Pengembangan diri dalam pendidikan orang dewasa

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pendidikan
merupakan
suatu
kebutuhan
bagi
seluruh umat
manusia.
Pendidikan tidak terbatas hanya untuk mereka yang berada pada tingkatan pedagogy
saja tetapi juga pendidikan diperuntukkan untuk andragogy. Seperti salah satu
perumusan UNESCO yaitu long-life education, pendidikan untuk orang dewasa pun
akhirnya mendapat perhatian.
Pendidikan orang dewasa berbeda dengan pendidikan anak-anak. Pendidikan
anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan peniruan, sedangkan pendidikan
orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan
masalah.
Pada pembahasan kali ini, penulis akan mencoba membahas mengenai
pengertian pendidikan orang deawasa yang lebih spesifi yaitu tentang pengembangan
diri dalam manusia dewasa.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan diri manusia?
2. Apa saja unsur yang diperlukan dalam pengembangan diri manusia?
I.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian pengembangan diri manusia
2. Menjelaskan unsur-unsur yang diperlukan dalam pengembangan diri manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pengembangan Diri pada Manusia
Andragogi telah dirumuskan sejak tahun 1920. Andragogi dirumuskan sebagai
proses
yang
menumbuhkan
keinginan
untuk
bertanya
dan
belajar
secara
berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan
bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya sendiri
(Pannen, 1997).
Perbedaan antara anak-anak dan dewasa dapat ditinjau dari tiga hal yaitu :
a. Usia, individu yang berumur lebih dari 16 tahun dapat dikatakan sebagai
orang dewasa dan kurang dari 16 tahun masih disebut anak-anak.
b. Ciri psikologis, individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu
bergantung
dengan
orang
lain, bertanggung
jawab,
mandiri,
berani
mengambil resiko, mampu mengambil keputusan.
c. Ciri biologis , apabila telah menunjukkan tanda-tanda kelamin sekunder
Dari perbedaan diatas dapat diketahui bahwa manusia yang dewasa telah mengalami
proses dimana dirinya berkembang, mulai dari fisik maupun psikis.
Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini
disebut oleh Stephen R. Covey dalam The 7 habits of Highly Effective People (1993)
sebagai konsep asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, menurut Covey mesti
meliputi empat dimensi yaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional.
Pembaruan fisik dapat dilakukan dengan melalui olahraga, asupan nutrisi, dan upaya
pengelolaan stres. Pembaruan spiritual dapat diraih melalui penjelasan tentang nilai
dan komitmen, melakukan studi atau kajian dan berkontemplasi atau berdzikir.
Dimensi mental dapat diperbarui melalui kegiatan membaca, melakukan visualisasi,
membuat perencanaan dan menulis. Adapun dimensi sosial/emosional diasah melalui
pemberian pelayanan, bersikap empati, melakukan sinergi dan menumbuhkan rasa
aman dalam diri. Dalam proses pengembangan diri diperlukan keseimbangan
(tawazun) dan sinergi (tanasuq) untuk mencapai hasil optimal sebagaimana yang
diharapkan.
1
Pengembangan diri tidak muncul begitu saja. Untuk meraihnya, diperlukan latihan
dengan pola seperti spiral. Pola ini melatih kita untuk bergerak ke atas sepanjang
spiral secara terus-menerus. Pola spiral ini memaksa kita untuk melalui tiga tahap
kegiatan yakni belajar, berkomitmen, dan berbuat. Latihan ini harus terus-menerus
berjalan secara berulang-ulang sampai kualitas dan produktivitas diri kita menjadi
semakin tinggi.
B. Unsur yang diperlukan dalam pengembangan diri manusia
Dalam pengembangan diri manusia, terdapat beberapa unsur / aspek yang
mempengaruhi perilaku seseorang. Terdapat 2 unsur yang paling mempengaruhi
hal tersebut, yaitu :
1. Spiritual Quotient
SQ menjadi landasan yang diperlukan untuk memfungsikan dan
mensinergikan IQ dan EQ secara integral, efektif dan menyeluruh. Melalui SQ,
pemikiran, perilaku dan perihidup manusia diberi makna dan bermuatan
makna spiritual. Kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient ) menyadarkan kita
akan tujuan hidup dan pemaknaan kehidupan yang kita jalani. Bahwa hidup
memiliki arah dan tujuan hidup, bahwa setiap kehidupan memiliki pemaknaan
yang tidak sekedar makna-makna bersifat duniawi. Spiritual Quetient
(kecerdasan spiritual) memformulasi dirinya melalui value yang terbit lewat
suara hati. Secara halus dan subtil, ia menempati ruang di relung hati manusia.
