Jadwal Rutin DOJCC Bali: Gathering pertemuan Komunitas setiap minggu kecuali minggu ke - 4 di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita diawali makan siang bersama Sharing Group sebulan 2 x Formation Teaching sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama) Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota Tugas Koor Misa English Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00 di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll) Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30 Tugas Parkir oleh Youth DOJCC setiap Sabtu dan Minggu Pertama Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 1 Foto Kegiatan DOJ Oktober 2013 Rekreasi Gathering DOJ di Pantai Nusadua Minggu 13 Oktober 2013 2 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Koor 20 Okt 2013 di FX Kuta Suprise Birthday Yovie 18 Okt 2013 Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 3 Rm Hady dan Team Rumah Retret ke Pelaga 16 Okt 2013 Selamat atas kelahiran Vin Adelisa Kusumanto putri pertama Eros dan FangFang 2 Okt 2013 (foto kiri) dan Marsya Adellia Nurcahyani Putri pertama Bayu dan Ratna 13 Okt 2013 (foto kanan) 4 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 5 Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Mariana, Daniel, Yance, Adhy Hane, Iwan Setiawan Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Syalom para sahabat Fresh Juice... Tanpa terasa sudah 3 tahun Buku Renungan Fresh Juice ini ada. Semua karena berkat penyertaan Tuhan semata. Saya pribadi merasakan bagaimana kesetiaan teman-teman penulis renungan Fresh Juice, ditengah-tengah kesibukan pekerjaan, keluarga, pelayanan, tetapi tetap komit untuk membuat renungan. Saya yakin dan percaya ini juga bukan karena kuat gagah kami, tetapi karena perkenanan Tuhan semata. Bulan ini tepatnya tgl 14 November 2013 bersama dengan Fresh Juice Audio yang sudah eksis selama 1 tahun, kita akan merayakan ulang tahun bersama. Semoga dengan perayaan ini, kerinduan kita semua untuk membagikan firman Tuhan kepada semua saudara yang membutuhkan boleh semakin dikuatkan. Terima kasih kepada teman-teman yang selalu setia membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari. Semoga Tuhan memberkati dan menyertai kita semua Fresh JUICE ! managed by : 6 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Jumat 1 November 2013 : Teman dan MuridNYA HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12a Mat 5 : 12 Bersukacita dan bergembiralah , karena upahmu besar di sorga Saya suka sekali bermain Facebook, seringkali saya menerima permintaan pertemanan bahkan dari orang yang benar-benar asing buat saya. Lalu beberapa saat setelah itu, mereka mulai tagging saya dengan beberapa gambar yang “sama sekali bukan saya”. Biasanya hal-hal ini, kemudian berakhir dengan pemanfaatan tombol “UNFRIEND” hehehehehe :-D Ketika membaca Injil hari ini, dalam pikiran saya bersuara : Mungkin seperti itu ya..yang Yesus rasakan. Banyak orang meminta untuk menjadi temantemannya, dan ketika IA mengabulkan permintaan mereka, mereka hanya berhenti sampai disitu saja. Tanpa berpikir apa ya yang Yesus inginkan, Apa ya yang disukai Yesus. Banyak orang mengaku sebagai teman-temanNyatetapi benar-benar hampir tidak mengenal kisah hidupNya dan ajaranNya, apalagi bersedia untuk hidup sesuai dengan kehendakNya. Injil Matius tentang Ucapan Bahagia menyandang pesan bahwa Yesus ingin tidak hanya menjadi fans yang tidak tahu apa-apa, tetapi IA mengundang untuk menjadi teman-teman dan murid. Disini ditekankan bahwa untuk menjadi murid berarti hidup dengan ajaran Yesus . Kebenaran ini memurnikan kehidupan batin dan energi kita untuk mencari kebahagiaan sejati yang hanya ada dalam Kristus. Pesan untuk pembaca jelas : percaya kepada Yesus berarti hidup sesuai dengan ajaran-ajarannya . Doa : Tuhan Yesus, Lepaskanlah aku dari kebodohanku dalam menginginkan hal-hal yang fana, dan bantulah supaya senantiasa dalam hidupku, Aku menginginkan Engkau di atas segalanya dan menemukan sukacita yang sempurna dalam melakukan kehendak-Mu “. Terima Kasih Salam Hangat, Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 7 Sabtu 2 November 2013 : Catur PERINGATAN MULIA ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN 2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8;1Kor. 15:12-34; Luk 23:33.39-43 Luk 23:34,39-43 “Kita memang selayaknya dihukum; sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbiatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah” Jika saya pikir bahwa hidup ini seperti catur, dimana kita melakukan sesuatu pasti menimbulkan hal yang lain yang bakal terjadi, jika kita salah langkah maka akan “skak mat” dimana hal tersebut hanya akan disesali. Saya sekarang lagi belajar untuk mengendalian emosi diri, istri saya sering menegur saya karena dengan mudah saya mengatai orang lain, padahal setelah mengatai begitu saya juga menyesal, kok karena hal seperti itu saja saya sudah emosi. Jadi setelah menikah ini saya lebih banyak mengantisipasi apa yang saya lakuan sebelum saya melakukan sesuatu lalu menyesalinya. Tetapi yang pasti saya tidak menyesal merit dengan istri saya :) Jujur saya mengenal DOJ sejak kira2 5 tahun yg lalu, disana ada kakak rohani saya yang mengajak saya untuk underway, saya sih mikirnya mau pelayanan ya pelayanan lah, untuk apa tanda tangan seperti itu. Tapi setelah saya pikir(lama mikirnya) kalau kita melayani orang( sebagai pegawai maksudnya) kita juga perlu tanda tangan perjanjian kerja dulu. Maka jadilah saya underway. Kirakira 2 tahun yg lalu, menyesal kenapa tidak bergabung dari dulu karena hal sepele yg sebenernya ga perlu memakan waktu begitu lama. Puji Tuhan bahwa saya masih diterima di DOJCC dan memang di DOJCC komunitasnya lain, lebih kekeluargaan. Lebih baik kita banyak melakukan hal yang baik aja dulu, daripada kita melakukan hal yang “kita suka” tetapi tidak baik, trus kena “salib” baru menyesal, iya kalau sempet menyesal (bertobat) dihadapan Tuhan, kalo tidak sempat ya jadinya “skak mat” tadi. Mari kita selalu berdoa mohon roh kebijaksanaan dalam menjalani hidup kita seharihari. Pras 8 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Minggu 3 November 2013 : Menerima Yesus dengan Sukacita Keb 11:22 - 12:2, 2Tes 1:11-22, Luk 19:1-10 Luk 19:6, “Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.” Ketika aku merenungkan kisah Zakheus, aku selalu ingat akan lagu tentang Zakheus ketika aku masih di sekolah minggu atau sekolah bina iman. Lagunya seperti ini, “Zakheus orang pendek, kecil betul dia, dia panjat pohon ara hendak melihat Yesus. Yesus datang dan berkata: Zakheus, aku datang hendak bertamu ke rumahmu.” Ketika Zakheus tahu bahwa Yesus akan bertamu ke rumahnya, Zakheus sangat bersuka cita dan riang gembira. Reaksinya sangatlah spontan dan sangat murni dengan mengubah hidupnya yang lama dan berjanji untuk berbuat baik terhadap sesama. Dikatakan, “Zakheus SEGERA turun dan MENERIMA YESUS dengan SUKACITA.” Zakheus “turun” dari “tahta” kesombongannya, kekayaannya, kenyamanan karena harta bendanya untuk “menerima” Yesus dengan hati yang sungguh bersukacita. Untuk menerima Yesus dengan sepenuh hati, Zakheus harus mengosongkan dirinya, “turun” dari ide-ide duniawinya menjadi sederhana seperti Yesus. Sungguh reaksi yang luar biasa! Zakheus tahu bahwa Yesus mengampuni segala kesalahan dan dosa yang dilakukannya di masa yang lalunya sehingga sukacitanya melampui segala sesuatu yang dapat memuaskan hatinya. Sukacita yang begitu murni. Saya tidak tahu bagaimana reaksi Anda ketika “turun” dan “menerima” Yesus. Apakah ada SUKACITA di hati? Terutama ketika kita menerima Yesus dalam rupa Hosti Kudus dalam komuni kudus. Apakah Anda “turun” dari “bangku-bangku” hati Anda untuk merima dan menyambut Yesus dengan SUKACITA? Atau hanya sekedar berjalan menerima komuni tanpa ada rasa syukur dan sukacita? Hanya Anda dan Tuhan sajalah yang tahu hati Anda. Banyak dari antara kita yang sudah “terbiasa” menerima Yesus dalam komuni Kudus tanpa ada rasa syukur dan sukacita. Ketika kita menyambut Yesus, ada sesuatu yang diubah dalam hati dan hidup kita. Kita diajak untuk selalu hidup baru di dalam Kristus. Maka, mari kita bersukacita di dalam Tuhan. Rm. Vincent, MGL Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 9 Senin 4 November 2013 : Siapa yang harus diundang ke perjamuan? Carolus Borromeus Rm. 11:29-36; Mzm. 69:30-31,33-34,36-37; Luk. 14:12-14 Lukas 14:13 “Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orangorang buta.” Dalam bacaan Injil hari ini kita diingatkan untuk mengundang orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta disaat kita mengadakan pesta perjamuan. Pernakah kita melaksanakannya? Tuhan menyuruh kita memberi pada yang tidak bisa membalasnya karena kalau kita terbiasa memberi pada yang tidak bisa membalas, kita tidak kesulitan untuk memberi pada orang yang tidak bisa membalas tanpa pamrih. Kalau kita tidak terbiasa memberi pada yang tidak bisa membalas, sulit bagi kita untuk memberi mereka yang tak bisa membalas. Ini suatu pembelajaran yang perlu bagi kita semua sebagai murid Tuhan yang diajarkan selalu tentang Kasih. Keutamaan orang Kristen adalah berbagi. Berbagi dengan sesama khususnya bagi kaum miskin, menderita dan yang tidak mampu membalas