Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada umunya suatu perusahaan mempunyai tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan tersebut dicapai dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Sumber daya yang mempunyai peranan paling penting adalah manusia sebagai
tenaga kerja sebagai faktor penggerak dari sebagian kegiatan perusahaan. Dalam
menghadapi era perdagangan bebas, persaingan antar perusahaan baik lokal
maupun internasional semakin meningkat, sehingga diperlukan Sumber Daya
Manusia yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang dapat
memenuhi tuntutan global tersebut.
Memahami pentingnya keberadaan Sumber Daya Manusia salah satu
upaya yang harus dicapai oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesuksesan suatu perusahaan harus lebih
dikembangkan
melalui
prestasi
kerja
karyawan
secara
optimal.
Maka
pemeliharaan hubungan yang serasi dan berkelanjutan dengan para karyawan
menjadi peranan penting bagi pemimpin perusahaan. Apabila organisasi tersebut
melakukan persaingan yang berdasarkan pada ide-ide baru, layanan pelanggan
yang sangat baik atau cepat, keputusan yang akurat, sangatlah penting untuk
memiliki karyawan –karyawan yang baik.
Balai Besar Tekstil (BBT) Bandung merupakan lembaga yang bergerak
dalam memberikan jasa pelayanan teknis bidang tekstil. Lembaga ini merupakan
suatu wadah untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan dengan
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan teknologi tekstil dalam rangka
pengembangan industri tekstil. Lembaga ini telah banyak memberikan sumbangan
dalam rangka pengembangan industri tekstil di Indonesia, dengan memberikan
pelayanan informasi, konsultasi, pengadaan kursus-kursus, penerbitan sertifikat
1
2
mutu produk serta melakukan penelitian dan pengembangan. Dalam menghadapi
persaingan internasional, para pengusaha Tekstil dan produk Tekstil (TPT) di
Indonesia dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas
perusahaannya secara optimal sehingga mampu bersaing dan tetap eksis
menghadapi produk-produk pesaing dari luar negeri.
Pelatihan khususnya bagi Balai Besar Tekstil Bandung merupakan pusat
pembinaan dan pendayagunaan Sumber Daya Manusia, sehingga dapat
meningkatkan seluruh sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja karyawan
secara positif. Selain itu, pelatihan dapat mengembangkan karir dan prestasi kerja
para instruktur secara berencana sehingga dapat menjamin instruktur terhadap
perolehan penguasaan keahlian kerja para instruktur. Untuk dapat menghasilkan
pelatihan yang efektif dan mencapai sasaran maka yang harus diperhatikan adalah
bagaimana proses dari pelaksanaan pelatihan itu sendiri, maka pelaksanaan
pelatihan harus direncanakan dengan baik dan dengan pendekatan yang sistematis
sehingga dapat mencapai strategi maupun proses-proses yang mengarah pada
keberhasilan di dalam pelaksanaan pelatihan.
Menyadari tujuan pelatihan diatas, maka untuk mengimplementasikannya
diperlukan tenaga pelatih (instruktur) yang memenuhi kualifikasi yang berprestasi
dan berkualitas, sebab kualitas pelatihan berlangsung sangat bergantung pada
penampilan kerja tenaga instruktur secara nyata di lapangan. Selain itu, Pelatihan
di Balai Besar Tekstil berfungsi untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap seseorang dalam memenuhi tuntutan jabatan tertentu.
Kegiatan ini dinilai cukup baik karena dapat meningkatkan kemampuan karyawan
yang dimiliki perusahaan sehingga dengan bekal keterampilan yang diperoleh
selama pelatihan para karyawan tersebut dapat membantu perusahaan mencapai
tujuan perusahaan serta mampu mendukung daya saing perusahaan secara
berkesinambungan. Selain pelatihan, komunikasi sebagai salah satu penunjang
kelangsungan proses pelatihan. Komunikasi harus terjalin dengan baik antara
tenaga instruktur dengan para pesertanya. Tidak ada manusia yang tidak akan
terlibat dalam komunikasi. Menurut Smith & Williamson, A person cannot not
3
communicate (seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi). Secara teknis, bahwa
seseorang tidak dapat menghindari untuk menunjukkan pesan, karena “orang”
adalah suatu pertunjukan pesan yang berjalan (Pace, 2006).
Pada kenyataannya, persoalan menahun yang dihadapi oleh Lembaga
Balai Besar Tekstil Bandung adalah masih dirasakannya banyak keluhan terhadap
mutu kerja lulusan pelatihan yang tidak produktif, karena lebih banyak pada
pemberian aspek pengetahuannya saja. Berdasarkan masalah tersebut, maka Balai
Besar Tekstil Bandung belum berhasil melaksanakan misi dan tujuannya dengan
baik, yaitu meningkatkan kemampuan industri TPT melalui pengembangan
kompetensi yang professional. Fenomena yang diungkapkam terjadi karena
pengaruh faktor penampilan kerja instruktur dalam proses pelatihan dan penentu
kualitas pelatihan di kelas.
