kajian pembahasan pemasaran antara lain adalah: a. Strategi komunikasi Penggunaan visual dan pesan yang tepat merupakan syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awaraness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), mempertahankan loyalitas pelanggan (loyalty). http://digilib.mercubuana.ac.id/ sampai dengan b. Segmentasi potensial Dalam kajian pemasaran, segmentasi merupakan hal yang penting dan tidak dapat diabaikan. Segmentasi memiliki cirri khusus yang dibatasi oleh: usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan batasan geografis. Dari beberapa segmentasi yang dituju, perlu ditetapkan segmentasi yang dianggap potensial. Dalam hal ini segmentasi yang dimaksud adalah segmen yang memiliki demand. Kesalahan dalam penetapan segmentasi potensial ini dapat berakibat terhadap penghamburan biaya promosi dan penghamburan waktu yang sia-sia. c. Perencanaan media Media massa dianggap sebagai media yang mampu menjangkau sasaran yang lebih luas. Media massa elektronik dan cetak memiliki kharakteristik yang berbeda-beda, dan tetntunya masing-masing media memiliki kelemahan dan kekuatan. Sekalipun penyewaan ruang (space) di media massa membutuhkan biaya yang lebih besar namun media ini tetap menjadi prioritas acuan dalam penetpan strategi komunikasi pemasaran. d. kreatif pesan dan visual Diferensiasi pesan dan visual dalam kaitannya dengan kegiatan komunikasi pemasaran dikaji secara komprehensif, sehingga pesan yang disampaikan mampu menarik perhatian dan menumbuhkan efek yang kuat. Pada media massa seperti media televisi, efek suara (sound effect), efek visual (visual effect), dan isi cerita (scenario), harus dirancang secara kreatif sehingga memiliki tingkat diferensiasi yang tinggi. Kreatifitas dapat menghasilkan suatu karya yang memiliki karakteristik pesan yang kuat. Tujuan menghasilkan pesan yang kuat adalah agar pesan yang disampaikan melalui media tersebut mampu menarik perhatian dari audience. e. Biaya komunikasi dan belanja iklan Pada setiap penggeluaran sebuah produk baru (product launching), sebuah perusahaan dapat mengeluarkan belanja iklan yang cukup besar dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ jangka waktu tertentu, khususnya pada tahapan untuk pencapaian product awareness. Belanja iklan yang disiapkan pada masa pengeluaran tersebut biasanya hamper mencapai setengah dari jumlah biaya produksiyang dibebankan kepada produk tersebut. f. Riset komunikasi pemasaran Keberhasilan sebuah strategi komunikasi pemsaran dapat diukur dengan seberapa besar penjualan sebuah produk atau penghasilan dari pemanfaatan jasa oleh konsumen. Dalam riset komunikasi pemasaran, tingkat keberhasilan diukur berdasarkan sejauhmana iklan atau kegiatan mampu mempengaruhi tingkat penjualan sebuah produk atau penggunaan sebuah jasa. g. Konsep bisnis masa depan Penemuan di bidang keilmuan sejalan dengan perubahan dan pencapaian kebutuhan masyarakat dunia, penetapan standarisasi mutu, perubahan tingkat kompetisi dan harga, merupakan bagian yang paling menonjol dalam perubahan lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi perubahan sejumlah konsep dan ide di bidang suatu disiplin tertentu. 2.6 Positioning Statement atau Slogan 2.6.1 Pengertian Slogan Slogan memang dapat memberikan efek luar biasa yang bisa dirasakan secara langsung oleh konsumen terhadap brand atau merek perusahaan. Itulah sebabnya sebagian besar merek-merek yang beredar di pasar menggunakan berbagai slogan untuk menancapkan merek di benak konsumen . Menurut Handi Irawan.D. Managing Director Frontier Marketing & Research consultant slogan (2004). Slogan adalah frase pendek yang memberikan deskripsi atau informasi dari suatu merek. Jadi slogan dapat memberikan gambaran kepada marketer mengenai intisari dari suatu merek, dan kepada konsumen dapat memberikan informasi singkat yang membuat suatu merek memiliki keunikan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.6.2 Manfaat Slogan Dalam konteks dengan ekuitas merek, slogan yang kuat akan memberikan kontribusi atau manfaat terhadap kekuatan suatu merek yaitu: a. Slogan yang kuat, akan membantu suatu merek dalam meningkatkan awareness. b. Slogan dapat memperkuat strategi positioning dari merek tersebut. Hal ini terjadi karena slogan sesungguhnya adalah intisari dari positioning itu sendiri. Jadi suatu slogan yang baik, biasanya lahir dari pemahaman yang mendalam mengenai brand image yang akan dibentuk dalam benak konsumen. Hanya dengan menggunakan kata-kata antara dua hingga lima kata saja, maka slogan sudah dapat mewakili bagian yang penting dari asosiasi yang ingin dikembangkan oleh suatu merek. 