kebaikan kita. Apakah kita harus kaya dan mempunyai segalanya untuk bisa memberi? Tidak harus kaya untuk bisa memberi. Bila kita sudah diberi kecukupan, sesungguhnya kita hanya dipercaya untuk mengolahnya. Segala kekayaan yang kita miliki adalah anugerah dari Tuhan yang layak dan sepantasnya untuk bisa kita berbagi pada orang yang membutuhkan. Bapa yang ada di dalam surga, kami mengucap syukur dan terimakasih kepadaMu buat segala kasih dan berkat dalam hidup kami. Ajar dan ingatkan kami selalu untuk bisa berbagi pada orang yang membutuhkan. Yudi 10 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Selasa 5 November 2013 : Undangan Keselamatan dari Allah Guido M. Conforti,Fransiskus de Campillas, Fransiska Ambosia Rm. 12:5-16a; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 14:15-24 Luk 14:24 “Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku” Siapakah mereka yang beruntung diundang ke perjamuan Kerajaan Allah? Mungkin setiap orang kristiani dengan bangga dapat menyebutkan namanya. Tetapi, euangelion (kabar gembira) yang ingin Yesus wartakan dalam perumpamaan tentang perjamuan membuka horizontal yang jauh lebih luas bagi kita. Yesus diutus Bapa untuk mengundang semua orang tidak terkecuali mereka yang dianggap hina (di dalam Injil diwakili oleh orang-orang miskin, cacat, buta dan lumpuh) dan yang berdosa (semua orang yang ada di jalan-jalan dan lintasan) untuk mengambil bagian dalam perjamuan keselamatan. Allah menghendaki agar semua orang turut dalam sukacita keselamatan dalam kerajaan-Nya. Ketika seorang tamu yang hadir dalam perjamuan berkata kepada Yesus “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam kerajaan Allah”(Luk 14:15) ia mengacu pada kerajaan Allah setelah hidup di dunia berakhir. Namun Yesus dengan perumpamaan yang kita baca hari ini mewartakan kerajaan Allah sudah datang dan berkarya di tengah kita. Kerajaan Allah Ia identikkan dengan diri-Nya: Allah Putra yang menjadi manusia. Kehadiran nyata kerajaan Allah di tengah umat manusia adalah perjamuan bersama Yesus dengan para orang berdosa. Allah memanggil bangsa-bangsa lain ketika umat pilihan-Nya menolak pewartaan para nabi dan bahkan Putera tunggal-Nya yang diutus sebagai Mesias. Setiap orang kristiani sebagai anggota Gereja kudus diutus untuk membawa pesan yang diterima dari Yesus hari ini: setiap orang diundang untuk ambil bagian dalam perjamuan keselamatan. Misi ini perlu dilengkapi dengan kesaksian nyata bagaimana menjawab undangan Allah. Bukan hanya dengan kata-kata semata, tetapi terutama menerima dengan hati yang terbuka sabda Yesus untuk direnungkan dan dihidupi dengan setia. Sikap para undangan yang menolak dengan berbagai alasan bukan tidak mungkin adalah sikap setiap kita. Bila kita tidak melihat keselamatan sebagai rahmat cuma-cuma dari Allah yang patut diterima dengan hati penuh syukur, selalu akan ada alasan untuk membiarkan hidup digiring oleh kehendak daging dan mengabaikan kebenaran yang mengalir dari sabda Allah. Begitu pula selalu berusaha membenarkan diri ketika mencari kepuasan daging dan mengesampingkan hal yang utama yang mengantar kita pada kerajaan Allah yaitu perbuatan kasih kepada sesama dan Tuhan. Sebaliknya bila kita menyadari kekecilan kita di hadapan Allah, Ia akan mengarahkan pandangan-Nya dan membimbing kita di jalan keselamatan untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya. Mari kita mohon rahmat kerendahan hati untuk menerima undangan Tuhan dengan penuh kerinduan. Sr. Maria Benedicta. OSB Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 11 Rabu 6 November 2013 : Kasih yang Total Roma 13:8, Lukas 14:25-33 Roma 13 : 9 : “ Karena firman : jangan berzinah,jangan membunuh,jangan mencuri,jangan mengingini dan firman lain manapun juga sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu : kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri “ Kita mengingat bahwa seorang murid Yesus seperti Petruspun bisa menyangkal Yesus sampai 3 kali,padahal Petrus ditanya oleh Yesus sendiri menjawab bahwa ia mengasihi Yesus, dan saat ditanya sampai 3 kali,Petrus sampai merasakan kesedihan karena Petrus merasakan bahwa Yesus tidak percaya pada dirinya. Apakah dengan setelah melakukan penyangkalan itu berarti Petrus tidak mengasihi Yesus? Saya baru saja menyelesaikan membaca buku dengan judul di balik lentera bilik gedono, di situ ada sedikit mengulas tentang maksud pertanyaan Yesus di situ adalah kasih Agape, kasih tanpa syarat,sedangkan Petrus menjawab dengan kasih Philia. Apakah yang dimaksud Yesus pada pertanyaan kata ‘Kasih’ berbeda makna dengan makna kasih yang dijawab oleh Petrus? Bacaan pada hari ini, selain mengutarakan tentang kasih Agape,kasih tanpa syarat yang dimaksud Yesus bahwa kasih yang rela meninggalkan segala galanya untuk mengikuti Yesus. Juga kasih kita kepada saudara- saudara di sekeliling kita,kasih seperti kita mengasihi diri sendiri. Kasih dengan tanpa syarat,bisa kita lihat pada diri orang-orang yang rela meninggalkan segala galanya untuk menjadi pelayan Yesus, total,meninggalkan saudara,keluarga,hal duniawi,seperti imam,suster dan para rohaniwan,karena ada panggilan dalam diri mereka untuk mengikuti Yesus dengan total. Kasih untuk saudara- saudara kita,juga harus kita lakukan ,seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Bisa juga dikatakan,kita mengasihi sesama kita , dimulai dari kita mengasihi diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri kita sendiri kalau kita tidak mengasihi diri kita terlebih dahulu. Makna kasih itu amat luas, tetapi mengamalkan kasih itu tidak semudah kita membaca tentang kasih. Pada suatu peristiwa, seorang ibu, akhirnya amat sangat terpaksa menjual anaknya atau meninggalkan anaknya dengan harapan anaknya akan diurus dan dikasihi oleh orang lain,karena alasan ibu itu melakukan hal tersebut,karena dia merasa kasihnya untuk anaknya sangat besar dan merasa bahwa anaknya akan lebih bahagia dengan orang yang lebih dari dirinya. Atau seorang ayah yang rela melakukan pencurian dengan alasan bahwa dia mengasihi anaknya yang kelaparan. Doa : Tuhan, kami mohon, utuslah Roh KudusMu, untuk membimbing kami, agar kami bisa memaknai kasih dengan benar , seturut dengan firmanMu. Amin Alin 12 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Kamis 7 November 2013 : Sukacita Gembala - Sukacita Pertobatan Gratia dr Kotar, Assunta Pallota Rm. 14:7-12; Mzm. 27:1,4,13-14; Luk. 15:1-10 Lk 15:10 “Aku berkata kepadamu,: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” Akhir pekan lalu saya berkesempatan untuk retret pribadi di daerah berbukit didaerah countryside diluar kota Melbourne, Australia. Kerena pemandangan sangat indah, saya sering berjalan jalan melewati bukit bukit disana yang dipenuhi dengan kawanan domba yang sedang merumput. Setiap hari saya melihat mereka yang sampai ratusan jumlahnya. Di hari terakhir saya tergerak untuk mengambil sebuah tongkat dan mengikuti kemana kawanan domba itu pergi. Dengan tongkat di tangan, saya merasa seperti nabi Musa dan raja Daud yang dulunya adalah pengembala domba. Tetapi domba domba yang saya lihat itu lari karena takut akan saya!! Sayapun terus mengejar mereka sampai melewati satu bukit. Setelah sampai dipuncak bukit saya kembali menemukan mereka yang, puji Tuhan, akhirnya berhenti. Lalu duduklah saya, dan walaupun hampir kehabisan nafas karena kelelahan, hati saya senang karena bisa melihat domba domba itu lagi. Saya lalu terpikir, kalau saya yang hanya tiga hari mengenal domba domba itu dan bahkan cuma berpura-pura menjadi gembala, sampai bisa terdorong hatinya untuk mengejar mereka saat mereka lari, bagaimana jadinya Yesus yang kehilangan umatNya, pastilah Dia yang adalah Tuhan, pergi mencari mereka sampai bisa ditemukannya! Dan kalau saya bisa merasakan sukacita saat saya bisa duduk dekat domba-domba itu yang bukanlah milik saya, bagaimana besarnya sukacita Yesus saat Ia bisa duduk dan makan bersama dengan mereka yang dikasihiNya. Gereja Katolik saat ini sangat disegarkan oleh terpilihnya Paus Fransiskus yang sederhana dan sangat dekat dengan kaum papa. Berikut ini adalah sharing Romo Antonio Spadaro, SJ, editor kepala La Civilta Cattolica (sebuah Jurnal Jesuit Italia) yang mewawancarai beliau: “Saya bertanya: “Siapakah Jorge Mario Bergoglio?” Dia menatapku tanpa bersuara. Aku bertanya apakah boleh saya menanyakan pertanyaan ini. Dia mengangguk dan menjawab: “Saya tidak tahu apa yang mungkin menjadi deskripsi yang paling pas .... Saya adalah seorang berdosa. Ini adalah definisi yang paling akurat. Ini bukan kiasan, bukan sebuah genre sastra. Saya adalah orang berdosa.” Belum lama ini Paus Fransiskus berkunjung ke satu paroki kecil di Roma. Dengan gaya kasualnya, tanpa tongkat dan teks, dia berkotbah seperti layaknya seorang teman yang ingin bersharing. Satu kalimat sangat menyentuh hati saya: “Teman-teman, marilah kita memohon Tuhan untuk karunia pertobatan, karena Tuhan Allah jauh lebih mau mengampuni kita daripada kita mau diampuni olehNya.” Benarlah ini karena sungguh besar sukacita disurga saat satu orang bertobat. Marilah kita mohon karunia pertobatan ini dan berikan sukacita yang besar untuk Tuhan Yesus! Frater David Lemewu MGL Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 13 Jumat 8 November 2013 : Korupsi Elisabet dr Tritunggal Rm. 15:14-21; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 16:1-8 Luk 16:8 “Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak terang......” Disaat ini setiap kita menonton tv selalu yang kita lihat adalah kasus korupsi,dari yang kelas menengah smp kelas atas. Uang selalu menjadi biang utama yangg dipergunakan setan untuk menyerang manusia. Di dalam perusahaan kerap kali kita melihat, bagaimana kasus korupsi kita lihat dari kasus yang kecil-kecilan sampai kasus penggelapan uang perusahaan. Di perusahaan tempat saya bekerja, awal saya memulai bekerja disana kondisi system manajemen dan laporan penjualan juga keuangan yg amburadul. Staff yang lama membiarkan semua berjalan, tidak seorang pun yang punya inisiatif mengubah system yang lebih baik. Lalu saya memulai dengan mengubah semua system yang bisa terpantau juga oleh atasan saya. Di dalam memulai semua, saya mendapatkan kecaman-kecaman dari staff lama,karena saya dianggap menutup jalan mereka untuk melakukan kecurangan penjualan di perusahaan. Apa yang mereka lakukan sangat licik, dari yang suka mengompori atasan saya dengan memfitnah semua system yang saya buat jelek, sampai memprovokasi semua staff untuk mengeluarkan saya dari perusahaan. Pertama atasan saya percaya, tetapi saya terus bertahan karena saya yakin apa yang saya kerjakan dengan doa semua akan membuahkan yg terbaik. Setelah system dapat berjalan, disitulah mulai terlihat kecurangan dan pencurian di perusahaan. Semua kelicikan dan kecurangan yang dilakukan para staff lama terlihat semua, saya mengatakan kepada atasan saya, itulah mengapa selama ini saya selalu dimusuhi oleh staff disini. Karena saya mengubah system yang bisa dikontrol atasan sata langsung, tentu mereka merasa saya menghilangkan pendapatan sampingan mereka. Sahabatku... itulah tantangan kita dijaman ini. Uang merupakan tantangan terbesar kita di dalam bekerja. Ada yang mengatakan jujur salah,karena dimusuhi banyak teman yg melakukan kecurangan, dan curang juga salah karena dosa. Tetapi kalau kita selalu bekerja dengan mengandalkan Tuhan dan takut akan Dia, kita akan selalu aman bersama dengan Tuhan. Dari hal kecil dalam kehidupan sehari-hari belajar untuk jujur terhadap diri sendiri dan orang-orang disekitar kita. Teruslah berdoa memohon iman yang kuat dan pertobatan sejati dari Allah. Maka Allah akan menjadikan kita anak-anak terangNya yang kuat dakammenghadapi keras dan kiciknya dunia ini. (Rina) 14 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Sabtu 9 November 2013 : Gereja Kenisah Allah Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran Yeh. 47:1-2,8-9,12 atau 1Kor. 3:9b-11,16-17; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 2:13-22 Yoh. 2:16 Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Hari ini kita merayakan Pesta Ulang Tahun Pemberkatan Gereja Basilika Lateran. Gereja ini adalah Katedral dari Keuskupan Roma dan takhta uskup Roma yang adalah Paus sendiri. St.Yohanes Lateran adalah salah satu dari antara Gereja-Gereja yang pertama didirikan pada abad-abad pertama. Sebelum Katedral ini didirikan, orang-orang Kristiani berkumpul di rumah-rumah untuk merayakan Ekaristi dan puji-pujian bersama. Setelah semakin banyaknya bertambahnya anggota, orang-orang Kristiani berkeputusan untuk mendirikan sebuah Gereja sebagai pusat tempat Ibadah bersama. Karena itu mereka mendirikan Katedral ini. Di samping sebagai tempat Ibadah dan puji-pujian, Kateral ini juga dijadikan tempat mereka berkumpul untuk saling menguatkan dan mendukung karena penganiayaan orang-orang Kristiani pada saat itu. Injil hari ini mengisahkan kepada kita bagaimana Yesus berbicara tentang Bait Allah sebagai TubuhNya. Ketika didapatinya orang-orang berjualan di Kenisah, Yesus mengusir mereke keluar dari Bait Allah. Karena mereka salah menggunakan Bait Allah sebagai pasar. Mereka tidak menghormati Bait Allah sebagai tempat puji-pujian dan Rumah Ibadah. Tempat di mana kita menjalin keakraban dengan Tuhan. Tempat di mana kita memperoleh rahmat, suka cita dan damai. Di hari yang istimewa ini, Yesus hari ini mengajak kita untuk memberikan perhormatan khusus kepada Gereja, Kenisah Allah. Karena Gereja adalah tempat di mana Allah bersemayan. Gereja adalah Tubuh Yesus yang bersemayan. Lewat dan di dalam Gereja Sabda Tuhan mengalir ke dalam hidup kita. Lewat Gereja Cinta Kasih Allah tercurah ke dalam hati kita. Lewat Gereja Keselamatan Kekal terjadi di antara kita. Doa: Tuhan Yesus, jamahlah hati kami agar selalu setia kepadaMu. Penuhilah hati kami dengan daya Roh Kudus Mu agar selalu mencari dan menemukan Engkau di dalam BaitMu yang suci. Arahkalah hati kami untuk medekatkan diri kami kepadaMu di dalam BaitMu yang Kudus. Amin. Rm. Joseph, MGL Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 15 Minggu 10 November 2013 : Allah yang Hidup 2Mak. 7:1-2,9-14; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; 2Tes. 2:16 - 3:5; Luk. 20:27-38 Luk. 20:27-38 Luk.20:38“Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup“ Kita percaya akan kehidupan kekal dan kebangkitan badan. Dalam syahadat atau Credo atau pengakuan iman tiap minggu di Gereja kita mengucapkannya dengan lantang. Sebelum dibaptis, entah itu dalam baptisan dewasa atau anakanak, atau saat Ekaristi Malam Paskah, kita diajak untuk membaharui janji baptis kita, dan salah satu doktrin iman yang kita percayai adalah soal kebangkitan badan. Apa artinya kebangkitan badan? Apa itu artinya kita tidak akan pernah mati? Ayah saya berulangkali mengatakan bahwa dia tidak takut mati, bukan karena dia percaya akan kebangkitan badan, tetapi karena Tuhan Yesus sendiri pun mati, apalagi kita manusia. Logikanya sangat sederhana, semua manusia akan mati, lalu untuk apa kita takut dan mulai mempersoalkan apa yang akan kita alami sesudah kematian. Menurutnya daripada buang-buang energi untuk kuatir tentang kematian dan ada apa nanti sesudah kematian, lebih baik baginya untuk berusaha hidup baik-baik, menjaga kesehatan sebaik mungkin, memaafkan orang sebisa mungkin, membuka toko kecilnya setiap pagi supaya bisa membayar utang di Bank, dan ke Gereja setiap minggu untuk mensyukuri rahmat yang telah ia terima, singkatnya ia hanya mau menyibukkan diri dengan hal-hal nyata yang ia alami setiap hari. Saya yakin inilah yang Yesus maksudkan ketika ditanya soal kebangkitan badan oleh orang-orang Saduki. Kita tidak perlu membuang waktu di dunia ini untuk memikirkan hal-hal yang masih misterius seperti kebangkitan badan. Serahkan soal kebangkitan badan kepada Tuhan, yang perlu kita buat selama kita hidup di dunia ini adalah percaya kepada Tuhan yang benar, yaitu Allah Abraham, Isak dan yakub, Allah asal segala kehidupan, yang telah ada sejak zaman dahulu sampai sekarang. Yang kita butuhkan adalah keyakinan bahwa sekali kita percaya pada Allah yang memberi hidup ini, maka kita tidak perlu takut lagi akan kematian, bukan karena kita akan bangkit, tetapi karena Allah tidak akan melupakan kita atau tidak akan menolak kita walaupun dosa kita ini berat sekalipun. Doktrin kebangkitan badan dan kehidupan kekal adalah ajaran yang perlu kita imani, bukan untuk dipersoalkan sampai kita lupa akan tugas terpenting kita di dunia yaitu percaya akan kasih Allah yang mengalahkan kematian melalui Yesus Kristus dan menyebarkan kasih itu kepada sesama. Rm. Wenz,MGL 16 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Senin 11 November 2013 : Milikilah Iman yang Dasyat Peringatan Wajib St. Martinus dr Tours Keb. 1:1-7; Mzm. 139:1-3,4-6,7-8,9-10; Luk. 17:1-6 Luk 17:6 Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.” “Mimpi adalah kunci, untuk kita menakhlukkan dunia, berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya” Lirik lagu Laskar Pelangi di atas, membawa arti sendiri bagi aku. Berawal dari mimpi. Mimpi yang mungkin gak masuk akal atau bahkan ngaco banget, untu meraih sebuah impian yang aku idamkan selama ini. Orang bilang, bermimpilah selagi mimpi itu gratis!! Aku mulai coba untuk berani bermimpi tentang masa depanku kelak. Nach di saat aku sudah mulai berani bermimpi, eh tiba-tiba aku ragu untuk melaksanakan atau mewujudkannya. Modal gimana ya, ntar kalau rugi gimana nich, dan pertanyaan– pertanyaan lain yang selalu muter-muter di kepalaku. Finally, sempat stuck (gak bergerak) dah mimpi itu menjadi sebuah kenyataan. Dalam homili atau renungan-renungan di Gathering, aku sering banget dengar kata “Iman”. Iman adalah sesuatu yang tak kelihatan, namun kita percayai dengan sunggu !! Iman kadang dikaitkan juga dengan kata “Amin”. Iman – Amin !! Mudah sich mengucapkan bro and sis, tapi pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari susah banget !! Beberapa bulan ini, aku juga sedang mengalami masa-masa Imanisasi (bahasa-nya Vicky nich!!). Mencoba meraih mimpi dengan Iman yang pas-pasan, kadang terus jalan, kadang pula jatuh. Nach, Yesus sungguh menguatkan banget dalam firman-Nya pada hari ini. Kita diminta untuk punya Iman sebesar biji sesawi saja, maka semua akan tunduk dan impian kita akan tercapai. Gak usah sebesar biji salak atau mangga, Yesus hanya ingin aku dan anda punya Iman sebesar biji sesawi. Biji yang kecil, tapi mampu menghasilkan pohon yang besar dan berbuah banyak. Perlahan, ayat ini menguatkan