Gathering pertemuan Komunitas

advertisement
Jadwal Rutin DOJCC Bali:
Gathering
pertemuan Komunitas
setiap minggu kecuali minggu ke - 4
di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita
diawali makan siang bersama
Sharing Group sebulan 2 x
Formation Teaching sebulan sekali
Celebration Meal
(Makan malam bersama)
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan
pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00
di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30
Tugas Parkir oleh Youth DOJCC
setiap Sabtu dan Minggu Pertama
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
Foto Kegiatan DOJ
Oktober 2013
Rekreasi Gathering DOJ di Pantai Nusadua
Minggu 13 Oktober 2013
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Koor 20 Okt 2013 di FX Kuta
Suprise Birthday Yovie 18 Okt 2013
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
Rm Hady dan Team Rumah Retret ke Pelaga
16 Okt 2013
Selamat atas kelahiran Vin
Adelisa Kusumanto
putri pertama
Eros dan FangFang 2 Okt 2013
(foto kiri)
dan Marsya Adellia
Nurcahyani
Putri pertama Bayu dan Ratna
13 Okt 2013 (foto kanan)
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL,
Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia,
Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis,
MGL, Betty, Mariana, Daniel,
Yance, Adhy Hane, Iwan Setiawan
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA
No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Syalom para sahabat Fresh Juice...
Tanpa terasa sudah 3 tahun Buku
Renungan Fresh Juice ini ada. Semua
karena berkat penyertaan Tuhan semata.
Saya pribadi merasakan bagaimana
kesetiaan teman-teman penulis renungan
Fresh Juice, ditengah-tengah kesibukan
pekerjaan, keluarga, pelayanan, tetapi
tetap komit untuk membuat renungan.
Saya yakin dan percaya ini juga bukan
karena kuat gagah kami, tetapi karena
perkenanan Tuhan semata.
Bulan ini tepatnya tgl 14 November 2013
bersama dengan Fresh Juice Audio
yang sudah eksis selama 1 tahun, kita
akan merayakan ulang tahun bersama.
Semoga dengan perayaan ini, kerinduan
kita semua untuk membagikan firman
Tuhan kepada semua saudara yang
membutuhkan boleh semakin dikuatkan.
Terima kasih kepada teman-teman yang
selalu setia membaca dan merenungkan
firman Tuhan setiap hari.
Semoga Tuhan memberkati dan menyertai
kita semua
Fresh JUICE !
managed by :
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Jumat 1 November 2013 : Teman dan MuridNYA
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS
Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12a
Mat 5 : 12 Bersukacita dan bergembiralah , karena upahmu besar di sorga
Saya suka sekali bermain Facebook, seringkali saya menerima permintaan
pertemanan bahkan dari orang yang benar-benar asing buat saya. Lalu
beberapa saat setelah itu, mereka mulai tagging saya dengan beberapa
gambar yang “sama sekali bukan saya”. Biasanya hal-hal ini, kemudian
berakhir dengan pemanfaatan tombol “UNFRIEND” hehehehehe :-D
Ketika membaca Injil hari ini, dalam pikiran saya bersuara : Mungkin seperti
itu ya..yang Yesus rasakan. Banyak orang meminta untuk menjadi temantemannya, dan ketika IA mengabulkan permintaan mereka, mereka hanya
berhenti sampai disitu saja. Tanpa berpikir apa ya yang Yesus inginkan, Apa ya
yang disukai Yesus. Banyak orang mengaku sebagai teman-temanNyatetapi
benar-benar hampir tidak mengenal kisah hidupNya dan ajaranNya, apalagi
bersedia untuk hidup sesuai dengan kehendakNya.
Injil Matius tentang Ucapan Bahagia menyandang pesan bahwa Yesus ingin
tidak hanya menjadi fans yang tidak tahu apa-apa, tetapi IA mengundang
untuk menjadi teman-teman dan murid. Disini ditekankan bahwa untuk
menjadi murid berarti hidup dengan ajaran Yesus . Kebenaran ini memurnikan
kehidupan batin dan energi kita untuk mencari kebahagiaan sejati yang hanya
ada dalam Kristus. Pesan untuk pembaca jelas : percaya kepada Yesus berarti
hidup sesuai dengan ajaran-ajarannya .
Doa : Tuhan Yesus, Lepaskanlah aku dari kebodohanku dalam menginginkan
hal-hal yang fana, dan bantulah supaya senantiasa dalam hidupku, Aku
menginginkan Engkau di atas segalanya dan menemukan sukacita yang
sempurna dalam melakukan kehendak-Mu “.
Terima Kasih
Salam Hangat,
Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
Sabtu 2 November 2013 : Catur
PERINGATAN MULIA ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN
2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8;1Kor. 15:12-34; Luk 23:33.39-43
Luk 23:34,39-43 “Kita memang selayaknya dihukum; sebab kita menerima balasan
yang setimpal dengan perbiatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah”
Jika saya pikir bahwa hidup ini seperti catur, dimana kita melakukan sesuatu pasti
menimbulkan hal yang lain yang bakal terjadi, jika kita salah langkah maka akan “skak
mat” dimana hal tersebut hanya akan disesali.
Saya sekarang lagi belajar untuk mengendalian emosi diri, istri saya sering menegur
saya karena dengan mudah saya mengatai orang lain, padahal setelah mengatai
begitu saya juga menyesal, kok karena hal seperti itu saja saya sudah emosi. Jadi
setelah menikah ini saya lebih banyak mengantisipasi apa yang saya lakuan sebelum
saya melakukan sesuatu lalu menyesalinya.
Tetapi yang pasti saya tidak menyesal merit dengan istri saya :)
Jujur saya mengenal DOJ sejak kira2 5 tahun yg lalu, disana ada kakak rohani saya
yang mengajak saya untuk underway, saya sih mikirnya mau pelayanan ya pelayanan
lah, untuk apa tanda tangan seperti itu. Tapi setelah saya pikir(lama mikirnya) kalau kita
melayani orang( sebagai pegawai maksudnya) kita juga perlu tanda tangan perjanjian
kerja dulu. Maka jadilah saya underway. Kirakira 2 tahun yg lalu, menyesal kenapa
tidak bergabung dari dulu karena hal sepele yg sebenernya ga perlu memakan waktu
begitu lama. Puji Tuhan bahwa saya masih diterima di DOJCC dan memang di DOJCC
komunitasnya lain, lebih kekeluargaan.
Lebih baik kita banyak melakukan hal yang baik aja dulu, daripada kita melakukan
hal yang “kita suka” tetapi tidak baik, trus kena “salib” baru menyesal, iya kalau sempet
menyesal (bertobat) dihadapan Tuhan, kalo tidak sempat ya jadinya “skak mat” tadi.
Mari kita selalu berdoa mohon roh kebijaksanaan dalam menjalani hidup kita seharihari.
Pras
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Minggu 3 November 2013 : Menerima Yesus dengan Sukacita
Keb 11:22 - 12:2, 2Tes 1:11-22, Luk 19:1-10
Luk 19:6, “Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.”
Ketika aku merenungkan kisah Zakheus, aku selalu ingat akan lagu tentang Zakheus
ketika aku masih di sekolah minggu atau sekolah bina iman. Lagunya seperti ini,
“Zakheus orang pendek, kecil betul dia, dia panjat pohon ara hendak melihat Yesus.
Yesus datang dan berkata: Zakheus, aku datang hendak bertamu ke rumahmu.”
Ketika Zakheus tahu bahwa Yesus akan bertamu ke rumahnya, Zakheus sangat bersuka
cita dan riang gembira. Reaksinya sangatlah spontan dan sangat murni dengan
mengubah hidupnya yang lama dan berjanji untuk berbuat baik terhadap sesama.
Dikatakan, “Zakheus SEGERA turun dan MENERIMA YESUS dengan SUKACITA.”
Zakheus “turun” dari “tahta” kesombongannya, kekayaannya, kenyamanan karena
harta bendanya untuk “menerima” Yesus dengan hati yang sungguh bersukacita. Untuk
menerima Yesus dengan sepenuh hati, Zakheus harus mengosongkan dirinya, “turun”
dari ide-ide duniawinya menjadi sederhana seperti Yesus.
Sungguh reaksi yang luar biasa! Zakheus tahu bahwa Yesus mengampuni segala
kesalahan dan dosa yang dilakukannya di masa yang lalunya sehingga sukacitanya
melampui segala sesuatu yang dapat memuaskan hatinya. Sukacita yang begitu murni.
Saya tidak tahu bagaimana reaksi Anda ketika “turun” dan “menerima” Yesus. Apakah
ada SUKACITA di hati? Terutama ketika kita menerima Yesus dalam rupa Hosti Kudus dalam
komuni kudus. Apakah Anda “turun” dari “bangku-bangku” hati Anda untuk merima dan
menyambut Yesus dengan SUKACITA? Atau hanya sekedar berjalan menerima komuni
tanpa ada rasa syukur dan sukacita? Hanya Anda dan Tuhan sajalah yang tahu hati
Anda.
Banyak dari antara kita yang sudah “terbiasa” menerima Yesus dalam komuni Kudus
tanpa ada rasa syukur dan sukacita. Ketika kita menyambut Yesus, ada sesuatu yang
diubah dalam hati dan hidup kita. Kita diajak untuk selalu hidup baru di dalam Kristus.
Maka, mari kita bersukacita di dalam Tuhan.
Rm. Vincent, MGL
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
Senin 4 November 2013 : Siapa yang harus diundang ke perjamuan?
Carolus Borromeus
Rm. 11:29-36; Mzm. 69:30-31,33-34,36-37; Luk. 14:12-14
Lukas 14:13 “Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah
orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orangorang buta.”
Dalam bacaan Injil hari ini kita diingatkan untuk mengundang orang-orang
miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta disaat
kita mengadakan pesta perjamuan. Pernakah kita melaksanakannya?
Tuhan menyuruh kita memberi pada yang tidak bisa membalasnya karena
kalau kita terbiasa memberi pada yang tidak bisa membalas, kita tidak kesulitan
untuk memberi pada orang yang tidak bisa membalas tanpa pamrih. Kalau
kita tidak terbiasa memberi pada yang tidak bisa membalas, sulit bagi kita
untuk memberi mereka yang tak bisa membalas. Ini suatu pembelajaran yang
perlu bagi kita semua sebagai murid Tuhan yang diajarkan selalu tentang Kasih.
Keutamaan orang Kristen adalah berbagi. Berbagi dengan sesama khususnya
bagi kaum miskin, menderita dan yang tidak mampu membalas kebaikan kita.
Apakah kita harus kaya dan mempunyai segalanya untuk bisa memberi? Tidak
harus kaya untuk bisa memberi. Bila kita sudah diberi kecukupan, sesungguhnya
kita hanya dipercaya untuk mengolahnya. Segala kekayaan yang kita miliki
adalah anugerah dari Tuhan yang layak dan sepantasnya untuk bisa kita
berbagi pada orang yang membutuhkan.
