BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori tentang Budaya Organisasi II

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
Teori tentang Budaya Organisasi
II.1.1. Pengertian Budaya Organisasi
Menurut Robbins (2003: 305) budaya organisasi merupakan sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi dari
organisasi lain. Sistem makna bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama,
merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh suatu organisasi.
Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan mempersepsikan
karakteristik dari suatu budaya organisasi, bukan dengan apakah para karyawan
menyukai budaya atau tidak.
Budaya organisasi adalah apa yang dipersepsikan karyawan dan cara persepsi
itu menciptakan suatu pola keyakinan, nilai, dan ekspektasi. Schein (1981) dalam
Ivancevich et.al., (2005: 44) mendefinisikan budaya sebagai suatu pola dari asumsi
dasar yang diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat
belajar menghadapi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang telah
berjalan cukup baik untuk dianggap valid, dan oleh karena itu, untuk diajarkan
kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan
berperasaan sehubungan dengan masalah yang dihadapinya.
Definisi Schein menunjukkan bahwa budaya melibatkan asumsi, adaptasi,
persepsi dan pembelajaran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa budaya organisasi memiliki
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
tiga lapisan, lapisan pertama mencakup artifak dan ciptaan yang tampak nyata tetapi
seringkali tidak dapat diinterpretasikan. Di lapisan kedua terdapat nilai atau berbagai
hal yang penting bagi orang. Nilai merupakan kesadaran, hasrat afektif, atau
keinginan. Pada lapisan ketiga merupakan asumsi dasar yang diciptakan orang untuk
memandu perilaku mereka. Termasuk dalam lapisan ini adalah asumsi yang
mengatakan kepada individu bagaimana berpersepsi, berpikir, dan berperasaan
mengenai pekerjaan, tujuan kinerja, hubungan manusia, dan kinerja rekan kerja.
Contoh atribut budaya:
-Dokumen
-Desain fisik
-Kerapihan
-Bahasa
-Jargon
-Etos kerja
-Praktik kerja
-Hari kerja yang adil
untuk pembayaran yang adil
-Kesetiaan
-Komitmen
-Membantu orang lain
-Kinerja membuahkan
penghargaan
-Ekuitas manajemen
-Kompetensi
I. Artifak & Kreasi
- Teknologi
- Seni
- Pola Perilaku
II.Nilai
- Dapat diuji dalam
lingkungan fisik
- Dapat diuji hanya
dengan konsensus
sosial
III. Asumsi Dasar
- Hubungan dengan
lingkungan
- Sifat dari kenyataan,
waktu, dan ruang
- Hakikat dari sifat manusia
- Sifat dari aktivitas
manusia
- Sifat dari hubungan
manusia
Dapat dilihat tapi
seringkali tidak
dipahami
Tingkat kesadaran
yang lebih tinggi
Bawah sadar
yang tidak
tampak yang
dibiarkan
Sumber: Ivancevich et al, (2005: 45)
Gambar 2.1. Model Organisasi Tiga Lapis Schein
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
II.1.2. Fungsi Budaya Organisasi
Robbins (2003: 311) menyatakan bahwa budaya menjalankan sejumlah fungsi
di dalam sebuah organisasi, yaitu:
a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, yang artinya budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang
lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan pribadi seseorang.
d. Budaya memantapkan sistem sosial, yang artinya merupakan perekat sosial yang
membantu mempersatukan suatu organisasi dengan memberikan standar-standar
yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
e. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
Secara alami budaya sukar dipahami, tidak berwujud, implisit dan dianggap
biasa saja. Tetapi semua organisasi mengembangkan seperangkat inti pengandaian,
pemahaman, dan aturan implisit yang mengatur perilaku sehari-hari dalam tempat
kerja. Peran budaya dalam mempengaruhi perilaku karyawan semakin penting bagi
organisasi.
Dengan
dilebarkannya
rentang
kendali,
didatarkannya
struktur,
diperkenalkannya tim-tim, dikuranginya formalisasi, dan diberdayakannya karyawan
oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
memastikan bahwa semua karyawan diarahkan kearah yang sama. Pada akhirnya
budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi.
II.1.3. Karakteristik Budaya Organisasi
Robbins (2003) dalam Umar (2008: 208) menyatakan untuk menilai kualitas
budaya organisasi suatu organisasi dapat dilihat dari sepuluh faktor utama, yaitu
sebagai berikut:
a. Inisiatif individu, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan independensi
yang dipunyai individu.
b. Toleransi terhadap tindakan beresiko, yaitu sejauhmana para pegawai
dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif, dan berani mengambil resiko.
c. Arah, yaitu sejauhmana organisasi tersebut menciptakan dengan jelas sasaran
dan harapan mengenai prestasi.
d. Integrasi, yaitu tingkat sejauhmana unit-unit dalam organisasi didorong untuk
bekerja dengan cara yang terkoordinasi.
e. Dukungan Manajemen, yaitu tingkat sejauhmana para manajer memberi
komunikasi yang jelas, bantuan serta dukungan terhadap bawahan mereka.
f. Kontrol, yaitu jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan
untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai.
g. Identitas, yaitu tingkat sejauhmana para anggota mengidentifikasi dirinya secara
keseluruhan dengan organisasinya daripada dengan kelompok kerja tertentu
atau dengan bidang keahlian profesional.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
h. Sistem imbalan, yaitu tingkat sejauhmana alokasi imbalan (kenaikan gaji,
promosi) didasarkan atas kriteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari
senioritas, pilih kasih, dan sebagainya.
i. Toleransi terhadap konflik, yaitu tingkat sejauhmana para pegawai didorong
untuk mengemukakan konflik kritik secara terbuka.
j. Pola-pola komunikasi, yaitu tingkat sejauhmana komunikasi organisasi dibatasi
oleh hirarki kewenangan yang formal.
II.1.4. Tipe Budaya Organisasi
Kreitner dan Kinicki (2001) dalam Wibowo (2010: 30) mengemukakan
adanya 3 (tiga) tipe umum budaya organisasi antara lain:
a. Budaya konstruktif (constructive culture) merupakan budaya di mana pekerja
didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan bekerja pada tugas dan
proyek dengan cara yang akan membantu mereka dalam memuaskan
kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang.
b. Budaya pasif-defensif (passive-defensive culture) mempunyai karakteristik
menolak keyakinan bahwa pekerja harus berinteraksi dengan orang lain dengan
cara yang tidak menantang keamanan mereka sendiri.
c. Budaya agresif-defensif (aggressive-defensive culture) mendorong pekerja
mendekati tugas dengan cara memaksa dengan maksud melindungi status dan
keamanan kerja mereka.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
II.1.5. Dampak Penerapan Budaya Organisasi
Budaya organisasi melibatkan ekspektasi, nilai, dan sikap bersama, hal
tersebut memberikan pengaruh pada individu, kelompok, dan proses organisasi
(Ivancevich et.al., 2006: 46). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak dari
budaya terhadap karyawan menunjukkan bahwa budaya menyediakan dan
mendorong suatu bentuk stabilitas. Terdapat perasaan stabilitas, selain perasaan
identitas organisasi yang disediakan oleh budaya organisasi. Organisasi yang
memiliki budaya yang kuat dicirikan oleh adanya karyawan yang memiliki nilai inti
bersama. Semakin banyak karyawan yang berbagi dan menerima nilai inti, semakin
kuat budaya, dan semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku.
Dalam suatu budaya kuat, nilai inti organisasi dipegang secara intensif dan
dianut bersama secara meluas. Semakin banyak anggota organisasi yang menerima
nilai-nilai inti dan semakin besar komitmen mereka terhadap komitmen-komitmen
tersebut, maka makin kuat budaya tersebut. Suatu budaya kuat akan mempunyai
pengaruh yang besar pada perilaku-perilaku anggota organisasi karena tingginya
tingkat kebersamaan dan intensitas menciptakan suatu iklim internal dari kendali
perilaku yang tinggi.
