Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA SISWA KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI THE INFLUENCE OF INQUIRI JURISPRUDENCE LEARNING MODEL ON THE CRITICAL THINGKING ABILITY OF PARTICIPATION IN THE POLITICAL SYSTEM IN INDONESIA CLASS STUDENTS X SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: WAHYU FITRI NINGARI 13.1.01.03.0004 Dibimbing oleh: 1. Dra. IPOENG MAGHFUROH MASROER, M.Pd. 2. NUR SALIM, S.Pd.,M.H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017 Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri SURAT PERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017 Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Lengkap : WAHYU FITRI NINGARI NPM : 13.1.01.03.0004 Telepon/HP : 085649384451 Alamat Surel (Email) : [email protected] Judul Artikel : Pengaruh Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peran Serta dalam Sistem Politik di Indonesia Siswa Kelas X SMK PGRI 3 KEDIRI Fakultas – Program Studi : FKIP-PPKn Nama Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Alamat Perguruan Tinggi : Jl. KH. Achmad Dahlan No. 76 Kediri (64112) Dengan ini menyatakan bahwa: a. Artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. Artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggungjawab dan di proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn simki.unpkediri.ac.id || 1|| Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA SISWA KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI WAHYU FITRI NINGARI 13.1.01.03.0004 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan [email protected] Dra. Ipoeng M Masroer, M.Pd1 dan Nur Salim, S.Pd.,M.H2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa pembelajaran PPKn di SMK masih didominasi oleh aktivitas klasikal dengan dominasi pada peran guru.Akibatnya suasana kelas monoton, pasif, dan membosankan.Hal tersebut nampak dari kemampuan berpikir kritis siswa rendah. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiri? (2) Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan Metode Ceramah? (3) Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara menggunakan Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiri dibandingkan dengan Metode Ceramah? Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan subyek penelitian siswa kelas X SMK PGRI 3 KEDIRI.Penelitian dilaksanakan menggunakan instrumen berupa RPP, dan angket kemampuan berpikir kritis.Pengambilan data berupa angket pre tes dan pos tes sebanyak 25 pernyataan. Metode pengujian hipotesis dengan menggunakan paired sample test dan independent sample test. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Terbukti ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiri dengan dibuktikan persentase nilai sig.(2-tailed) 0,000 < 0,05. (2) Terbukti tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan Metode Ceramah dengan dibuktikan persentase nilai sig.(2-tailed) 0,207 > 0,05. (3) Terbukti ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara menggunakan Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiri dibandingkan dengan Metode Ceramah dengan dibuktikan persentase nilai sig.(2-tailed) 0,000 < 0,05. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Tujuan pokok penggunaan Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Oleh sebab itu guru sebagai pelaksana pembelajaran harus mengutamakan proses yang mendukung terciptanya suasana kerja kelompok. (2) Guru masih perlu meneliti terus menerus, untuk membuktikan apakah Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiri sesuai dengan seluruh karakteristik materi dan karakteristik siswa. Kata kunci: Yurisprudensi Inquiri, Metode Ceramah, kemampuan berpikir kritis, Peran Serta dalam Sistem Politik di Indonesia. Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn simki.unpkediri.ac.id || 2|| Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri I. pada LATAR BELAKANG Dalam Undang-undang Nomor 20 kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan situasi Nasional bahwa pendidikan nasional belajar sehingga merupakan titik awal berfungsi mengembangkan kemajuan berhasilnya pembelajaran” (Semiawan, dan membentuk watak serta peradaban 1985:1). Untuk mengatasi hal tersebut bangsa yang bermartabat dalam rangka maka guru sebagai tenaga pengajar dan mencerdaskan pendidik harus selalu meningkatkan bertujuan kehidupan untuk bangsa, berkembangnya yang memungkinkan siswa kualitas profesionalismenya yaitu potensi peserta didik agar menjadi dengan cara memberikan kesempatan manusia yang beriman dan bertakwa belajar kepada melibatkan siswa secara efektif dalam Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang siswa dengan proses pembelajaran. Pada kenyataannya, pembelajaran serta kewarganegaraan dan kepribadian yang Melalui bertujuan membentuk peserta didik Kewarganegaraan menjadi manusia yang memiliki rasa diharapkan dapat membentuk warga kebangsaan dan cinta tanah air di negara yang baik sekaligus menjunjung Sekolah Menengah Kejuruan melalui tinggi persatuan dan kesatuan bangsa mata pelajaran yang salah satunya dalam Pendidikan bertanggung demokratis kepada jawab. Pendidikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernega Model pembelajaran yang kurang seringkali Kewarganegaraan tidak sesuai Pembelajaran harapan. Pendidikan efektif dan efisien, menyebabkan tidak Kewarganegaraan ini hanya sebatas seimbangnya ranah kemampuan kognitif, kognitifnya saja, sedangkan afektif, dan psikomotorik, misalnya ranah afektif dan psikomotorik yang pembelajaran monoton dari waktu ke menjadi pokok kompetensi yang harus waktu, guru yang bersifat otoriter dan dikuasai kurang siswa, maksimal. Pembelajaran Pendidikan sehingga siswa merasa bosan dan Kewarganegaraan di sekolah-sekolah kurang minat belajar. “Keberhasilan pada umumnya berlangsung secara pembelajaran dalam arti tercapainya konvensional. Guru bertindak sebagai standar kompetensi, sangat bergantung satu-satnya bersahabat dengan Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn belum tersentuh pada secara umumnya simki.unpkediri.ac.id || 3|| Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri berlangsung secara konvensional. Guru kemampuan bertindak sebagai satu-satunya sumber berkomunikasi, berpartisipasi aktif, dan belajar dan siswa cenderung bersikap keterampilan pasif atau sekedar menerima informasi permasalahan dari guru sehingga siswa kurang diberi masyarakat. kesempatan keterampilan memproses, untuk mengembangkan dalam dan menerapkan, mengembangkan konsep Pendidikan Kewarganegaraan. Pembentukan berpikir kritis siswa berpikir kritis, memecahkan yang ada dalam menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiri diharapkan dapat Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif mengemukakan pendapat sesuai pada umumnya akan berhasil jika dengan pandangannya terhadap suatu dilakukan dengan pendekatan persuasif isu atau masalah sosial, melatih siswa dan berlangsung dalam situasi dan untuk peka terhadap permasalahan kondisi yang alami, dengan penuh sosial, kesadaran. Selain itu juga diperlukan terhadap permasalahan tersebut, serta stimulus untuk menarik perhatian dan mempertahankan sikap tersebut dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran di argumentasi yang relevan dan valid. kelas. Berpikir kritis siswa merupakan kegiatan penalaran Pelopor posisi model (sikap) pembelajaran reflektif, Telaah Yurisprudensi Inkuiri adalah kritis, dan kreatif, yang berorientasi Donal Oliver dan James P Shaver pada (Ruminiati, 2008). Langkah-langkah suatu melibatkan proses yang mengambil intelektualyang pembentukan konsep, model pembelajaran yurisprudensi aplikasi, analisis, menilai informasi inquiri yaitu Orientasi terhadap kasus, yang terkumpul atau dihasilkan melalui mengidentifikasi isu, pengamatan, posisi sikap, pengalaman, refleksi, atau pengambilan menggali komunikasi sebagai landasan kepada argumentasi untuk mengambil posisi suatu