Bapa yang ada di dalam surga, kami mengucap syukur dan terimakasih
kepadaMu buat segala kasih dan berkat dalam hidup kami. Ajar dan ingatkan
kami selalu untuk bisa berbagi pada orang yang membutuhkan.
Yudi
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Selasa 5 November 2013 : Undangan Keselamatan dari Allah
Guido M. Conforti,Fransiskus de Campillas, Fransiska Ambosia
Rm. 12:5-16a; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 14:15-24
Luk 14:24 “Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan
menikmati jamuan-Ku”
Siapakah mereka yang beruntung diundang ke perjamuan Kerajaan Allah? Mungkin
setiap orang kristiani dengan bangga dapat menyebutkan namanya. Tetapi, euangelion
(kabar gembira) yang ingin Yesus wartakan dalam perumpamaan tentang perjamuan
membuka horizontal yang jauh lebih luas bagi kita. Yesus diutus Bapa untuk mengundang
semua orang tidak terkecuali mereka yang dianggap hina (di dalam Injil diwakili oleh
orang-orang miskin, cacat, buta dan lumpuh) dan yang berdosa (semua orang yang
ada di jalan-jalan dan lintasan) untuk mengambil bagian dalam perjamuan keselamatan.
Allah menghendaki agar semua orang turut dalam sukacita keselamatan dalam
kerajaan-Nya. Ketika seorang tamu yang hadir dalam perjamuan berkata kepada Yesus
“Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam kerajaan Allah”(Luk 14:15) ia mengacu
pada kerajaan Allah setelah hidup di dunia berakhir. Namun Yesus dengan perumpamaan
yang kita baca hari ini mewartakan kerajaan Allah sudah datang dan berkarya di tengah
kita. Kerajaan Allah Ia identikkan dengan diri-Nya: Allah Putra yang menjadi manusia.
Kehadiran nyata kerajaan Allah di tengah umat manusia adalah perjamuan bersama
Yesus dengan para orang berdosa.
Allah memanggil bangsa-bangsa lain ketika umat pilihan-Nya menolak pewartaan para
nabi dan bahkan Putera tunggal-Nya yang diutus sebagai Mesias. Setiap orang kristiani
sebagai anggota Gereja kudus diutus untuk membawa pesan yang diterima dari Yesus
hari ini: setiap orang diundang untuk ambil bagian dalam perjamuan keselamatan. Misi
ini perlu dilengkapi dengan kesaksian nyata bagaimana menjawab undangan Allah.
Bukan hanya dengan kata-kata semata, tetapi terutama menerima dengan hati yang
terbuka sabda Yesus untuk direnungkan dan dihidupi dengan setia.
Sikap para undangan yang menolak dengan berbagai alasan bukan tidak mungkin
adalah sikap setiap kita. Bila kita tidak melihat keselamatan sebagai rahmat cuma-cuma
dari Allah yang patut diterima dengan hati penuh syukur, selalu akan ada alasan untuk
membiarkan hidup digiring oleh kehendak daging dan mengabaikan kebenaran yang
mengalir dari sabda Allah. Begitu pula selalu berusaha membenarkan diri ketika mencari
kepuasan daging dan mengesampingkan hal yang utama yang mengantar kita pada
kerajaan Allah yaitu perbuatan kasih kepada sesama dan Tuhan. Sebaliknya bila kita
menyadari kekecilan kita di hadapan Allah, Ia akan mengarahkan pandangan-Nya
dan membimbing kita di jalan keselamatan untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya. Mari
kita mohon rahmat kerendahan hati untuk menerima undangan Tuhan dengan penuh
kerinduan.
Sr. Maria Benedicta. OSB
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
Rabu 6 November 2013 : Kasih yang Total
Roma 13:8, Lukas 14:25-33
Roma 13 : 9 : “ Karena firman : jangan berzinah,jangan membunuh,jangan
mencuri,jangan mengingini dan firman lain manapun juga sudah tersimpul dalam
firman ini, yaitu : kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri “
Kita mengingat bahwa seorang murid Yesus seperti Petruspun bisa menyangkal Yesus
sampai 3 kali,padahal Petrus ditanya oleh Yesus sendiri menjawab bahwa ia mengasihi
Yesus, dan saat ditanya sampai 3 kali,Petrus sampai merasakan kesedihan karena
Petrus merasakan bahwa Yesus tidak percaya pada dirinya. Apakah dengan setelah
melakukan penyangkalan itu berarti Petrus tidak mengasihi Yesus? Saya baru saja
menyelesaikan membaca buku dengan judul di balik lentera bilik gedono, di situ ada
sedikit mengulas tentang maksud pertanyaan Yesus di situ adalah kasih Agape, kasih
tanpa syarat,sedangkan Petrus menjawab dengan kasih Philia. Apakah yang dimaksud
Yesus pada pertanyaan kata ‘Kasih’ berbeda makna dengan makna kasih yang dijawab
oleh Petrus?
Bacaan pada hari ini, selain mengutarakan tentang kasih Agape,kasih tanpa syarat
yang dimaksud Yesus bahwa kasih yang rela meninggalkan segala galanya untuk
mengikuti Yesus. Juga kasih kita kepada saudara- saudara di sekeliling kita,kasih
seperti kita mengasihi diri sendiri. Kasih dengan tanpa syarat,bisa kita lihat pada diri
orang-orang yang rela meninggalkan segala galanya untuk menjadi pelayan Yesus,
total,meninggalkan saudara,keluarga,hal duniawi,seperti imam,suster dan para
rohaniwan,karena ada panggilan dalam diri mereka untuk mengikuti Yesus dengan
total. Kasih untuk saudara- saudara kita,juga harus kita lakukan ,seperti kita mengasihi diri
kita sendiri. Bisa juga dikatakan,kita mengasihi sesama kita , dimulai dari kita mengasihi
diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri kita
sendiri kalau kita tidak mengasihi diri kita terlebih dahulu.
Makna kasih itu amat luas, tetapi mengamalkan kasih itu tidak semudah kita membaca
tentang kasih. Pada suatu peristiwa, seorang ibu, akhirnya amat sangat terpaksa
menjual anaknya atau meninggalkan anaknya dengan harapan anaknya akan diurus
dan dikasihi oleh orang lain,karena alasan ibu itu melakukan hal tersebut,karena dia
merasa kasihnya untuk anaknya sangat besar dan merasa bahwa anaknya akan
lebih bahagia dengan orang yang lebih dari dirinya. Atau seorang ayah yang rela
melakukan pencurian dengan alasan bahwa dia mengasihi anaknya yang kelaparan.
Doa : Tuhan, kami mohon, utuslah Roh KudusMu, untuk membimbing kami, agar kami
bisa memaknai kasih dengan benar , seturut dengan firmanMu. Amin
Alin
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Kamis 7 November 2013 : Sukacita Gembala - Sukacita Pertobatan
Gratia dr Kotar, Assunta Pallota
Rm. 14:7-12; Mzm. 27:1,4,13-14; Luk. 15:1-10
Lk 15:10 “Aku berkata kepadamu,: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena
satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh
sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”
Akhir pekan lalu saya berkesempatan untuk retret pribadi di daerah berbukit didaerah
countryside diluar kota Melbourne, Australia. Kerena pemandangan sangat indah,
saya sering berjalan jalan melewati bukit bukit disana yang dipenuhi dengan kawanan
domba yang sedang merumput. Setiap hari saya melihat mereka yang sampai
ratusan jumlahnya. Di hari terakhir saya tergerak untuk mengambil sebuah tongkat
dan mengikuti kemana kawanan domba itu pergi. Dengan tongkat di tangan, saya
merasa seperti nabi Musa dan raja Daud yang dulunya adalah pengembala domba.
Tetapi domba domba yang saya lihat itu lari karena takut akan saya!! Sayapun terus
mengejar mereka sampai melewati satu bukit. Setelah sampai dipuncak bukit saya
kembali menemukan mereka yang, puji Tuhan, akhirnya berhenti. Lalu duduklah saya,
dan walaupun hampir kehabisan nafas karena kelelahan, hati saya senang karena bisa
melihat domba domba itu lagi.
Saya lalu terpikir, kalau saya yang hanya tiga hari mengenal domba domba itu dan
bahkan cuma berpura-pura menjadi gembala, sampai bisa terdorong hatinya untuk
mengejar mereka saat mereka lari, bagaimana jadinya Yesus yang kehilangan umatNya,
pastilah Dia yang adalah Tuhan, pergi mencari mereka sampai bisa ditemukannya!
Dan kalau saya bisa merasakan sukacita saat saya bisa duduk dekat domba-domba itu
yang bukanlah milik saya, bagaimana besarnya sukacita Yesus saat Ia bisa duduk dan
makan bersama dengan mereka yang dikasihiNya.
Gereja Katolik saat ini sangat disegarkan oleh terpilihnya Paus Fransiskus yang
sederhana dan sangat dekat dengan kaum papa. Berikut ini adalah sharing Romo
Antonio Spadaro, SJ, editor kepala La Civilta Cattolica (sebuah Jurnal Jesuit Italia) yang
mewawancarai beliau:
“Saya bertanya: “Siapakah Jorge Mario Bergoglio?” Dia menatapku tanpa bersuara.
Aku bertanya apakah boleh saya menanyakan pertanyaan ini. Dia mengangguk dan
menjawab: “Saya tidak tahu apa yang mungkin menjadi deskripsi yang paling pas ....
Saya adalah seorang berdosa. Ini adalah definisi yang paling akurat. Ini bukan kiasan,
bukan sebuah genre sastra. Saya adalah orang berdosa.”
Belum lama ini Paus Fransiskus berkunjung ke satu paroki kecil di Roma. Dengan gaya
kasualnya, tanpa tongkat dan teks, dia berkotbah seperti layaknya seorang teman
yang ingin bersharing. Satu kalimat sangat menyentuh hati saya: “Teman-teman,
marilah kita memohon Tuhan untuk karunia pertobatan, karena Tuhan Allah jauh lebih
mau mengampuni kita daripada kita mau diampuni olehNya.”
Benarlah ini karena sungguh besar sukacita disurga saat satu orang bertobat. Marilah
kita mohon karunia pertobatan ini dan berikan sukacita yang besar untuk Tuhan Yesus!
Frater David Lemewu MGL
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
Jumat 8 November 2013 : Korupsi
Elisabet dr Tritunggal
Rm. 15:14-21; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 16:1-8
Luk 16:8 “Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak
dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada
anak terang......”
Disaat ini setiap kita menonton tv selalu yang kita lihat adalah kasus korupsi,dari yang
kelas menengah smp kelas atas. Uang selalu menjadi biang utama yangg dipergunakan
setan untuk menyerang manusia.
