BAB I - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu usaha yang ditempuh Pemerintah dalam mewujudkan landasan
pembangunan yang kokoh yaitu dengan meningkatkan disiplin Nasional yang
dipelopori oleh Aparatur Negara. dengan terwujudnya pemerintah yang bersih,
berwibawa, bertanggung jawab, penuh pengabdian dan profesional. Kenyataan
menunjukkan bahwa salah satu indikator pemerintah yang berwibawa adalah adanya
dukungan personil yang berkualitas memiliki komitmen yang baik dan benar. Usahausaha yang dilakukan adalah dengan mendayagunakan secara optimal kesempurnaan
aparatur pegawai negeri sipil sehingga kinerja di kalangan pegawai negeri sipil dapat
berjalan dengan baik. Kinerja merupakan konsep yang selalu dikedepankan sebagai
tolok ukur dapat tidaknya terpenuhi kualifikasi dari aparatur negara.
Dalam perkembangan sumber daya manusia secara umum aparat pemerintah
semakin dituntut kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan,
begitu juga bagi Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia khususnya petugas
pengaman pemasyarakatan yang melakukan program pembangunan hukum.
Pelaksanaan sistem Pemasyarakatan sebagai bagian dari program pembangunan
hukum tidak dapat dilepas dari pengaruh situasi lingkungan strategis dan
perkembangannya dari waktu ke waktu.
18
Universitas Sumatera Utara
UU No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan memberi arah, bahwa sistem
pemasyarakatan diarahkan pada pembinaan bimbingan dan perawatan terhadap
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Upaya pencapaian tersebut diperlukan
langkah-langkah keamanan dan ketertiban sehingga program dan sasaran dapat
tercapai secara maksimal. Keamanan dan ketertiban Lembaga Pemasyarakatan dan
Rumah Tahanan merupakan pondasi sekaligus alat ukur untuk berhasilnya petugas
pengaman. Parameter yang dapat dijadikan ukuran aman atau tertibnya suatu
Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan meliputi tingkat pelarian narapidana
atau tahanan, perkelahian, unjuk rasa, pemberontakan, perjudian, perdagangan dan
penyelundupan barang-barang terlarang (senjata, narkotika, dan obat terlarang
lainnya).
Oleh karena itu, Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan berupaya secara
maksimal untuk dapat memantau, mencegah, dan menangkal gangguan keamanan
dan ketertiban. Sikap dan perilaku petugas pengaman yang baik dapat mencegah
situasi kehidupan penghuni. Sikap dan perilaku yang baik bisa meminimalisasi
tingkat pelarian narapidana/tahanan, dapat memelihara keharmonisan kehidupan
dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, dapat menjaga dan memelihara
seluruh sarana dan prasarana kantor, dan dapat melaksanakan sistem administrasi.
Keamanan dan ketertiban yang baik merupakan kewajiban sekaligus tanggung jawab
petugas teknis pengamanan.
11
Universitas Sumatera Utara
Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh para petugas pengaman di
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan untuk bisa bekerja dengan baik. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja petugas pengaman, antara lain: suasana
kerja kurang tentram dan tenang akibat tugas yang dilaksanakan beresiko tinggi,
motivasi kerja petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan relatif
rendah, lingkungan kerja kurang kondusif akibat terlalu luasnya areal blok-blok serta
fasilitas keamanan kurang mendukung, Hal inilah yang mengakibatkan pencapaian
kinerja petugas pengaman tidak memuaskan.
Beberapa permasalahan yang telah dikemukakan di atas merupakan hal yang
dapat mempengaruhi kinerja petugas pengaman, apabila dibiarkan begitu saja
tentunya akan memberikan dampak yang negatif pada hasil kerja unit pelaksana
tehnis Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
Bagaimana pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja
petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan?
12
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah tersebut diatas, maka
ada tujuan dari penelitian adalah untuk :
Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap
kinerja petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Departemen Hukum dan HAM RI khususnya unit pelaksana tehnis Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan
untuk kinerja petugas pengaman Lembaga Pemasyarakatan.
b. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara ilmiah dalam
bidang Ilmu Manajemen khususnya yang berkaitan dengan ilmu yang didapat
selama mengikuti perkuliahan.
c. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama dimasa yang
akan datang.
1.5. Kerangka Berpikir/Landasan Teori
Peningkatan kinerja merupakan aspek yang penting bagi suatu organisasi
seperti unit pelaksana tehnis Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, melalui peran
sumber daya manusia yang menjalankan strategi Pemasyarakatan. Oleh karena itu
sangatlah penting bagi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan untuk menerapkan
13
Universitas Sumatera Utara
sistem kinerja yang mampu mendorong semua petugas khususnya petugas pengaman
pemasyarakatan untuk memberikan kontribusi secara optimal terhadap pencapaian
tujuan Pemasyarakatan. Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang petugas pengaman dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Dengan demikian kesediaan petugas pengaman
atau untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan
tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Dengan demikian kinerja adalah kesediaan
seseorang
atau
kelompok
orang
untuk
melakukan
sesuatu
kegiatan
dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang
diharapkan (Mangkunegara, 2005).
Batasan kinerja sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan,
Atas dasar pendapat tersebut As'ad (2003) menyimpulkan bahwa kinerja merupakan
hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku terhadap pekerjaan yang
bersangkutan. Selanjutnya Suprihanto (2000) menyebutkan bahwa penilaian kinerja
adalah "Suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah
pegawai/karyawan telah melaksanakan pekerjaan masing-masing secara keseluruhan.