II.1.6. Menciptakan Budaya Organisasi
Robbins (2003: 314) menjelaskan bahwa terciptanya budaya organisasi
dimulai dari ide pendiri organisasi. Para pendiri suatu organisasi secara tradisional
mempunyai dampak yang besar pada pembentukan budaya organisasi. Para pendiri
mempunyai suatu visi mengenai bagaimana seharusnya organisasi itu. Para pendiri
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
tidak dikendalikan oleh kebiasaan ataupun ideologi sebelumnya. Proses pembetukan
budaya terjadi dalam tiga cara yaitu:
a. Para pendiri hanya mempekerjakan dan menjaga karyawan yang berpikir dan
merasakan cara yang mereka tempuh.
b. Para pendiri mengindoktrinasikan dan mensosialisasikan para karyawan dengan
cara berpikir dan merasa mereka.
c. Akhirnya perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai satu model peran yang
mendorong karyawan untuk mengidentifikasikan diri dengan mereka dan oleh
karenanya menginternalisasikan keyakinan, nilai, dan asumsi-asumsi mereka.
Bila organisasi berhasil, visi pendiri menjadi terlihat sebagai satu penentu
utama keberhasilan organisasi. Pada titik ini, keseluruhan kepribadian pendiri
menjadi tertanam dalam budaya organisasi.
II.1.7. Mempertahankan Budaya Organisasi
Sekali suatu budaya terbentuk, praktik-praktik di dalam organisasi bertindak
mempertahankan budaya dengan memberikan kepada para karyawan seperangkat
pengalaman yang serupa. Robbins (2003: 315) menyatakan bahwa terdapat tiga
kekuatan yang merupakan bagian yang sangat penting dalam mempertahankan suatu
budaya, yaitu:
a. Praktik Seleksi
Tujuan utama dari proses seleksi adalah mengidentifikasi dan mempekerjakan
individu-individu yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
untuk melakukan pekerjaan dengan sukses di dalam suatu organisasi. Proses
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
seleksi memberikan informasi kepada para pelamar mengenai organisasi itu. Para
calon belajar mengenai organisasi yang akan dimasuki, dan jika mereka
merasakan suatu konflik antara nilai mereka dengan nilai organisasi, maka
mereka dapat menyeleksi diri keluar dari kumpulan pelamar. Oleh karena itu,
seleksi menjadi jalan dua-arah, dengan memungkinkan pemberi kerja atau
pelamar untuk memutuskan kehendak hati mereka jika tampaknya terdapat
kecocokan. Dengan cara ini, proses seleksi mendukung suatu budaya organisasi
dengan menyeleksi keluar individu-individu yang mungkin menyerang atau
menghancurkan nilai-nilai intinya.
b. Manajemen Puncak
Tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar pada budaya
organisasi. Lewat apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka berperilaku,
eksekutif senior menegakkan norma-norma yang mengalir ke bawah sepanjang
organisasi, misalnya apakah pengambilan risiko diinginkan, berapa banyak
kebebasan seharusnya diberikan oleh para manajer kepada bawahan mereka,
pakaian apakah yang pantas dan tindakan apakah akan dihargai dalam kenaikan
upah, promosi, dan ganjaran lain.
c. Sosialisasi
Tidak peduli betapa baik yang telah dilakukan suatu organisasi dalam perekrutan
dan seleksi, karyawan baru tidak sepenuhnya diindoktrinasi dalam budaya
organisasi itu. Yang paling penting, karena para karyawan baru tersebut tidak
mengenal baik budaya organisasi yang ada. Oleh karena itu, organisasi
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
tampaknya akan berpotensi membantu karyawan baru menyesuaikan diri dengan
budayanya. Proses penyesuaian ini disebut sosialisasi.
Sosialisasi dapat dikonsepkan sebagai suatu proses yang terdiri atas tiga tahap
yaitu:
(1) Tahap prakedatangan: yaitu periode pembelajaran di mana proses sosialisasi yang
dilakukan sebelum karyawan baru bergabung dalam organisasi.
(2) Tahap perjumpaan: yaitu tahap dalam proses sosialisasi di mana karyawan baru
melihat apa yang sesungguhnya organisasi itu dan persimpangan yang mungkin
dan kenyataan yang ada.
(3) Tahap metamorfosis: yaitu tahap dalam proses sosialisasi di mana karyawan baru
berubah dan menyesuaikan pekerjaan kelompok kerja dan organisasi.
II.1.8. Hubungan Antara Budaya Organisasi dan Kinerja
Budaya organisasi yang disosialisasikan dengan komunikasi yang baik akan
dapat menemukan kekuatan menyeluruh organisasi, kinerja, dan daya saing dalam
jangka panjang. Kinerja karyawan ditentukan oleh persepsi subjektif karyawan
mengenai organisasi, dan persepsi keseluruhan inilah yang menjadi dasar
terbentuknya budaya organisasi. Persepsi yang mendukung atau tidak mendukung ini
kemudian mempengaruhi kinerja individu karyawan, dan kepuasan karyawan, dengan
dampak yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat. Seperti sudah diketahui bahwa
budaya yang kuat memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota
organisasi mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi itu.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Kebulatan maksud semacam itu membina kekohesifan, kesetiaan, dan
komitmen organisasi. Robbins (2003: 329) menggambarkan hubungan antara, budaya
organisasi yang berdampak pada kinerja karyawan sebagaimana tertera pada Gambar
2.2 berikut:
Faktor Objektif
Inovasi&Pengambilan
Resiko
Perhatian ke rincian
Orientasi hasil
Orientasi orang
Orientasi tim
Keagresifan
Manajemen
Puncak
Budaya
Tinggi
Kinerja
Rendah
Perusahaan
Kepuasan
Faktor Komunikasi
atau Sosialisasi
Kemantapan
Sumber: Robbins (2003: 329)
Gambar 2.2. Diagram Dampak Hubungan Antara Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan diagram tersebut, tampak bahwa pembentukan kinerja yang baik
dihasilkan jika terdapat komunikasi antara seluruh karyawan sehingga membentuk
internalisasi budaya organisasi yang kuat dan dipahami sesuai dengan nilai-nilai
organisasi yang dapat menimbulkan persepsi yang positif antara semua tingkatan
karyawan untuk mendukung dan mempengaruhi iklim kepuasan yang berdampak
pada peningkatan kinerja karyawan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
perusahaan dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan akan tercapai
secara lebih efektif dan efisien. Faktor-faktor objektif yang menangkap hakikat dari
budaya suatu organisasi, yang dapat terlihat dari diagram di atas terdiri dari:
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
a. Inovasi dan pengambilan resiko, yaitu sejauhmana karyawan didorong untuk
inovatif dan mengambil resiko.
b. Perhatian
kerincian,
yaitu
sejauhmana
para
karyawan
diharapkan
memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis dan perhatian kepada rincian.
c. Orientasi hasil, yaitu sejauhmana manajemen memusatkan perhatian pada hasil,
bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai suatu hasil.
d. Orientasi orang, yaitu sejauhmana keputusan manajemen memperhitungkan efek
hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi.
e. Orientasi tim, yaitu sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan kepada tim-tim
bukan kepada individu-individu.
f. Keagresifan, yaitu sejauhmana para karyawan agresif dan kompetitif.
g. Kemantapan,
yaitu
sejauhmana
kegiatan
organisasi
menekankan
dipertahankannya status quo daripada pertumbuhan.
II.2.
