Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi No. 002, Agustus 2013 (Tanggal diunggah 22 Agustus 2013) Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya dan Fauzi Haidar VARIETAS-VARIETAS BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) YANG TELAH DILEPAS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Oleh : Nurmalita Waluyo dan Diny Djuariah Kelompok Peneliti Pemuliaan dan Plasma Nutfah BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang – Bandung Barat 40391 e-mail : [email protected] Tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) berasal dari wilayah selatan Meksiko dan wilayah panas Guatemala. Pada kondisi liar, buncis ditemukan di dataran rendah hingga dataran tinggi, dan di lingkungan kering hingga lembab (Duke, A. James, 1981). Buncis berdaging kurang dapat beradaptasi terhadap iklim dibandingkan tipe biji kering. Buncis merupakan sumber protein, vitamin dan mineral yang penting dan mengandung zat-zat lain yang berkhasiat untuk obat dalam berbagai macam penyakit. Gum dan pektin yang terkandung dapat menurunkan kadar gula darah, sedangkan lignin berkhasiat untuk mencegah kanker usus besar dan kanker payudara. Serat kasar dalam polong buncis sangat berguna untuk melancarkan pencernaan sehingga dapat mengeluarkan zat-zat racun dari tubuh (Cahyono, B., 2007). Zat-zat gizi yang terdapat di dalam buncis dalam 100 g bahan yang dapat dimakan dapat dilihat pada Tabel 1. 1 IPTEK Tanaman Sayuran, No. 02, Agustus 2013 Tabel 1. Kandungan nilai gizi dan kalori kacang buncis per 100 g bahan yang dapat dimakan No. Jenis zat gizi 1. Energi/kalori 2. Protein 3. Lemak 4. Karbohidrat 5. Kalsium 6. Fosfor 7. Serat 8. Besi 9. Vitamin A 10. Vitamin B1/Thiamine 11. Vitamin B2/Riboflavin 12. Vitamin B3/Niacin 13. Vitamin C 14. Air Sumber: Emma S.Wirakusumah (1994) dalam Cahyono, B. (2007) Jumlah kandungan gizi 35 kal 2,4 g 0,2 g 7,7 g 6,5 g 4,4 g 1,2 g 1,1 g 630,0 SI 0,08 mg 0,1 mg 0,7 mg 19,0 mg 89 g Tanaman buncis berbentuk semak atau perdu. Tinggi tanaman buncis tipe tegak berkisar antara 30-50 cm sedangkan tipe merambat dapat mencapai 2 m. Kacang buncis dan kacang jogo mempunyai nama ilmiah yang sama yaitu Phaseolus vulgaris L. Perbedaannya pada tipe pertumbuhan dan kebiasaan panennya. Kacang buncis tumbuh merambat (pole beans) dan dipanen polong mudanya, sedangkan kacang jogo/kacang merah merupakan kacang buncis jenis tegak atau tidak merambat, yang umumnya dipanen polong tua atau bijinya saja, sehingga disebut bush bean. Nama umum kacang buncis ialah Snap beans atau French beans (Rukman, R., 1998). Berdasarkan kegunaannya, buncis terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. Buncis Perancis: bagian yang dikonsumsi ialah polong berdaging yang berwarna hijau, kuning, atau ungu yang mengandung biji yang belum berkembang. Polong tidak mempunyai mempunyai urat samping atau lapisan lirkertas. 2. Buncis filet haricot: polong mengandung urat samping (string), tetapi polong muda berdaging yang dikonsumsi. 3. Buncis haricot: biji segar adalah bagian yang dimakan, sedangkan polong mengandung urat samping dan serat umumnya tidak dikonsumsi. 4. Buncis bijian kering: biji kupasan kering adalah bagian yang dikonsumsi, sedangkan polong mempunyai urat samping, serat, lapisan lir kerts, dan tidak dimakan (Rubatzky, V.E. and M. Yamaguchi, 1998). Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) pada tahun 1999 telah melepas 3 varietas buncis dengan tipe pertumbuhan merambat yaitu varietas Horti 1, Horti 2, dan Horti 3; dan pada tahun 2011 telah melepas 3 varietas buncis dengan tipe pertumbuhan tegak yaitu varietas Balitsa 1, Balitsa 2, dan Balitsa 3. Berikut ini adalah deskripsi 6 varietas buncis yang telah dilepas Balitsa: 1. Horti 1 Varietas ini merupakan introduksi kultivar WITSA dari Taiwan dengan nomor galur BPH-1801BR. Tanaman mulai berbunga pada umur 43-46 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 52-54 HST. Polong muda berwarna hijau, bentuknya bulat masif (tidak berongga), ujung agak melengkung dan bekas tangkai putik lurus, rasanya manis (4,3 brix), panjang 16-18 cm, lebar 0,9 cm, dan berserat halus (stringless) serta bobot per polong 9,5-10 gram. Potensi hasilnya setelah 2 minggu sejak bunga mekar sebesar 25,3 ton/ha, dan setelah 4 minggu sejak bunga mekar sebesar 48,2 ton/ha. Varietas ini rentan terhadap penyakit karat daun dan antraknos. 