Di dalam perusahaan kerap kali kita melihat, bagaimana kasus korupsi kita lihat dari
kasus yang kecil-kecilan sampai kasus penggelapan uang perusahaan.
Di perusahaan tempat saya bekerja, awal saya memulai bekerja disana kondisi system
manajemen dan laporan penjualan juga keuangan yg amburadul. Staff yang lama
membiarkan semua berjalan, tidak seorang pun yang punya inisiatif mengubah system
yang lebih baik.
Lalu saya memulai dengan mengubah semua system yang bisa terpantau juga oleh
atasan saya. Di dalam memulai semua, saya mendapatkan kecaman-kecaman dari
staff lama,karena saya dianggap menutup jalan mereka untuk melakukan kecurangan
penjualan di perusahaan. Apa yang mereka lakukan sangat licik, dari yang suka
mengompori atasan saya dengan memfitnah semua system yang saya buat jelek,
sampai memprovokasi semua staff untuk mengeluarkan saya dari perusahaan. Pertama
atasan saya percaya, tetapi saya terus bertahan karena saya yakin apa yang saya
kerjakan dengan doa semua akan membuahkan yg terbaik.
Setelah system dapat berjalan, disitulah mulai terlihat kecurangan dan pencurian di
perusahaan. Semua kelicikan dan kecurangan yang dilakukan para staff lama terlihat
semua, saya mengatakan kepada atasan saya, itulah mengapa selama ini saya selalu
dimusuhi oleh staff disini. Karena saya mengubah system yang bisa dikontrol atasan sata
langsung, tentu mereka merasa saya menghilangkan pendapatan sampingan mereka.
Sahabatku... itulah tantangan kita dijaman ini. Uang merupakan tantangan terbesar
kita di dalam bekerja. Ada yang mengatakan jujur salah,karena dimusuhi banyak
teman yg melakukan kecurangan, dan curang juga salah karena dosa. Tetapi kalau
kita selalu bekerja dengan mengandalkan Tuhan dan takut akan Dia, kita akan selalu
aman bersama dengan Tuhan.
Dari hal kecil dalam kehidupan sehari-hari belajar untuk jujur terhadap diri sendiri dan
orang-orang disekitar kita. Teruslah berdoa memohon iman yang kuat dan pertobatan
sejati dari Allah. Maka Allah akan menjadikan kita anak-anak terangNya yang kuat
dakammenghadapi keras dan kiciknya dunia ini.
(Rina)
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Sabtu 9 November 2013 : Gereja Kenisah Allah
Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Yeh. 47:1-2,8-9,12 atau 1Kor. 3:9b-11,16-17; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 2:13-22
Yoh. 2:16 Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari
sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.”
Hari ini kita merayakan Pesta Ulang Tahun Pemberkatan Gereja Basilika Lateran. Gereja
ini adalah Katedral dari Keuskupan Roma dan takhta uskup Roma yang adalah Paus
sendiri.
St.Yohanes Lateran adalah salah satu dari antara Gereja-Gereja yang pertama didirikan
pada abad-abad pertama. Sebelum Katedral ini didirikan, orang-orang Kristiani
berkumpul di rumah-rumah untuk merayakan Ekaristi dan puji-pujian bersama. Setelah
semakin banyaknya bertambahnya anggota, orang-orang Kristiani berkeputusan untuk
mendirikan sebuah Gereja sebagai pusat tempat Ibadah bersama. Karena itu mereka
mendirikan Katedral ini. Di samping sebagai tempat Ibadah dan puji-pujian, Kateral ini
juga dijadikan tempat mereka berkumpul untuk saling menguatkan dan mendukung
karena penganiayaan orang-orang Kristiani pada saat itu.
Injil hari ini mengisahkan kepada kita bagaimana Yesus berbicara tentang Bait Allah
sebagai TubuhNya. Ketika didapatinya orang-orang berjualan di Kenisah, Yesus
mengusir mereke keluar dari Bait Allah. Karena mereka salah menggunakan Bait Allah
sebagai pasar. Mereka tidak menghormati Bait Allah sebagai tempat puji-pujian dan
Rumah Ibadah. Tempat di mana kita menjalin keakraban dengan Tuhan. Tempat di
mana kita memperoleh rahmat, suka cita dan damai.
Di hari yang istimewa ini, Yesus hari ini mengajak kita untuk memberikan perhormatan
khusus kepada Gereja, Kenisah Allah. Karena Gereja adalah tempat di mana Allah
bersemayan. Gereja adalah Tubuh Yesus yang bersemayan. Lewat dan di dalam Gereja
Sabda Tuhan mengalir ke dalam hidup kita. Lewat Gereja Cinta Kasih Allah tercurah ke
dalam hati kita. Lewat Gereja Keselamatan Kekal terjadi di antara kita.
Doa: Tuhan Yesus, jamahlah hati kami agar selalu setia kepadaMu. Penuhilah hati kami
dengan daya Roh Kudus Mu agar selalu mencari dan menemukan Engkau di dalam
BaitMu yang suci. Arahkalah hati kami untuk medekatkan diri kami kepadaMu di dalam
BaitMu yang Kudus. Amin.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
Minggu 10 November 2013 : Allah yang Hidup
2Mak. 7:1-2,9-14; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; 2Tes. 2:16 - 3:5; Luk. 20:27-38
Luk. 20:27-38
Luk.20:38“Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di
hadapan Dia semua orang hidup“
Kita percaya akan kehidupan kekal dan kebangkitan badan. Dalam syahadat
atau Credo atau pengakuan iman tiap minggu di Gereja kita mengucapkannya
dengan lantang. Sebelum dibaptis, entah itu dalam baptisan dewasa atau anakanak, atau saat Ekaristi Malam Paskah, kita diajak untuk membaharui janji baptis
kita, dan salah satu doktrin iman yang kita percayai adalah soal kebangkitan
badan. Apa artinya kebangkitan badan? Apa itu artinya kita tidak akan pernah
mati?
Ayah saya berulangkali mengatakan bahwa dia tidak takut mati, bukan karena
dia percaya akan kebangkitan badan, tetapi karena Tuhan Yesus sendiri pun mati,
apalagi kita manusia. Logikanya sangat sederhana, semua manusia akan mati,
lalu untuk apa kita takut dan mulai mempersoalkan apa yang akan kita alami
sesudah kematian. Menurutnya daripada buang-buang energi untuk kuatir tentang
kematian dan ada apa nanti sesudah kematian, lebih baik baginya untuk berusaha
hidup baik-baik, menjaga kesehatan sebaik mungkin, memaafkan orang sebisa
mungkin, membuka toko kecilnya setiap pagi supaya bisa membayar utang di
Bank, dan ke Gereja setiap minggu untuk mensyukuri rahmat yang telah ia terima,
singkatnya ia hanya mau menyibukkan diri dengan hal-hal nyata yang ia alami
setiap hari.
Saya yakin inilah yang Yesus maksudkan ketika ditanya soal kebangkitan badan
oleh orang-orang Saduki. Kita tidak perlu membuang waktu di dunia ini untuk
memikirkan hal-hal yang masih misterius seperti kebangkitan badan. Serahkan
soal kebangkitan badan kepada Tuhan, yang perlu kita buat selama kita hidup
di dunia ini adalah percaya kepada Tuhan yang benar, yaitu Allah Abraham, Isak
dan yakub, Allah asal segala kehidupan, yang telah ada sejak zaman dahulu
sampai sekarang. Yang kita butuhkan adalah keyakinan bahwa sekali kita percaya
pada Allah yang memberi hidup ini, maka kita tidak perlu takut lagi akan kematian,
bukan karena kita akan bangkit, tetapi karena Allah tidak akan melupakan kita
atau tidak akan menolak kita walaupun dosa kita ini berat sekalipun.
Doktrin kebangkitan badan dan kehidupan kekal adalah ajaran yang perlu kita
imani, bukan untuk dipersoalkan sampai kita lupa akan tugas terpenting kita di
dunia yaitu percaya akan kasih Allah yang mengalahkan kematian melalui Yesus
Kristus dan menyebarkan kasih itu kepada sesama.
Rm. Wenz,MGL
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Senin 11 November 2013 : Milikilah Iman yang Dasyat
Peringatan Wajib St. Martinus dr Tours
Keb. 1:1-7; Mzm. 139:1-3,4-6,7-8,9-10; Luk. 17:1-6
Luk 17:6 Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja,
kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di
dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”
“Mimpi adalah kunci, untuk kita menakhlukkan dunia, berlarilah tanpa lelah sampai
engkau meraihnya”
Lirik lagu Laskar Pelangi di atas, membawa arti sendiri bagi aku. Berawal dari mimpi.
Mimpi yang mungkin gak masuk akal atau bahkan ngaco banget, untu meraih sebuah
impian yang aku idamkan selama ini. Orang bilang, bermimpilah selagi mimpi itu gratis!!
Aku mulai coba untuk berani bermimpi tentang masa depanku kelak. Nach di saat
aku sudah mulai berani bermimpi, eh tiba-tiba aku ragu untuk melaksanakan atau
mewujudkannya. Modal gimana ya, ntar kalau rugi gimana nich, dan pertanyaan–
pertanyaan lain yang selalu muter-muter di kepalaku. Finally, sempat stuck (gak
bergerak) dah mimpi itu menjadi sebuah kenyataan.
Dalam homili atau renungan-renungan di Gathering, aku sering banget dengar
kata “Iman”. Iman adalah sesuatu yang tak kelihatan, namun kita percayai dengan
sunggu !! Iman kadang dikaitkan juga dengan kata “Amin”. Iman – Amin !! Mudah
sich mengucapkan bro and sis, tapi pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari susah
banget !!
Beberapa bulan ini, aku juga sedang mengalami masa-masa Imanisasi (bahasa-nya
Vicky nich!!). Mencoba meraih mimpi dengan Iman yang pas-pasan, kadang terus
jalan, kadang pula jatuh. Nach, Yesus sungguh menguatkan banget dalam firman-Nya
pada hari ini. Kita diminta untuk punya Iman sebesar biji sesawi saja, maka semua
akan tunduk dan impian kita akan tercapai. Gak usah sebesar biji salak atau mangga,
Yesus hanya ingin aku dan anda punya Iman sebesar biji sesawi. Biji yang kecil, tapi
mampu menghasilkan pohon yang besar dan berbuah banyak. Perlahan, ayat ini
menguatkan aku untuk bermimpi dari hal yang kecil, kemudian mengimani dan mengamin-i impian itu dalam proses kehidupan sehari-hari, dan aku akan tunggu hasilnya
segera yaitu berupa kesuksesan yang nyata dari sebuah mimpi dan iman. Temanteman semuanya juga bisa mulai belajar dari perkataan Yesus tadi, bahwa dari hari ke
hari kita membutuhkan iman yang teguh untuk dapat memindahkan gunung. Bermimpi
dan percaya akan kesuksesan dan masa depan yang lebih baik di depan mata. Let’s
start from now !!