Teori tentang Kompetensi Sumber Daya Manusia
II.2.1. Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia
Persoalan kebutuhan untuk memperoleh sumber daya manusia unggul dan
profesional sangat diharapkan oleh banyak perusahaan. Persoalan yang dimaksud
dalam konteks ini ialah kompetensi sumber daya manusia. Kompetensi merujuk
kepada pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau karakteristik kepribadian
individual yang secara langsung mempengaruhi kinerja seseorang. Menurut Mc
Acshan dalam Sutrisno (2010: 203) mengemukakan bahwa kompetensi diartikan
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilakuperilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Apabila
kompetensi diartikan sama dengan kemampuan, maka dapat diartikan pengetahuan
memahami tujuan bekerja, pengetahuan dalam melaksanakan kiat-kiat jitu dalam
melaksanakan pekerjaan yang tepat dan baik, serta memahami betapa pentingnya
disiplin dalam organisasi agar semua aturan dapat berjalan dengan baik.
Spencer and Spencer (1993) dalam Moeheriono (2009: 3) menyatakan bahwa
kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan
efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang
memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan
acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi
tertentu. Berdasarkan dari definisi ini, maka beberapa makna yang terkandung
di dalamnya adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik dasar (underlying characteristic), kompetensi adalah bagian dari
kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang serta mempunyai
perilaku yang mendalam dan melekat pada seseorang serta mempunyai perilaku
yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan tugas pekerjaan.
b. Hubungan kausal (causally related), berarti kompetensi dapat menyebabkan atau
digunakan untuk memprediksikan kinerja seseorang, artinya jika mempunyai
kompetensi yang tinggi, maka akan mempunyai kinerja yang tinggi pula (sebagai
akibat).
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
c. Kriteria (criterian referenced), yang dijadikan sebagai acuan, bahwa kompetensi
secara nyata akan memprediksikan seseorang dapat bekerja dengan baik, harus
terukur dan spesifik atau terstandar.
Hal ini memberikan penjelasan bahwa kompetensi merupakan sebuah
karakteristik dasar seseorang yang mengindikasikan cara berpikir, bersikap, dan
bertindak serta menarik kesimpulan yang dapat dilakukan dan dipertahankan oleh
seseorang pada waktu periode tertentu. Dari karakteristik dasar tesebut tampak tujuan
penentuan tingkat kompetensi atau standar kompetensi yang dapat mengetahui tingkat
kinerja yang diharapkan dan mengkategorikan tingkat tinggi atau di bawah rata-rata.
Sedangkan pengertian kompetensi yang terdapat pada kamus kompetensi
Bank Indonesia menyatakan bahwa kompetensi merupakan sekumpulan pengetahuan,
keterampilan, serta perilaku yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam
melakukan pekerjaannya. Kompetensi dapat dibedakan menjadi Kompetensi Perilaku
dan Kompetensi Teknis. Konsep kompetensi diperlukan dalam pengelolaan sumber
daya manusia adalah agar pegawai dapat memahami kompetensi yang dipersyaratkan
untuk setiap jabatan, sehingga dapat mengukur kesesuaian kompetensi individu
dengan persyaratan jabatan yang dipangku individu atau persyaratan jabatan yang
diinginkan individu, yang pada akhirnya merupakan dasar untuk menetapkan
pengembangan kompetensi bagi masing-masing individu.
II.2.2. Aspek-aspek yang Terkandung pada Konsep Kompetensi
Beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah sebagai
berikut (Gordon dalam Sutrisno, 2010: 204):
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
a.
Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. Misalnya
seorang karyawan mengetahui cara melakukan identifikasi belajar, dan
bagaimana melakukan pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhan yang
ada di perusahaan.
b.
Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki
oleh individu. Misalnya, seorang karyawan dalam melaksanakan pembelajaran
harus mempunyai pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi kerja
secara efektif dan efisien.
c.
Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya, standar perilaku para
karyawan dalam melaksanakan tugas (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan
lain-lain).
d.
Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan. Misalnya
standar perilaku para karyawan dalam memilih metode kerja yang dianggap
lebih efektif dan efisien.
e.
Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau
reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap
krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji.
f.
Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan. Misalnya melakukan suatu aktivitas kerja.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
II.2.3. Karakteristik Kompetensi
Karakteristik kompetensi menurut Spencer and Spencer (dalam Sutrisno,
2010: 206) terdapat lima aspek, yaitu:
a. Motives, adalah sesuatu di mana seseorang secara konsisten berpikir sehingga ia
melakukan tindakan. Misalnya, orang memiliki motivasi berprestasi secara
konsisten mengembangkan tujuan-tujuan yang memberi tantangan pada dirinya
dan
bertanggung jawab
penuh
untuk
mencapai
tujuan
tersebut
serta
mengharapkan umpan balik untuk memperbaiki dirinya.
b. Traits, adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana
seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Misalnya, percaya diri, kontrol
diri, stress, atau ketabahan.
c. Self concept, adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai
diukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui bagaimana nilai yang
dimiliki seseorang, apa yang menarik bagi seseorang dalam melakukan sesuatu.
Misalnya seseorang yang dinilai menjadi pimpinan seyogianya memiliki perilaku
kepemimpinan sehingga perlu adanya tes tentang kemampuan memimpin
(leadership ability).
d. Knowledge, adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu.
Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Skor atas tes pengetahuan
sering gagal untuk memprediksi kinerja sumber daya manusia karena skor
tersebut tidak berhasil mengukur pengetahuan dan keahlian seperti apa
seharusnya dilakukan dalam pekerjaan. Tes pengetahuan mengukur kemampuan
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
peserta tes untuk memilih jawaban yang benar, tetapi tidak bisa melihat apakah
seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
e. Skills, adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara
fisik maupun mental. Misalnya, seorang programmer komputer membuat suatu
program yang berkaitan dengan sistem informasi manajemen sumber daya
manusia.
II.2.4. Dimensi Kompetensi Individu
Secara rinci, terdapat lima dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh
semua individu (Moeheriono, 2009: 15) yaitu sebagai berikut:
a. Keterampilan menjalankan tugas (Task-skills), yaitu keterampilan untuk
melaksanakan tugas-tugas rutin sesuai dengan standar di tempat kerja.
b. Keterampilan mengelola tugas (Task management skills), yaitu keterampilan
untuk mengelola serangkaian tugas yang berbeda yang muncul di dalam
pekerjaan.
c. Keterampilan mengambil tindakan (Contingency management skills), yaitu
keterampilan mengambil tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu
masalah di dalam pekerjaan.
d. Keterampilan bekerja sama (Job role environment skills), yaitu keterampilan
untuk bekerja sama serta memelihara kenyamanan lingkungan kerja.
e. Keterampilan beradaptasi (Transfer skill), yaitu keterampilan untuk beradaptasi
dengan lingkungan kerja yang baru.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
II.2.5. Manfaat Penggunaan Kompetensi
Saat ini konsep kompetensi sudah mulai diterapkan dalam berbagai aspek dari
manajemen sumber daya manusia walaupun yang paling banyak adalah pada bidang
pelatihan dan pengembangan, rekrutmen dan seleksi, dan sistem remunerasi. Ruky
(dalam Sutrisno, 2010: 2008), mengemukakan konsep kompetensi menjadi semakin
popular dan sudah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan
berbagai alasan yaitu:
a.
Memperjelas standar kerja dan harapan yang ingin dicapai
Dalam hal ini, model kompetensi akan mampu menjawab dua pertanyaan
mendasar: keterampilan, pengetahuan, dan karakteristik apa saja yang
dibutuhkan dalam pekerjaan, dan perilaku apa saja yang berpengaruh langsung
dengan kinerja. Kedua hal tersebut akan banyak membantu dalam mengurangi
pengambilan keputusan secara subjektif dalam bidang sumber daya manusia.
b.