Dan suara hati melintasi waktu, tempat, ras, suku bangsa dan agama.
Kecerdasan spiritual melintasi batas agama (religion). Meski demikian,
pemaknaan yang mendalam dan lurus terhadap agama yang dianut akan
menjadi landasan yang kuat bagi tumbuh dan berkembangnya suara hati dalam
diri manusia.
Spiritual Quotient
IMAN
2
NIAT IKHLAS
BERKELIMPAHAN
NURANI
DIPERCAYA
RENDAH HATI
NURANI
Spirit mempunyai beberapa arti, diantaranya: arwah, berani, semangat, moral,
jiwa, sukma, dll. Spiritual sebagai nurani, berkaitan dengan rohani dan batin.
Spiritual Quotient = pencerahan nurani.
 Iman
Tuhan menciptakan dan menyediakan segala sesuatu di muka bumi untuk
keteraturan, kesejahteraan, kenikmatan, dan kebahagiaan manusia, bukan
untuk kekacauan dan kezaliman. Jika ada yang berbuat kerusakan atau
kehancuran, orang itu telah sesat dan mengingkari tujuan penciptaan manusia
oleh Yang Maha Kuasa Pencipta.
Ghazzali meyatakan empat unsur dalam metamorfosis yang mengubah manusia
biasa “dari hewan menjadi malaikat”:
a. Pemahaman diri, seseorang yang tidak memperhatikan jiwanya adalah seorang
pecundang baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang.
b. Pemahaman tentang Tuhan, banyak orang yang berperilaku ibarat orang yang
tidak mau meminum obat karena mereka yakin dokter tidak tahu atau tidak
melihat apakah mereka meminum obat atau tidak. Masalahnya bukan apakah
dokter peduli atau tidak, tetapi bukankah orang tersebut menhancurkan diri
mereka sendiri dengan ketidak patuhan itu. Begitu juga halnya dengan Tuhan
yang menghargai ibadah kita, jika kita kurang atau tidak disiplin beribadah
3
bukan berarti Tuhan akan menjadi lemah, melainkan kita lupa siapa diri kita,
yaitu makhluk spiritual.
c. Pemahaman tentang dunia seperti apa adanya, mereka yang memanjakan diri
tanpa batas dalam kenikmatan dunia, di hari kematiannya akan seperti seorang
manusia yang dengan rakusnya melahap makanan lezat dan kemudian
memuntahkannya dan sebaliknya.
d. Pemahaman tentang dunia yang akan datang seperti apa adanya, hewan dan
malaikat tidak bisa mengubah tingkatan atau tempat yang sudah ditentukan
bagi mereka, tetapi manusia bisa memilih merendahkan diri ketingkatan hewan
melalui perbuatan mereka, atau dengan perbuatan mereka, tetapi manusia bisa
melonjak hingga ke tingkat malaikat.
Cosmic Counsiousness
Penulis bernama Richard Maurice, bahwa tingkat kesadaran manusia ada tiga,
yaitu:
1. Kesadaran sederhana
Kesadaran seperti ini dimiliki oleh hewan-hewan mengenai tubuh mereka dan
lingkungan sekitar mereka. Kesadaran untuk mencarai makan saja, sekedar
untuk bertahan hidup serta berketurunan, dan selamat dari predator dengan
kiat sebatas kecerdasan yang sangat minimal dan relatif tidak berkembang turn
temurun.
2. Kesadaran diri
Kesadaran manusia biasa, masyaarakat awam. Kesadaran diri telah membawa
manusia kepada tingkat kecerdasan di mana kita berpikir tentang fakta dan
memikirkan visi, memiliki bahsa untuk mengekspresikan. Kesadaran diri
merupakan khas manusia dan memberi kita kesadaran yang sangat berbeda
tentang diri kita sendiri, kita bisa berpikir jauh dan dalam sekali.