2.6.3 Fungsi dan Tujuan Slogan Fungsi slogan sangat fundamental untuk setiap merek karena menjadi elemen merek yang memberikan kontribusi penting sekaligus pemikat atau daya tarik dari sebuah produk. Sebagai elemen produk, slogan paling efektif memberi memori tersendiri kepada konsumen. Dapat dikatakan slogan yang baik haruslah berbasis positioning sehingga bisa semangkin memperkuat positioning suatu brand atau merek perusahaan, karena tujuan akhir positioning adalah memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak konsumen. 2.6.4 Citra Slogan Seperti yang di tegaskan Rhenald Kasali dalam bukunya “Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi Targeting Positioning” (2005) bahwa positioning statement atau slogan harus bisa mewakili citra yang hendak dicetak di benak konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Citra itu harus berupa suatu hubungan asosiatif yang mencerminkan suatu produk. Misalnya Pertamina PASTI PAS, artinya bila konsumen ingin mengisi atau membeli bahan bakar minyak , langsung teringat di benak para konsumen Pertamina PASTI PAS dan dapat dipercaya serta dapat dibuktikan tingkat keakuratannya dalam pengisian bahan bakar yaitu dimulai dengan anka 0 (nol). Kemudian kata-kata slogan itu harus diolah dalam bentuk suatu rangkian yang kalimat yang menarik yang disampaikan dengan manis dan didisain berdasarkan informasi pasar. Kata-kata itu atribut yang menunjukan “segi-segi keunggulan produk/merek dimiliki terhadap pesaing”, “solusi bahwa produk/merek yang dimiliki mengatasi masalah yang dihadapi konsumen”, kumpulan atribut yang menguntungkan konsumen”, atau secara sederhana mewakili “unique selling proposition.” Semua kata-kata tersebut harus didisain berdasarkan informasi pasar, harus cukup singkat, mudah diulang-ulang dalam iklan atau dalam bentuk promosi lainnya, dan harus memiliki dampak yang kuat di sasaran pasar. 2.6.5 Tahapan-Tahapan Slogan Dalam perkembangan Produk Yuliana agung “101 slogan: Menciptakan Slogan Yang Kuat dan Efektif” (2005) menjelaskan bahwa pada umumnya, slogan suatu merek mempunyai tahapan-tahapan tertentu sesuai perkembangan produk tersebut. a. Tahapan pertama adalah slogan yang hanya mengkomunikasikan produk kategori. Ini biasanya dilakukan oleh produk dan brand atau merek yang pertama kali diluncurkan, brand atau merek yang memperkuat kategori dan kategorinya baru. Namun setelah kategorinya berkembang menjadi besar dan banyak pesaingnya, komunikasi slogan harus beranjak ketahap kedua yaitu differentiation. http://digilib.mercubuana.ac.id/ b. Tahapan kedua adalah differentiation, di sini slogan harus memberikan value yang bisa dirasakan konsumen. Diferensiasi merupakan sesuatu yang amat penting bagi strategi produk, brand atau merek perusahaan. c. Sedang tahap ketiga slogan sifatnya lebih ke arah emosional. Karena kalau dikaji lebih jauh, slogan-slogan yang bagus, umumnya bersifat emosional dan bicara soal terpenting dari target audience-nya bukan tentang produk/jasa yang ditawarkan. 2.6.6 Karakter dan Unsur-Unsur Yang Harus Tergambarkan Dalam Slogan Michael V Yank, Director imago school of advertising juga sepakat dengan Yuliana Agung bahwa slogan harus menunjukan hubungan antara target audience dan merek. Baik Yuliana maupun Michael sepakat karakter slogan yang baik itu haruslah pendek, jelas, kompetitif, dan kata-kata tidak bersayap. Michael juga menambahkan, ada tiga unsur yang mesti tergambarkan dalam slogan yaitu: 1. secara keseluruhan slogan harus menarik 2. slogan harus mudah dimengerti 3. slogan harus believable atau bisa dipercaya alias tidak hanya bermain kata-kata. 2.7 Teori Persepsi Konsumen 2.7.1 Persepsi Konsumen Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah “ aktifitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan “ (Setiadi, 2003:159). Sensasi dapat diidentifikasikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua maka akan timbul persepsi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut Kotler & Keller (2009:179) persepsi adalah ”proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.” Menurut Pride & Ferrell (2010) persepsi adalah “proses seleksi, pengorganisasian, dan menafsirkan masukan informasi untuk menghasilkan makna.” Menurut Setiadi (2003) persepsi adalah ”proses bagaimana stimulistimuli itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterprestasikan.” Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi merupakan tindakan konsumen dalam menerima rangsangan dan informasi yang ada dan berusaha untuk menyaringnya menjadi suatu tanggapan yang berarti baginya. Hampir semua kejadian di dunia saat ini penuh dengan rangsangan. Suatu rangsangan (stimulus) adalah sebuah unit input yang merangsang suatu atau lebih dari panca indera : penglihatan, penciuman , rasa, sentuhan, dan pendengaran. Orang tidak dapat menerima seluruh rangsangan yang adadi lingkungan mereka. Oleh karena itu, mereka menggunakan keterbukaan yang selektif (selective exposure) untuk menentukan mana rangsangan yang harus diperhatikan dan mana yang harus diabaikan. Pengenalan atas suatu objek, jelas, gerakan, intensitas (seperti volume yang meningkat), dan aroma adalah sesuatu (petunjuk) yang mempengaruhi persepsi. Konsumen menggunakan petunjuk tersebut untuk mengidentifikasi produk dan merek. Bentuk kemasan suatu produk dapat memepengaruhi persepsi. Warna adalah suatu petunjuk yang lain, dan warna memegang kunci terhadap persepsi konsumen. Menurut Stanton (Setiadi, 2003:160). “Persepsi dapat diidentifikasikan sebagai makna yang kita perhatikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan – rangsangan) yang kita terima melalui lima indera” Persepsi kita dibentuk oleh tiga pasang pengaruh: 1. Karakteristik dari stimuli 2. Hubungan stimuli dengan sekelilingnya. 3. Kondisi – kondisi didalam diri kita sendiri. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Persepsi seseorang terhadap suatu objek akan berbeda – beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, satu hal yang harus diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara subtansial bisa sangat berbeda dengan realitas. 2.7.2 Stimulus Menurut Setiadi (2003:160) “Stimuli/stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu.” Kita merasakan bentuk, warna, suara , sentuhan ,aroma, dan rasa dari stimuli. Perilaku kita kemudian dipengaruhi oleh persepsi – persepsi fisik ini. Para pemasar harus menyadari bahwa manusia-manusia terbuka terhadap jumlah stimuli yang sangat banyak. Karena itu, seorang pemasar harus menyediakan sesuatu yang khusus sebagai stimuli jika ia ingin menarik perhatikan konsumen. Stimulus terdiri dari dua bentuk yaitu: a. Stimulus Pemasaran Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. 1. Priority / Intrinsic Stimulus (stimulus utama) Produk dan komponen-komponennya seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik. 2. Secondary Stimulus (stimulus tambahan) Mempresentasikan produk seperti kata-kata, gambar, dan simbol atau melalui stimulus lain yang diasosiasikan dengan produk seperti harga, tempat produk yang dijual, dan pengaruh penjualan. b. Stimulus lingkungan (sosial dan budaya) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Stimuli lingkungan adalah stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua faktor kunci yang menentukan stimulus akan dirasakan dan bagaimana stimulus itu dipersesi, yaitu: 1. Karakteristik stimulus yang mempengaruhi persepsi. Karakter ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu censory element (elemen inderaw) dan structural element (elemen struktural). 2. Kemampuan konsumen untuk mendektesi perbedaan. Diantaranya suara, cahaya, bau, atau stimulus yang lainnya. Ditentukan oleh tingkat ambang batasnya (threshold level). 