2 IPTEK Tanaman Sayuran, No. 02, Agustus 2013 Horti 1 cocok ditanam di dataran tinggi dan medium pada musim kemarau. Pemulia/pengusul: Anggoro H. Permadi dan Diny Djuariah. Gambar 1. Buncis Varietas Horti 1 3 IPTEK Tanaman Sayuran, No. 02, Agustus 2013 2. Horti 2 Varietas ini merupakan hasil seleksi dari keturunan yang berasal dari persilangan antara buncis rambat lokal Surakarta dan buncis rambat Manoa Wonder asal Hawaii. Tanaman mulai berbunga pada umur 44-48 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 53-57 HST. Polong muda berwarna hijau, bentuk bulat masif (tidak berongga), dan relatif lurus, rasanya manis (4,0 brix), panjang 15,3-17,0 cm, lebar 0,9 cm, berserat halus (stringless) serta bobot per polong 9,4-10 gram. Potensi hasil setelah 2 minggu sejak bunga mekar sebesar 12,6 ton/ha dan setelah 4 minggu sejak bunga mekarsebesar 37,7 ton/ha . Varietas ini tahan terhadap penyakit karat daun serta sesuai ditanam di dataran tinggi dan medium pada musim kemarau. Pemulia/pengusul: Anggoro H. Permadi dan Diny Djuariah. Gambar 2. Buncis Varietas Horti 2 4 IPTEK Tanaman Sayuran, No. 02, Agustus 2013 3. Horti 3 Varietas ini merupakan hasil seleksi dari keturunan yang berasal dari persilangan antara buncis rambat lokal Surakarta dan buncis rambat Manoa Wonder asal Hawaii. Tanaman mulai berbunga pada umur 45-48 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 55-58 HST. Polong muda berwarna hijau, bentuk agak bulat masif (tidak berongga), agak melengkung pada ujung seperti pancing, rasanya manis (4,3 brix),panjang 15,5-17,25 cm, lebar 0,9 cm dan berserat halus (stringless) serta bobot per polong 8,6-9 gram. Potensi hasil setelah 2 minggu sejak bunga mekar sebesar 15,7 ton/ha dan setelah 4 minggu sejak bunga mekar sebesar 36,1 ton/ha.. Varietas ini tahan terhadap penyakit karat daun dan sesuai ditanam di dataran tinggi dan medium pada musim kemarau. Pemulia/pengusul: Anggoro H. Permadi dan Diny Djuariah. Gambar 3. Buncis Varietas Horti 3 5 IPTEK Tanaman Sayuran, No. 02, Agustus 2013 4. Balitsa 1 Varietas ini merupakan introduksi dari Belanda. Tanaman mulai berbunga pada umur 30-35 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 53-55 HST. Polong muda berwarna hijau muda, bentuknya lurus, rasanya agak manis, panjang 15-16 cm, lebar 0,7-0,8 cm dan tekstur halus serta bobot per polong 10-15 gram. Jumlah polong per tanaman 30-40 buah dengan bobot 250-300 gram. Dari populasi 70.000-80.000 tanaman per hektar dan kebutuhan benih 25-30 kg/ha dapat dihasilkan polong 18,4-19,0 ton. Keunggulan varietas ini ialah berbunga serempak dan berumur genjah serta dapat beradaptasi dengan baik di dataran medium pada ketinggian 400-500 m dpl. Pemulia: Diny Djuariah. Gambar 4. Buncis Varietas Balitsa 1 6 IPTEK Tanaman Sayuran, No. 02, Agustus 2013 5. Balitsa 2 Varietas ini merupakan introduksi dari Perancis. Tanaman mulai berbunga pada umur 32-33 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 47-48 HST. Polong muda berwarna hijau muda, bentuknya lurus, rasanya agak manis, panjang 16-17 cm, lebar 0,6-0,7 cm dan tekstur halus serta bobot per polong 8-10 gram. Jumlah polong per tanaman 50-60 buah dengan bobot 300-400 gram. Dari populasi 70.000-80.000 tanaman per hektar dan kebututuhan benih 25-30 kg/ha dapat dihasilkan polong 20,0-23,8 ton. Keunggulan varietas ini ialah produksi tinggi, berbunga serempak dan berumur genjah serta dapat beradaptasi dengan baik di dataran medium pada ketinggian 400-500 m dpl. Pemulia: Diny Djuariah. Gambar 5. Buncis Varietas Balitsa 2 7 IPTEK Tanaman Sayuran, No. 02, Agustus 2013 6. Balitsa 3 Varietas ini merupakan introduksi dari Amerika. Tanaman mulai berbunga pada umur 32-34 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 48-50 HST. Polong muda berwarna hijau tua, bentuk agak melengkung, rasanya agak manis, panjang 14-15cm, lebar 0,9-1,0 cm dan tekstur halus serta bobot per polong 5-7 gram. Jumlah polong per tanaman 55-65 buah dengan bobot 300-400 gram. Dari populasi 70.000-80.000 tanaman per hektar dan kebututuhan benih 25-30 kg/ha dapat dihasilkan polong 20-24 ton. Keunggulan varietas ini ialah produksi tinggi, dan dapat beradaptasi dengan baik di dataran medium pada ketinggian 400-500 m dpl. Pemulia: Diny Djuariah. Gambar 6. Buncis Varietas Balitsa 3 8 IPTEK Tanaman Sayuran, No. 02, Agustus 2013 DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B. 2007. Kacang Buncis:Teknik Budidaya Dan Analis Usaha Tani. Kanisius Yogyakarta. 129 pp. Duke, A. James. 1981. Handbook of Legumes of World Economic Importance. Plenum Press New York and London. 345 pp. Rubatzky, V.E. and M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2. ITB Bandung. 292 pp. Rukmana, R. 1998. Bertanam Buncis. Kanisius Yogyakarta. 9 IPTEK Tanaman Sayuran, No. 02, Agustus 2013