3. Kesadaran kosmis
Suatu kesadaran yang tajam tentang “hidup dan keteraturan alam semesta”
tempat orang merasakan kesatuan dengan Tuhan atau energi semesta. Dia
selalu melihat tanda-tanda ciptaan dan kehadiran Tuhan pada setiap ruang dan
waktu, setiap benda hidup dan benda mati. Dia hanya takut kepada Tuhan dan
bersyukur kepada Tuhan.
4
Sebagian orang beragama semata-mata untuk mencari ketentraman atau untuk
mendapatkan perasaan aman. Tidak banyak yang mengerti bahwa beragama
untuk pencerahan dan membuktikan kebenaran. Kebenaran harus dicari dan
dipelajari karena manusia tidak akan langsung mengerti secara otomatis.
Kebenaran hakiki milik Tuhan. Kita harus berusaha menyempurnakan diri.
 Niat dan Ikhlas
Sesungguhnya, jika amal itu ikhlas namun tidak benar, amal tersebut tidak
diterima oleh Yang Maha Kuasa. Untuk diterima-Nya, amal harus ikhlas dan
benar. Ikhlas artinya amal dikerjakan semata-mata mengharapkan keridaan
Yang Maha Sempurna. Benar artinya jika amal dilakukan berdasarkan petunjuk
agama.
Perkataan saja tidak bermanfaat sebelum dibuktikan dengan amal. Perkataan
dan amal tdak bermanfaat kecuali diawali dengan niat. Niat, perkataan dan
amal tidak bermanfaat kecuali sudah dijalankan dengan ikhlas.
a. Kualitas Niat
Kualitas niat dan amal ditentukan oleh seberapa ikhlas seseorang.
Para pakar manajemen, terutama dibidang organizational behavior merancang
suatu kiat bagaimana meningkatkan competitive advantage suatu perusahaan.
Kiat itu menekankan kepada perusahaan untuk menjadikan karyawan sebagai
knowladge worker untuk menuju learning company untuk mewujudkan
knowledge management. Perusahaa membentuk suatu tim untuk menampung
ide-ide menuju perbaikan kecil, yang biasa disebut kaizen. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh manajemen untuk membangun KM. Namun hasilnya tidak
seindah yang dibayangkan pakar. Mengapa?
Jawabannya
adalah
karena
tingkat
keikhlasan
sebagian
karyawan
perusahaan/anggota organisasi masih rendah, bahkan ada yang sangat rendah.
Bagi mereka, ilmu yang ada pada dirinya adalah kekayaannya sehingga jika
diberikan kepada orang lain akan memberikan problem bagi kariernya.
 Rendah Hati
5
Rendah hati adalah menyimpan perasaan bangga dalam hati saja, tanpa ada
kata-kata dan ekspresi yang berlebihan, bahkan kadang-kadang terkesan orang
tersebut bersikap malu. Dala kerendahan hati, tersimpan setumpuk semangat
untuk berprestasi dan dia bersyukur dalam diamnya kepada Tuhan yang
memberikan rahmat kepadanya.
Janganlah samakan rendah hati dengan rendah diri. Manusia yang rendah diri
adalah manusia penakut, tidak berani menatap dunia dengan kepala tegak,
tidak bersikap optimis, tidak berjiwa climber. Rendah diri berarti merasa kecil ,
merasa rendah, merasa lemah. Rendah diri sifat orang yang frustasi, orangorang yang kalah, mudah menyerah dan putus asa.
Rendah hati dibentuk oleh nurani yang rukuk serta sujud memohon keridaan
Tuhan Semesta.
Bagaimana sikap nurani yang rendah hati?

Ketika berkata tidak meninggikan diri, tidak juga merendahkan diri. Berkatalah
sebatas yang benar dan fakta.

Berserah diri kepada Tuhan atas yangg diperoleh. Ketika sudah berusaha secara
maksimal, ketika sudah mendamping usaha dengan doa yang khusuk serta
ikhlas, terimalah hasil apa adanya. Tuhan Maha Mngetahui apa yang terbaik
untuk kita.

Berprasangka baik agar muncul energi positif.
 Dipercaya
Matriks dibawah ini menjelaskan pola kesalintergantungan antara tingkat
kejujuran dan tingkat kepercayaan yang diterima dari orang lain.
6
Posisi Jendela 1 mengambarkan tingkat kejujuran yang sangat tinggi
dengan tingkat kepercayaam yang tinggi pula
Posisi jendela 4 menggambarkan tingkat ketidakjujuran yang sangat
tinggi, dan tingkat ketidakprcayaan yang sangat tinggi.