Alat seleksi karyawan
Penggunaan kompetensi standar sebagai alat seleksi dapat membantu organisasi
untuk memilih calon karyawan yang terbaik. Dengan kejelasan terhadap perilaku
efektif yang diharapkan dari karyawan, kita dapat mengarahkan pada sasaran
yang selektif serta mengurangi biaya rekrutmen yang tidak perlu. Caranya
dengan mengembangkan suatu perilaku yang dibutuhkan untuk setiap fungsi
jabatan serta memfokuskan wawancara seleksi pada perilaku yang dicari.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
c.
Memaksimalkan produktivitas
Tuntutan untuk menjadikan suatu organisasi “ramping” mengharuskan kita untuk
mencari karyawan yang dapat dikembangkan secara terarah untuk menutupi
kesenjangan dalam keterampilannya sehingga mampu untuk dimobilisasikan
secara vertikal maupun horizontal.
d.
Dasar untuk pengembangan sistem remunerasi
Model kompetensi dapat digunakan untuk mengembangkan sistem remunerasi
(imbalan) yang akan dianggap lebih adil. Kebijakan remunerasi akan lebih
terarah dan transparan dengan mengaitkan sebanyak mungkin keputusan dengan
suatu set perilaku yang diharapkan yang ditampilkan seorang karyawan.
e.
Memudahkan adaptasi terhadap perubahan
Dalam era perubahan yang sangat cepat, sifat dari suatu pekerjaan sangat cepat
berubah dan kebutuhan akan kemampuan baru terus meningkat. Model
kompetensi memberikan sarana untuk menetapkan keterampilan apa saja yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang selalu berubah.
f.
Menyelaraskan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi
Model
kompetensi
merupakan
cara
yang
paling
mudah
untuk
mengkomunikasikan nilai-nilai dan hal-hal apa saja yang harus menjadi fokus
dalam unjuk kerja karyawan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
II.2.6. Hubungan Antara Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kinerja
Hubungan antara kompetensi dengan kinerja sangat erat sekali, hal ini tampak
pada hubungan dari keduanya, yaitu hubungan sebab-akibat (causally related). Oleh
karena itu menurut Spencer and Spencer (1993) dalam Moeheriono (2009: 8),
hubungan antara kompetensi karyawan dengan kinerja adalah sangat erat dan penting
sekali, relevansinya ada dan kuat, bahkan karyawan apabila ingin meningkatkan
kinerja, seharusnya memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas pekerjaannya.
Oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia memang harus dikelola secara
benar dan seksama agar tujuan dan sasaran organisasi dapat dicapai melalui
pengelolaan sumber daya manusia yang optimal. Kemudian ada beberapa tindakan
manajemen yang harus dilakukan dalam proses mengelola sumber daya manusia yang
meliputi beberapa proses, antara lain organisasi harus mengidentifikasi dan
mengembangkan kompetensi individu ke arah kinerja karyawan. Berdasarkan
kegiatan tersebut, maka pengelolaan sumber daya manusia harus mengacu dan
mengarah pada visi dan misi, strategi serta sasaran organisasi.
Kompetensi mempunyai hubungan sebab-akibat jika dikaitkan dengan kinerja
seorang karyawan, serta kompetensi yang terdiri dari motif, sifat, konsep diri, dan
keterampilan, serta pengetahuan, yang diharapkan dapat memprediksikan perilaku
seseorang sehingga pada akhirnya dapat memprediksi kinerja karyawan tersebut.
Kompetensi selalu mengandung maksud dan tujuan tertentu yang merupakan
dorongan motif atau sifat yang menyebabkan suatu tindakan seseorang untuk
memperoleh suatu hasil. Di tempat kerja apabila seseorang mempunyai kompetensi
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
yang baik atau tinggi, jika diintegrasikan dengan kompetensi jabatannya, maka orang
tersebut kemungkinan besar akan dapat menghasilkan kinerja yang optimal,
sedangkan untuk mengetahui kompetensi seseorang dapat diperoleh melalui beberapa
cara atau sumber, yaitu dengan melalui cara berikut:
a. Referensi profesional, yaitu rekomendasi dari orang lain atau para profesional
ataupun atasan langsung.
b. Assesment center, yaitu pengukuran pengetahuan, keterampilan dan sikap atau
disebut knowledge, skills, attitude (KSA) melalui tes-tes.
c. Psikotes, yaitu melalui tes dan pengisian lembaran psikotes untuk mengetahui
KSA.
d. Wawancara, yaitu dengan menanyakan secara langsung kepada karyawan yang
bersangkutan.
e. Kuesioner perilaku, yaitu dengan melihat jawaban kuesioner yang diberikan
secara langsung kepada karyawan bersangkutan.
f. Penilaian 360 derajat, yaitu dengan melakukan pengukuran kompetensi melalui
penilaian atasan langsung, bawahan, teman selevel dan pelanggan yang
bersangkutan.
g. Biodata, yaitu dengan melihat biodata yang dibuat oleh karyawan yang
bersangkutan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
II.3.
Teori tentang Kinerja
II.3.1. Pengertian Kinerja Sumber Daya Manusia
Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan
strategis suatu organisasi (Moeheriono, 2009: 60). Kinerja dapat diketahui dan diukur
jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar
keberhasilan tolok ukur yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kinerja merupakan
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif , sesuai dengan kewenangan dan
tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun
etika.
Menurut Gomes (1995) dalam Mangkunegara (2009: 9) menyatakan kinerja
karyawan sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas yang sering
dihubungkan dengan produktivitas. Selanjutnya Mangkunegara (2009: 9) menyatakan
bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepada karyawan tersebut. Kinerja individual merupakan
hubungan dari ketiga faktor antara lain kemampuan (ability), usaha (effort), dan
dukungan (support).
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Kinerja individual ditingkatkan sampai tingkat di mana ketiga komponen
tersebut ada di dalam diri karyawan. Akan tetapi, kinerja berkurang apabila salah satu
faktor ini dikurang atau tidak ada (Mathis dan Jackson, 2006: 114). Sedangkan
Robbins (2003) dalam Moeheriono (2009: 61) menyatakan bahwa kinerja merupakan
fungsi interaksi antara kemampuan (ability), motivasi (motivation), dan kesempatan
(opportunity). Artinya bahwa kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi,
dan kesempatan. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri,
melainkan selalu berhubungan dengan nilai-nilai inti yang dianut di dalam organisasi,
kepuasan kerja karyawan dan tingkat besaran imbalan yang diberikan, serta
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat individu.
II.3.2. Unsur yang Dinilai untuk Penetapan Kinerja
Secara garis besar kinerja diketahui melalui apa yang perlu dan harus diukur
dari perilaku kerja yang mencerminkan unsur-unsur penilaian pelaksanaan kerja,
yaitu aspek kondisi lingkungan kerja fisik dan sosial, dan aspek kepribadian tenaga
kerja. Terdapat beberapa unsur yang dinilai untuk menetapkan kinerja kerja karyawan
baik dari sisi masukan, maupun dari sisi proses dan keluaran. Asnawi (2004) dalam
Umar (2008: 212) menetapkan enam belas faktor, yaitu:
a. Pengetahuan karyawan terhadap tugas yang dibebankan.
b. Inisiatif karyawan terhadap penyelesaian tugas.
c. Ketajaman persepsi karyawan terhadap bobot pekerjaan.
d. Kemampuan pengambilan keputusan.
e. Kualitas kerja yang mampu diselesaikan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
f. Jumlah pekerjaan yang mampu diselesaikan sesuai jadwal.
g. Kesehatan fisik untuk menyelesaikan kewajiban kerja.
h. Kesadaran akan tugas yang dibebankan.
i. Rasa percaya diri karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.
j. Rasa bahwa karyawan dapat dipercaya oleh orang lain.
k. Persahabatan karyawan dengan kolega kerja.
l. Sikap terhadap pengawasan atasan dan rekan sekerja.
m. Stabilitas emosi karyawan dalam bekerja.
n. Kemampuan karyawan dalam menyesuaikan diri.
o. Kemampuan karyawan bekerjasama menyelesaikan masalah.
p. Kepuasan atasan atas sikap dan hasil kerja karyawan.