aku untuk bermimpi dari hal yang kecil, kemudian mengimani dan mengamin-i impian itu dalam proses kehidupan sehari-hari, dan aku akan tunggu hasilnya segera yaitu berupa kesuksesan yang nyata dari sebuah mimpi dan iman. Temanteman semuanya juga bisa mulai belajar dari perkataan Yesus tadi, bahwa dari hari ke hari kita membutuhkan iman yang teguh untuk dapat memindahkan gunung. Bermimpi dan percaya akan kesuksesan dan masa depan yang lebih baik di depan mata. Let’s start from now !! KRIS Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 17 Selasa 12 November 2013 Kisah Orang Kudus : St. Yosafat Peringatan Wajib St Yosafat Keb. 2:23 - 3:9; Mzm. 34:2-3,16-17,18-19; Luk. 17:7-10 Warna Liturgi Merah Yosafat dilahirkan di Ukraina dan dibaptis dengan nama Yohanes pada tahun 1580. Ia menjadi seorang biarawan dalam Ordo St Basilus dan memilih nama Basilus. Ia seorang yang gagah berani dan penuh semangat kurban. Karena banyak bakat kecakapannya, ia dipilih untuk menduduki jabatan pemimpin. Jabatan ini pada akhirnya akan harus dibayar dengan nyawanya. Yosafat menjadi seorang rasul ekumenisme. Ia menyerukan persatuan di kalangan gereja-gereja Kristen di Ukraina. Ada tiga kelompok utama Kristen: Gereja Latin yang bersatu dengan paus, Gereja Yunani Orthodox dan Gereja Katolik Yunani. Yosafat dipilih menjadi uskup dan memimpin Keuskupan Polotsk pada tahun 1617. Ia menghabiskan sepuluh tahun berikutnya untuk membantu umat mengenal dan mencintai iman Katolik mereka dengan lebih baik. Ia mengorganisir perayaan-perayaan doa dan kelas-kelas agama. Ia mengadakan pertemuan-pertemuan para klerus dan bekerjasama dengan para imam untuk memberlakukan peraturan-peraturan yang dapat membantu umat beriman hidup lebih dekat dengan Yesus. Uskup Agung Yosafat membawa pengaruh positif bagi masyarakat. Ia seorang pemimpin yang dinamis. Oleh karena itu, sebagian orang mulai was-was terhadapnya. Mereka membangkitkan suatu persekongkolan untuk melawannya. Yosafat dibunuh. Tubuhnya dibuang ke dalam sebuah sungai dekat sana. Yosafat wafat pada tanggal 12 November 1623. Ia dimaklumkan sebagai seorang santo oleh Paus Pius IX pada tahun 1867. diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” 18 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Rabu 13 November 2013 : First God ! Second : Faith and Third : Gratitude Artemides Zatti, EugeniusBossilkoff, Maria Teresia Scrilli,Didakus dr Alkala,Stanislaus Kostka, Fransiska Xaverius Cabrini Keb. 6:1-11; Mzm. 82:3-4,6-7; Luk. 17:11-19 Lukas 17 :19 Lalu Ia berkata kepada orang asing itu : “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau” Dalam keadaan yang kurang sehat akhir-akhir ini, bisa menyelesaikan satu hari tetap bekerja tanpa harus ijin sakit adalah rahmat buat saya, meskipun badan saya harus berjuang lebih. Capek banget di akhir hari. Saya berdoa supaya bisa lebih sehat dari waktu ke waktu. Saya belajar lebih lagi bahwa bisa sehat adalah alasan yang cukup untuk kita bisa bahagia. Mama saya sering berkata “Jian Kang Di Yi” (Sehat No. 1) Saya tidak bisa membayangkan betapa penderitaan kesepuluh orang kusta itu, karena penyakit kusta menjadikan mereka jelek, sakit, dijauhi, tidak ada harga, “dianggap terkutuk”. Menderita secara lahir dan batin. Mereka harus berdiri cukup jauh dari Yesus, sehingga berbicara kepadaNya pun harus berteriak “Yesus, Guru kasihanilah kami”. Bisa sembuh pasti satu sukacita yang luar biasa buat mereka, seperti membuka lembaran baru dalam hidup. Ketika mereka sembuh, Yesus menanyakan di manakah yang sembilan orang . Apakah karena mereka tidak tahu berterima kasih? Di pojok bawah bacaan injil ini tertera Imamat 14:1-32. Membacanya , saya menjadi tersentuh dan lebih paham. Sungguh berat hidup orang kusta di jaman itu, sudah sembuh pun masih ribet. Kesembilan orang kusta itu juga sembuh, dan mereka pasti pergi kepada imam karena mereka punya kewajiban untuk melalui verifikasi sehingga bisa dinyatakan tahir. Mereka mungkin saja bersyukur, mungkin saja akan mencari Yesus untuk berterima kasih .. tapi “Nanti”, first thing first. Tapi satu orang yang kembali itu, di atas sikapnya yang tahu berterima kasih, dia adalah pribadi yang berani melawan arus karena iman, berani mengakui imannya, dan menempatkan Tuhan di tempat pertama. Bagi dia lebih penting berterima kasih dan memuliakan Tuhan daripada prosedural pergi kepada imam untuk dinyatakan tahir. Bagi dia lebih penting pengakuan Tuhan daripada manusia. Ia lalu memuliakan Tuhan, sujud tersungkur di kaki Yesus. Makanya Yesus mengatakan “Berdirilah dan pergilah, IMANmu telah menyelamatkan engkau” Dalam hidup kita sering mencari pengakuan manusia, tapi sebenarnya Tuhanlah yang pertama dan terutama. Selain kita juga perlu menjaga hati yang penuh syukur. Apapun yang hari ini kita miliki melulu adalah dipinjamkan Tuhan kepada kita sembari kita numpang lewat di dunia ini. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat ” (Ibrani 11:1) “Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik” Yustina Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 19 Kamis 14 November 2013 : Kerajaan Allah Nikolaus Tavelic, Yosef Pignatelli Keb. 7:22 - 8:1; Mzm. 119:89,90,130,135,175; Luk. 17:20-25 Luk. 17:21 “Sesungguhnya kerajaan Allah ada di antara kamu” Kita mungkin berpikir bahwa kerajaan Allah itu sesuatu yang datang setelah bumi ini berhenti berputar. Atau suatu peristiwa yang membuat orang takut dan cemas ketika bencana alam akan datang menerpa hidup kita. Sesungguhnya adalah kerajaan Allah itu tidak datang sebagai revolusi atau perubahan musim setiap tahun: tapi ia tengah berkarya di antara manusia yang menerima Kabar Baik. Hal ini mengingatkan saya akan pengalamanku mengikuti retret tahunan untuk orang muda Katholik di Sydney 11-13 Oktober 2013 lalu. Dalam perjalanan dari Melbourne menuju Sydney, saya merasa capai, lelah, dan bosan karena kami mesti nyetir dengan jarak 800 kilometer. Selain itu, saya juga berencana untuk tidak lagi mengikuti retret yang sama di tahun 2014 nanti. Saya berpikir tidak ada nilai tambahnya untukku mengikuti retret tersebut. Lebih baik saya tinggal di rumah dan bersantai- santai atau menghabiskan akhir pekan bersama dengan teman-teman di Melbourne. Akan tetapi, ketika acara retret dimulai saya merasa ada sesuatu yang berbeda dalam diriku. Saya merasa tergerak untuk merespon undangan dari Tuhan Yesus melalui pengajar kami pada saat itu dengan hati yang sangat tenang dan damai. Saya tidak ragu-ragu untuk beranjak dari tempat dudukku menuju podium untuk berdoa di depan salib Tuhan Yesus. Hatiku saat itu penuh dengan sukacita dan kedamaian serta penuh antusias mengikuti seluruh kegiatan tersebut hingga selesai. Sejujurnya seandainya saya tidak datang atau mengikuti retret tersebut, saya pasti tidak memiliki pengalaman akhir pekan yang seindah itu. Dengan kata lain, mereka yang menerima Kabar Baik yang adalah Tuhan Yesus sendiri dan percaya akan sabda-Nya sudah menikmati kerajaan Allah pada saat itu juga untuk selamanya. Kerajaan Allah seumpama pancaran terang abadi yang membarui segala sesuatu . Ia memasuki jiwa-jiwa yang kudus, yang menjadikan mereka nabi-nabi dan sahabat-sahabat Allah. Ia memang lebih indah dari matahari dan melebihi semua gugusan bintang-bintang; ia mengatasi cahaya, karena cahaya memberi jalan bagi malam. Maukah saya dan anda menjadi sahabat-sahabat Allah untuk membawa dan menghadirkan kerajaan Allah di tengah hidup dan pelayanan kita seharihari? Tuhan Yesus jadikanlah kami sahabat-sahabat dan nabi-nabi-Mu untuk menghadirkan kerajaan Allah Bapa di bumi ini seperti di dalam surga. Fr. Anis, MGL 20 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Jumat 15 November 2013 : Menoleh ke belakang atau ... Albertus Agung, Magdalena Morano Keb. 13:1-9; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 17:26-37 Luk 17 : 33 : Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Bacaan hari ini masih merupakan satu perikop dari bacaan pada hari kemarin, yaitu mengambil judul Kedatangan Kerajaan Allah. Dimulai dengan ayat yang ke 26, Yesus mulai menceritakan kejadian- kejadian yang telah terjadi di masa – masa sebelumnya, yaitu masa Nabi Nuh dan Lot. Ada satu hal yang menarik perhatian saya pada bacaan hari ini, yaitu pada ayat ke 33, yang berbunyi “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.” Dan untuk menggambarkan ayat ini, Yesus mengambil contoh yaitu istri Lot yang berubah menjadi tiang garam, karena tidak mematuhi perintah Tuhan untuk tidak menengok ke belakang. Menengok ke belakang berarti belum siap. Menengok ke belakang, artinya kita tidak bisa melepaskan dari masa lalu, tetap terikat pada kedosaan kita. Dan itu berarti kita belum bebas. Padahal Yesus sendiri telah wafat di Salib untuk menebus dosa kita. Jembatan yang akan menghantarkan kita kepada kehidupan kekal telah terbentang, tinggal bagaimanakah langkah yang akan kita ambil. Apakah akan tetap berdiam diri di masa lalu (menengok ke belakang), atau kita mau melihat ke depan, memasuki hidup yang baru, dan dengan itu kita menyambut karya penyelamatan Allah, serta memperoleh kehidupan yang kekal. Itu adalah kehendak bebas kita untuk memilih. Yesus telah memberikan janji – janjinya kepada kita. Janji Tuhan adalah Ya dan Amin. Maka melalui renungan