KRIS
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
Selasa 12 November 2013 Kisah Orang Kudus : St. Yosafat
Peringatan Wajib St Yosafat
Keb. 2:23 - 3:9;
Mzm. 34:2-3,16-17,18-19;
Luk. 17:7-10
Warna Liturgi Merah
Yosafat dilahirkan di Ukraina dan dibaptis dengan
nama Yohanes pada tahun 1580. Ia menjadi
seorang biarawan dalam Ordo St Basilus dan memilih
nama Basilus. Ia seorang yang gagah berani dan
penuh semangat kurban. Karena banyak bakat
kecakapannya, ia dipilih untuk menduduki jabatan
pemimpin. Jabatan ini pada akhirnya akan harus
dibayar dengan nyawanya.
Yosafat menjadi seorang rasul ekumenisme. Ia
menyerukan persatuan di kalangan gereja-gereja
Kristen di Ukraina. Ada tiga kelompok utama Kristen: Gereja Latin yang bersatu
dengan paus, Gereja Yunani Orthodox dan Gereja Katolik Yunani.
Yosafat dipilih menjadi uskup dan memimpin Keuskupan Polotsk pada
tahun 1617. Ia menghabiskan sepuluh tahun berikutnya untuk membantu
umat mengenal dan mencintai iman Katolik mereka dengan lebih baik.
Ia mengorganisir perayaan-perayaan doa dan kelas-kelas agama. Ia
mengadakan pertemuan-pertemuan para klerus dan bekerjasama dengan
para imam untuk memberlakukan peraturan-peraturan yang dapat membantu
umat beriman hidup lebih dekat dengan Yesus.
Uskup Agung Yosafat membawa pengaruh positif bagi masyarakat. Ia
seorang pemimpin yang dinamis. Oleh karena itu, sebagian orang mulai
was-was terhadapnya. Mereka membangkitkan suatu persekongkolan untuk
melawannya. Yosafat dibunuh. Tubuhnya dibuang ke dalam sebuah sungai
dekat sana. Yosafat wafat pada tanggal 12 November 1623. Ia dimaklumkan
sebagai seorang santo oleh Paus Pius IX pada tahun 1867.
diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Rabu 13 November 2013 : First God ! Second : Faith and Third : Gratitude
Artemides Zatti, EugeniusBossilkoff, Maria Teresia Scrilli,Didakus dr Alkala,Stanislaus Kostka,
Fransiska Xaverius Cabrini
Keb. 6:1-11; Mzm. 82:3-4,6-7; Luk. 17:11-19
Lukas 17 :19 Lalu Ia berkata kepada orang asing itu : “Berdirilah dan pergilah, imanmu
telah menyelamatkan engkau”
Dalam keadaan yang kurang sehat akhir-akhir ini, bisa menyelesaikan satu hari tetap
bekerja tanpa harus ijin sakit adalah rahmat buat saya, meskipun badan saya harus
berjuang lebih. Capek banget di akhir hari. Saya berdoa supaya bisa lebih sehat dari
waktu ke waktu. Saya belajar lebih lagi bahwa bisa sehat adalah alasan yang cukup
untuk kita bisa bahagia. Mama saya sering berkata “Jian Kang Di Yi” (Sehat No. 1)
Saya tidak bisa membayangkan betapa penderitaan kesepuluh orang kusta itu, karena
penyakit kusta menjadikan mereka jelek, sakit, dijauhi, tidak ada harga, “dianggap
terkutuk”. Menderita secara lahir dan batin. Mereka harus berdiri cukup jauh dari Yesus,
sehingga berbicara kepadaNya pun harus berteriak “Yesus, Guru kasihanilah kami”. Bisa
sembuh pasti satu sukacita yang luar biasa buat mereka, seperti membuka lembaran
baru dalam hidup.
Ketika mereka sembuh, Yesus menanyakan di manakah yang sembilan orang . Apakah
karena mereka tidak tahu berterima kasih?
Di pojok bawah bacaan injil ini tertera Imamat 14:1-32. Membacanya , saya menjadi
tersentuh dan lebih paham. Sungguh berat hidup orang kusta di jaman itu, sudah
sembuh pun masih ribet. Kesembilan orang kusta itu juga sembuh, dan mereka pasti
pergi kepada imam karena mereka punya kewajiban untuk melalui verifikasi sehingga
bisa dinyatakan tahir. Mereka mungkin saja bersyukur, mungkin saja akan mencari Yesus
untuk berterima kasih .. tapi “Nanti”, first thing first.
Tapi satu orang yang kembali itu, di atas sikapnya yang tahu berterima kasih, dia
adalah pribadi yang berani melawan arus karena iman, berani mengakui imannya,
dan menempatkan Tuhan di tempat pertama.
Bagi dia lebih penting berterima kasih dan memuliakan Tuhan daripada prosedural
pergi kepada imam untuk dinyatakan tahir. Bagi dia lebih penting pengakuan Tuhan
daripada manusia. Ia lalu memuliakan Tuhan, sujud tersungkur di kaki Yesus. Makanya
Yesus mengatakan “Berdirilah dan pergilah, IMANmu telah menyelamatkan engkau”
Dalam hidup kita sering mencari pengakuan manusia, tapi sebenarnya Tuhanlah yang
pertama dan terutama. Selain kita juga perlu menjaga hati yang penuh syukur. Apapun
yang hari ini kita miliki melulu adalah dipinjamkan Tuhan kepada kita sembari kita
numpang lewat di dunia ini.
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat ” (Ibrani 11:1)
“Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini, melakukan yang
terbaik”
Yustina
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
Kamis 14 November 2013 : Kerajaan Allah
Nikolaus Tavelic, Yosef Pignatelli
Keb. 7:22 - 8:1; Mzm. 119:89,90,130,135,175; Luk. 17:20-25
Luk. 17:21 “Sesungguhnya kerajaan Allah ada di antara kamu”
Kita mungkin berpikir bahwa kerajaan Allah itu sesuatu yang datang setelah bumi
ini berhenti berputar. Atau suatu peristiwa yang membuat orang takut dan cemas
ketika bencana alam akan datang menerpa hidup kita. Sesungguhnya adalah
kerajaan Allah itu tidak datang sebagai revolusi atau perubahan musim setiap
tahun: tapi ia tengah berkarya di antara manusia yang menerima Kabar Baik. Hal
ini mengingatkan saya akan pengalamanku mengikuti retret tahunan untuk orang
muda Katholik di Sydney 11-13 Oktober 2013 lalu.
Dalam perjalanan dari Melbourne menuju Sydney, saya merasa capai, lelah,
dan bosan karena kami mesti nyetir dengan jarak 800 kilometer. Selain itu, saya
juga berencana untuk tidak lagi mengikuti retret yang sama di tahun 2014 nanti.
Saya berpikir tidak ada nilai tambahnya untukku mengikuti retret tersebut. Lebih
baik saya tinggal di rumah dan bersantai- santai atau menghabiskan akhir pekan
bersama dengan teman-teman di Melbourne.
Akan tetapi, ketika acara retret dimulai saya merasa ada sesuatu yang berbeda
dalam diriku. Saya merasa tergerak untuk merespon undangan dari Tuhan Yesus
melalui pengajar kami pada saat itu dengan hati yang sangat tenang dan damai.
Saya tidak ragu-ragu untuk beranjak dari tempat dudukku menuju podium untuk
berdoa di depan salib Tuhan Yesus. Hatiku saat itu penuh dengan sukacita dan
kedamaian serta penuh antusias mengikuti seluruh kegiatan tersebut hingga
selesai. Sejujurnya seandainya saya tidak datang atau mengikuti retret tersebut,
saya pasti tidak memiliki pengalaman akhir pekan yang seindah itu. Dengan kata
lain, mereka yang menerima Kabar Baik yang adalah Tuhan Yesus sendiri dan
percaya akan sabda-Nya sudah menikmati kerajaan Allah pada saat itu juga untuk
selamanya.
Kerajaan Allah seumpama pancaran terang abadi yang membarui segala sesuatu
. Ia memasuki jiwa-jiwa yang kudus, yang menjadikan mereka nabi-nabi dan
sahabat-sahabat Allah. Ia memang lebih indah dari matahari dan melebihi semua
gugusan bintang-bintang; ia mengatasi cahaya, karena cahaya memberi jalan
bagi malam.
Maukah saya dan anda menjadi sahabat-sahabat Allah untuk membawa dan
menghadirkan kerajaan Allah di tengah hidup dan pelayanan kita seharihari? Tuhan Yesus jadikanlah kami sahabat-sahabat dan nabi-nabi-Mu untuk
menghadirkan kerajaan Allah Bapa di bumi ini seperti di dalam surga.
Fr. Anis, MGL
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Jumat 15 November 2013 : Menoleh ke belakang atau ...
Albertus Agung, Magdalena Morano
Keb. 13:1-9; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 17:26-37
Luk 17 : 33 : Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
Bacaan hari ini masih merupakan satu perikop dari bacaan pada hari kemarin,
yaitu mengambil judul Kedatangan Kerajaan Allah. Dimulai dengan ayat yang ke
26, Yesus mulai menceritakan kejadian- kejadian yang telah terjadi di masa – masa
sebelumnya, yaitu masa Nabi Nuh dan Lot.
Ada satu hal yang menarik perhatian saya pada bacaan hari ini, yaitu pada
ayat ke 33, yang berbunyi “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan
menyelamatkannya.” Dan untuk menggambarkan ayat ini, Yesus mengambil
contoh yaitu istri Lot yang berubah menjadi tiang garam, karena tidak mematuhi
perintah Tuhan untuk tidak menengok ke belakang.
Menengok ke belakang berarti belum siap. Menengok ke belakang, artinya kita
tidak bisa melepaskan dari masa lalu, tetap terikat pada kedosaan kita. Dan itu
berarti kita belum bebas. Padahal Yesus sendiri telah wafat di Salib untuk menebus
dosa kita. Jembatan yang akan menghantarkan kita kepada kehidupan kekal
telah terbentang, tinggal bagaimanakah langkah yang akan kita ambil.
Apakah akan tetap berdiam diri di masa lalu (menengok ke belakang), atau kita
mau melihat ke depan, memasuki hidup yang baru, dan dengan itu kita menyambut
karya penyelamatan Allah, serta memperoleh kehidupan yang kekal.
Itu adalah kehendak bebas kita untuk memilih.
Yesus telah memberikan janji – janjinya kepada kita. Janji Tuhan adalah Ya dan
Amin.
Maka melalui renungan hari ini, saya mau mengajak teman – teman untuk
merenungkan, apakah saya masih menoleh ke belakang, atau saya sudah fokus
memandang ke depan? Jawabannya kita sendiri dan Tuhan yang tahu -Terima Kasih
Salam Hangat,
Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
Sabtu 16 November 2013 : Bertekun dalam Doa
Margarita dr Skotlandia,Gertrudis, Rochus Gonzales, Yohanes de Castillo, Alphonsus
Rodrigues
Keb. 18:14-16,19:6-9; Mzm. 105:2-3,36-37,42-43; Luk. 18:1-8
Luk 18:7-8 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang
malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong
mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi,
jika Anak Manusia itu datang,adakah Ia mendapati iman di bumi?”