2.7.3 Proses Persepsi Gambar 2.1 Proses Persepsi STIMULI - Penglihatan - Suara - Bau - Rasa - Tekstur Seleksi Perseptual Organisasi persepsi Interprestasi perseptual PERSEPSI Sumber: Diolah dari Setiadi (2003:171) Persepsi merupakan proses yang terdiri dari seleksi, organisasi dan interprestasi terhadap stimulus. Menurut Setiadi (2003 : 171) proses persepsi terdiri dari: a. Seleksi Perseptual Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada pada psychological set yang dimiliki. psychological set yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus http://digilib.mercubuana.ac.id/ harus mendapat perhatian dari konsumen. Oleh karena itu, dua proses yang termasuk ke dalam definisi seleksi adalah: 1. Attention (perhatian) Perhatian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Perhatian yang dilakukan secara sengaja (voluntary attention) yang terjadi ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Selain konsumen melakukan perhatian secara sengaja, konsumen juga melakukan perhatian secara tidak sengaja (involuntary attention) yang terjadi ketika para konsumen dipaparkan sesuatu yang menarik, mengejutkan, menantang atau sesuatu yang tidak diperkirakan, yang tidak ada relevansinya dengan tujuan atau kepentingan konsumen. 2. Selektif perception (persepsi selektif) Persepsi selektif terjadi ketika konsumen melakukan voluntary attention. Ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap suatu produk, maka pada saat itu konsumen apat disebut dapat melakukan selektif attention (perhatian selektif). Proses perhatian selektif terjadi karena dengan mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap suatu merek produk, berarti konsumen telah secara aktif mencari informasi mengenai produk itu sendiri dari berbagai sumber. Dengan demikian perhatian selektif hanya terjadi pada pada produk – produk yang dibeli berdasarkan keterlibatan yang tinggi. Jika dihubungkan dengan teori pembelajaran, perhatian selektif ini identik dengan active learning. b. Perseptual organization (Organisasi Persepsi) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokan dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan yang berarti bahwa stimulus akan dirasakan sebagai sesuatu yang dikelompokan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yang terintegritas terhadap stimulus. Proses integritas persepsi didasarkan pada psikolog Gestalt yang menghipotesiskan bahwa orang – orang yang mengorganisasikan persepsi untuk membentuk gambaran lengkap dari suatu proyek. c. Interprestasi perseptual Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interprestasi atas stimulus yang diterima oleh konsumen. Setiap stimulus yang menarik perhatian konsumen baik disadari atau tidak disadari, akan diinterprestasikan oleh konsumen. Dalam proses interprestasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam waktu yang lama (long term memory) yang berhubungan dengan stimulus yang diterima. Informasi dalam long term memory akan membentuk konsumen untuk menginterprestasikan stimulus. Interprestasi itu didasarkan pengalaman pengguna pada masa lalu, dan pengalaman itu tersimpan dalam memori jangka panjang konsumen. Satu masalah yang dihadapi oleh pemasar dari persepsi konsumen itu adalah konsumen menginterprestasikan yang sama secara berbeda. 1. Peran ekspektasi pada persepsi Selain informasi yang tersimpan dalam lond term memory. Apa yang diharapkan konsumen juga mempengaruhi bagaimana suatu stimulus diinterprestasikan. Harapan atau expectation adalah keyakinan, http://digilib.mercubuana.ac.id/ kepercayaan individu sebelumnya, mengenai apa yang seharusnya terjadi pada situasi tertentu. 2. Semiotis Untuk memahami bagaimana konsumen menginterprestasikan pengertian simbol (slogan, gambar, logo dan produk), para pemasar mencoba memahami lapangan ilmu yang disebut semiotis, yaitu yang mempelajari hubungan antara tanda – tanda dan simbol – simbol dan peran masing – masing dalam menetapkan pengertian. Semiotis penting untuk memahami perilaku konsumen, karena konsumen menggunakan produk untuk menginterprestasikan identitas sosial mereka. Dari sudut pandang semiotis, setiap pesan pemasaran mempunyai tiga komponen dasar, yaitu: a. Obyek, adalah produk yang merupakan fokus pesan. b. Tanda, merupakan pencitraan inderawi yang menampilkan pengertian dari obyek yang dimaksud. c. Interpretant, merupakan pengertian yang diturunkan. Semiotis juga relevan untuk mengekspresikan konsep diri dan komunikasi lintas budaya, simbol dan tanda digunakan untuk mengkomunikasikan pengertian kepada yang lain. Oleh karena itu, peran semiotis bagi para pemasar sangat penting. Dimana iklan harus dirancang dalam memperhatikan simbol dan tanda agar konsumen mengerti. 