hari ini, saya mau mengajak teman – teman untuk merenungkan, apakah saya masih menoleh ke belakang, atau saya sudah fokus memandang ke depan? Jawabannya kita sendiri dan Tuhan yang tahu -Terima Kasih Salam Hangat, Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 21 Sabtu 16 November 2013 : Bertekun dalam Doa Margarita dr Skotlandia,Gertrudis, Rochus Gonzales, Yohanes de Castillo, Alphonsus Rodrigues Keb. 18:14-16,19:6-9; Mzm. 105:2-3,36-37,42-43; Luk. 18:1-8 Luk 18:7-8 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang,adakah Ia mendapati iman di bumi?” Yesus menganggap penting berdoa dengan tidak jemu-jemu, itu sebabnya Ia memberikan perumpamaan tentang hakim yang lalim yang pada akhirnya setuju untuk membela janda yang datang setiap hari memohon bantuannya ,apalagi Allah kita yang pengasih, Ia pasti perduli dan memperhatikan setiap kebutuhan anak-anakNya. Ketekunan di dalam berdoa menunjukan bahwa kita tidak hanya benar-benar menginginkan apa yg kita minta, tetapi juga kita percaya bahwa Allah pasti akan menjawab permohonan kita. Sebagai umat berimam kita percaya bahwa Allah sangat mengasihi kita, dan Dia hanya akan memberikan yang terbaik bagi kita sesuai dengan waktu yang ditentukanNya. Sesuatu yang kita anggap baik bagi kita atau seseorang belum tentu demikian menurut pandangan Allah karena Dia memiliki kebijaksanaan yang tidak terselami oleh manusia dan Dia mengetahui segalanya. Oleh karena itu maka tidak semua doa kita akan dikabulkan, jawaban doa itu ada 3 yaitu: Ya, Tidak dan Tunggu, karena waktunya Allah bukanlah waktunya kita dan rencana Allah sejauh langit dari bumi kalau dibandingkan dengan rencana kita. Walaupun demikian Yesus mengatakan bahwa kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu dan kita akan mendapatkan apa yang kita minta. Kita memang akan mendapatkan apa yang kita minta, jika kita tinggal di dalam Allah, berdoa dengan iman, dan permohonan itu sesuai dengan kehendakNya , jika tidak sesuai maka dengan berdoa terus Allah akan menyingkirkan permohonan itu dari hati dan pikiran kita. Kadang-kadang Allah membiarkan kita menunggu untuk jawaban doa-doa kita untuk mengajar kita bersabar dan bertekun hingga sampai waktu yang tepat sehingga segala sesuatu menjadi indah pada waktunya. Kita memang harus senantiasa berdoa dengan tidak jemu-jemu karena doa merupakan satu-satunya sarana untuk bertemu dan membina hubungan intim dengan Allah, karena diakhir hidup kita, Allah adalah tujuan kita, kita akan kembali ketempat darimana kita berasal, karena hanya Dia yang sungguh mengasihi kita, dan hanya bersama Dia kita dapat memperoleh kepenuhan dalam segala sesuatu dalam hidup kita kini dan kelak . Hal ini jauh lebih penting dari pada pengabulan permohonan kita, karena walaupun kita tidak menyadarinya Allah senantiasa memelihara kita karena kita adalah anakanaknya, yang sering terjadi yang dimohonkan adalah keinginan kita akan sesuatu yang belum tentu baik untuk kehidupan rohani kita, maka ada permohonan yang tidak terkabul. Allah sangat rindu untuk dapat bercakap-cakap dan menyampaikan pesan-pesannya pada kita, agar kita dapat hidup sesuai dengan kehendakNya, sehingga ketika tiba waktunya kita menghadapNya atau Dia datang kembali, Dia akan mendapatkan umatNya yang beriman di bumi. Betty 22 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Minggu 17 November 2013 : Dibenci oleh karena nama Yesus Mal 4:1-2a 2Tes 3:7-12 Luk 21:5-19 Luk 21: 17, “dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKU.” Mengapa Yesus memprediksikan bahwa banyak pengikutNya akan dibenci oleh dunia karena namaNya? Mengapa sekarang ini sebagai pengikut Yesus kadangkala atau seringkali kita dibenci oleh orang lain? Waktu di jaman Yesus dan di awal Gereja perdana, para murid, para rasul dan pengikut Yesus mengalami banyak penderitaan dan penganiayaan, bahkan dibunuh. Jadi bukan saja dibenci, tetapi banyak yang menjadi martir. Mengapa? Banyak alasan yang bisa diberikan. Nama Yesus adalah Nama yang Kudus. Dalam NamaNya, adalah kuasa dan banyak orang yang meninggalkan hidupnya yang lama dan memeluk hidup yang baru dalam nama Yesus. Tentu ada yang menerima Yesus dan ada juga yang menolakNya. Mereka yang menolak Yesus lah yang membenci para pengikut Yesus. Mengapa demikian? Karena mereka belum mengenal betul siapakah Yesus itu. Selain itu, mengikuti Yesus berarti meminggul salibNya. Itu berarti menerima penderitaan bersama Yesus di salib seperti Dia sendiri telah meminggul salibNya untuk menebus dosa-dosa kita. Nah, inilah yang menjadi pemisahan. Mengikuti Yesus bukan berarti kita hidup enak dan nyaman menurut dunia ini tetapi memikul salib dan menderita termasuk “dibenci semuar orang karena NamaNya”. Tetapi Yesus mengajak kita untuk tidak membenci orang yang membenci kita tetapi dikatakan bahwa “kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Sungguh ajaran yang luar biasa. Apakah kita sanggup melakukannya? Tentu sulit, tetapi bukanlah tidak mungkin untuk dilakukan. Khususnya di negeri sekuler seperti Australia, mengikut Kristus tidaklah mudah. Banyak terjadi “penganiayaan” halus alias dibenci oleh orang yang mengaku tidak percaya Tuhan. Bagaimana dengan kita ketika dibenci oleh orang lain karena kita mengikuti Yesus dan ajaranNya untuk saling mengasihi? Sanggupkah kita? Rm. Vincent, MGL Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 23 Senin 18 November 2013 : Bagaimana cara kita melihat Yesus selama ini ? Pemberkatan Gereja Basilik St. Petrus dan Paulus 1Mak. 1:10-15,41-43,54-57,62-64; Mzm. 119:53,61,134,150,155,158; Luk. 18:35-43 Lukas penulis Injil ini menghadirkan seorang pengemis buta sebagai perbandingan. Para murid mempunyai dua mata yang lengkap, sedangkan si pengemis dengan dua matanya yang buta tentu belum pernah melihat Yesus. Para murid bersama-sama Yesus setiap hari, sedangkan pengemis ini mengetahui kunjungan Yesus setelah hanya dari kata-kata orang lain. Namun demikian Yesus memuji iman si pengemis ini. Mengapa ? Kita dapat melihat iman si pengemis ini dari dua hal. Pertama, panggilan “Yesus, Anak Daud” yang digunakannya menunjukkan bahwa pengemis ini percaya Yesus adalah Mesias. Kedua, panggilan (yang juga merupakan pengakuan iman) itu tetap diserukannya meskipun dilarang oleh orang-orang di sekitarnya. Berbeda dari para murid yang terkurung oleh harapan-harapan mereka sendiri mengenai Yesus, si pengemis buta ini justru mampu bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias. Berbeda dari para murid yang melihat Yesus hanya dengan mata jasmani mereka, sang pengemis ini melihat Yesus dengan mata imannya. Pujian atas iman pengemis ini sesungguhnya juga merupakan teguran bagi para murid dan juga bagi kita semua. Berbagai bentuk karya Tuhan telah kita alami dalam hidup kita. Kita juga punya banyak kesempatan untuk mengenal Dia dengan baik. Namun, apakah semua itu membuat iman kita bertumbuh? Apakah itu semua membuat kita mengakui kehadirann-Nya sebagai Mesias? Apakah itu semua membuat kita semakin ingin terlibat di dalam misi masih dikerjakan Yesus di masa kini? Semua yang diungkapkan Lukas dalam bacaan kita hari ini juga harus menjadi peringatan bagi kita semua. Sebagai orang yang (mungkin telah cukup lama) mengikut Yesus, bagimanakah cara kita melihat Yesus selama ini? Menjadi refleksi dan renungan kita bersama... Yudi 24 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Selasa 19 November 2013 : Belas Kasih Allah yang tak terkira Rafael dr St. Yosef Kalinowski,Mechtildis, Agnes dr Assisi 2Mak. 6:18-31; Mzm. 4:2-3,4-5,6-7; Luk. 19:1-10 Luk 19: 10 “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” Tidak seorangpun dapat memahami besarnya belas kasih Allah pada manusia! Yesus; Putra Allah datang untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang berdosa tidak terkecuali seorang kepala pemungut cukai yang begitu dibenci oleh orang-orang Yahudi. Tetapi kebaikan hati Yesus di mata pemuka agama Yahudi yang menganggap diri ‘suci’ dinilai tidak benar. Tentu saja tidak seorangpun diantara mereka dapat menuduh Yesus bersalah karena berbuat dosa, namun toleransi dan kedekatan-Nya dengan orang-orang berdosa yang hidup tidak sesuai hukum taurat tidak bisa tidak menimbulkan reaksi yang tidak pantas. Mereka bersungut-sungut ketika mendengar Yesus ingin mengunjungi rumah seorang pendosa yang mereka anggap sama seperti orang kafir. Bagi mereka makan bersama orang berdosa berarti terkontaminasi atau menjadi tidak murni. Dengan demikian mereka menolak perutusan Yesus sebagai Mesias yaitu pembawa keselamatan. Sikap yang lahir dari kesombongan rohani diatas sungguh tidak patut ditiru. Sebaliknya perhatikan perkataan Yesus pada Zakeus yang sarat dengan ungkapan kasih Allah: “ … Aku harus menumpang di rumahmu”. Kata menumpang yang berasal dari kata mènein dalam bahasa Yunani merupakan ekspresi keinginan untuk menjalin persahabatan dan kesatuan hati. Yesus tidak menghakimi Zakeus sama sekali, tetapi dengan mengundangnya untuk menerima Yesus dalam rumahnya pengampunan Allah Yesus wartakan bahkan sebelum pertobatan Zakeus dinyatakan. Di hadapan belas kasih Allah yang sungguh besar ini, sikap Zakeus patut untuk diteladani. Ia segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita lalu menyatakan pertobatan yang