Regulus - HF Zone Media

advertisement
Sains & Teknologi
ILMU
Pengertian ilmu secara fenomenal dapat dipandang
sebagai produk, proses dan paradigma etika (sikap atau nilai).
Sebagai produk, ilmu adalah semua pengetahuan yang telah
diketahui, dan disepakati oleh sebagian besar masyarakat ilmiah.
Sebagai proses, ilmu adalah kegiatan sosial untuk memahami
alam dengan metode ilmiah.
ILMU
Adapun paradigma etika, ilmu menyurut Marton,
berpegang pada empat kaidah ilmiah, yaitu
universalisme, komensalisme, disinterstedness, dan
skeptisme yang terarah.
Universalisme berarti ilmu tidak tergantung pada
perbedaan ras, warna kulit, dan keyakinan.
Komensalisme menunjukan bahwa ilmu adalah milik
umum.
Disintestedness yaitu :
tidak memihak, melainkan apa adanya. Skeptisme
berarti tidak begitu saja menerima kebenaran,
sebelum bukti empiris misalnya, karena semata mata pengaruh kewibawaan seseorang melainkan
memerlukan bukti empiris.
Teknologi berasal dari kata Yunani techno yang artinya keterampilan atau seni. Dan kata
inilah yang diturunkan kata teknik dan teknologi. Teknik artinya cara atau metode untuk
memperoleh keterampilan dalam bidang tertentu, sedangkan teknologi mempunya banyak
arti antara lain :
1. Penerapan ilmu untuk petunjuk praktis
2. Cabang ilmu tentang penerapan trsebut dalam dalam praktisi dan industri
3. Kumpulan cara untuk memenuhi objek materi dan kebudayaan
Adapun secara lengkap teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu
masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai - nilai kebudayaan
dan skala nilai yang ada.
Beberapa ciri teknologi adalah :
1. Teknologi tidak bergerak dalam satu bidang saja
2. Teknologi merupakan landasan dasar bagi perkembangan industri modern,
dan juga sebagai mata tombak kekuatan ekonomi
Kalau ilmu dasar bertujuan untuk mengetahui lebih
banyak dan memahami lebih mendalam tentang alam
semesta dengan isinya, ilmu terapan (teknologi)
bertujuan untuk memecahkan masalah - masalah praktis
serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin
dihadapi manusia.
Dengan kata lain teknologi dapat diartikan sebagai cara
untuk menguasai, mengendalikan serta memanfaatkan
alam.
Hubungan ilmu dan teknologi sering diungkapkan
sebagai berikut :
Ilmu tanpa teknologi adalah steril dan teknologi tanpa
ilmu adalah statis.
Ilmu tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi
tanpa ilmu tidak berakar.
Sains dan Teknologi
Pandangan Islam
Terhadap Perkembagan
Sains dan Teknologi
Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis
wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
ْ
َّ
ْ
َ
َ
َ
ْ
ْ
َ
َ
‫)ا ْق َرأْ َو َربُّ َك‬٢( ‫ق‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ن‬
‫م‬
‫ان‬
‫س‬
‫ن‬
‫اإل‬
‫ق‬
‫ل‬
‫خ‬
)
١
(
‫ق‬
‫ل‬
‫خ‬
‫ي‬
‫ذ‬
‫ال‬
‫ك‬
‫ب‬
‫ر‬
‫م‬
‫س‬
‫ا‬
‫ب‬
‫أ‬
‫ر‬
‫ق‬
َ
َ
ِّ
َ
ِ
ْ
َ
ِ
َ
َِ ِ ِ َ ‫ا‬
ٍ َ
ْ
َّ
َّ
َّ
ْ
َ
ْ
َ
‫ال‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ي‬
‫ذ‬
‫ل‬
‫ع‬
‫م‬
‫م‬
‫ال‬
‫ب‬
)٥( ‫ان َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
‫ن‬
‫اإل‬
)
٤
(
‫م‬
‫ل‬
‫ق‬
)
٣
(
‫م‬
‫ر‬
‫ك‬
َ ‫س‬
ِ
َ
َ
ِ
َ
ِ
ُ َ ‫األ‬
َ
َ
Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Isra: 1-5).