2.7.4 Karakteristik Stimulus Yang Mempengaruhi Persepsi Beberapa karakteristik iklan dan stimuli pemasaran lainya akan membuat pesan lebih dirasakan konsumen seperti apa yang diharapkan oleh pemasar. Menurut Setiadi (2003:163) Karakteristik-karakteristik ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ a. Sensory Element (element inderawi) Faktor-faktor elemen inderawi mempengaruhi bagaimana suatu produk dirasakan dan hal itu sangat penting dalam mendesain produk, adapun faktor-faktor tersebut adalah 1. Warna Tanggapan yang berbeda atas penggunaan warna kemasan memungkinkan pemasar memperhatikan warna kemasan produk sedemikian rupa agar konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap produk itu. 2. Bau Bau suatu produk turut menentukan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. 3. Rasa Rasa akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu obyek. b. Struktural Element (elemen struktural) Sejumlah hasil penelitian menunjukan faktor-faktor struktural dari iklan cetak mempengaruhi persepsi konsumen, antara lain: 1. Ukuran Ukuran iklan cetak yang lebih besar lebih memungkinkan untuk diperhatikan. 2. Posisi Akan ada perhatian yang lebih besar pada dalam halaman majalah. 3. Warna Warna dalam iklan cetak telah diteliti sebagai faktor struktural secara umum sehingga iklan berwarna menghasilkan perhatian lebih dari pada iklan hitam putih. 4. Kontras Gambar sebuah produk diatas latar belakang yang putih mungkin akan jadi perhatian, tetapi tidak menjamin pemahaman dan ingatan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.7.5 Karakteristik Konsumen Yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi seorang konsumen atas berbagai stimulus yang diterima dipengaruhi oleh karakteristik yang dimilikinya. Menurut Setiadi (2003:164) beberapa karakter konsumen yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut: a. Membedakan Stimulus Satu hal yang sangat penting bagi pemasar adalah mengetahui bagaimana konsumen dapat membedakan perbedaan antara dua stimulus atau lebih. b. Threshold level (Tingkat Ambang Batas) Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau, atau stimulus lainnya yang ditentukan oleh tingkat ambang batas. Ada dua jenis Threshold level, yaitu: 1. Absolute Threshold, merupakan jumlah rangsangan yang dapat dideteksi. 2. Differential Threshold, merupakan kemampuan sistem inderawi untuk mendeteksi atau membedakan antara dua stimulus. c. Subliminal Perception (Persepsi Bawah Sadar) Usaha pemasar sampai saat ini selalu menekankan pada penciptaan iklan atau pesan yang dapat dideteksi atau disadari oleh konsumen. Artinya, pemasar selalu berusaha menciptakan iklan atau pesan diatas tingkat ambang batas kesadaran konsumen (consumer level threshold). d. Tingkat Adaptasi Tingkat adaptasi merupakan salah satu konsep yang berkaitan dengan ambang batas absolut. Dimana konsumen sudah terbiasa dan tidak lagi mampu mempertahankan stimulus, maka ketika itu pula ambang batas http://digilib.mercubuana.ac.id/ absolut-nya berubah. Tingkat adaptasi terjadi ketika konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang berulang – ulang. e. Generalisasi Stimulus Proses persepsi yang terjadi pada konsumen sebenarnya tidak hanya membedakan satu stimulus yang lainnya, tapi konsumen juga berusaha menggeneralisasi stimulus. Konsumen yang berusaha melihat kesamaan – kesamaan dari stimulus yang diterima berarti konsumen sedang malakukan generalisasi. Jadi, generalisasi terjadi ketika konsumen melihat dua stimulus atau lebih mempunyai kesamaan (mempunyai hubungan dekat / contiquity) dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, oleh karena itu dapat disubtitusikan. 2.8 Persepsi Konsumen Terhadap Slogan Pertamina ‘Pasti Pas’ Slogan adalah suatu cara atau alat perusahaan dalam memikat hati konsumen untuk membeli suatu produk. Persepsi konsumen terhadap slogan adalah di mana kosumen memberikan tanggapan-tanggapan dan penilaian tentang slogan yang dijalankan oleh perusahaan sehingga konsumen membuat keputusan untuk melakukan pembelian suatu produk. Jadi dengan adanya slogan maka akan menghasilkan tanggapan yang lebih dapat diukur dalam penjualan. Konsumen memiliki sejumlah persepsi atau tanggapan yang sangat relevan dalam menilai slogan. Dengan demikian slogan yang baik, kuat, memiliki daya tarik dan sudah mewakili strategi positioning diharapkan dapat membangun persepsi konsumen sehingga tujuan perusahaan yang telah ditetapkan akan tercapai yaitu volume penjualan yang meningkat. http://digilib.mercubuana.ac.id/