Yesus menganggap penting berdoa dengan tidak jemu-jemu, itu sebabnya Ia
memberikan perumpamaan tentang hakim yang lalim yang pada akhirnya setuju untuk
membela janda yang datang setiap hari memohon bantuannya ,apalagi Allah kita
yang pengasih, Ia pasti perduli dan memperhatikan setiap kebutuhan anak-anakNya.
Ketekunan di dalam berdoa menunjukan bahwa kita tidak hanya benar-benar
menginginkan apa yg kita minta, tetapi juga kita percaya bahwa Allah pasti akan
menjawab permohonan kita.
Sebagai umat berimam kita percaya bahwa Allah sangat mengasihi kita, dan Dia hanya
akan memberikan yang terbaik bagi kita sesuai dengan waktu yang ditentukanNya.
Sesuatu yang kita anggap baik bagi kita atau seseorang belum tentu demikian menurut
pandangan Allah karena Dia memiliki kebijaksanaan yang tidak terselami oleh manusia
dan Dia mengetahui segalanya. Oleh karena itu maka tidak semua doa kita akan
dikabulkan, jawaban doa itu ada 3 yaitu: Ya, Tidak dan Tunggu, karena waktunya Allah
bukanlah waktunya kita dan rencana Allah sejauh langit dari bumi kalau dibandingkan
dengan rencana kita.
Walaupun demikian Yesus mengatakan bahwa kita harus berdoa dengan tidak
jemu-jemu dan kita akan mendapatkan apa yang kita minta. Kita memang akan
mendapatkan apa yang kita minta, jika kita tinggal di dalam Allah, berdoa dengan
iman, dan permohonan itu sesuai dengan kehendakNya , jika tidak sesuai maka
dengan berdoa terus Allah akan menyingkirkan permohonan itu dari hati dan pikiran
kita. Kadang-kadang Allah membiarkan kita menunggu untuk jawaban doa-doa kita
untuk mengajar kita bersabar dan bertekun hingga sampai waktu yang tepat sehingga
segala sesuatu menjadi indah pada waktunya.
Kita memang harus senantiasa berdoa dengan tidak jemu-jemu karena doa merupakan
satu-satunya sarana untuk bertemu dan membina hubungan intim dengan Allah, karena
diakhir hidup kita, Allah adalah tujuan kita, kita akan kembali ketempat darimana kita
berasal, karena hanya Dia yang sungguh mengasihi kita, dan hanya bersama Dia kita
dapat memperoleh kepenuhan dalam segala sesuatu dalam hidup kita kini dan kelak
. Hal ini jauh lebih penting dari pada pengabulan permohonan kita, karena walaupun
kita tidak menyadarinya Allah senantiasa memelihara kita karena kita adalah anakanaknya, yang sering terjadi yang dimohonkan adalah keinginan kita akan sesuatu
yang belum tentu baik untuk kehidupan rohani kita, maka ada permohonan yang
tidak terkabul. Allah sangat rindu untuk dapat bercakap-cakap dan menyampaikan
pesan-pesannya pada kita, agar kita dapat hidup sesuai dengan kehendakNya,
sehingga ketika tiba waktunya kita menghadapNya atau Dia datang kembali, Dia akan
mendapatkan umatNya yang beriman di bumi.
Betty
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Minggu 17 November 2013 : Dibenci oleh karena nama Yesus
Mal 4:1-2a
2Tes 3:7-12
Luk 21:5-19
Luk 21: 17, “dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKU.”
Mengapa Yesus memprediksikan bahwa banyak pengikutNya akan dibenci oleh dunia
karena namaNya? Mengapa sekarang ini sebagai pengikut Yesus kadangkala atau
seringkali kita dibenci oleh orang lain?
Waktu di jaman Yesus dan di awal Gereja perdana, para murid, para rasul dan pengikut
Yesus mengalami banyak penderitaan dan penganiayaan, bahkan dibunuh. Jadi
bukan saja dibenci, tetapi banyak yang menjadi martir. Mengapa? Banyak alasan yang
bisa diberikan. Nama Yesus adalah Nama yang Kudus. Dalam NamaNya, adalah kuasa
dan banyak orang yang meninggalkan hidupnya yang lama dan memeluk hidup yang
baru dalam nama Yesus.
Tentu ada yang menerima Yesus dan ada juga yang menolakNya. Mereka yang
menolak Yesus lah yang membenci para pengikut Yesus. Mengapa demikian? Karena
mereka belum mengenal betul siapakah Yesus itu. Selain itu, mengikuti Yesus berarti
meminggul salibNya. Itu berarti menerima penderitaan bersama Yesus di salib seperti
Dia sendiri telah meminggul salibNya untuk menebus dosa-dosa kita.
Nah, inilah yang menjadi pemisahan. Mengikuti Yesus bukan berarti kita hidup enak
dan nyaman menurut dunia ini tetapi memikul salib dan menderita termasuk “dibenci
semuar orang karena NamaNya”.
Tetapi Yesus mengajak kita untuk tidak membenci orang yang membenci kita tetapi
dikatakan bahwa “kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu”. Sungguh ajaran yang luar biasa. Apakah kita sanggup melakukannya? Tentu
sulit, tetapi bukanlah tidak mungkin untuk dilakukan.
Khususnya di negeri sekuler seperti Australia, mengikut Kristus tidaklah mudah. Banyak
terjadi “penganiayaan” halus alias dibenci oleh orang yang mengaku tidak percaya
Tuhan. Bagaimana dengan kita ketika dibenci oleh orang lain karena kita mengikuti
Yesus dan ajaranNya untuk saling mengasihi? Sanggupkah kita?
Rm. Vincent, MGL
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
Senin 18 November 2013 : Bagaimana cara kita melihat Yesus selama ini ?
Pemberkatan Gereja Basilik St. Petrus dan Paulus
1Mak. 1:10-15,41-43,54-57,62-64; Mzm. 119:53,61,134,150,155,158; Luk.
18:35-43
Lukas penulis Injil ini menghadirkan seorang pengemis buta sebagai
perbandingan. Para murid mempunyai dua mata yang lengkap, sedangkan si
pengemis dengan dua matanya yang buta tentu belum pernah melihat Yesus.
Para murid bersama-sama Yesus setiap hari, sedangkan pengemis ini
mengetahui kunjungan Yesus setelah hanya dari kata-kata orang lain. Namun
demikian Yesus memuji iman si pengemis ini. Mengapa ?
Kita dapat melihat iman si pengemis ini dari dua hal. Pertama, panggilan
“Yesus, Anak Daud” yang digunakannya menunjukkan bahwa pengemis
ini percaya Yesus adalah Mesias. Kedua, panggilan (yang juga merupakan
pengakuan iman) itu tetap diserukannya meskipun dilarang oleh orang-orang
di sekitarnya. Berbeda dari para murid yang terkurung oleh harapan-harapan
mereka sendiri mengenai Yesus, si pengemis buta ini justru mampu bersaksi
bahwa Yesus adalah Mesias. Berbeda dari para murid yang melihat Yesus
hanya dengan mata jasmani mereka, sang pengemis ini melihat Yesus dengan
mata imannya.
Pujian atas iman pengemis ini sesungguhnya juga merupakan teguran bagi
para murid dan juga bagi kita semua. Berbagai bentuk karya Tuhan telah kita
alami dalam hidup kita. Kita juga punya banyak kesempatan untuk mengenal
Dia dengan baik. Namun, apakah semua itu membuat iman kita bertumbuh?
Apakah itu semua membuat kita mengakui kehadirann-Nya sebagai Mesias?
Apakah itu semua membuat kita semakin ingin terlibat di dalam misi masih
dikerjakan Yesus di masa kini?
Semua yang diungkapkan Lukas dalam bacaan kita hari ini juga harus menjadi
peringatan bagi kita semua. Sebagai orang yang (mungkin telah cukup lama)
mengikut Yesus, bagimanakah cara kita melihat Yesus selama ini? Menjadi
refleksi dan renungan kita bersama...
Yudi
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Selasa 19 November 2013 : Belas Kasih Allah yang tak terkira
Rafael dr St. Yosef Kalinowski,Mechtildis, Agnes dr Assisi
2Mak. 6:18-31; Mzm. 4:2-3,4-5,6-7; Luk. 19:1-10
Luk 19: 10 “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang
hilang”
Tidak seorangpun dapat memahami besarnya belas kasih Allah pada manusia! Yesus;
Putra Allah datang untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang berdosa tidak
terkecuali seorang kepala pemungut cukai yang begitu dibenci oleh orang-orang
Yahudi. Tetapi kebaikan hati Yesus di mata pemuka agama Yahudi yang menganggap
diri ‘suci’ dinilai tidak benar. Tentu saja tidak seorangpun diantara mereka dapat
menuduh Yesus bersalah karena berbuat dosa, namun toleransi dan kedekatan-Nya
dengan orang-orang berdosa yang hidup tidak sesuai hukum taurat tidak bisa tidak
menimbulkan reaksi yang tidak pantas. Mereka bersungut-sungut ketika mendengar
Yesus ingin mengunjungi rumah seorang pendosa yang mereka anggap sama seperti
orang kafir. Bagi mereka makan bersama orang berdosa berarti terkontaminasi atau
menjadi tidak murni. Dengan demikian mereka menolak perutusan Yesus sebagai
Mesias yaitu pembawa keselamatan.
Sikap yang lahir dari kesombongan rohani diatas sungguh tidak patut ditiru. Sebaliknya
perhatikan perkataan Yesus pada Zakeus yang sarat dengan ungkapan kasih Allah: “ …
Aku harus menumpang di rumahmu”. Kata menumpang yang berasal dari kata mènein
dalam bahasa Yunani merupakan ekspresi keinginan untuk menjalin persahabatan
dan kesatuan hati. Yesus tidak menghakimi Zakeus sama sekali, tetapi dengan
mengundangnya untuk menerima Yesus dalam rumahnya pengampunan Allah Yesus
wartakan bahkan sebelum pertobatan Zakeus dinyatakan.
Di hadapan belas kasih Allah yang sungguh besar ini, sikap Zakeus patut untuk diteladani.
Ia segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita lalu menyatakan pertobatan yang
nyata dalam perbuatan di hadapan semua orang yang bersungut-sungut pada Yesus.
Bergegaslah menyambut undangan Yesus untuk menerima-Nya dalam hati kita dengan
sukacita setelah terlebih dulu menanggalkan segala keangkuhan dosa dan kesalahan
kita. Ia akan membimbing kita mewujudkan pertobatan yang sejati dalam perbuatan
seperti yang telah dilakukan Zakeus. Semoga Tuhan menganugerahkan pada setiap
kita rahmat keterbukaan hati pada undangan-Nya.