keyakinan dan tindakan. atau sikap, memperjelas ulang posisi Siswa diharapkan mampu merespon berbagai persoalan sosial yang mereka jumpai dalam kehidupan atau sikap, menguji asumsi tentang fakta, definisi, dan konsekuensi. Pelopor model pembelajaran sehari-hari.Dalam hal ini siswa harus Yurisprudensi Inquiri adalah Donal memiliki sejumlah Oliver dan James P Shaver (Ruminiati, kecakapan (skill) keterampilan, yang Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn meliputi 2008). Langkah-langkah model simki.unpkediri.ac.id || 4|| Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri pembelajaran yaitu yurisprudensi Orientasi terhadap mengidentifikasi isu, posisi sikap, inquiri maka peneliti mengangkat penelitian kasus, tentang“ Pengaruh Model pengambilan Pembelajaran Yurisprudensi Inquiri menggali Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis argumentasi untuk mengambil posisi Peran Serta dalam Sistem Politik Di atau sikap, memperjelas ulang posisi Indonesia Siswa Kelas X SMK PGRI 3 atau sikap, KEDIRI. atau menguji asumsi tentang fakta, definisi, dan konsekuensi. II. Model pembelajaran yurisprudensi inquiri merupakan Penelitian ini mengambil teknik penelitian eksperimen pembelajaran yang melibatkan secara mengunakan jenis maksimal seluruh kemampuan siswa experimental dengan desain two group untuk mencari dan menyelidiki sesuatu pre-test and post-test design. Ada 2 (benda, manusia atau peristiwa) secara kelompok yang diamati, pengukuran sistematis, kritis, logis, dan analitis dilakukan sebanyak 4 kali yaitu saat sehingga mereka dapat merumuskan sebelum diberikan perlakuan (pre-test) sendiri penemuannya dengan penuh dan setelah diberikan perlakuan (post percaya pembelajaran test) pada kelas eksperimen dan kelas yurisprudensi inquiri cocok digunakan kontrol. Desain two group pre-test and untuk pembelajaran ilmu-ilmu sosial. post-test Dalam sebagai berikut: diri. Model praktiknya kegiatan METODE siswa terlibat langsung membahas masalah-masalah yang telah terjadi di masyarakat. Siswa Subjek sendirinya mereka akan mengikuti eksperimen argumen yang paling logis. Dengan Kelas demikian control dapat melatih siswa untuk berpikir secara kritis dan dapat mengambil kesimpulan sendiri Pre digambar Perlakuan Post tes Kelas yurisprudensi dapat pre Tabel Desain Penelitian masalah yang dibahas, maka dengan pembelajaran rancangan design dapat memberikan argumen terhadap model dengan tes O1 X1 O2 O3 X2 O4 Keterangan : O1: Nilai pretest (sebelum diberi model pembelajaran yurisprudensi inqiuri) sehingga diharapkan siswa menjadi O2: Nilai posttest (sesudah diberi model mandiri. Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran yurisprudensi inqiuri) Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn simki.unpkediri.ac.id || 5|| Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri O3:Nilai pretest (sebelum diberi metode model ceramah) pembelajaran yurisprudensi inquiri. O4: Nilai posttest (sesudah diberi metode Tabel ceramah) Uji Hasil analisis kemampuan berpikir kritis siswa kelas X1: Penggunaan model pembelajaran yurisprudensi inquiri eksperimen Paired Samples Test X2: Penggunaan metode ceramah Paired Differences Dalam penelitian ini populasinya 95% Confidence adalah siswa kelas X SMK PGRI 3 KEDIRI dengan jumlah keseluruhan 78 Std. Std. Interval of the Sig. Difference (2- Lowe Uppe tailed siswa yang terdiri dari kelas Multimedia, Mea Devi Error Akutansi, n ation Mean r r t - - - Perbankan, Pemasaran, P Perkantoran. sebelu ai m Jumlah sampel yang di ambil r sebanyak 38 siswa, yang terdiri dari 19 1 – sesudah 14,1 58 5,65 0 1,296 16,88 11,43 10,9 1 Berdasarkan siswa kelas Multimedia (sebagai kelas df ) 5 23 penelitian 1 8 yang eksperimen) dan 19 siswa kelas Akutansi dilakukan dengan menerapkan uji beda (sebagai kelas kontrol). yang saling berhubungan “Paired Sample Pengumpulan data dilakukan dengan t-test”, ada perbedaan sebelum dan menggunakan angket / kuisioner. Metode sesudah