nyata dalam perbuatan di hadapan semua orang yang bersungut-sungut pada Yesus. Bergegaslah menyambut undangan Yesus untuk menerima-Nya dalam hati kita dengan sukacita setelah terlebih dulu menanggalkan segala keangkuhan dosa dan kesalahan kita. Ia akan membimbing kita mewujudkan pertobatan yang sejati dalam perbuatan seperti yang telah dilakukan Zakeus. Semoga Tuhan menganugerahkan pada setiap kita rahmat keterbukaan hati pada undangan-Nya. Sr. Maria Benedicta, OSB Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 25 Rabu 20 November 2013 : Belajar dari bawah Agnes Asisi 2Mak. 7:1,20-31; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; Luk. 19:11-28 Lukas 19 :16-17 Orang Pertama datang dan berkata : “Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu : Balk sekali perbuatanmu, Hai hamba yang balk ; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Kukenal seseorang, sebut saja namanya Pak San. Saat ini Tuhan memberi kepercayaan kepadanya untuk mengelola hartaNya lebih dari cukup. Demikian juga kehidupan sosial dan rohani keluarga ini cukup balk. Suatu senja aku berbincang bincang dengan nya, bagaimana proses perjalanan hidupnya sampai Tuhan memberi berkat dan kepercayaan yang besar kepadanya untuk mengelola harta Nya ,punya beberapa usaha, dan cukup banyak menampung tenaga kerja. Dengan menghela napas panjang Pak San mulai bercerita . “Yah tidak banyak yang tahu, betapa sangat berat penderitaan hidup yang harus kami alami sampai ketingkat kehidupan seperti sekarang ini. Tahun 1979-an kami pernah jualan ayam potong dan menawarkannya ke restaurant restaurant di Sanur dan Kuta dengan naik sepeda. Jadi tukang tambal ban di jIn Gunung Agung, juga pernah ambil cucian di art shop yang ada di Legian dengan ongkos Rp 100,per baju sudah termasuk setrika dan antar jemput Sesekali juga pernah menjadi kuli bangunan. Dan karena proyeknya sekitar 6 km jauhnya dari tempat tinggal kami.; pulangnya karena sudah tidak ada angkot yang beroperasi, anak kami yang no 2 yang waktu itu usianya baru 3 tahun harus kugendong karena dia tidak kuat jalan sejauh itu. Suatu hari kami ke dokter membawa anak kami yg sakit keras. Setelah dikasi obat dgn hati yg perih dan rasa malu aku berkata”.Maaf dokter kami tdk punya uang, lain hari akan kami bayar...” Tanpa terasa aku ikut meneteskan airmata karena tersentuh dan terharu melihat Pak San terus bercerita dengan air mata membasahi pipinya..... Dari kisah nyata kehidupan Pak San ini Kita bisa melihat penyelenggaraan Tuhan dalam kehidupan seseorang. Mereka diajar dari tingkat terbawah sebelum diberi kepercayaan untuk mengelola sesuatu yang lebih tinggi dan lebih besar. Dan untuk berhasil memperoleh berkat dan kepercayaan dari Tuhan tentulah orang itu harus rendah hati dan takut akan Tuhan, (amz 22:4) Amin. lwan Setiawan 26 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Kamis 21 November 2013 : Damai untukmu hari ini Peringatan Wajib SP Maria Dipersembahkan kepada Allah 1Mak. 2:15-29; Mzm. 50:1-2,5-6,14-15; Luk. 19:41-44 Lk 19:42 “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!” Apakah arti kedamaian? Mungkin bagi mereka yang ditimpa perang, kedamaian adalah keadaan dimana perang sudah selesai. Bagi yang suka kesunyian mungkin kedamaian adalah suasana hati yang tenang dan hening. Bagi yang ditimpa musibah, kedamaian mungkin datang saat mereka berpasrah penuh kepada kasih dan kehendak Tuhan. Sekarang ini sepertinya semakin sulit kita mendapatkan kedamaian. Banyak sekali kejadian disekitar kita yang merusak kedamaian, perang di Syria, gempa bumi di Filipina, bom di Bali, perampokan atau pemerkosaan, dan lain sebagainya. Beato Teresa dari Kalkuta mengatakan bahwa “penghancur terbesar kedamaian adalah aborsi karena jika seorang ibu bisa membunuh anaknya sendiri, apa lagi yang tersisa bagi saya untuk membunuh anda dan anda membunuh saya? Tidak ada lagi.” Sekarang ada kira-kira 54 juta aborsi setiap tahun terjadi di dunia (belum lagi yang tidak terdeteksi). Ini sembilan kali jumlah 6 juta orang orang Yahudi yang mati diracun gas atau dibakar hidup-hidup di jaman Nazi pimpinan Hitler. Tidaklah heran mengapa kedamaian itu semakin sulit didapat walaupun sepertinya tidak ada perang dunia yang terjadi sekarang ini. Yesuspun datang sebagai seorang bayi tak berdaya dua ribu tahun yang lalu, tetapi Dia ditolak oleh Herodes yang akhirnya membunuh semua bayi seumur Yesus pada jaman itu. Yesus kemudian ditolak di Nazareth kotanya sendiri saat dia berkhotbah (Lk.4:16-31). Di perikop ini, Yesus memprediksikan penolakannya di Yerusalem. Ini terbukti saat Ia mati disalib di Golgota, diluar perbatasan kota Yerusalem. Bangsa Israel yang terpilih dan dikasihi Allah Bapa tidak mampu mengenali sang Anak Allah Raja Damai yang datang membawa kabar damai sejahtera untuk mereka. Karena itu tanpa Yesus, tidak ada damai. Saya dan anda mungkin tidak secara ekstrem menolak Yesus seperti para Farisi, atau para pelaku kekerasan, pemerkosa, pembunuh dan semua pendosa berat. Tetapi apakah kita selalu sadar akan Yesus yang datang mau bersama kita setiap saat, setiap hari? Seberapa peka hati kita? Apakah kita selalu menerima Dia? Yesus bukanlah figur sejarah yang hidup hanya dua ribu tahun yang lalu. Dia, yang mati karena dosa dosa kita, sekarang hidup kembali karena sudah bangkit! Yesus yang bangkit, setiap hari mau hidup diantara kita, datang membawa damai sejahtera untuk kita. Contoh konkritnya Yesus hadir di Misa kudus, terutama disaat roti dan anggur dikonsekrasikan menjadi Tubuh dan DarahNya. Maukah kita menerima Dia dengan hati bersyukur, menghabiskan waktu untuk menjalin hubungan denganNya dalam Adorasi? Atau apakah kita terpanggil untuk menyambut saudara saudari kita, yang terhina sekalipun, seperti layaknya menyambut Yesus? Banyak sekali kesempatan yang Yesus berikan, janganlah kita menjadi tidak sadar (Lk 19:44) seperti Yerusalem yang Yesus tangisi saat itu, karena konsekwensinya adalah kehilangan kedamaian. Tanpa Yesus, tidak mungkin ada damai. Tuhan Yesus berikan kita kesempatan dan kebebasan untuk menerima atau menolak Dia hari ini! Bacalah kembali ayat 19:42 diatas! Bukan kemarin, bukan besok, bukan lusa, tapi hari ini! Frater David Lemewu mgl Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 27 Jumat 22 November 2013 : Rumah Doa Peringatan Wajib St. Sesilia 1Mak. 4:36-37,52-59; MT 1Taw. 29:10,11abc,11d-a2a,12bcd; Luk. 19:45-48 Luk 19:46 : kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” Ketika DOJCC melakukan bazzar murah untuk penggalian dana rumah retret, ada seorang bapak yang datang dan marah marah , “Lama lama Gereja jadi pasar!”. Ini bukan pertama kali saya dengar, sebelumnya setiap kali ada acara bazzar di gereja, ada saja yang mengumpat seperti itu. Mungkin mereka, mengutip perkataan Tuhan Yesus. Yesus mengusir pedagang pedang yang berjualan di Bait Allah. Mungkin ada rasa bangga ketika bertindak ‘heroik’ mengusir para pedagang seperti Yesus. Tapi apakah itu maksud Yesus? Melarang adanya ‘bisnis’ di gereja? Apalagi kegiatan kegiatan bazzar semua sudah seijin Romo Hadi, romo paroki FX. Apalagi yang berjualan, adalah umat FX sendiri, yang dari kalangan kecil menengah? Injil selalu dibuat dengan bahasa perumpamaan, bukan dibaca secara harafiah. Saya mungkin bukan orang yang tepat untuk menerjemahkan perumpamaan itu. Tapi bila kita lihat lebih dalam, Yesus tidak berkata, “Jangan berjualan !”, tapi “Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun” Sarang penyamun, tempat orang berbuat maksiat, berbuat jahat, berniat yang tidak baik. Bukan berdagang ataupun berjualan. Seringkali kita bertanya, dimana kan Rumah Tuhan Yesus, dan selalu mendapat jawaban : Di hati kita. Hati kita adalah rumah doa. tetapi kita menjadikannya sarang penyamun. Kita sering kali mengotori hati kita, rumah Tuhan Yesus, dengan prasangka buruk, iri hati, dendam, kecemburuan dan hal hal yang tidak benar. Tuhan Yesus ingin kita menjaga rumah Nya. Ia ingin kita mengusir ‘sarang penyamun’ di hati kita. Sudahkah kita melakukannya hari ini? Atau kita malah mempersilahkan penyamun baru hadir di rumah Yesus? Jeff - Bali 2013 28 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Sabtu 23 November 2013 : Kebahagiaan Kekal Klemens I, Kolumbanus, Mikhael Agustinus Pro 1Mak. 6:1-13; Mzm. 9:2-3,4,6,16b,19; Luk. 20:27-40 Lukas 20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” Di awal tahun yang lalu, aku diperkenalkan dengan seorang Ibu yang menderita kanker payu darah. Ibu ini sudah menderita kanker selama 15 tahun. Ketika aku mengunjungi dia di rumahnya, aku begitu heran melihat Ibu itu. Kankernya sudah tersebar ke seluruh tubuh. Badannya begitu kurus dimakan kanker itu. Dia begitu lemah dan tak berdaya menahan sakit. Namun dia selalu mengatakan “Aku ingin mati bersama Yesus dan aku ingin bersama Yesus. Aku percaya setelah aku melewati penderitaan ini lewat kematian, aku hanya akan mengalami suatu kehidupan kekal yang tak pernah kita bayangkan.” Ibu ini menginginkan untuk secepatnya pergi dari dunia ini, Karena dia percaya bahwa di dunian yang akan datang itu tidak akan ada penderitaan melainkan hanya kebahagiaan dan suka cita yang kekal. Hari ini Yesus mengingatkan orang-orang Saduki tentang kehidupan setelah kematian. Orang-orang Saduki tidak mengakui kebangitan orang mati. Sedangkan orang-orang Farisi mengakuinya. Orang-orang Saduki begitu binging karena itu mereka datang kepada Yesus dan bertanya kepadanya tentang hidup setelah kematian. Apakah ada hidup seperti di dunia ini setelah kematian? Mereka menjelaskan kepada Yesus ketujuh orang yang mengawini seorang wanita dan siapakah yang akan menjadi istrinya setelah kematian. Yesus menjelaskan kepada mereka bahwa, JawabYesuskepadamereka: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapimereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Dia melanjutkan bahwa mereka itu tidak akan mati lagi. Mereka hidup di dalam Allah. Allah kita bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Sebab di hadapan Dia semua orang hidup. Di dalam Tuhan ada hidup dan ketenangan. Ibu itu mengerti ajaran Yesus tetang hidup setelah kematian. Dia percaya bahwa setelah kematian orang tidak akan mai lagi, orang tidak akan mengalami penderitaan dan pencobaan. Di sana hanya terdapa kebahagiaan dan suka cita yang kekal. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih banyak atas SabdaMu hari ini. Terangilah hati kami agar selalu menaruh harapan kami padaMu bahwa Engkaulah Allah yang hidup. Engkau adalah Allah yang membebaskan kami dari belenggu dosa di dunia ini. Kuatkanlah kami agar selalu bersandar padaMU Amin. Rm. Joseph, MGL Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 29 Minggu 24 November 2013 : Raja Semesta Alam HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM 2Sam. 5:1-3; Mzm. 122:1-2,4-5; Kol. 1:12-20; Luk. 23:35-43 Luk23:41 “Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat berbuat sesuatu yang salah“ Bagisaudara-saudara kita yang mempunyai keyakinan yang berbeda, memang sulit diterima bahwa Allah yang Maha besar dan Maha kuasa itu bisa mati. Bagi mereka iman Kristiani hanya isapan jempol belaka, hanya ceritera bohong yang diturunkan dari masa ke masa. Bagi kita murid-murid Kristus, justru kematian Yesus disalib adalah bukti paling sempurnaakan Allah yang Maharahim, yang MahaKasih. Dalam diri Yesus yang tergantung disalib itulah, Kasih Allah diperlihatkan secara jelas kepada dunia. Saat Yesus tergantung disalib itu jugalah kita mengakui Dia sebagai Raja Semesta Alam. Sebagai murid-murid Kristus kita seharusnya mempunyai mata dan hati seperti Serdadu Romawi yang melihat dan menyaksikan sendiri kematian heroic Yesus di Salib sambil bergumam “Sungguh, orang ini adalah orang benar!” (Luk 23:47). Sebagai seorang tentara Romawi, ia mengerti dan paham betul apa artinya nilai kepahlawanan. Seorang pahlawan adalah seorang yang rela menyerahkan nyawanya untuk menjaga dan menyelamatkan harkat dan martabat Kekaisaran Roma. Tentara dalam Inijl Lukas ini sudah ditugaskan di daerah Palestina sejak lama, tentu dia sendiri mendengar kisah seputar Yesus yang dianggap sebagai guru dan Rabbi. Nah, kini Guru dan Rabbi itu tergantung mati di salib tanpa sebab kriminal yang jelas, yang ia tahu orang ini mati di salib hanya karena hasutan imam kepala dan orang farisi. Kemudian waktu ditangkap di taman Gethsemani, orang ini meminta untuk melepaskan murid-murid-Nya supaya pergi. Ketika kita merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, kita merayakan kerelaan seorang manusia bernama Yesus dari Nazareth yang mati disalib sebagai bukti Kasih Allah yang paling sempurna. Kita harus mempunyai iman yang sama seperti tentara romawi tersebut yang mengerti dan paham betul nilai-nilai kepahlawanan. KematianYesus di Kayu Salib bukan sekedar kematian seorang kepala pasukan, tetapi kematian seorang Raja yang rela menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan seluruh dunia. Ini memang tidak masuk akal, bahkan bisa jadi skandal. Tetapi bagi kita kematian Yesus di Salib adalah fakta sejarah, sungguh-sungguh terjadi, bukan tipuan, bukan sekedar drama, tetapi pembuktian bahwa begitu besar Kasih Allah untuk dunia, sampai Ia sendiri rela mati menderita agar kita bisa bebas merdeka dari penjajahan belenggu dosa dan kesalahan kita sendiri. Kristus Raja Semesta Alam, doakalah kami. Rm.Wenz, MGL 30 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Senin 25 November 2013 : Waktu dan Kesempatan Leonardus a Porto Mauritio,Yohanes Berchmans Dan. 2:31-45; MT Dan. 3:57,58,59,60,61; Luk. 21:5-11 Luk 21 : 8b-9 “Akulah Dia dan Saatnya sudah dekat.” Ketika kita bangun pagi ini, Tuhan telah memberikan kita hadiah yang disebut “Hari ini” yang dibungkus dengan waktu dua puluh empat jam. Kita harus selalu ingat betapa berharganya hadiah ini karena kita tidak dapat memutar waktu yang telah berlalu. Dalam hal ini, waktu adalah produk paling berharga yang pernah anda miliki dalam hidup. Waktu lebih berharga dari uang, karena anda dapat mencari lebih banyak uang, tetapi tidak dapat mengembalikan waktu. Pergunakanlah waktu kita dan setiap kesempatan yang Tuhan berikan. Hal ini berarti bahwa berhati-hatilah dengan hidup kita dan menjalani hari-hari kita. Janganlah hidup tanpa tujuan yang jelas, tidak bahagia, penuh hal negatif, atau merasa kalah, karena Tuhan telah mempercayakan pada kita sebuah tugas dan telah memberikan karunia dan talenta berharga untuk masing-masing kita. Kita adalah orang yang penuh pengharapan, dan mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Semakin kita memakai setiap potensi yang Tuhan berikan bagi kita, semakin maksimal hidup kita. Memang tidaklah selalu mudah untuk melangkah maju menuju Pintu Kesempatan. Setiap orang seringkali mendapatkan tantangan dan gangguan, sesuatu yang mencuri waktu anda. Tetapi ketika kesempatan datang dari Tuhan, kita menjadi berani dan tetap menjalaninya! Janganlah membuang-buang waktu yang berharga dan mengulur-ulur waktu yang tidak perlu. Sama halnya dalam kehidupan. Ketika kesempatan muncul, kesempatan dalam pelayanan, pekerjaan atau kesempatan untuk melangkah maju lainnya, dan Anda tahu itu adalah kesempatan yang tepat bagi Anda, jangan biarkan rasa takut menahan Anda. Jangan berikan kesempatan bagi diri Anda untuk beralasan, karena itu memudahkan Anda untuk keluar dari kesempatan yang telah Tuhan berikan kepada Anda. Anda dapat mencari-cari alasan untuk tetap pada posisi Anda sekarang yang menurut Anda nyaman. Hal ini berarti ketika Anda yakin saatnya sudah tepat, segeralah bertindak! Ingatlah bahwa Tuhan memberikan kesempatan kepada Anda Dia telah memberikan kemampuan pada Anda untuk menyelesaikannya. Ambil langkah iman dan Dia Tuhan ada disana bersama Anda. Semakin kita menekuni kesempatan yang telah Dia berikan, semakin menjadi lebih mudah. Semakin kita menekan rasa takut sehingga kita dapat melakukan apa yang sudah Dia perintahkan bagi kita. Setialah mengatur waktu kita, janganlah biarkan kekhawatiran dan ketakutan menghalangi kita. Kita telah diperlengkapi dan kita tidak berjalan sendiri..Saatnya sudah dekat bijaksanalah menggunakan waktu yang telah Dia berikan... Doa: Bapa dalam surga, terima kasih untuk pemberian hari ini. Aku memilih untuk setia dalam mengatur waktu yang telah Engkau berikan padaku dengan tidak membiarkan ketakutan dan kekhawatiran atau penundaan menghalangiku. Terima kasih atas firmanMu yang berkuasa dan menguatkanku melakukan apa yang telah Engkau perintahkan untuk aku lakukan. Amin Lulu Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 31 Selasa 26 November 2013 Kisah Orang Kudus : S. Yohanes Berchmans Rm. 8:1-11; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 13:1-9 Warna Liturgi Hijau Orang kudus dari Belgia ini pernah mengatakan, “Jika aku tidak menjadi kudus ketika aku masih muda, maka aku tidak akan pernah menjadi kudus.” Sesungguhnya, Yohanes meninggal pada usia muda, yaitu duapuluh dua tahun dan, tanpa perlu diragukan lagi, ia telah berhasil mencapai harapannya untuk menjadi kudus. Yohanes dilahirkan pada tahun 1599. Sebagai seorang anak, ia amat dekat dengan ibunya yang sakit. Namun demikian, ia suka juga bergabung dengan teman-teman sebayanya untuk memainkan kisah-kisah yang diambil dari Kitab Suci. Ia terutama amat pintar memainkan adegan Daniel membela Susana yang tidak berdosa. Ketika usianya tigabelas tahun, Yohanes ingin bersekolah untuk menjadi imam. Tetapi, ayahnya -seorang tukang sepatu-, membutuhkan bantuannya untuk ikut menunjang keluarga. Pada akhirnya, Bapak Berchmans memutuskan untuk memperbolehkan Yohanes menjadi pesuruh di pastoran. Dari sana ia dapat langsung pergi mengikuti pelajaran di seminari. Tiga tahun kemudian, Yohanes Berchmans bergabung dengan Serikat Yesus. Ia berdoa, belajar dengan tekun dan dengan bersemangat memainkan peranperan dalam drama religius. Ia mempunyai semboyan: “Berilah perhatian besar pada hal-hal kecil,” dan semboyannya itu ia pegang teguh. Semasa hidupnya, St. Yohanes Berchmans tidak pernah melakukan perbuatanperbuatan besar yang mengagumkan. Tetapi, ia melakukan semua pekerjaanpekerjaan kecil dengan baik, mulai dari melayani makan hingga menyalin catatan pelajarannya. Ketika ia jatuh sakit, tidak ada dokter yang dapat menemukan penyakit yang dideritanya. Yohanes tahu bahwa ia akan segera meninggal. Tetapi, ia tetap riang gembira seperti sediakala. Ketika dokter memerintahkan agar keningnya dikompres dengan anggur, Yohanes berkelakar: “Wah, untung saja penyakit yang begitu mahal ini tidak akan berlangsung