bakteri dapat dilakukan melalui hambatan terhadap pembentukkan dinding sel target, menghambat pembentukkan asam nukleat atau menghambat pembentukkan protein, dan berupa pembentukkan pori-pori pada membaran sel target sehingga permeabilitas membran sel terganggu (Williams et al. 1996). Mekanisme kerja bakteriosin diketahui bergantung pada konsentrasi bakteriosin, kemampuan ionisasi, suhu, pH, dan fase pertumbuhan sel target (Hurst 1981). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada inkubasi 48 jam dengan metode double layer aktivitas penghambatan isolat Bacillus sp. LTW 4 dan LTC 8 mengalami penurunan yang ditunjukkan dengan semakin menyempitnya zona hambat. Hal ini karena inkubasi yang dilakukan lebih dari waktu optimum produksi senyawa antimikrob dalam media. Dajani dan Wannamaker (1969) melaporkan inkubasi yang terlalu lama menyebabkan aktivitas bakteriosin menurun, hal ini kemungkinan disebabkan diproduksinya inaktivator atau enzim pencernaan dan adanya reabsobsi terhadap senyawa antimikrob yang diproduksi sel. Menurut Jo et al. (1996) jika waktu inkubasi diperpanjang maka aktivitas bakteriosin menurun hal ini karena terbebasnya protease dari sel autolisis, karena bakteriosin merupakan molekul proteaneus sehingga mudah terdegradasi. Aktivitas penghambatan pada metode double layer tersebut berbeda dengan hasil uji kompetisi isolat tersebut dalam kultur campuran yang aktivitasnya mengalami peningkatan pada inkubasi 48 jam. Perbedaan aktivitas tersebut dapat disebabkan oleh adanya perbedaan konsentrasi senyawa antimikrob yang dihasilkan. Bakteriosin dapat dihasilkan oleh bakteri Gram positif maupun bakteri Gram negatif (Jack et al. 1995). Sebagian besar bakteriosin dihasilkan oleh bakteri Gram positif terutama yang paling banyak diteliti ialah dari genus Bacillus. Beberapa jenis bakteriosin yang dihasilkan oleh Bacillus yang telah diidentifikasi diantaranya ialah coagulin yang dihasilkan oleh B. coagulans I4 yang diisolasi dari feses hewan (Hyronimus et al. 1998). Bizani et al. (1995) melaporkan jenis bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri tanah B. cereus strain 8A yaitu cerein 8A. Selain itu, terdapat jenis bakteriosin yang telah diaplikasikan di industri yaitu bacillocin 490 yang dihasilkan oleh bakteri termofilik B. liceniformis (Martirani et al. 2002). Aktivitas bakteriosin dinyatakan hanya menghambat spesies spesifik tapi beberapa bakteriosin telah dibuktikan memiliki aktivitas spektrum penghambatan yang luas sehingga dapat diaplikasikan secara luas di industri (Jack et al. 1995). Beberapa bakteriosin telah digunakan sebagai pengawet makanan dan terapeutik. Salah satu bakteriosin yang telah dikembangakan sebagai pengawet makanan ialah nisin yang telah dinyatakan tergolong dalam kelompok GRAS (Generally Recogenized As Safe) oleh FAO dan WHO (Joerger 2003). Isolat Bacillus sp. LTC 8 terbukti memiliki penghambatan yang luas. Hal ini berdasarkan hasil uji aktivitas penghambatannya terhadap bakteri indikator V. harveyi, E. coli dan S. aureus, dengan menggunakan metode cross-streak, uji kompetisi dalam kultur campuran dan metode double layer. Oleh karena itu, isolat Bacillus sp. LTC 8 berpotensi untuk diaplikasikan di industri. SIMPULAN Dari 6 isolat Bacillus sp. hasil isolasi dari tambak udang yang memiliki aktivitas antimikrob yang paling baik ialah isolat Bacillus sp. LTC 8. Berdasarkan hasil uji aktivitas dengan metode double layer, metode cross-streak dan uji kompetisi, isolat tersebut dapat menghambat V. harveyi, E. coli dan S. aureus dan memiliki penghambatan paling baik terhadap S. aureus. Aktivitas senyawa antimikrob isolat Bacillus sp. LTW 4 dan LTC 8 dihasilkan pada fase eksponensial pertumbuhannya. SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melakukan karakterisasi antimikrob terhadap pH dan suhu optimum, pemurnian dan penentuan bobot molekul zat antimikrob dari isolat Bacillus sp. LTC 8, sehingga dapat diketahui jenis senyawa antimikrobnya. DAFTAR PUSTAKA Aslim B, Saglam N, Beyatli Y. 2002. Determination of some properties of Bacillus isolated from soil. Turk J Biol 26: 41-48.