BERITA TERKINI BERITA TERKINI Pilihan Obat Diabetes pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Bardoxolone Memperbaiki Fungsi Ginjal Pasien PGK Bardoxolone terbukti efektif memperbaiki fungsi ginjal dan bahkan dapat membalikkan progresivitas penyakit ginjal pada pasienpasien PGK (Penyakit Ginjal Kronik). Demikian hasil penelitian dr. Pablo E. Pergola dkk. dari the University of Texas Health Science Center di San Antonio, Texas, Amerika Serikat dan telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society of Nephrology yang ke-43. Bardoxolone merupakan obat anti inflamasi terbaru (antioxidant inflammation modulator) dirancang untuk memperbaiki fungsi ginjal, bekerja pada Nrf2, yang merupakan jalur antiinflamasi. Dalam penelitian-penelitian jangka pendek, pemberian bardoxolone meningkatkan LFG (Laju Filtrasi Glomerulus), menurunkan urea nitrogen darah, menurunkan asam urat, serta meningkatkan bersihan kreatinin. Namun, efek pemberian jangka panjang bardoxolone terhadap fungsi ginjal belum diketahui pasti. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan pe- Kelompok bardoxolone Kelompok plasebo Perburukan status PGK 4% 14% Penurunan jumlah pasien PGK stadium 4 50% - (tidak ada perbaikan) Efek samping spasme otot 49% 12% Tabel 1. Perbandingan b d efek f k terapi b bardoxolone d l d dengan plasebo l b terhadap h d fungsi f ginjall pada d pasien-pasien PGK. PGK = Penyakit Ginjal Kronik. Insulin Insulin eksogen normal akan dimetabolisme di ginjal, sehingga pada gangguan fungsi ginjal waktu paruh insulin akan memanjang karena turunnya kecepatan degradasi, oleh karenanya pada pasien diabetes tipe 1 dengan gangguan fungsi ginjal episode hipoglikemia meningkat 5 kali dibandingkan pasien dengan fungsi ginjal normal. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada minggu ke-4 terjadi peningkatan LFG pada kelompok bardoxolone, Perbaikan terus berlanjut hingga minggu ke-24 dan terjadi peningkatan GFR dengan rerata 10,1 mL/menit/ 1,73 m2; sedangkan pada kelompok plasebo tidak terjadi perbaikan LFG hingga minggu ke-24. Stadium PGK memburuk pada 14% di kelompok plasebo, namun hanya 4% di kelompok bardoxolone. Terapi bardoxolone mengurangi jumlah pasien stadium 4 PGK hingga 50%, dan pada kelompok plasebo tidak ada perbaikan stadium PGK. Efek samping yang paling sering teramati dalam penelitian ini adalah spasme otot yang bersifat sementara, yang lebih banyak terjadi pada kelompok terapi bardoxolone. nyakit yang umum terjadi dengan definisi kerusakan atau penurunan fungsi ginjal lebih dari 3 bulan, data penelitian memperlihatkan 23 % pasien PGK disertai penyakit diabetes. Rekomendasi kontrol glikemia yaitu HbA1c < 7 % tetap sama untuk pasien PGK, berikut informasi pilihan terapi diabetes yang beberapa memerlukan penyesuaian dosis bahkan beberapa merupakan kontraindikasi pada pasien PGK. • Dapat dilakukan penelitian efek terapi bardoxolone pada pasien ESRD, untuk mengetahui peranan bardoxolone yang sesungguhnya pada pasien PGK. (YYA) Belum ada rekomendasi jenis insulin yang harus dihindari atau dapat digunakan; beberapa peneliti menyarankan agar menghindari penggunaan insulin dengan lama kerja panjang, satu penelitian kecil membandingkan pasien diabetes dengan atau tanpa DKD (Diabetic Kidney Disease) menunjukkan baik insulin regular dan insulin lispro mengalami penurunan eliminasi, meskipun efektivitas insulin regular juga terganggu sehingga diperlukan dosis yang lebih tinggi. Insulin lispro tidak menyebabkan perbedaan metabolisme glukosa pada pasien dengan atau tanpa DKD, sehingga meskipun belum ada rekomendasi yang jelas, pasien diabetes dengan penurunan fungsi ginjal yang mendapatkan insulin harus lebih diperhatikan baik dalam penyusuaian dosis untuk mengkontrol glukosa darah maupun menghindari kejadian hipoglikemia. 1. Bloomgarden ZT. Neuropathy, Retinopathy, and Glucose-Lowering Treatments. Diabetes Care 2010; 33(6): e73-8. 