Ayat lain yang mendukung pengembangan sains adalah firman Allah Swt.
yang berbunyi bahwa:
ْ ‫ت ألو ِلي‬
ْ
َّ
ْ
َّ
ٍ ‫ار آليَا‬
‫ب‬
‫ه‬
‫ن‬
‫ال‬
‫و‬
‫ل‬
‫ي‬
‫الل‬
‫الف‬
‫ت‬
‫اخ‬
‫و‬
‫ض‬
‫األر‬
‫و‬
‫ت‬
‫ا‬
‫او‬
‫م‬
‫س‬
‫ال‬
‫ق‬
‫َل‬
ْ
ِ
َّ
ِ
ِ
ْ
ِ
ِ ‫األلبَا‬
ِ َ َ ِ
ِ ‫ِإ َّن ِفي خ‬
َ
َ
َ َ
ْ
َّ
ْ
ُ
َ
َّ
ُ
ُ
َ
َ
‫ق‬
‫َل‬
‫خ‬
‫ي‬
‫ف‬
‫ون‬
‫ر‬
‫ك‬
‫ف‬
‫ت‬
‫ي‬
‫و‬
‫م‬
‫ه‬
‫ب‬
‫و‬
‫ن‬
‫ج‬
‫ى‬
‫ل‬
‫ع‬
‫و‬
‫ًا‬
‫د‬
‫و‬
‫ع‬
‫ق‬
‫و‬
‫ا‬
‫م‬
‫ا‬
‫ي‬
‫ق‬
‫اَّلل‬
‫ون‬
‫ر‬
‫ك‬
‫ذ‬
‫ي‬
‫ين‬
‫ذ‬
‫)ال‬١٩٠(
َ
َ
َ
ِ
َّ
ِ
ِ
ُ
ُ َ َ ِِْ
ُ َ
ُ َ ً َ َ
َ َ
ِ
ْ
َ‫ض َربَّنَا َما َخل‬
َ
َ
َّ
َ
)١٩١( ‫ار‬
‫ن‬
‫ال‬
‫اب‬
‫ذ‬
‫ع‬
‫َا‬
‫ن‬
‫ق‬
‫ف‬
‫َك‬
‫ن‬
‫ا‬
‫ح‬
‫ب‬
‫س‬
‫ال‬
‫اط‬
‫ب‬
‫ا‬
‫ذ‬
‫ه‬
‫ت‬
‫ق‬
ْ
َ
ِ ‫س َم َاوا‬
َ
َ
َّ ‫ال‬
ِ
ِ
ُ
ْ ‫ت َو‬
َ
ِ ‫األر‬
َ
َ
َ
ِ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan Ini dengan sia-si. Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa
neraka. QS. Ali-Imran: 190-191).
Ayat-ayat di atas adalah sebuah support yang Allah berikan kepada hambanya untuk terus
menggali dan memperhatikan apa-apa yang ada di alam semesta ini. Sebuah anjuran yang
tidak boleh kita abaikan untuk bersama-sama melakukan penggalian keilmuan yang lebih
progresif sehingga mencapai puncak keilmuan yang dikehendaki Tuhan. Tak heran, kalu
seorang ahli sains Barat, Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian terhadap Alquran
dan Bibel dari sudut pandang sains modern, menyatakan bahwa:
“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan sains modern secara objektif dan tanpa
prasangka. Mula-mula saya mengerti, dengan membaca terjemahan, bahwa Qur’an
menyebutkan bermacam-macam fenomena alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu
saya hanya memperoleh pengetahuan yang ringkas. Dengan membaca teks arab secara
teliti sekali saya dapat menemukan catatan yang membuktikan bahwa Alquran tidak
mengandung sesuatu pernyataan yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman
modern”.
Lebih jauh Osman Bakar mengungkapkan bahwa dalam Islam, kesadaran religius terhadap
tauhid merupakan sumber dari semangat Ilmiah dalam sluruh wilayah pengetahuan. Oleh
karena itu, tradisi intelektual Islam tidak menerima gagasan bahwa hanya ilmu alam yang
ilmiah atau lebih ilmiah dari ilmu-ilmu lainnya. Demikian pula, gagasan objektivitas dalam
kegiatan ilmiah menurutnya tidak dapat dipisahkan dari kesadaran religius dan spiritual.
Kendati demikian, Alquran bukanlah kitab sains dan terlebih lagi pada pendekatan
Bucaillisme melekat bahaya besar. Yaitu meletakkan sains ke dalam bidang suci dan
membuat wahyu Ilahi menjadiobjek pembuktian sains Barat. Jika suatu teori tertentu yang
“dibenarkan” Alquran dan diterima luas saat ini, kemudian satu ketika teori ini digugurkan,
apakah itu berarti bahwa Alquran itu sah hari ini dan tidak sah hari esok? Yang tepat
dilakukan ilmuwan muslim adalah memposisikan Alquran sebagaipetunjuk dan motivasi
untuk menemukan dan mengembangkan sains dan teknologi dengan ilmiah, benar dan baik.
Thank You! 
Download