Maka dari matriks diatas dapat disimpukan bahwa, semakin rendah tingkat
kejujuran seseorang, semakin rendah pula tingkat kepercayaan yang diterimanya
sehingga reputasi yang bersangkutan jatuh.
Kepercayaan juga sangat berkaitan dengan kepemimpinan. Karena tidak mungkin ada
pemimpin yang tidak dipercayai oleh anggotanya.
Leadership Needs Trust And To Be Trusted
Tanggung jawab paling esensial para pemimpinn adalah bertanggungjawab terhadap
tim, berkerja sama. Mempercayai dan dapat dipercayaui menghidupkan akses
pemimpin dan tim untuk bersinergi dan berkesinambungan.
Tindakan yang membantu untuk membangun hubungan Spiritual dan Emosional
dalam sikap amanah dan mempercayai:
 Be Honest:
Kejujuran itu berat dan mahal. Berat bagi orang-orang yang suka berbohong.
Berat untuk berkata benar karena ada daya tarik yang besar berupa
keuntungan sesaat dari ketidakjujurannya.
 Give your EMPHATY:
7




Dalam empati, kita berusaha mengerti secara berimbang antara perasaan dan
jalan pikiran. Empati berbada dengan simpati, karena simpati hanya
menunjukan sikap kita iba terhadap seseorang, sedangkan empati , selain kita
menunjuan sifat iba namun juga merasakan hal yang sama.
Be Transparent:
Berusahalah menjadi orang yang terbuka, karena dengan sifat keterrbukaan
kita, orang secara tida langsung dapat menilai kita tidak menyembunyikan apaapa (tidak berbohong).
Firm but Fair:
Artinya tegas dan konsisten menegakan aturan. Setiap orang harus disiplin.
Anda tidak bisa menegur anak buah yang terlambat padahal diri anda adalah
biang keterlambatan. Kemudian maksud dari adil disini adalah berikan
seseorang feedback sesuai dengan usaha dan aspeknya.
Mutual Respect/Saling Menghargai:
Janganlah menjaga jarak antara orang yang berbeda status. Kita perlu
menyiratkan bagaimana perasaan kita dan kitapun harus pintar membaca yang
tersirat dibalik yang tersurat ketika orang sedang berinteraksi dengan anda.
Keep the Promise:
Jangan mengumbar janji. Seseorang yang sudah dikatakan dewasa dapat
menepati janji yang sudah dibuatnya secara matang. Kredibilitas pun akan
bagus dimata orang-orang banyak.
“Sesungguhnya , KAMI telah menawarkan amanah kepada
langit, bumi dan gunung, tetapi mereka enggan memikulnya
dan merasa berat dengannya, sebaliknya mabusia sanggup
memikulnya. Sesungguhnya mereka sangat zalim lagi kurang
pengetahuannya (bodoh) – QS. Al-Azhab
 BERKELIMPAHAN
Dalam kitab Suci tertara hukum, ketentuan dan petunjuk universal lagi abadi.
Manusia tidak perlu mengeluh, namun harus selalu bersyukur. Semua harus
diterima secara ikhlas karena semuanya datang dengan ketentuan, hukum alam.
Kehenda Tuhan pencipta semesta dengan segala keteraturan hukum alam. Orang
yang suka menolong dengan banyak senyum disenangi banyak orang serta mudah
memperoleh teman.
Untuk mempu mewujudkan pribadi yang berkelimpahan, manusia dewasa
harus mampu menerima kenyataan bahwa manusia memiliki kelemahan sehingga
dengan begitu manusia tetap percaya “Takdir” yang datang darii Tuhannya.
8
Kelemahan manusia yang hakiki adalah:
 Manusia Tidak Abadi
 Manusia tidak dapat mencegah perubahan
 Manusia tidak dapat menentukan dengan tepat apa hasil jerih payahnya.
 EMOTIONAL QUOTIENT
Kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi belum menjamin kesuksesan seseorang di masa
depan. Penelitian yang panjang terhadap orang-orang dengan IQ superior
menunjukkan tidak semua dari mereka sukses dalam hidupnya. Penelitian lebih lanjut
memberikan gambaran bahwa mereka yang tidak sukses ini menunjukkan kesulitan
dalam mengelola emosinya, sulit mengatasi stress, pesimistis, dan tidak mampu
bersikap empati terhadap orang lain.