penggunaan model pembelajaran analisis data yang digunakan adalah uji-t yurisprudensi atau uji beda menggunakan uji beda dua kemampuan berpikir kritis p-value Asymp. sampel saling berpasangan (Paired Sample sig. (2-tailed) p = 0.000 <0.05 maka Ha t-Test). diterima dan H0 ditolak. III. HASIL DAN KESIMPULAN b. Menentukan inquiri perbedaan terhadap kemampuan Dengan menggunakan model berpikir kritis sebelum dan sesudah pembelajaran yurisprudensi inquiri penggunaan metode ceramah. didapatkan hasil nilai pre-test dan posttest kemampuan berpikir kritis. Adapun Tabel hasil analisis kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol hasil analisis data adalah sebagai berikut. a. Menentukan kemampuan sebelum dan adanya berpikir sesudah perbedaan kritis siswa penggunaan Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn simki.unpkediri.ac.id || 6|| ,000 Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Paired Samples Test Independent Samples Test Paired Differences Levene's 95% Test Confidence Interval of the Sig. Difference (2- Mea Devia Error Lowe tailed n r Std. P Mean Upper T sebelu ai m r tion Std. – - sesudah ,474 1,577 ,362 - - ,286 1,234 1,31 0 1 Variances Confidence df ) 1 8 ,207 yang dilakukan dengan menerapkan uji beda yang salingberhubungan “Paired Sample ttest”, tidak ada perdedaan sebelum dan sesudah penggunaan Sig value Asymp. sig.(2-tailed) p = 0.207 >0.05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. c. Menentukan a assumed i adanya perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiri dibandingkan dengan metode ceramah. Tabel Uji Independent Sample Ttest 2 kelas kemampuan berpikir kritis siswa F . T df 3,41 ,07 7,67 9 3 9 36 the . Mea Std. (2- n Error Difference tail Diffe Diffe Low Upp ed) rence rence er er ,00 13,8 1,80 10,1 17,4 0 2 86 98 42 variances 7,67 31,2 ,00 13,8 1,80 10,1 17,5 not 9 0 2 67 17 29 42 assumed Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menerapkan uji beda yang saling berhubungan “Uji-t Independent Sample Test.”, ada perbedaan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiri dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah” pvalue Asymp. sig.(2-tailed) p = 0.000 <0.05 maka Ha diterima dan H0 ditolak PEMBAHASAN 1. “Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran model yurisprudensi inquiri pada Kompetensi Dasar Menampilkan Dalam Indonesia Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn of Equal metode ceramah terhadap kemampuan berpikir kritis p- Interval Sig il variances penelitian t-test for Equality of Means 95% N Equal Berdasarkan for Equality of Peran Sistem siswa Serta Politik di kelas X simki.unpkediri.ac.id || 7|| Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Akuntansi dan X Multimedia diketahui bahwa SMK PGRI 3 KEDIRI” pembelajaran yurisprudensi inquiri dengan Dari hasil analisis data kelas X cara menganalisis dan mendiskusikan isu- Multimedia SMK PGRI 3 Kediri yang isu merupakan membantu kelas eksperimen dapat sosial, dengan model siswa model pembelajaran untuk ini berpartisipasi diketahui bahwa ada perbedaan sebelum dalam mendefinisikan nilai-nilai sosial dan sesudah penggunaan model sehingga dapat meningkatkan kemampuan yurisprudensi inquiri berpikir siswa. Jadi, model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa yurisprudensi inquiri tepat jika digunakan karena persentase nilai Asymp. sig. (2- untuk meningkatkan kemampuan berpikir tailed) 0,000 sehingga dapat diketahui kritis siswa. pembelajaran bahwa nilai Asymp. sig. (2-tailed)p = 2. “Tidak ada perbedaan 0.000 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 kemampuan berpikir kritis siswa ditolak. sebelum Berdasarkan hal tersebut, maka dan menggunakan metode ceramah dapat diketahui bahwa hipotesis yang pada pertama, yaitu “Ada perbedaan sebelum Menampilkan dan sesudah pembelajaran sesudah penggunaan model Dalam yurisprudensi inquiri Indonesia Kompetensi Dasar Peran Sistem siswa Serta Politik di kelas X