Pelaksanaan
pekerjaan,
kepemimpinan
dan
hal-hal
khusus
sesuai
dengan
bidang dan level pekerjaan yang dijabatnya", secara keseluruhan bukan berarti hanya
14
Universitas Sumatera Utara
dilihat/dinilai dari fisiknya tetapi meliputi beberapa hal, seperti kemampuan
pekerjaan, disiplin hubungan kerja, prakarsa.
Sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki karena sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber
daya manusia yang mampu berprestasi maksimal. Kepuasan kerja mempunyai
peranan penting terhadap prestasi kerja petugas pengaman, ketika seorang petugas
pengaman merasakan kepuasan dalam bekerja maka seorang petugas pengaman akan
berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk
menyelesaikan tugasnya, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian
yang baik bagi Lembaga Pemasyarakatan.
Sangat sulit untuk mengetahui ciri-ciri kepuasan dari masing-masing individu.
Namun demikian, cerminan dari kepuasan kerja itu dapat diketahui. Untuk
mengetahui tentang pengertian kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang terhadap
pekerjaannya. Artinya secara umum dapat dirumuskan bahwa seseorang yang
memiliki rasa puas terhadap pekerjaannya akan mempunyai sikap positif terhadap
organisasi di mana ia berkarya (Siagian, 2003).
Kepuasan kerja petugas pengaman ini akan diukur melalui penilaian
responden terhadap beberapa indikator seperti hubungan dengan pimpinan, hubungan
dengan rekan kerja, lingkungan fisik kerja, saran atau kritik dari rekan kerja, hasil
penyelesaian tugas dan tanggung jawab, perasaan di tengah keluarga berkaitan
dengan kebutuhan tugas di kantor, perasaan jika mendapat penghargaan atau pujian
dari atasan, perasaan atau penilaian terhadap gaji, tunjangan dan bonus yang
15
Universitas Sumatera Utara
diberikan instansi, penilaian terhadap jaminan/asuransi kesehatan, jaminan pensiun,
penilaian terhadap cuti kerja (Robbins, 2006). Kepuasan kerja petugas dapat
ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada
bawahan sehingga petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan
akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja
(sense of belonging).
Menurut Hasibuan (2005), yang mengartikan disiplin sebagai suatu kesadaran
sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas
serta tanggung jawabnya. Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan
standart-standart organisasional. Jadi dia akan memenuhi mengarsipkan semua
tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan dan kesediaan suatu sikap, tingkah laku
dan perbuatan seseorang petugas pengaman yang sesuai dengan peraturan dan normanorma sosial yang berlaku Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
Kedisiplinan merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia
yang terpenting karena semakin baik disiplin petugas semakin tinggi kinerja yang
dapat dicapainya. Mangkuprawira dan Hubeis (2007) mengemukakan : kedisiplinan
karyawan adalah sifat seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan
peraturan organisasi tertentu.
Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi atau unit pelaksana
tehnis Lembaga Pemasyarakatan klas I Medan. Tanpa dukungan disiplin petugas
pengaman yang baik, sulit untuk dapat mewujudkan tujuan Pemasyarakatan. Jadi
kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.
16
Universitas Sumatera Utara
Apabila pegawai dengan penuh kesadaran bekerja dengan optimal, maka
tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai. Seseorang yang dengan sadar terlibat
dalam aktivitas organisasi biasanya mempunyai latar belakang atau motivasi tertentu
(Helmi, 1996). Para pegawai/petugas pengaman pemasyarakatan dituntut untuk dapat
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya lebih profesional, yang berarti
petugas pengaman Lembaga Pemasyarakatan klas I Medan yang mempunyai
pandangan untuk selalu berpikir, kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur,
loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaanya. Untuk itu,
diperlukan adanya pembinaan dan ditumbuhkan kesadaran juga kemampuan kerja
yang tinggi. Apabila petugas pengaman dengan penuh kesadaran bekerja dengan
optimal, maka tujuan Pemasyarakatan akan lebih mudah tercapai. Seseorang yang
dengan sadar terlibat dalam aktivitas organisasi biasanya mempunyai latar belakang
atau motivasi tertentu.
Dengan adanya sikap kepuasan kerja yang tinggi dari petugas pengaman di
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan tentunya akan diikuti dengan sikap disiplin.
Disiplin yang baik dapat mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang petugas
pengaman dalam melaksanakan tugas yang diberikan padanya. Tentunya hal ini jelas
mendorong semangat kerja dan dapat mewujudkan tujuan dari Pemasyarakatan.
Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi seperti Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan. Karena tanpa dukungan disiplin petugas pengaman
yang baik, maka sulit bagi unit kerja seperti Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan
17
Universitas Sumatera Utara
untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, disiplin adalah kunci keberhasilan dalam
mencapai tujuan Pemasyarakatan.
Kepuasan Kerja
Kinerja Petugas
Disiplin Kerja
Gambar. 1.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama
Kepuasan kerja adalah sikap umum individu dalam melaksanakan
pekerjaannya. Pekerjaan membutuhkan interaksi dengan rekan kerja dan pimpinan,
mematuhi peraturan-peraturan dan kebijakan organisasi, memenuhi standart kinerja,
hidup dengan suasana kerja yang ideal (Robbins, 2006).
Sejalan dengan itu, Maryoto (2000) kepuasan kerja (job satisfaction) adalah
keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara
nilai balas jasa kerja karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai
balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Balas jasa
kerja pegawai ini, baik yang berupa finansial maupun yang nonfinansial. Kepuasan
kerja merupakan persoalan umum pada setiap unit kerja, baik itu berhubungan
motivasi, kesetiaan ataupun ketenangan bekerja, dan disiplin kerja.
18
Universitas Sumatera Utara
1.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat dihipotesiskan sebagai
berikut :
Kepuasan kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja petugas
pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
19
Universitas Sumatera Utara
Download