Selain penelitian di atas, sebuah penelitian di Amerika dan Jepang juga menyatakan
bahwa dari 100% orang sukses, hanya 10-20 persen aja yang berpendidikan tinggi,
berijazah lengkap, dan tentunya dengan IQ yang di atas rata-rata, selebihnya, 80-90
persen hanya lulusan SMA, SMP, atau bahkan tidak punya latar belakang pendidikan,
kebanyakan dari mereka mengawali karir dari berdagang. Hal ini membuktikan
bahwa IQ bukanlah segala-galanya. Dari beberapa penelitian juga dikatakan bahwa
justru orang-oarang yang ber IQ tinggi malah memiliki kesulitan dalam bergaul,
berinteraksi, mengembangkan diri, dan ber-attitute baik.
Ada 5 komponen dasar dari kecerdasan emosional, yaitu sebagai berikut.
1. Kesadaran Diri
Faktor pertama ini merupakan pilar dasar dari seluruh komponen karena
dengan kesadaran yang total makan orang akan mampu mengontrol dan
mengendalikan emosinya. Kesadaran diri ini berkaitan dengan kemampuan
orang untuk menyadari gejolak perasaannya, mengamati perubahan emosinya,
dan mengenali nama-nama emosi yang muncul di dalam dirinya.
Cara paling mudah untuk meningkatkan kesadaran emosi Anda adalah dengan
membuat daftar nama-nama emosi yang sering Anda alami sehari-hari.
2. Mengelola Emosi
Mengelola emosi berkaitan dengan kemampuan untuk bagaimana memahami
suasana perasaan dan mengaturnya sehingga tidak mengganggu kinerja.
Kemampuan mengelola emosi ini akan membuat kita lebih mampu berpikir
rasional di saat-saat puncak emosi.
Pikiran diibaratkan sebagai sebuah program komputer, perasaan adalah layar
monitor. Jika kita memasukkan program yang mempunyai kisah-kisah yang
menyedihkan, penuh kekecewaan dan keputusasaan, layar monitor perasaan
kita akan memunculkan secara jelas suasana kisah-kisah tersebut. Di layar
monitor kita akan muncul gambar dan film-film yang menyedihkan, penuh air
mata, dan keputusasaan. Tetapi sebaliknya, jika kita senantiasa menyiapkan
9
program-program yang menggugah semangat untuk maju, penuh dengan
optimism, dan harapan, laya monitor perasaan kita akan memunculkan
gambar-gambar dan film-film yang penuh keberanian, optimism, dan semangat
hidup.
3. Memotivasi Diri
Orang yang mempunyai kecerdasan emosi adalah orang yang mampu
memotivasi diri sendiri, membangkitkan semangat, menghidupkan energy
positif di dalam dirinya ketika berhadapan dengan hambatan-hambatan.
Mereka mampu membangkitkan optimisme, ketika keadaan semakin sulit
untuk dihadapi.
Untuk membuat kita menjadi orang-orang yang mampu memotivasi diri ketika
keadaan yang dihadapi semakin sulit, ada beberapa kebiasaan yang perlu kita
tanamkan di dalam perilaku kita, seperti berikut ini;
a. pahami bahasa kalbu
orang yang optimis selalu mengucapkan kata-kata penuh energy positif,
mengandung spirit dan semangat juang tinggi dibandingkan orang-orang yang
cenderung pesimistis. Orang-orang yamh optimis menggunakan kalimat-kalimat
yang penuh kekuatan magis untuk mendorong diri mereka sendiri ketika
berhadapan dengan kesulitan. Bahasa sehari-hari dan pernyataan diri yang
sering digunakan orang-orang optimis seperti yang tercantum pada kotak
dibawah ini.
Bahasa orang optimis
Saya pasti mampu menghadapi
masalah ini
Saya pasti berhasil
Saya tidak akan mundur selangkah
pun
Saya akan berjuang sampai tetes darah
penghabisan
Bahasa orang pesimis
Ah, saya akan kalah
Saya pasti gagal melakukannya
Keadaan ini sangat sulit, saya pasti
tidak akan berhasil
Wah,
saya
tidak
mampu
melakukannya
b. Lepaskan kaca mata kuda
lihatlah dengan wawasan yang lebih luas, setiap masalah selalu menyimpan
pemecahan. Kita dituntut untuk meluaskan perspektif berifikir kita, jangam
terpaku hanya melihat pada suatu sudut dimensi. Jadilah orang kreatif yang
melihat suatu masalah sebagai tantangan, sumber inovasi dan sumber inspirasi.