III.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Banyak faktor yang memengaruhi kinerja karyawan individual ataupun
kemampuan dan usaha yang dicurahkan juga dukungan yang diterima karyawan. Tiga
faktor utama yang memengaruhi bagaimana individu yang ada bekerja antara lain
(Mathis & Jackson, 2006: 115):
a. Kemampuan individual, komponen kemampuan individual terdiri dari bakat,
minat, dan faktor kepribadian individu.
b. Usaha yang dicurahkan, komponen usaha yang dicurahkan terdiri dari motivasi,
etika kerja, kehadiran dan rancangan tugas.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
c. Dukungan organisasional, komponen dukungan organisasional terdiri dari
pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kinerja, dan
manajemen dan rekan kerja.
Kinerja individual ditingkatkan samapi tingkat di mana ketiga komponen
tersebut ada di dalam diri karyawan. Akan tetapi kinerja akan berkurang apabila salah
satu faktor tersebut dikurangi atau tidak ada.
II.3.4. Penilaian Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku
nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi. Kinerja pegawai
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi untuk mencapai
tujuannya,
sehingga
berbagai
kegiatan
harus
dilakukan
organisasi
untuk
meningkatkannya. Salah satu di antaranya adalah melalui penilaian kinerja. Penilaian
kinerja merupakan suatu proses organisasi dalam menilai kinerja para pegawai.
Tujuan dilakukannya penilaian kinerja secara umum adalah untuk memberikan
umpan balik (feedback) kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan kerjanya
dan upaya meningkatkan produktivitas organisasi, dan secara khusus dilakukan dalam
kaitannya dengan berbagai kebijaksanaan untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, serta
pendidikan dan latihan. Menurut Mangkunegara (2009: 10), penilaian kinerja
merupakan suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menetukan apakah seorang
karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai
dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
penentuan nilai, kualitas atau status dari obyek orang ataupun sesuatu (barang).
Penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui
hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Di samping itu, juga untuk
menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab
yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih
baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal
promosi jabatan ataupun penetuan imbalan.
II.3.5. Manfaat Penilaian Kinerja
Hariandja (2002: 195) mengemukakan arti pentingnya penilaian kinerja secara
lebih rinci sebagai berikut:
a. Perbaikan kinerja memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil
tindakan-tindakan perbaikan untuk meningkatkan kinerja melalui umpan balik
(feedback) yang diberikan oleh organisasi.
b. Penyesuaian gaji yang dapat dipakai sebagai informasi untuk mengkompensasi
pegawai secara layak sehingga dapat memotivasi mereka.
c. Keputusan untuk penempatan, yaitu dapat dilakukannya penempatan pagawai
sesuai dengan keahliannya.
d. Pelatihan dan pengembangan, yaitu melalui penilaian akan diketahui
kelemahan-kelemahan dari pegawai sehingga dapat dilakukan program
pengembangan dan pelatihan secara lebih efektif.
e. Perencanaan karier, yaitu organisasi dapat memberikan bantuan perencanaan
karier bagi pegawai dan menyelaraskannya dengan kepentingan organisasi.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
f. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses penempatan, yaitu kinerja
yang tidak baik menunjukkan adanya kelemahan dalam penempatan sehingga
dapat dilakukan perbaikan.
g. Meningkatkan adanya perlakuan kesempatan yang sama pada pegawai, yaitu
dengan dilakukannya penilaian yang objektif berarti meningkatkan perlakuan
yang adil bagi pegawai.
h. Dapat mengidentifikasi adanya kekurangan dalam desain pekerjaan, yaitu
kekurangan kinerja akan menunjukkan adanya kekurangan dalam perancangan
jabatan.
i. Dapat membantu pegawai mengatasi masalah yang bersifat eksternal, yaitu
dengan penilaian kinerja atasan akan mengetahui apa yang menyebabkan
terjadinya kinerja yang tidak baik, sehingga atasan dapat membantu
menyelesaikannya.
j. Umpan balik pada pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia, yaitu
dengan diketahuinya kinerja pegawai secara keseluruhan, ini akan menjadi
informasi sejauhmana fungsi sumber daya manusia berjalan dengan baik atau
tidak.
II.3.6. Penilaian Kinerja Sebagai Peningkatan Kinerja
Penilaian kinerja tidak sekadar menilai, yaitu mencari pada aspek-aspek apa
pegawai kurang atau lebih, tetapi lebih luas lagi yaitu membantu pegawai untuk
mencapai kinerja yang diharapkan oleh organisasi dan berorientasi pada
pengembangan pegawai ataupun organisasi. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
merupakan bagian integral dengan penilaian kinerja yang harus dilakukan
(Mangkunegara, 2009: 13) dan dalam hal ini adalah:
a. Penetapan sasaran kinerja yang spesifik, terukur, memiliki tingkat kemudahan
yang sedang dan berbatas waktu.
b. Pengarahan dan dukungan oleh atasan.
c. Melakukan penilaian kinerja.
Sasaran yang tidak jelas, di samping tidak menunjukkan bagaimana
mencapainya, tidak akan memotivasi pegawai untuk mencapainya dan yang jelas
akan mempersulit kegiatan penilaian. Oleh karena itu sasaran harus dibuat dengan
jelas dan terukur.
II.3.7. Elemen dan Proses Penilaian Kinerja
Bilamana penilaian kinerja harus dikaitkan dengan usaha pencapaian kinerja
yang diharapkan, maka sebelumnya harus ditentukan tujuan-tujuan setiap pekerjaan,
kemudian penentuan standar atau dimensi-dimensi kinerja serta ukurannya, diikuti
dengan penentuan metode penilaian, pelaksanaan, dan evaluasi (Hariandja, 2002:
198), proses penilaian kinerja tersebut antara lain:
a. Penentuan sasaran
Penentuan sasaran sebagaimana telah disebutkan harus spesifik, terukur,
menantang dan didasarkan pada waktu tertentu. Di samping itu perlu pula
diperhatikan proses penentuan sasaran tersebut, yaitu diharapkan sasaran tugas
individu dirumuskan bersama-sama antara atasan dan bawahan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
b. Penentuan standar kinerja
Pentingnya penilaian kinerja menghendaki penilaian tersebut harus benar-benar
objektif, yaitu mengukur kinerja karyawan sesungguhnya yang disebut dengan
job related. Sistem penilaian kinerja harus mempunyai standar, memiliki ukuran
yang dapat dipercaya dan mudah digunakan.
c. Penentuan metode dan pelaksanaan penilaian
Metode yang dimaksud adalah pendekatan atau cara serta perlengkapan yang
digunakan seperti formulir dan pelaksanaannya. Metode-metode itu seperti
metode perbandingan, tes, dan lain-lain.
d. Evaluasi penilaian
Evaluasi penilaian merupakan pemberian umpan balik kapada pegawai
mengenai aspek-aspek kinerja yang harus diubah dan dipertahankan serta
berbagai tindakan yang harus diambil, baik oleh organisasi maupun pegawai
dalam upaya perbaikan kinerja pada masa yang akan datang.
II.3.8. Langkah-langkah Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia
Mangkunegara (2009: 22) menyatakan bahwa dalam rangka peningkatan
kinerja, paling tidak terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja
Dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
(1) Mengidentifikasi masalah melalui data dan informasi yang dikumpulkan
terus menerus mengenai fungsi-fungsi bisnis.
(2) Mengidentifikasi masalah melalui karyawan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
(3) Memperhatikan masalah yang ada.
b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan
Untuk memperbaiki keadaan tersebut, diperlukan beberapa informasi, antara
lain:
(1) Mengidentifikasi masalah setepat mungkin.