terhadap kemampuan berpikir kritis siswa” Akuntansi dan X Multimedia diterima. SMK PGRI 3 KEDIRI” Dengan diterimanya hipotesis Dari hasil analisis data kelas X tersebut, maka terbukti bahwa model Akutansi SMK PGRI 3 Kediri yang pembelajaran inquiri merupakan kelas kontrol dapat diketahui berpengaruh terhadap kemampuan berpikir bahwa tidak ada perbedaansebelum dan kritis siswa. Sesuai kajian teori yang sudah sesudah dijelaskan “model terhadap kemampuan berpikir kritis siswa inquiri karena persentase nilai Asymp.sig. (2- membantu siswa untuk belajar berpikir tailed) 0,207 sehingga dapat diketahui secara isu-isu bahwa nilai Asymp.nilai sig. (2-tailed) p = kontemporer yang sedang terjadi dalam 0.207 > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 masyarakat” Hamzah B. Uno (2007:21). diterima. yurisprudensi sebelumnya pembelajaran bahwa yurisprudensi sistematis tentang penggunaan metode ceramah Sesuai dengan pendapat tersebut dapat Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn simki.unpkediri.ac.id || 8|| Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Berdasarkan hal tersebut, maka Menampilkan Peran Serta dapat diketahui bahwa hipotesis yang Dalam kedua, yaitu “Ada perbedaan sebelum dan Indonesia sesudah penggunaan model pembelajaran Akuntansi dan X Multimedia yurisprudensi inquiri terhadap kemampuan SMK PGRI 3 KEDIRI” berpikir kritis siswa” ditolak. Dari hasil analisis data kelas X Dengan ditolaknya hipotesis Sistem Politik di kelas X siswa Multimedia SMK PGRI 3 Kediri yang tersebut, maka terbukti bahwa metode merupakan ceramah diketahui bahwa ada perbedaan sebelum tidak berpengaruh terhadap kelas dapat kemampuan berpikir kritis siswa. “metode dan ceramah sering kita jumpai pada proses- pembelajaran proses pembelajaran di sekolah mulai dari terhadap kemampuan berpikir kritis siswa tingkat yang rendah sampai ke tingkat karena persentase nilai Asymp.sig. (2- perguruan tinggi” Winarno Surahmad, tailed) 0,000 sehingga dapat diketahui M.Sc.,Ed (2015). Sesuai dengan pendapat bahwa nilai Asymp. sig. (2-tailed) p = tersebut dapat diketahui bahwa tentang 0.000 < 0,05 maka Ha diterima H0 ditolak. efktifitas penggunaan metode ceramah Sedangkan dari hasil analisis data kelas X yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, Akutansi SMK PGRI 3 Kediri yang bahkan yang akhirnya juga berdampak merupakan kelas kontrol dapat diketahui pada kemampuan berpikir kritis siswa. bahwatidak ada perbedaan sebelum dan Metode ceramah dalam proses sesudah eksperimen sesudah penggunaan model yurisprudensi inquiri penggunaan metode ceramah belajar mengajar sebagai satu-satunya terhadap kemampuan berpikir kritis siswa sumber belajar menyebabkan rendahnya karena persentase nilai Asymp.sig. (2- minat belajar siswa terhadap pelajaran, tailed) 0,207 sehingga dapat diketahui sehingga kemampuan berpikir kritis siswa bahwa nilai Asymp. sig. (2-tailed)p = berpengaruh sangat rendah. 0.207 > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 3. “Ada perbedaan kemampuan diterima. Berdasarkan hal tersebut, maka berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran inquiri model yurisprudensi dibandingkan metode dengan ceramah padaKompetensi Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn dapat diketahui bahwa hipotesis yang ketiga, yaitu penggunaan “Ada perbedaan model antara pembelajaran yurisprudensi inquiri dan metode ceramah Dasar simki.unpkediri.ac.id || 9|| Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri terhadap kemampuan berpikir kritis siswa” 1. Ada perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa diterima. Dengan hipotesis sebelum dan sesudah menggunakan tersebut, maka terbukti bahwa model model pembelajaran yurisprudensi pembelajaran inquiri inquiri pada Kompetensi Dasar berpengaruh terhadap kemampuan berpikir Menampilkan Peran Serta Dalam kritis siswa. Sesuai kajian teori yang sudah Sistem Politik di Indonesia siswa dijelaskan sebelumnya bahwa “Model kelas