Supernova, Gula Merah Super a la FTP

advertisement
Supernova, Gula Merah Super a la FTP
Dikirim oleh prasetyaFTP pada 08 Juli 2014 | Komentar : 0 | Dilihat : 3413
Supernova, Gula Merah Super
a la FTP
Luasnya pangsa pasar gula merah yang terbatasi kualitas melatari keempat mahasiswa Keteknikan Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian (TEP FTP) menginovasi proses pembuatan gula merah. Keempatnya adalah Widyo
Bayuaji, Rohisu Rizki Nadifa, Imam Zaki Nur Hidayat dan GilangRadhitya dibawah bimbingan Yusron Sugiarto,
STP, M.Sc., Ir. Anang Lastriyanto, MP serta Mas’ud Effendi, STP.MP. dalam Program Kreativitas Mahasiswa
bidang Penerapan Teknologi (PKM -T)
Ketua tim, Widyo Bayuaji menuturkan bahwa pengolahan gula merah tebu dengan cara konvensional masih
mempunyai banyak kekurangan. Selain sedikitnya kandugan sukrosa, gula merah tebu cara konvensional
mempunyai aroma sangit, warna gelap, penampakan menggumpal dan lembek serta rasa pahit yang kuat sehingga
harga jual menjadi rendah. Rasa pahit tersebut merupakan akibat pemanasan yang berlebih sehingga menimbulkan
kegosongan. Inilah yang melatari diciptakannya inovasi SUPERNOVA TECHNOLOGY (Sugar Processing Smart
Innovative Technology) sebagai solusi pengolahan gula merah berkualitas.
SUPERNOVA TECHNOLOGY merupakan teknologi yang ditujukan untuk memperbaiki kualitas gula merah
dengan menggunakan teknologi vakum yang memungkinkan kondisi sistem berada pada tekanan rendah. Dengan
kondisi tersebut secara alami sistem berada pada suhu rendah. Sesuai dengan prinsip tekanan berbanding lurus
dengan suhu (P ~ T). Sehingga memungkinkan nira tebu mendidih dan menguap pada kisaran suhu 600-70oC, jauh
lebih rendah dibanding seharusnya 1100C. Inilah yang menyebabkan kandungan sukrosa terjaga dan terhindar dari
kegosongan. Teknologi ini menggunakan pompa water jet sebagai alat yang berfungsi untuk menyedot udara
sehingga sistem dalam kondisi vakum.
Teknologi SUPERNOVA menggunakan metode Hibrid karena masih memadukan metode konvensional dengan
teknologi baru. Pengolahan gula merah dengan metode konvesional ini diawali penggilingan tebu dengan mesin
penggiling. Hasil nira tebu yang keluar disaring menggunakan kasa 250 mesh untuk kemudian dimasak dengan
menggunakan wajan (Open Pan). Setelah itu ditambahkan kapur untuk untuk mentraklisir pH nira tebu dan
menjaga kadar keasaman. Kemudian dilakukan penyaringan secara manual menggunakan filter berkali kali untuk
membersihkan kotoran yang timbul saat proses pemasakan. Terakhir adalah pemasakan nira tebu sampai
mendapatkan brix (kandungan sukrosa-kadar kemanisan-red) >60%.
Tahapan selanjutnya adalah metode modern dimana setelah dilakukan pengendapan kotoran sampai mendapatkan
nira yang jernih, langkah selanjutnya adalah pematangan dan perbaikan kualitas dengan menggunakan
SUPERNOVA TECHNOLOGI. Gula yang telah matang diaduk sampai timbul tekstur dan siap dicetak. Langkah
terakhir adalah pengemasan dan pelabelan.
Penggunaan metode Hibrid dilakukan agar proses pengolahan lebih cepat dan hemat energi. Sebab jika sebelumnya
proses pemasakan menggunakan wajan berbahan bakar ampas tebu dan kayu, dengan menggunakan teknologi ini
bahan bakar dapat dihemat karena pada saat pematangan nira sudah masuk kedalam sistem vakum. Selain itu,
kelebihan teknologi ini juga menghasilkan rasa yang lebih manis daripada cara konvensional karena sukrosa
terjaga, tekstur unik karena partikel yang lebih padat namun lembut di mulut. Gula merah Supernova juga lebih
higienis, mempunyai warna yang lebih menarik, aman dari kandungan kimia karena tanpa pengawet kimia natrium
metabisulfit. Dengan kualitas yang lebih baik, tentunya akan memperluas potensi pasar dan memperpanjang umur
simpan. Berkat sederet keunggulan inilah Supernova mampu mendongkrak harga jual yang pada akhirnya akan
menaikkan pendapatan pengrajin gula merah. (dse)
Download