(2) Menentukan tingkat keseriusan masalah dengan mempertimbangkan
harga yang harus dibayar bila tidak ada kegiatan dan harga yang harus
dibayar bila ada campur tangan dan penghematan yang diperoleh apabila
ada penutupan kekurangan kinerja.
c. Mengidentifikasi hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan, baik
yang berhubungan dengan sistim maupun yang berhubungan dengan pegawai
itu sendiri.
d. Mengembangkan
rencana
tindakan
untuk
menanggulangi
penyebab
kekurangan tersebut.
e. Melakukan rencana tindakan tersebut.
f. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum.
g. Mulai dari awal, apabila perlu.
Bacal (2004) dalam Mangkunegara (2009: 23), menerangkan dalam bukunya
How to Manage Performance bahwa terdapat dua puluh empat langkah poin praktis
untuk meningkatkan kinerja karyawan sebagai berikut:
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
a. Membuat pola pikir yang modern
Pimpinan harus meninggalkan cara dan gagasan lama tentang cara
menyelesaikan pekerjaan seperti mengancam, membujuk, mengintimidasi,
menyalahkan, menyerang kepribadian dan
sikap
karyawan.
Pimpinan
menggunakan pola pikir yang modern dengan tujuan mengoptimalkan
keberhasilan karyawan atau kelompok kerja dengan memberikan panutan dalam
hal waktu dan usaha, membagi tanggung jawab dengan komunikasi dua arah
dan menemukan kebijaksanaan karyawan dengan memanfaatkan keahlian dan
pengalamannya.
b. Kenali manfaat
Para manajer biasanya cenderung melompati proses manajemen kinerja, karena
belum mengerti manfaatnya padahal manajemen kinerja dapat digunakan untuk
memastikan bahwa setiap pekerjaan karyawan berkontribusi bagi sasaran
kelompok kerja, sehingga dapat mengurangi pengawasan, meningkatkan
produktivitas,
dan
tindakan
mendokumentasikan
masalah
maupun
penyelesaiannya.
c. Kelola kinerja
Penilaian atau evaluasi kinerja karyawan merupakan bagian kecil dari
manajemen kinerja. Yang paling penting adalah merencanakan kinerja dan
mengkomunikasikannya berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data yang
dimiliki termasuk rintangan-rintangan atau hambatan yang telah dan akan
dihadapi.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
d. Bekerja bersama karyawan
Karyawan merupakan kontributor sejajar dalam proses manajemen kinerja,
karena karyawan harus menjadi peserta aktif dan antusias dalam menjalankan
setiap proses kerja sesuai dengan ketentuan yang telah diinformasikan sehingga
keterlibatannya akan membangun rasa memiliki dan tanggung jawab. Dalam hal
ini, karyawan tidak merasa diperintah sehingga konfrontasi ataupun konflik
akan berkurang.
e. Rencanakan secara tepat serta sasaran yang jelas
Perencanaan kinerja yang tepat dan sasaran yang jelas sehingga dapat diukur
dalam hasil pencapaiannya sehingga karyawan memiliki skala prioritas bagi
setiap pekerjaan yang dilakukan.
f. Satukan sasaran karyawan
Semua karyawan harus terlibat, termotivasi dan memperoleh lebih banyak
kepuasan dalam melakukan pekerjaannya.
g. Tentukan insentif kinerja
Insentif dapat berupa binus, kesempatan mendapatkan pelatihan, pertimbangan
promosi, sedikit kenaikan upah yang diberikan kepada karyawan dengan kinerja
yang luar biasa.
h. Menjadi orang yang mudah ditemui
Yaitu dengan selalu melakukan komunikasi dua arah yang sasarannya adalah
untuk pemecahan masalah.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
i. Berfokus pada komunikasi
Komunikasi merupakan bagian penting untuk membangun relasi dan
menumbuhkan motivasi antar karyawan sehingga terbina suatu kerjasama yang
harmonis.
j. Melakukan tatap muka
Menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang tidak mengurangi intensitas
tatap muka antar karyawan.
k. Menghindari resiko pemeringkatan
Menjelaskan arti dari setiap peringkat sebelum pemeringkatan dilakukan dan
didiskusikan maknanya.
l. Tidak melakukan penggolongan
Sistem penggolongan dalam jangka pendek akan mendorong sebagian karyawan
untuk bekerja lebih keras, aktif, tetapi sebaliknya akan mengganggu kerja
karyawan lain.
m. Persiapkan penilaian
Peninjauan kinerja harus dipersiapkan secara detail dari sistem manajemen
kinerja, seperti deskripsi kerja, tanggung jawab kerja, rencana kinerja yang
dapat meningkatkan motivasi dan semangat karyawan.
n. Awali tinjauan secara benar
Menciptakan iklim dimana karyawan merasa nyaman, aman dan mau mengerti
tentang pentingnya penilaian kinerja.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
o. Kenali sebab
Analisis penyebab kinerja tidak maksimal sehingga diketahui dengan cepat
masalah untuk diperbaiki atau dioptimalkan secara akurat.
p. Mengakui keberhasilan
Karyawan yang berhasil harus diperhatikan, diakui dan dihargai sehingga akan
terus berkontribusi untuk bekerja secara optimal.
q. Menggunakan komunikasi yang kooperatif
Komunikasi dengan menggunakan bahasa yng kooperatif akan mengurangi
konflik dan karyawan tidak merasa bersalah sehingga dapat bekerja dengan rasa
aman, nyaman dan tenang.
r. Berfokus pada perilaku dan hasil
Perhatian utama harus ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja
yang merupakan hasil dari perilaku karyawan.
s. Perjelas kinerja
Karyawan memerlukan umpan balik yang tetap dan spesifik seputar kinerja,
sehingga dapat diketahui saat mana kinerjanya sangat baik dan dapat
ditingkatkan.
t. Perlakukan konflik dengan baik
Mengidentifikasi masalah lebih awal untuk dapat mempercepat proses
pemecahan masalah dan menemukan jalan keluar terbaik.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
u. Menggunakan disiplin bertahap
Yaitu proses untuk menjaga karyawan tetap bertanggung jawab terhadap
tindakannya dengan menerapkan konsekuensi.
v. Kinerja dokumen
Mendokumentasikan setiap informasi tentang kinerja karyawan yang dapat
digunakan untuk bahan kajian dan perbaikan bagi karyawan maupun atasan.
w. Mengembangkan karyawan
Mengembangkan karyawan yang sesuai dengan keahlian yang cocok dengan
jenis pekerjaan dan jabatan.
x. Meningkatkan sistem kerja
Sistem kerja ditingkatkan untuk tidak merusak kredibilitas manajemen dengan
memodifikasinya sesuai dengan hambatan-hambatan yang ditemui selama
perencanaan kinerja dilaksanakan.
II.3.9. Karakter-karakter Individu dengan Kinerja Tinggi
Berdasarkan hasil penelitian Mc. Clelland (Mangkunegara, 2009: 28) tentang
pencapaian kinerja, dapat disimpulkan bahwa individu-individu yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi untuk mencapai kinerja dapat dibedakan dengan yang
lainnya yang dibagi kedalam beberapa ciri yaitu:
a. Individu yang senang bekerja dan menghadapi tantangan yang moderat.
b. Individu yang memperoleh sedikit kepuasan jika pekerjaannya sangat mudah
dan jika terlalu sulit cenderung kecewa.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
c. Individu yang senang memperoleh umpan balik yang konkrit mengenai
keberhasilan pekerjaannya.
d. Individu yang cenderung tidak menyenangi tugas tersebut jika tidak mencapai
prestasi sesuai dengan yang diinginkan.
e. Individu yang lebih senang bertanggung jawab secara personal atas tugas yang
dikerjakan.
f. Individu yang puas dengan hasil bila pekerjaan dilakukan sendiri.
g. Individu yang kurang istirahat, cenderung inovatif dan banyak bepergian.
h. Individu yang selalu mencari kemungkinan pekerjaan yang lebih menantang,
meninggalkan sesuatu yang lama dan menjadi rutinitas serta berusaha untuk
menemukan sesuatu yang baru.