Sr. Maria Benedicta, OSB
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
Rabu 20 November 2013 : Belajar dari bawah
Agnes Asisi
2Mak. 7:1,20-31; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; Luk. 19:11-28
Lukas 19 :16-17
Orang Pertama datang dan berkata : “Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan
sepuluh mina. Katanya kepada orang itu : Balk sekali perbuatanmu, Hai hamba yang balk ;
engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.
Kukenal seseorang, sebut saja namanya Pak San. Saat ini Tuhan memberi kepercayaan
kepadanya untuk mengelola hartaNya lebih dari cukup. Demikian juga kehidupan sosial
dan rohani keluarga ini cukup balk.
Suatu senja aku berbincang bincang dengan nya, bagaimana proses perjalanan hidupnya
sampai Tuhan memberi berkat dan kepercayaan yang besar kepadanya untuk mengelola
harta Nya ,punya beberapa usaha, dan cukup banyak menampung tenaga kerja.
Dengan menghela napas panjang Pak San mulai bercerita . “Yah tidak banyak yang
tahu, betapa sangat berat penderitaan hidup yang harus kami alami sampai ketingkat
kehidupan seperti sekarang ini.
Tahun 1979-an kami pernah jualan ayam potong dan menawarkannya ke restaurant
restaurant di Sanur dan Kuta dengan naik sepeda. Jadi tukang tambal ban di jIn Gunung
Agung, juga pernah ambil cucian di art shop yang ada di Legian dengan ongkos Rp 100,per baju sudah termasuk setrika dan antar jemput
Sesekali juga pernah menjadi kuli bangunan. Dan karena proyeknya sekitar 6 km jauhnya
dari tempat tinggal kami.; pulangnya karena sudah tidak ada angkot yang beroperasi,
anak kami yang no 2 yang waktu itu usianya baru 3 tahun harus kugendong karena dia
tidak kuat jalan sejauh itu. Suatu hari kami ke dokter membawa anak kami yg sakit keras.
Setelah dikasi obat dgn hati yg perih dan rasa malu aku berkata”.Maaf dokter kami tdk
punya uang, lain hari akan kami bayar...”
Tanpa terasa aku ikut meneteskan airmata karena tersentuh dan terharu melihat Pak San
terus bercerita dengan air mata membasahi pipinya.....
Dari kisah nyata kehidupan Pak San ini Kita bisa melihat penyelenggaraan Tuhan dalam
kehidupan seseorang. Mereka diajar dari tingkat terbawah sebelum diberi kepercayaan
untuk mengelola sesuatu yang lebih tinggi dan lebih besar.
Dan untuk berhasil memperoleh berkat dan kepercayaan dari Tuhan tentulah orang itu
harus rendah hati dan takut akan Tuhan, (amz 22:4) Amin.
lwan Setiawan
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Kamis 21 November 2013 : Damai untukmu hari ini
Peringatan Wajib SP Maria Dipersembahkan kepada Allah
1Mak. 2:15-29; Mzm. 50:1-2,5-6,14-15; Luk. 19:41-44
Lk 19:42 “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu
untuk damai sejahteramu!”
Apakah arti kedamaian? Mungkin bagi mereka yang ditimpa perang, kedamaian adalah
keadaan dimana perang sudah selesai. Bagi yang suka kesunyian mungkin kedamaian
adalah suasana hati yang tenang dan hening. Bagi yang ditimpa musibah, kedamaian
mungkin datang saat mereka berpasrah penuh kepada kasih dan kehendak Tuhan.
Sekarang ini sepertinya semakin sulit kita mendapatkan kedamaian. Banyak sekali kejadian
disekitar kita yang merusak kedamaian, perang di Syria, gempa bumi di Filipina, bom di
Bali, perampokan atau pemerkosaan, dan lain sebagainya. Beato Teresa dari Kalkuta
mengatakan bahwa “penghancur terbesar kedamaian adalah aborsi karena jika seorang
ibu bisa membunuh anaknya sendiri, apa lagi yang tersisa bagi saya untuk membunuh
anda dan anda membunuh saya? Tidak ada lagi.” Sekarang ada kira-kira 54 juta aborsi
setiap tahun terjadi di dunia (belum lagi yang tidak terdeteksi). Ini sembilan kali jumlah 6
juta orang orang Yahudi yang mati diracun gas atau dibakar hidup-hidup di jaman Nazi
pimpinan Hitler. Tidaklah heran mengapa kedamaian itu semakin sulit didapat walaupun
sepertinya tidak ada perang dunia yang terjadi sekarang ini.
Yesuspun datang sebagai seorang bayi tak berdaya dua ribu tahun yang lalu, tetapi Dia
ditolak oleh Herodes yang akhirnya membunuh semua bayi seumur Yesus pada jaman
itu. Yesus kemudian ditolak di Nazareth kotanya sendiri saat dia berkhotbah (Lk.4:16-31).
Di perikop ini, Yesus memprediksikan penolakannya di Yerusalem. Ini terbukti saat Ia mati
disalib di Golgota, diluar perbatasan kota Yerusalem. Bangsa Israel yang terpilih dan dikasihi
Allah Bapa tidak mampu mengenali sang Anak Allah Raja Damai yang datang membawa
kabar damai sejahtera untuk mereka.
Karena itu tanpa Yesus, tidak ada damai. Saya dan anda mungkin tidak secara ekstrem
menolak Yesus seperti para Farisi, atau para pelaku kekerasan, pemerkosa, pembunuh
dan semua pendosa berat. Tetapi apakah kita selalu sadar akan Yesus yang datang mau
bersama kita setiap saat, setiap hari? Seberapa peka hati kita? Apakah kita selalu menerima
Dia?
Yesus bukanlah figur sejarah yang hidup hanya dua ribu tahun yang lalu. Dia, yang mati
karena dosa dosa kita, sekarang hidup kembali karena sudah bangkit! Yesus yang bangkit,
setiap hari mau hidup diantara kita, datang membawa damai sejahtera untuk kita. Contoh
konkritnya Yesus hadir di Misa kudus, terutama disaat roti dan anggur dikonsekrasikan
menjadi Tubuh dan DarahNya. Maukah kita menerima Dia dengan hati bersyukur,
menghabiskan waktu untuk menjalin hubungan denganNya dalam Adorasi? Atau apakah
kita terpanggil untuk menyambut saudara saudari kita, yang terhina sekalipun, seperti
layaknya menyambut Yesus? Banyak sekali kesempatan yang Yesus berikan, janganlah
kita menjadi tidak sadar (Lk 19:44) seperti Yerusalem yang Yesus tangisi saat itu, karena
konsekwensinya adalah kehilangan kedamaian. Tanpa Yesus, tidak mungkin ada damai.
Tuhan Yesus berikan kita kesempatan dan kebebasan untuk menerima atau menolak Dia
hari ini! Bacalah kembali ayat 19:42 diatas! Bukan kemarin, bukan besok, bukan lusa, tapi
hari ini!
Frater David Lemewu mgl
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
Jumat 22 November 2013 : Rumah Doa
Peringatan Wajib St. Sesilia
1Mak. 4:36-37,52-59; MT 1Taw. 29:10,11abc,11d-a2a,12bcd; Luk. 19:45-48
Luk 19:46 : kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa.
Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”
Ketika DOJCC melakukan bazzar murah untuk penggalian dana rumah retret, ada
seorang bapak yang datang dan marah marah , “Lama lama Gereja jadi pasar!”. Ini
bukan pertama kali saya dengar, sebelumnya setiap kali ada acara bazzar di gereja,
ada saja yang mengumpat seperti itu. Mungkin mereka, mengutip perkataan Tuhan
Yesus. Yesus mengusir pedagang pedang yang berjualan di Bait Allah. Mungkin ada
rasa bangga ketika bertindak ‘heroik’ mengusir para pedagang seperti Yesus.
Tapi apakah itu maksud Yesus? Melarang adanya ‘bisnis’ di gereja? Apalagi kegiatan
kegiatan bazzar semua sudah seijin Romo Hadi, romo paroki FX. Apalagi yang berjualan,
adalah umat FX sendiri, yang dari kalangan kecil menengah?
Injil selalu dibuat dengan bahasa perumpamaan, bukan dibaca secara harafiah. Saya
mungkin bukan orang yang tepat untuk menerjemahkan perumpamaan itu. Tapi bila
kita lihat lebih dalam, Yesus tidak berkata, “Jangan berjualan !”, tapi “Rumah-Ku adalah
rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun”
Sarang penyamun, tempat orang berbuat maksiat, berbuat jahat, berniat yang tidak
baik. Bukan berdagang ataupun berjualan.
Seringkali kita bertanya, dimana kan Rumah Tuhan Yesus, dan selalu mendapat jawaban
: Di hati kita. Hati kita adalah rumah doa. tetapi kita menjadikannya sarang penyamun.
Kita sering kali mengotori hati kita, rumah Tuhan Yesus, dengan prasangka buruk, iri hati,
dendam, kecemburuan dan hal hal yang tidak benar. Tuhan Yesus ingin kita menjaga
rumah Nya. Ia ingin kita mengusir ‘sarang penyamun’ di hati kita.
Sudahkah kita melakukannya hari ini? Atau kita malah mempersilahkan penyamun baru
hadir di rumah Yesus?
Jeff - Bali 2013
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Sabtu 23 November 2013 : Kebahagiaan Kekal
Klemens I, Kolumbanus, Mikhael Agustinus Pro
1Mak. 6:1-13; Mzm. 9:2-3,4,6,16b,19; Luk. 20:27-40
Lukas 20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan
Dia semua orang hidup.”
Di awal tahun yang lalu, aku diperkenalkan dengan seorang Ibu yang menderita kanker
payu darah. Ibu ini sudah menderita kanker selama 15 tahun. Ketika aku mengunjungi
dia di rumahnya, aku begitu heran melihat Ibu itu. Kankernya sudah tersebar ke seluruh
tubuh. Badannya begitu kurus dimakan kanker itu. Dia begitu lemah dan tak berdaya
menahan sakit. Namun dia selalu mengatakan “Aku ingin mati bersama Yesus dan aku
ingin bersama Yesus. Aku percaya setelah aku melewati penderitaan ini lewat kematian,
aku hanya akan mengalami suatu kehidupan kekal yang tak pernah kita bayangkan.”
Ibu ini menginginkan untuk secepatnya pergi dari dunia ini, Karena dia percaya
bahwa di dunian yang akan datang itu tidak akan ada penderitaan melainkan hanya
kebahagiaan dan suka cita yang kekal.
Hari ini Yesus mengingatkan orang-orang Saduki tentang kehidupan setelah kematian.