pembelajaran Multimedia SMK PGRI 3 Kediri. merupakan diterimanya yurisprudensi yurisprudensi model inquiri pembelajaran yang 2. X Akuntansi dan X Tidak ada perbedaan kemampuan dapat memberikan kesempatan kepada berpikir kritis siswa sebelum dan siswa aktif untuk mengemukakan pendapat sesudah sesuai dengan pandangannya terhadap ceramah pada Kompetensi Dasar suatu isu atau masalah sosial, melatih Menampilkan Peran Serta Dalam siswa untuk peka terhadap permasalahan Sistem Politik di Indonesia siswa sosial, mengambil posisi (sikap) terhadap kelas permasalahan Multimedia SMK PGRI 3 Kediri, tersebut, serta mempertahankan sikap tersebut dengan argumentasi yang relevan dan valid” menggunakan X Akuntansi metode dan X berarti tidak signifikan. 3. Ada perbedaan yang signifikan Hamzah B. Uno (2007:21). Sesuai dengan kemampuan berpikir kritis siswa pendapat tersebut dapat diketahui bahwa sebelum dan sesudah menggunakan dengan model pembelajaran yurisprudensi model pembelajaran yurisprudensi inquiri inquiri dapat membantu siswa dibandingkan dengan mengekspresikan pendapat atau sikapnya metode ceramah pada Kompetensi terhadap suatu permasalahan. Jadi model Dasar Menampilkan Peran Serta pembelajaran yurisprudensi inquiri tepat Dalam Sistem Politik di Indonesia jika siswa kelas X Akuntansi dan X digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Multimedia SMK PGRI 3 Kediri. IV. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan DAFTAR PUSTAKA Ennis, R.H, 2010. Indikator Berpikir Kritis pembahasan yang telah diuraikan, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: (online) tersedia: www.thsumantri.blogspot.com Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn simki.unpkediri.ac.id || 10|| Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 05 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri (diakses tanggal 15 Desember 2016). Ibrahim, 2003. Pengertian Metode Ceramah (online) tersedia: http://totokyulianto.blogspot.com/2 015/metode-ceramah-menurutpara-ahli.html (diakses tanggal 19 November 2016). Indrakusuma, Daien Amir, 1976. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan. Iskandar, 2009. Kemampuan Berpikir Kritis (online) tersedia: www.kajianteori.com/2014/02 (diakses tanggal 09 Desember 2016). Poerwadarminto WJS, 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Rahmat, 2010. Pengukuran Ketrampilan Berpikir Kritis. (online) www://gurupembaharu.com (diakses tanggal 11 Maret 2017). Retno Listyarti, 2015. Pendidikan Kewarganegaraan. Surabaya: Erlangga. Sabar, 2007. Pengertian Populasi dan Sampel dalam Penelitian (online) tersedia: https://sugithewae.woedpress.com (diakses tanggal 23 Desember 2016). Setiadi, 1982.Model-model Pembelajaran. Surabaya: Erlangga. Soegiono, 1988. Pengantar Pendidikan. Kediri: FPIPS IKIP PGRI. Wahyu Fitri Ningari 13.1.01.03.0004 FKIP-PPKn Soenarko, Bambang, 2000. Pokok-pokok Statistika Innferensial (teori dan aplikasi dalam Bidang Pendidikan). Kediri: FPIPS IKIP PGRI. Sudjana, Nana, 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algasindo. Sugiarto, 2015. Macam-macam Variabel (online) tersedia: www.hariannetral.com>Sains (diakses tanggal 15 November 2016). Suharsimi Arikunto, 1983. Prosedur Penelitian Suatu Pengantar. Jakarta: Bina Aksara. Sumadi Suryabrata, 1983. Metodologi Penellitian. Jakarta: CV Rajawali. Surahmad Winarno, 2015. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik (online). tersedia: www.bandungbookcenter.com (diakses tanggal 17 November 2016). Uno. H (1997). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Produktif, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Wijaya, Cece. (1996). Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ahli (online) tersedia: www.kajianteori.com (diakses tanggal 15 November 2016). UNP, 2013. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Kediri: Universitas Nusantara PGRI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara. simki.unpkediri.ac.id || 11||