Berdasarkan hasil wawancara pada 4 Februari 2015 dengan seksi pelatihan
teknis di kantor Balai Besar Tekstil Bandung, menemukan beberapa fenomena
masalah yang terjadi pada kinerja tenaga instruktur di Balai Besar Tekstil
Bandung. Fenomena tersebut diantaranya, keberadaan penampilan kerja instruktur
dalam proses pelatihan di kelas. Dalam prakteknya, faktor yang menjadi masalah
dalam proses pelatihan adalah sering terjadinya mismatch antara peserta pelatihan
dengan kebutuhan tugas kerja di perusahaan, karena proses analisis kebutuhan
pelatihan tidak akurat dalam pencapaian tujuan pelatihan secara nyata serta
keterbatasan sarana dan prasarana, kemampuan instruktur dalam menjabarkan
program pelatihan terhadap peserta. Selanjutnya, yang menjadi masalah dari
instruktur itu sendiri adalah keterampilan berinteraksi dan sikap profesionalisme
sehingga kualitas pelatihan tidak tercapai secara baik saat proses pelatihan.
Oleh karena itu diperlukan suatu perencenaaan yang baik, sistematis, dan
terarah, sehingga hasil dari kegiatan pelatihan ini dapat memberi masukan yang
positif bagi perusahaan. Selain itu karena biaya untuk melakukan kegiatan ini
cukup besar maka kegiatan pelatihan ini harus berhasil. Hal ini diperlukan suatu
kajian mengenai seberapa besar pengaruh pelatihan yang diimbangi dengan
4
komunikasi yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan
dalam rangka meningkatkan kinerja tenaga instruktur.
Kinerja karyawan yang dipengaruhi pelatihan dan komunikasi menarik
peneliti untuk mengkaji tema tersebut sebagai variabel dalam penelitian ini.
Peneliti juga ingin melihat sejauh mana hubungan variabel-variabel tersebut dan
mengangkat judul skripsi “ Pengaruh Pelatihan dan Komunikasi terhadap
Kinerja Karyawan pada Tenaga Instruktur di Balai Besar Tekstil Bandung”.
1.2
Identifikasi Masalah
Topik yang diangkat dalam skripsi ini adalah Pengaruh pelatihan terhadap
Kinerja Karyawan pada Tenaga Instruktur
di Balai Besar Tekstil Bandung.
Sehingga masalah yang harus dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
1.
Apakah pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
karyawan pada Tenaga Instruktur di Balai Besar Tekstil Bandung?
2.
Apakah komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
karyawan pada Tenaga Instruktur di Balai Besar Tekstil Bandung?
3.
Seberapa besar pengaruh pelatihan dan komunikasi terhadap kinerja
karyawan pada Tenaga Instruktur di Balai Besar Tekstil Bandung?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, adapun maksud dan tujuan
penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui apakah pelatihan berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan pada Tenaga Instruktur di Balai Besar Tekstil
Bandung.
2.
Untuk mengetahui apakah komunikasi berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan pada Tenaga Instruktur di Balai Besar Tekstil
Bandung.
5
3.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan dan komunikasi
terhadap kinerja karyawan pada Tenaga Instruktur di Balai Besar Tekstil
Bandung.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi bagi pihak yang
berkepentingan. Adapun kontribusi dalam penelitian ini yaitu kontribusi teoritis
dan kontribusi praktis sebagai berikut :
1.4.1 Kontribusi Teoritis
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan
komunikasi terhadap kinerja karyawan pada tenaga instruktur di Balai Besar
Tekstil Bandung. Apabila pembuktian empiris nanti menunjukan bahwa pelatihan
dan komunikasi berpengaruh secara signifikan sebagai penunjang kinerja
karyawan, maka hasil ini akan sesuai dengan pendapat Mangkuprawira (2003)
bahwa pelatihan bagi karyawan adalah sebuah proses mengajarkan pengetahuan
dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar.
Proses mengajar pada pelatihan ditunjang oleh cara komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu,
para pimpinan organisasi dan para komunikator perlu memahami dan
menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Muhammad, 2007).
Apabila penelitian ini terbukti berbeda secara signifikan, maka faktor
penyebabnya dapat teridentifikasi misalnya, terdapat faktor yang mempengaruhi
komunikasi sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap teori.
1.4.2 Kontribusi Praktis
Dalam penelitian ini penulis membahas bagaimana pelatihan dan
komunikasi yang dilakukan oleh karyawan pada tenaga instruktur di Balai Besar
Tekstil
Bandung
dalam
meningkatkan
kinerja
karyawan
dan
dapat
menguntungkan perusahaan sebagai bahan masukan serta bahan pertimbangan di
6
dalam mengambil keputusan khususnya dalam menyikapi masalah yang
menyangkut pelatihan, komunikasi dan kinerja karyawan. Melalui penelitian ini
diharapkan manajemen perusahaan dapat memberikan pelatihan yang baik dan
menerapkan komunikasi yang baik agar kinerja karyawan pada tenaga instruktur
dapat tercapai.