2. Medscape Cardiology. NKF 2009: Bardoxolone May Improve Renal Function Through Inflammatory Pathways. [cited2010 December 08]. Available from: http: //www.medscape.com/ viewarticle/590644 3. Medscape Cardiology. Novel Anti-Inflammatory Bardoxolone Improves GFR in CKD. [cited 2010 December 08]. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/733138? sssdmh=dm1.652136&src=confwrap&uac=117092CG 4. Wikipedia. Bardoxolone methyl. [cited 2010 December 08]. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Bardoxolone_methyl Terapi Oral Diabetes Seperti halnya insulin, eliminasi beberapa obat juga menurun pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang juga akan memperpanjang paparan obat maupun metabolitnya yang berpotensi meningkatkan efek samping. Penelitian dr. Pablo dan rekan merupakan penelitian multisenter, kontrol plasebo, melibatkan 227 penderita diabetes tipe 2 dengan PGK sedang-berat. Pasien-pasien ini memiliki karakteristik yang khas untuk PGK, seperti usia rerata 67 tahun, mengalami hiperglikemia jangka panjang, dan 75% menderita obesitas. Dari semua pasien yang dilibatkan dalam penelitian ini, 98% pasien diterapi juga dengan ACE (angiotensin-converting enzyme) inhibitor dan/atau ARB (angiotensin II receptor blocker). Tekanan darah rerata pasien-pasien dalam penelitian ini adalah 130/69 mm Hg. Penelitian dilakukan selama 52 minggu. Para ahli sedang menunggu hasil penelitian pada minggu ke-52, pada bulan Januari 2011. Penelitian akan dilanjutkan dengan penelitian fase III. Prof. Rajiv Agarwal dari Indiana University and VA Medical Center di Indianapolis, Amerika Serikat mengatakan bahwa hasil penelitian ini sangat menarik, walaupun data tambahan seperti efek bardoxolone pada pasien ESRD (end-stage renal disease) diperlukan untuk mengetahui peranan bardoxolone yang sesungguhnya pada pasien-pasien dengan PGK. Simpulan: • Bardoxolone terbukti efektif memperbaiki fungsi ginjal dan bahkan dapat membalikkan progresifitas penyakit ginjal pasien PGK; terlihat dari perbaikan GFR serta perbaikan stadium PGK. • Hasil penelitian pada minggu ke-52 (pada bulan Januari 2011) sedang ditunggu untuk evaluasi lebih lanjut. Penelitian fase III sedang dipersiapkan untuk mengetahui efek terapi bardoxolone lebih lanjut. REFERENSI: C DK 1 8 4 / Vo l. 38 no. 3/A p r i l 2011 209 210 Eliminasi sulfonylurea dan metabolitnya sangat dipengaruhi oleh fungsi ginjal, sehingga pada pasien PGK stadium 3-5 generasi pertama sulfonylurea harus dihindari, tetapi generasi kedua yaitu glipizide dapat direkomendasikan oleh karena metabolitnya tidak aktif dan risiko hipoglikemia jauh lebih rendah. Meskipun mekanisme belum cukup jelas, obat diabetes alpha glukosidase inhibitor dan metabolitnya dapat menyebabkan kerusakan akibat akumulasi dosis, sehingga tidak diperbolehkan pada pasien dengan serum kreatinine > 2 mg/dL. Metformin, tidak memperlihatkan efek samping hipoglikemia tetapi perhatian khusus harus dilakukan pada pasien diabetes PGK karena risiko asidosis laktat, bahkan pada pasien gangguan fungsi ginjal ringan, hal itu juga disebabkan akumulasi obat dan metabolitnya sehingga kontraindikasi pada pria dengan klirens kreatinin > 1,5 mg/dL dan pada wanita dengan klirens kreatinin > 1,4 mg/dL. Thiazolidinediones (TZD) diduga memperlihatkan efek proteksi bahkan mencegah atau memperlambat progresivitas DKD yang dipengaruhi oleh kontrol gula darah, beberapa penelitian kecil memperlihatkan penurunan albuminuria pada pasien yang mendapatkan TZD, obat ini di metabolisme di hati sehingga dapat diberikan bahkan pada pasien diabetes yang menjalani dialisis tanpa perlu penyesuaian dosis. Ringkasan pilihan obat diabetes lain dapat dilihat pada tabel 1. (ARI) Tabel 1. Pedoman pemilihan OAD pada GGK REFERENSI 1. K L Cavanaugh. Diabetes management issues for patients with chronic kidney disease. Clinical Diabetes 2007;25(3):90-98 2. A H Barnett, et al. Angiotensin receptor blockade versus converting enzyme inhibition in type 2 diabetes and nephro pathy. N Engl J Med 2004;351:1952-61 C D K 1 8 4 / V o l . 3 8 n o . 3 / Ap r il 2 0 1 1