Orang-orang Saduki tidak mengakui kebangitan orang mati. Sedangkan orang-orang
Farisi mengakuinya. Orang-orang Saduki begitu binging karena itu mereka datang
kepada Yesus dan bertanya kepadanya tentang hidup setelah kematian. Apakah ada
hidup seperti di dunia ini setelah kematian? Mereka menjelaskan kepada Yesus ketujuh
orang yang mengawini seorang wanita dan siapakah yang akan menjadi istrinya setelah
kematian. Yesus menjelaskan kepada mereka bahwa, JawabYesuskepadamereka:
“Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapimereka yang dianggap layak
untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara
orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Dia melanjutkan bahwa mereka itu
tidak akan mati lagi. Mereka hidup di dalam Allah. Allah kita bukan Allah orang mati,
melainkan Allah orang hidup. Sebab di hadapan Dia semua orang hidup. Di dalam
Tuhan ada hidup dan ketenangan.
Ibu itu mengerti ajaran Yesus tetang hidup setelah kematian. Dia percaya bahwa
setelah kematian orang tidak akan mai lagi, orang tidak akan mengalami penderitaan
dan pencobaan. Di sana hanya terdapa kebahagiaan dan suka cita yang kekal.
Doa: Tuhan Yesus, terima kasih banyak atas SabdaMu hari ini. Terangilah hati kami agar
selalu menaruh harapan kami padaMu bahwa Engkaulah Allah yang hidup. Engkau
adalah Allah yang membebaskan kami dari belenggu dosa di dunia ini. Kuatkanlah
kami agar selalu bersandar padaMU
Amin.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
Minggu 24 November 2013 : Raja Semesta Alam
HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
2Sam. 5:1-3; Mzm. 122:1-2,4-5; Kol. 1:12-20; Luk. 23:35-43
Luk23:41 “Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang
setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat berbuat sesuatu yang
salah“
Bagisaudara-saudara kita yang mempunyai keyakinan yang berbeda, memang sulit
diterima bahwa Allah yang Maha besar dan Maha kuasa itu bisa mati. Bagi mereka
iman Kristiani hanya isapan jempol belaka, hanya ceritera bohong yang diturunkan
dari masa ke masa. Bagi kita murid-murid Kristus, justru kematian Yesus disalib adalah
bukti paling sempurnaakan Allah yang Maharahim, yang MahaKasih. Dalam diri Yesus
yang tergantung disalib itulah, Kasih Allah diperlihatkan secara jelas kepada dunia.
Saat Yesus tergantung disalib itu jugalah kita mengakui Dia sebagai Raja Semesta Alam.
Sebagai murid-murid Kristus kita seharusnya mempunyai mata dan hati seperti Serdadu
Romawi yang melihat dan menyaksikan sendiri kematian heroic Yesus di Salib sambil
bergumam “Sungguh, orang ini adalah orang benar!” (Luk 23:47). Sebagai seorang
tentara Romawi, ia mengerti dan paham betul apa artinya nilai kepahlawanan.
Seorang pahlawan adalah seorang yang rela menyerahkan nyawanya untuk menjaga
dan menyelamatkan harkat dan martabat Kekaisaran Roma. Tentara dalam Inijl Lukas
ini sudah ditugaskan di daerah Palestina sejak lama, tentu dia sendiri mendengar kisah
seputar Yesus yang dianggap sebagai guru dan Rabbi. Nah, kini Guru dan Rabbi itu
tergantung mati di salib tanpa sebab kriminal yang jelas, yang ia tahu orang ini mati di
salib hanya karena hasutan imam kepala dan orang farisi. Kemudian waktu ditangkap
di taman Gethsemani, orang ini meminta untuk melepaskan murid-murid-Nya supaya
pergi.
Ketika kita merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, kita merayakan kerelaan
seorang manusia bernama Yesus dari Nazareth yang mati disalib sebagai bukti Kasih Allah
yang paling sempurna. Kita harus mempunyai iman yang sama seperti tentara romawi
tersebut yang mengerti dan paham betul nilai-nilai kepahlawanan. KematianYesus di
Kayu Salib bukan sekedar kematian seorang kepala pasukan, tetapi kematian seorang
Raja yang rela menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan seluruh dunia. Ini memang
tidak masuk akal, bahkan bisa jadi skandal. Tetapi bagi kita kematian Yesus di Salib
adalah fakta sejarah, sungguh-sungguh terjadi, bukan tipuan, bukan sekedar drama,
tetapi pembuktian bahwa begitu besar Kasih Allah untuk dunia, sampai Ia sendiri rela
mati menderita agar kita bisa bebas merdeka dari penjajahan belenggu dosa dan
kesalahan kita sendiri.
Kristus Raja Semesta Alam, doakalah kami.
Rm.Wenz, MGL
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Senin 25 November 2013 : Waktu dan Kesempatan
Leonardus a Porto Mauritio,Yohanes Berchmans
Dan. 2:31-45; MT Dan. 3:57,58,59,60,61; Luk. 21:5-11
Luk 21 : 8b-9 “Akulah Dia dan Saatnya sudah dekat.”
Ketika kita bangun pagi ini, Tuhan telah memberikan kita hadiah yang disebut “Hari ini”
yang dibungkus dengan waktu dua puluh empat jam. Kita harus selalu ingat betapa
berharganya hadiah ini karena kita tidak dapat memutar waktu yang telah berlalu.
Dalam hal ini, waktu adalah produk paling berharga yang pernah anda miliki dalam
hidup. Waktu lebih berharga dari uang, karena anda dapat mencari lebih banyak
uang, tetapi tidak dapat mengembalikan waktu.
Pergunakanlah waktu kita dan setiap kesempatan yang Tuhan berikan. Hal ini berarti
bahwa berhati-hatilah dengan hidup kita dan menjalani hari-hari kita. Janganlah
hidup tanpa tujuan yang jelas, tidak bahagia, penuh hal negatif, atau merasa kalah,
karena Tuhan telah mempercayakan pada kita sebuah tugas dan telah memberikan
karunia dan talenta berharga untuk masing-masing kita. Kita adalah orang yang penuh
pengharapan, dan mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Semakin kita memakai
setiap potensi yang Tuhan berikan bagi kita, semakin maksimal hidup kita. Memang
tidaklah selalu mudah untuk melangkah maju menuju Pintu Kesempatan. Setiap orang
seringkali mendapatkan tantangan dan gangguan, sesuatu yang mencuri waktu
anda. Tetapi ketika kesempatan datang dari Tuhan, kita menjadi berani dan tetap
menjalaninya! Janganlah membuang-buang waktu yang berharga dan mengulur-ulur
waktu yang tidak perlu.
Sama halnya dalam kehidupan. Ketika kesempatan muncul, kesempatan dalam
pelayanan, pekerjaan atau kesempatan untuk melangkah maju lainnya, dan Anda
tahu itu adalah kesempatan yang tepat bagi Anda, jangan biarkan rasa takut
menahan Anda. Jangan berikan kesempatan bagi diri Anda untuk beralasan, karena
itu memudahkan Anda untuk keluar dari kesempatan yang telah Tuhan berikan kepada
Anda. Anda dapat mencari-cari alasan untuk tetap pada posisi Anda sekarang yang
menurut Anda nyaman. Hal ini berarti ketika Anda yakin saatnya sudah tepat, segeralah
bertindak! Ingatlah bahwa Tuhan memberikan kesempatan kepada Anda Dia telah
memberikan kemampuan pada Anda untuk menyelesaikannya. Ambil langkah iman
dan Dia Tuhan ada disana bersama Anda. Semakin kita menekuni kesempatan yang
telah Dia berikan, semakin menjadi lebih mudah. Semakin kita menekan rasa takut
sehingga kita dapat melakukan apa yang sudah Dia perintahkan bagi kita. Setialah
mengatur waktu kita, janganlah biarkan kekhawatiran dan ketakutan menghalangi
kita. Kita telah diperlengkapi dan kita tidak berjalan sendiri..Saatnya sudah dekat
bijaksanalah menggunakan waktu yang telah Dia berikan...
Doa: Bapa dalam surga, terima kasih untuk pemberian hari ini. Aku memilih untuk setia
dalam mengatur waktu yang telah Engkau berikan padaku dengan tidak membiarkan
ketakutan dan kekhawatiran atau penundaan menghalangiku. Terima kasih atas
firmanMu yang berkuasa dan menguatkanku melakukan apa yang telah Engkau
perintahkan untuk aku lakukan. Amin
Lulu
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
Selasa 26 November 2013 Kisah Orang Kudus : S. Yohanes Berchmans
Rm. 8:1-11;
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6;
Luk. 13:1-9
Warna Liturgi Hijau
Orang kudus dari Belgia ini pernah mengatakan, “Jika
aku tidak menjadi kudus ketika aku masih muda, maka
aku tidak akan pernah menjadi kudus.” Sesungguhnya,
Yohanes meninggal pada usia muda, yaitu duapuluh
dua tahun dan, tanpa perlu diragukan lagi, ia telah
berhasil mencapai harapannya untuk menjadi kudus.
Yohanes dilahirkan pada tahun 1599. Sebagai seorang
anak, ia amat dekat dengan ibunya yang sakit.
Namun demikian, ia suka juga bergabung dengan teman-teman sebayanya
untuk memainkan kisah-kisah yang diambil dari Kitab Suci. Ia terutama amat
pintar memainkan adegan Daniel membela Susana yang tidak berdosa.
Ketika usianya tigabelas tahun, Yohanes ingin bersekolah untuk menjadi imam.
Tetapi, ayahnya -seorang tukang sepatu-, membutuhkan bantuannya untuk
ikut menunjang keluarga. Pada akhirnya, Bapak Berchmans memutuskan untuk
memperbolehkan Yohanes menjadi pesuruh di pastoran. Dari sana ia dapat
langsung pergi mengikuti pelajaran di seminari.
Tiga tahun kemudian, Yohanes Berchmans bergabung dengan Serikat Yesus. Ia
berdoa, belajar dengan tekun dan dengan bersemangat memainkan peranperan dalam drama religius. Ia mempunyai semboyan: “Berilah perhatian
besar pada hal-hal kecil,” dan semboyannya itu ia pegang teguh. Semasa
hidupnya, St. Yohanes Berchmans tidak pernah melakukan perbuatanperbuatan besar yang mengagumkan. Tetapi, ia melakukan semua pekerjaanpekerjaan kecil dengan baik, mulai dari melayani makan hingga menyalin
catatan pelajarannya.
Ketika ia jatuh sakit, tidak ada dokter yang dapat menemukan penyakit yang
dideritanya. Yohanes tahu bahwa ia akan segera meninggal. Tetapi, ia tetap
riang gembira seperti sediakala. Ketika dokter memerintahkan agar keningnya
dikompres dengan anggur, Yohanes berkelakar: “Wah, untung saja penyakit
yang begitu mahal ini tidak akan berlangsung lama.”