II.4.
Teori tentang Perencanaan Karir
II.4.1. Pengertian Perencanaan Karir
Karir adalah keseluruhan jabatan atau pekerjaan/posisi yang dapat diduduki
seseorang selama kehidupan kerjanya didalam satu ataupun beberapa organisasi.
Hariandja (2007: 220) menyatakan perencanaan karir merupakan kegiatan dan
kesempatan yang diberikan organisasi dalam upaya membantu pegawai untuk
mencapai tujuan karirnya, yang penting untuk meningkatkan kompetensi individu dan
kemampuan organisasi.
Perencanaan karir dapat dianggap sebagai suatu proses yang dilalui individu
pegawai di mana pegawai tersebut, mengidentifikasi, merencanakan, dan mengambil
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya. Melalui
perencanaan karir, seorang pegawai dituntut untuk mengevaluasi kemampuan dan
minat pegawai sendiri, mempertimbangkan kesempatan karier alternatif, menyusun
sasaran karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan karir secara
praktis.
Menurut Martoyo (2007: 74) perencanaan karir adalah suatu perencanaan
tentang kemungkinan-kemungkinan seseorang pegawai atau anggota organisasi
sebagai individu meniti proses kenaikan pangkat atau jabatan sesuai dengan
persyaratan dan kemampuannya. Suatu perencanaan karir harus dilandasi penyusunan
persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang, guna mendukung
peningkatan karirnya. Keberhasilan karir seseorang dapat dipengaruhi oleh
pendidikan formal, pengalaman kerja, sikap atasan, prestasi kerja, bobot pekerjaan,
kompetensi yang dibutuhkan oleh suatu jabatan, dan sebagainya.
II.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Karir
Hariandja (2002: 223) menyatakan bahwa dalam perencanaan karir yang
efektif sejumlah faktor yang mempengaruhi perencanaan karir yang perlu dipahami
oleh pegawai dalam merencanakan karirnya dan oleh organisasi dalam membantu
pegawainya untuk merencanakan dan merealisasikan karirnya adalah:
a. Tahapan-tahapan karir dalam suatu organisasi, yaitu tahapan waktu dan usia
seseorang sejak memasuki organisasi hingga usia pensiun, kecenderungan
harapan-harapan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan karir, dan apa yang
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
sebaiknya dilakukan organisasi dalam setiap tahapan untuk membantu pegawai
dalam perencanaan karirnya.
b. Jangkar karir, yaitu poros yang disekelilingnya karir seseorang berputar sebagai
akibat dari pengetahuan yang dimiliki, motif, nilai, dan sikapnya. Jangkar karir
seseorang merupakan sesuatu yang bersifat evolutif, melalui proses penemuan
diri sendiri sampai pada keputusan untuk memilih satu pilihan karier yang
sesuai
dengan
keinginannya.
Schein
(dalam
Hariandja,
2007:
226)
mengemukakan bahwa terdapat lima jangkar karir yang dapat dipilih seseorang
yang berkaitan dengan suatu organisasi bisnis antara lain:
(1) Jangkar karir fungsional/teknik, yaitu kecenderungan untuk menghindari
keputusan-keputusan yang yang mendorong mereka pada manajemen
umum, sebagai gantinya mereka memilih kedudukan yang memampukan
mereka untuk berkembang dalam bidang teknik atau fungsional.
(2) Jangkar karir manajerial, yaitu kecenderungan seseorang untuk memilih
jabatan yang memampukan mereka atau mencari jalan untuk menjadi
manajer umum dengan tanggung jawab yang lebih besar. Pilihan ini
didasarkan oleh kompetensi analitis, kompetensi interpersonal, dan
kompetensi emosional.
(3) Jangkar karir kreativitas, yaitu kecenderungan seseorang yang memiliki
motivasi yang kuat untuk menciptakan sesuatu sehingga ia mendapatkan
pengakuan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
(4) Jangkar karir otonomi dan kemandirian, yaitu kecenderungan seseorang
yang tidak mau tergantung pada orang lain. Biasanya mereka lebih
memiliki menjadi konsultan fungsional tertentu.
(5) Jangkar karir keamanan, yaitu kecenderungan untuk memilih karir yang
memiliki stabilitas jangka panjang dan keamanan jabatan
c. Jalur karir, yaitu urutan jabatan-jabatan yang dapat diduduki dan harus diduduki
untuk mencapai tujuan karir seseorang. Terdapat beberapa sistem jalur karir
yaitu
(1) Vertical System, yaitu jalur karir yang dapat dilalui dalam satu fungsi
melalui hirarki dalam suatu organisasi. Di dalam sistem ini pegawai
memiliki sistem promosi yang jelas.
(2) Trunk and Branch System, sistem ini mengibaratkan saat memanjat sebuah
pohon, di mana seseorang harus melalui dahan-dahan yang kadang-kadang
tidak langsung naik keatas, jadi seseorang untuk menaiki posisi yang lebih
tinggi diharuskan melalui posisi-posisi pada fungsi yang lain.
(3) Planned job rotation system, organisasi melakukan perencanaan yang teliti
mengenai pengalihan seseorang dari suatu jabatan sebelum menduduki
jabatan tertentu.
(4) Diamond system, yaitu jalur karir lebih banyak menyamping dan hanya
sedikit yang naik keatas.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
II.4.3. Peran Organisasi dalam Perencanaan Karir
Keterlibatan
organisasi
dalam
perencanaan
karir
merupakan
usaha
pengembangan sumber daya manusia. Keterlibatan dapat dilakukan dalam bentuk
khusus dan umum (Hariandja, 2002: 233) antara lain:
a. Pendidikan karir, adalah upaya untuk merangsang, memotivasi, dan
menyadarkan pegawai akan karir yang dapat dicapai dalam organisasi dan
membantu pegawai untuk merencanakannya.
b. Memberikan informasi karir, yaitu informasi yang dibutuhkan seperti uraian
jabatan, persyaratan jabatan, dan standar unjuk kerja, sehingga mereka dapat
merumuskan rencana karir yang masuk akal bagi mereka melalui jalur karir
yang ada di perusahaan yang dapat paling tepat untuk ditempuh.
c. Memberikan bimbingan karir, yaitu upaya untuk menentukan jalur karir yang
tepat bagi seseorang, yang dilakukan melalui penyadaran akan minat, dan
kemampuan untuk memilih jalur karir yang paling tepat, yang dapat dilakukan
dengan kemungkinan jalur karir yang paling efektif.