4. Empati
Orang yang memiliki kecerdasan emosi tingkat tinggi adalah orang yang
mampu meletakkan dirinya si telapak sepatu orang lain dalam memahami
orang tersebut. Artinya adalah anda berusaha memahami seseorang dari
perspektif, perasaan, dan pemikiran orang tersebut. Anda mampu mengerti
perasaan apa yang sedang terjadi saat orang lajn mengalami kebahagiaan atau
kesedihan. Anda tidak dengan cepat membandingkan dan mengukur orang lain
berdasarkan pemikiran anda sendiri. Anda tidak menggambarkan perasaan
orang lain berdasarkan pengamalamn anda sendiri.
10
Bahasa orang yang empati
Dari cerita kamu, saya merasakan
kesulitan-kesulitan yang kamu alami
Kamu terlihat sedih sekali, saya bisa
memahami keadaan tersebut
Seandainya saya berada pada posisi
kamu saat ini, tentu saya akan merasa
kecewa dan sedih
Saya melihat kekecewaan yang kamu
rasakan
Bahasa orang yang tidak empati
Ah, baru menghadapi kesulitan begitu
saja kamu sudah sedih
Jangan cengeng dan bersabarlah
Kalau saya menjadi seperti kamu, saya
akan cuek bebek
Untuk apa kecewa, sudahlah toh
besok akan mendapatkan kembali
5. Keterampilan sosial
Keterampilan untuk berhubungan secara baik dengan orang lain merupakan
salah satu komponen dari orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi. Hal ini
menuntut anda mengembangkan keterampilan sosial termasuk didalamnya
bagaimana mendengarkan dengan empatik, bagaimana cara berkomunikasi
dengan hangat.
Dengan mengembangkan keterampilan sosial yag efektif maka anda akan
menciptakan hubungan relasi sosial yang baik, penuh pengertian, saling
menghormati dan saling menguntungkan. Untuk itu, anda bisa melihat
beberapa penelitian lain yang berkaitan dengan kegagalan karier akibat
ketidakmampuan menjalin hubungan sosial dengan orang lain pada tabel
dibawah ini.
N
o
1
Tema
McCall & Morriso Lombardo
Lombard n et al. &
o (1983)
(1987)
McCauley
(1988)
Masalah
Tidak
Hubunga Mengisolas
dalam
sensitive
n sosial i
diri,
hubungan
pada
yang
masalah
interperson orang
jelek,
dalam
al
lain,
terlalu
hubungan
bersikap
ambisius internasion
dingin,
al
menjaga
jarak,
terlalu
berambisi
us
Perilaku yang menghambat karier:
 Menunda pekerjaan
 Defensive
 Cemas
 Permusuhan
 Egosentris
11
United
states
(19931994)
Hubunga
n kerja
yang
buruk
Europe
(1993-1994)
Hubungan
kerja yang
buruk,
isolasi secara
organisasion
al,
terlalu
berambisius






Penuh kecurigaan
Mengasingkan diri dan menjaga jarak
Ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain
Keras kepala dan kaku
Terlalu mendominasi
Terlalu mengkritisi
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
12
Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini
disebut oleh sebagai konsep asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, meliputi empat
dimensi yaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional. Pembaruan
fisik dapat dilakukan dengan melalui olahraga, asupan nutrisi, dan upaya pengelolaan
stres.
Terdapat 2 aspek penting dalam pengembangan diri. Yaitu pengembangan
secara spriritual (SQ) dan Pengembangan secara Emosional (EQ); kedua aspe ini
sangat dibutuhkan dalam suatu pengembangan diri seseorang untuk menjadi lebih
dewasa.
III.2 Saran
1. Tetaplah berusaha dan berjuang untuk menjadikan pendidikan Indonesia lebih
maju dan lebih baik lagi.
2. Jika dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahanya, kami mengharapkan
saran dan kritiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno, Bambang. 2002. THE POWER OF 4Q for HR & Company Development.
13
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
14
Download