Yohanes Berchmans wafat pada tahun 1621. Mukjizat-mukjizat terjadi pada
saat pemakamannya. Segera saja orang mulai menyebutnya santo.
diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Rabu 27 November 2013 : Bertahanlah....
Fransiskus-Antonius Pasani
Dan. 5:1-6,13-14,16-17,23-28;MT Dan. 3:62,63,64,65,66,67; Luk. 21:12-19
Luk 21:19 “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”
Musim kemarau - musim hujan. Saat berada di musim kemarau, pemandangan
alam sekitar terlihat kurang menarik. Banyak tanaman berubah menjadi
coklat, pohon-pohon tidak ada daun (meranggas), dan tentunya cuaca akan
menjadi sangat panas. Keadaan ini berbanding terbalik dengan musim hujan,
pemandangan alam akan menjadi hijau, dan tentunya cuaca akan terasa
lebih sejuk. Saat kita akan memasuki musim hujan, cuaca akan menjadi lebih
panas lagi. Perna anda rasakan, sesaaat sebelum hujan langit akan mendung
dan cuaca akan menjadi lebih panas lagi?. Tapi, lihat setelah mendung dan
panas, hujan turun memberikan kesejukan tersendiri.
Seperti itu juga kehidupan kita, saat kita berada di situasi yang paling bawah
mungkin itu menjadi musim kemarau dalam kehidupan kita. Bila kita mampu
bertahan dan melewati musim kemarau ini, musim penghujan telah menanti
kita. Dalam bacaan hari ini, Tuhan sendiri menyampaikan tentang permulaan
penderitaan, tapi diakhir bacaan Tuhan Yesus berkata “ Tetapi tidak sehelai
pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu bertahan, kamu akan
memperoleh hidupmu.” Ya, itu lah Tuhan kita. Dia tetap menjaga kita disetiap
kehidupan kita, bahkan mungkin Tuhan Yesus sendiri yang menggendong kita
saat kita sendiri merasa tidak mampu lagi untuk berjalan.
Seperti lirik lagu ini;
“ Dalam segala perkara, Tuhan punya rencana yang lebih besar dari semua
yang terpikirkan. Apapun yang kau perbuat tak ada maksud jahat, sbab itu
kulakukan semua denganMu Tuhan...ku tak akan menyerah pada apapun juga
sebelum kucoba semua yang kubisa, tetapi ku berserah pada kehendakMu,
hatiku percaya Tuhan punya rencana...”
Bertahanlah...
Gbu
Hilda
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 33
Kamis 28 November 2013 : Bertahan dan Teguh
Maria Helena Stollenwerk,Katarina Labour, Yakobus dr Marka
Dan. 6:12-28; MT Dan. 3:68,69,70,71,72,73,74; Luk. 21:20-28
Luk. 21: 28 “Apabila semua itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab
penyelamatan sudah dekat”
Ketika saya berusia sekitar 10 tahun, ada peristiwa gerhana matahari pada waktu itu.
Saya diberithau oleh pamanku untuk tidak keluar rumah pada saat itu kerena sangat
berbahya. Ternyata bukan hanya saya saja, tapi semua orang di kampungku saat itu
tidak keluar rumah selama peristiwa itu terjadi. Sebagai anak kecil, perasaan takut
dan cemas meliputiku. Pada saat itu saya berpikir bahwa dunia kita ini akan berakhir.
Aku tidak tahu bagaimana nasib dan hidupku ketika hal itu terjadi. Berbeda dengan
pengalaman yang dialami oleh nabi Allah yang gereja sejagat renungkan hari ini.
Dalam bacaan pertama, mengisahkan peristiwa yang menimpa nabi Daniel ketika ia
tetap setia dan menyembah Tuhannya meski di tanah pembuangan. Hal itu membuat
orang disekitarnya menjadi marah dan menghendakinya untuk dibuang ke dalam gua
singa. Meski hal demikian menimpanya, ia tidak merasa takut atau cemas ketika ia
dibuang ke dalam gua singa. Ia percaya bahwa hidup dan matinya ada di dalam
Tuhan. Tuhan Allah Israelah yang menjadi perisai dan penolong hidupnya. “Allahku telah
mengutus malaikat-Nya untuk menutup mulut singa sehingga mereka tidak melukai
aku” (Keb. 6:22).
Demikian halnya dalam bacaan injil hari ini, St. Lukas mengisahkan bagaimana Tuhan
Yesus berbicara tentang suatu tragedi yang hendak dan pasti menimpa dunai kita
nanti. Hal itu digambarkan dengan keadaan yang hendak terjadi di kota Yerusalem
setelah kematian Tuhan Yesus.
Berhadapan dengan situasi hidup yang seakan berada di tempat pembuangan
saat ini, apakah saya dan anda tetap setia dan percaya seperti nabi Daniel dalam
bacaan hari ini? Atau saya dan anda mengikuti apa yang dikehendaki atau kemauan
duniawi untuk menyembah diri sendiri dan dewa-dewanya? Kalau saya dan anda tidak
menyadari ini maka celakalah kita sama seperti ibu-ibu yang sedang mengandung
dan menyusui yang disampaikan Tuhan Yesus hari ini (Luk. 21:23).
Barangsiapa yang bertahan dan teguh dalam iman serta menghadapi cobaan atau
tantangan zaman saat ini, ia akan mendengar suara Tuhan Yesus yang memanggilnya
untuk bangkit dan mengangkat muka karena hari penyelamatannya sudah dekat.
Doa: Tuhan Yesus anugerahkan rahmat kesetian dan keteguhan iman dalam hati
kami agar mampu mendengar suara-Mu yang mengahalau segala ketakutan dan
kecemasan dalam diri kami.
Fr. Anis, MGL
34
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Jumat 29 November 2013 : Kerajaan Allah Sudah Dekat
Fredericus dr Regensburg
Dan. 7:2-14; MT Dan. 3:75,76,77,78,79,80,81; Luk. 21:29-33
Lukas 21:31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah,
bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Pada bacaan hari ini, sebuah perumpamaan pendek dikemukakan oleh Tuhan
Yesus. Jika pohon-pohon sudah bertunas, dengan sendirinya orang tahu bahwa
musim panas sudah dekat. Perumpamaan ini menggambarkan tanda-tanda
kedatangan Kerajaan Allah yang sudah dekat. Untuk memahami tanda-tanda
tersebut, hal yang paling diperlukan adalah kepekaan.
Sayangnya justru rasa peka inilah yang kerap belum kita miliki. Selain
ketidakpekaan, terkadang rasa takut menyelimuti diri kita ketika kita mendengar
kabar-kabar yang tidak menyenangkan. Rasa takut ini menunjukkan pula
akan ketidaktahuan kita akan pribadi Bapa, Bapa yang baik dan selalu setia
menemani kita. Hal-hal yang buruk tidak ada dalam rencana-Nya. Karena
itulah dalam situasi sulit, selalu ada tangan terulur bagi kita, selalu ada pula
senyum tertuju kepada kita. Itu semua karya Bapa, bukan suatu kebetulan.
Bersikaplah peka. Rasakanlah kehadiran Bapa dalam peristiwa-peristiwa yang
terjadi di sekitar kita. Dari situ kita akan sadar, betapapun kelam hidup kita,
Bapa selalu hadir memberikan pendampingan. Apakah rasa peka itu sudah
kita miliki? Seperti peka terhadap kehidupan sekeliling kita? Peka terhadap
perasaan saudara-saudara kita? Marilah ini menjadi perenungan masingmasing kita agar kita memiliki rasa peka terhadap kehadiran Roh Kudus dalam
hidup kita.
-Santo-
Vol. 48/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 35
Sabtu 30 November 2013 : Mari Ikutlah Aku
Pesta St. Andreas
Rm. 10:9-18; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 4:18-22
Mat 4:19-20 Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan
penjala manusia. Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Dua ribu tahun yang lalu ketika Yesus memulai karyaNya, Dia memanggil Simon
yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, kemudian Yakobus anak Zebedeus dan
Yohanes saudaranya. Mereka semua adalah para nelayan, orang-orang sederhana
dalam masyarakat Yahudi. Yesus memilih mereka bukan karena kemampuan mereka
tetapi karena keterbukaan hati mereka untuk mengikuti Yesus dan menerima tugas dari
Yesus sebagai penjala manusia, sungguh ini adalah sebuah tugas yang sangat mulia.
Hari ini Yesus juga memberikan tugas yang sama bagi kita semua sebagai penjala
manusia, bukan karena kita paling hebat, yang terbaik, terkuat, terpintar atau paling
cemerlang, tetapi karena Yesus memerlukan orang-orang biasa seperti kita untuk
meneladaniNya dan menjangkau orang lain di sekeliling kita untuk menyatakan kasih
Kristus. Menjadi ‘penjala manusia’ berarti menjadikan hidup kita sebagai sebuah
kesaksian akan cinta Tuhan yang menyelamatkan. Sehingga siapa-pun yang berelasi
dengan kita, dapat merasakan arti sebuah keselamatan, dan mengalami cinta Tuhan
yang besar dalam hidup mereka.
Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Kalimat ajakan Yesus itu
telah mengubahkan hidup 12 orang Galilea dan di kemudian hari lebih banyak orang
lainnya di segala benua. Fokus tujuan ajakan Yesus adalah “menjala manusia“. Dalam
bahasa aslinya, “Mari ikutlah Aku” berarti “berjalanlah di belakangKu”. Dalam budaya
Timur Tengah, seorang murid akan berjalan di belakang gurunya; yang mengandung
arti mengiringi, menaati, menuruti, menyerahkan diri dan mengabdikan diri. Mengikuti
seseorang berarti menyerahkan hidup kita kepada orang itu dengan segala akibat dan
dampaknya, yaitu hidup kita pasti akan berubah. Jika kita mengikuti dan berjalan di
belakang Yesus, mau tidak mau seharusnya gaya hidup kita berubah menjadi seperti
gaya hidup Yesus .
“Mengikuti Yesus” adalah sebuah syarat untuk dapat menjadi ‘penjala manusia’. Maka
alangkah baiknya, kalau kita menempatkan ajakan Yesus untuk mengikutiNya ini,
sebagai acuan kita meletakkan semua rencana dan tekad baru kita sepanjang
hidup, sehingga melalui pekerjaan dan aktivitas kita sehari-hari, kita akan mampu
memenangkan banyak jiwa yang akan mengalami sukacita dari Tuhan.. Mari juga kita
bersyukur atas ajakan Yesus yang menjadikan kita penjala manusia sebagai sebuah
kepercayaan yang sangat besar yang diberikan Tuhan kepada kita semua.
Doa: Ya Bapa, Kami mohon berkatMu dan penyertaanMu agar kami mampu
melaksanakan
tugas mulia untuk menjadi “penjala manusia” seperti yang Kau kehendaki demi
kemuliaan NamaMu. Amin.
Betty
36
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 48/2013
Download