lama.” Yohanes Berchmans wafat pada tahun 1621. Mukjizat-mukjizat terjadi pada saat pemakamannya. Segera saja orang mulai menyebutnya santo. diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” 32 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Rabu 27 November 2013 : Bertahanlah.... Fransiskus-Antonius Pasani Dan. 5:1-6,13-14,16-17,23-28;MT Dan. 3:62,63,64,65,66,67; Luk. 21:12-19 Luk 21:19 “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” Musim kemarau - musim hujan. Saat berada di musim kemarau, pemandangan alam sekitar terlihat kurang menarik. Banyak tanaman berubah menjadi coklat, pohon-pohon tidak ada daun (meranggas), dan tentunya cuaca akan menjadi sangat panas. Keadaan ini berbanding terbalik dengan musim hujan, pemandangan alam akan menjadi hijau, dan tentunya cuaca akan terasa lebih sejuk. Saat kita akan memasuki musim hujan, cuaca akan menjadi lebih panas lagi. Perna anda rasakan, sesaaat sebelum hujan langit akan mendung dan cuaca akan menjadi lebih panas lagi?. Tapi, lihat setelah mendung dan panas, hujan turun memberikan kesejukan tersendiri. Seperti itu juga kehidupan kita, saat kita berada di situasi yang paling bawah mungkin itu menjadi musim kemarau dalam kehidupan kita. Bila kita mampu bertahan dan melewati musim kemarau ini, musim penghujan telah menanti kita. Dalam bacaan hari ini, Tuhan sendiri menyampaikan tentang permulaan penderitaan, tapi diakhir bacaan Tuhan Yesus berkata “ Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” Ya, itu lah Tuhan kita. Dia tetap menjaga kita disetiap kehidupan kita, bahkan mungkin Tuhan Yesus sendiri yang menggendong kita saat kita sendiri merasa tidak mampu lagi untuk berjalan. Seperti lirik lagu ini; “ Dalam segala perkara, Tuhan punya rencana yang lebih besar dari semua yang terpikirkan. Apapun yang kau perbuat tak ada maksud jahat, sbab itu kulakukan semua denganMu Tuhan...ku tak akan menyerah pada apapun juga sebelum kucoba semua yang kubisa, tetapi ku berserah pada kehendakMu, hatiku percaya Tuhan punya rencana...” Bertahanlah... Gbu Hilda Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 33 Kamis 28 November 2013 : Bertahan dan Teguh Maria Helena Stollenwerk,Katarina Labour, Yakobus dr Marka Dan. 6:12-28; MT Dan. 3:68,69,70,71,72,73,74; Luk. 21:20-28 Luk. 21: 28 “Apabila semua itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatan sudah dekat” Ketika saya berusia sekitar 10 tahun, ada peristiwa gerhana matahari pada waktu itu. Saya diberithau oleh pamanku untuk tidak keluar rumah pada saat itu kerena sangat berbahya. Ternyata bukan hanya saya saja, tapi semua orang di kampungku saat itu tidak keluar rumah selama peristiwa itu terjadi. Sebagai anak kecil, perasaan takut dan cemas meliputiku. Pada saat itu saya berpikir bahwa dunia kita ini akan berakhir. Aku tidak tahu bagaimana nasib dan hidupku ketika hal itu terjadi. Berbeda dengan pengalaman yang dialami oleh nabi Allah yang gereja sejagat renungkan hari ini. Dalam bacaan pertama, mengisahkan peristiwa yang menimpa nabi Daniel ketika ia tetap setia dan menyembah Tuhannya meski di tanah pembuangan. Hal itu membuat orang disekitarnya menjadi marah dan menghendakinya untuk dibuang ke dalam gua singa. Meski hal demikian menimpanya, ia tidak merasa takut atau cemas ketika ia dibuang ke dalam gua singa. Ia percaya bahwa hidup dan matinya ada di dalam Tuhan. Tuhan Allah Israelah yang menjadi perisai dan penolong hidupnya. “Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk menutup mulut singa sehingga mereka tidak melukai aku” (Keb. 6:22). Demikian halnya dalam bacaan injil hari ini, St. Lukas mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus berbicara tentang suatu tragedi yang hendak dan pasti menimpa dunai kita nanti. Hal itu digambarkan dengan keadaan yang hendak terjadi di kota Yerusalem setelah kematian Tuhan Yesus. Berhadapan dengan situasi hidup yang seakan berada di tempat pembuangan saat ini, apakah saya dan anda tetap setia dan percaya seperti nabi Daniel dalam bacaan hari ini? Atau saya dan anda mengikuti apa yang dikehendaki atau kemauan duniawi untuk menyembah diri sendiri dan dewa-dewanya? Kalau saya dan anda tidak menyadari ini maka celakalah kita sama seperti ibu-ibu yang sedang mengandung dan menyusui yang disampaikan Tuhan Yesus hari ini (Luk. 21:23). Barangsiapa yang bertahan dan teguh dalam iman serta menghadapi cobaan atau tantangan zaman saat ini, ia akan mendengar suara Tuhan Yesus yang memanggilnya untuk bangkit dan mengangkat muka karena hari penyelamatannya sudah dekat. Doa: Tuhan Yesus anugerahkan rahmat kesetian dan keteguhan iman dalam hati kami agar mampu mendengar suara-Mu yang mengahalau segala ketakutan dan kecemasan dalam diri kami. Fr. Anis, MGL 34 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013 Jumat 29 November 2013 : Kerajaan Allah Sudah Dekat Fredericus dr Regensburg Dan. 7:2-14; MT Dan. 3:75,76,77,78,79,80,81; Luk. 21:29-33 Lukas 21:31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Pada bacaan hari ini, sebuah perumpamaan pendek dikemukakan oleh Tuhan Yesus. Jika pohon-pohon sudah bertunas, dengan sendirinya orang tahu bahwa musim panas sudah dekat. Perumpamaan ini menggambarkan tanda-tanda kedatangan Kerajaan Allah yang sudah dekat. Untuk memahami tanda-tanda tersebut, hal yang paling diperlukan adalah kepekaan. Sayangnya justru rasa peka inilah yang kerap belum kita miliki. Selain ketidakpekaan, terkadang rasa takut menyelimuti diri kita ketika kita mendengar kabar-kabar yang tidak menyenangkan. Rasa takut ini menunjukkan pula akan ketidaktahuan kita akan pribadi Bapa, Bapa yang baik dan selalu setia menemani kita. Hal-hal yang buruk tidak ada dalam rencana-Nya. Karena itulah dalam situasi sulit, selalu ada tangan terulur bagi kita, selalu ada pula senyum tertuju kepada kita. Itu semua karya Bapa, bukan suatu kebetulan. Bersikaplah peka. Rasakanlah kehadiran Bapa dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Dari situ kita akan sadar, betapapun kelam hidup kita, Bapa selalu hadir memberikan pendampingan. Apakah rasa peka itu sudah kita miliki? Seperti peka terhadap kehidupan sekeliling kita? Peka terhadap perasaan saudara-saudara kita? Marilah ini menjadi perenungan masingmasing kita agar kita memiliki rasa peka terhadap kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita. -Santo- Vol. 48/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 35 Sabtu 30 November 2013 : Mari Ikutlah Aku Pesta St. Andreas Rm. 10:9-18; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 4:18-22 Mat 4:19-20 Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dua ribu tahun yang lalu ketika Yesus memulai karyaNya, Dia memanggil Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, kemudian Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya. Mereka semua adalah para nelayan, orang-orang sederhana dalam masyarakat Yahudi. Yesus memilih mereka bukan karena kemampuan mereka tetapi karena keterbukaan hati mereka untuk mengikuti Yesus dan menerima tugas dari Yesus sebagai penjala manusia, sungguh ini adalah sebuah tugas yang sangat mulia. Hari ini Yesus juga memberikan tugas yang sama bagi kita semua sebagai penjala manusia, bukan karena kita paling hebat, yang terbaik, terkuat, terpintar atau paling cemerlang, tetapi karena Yesus memerlukan orang-orang biasa seperti kita untuk meneladaniNya dan menjangkau orang lain di sekeliling kita untuk menyatakan kasih Kristus. Menjadi ‘penjala manusia’ berarti menjadikan hidup kita sebagai sebuah kesaksian akan cinta Tuhan yang menyelamatkan. Sehingga siapa-pun yang berelasi dengan kita, dapat merasakan arti sebuah keselamatan, dan mengalami cinta Tuhan yang besar dalam hidup mereka. Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Kalimat ajakan Yesus itu telah mengubahkan hidup 12 orang Galilea dan di kemudian hari lebih banyak orang lainnya di segala benua. Fokus tujuan ajakan Yesus adalah “menjala manusia“. Dalam bahasa aslinya, “Mari ikutlah Aku” berarti “berjalanlah di belakangKu”. Dalam budaya Timur Tengah, seorang murid akan berjalan di belakang gurunya; yang mengandung arti mengiringi, menaati, menuruti, menyerahkan diri dan mengabdikan diri. Mengikuti seseorang berarti menyerahkan hidup kita kepada orang itu dengan segala akibat dan dampaknya, yaitu hidup kita pasti akan berubah. Jika kita mengikuti dan berjalan di belakang Yesus, mau tidak mau seharusnya gaya hidup kita berubah menjadi seperti gaya hidup Yesus . “Mengikuti Yesus” adalah sebuah syarat untuk dapat menjadi ‘penjala manusia’. Maka alangkah baiknya, kalau kita menempatkan ajakan Yesus untuk mengikutiNya ini, sebagai acuan kita meletakkan semua rencana dan tekad baru kita sepanjang hidup, sehingga melalui pekerjaan dan aktivitas kita sehari-hari, kita akan mampu memenangkan banyak jiwa yang akan mengalami sukacita dari Tuhan.. Mari juga kita bersyukur atas ajakan Yesus yang menjadikan kita penjala manusia sebagai sebuah kepercayaan yang sangat besar yang diberikan Tuhan kepada kita semua. Doa: Ya Bapa, Kami mohon berkatMu dan penyertaanMu agar kami mampu melaksanakan tugas mulia untuk menjadi “penjala manusia” seperti yang Kau kehendaki demi kemuliaan NamaMu. Amin. Betty 36 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 48/2013