II.4.4. Peran Pegawai dalam Perencanaan Karir
Hariandja (2002: 236) mengemukakan bahwa tindakan-tindakan yang dapat
diambil oleh para pegawai untuk mencapai rencana karirnya yang akhirnya akan
menjadi tanggung jawab pegawai itu sendiri. Beberapa tindakan yang dapat diambil
oleh pegawai dalam upaya perencanaan karir secara umum adalah:
a. Meningkatkan unjuk kerja, unjuk kerja yang baik dapat menjadi landasan yang
dipakai pengambil keputusan untuk menduduki suatu jabatan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
b. Exposure, berarti menunjukkan potensi diri sendiri kepada pengambil keputusan
bahwa kita layak untuk melakukan sesuatu. Tanpa menunjukkan diri, seseorang
yang berpotensi menjadi tidak diketahui oleh pengambil keputusan.
c. Mengundurkan diri dari organisasi, hal ini dapat terjadi bila di perusahaan
tempat kita bekerja tidak memungkinkan untuk mengembangkan karir.
d. Loyal pada organisasi dan atasan, loyalitas pada organisasi dapat menjadi cara
untuk mencapai tujuan karir.
e. Mencari pembimbing dan sponsor, yaitu mencari seseorang yang dapat
memberikan bimbingan karir informal.
f. Meningkatkan keahlian dalam bidang yang sangat diperlukan organisasi.
g. Mengambil kesempatan untuk pengembangan diri, seperti mengikuti program
pelatihan, kursus, dan pendidikan lanjutan, sebab hal ini sangat diperlukan
untuk pencapaian tujuan karir.
h. Mengembangkan jaringan, yaitu menjalin hubungan kerjasama dengan anggota
organisasi seluas mungkin ataupun dengan pihak-pihak di luar organisasi.
i. Mempelajari organisasi dan departemen di mana pegawai berada.
j. Tetap berada pada kompetensi inti yang dimiliki pegawai.
k. Menjaga hubungan baik dengan organisasi bilamana harus meninggalkan
organisasi.
l. Secara aktif mencari banyak informasi yang berkaitan dengan perencanaan
karir.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
II.4.5. Manfaat Perencanaan Karir
Martoyo (2007: 83) mengemukakan bahwa terdapat tujuh manfaat atas
dilakukannya perencanaan karir, antara lain:
a. Mengembangkan para pegawai yang dapat dipromosikan, dapat membantu
suplai karyawan internal, terutama mereka yang cukup potensial.
b. Menurunkan perputaran karyawan, perhatian terhadap karir individual dalam
perencanaan karir yang telah ditetapkan, akan meningkatkan loyalitas pada
organisasi di mana mereka bekerja.
c. Mengungkap potensi karyawan, dengan adanya perencanaan karir yang jelas
dan mantap akan mendorong karyawan secara individual maupun kelompok
untuk menggali kemampuan potensial masing-masing untuk dapat mencapai
sasaran-sasaran karir yang diinginkan.
d. Mendorong pertumbuhan, perencanaan karir yang baik akan mendorong
semangat kerja karyawan untuk dapat tumbuh dan berkembang serta
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan oleh
suatu jabatan.
e. Mengurangi penimbunan, perencanaan karir dapat mengangkat kembali para
karyawan yang berkualifikasi untuk maju, sehingga tidak tertimbun tanpa
harapan.
f. Memuaskan kebutuhan karyawan, dengan adanya perencanaan karir berarti
adanya penghargaan terhadap individu karyawan yang berarti pula adanya
pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi individu.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
g. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui, yang
berarti perencanaan karir dapat membantu para anggota kelompok agar siap
untuk jabatan-jabatan yang lebih penting.
II.5.
Teori tentang Pelatihan
II.5.1. Pengertian Pelatihan
Menurut Gomes (2003: 197) pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki
performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung
jawabnya, atau suatu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Secara
ideal, pelatihan harus didesain untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang
pada waktu yang bersamaan juga mewujudkan kompetensi dan tujuan-tujuan dari
para pekerja perorangan.
Noe (2009: 4) menyatakan bahwa pelatihan ditujukan sebagai upaya dalam
perencanaan yang dibuat oleh perusahaan untuk memudahkan pembelajaran pegawai
yang berhubungan dengan kompetensi jabatan yang antara lain pengetahuan,
keahlian, dan tingkah laku yang menjadi tolok ukur dalam pencapaian kinerja yang
tinggi.
Mathis (2006: 301) menyatakan pelatihan merupakan proses di mana orang
mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasional.
Dalam pengertian terbatas pelatihan memberikan karyawan pengetahuan dan
keterampilan yang spesifik dan dapat diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan
mereka saat ini.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
II.5.2. Analisis Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis)
Hariandja (2002: 175) mengemukanan bahwa analisis kebutuhan adalah
penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang akan dilakukan. Analisis
kebutuhan dikatakan rumit dan sulit sebab perlu mendiagnosis kompetensi organisasi
pada saat ini dan kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan kecenderungan
perubahan situasi lingkungan yang sedang dihadapi dan yang akan dihadapi pada
masa yang akan datang. Langkah-langkah dalam analisis kebutuhan organisasi
adalah:
a. Analisis Kebutuhan Organisasi
Pendekatan
yang pertama dilakukan dengan mengidentifikasi
strategi
organisasi, lingkungan organisasi pada saat ini dan masa yang akan datang,
strategi organisasi atau departemen. Strategi yang diambil disesuaikan dengan
situasi lingkungan yang dihadapi organisasi.
b. Analisis Kebutuhan Jabatan
Yaitu menganalisis tugas-tugas yang harus dilakukan dalam setiap jabatan, yang
dapat dipelajari dari perilaku peran, dan informasi analisis jabatan, yaitu uraian
tugas, persyaratan tugas, dan standar unjuk kerja yang terhimpun dalam
informasi sumber daya manusia.
c. Analisis Kebutuhan Pegawai
Yaitu analisis terhadap pegawai perusahaan, yaitu analisis mengenai apakah ada
pegawai yang kurang dalam kesiapan melakukan tugas-tugas atau kurang
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
di dalam kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang diketahui dari
penilaian kinerja, observasi ke lapangan, dan kuesioner.
II.5.3. Tujuan Pelaksanaan Pelatihan
Usmara (2006: 72) mengemukakan bahwa pelatihan memberikan karyawan
baru atau yang ada sekarang keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjalankan
pekerjaan mereka. Tujuan organisasi melaksanakan program pelatihan antara lain:
a. Membantu organisasi untuk bersaing secara lebih efektif sekarang dan
di masa mendatang sehingga pelatihan tidak terlepas dari perencaan bisnis,
lingkungan perusahaan, situasi pasar dan budaya organisasi.
b. Pelatihan
menciptakan
kesempatan-kesempatan
bagi
karyawan
untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan dan kompetensi-kompetensi
yang akan memungkinkan organisasi bersaing dengan lebih efektif, sekarang
dan dimasa yang akan datang. Program pelatihan efektif jika programprogram tersebut berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan keterampilan
atau kompetensi dan pengetahuan yang berlaku.
c. Pelatihan memperkuat komitmen karyawan. Komitmen organisasi terhadap
karyawannya
dengan
memberikan
peluang
pengembangan
untuk
memperbaiki diri karyawan biasanya akan ditanggapi positif oleh karyawan.
d. Pelatihan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan meningkatkan
produktivitas karyawan.
e. Pelatihan dapat menyesuaikan karyawan dengan perubahan-perubahan dalam
lingkungan kerja dan tenaga kerja.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
II.5.4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pelatihan
Hariandja (2002: 174) menyatakan bahwa terdapat tiga tahap utama dalam
pelaksanaan pelatihan yaitu:
a. Penentuan kebutuhan pelatihan, yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan menentukan apakah
perlu tidaknya pelatihan dalam suatu organisasi. Pada tahap ini terdapat tiga
macam kebutuhan akan pelatihan yaitu:
(1) General treatment need, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua
pegawai dalam suatu klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data
mengenai kinerja dari seorang pegawai tertentu.
(2) Observable performance discrepancies, yaitu jenis penilaian kebutuhan
pelatihan yang didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai
permasalahan, wawancara, daftar pertanyaan, penilaian kinerja.
b. Mendesain program pelatihan
Ketepatan metode pelatihan tertentu tergantung pada tujuan yang hendak
dicapai identifikasi mengenai apa yang diinginkan agar para pekerja harus
mengetahui dan melaksanakan pelatihan.
c. Evaluasi efektivitas program pelatihan, suatu pelatihan harus dimaksudkan
untuk memperbaiki kekurangan keterampilan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Download