1.5
Definisi Variabel Penelitian
Agar penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas, maka perlu
dijabarkan arti setiap variabel tersebut dalam suatu definisi sebagai berikut :
1.5.1 Pelatihan
Menurut Sunyoto (2012) Pelatihan tenaga kerja adalah setiap usaha untuk
memperbaiki performa pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggung jawabnya atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan.
1.5.2 Komunikasi
Komunikasi atau dalam bahasa inggris Communication berasal dari kata
latin Communication, dan bersumber dari kata Communis yang artinya sama.
Sama disini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi minimal harus
memiliki kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.dikatakan minimal
karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakini agar orang lain
mengerti dan tahu, tetapi juga persuasive, yakini agar orang lain bersedia
menerima suatu paham atau keyakinan untuk melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan. Komunikasi sebagai pertukaran informasi antara pengirim dan
penerima di mana pesan mengalir dari satu titik ke titik lain dan komunikator
yang dihubungkan oleh saluran (Kinicki & Kreitner, 2008; Sarow, & Stuart,
2007).
7
1.5.3 Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan menurut John & Lee (2000) dalam Jurnal Nassazi. (2013)
merupakan hasil atau kontribusi karyawan untuk membuat mereka mencapai
tujuannya. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja
karyawan adalah suatu hasil kerja karyawan. Dalam suatu proses atau
pelaksanaan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya dan seberapa banyak
pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dengan meningkatkan
kinerja karyawan maka akan menimbulkan dampak positif terhadap produktivitas
perusahaan, keadaan ini merupakan suatu aktivitas perusahaan yang akan
diingatkan agar dapat menciptakan iklim organisasi yang dapat menghasilkan
kinerja karyawan yang baik.
1.6
Outline Skripsi
Outline penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan penyampaian
informasi berdasarkan urutan dan aturan logis dari penelitian. Pembahasan skripsi
ini disusun dalam 5 bab yang secara keseluruhan membahas pengaruh pelatihan
dan komunikasi terhadap kinerja karyawan pada tenaga instruktur di Balai Besar
Tekstil Bandung. Tahap pertama yang dilakukan adalah menentukan judul
penelitian yang menggambarkan secara singkat tentang masalah yang diteliti.
Diawali Bab I mengenai pendahuluan, dimana dalam pendahuluan terdapat
beberapa uraian dan penjelasan mengenai rumusan singkat tentng pokok-pokok
yang akan dibahas meliputi (1) Latar Belakang Penelitian; (2) Identifikasi
Masalah, merupakan pertanyaan pokok dari keseluruhan penelitian. (3) Tujuan
Penelitian, merupakan arah dari penelitin, merinci apa yang ingin diketahui
penulis dalam bentuk pertanyaan. (4) Manfaat Penelitian, meliputi Kontribusi
Teoritis dan Kontribusi n Praktis; (5) Definisi Variabel Penelitian, agar penelitian
mempunyai batas pengertian yang jelas dan membahas tentang outline penelitian.
Pada bab II yaitu Tinjauan Pustaka yang memuat informasi tentang teori
yang menjadi latar belakang penelitian atau uraian tentang teori, membahas
8
variabel-variabel yang digunakan, kajian penelitian sebelumnya, tinjauan pustaka
juga membantu dalam menyusun kerangka pemikiran dan pengembangan
hipotesis. Kerangka pemikiran adalah pola nalar peneliti dalam menjawab
masalah yang diturunkan dari teori.
Bab III, berisi uraian mengenai metodologi penelitian. Mulai dari objek
penelitian yang dilakukan di Balai Besar Tekstil Bandung , Sejarah singkat BBT,
desain penelitian yang akan dilakukan, operasional penelitian, jenis penelitian dan
metode penelitian.
Bab IV, menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, yaitu
memuat pendeskripsian tentang pengaruh pelatihan dan komunikasi dalam proses
organisasi
terhadap
kinerja
karyawan
Balai
Besar
Tekstil
Bandung.
Pendeskripsian tersebut meliputi hasil pengukuran variabel-variabel yang akan
diteliti, pengujian hipotesis, analisis hasil penelitian dan interpretasi data.
BAB V merupakan bab terakhir yang membahas mengenai kesimpulan
dari keseluruhan hasil penelitian yang sudah dilakukan dan saran yang dapat
bermanfaat bagi obyek penelitian.
Kemudian Daftar Pustaka merupakan Sumber pustaka yang menjadi acuan
(dan dibaca oleh peneliti) dalam membangun teori dan hipotesis yang
dicantumkan didalam daftar pustaka. Terakhir, Lampiran. Umumnya berisi daftar
riwayat hidup, kuesioner, uji validitas, dan reliabilitas dan surat izin penelitian.
Download