KONSEPSI PERENCANAAN ORGANISASI RUANG ISLAMI Sri Puji Astuti Prodi D-III Teknologi Batik, Fakultas Batik, Universitas Pekalongan [email protected] Abstrak Public housing issue in Indonesia, particularly in the urban area, has become a widely discussed issue, whether related to land limitation, increasing price, or the developer promises that sometimes differ from the existing facts. Whatever the problem is, the housing requirements for the predominantly Moslem population should be the major consideration, before other aspects are considered. The fact is that this matter has been neglected due to the consideration of bigger people needs. Other than that, the highly increasing price should be reconsidered because it is related to purchasing power of the people. In other words, in the end, people do not always have an option to choose the best they think because at the same time they have to fulfill their basic needs. This writing attempts to provide an alternative concept that can be applied in creating a conducive housing for Moslem families. It is expected that this concept can be applied in the general housing planning. Key words: rooms, housing, Moslem terpacu untuk berakhlak dan beramal Pendahuluan ibadah sebagaimana yang di-gariskan Mayoritas adalah penduduk pemeluk Indonesia agama Islam. oleh aturan agama. Fenomena kebutuhan mayoritas Pegangan utama pemeluk agama penduduk yang mayoritas beragama Islam dalam kehidupan sehari-hari Islam adalah bersumber pada Al-Qur'an sebagai sebuah keadaan yang perlu dan Hadits. Rumah tinggal sebagai dipikirkan. Banyak iklan perumahan wadah untuk melakukan aktivitas yang dalam kehidupan sehari-hari para ditawarkan pemeluk idealnya Islami, tetapi sesungguhnya hanya kehidupan sekedar nama atau iming-iming. dapat agama Islam, mengakomodasi tersebut jarang mengklaim adalah disentuh bahwa yang rumah yang Islami penghuninya yang berdasar Pada Al-Qur'an Dengan demikian. Rumah Islami tidak hanya demikian, rumah tinggal tersebut sekedar rumah yang menyediakan menjadikan penghuninya semakin area untuk sholat bagi anggota dan Hadits. kenyataannya tidaklah 106 keluarganya, bukan pula sekedar tinggal yang Islami. sebuah rumah yang cukup dihias demikian, dengan ornamen-ornamen kaligrafi dalam atau bercat hijau dan sebuah warna aturannya yang identik dengan Islam. Pada sisi apabila yang lain, baik Al-Qur'an maupun aturan-aturan yang terdapat dalam Hadits Al-Qur'an dan Hadits. tidak secara eksplisit rumah Dengan bentuk tinggal fisik tetapi Islami tidak ada terekspresikan penghuninya mengikuti menyebutkan bagaimana sesungguh- Melihat perbandingan keadaan yang nya rumah tinggal yang Islami. sudah dikemukakan di atas dan Dengan kata lain, batasan tentang ketiadaan sumber yang memberikan rumah standar yang pasti, akhir-nya muncul tinggal Islami tak terdefinisikan secara tegas, bahkan keraguan oleh sumber utamanya sekalipun, SESUNGGUHNYA RUMAH yaitu TINGGAL ISLAMI Al-Qur'an dan Hadits. dan per-tanyaan: YANG Al-Qur'an dan Hadits memang tidak APAKAH PERLU DIPIKIRKAN? mengatur bentuk fisik sebuah rumah SESUNGGUHNYA tinggal STANDAR ORGANISASI RUMAH yang Islami tetapi ADAKAH mengaturnya dalam bentuk atur- TINGGAL YANG ISLAMI ? an-aturan dalam berperilaku sehari- Apakah perlu atau tidak perlu sebuah hari sebagai anggota keluarga dan organisasi masyarakat. Apabila aturan-aturan dipikirkan, pada akhirnya terpulang itu sudah mendarah daging menjadi pada norma-norma yang mengendalikan penggunanya. Sebagian orang yang setiap tindakan maka dengan sen- tidak peduli pada hal tersebut ke- dirinya perilaku kita adalah pe- mungkinan akan mengatakan bah-wa rilaku yang Islami, baik di dalam hal tersebut hanya membuang-buang rumah waktu, apalagi dalam AI-Qur'an dan maupun di lingkungan rumah masing masyarakat. Berperilaku Islami, di Haditspun dalam sebuah rumah tangga adalah eksplisit. tinggal masing tidak diatur Islami individu secara dasar untuk mewujudkan rumah 107 Berpijak pada keadaan bahwa pada dekonstruksi dan interpretasi suatu prinsipnya membentuk akhlak Islami permasalahan dan tidak menjawab diawali dari terkecil pertanyaan (Agus Sachari, 2005). dalam sebuah yaitu Merujuk pada teori yang digagas akh-lak oleh Derrida bahwa suatu obyek atau Islami dalam sebuah keluarga akan teks cukup diamati dan diintepretasi lebih sempurna bila diwadahi oleh „jejak-jejaknya‟, wadah (rumah) yang Islami pula. direfleksikan melalui pembenaran Begitu juga konsep. Islami dengan keluarga. komunitas masyarakat Pembentukan sebaliknya, Akhlak sendirinya akan kemudian Dalam awam/sederhana bahasa bahwa mencari wadah yang Islami pula. namanya Dalam posisi Islam sebagai agama identik mayoritas maka keadaan tersebut terhadap suatu permasalahan. Dasar- sangat memberikan kontribusi bagi dasar teori yang ada prinsipnya pembentukan kualitas masyarakat bukan untuk menjawab pertanyaan yang lebih baik. tetapi untuk melakukan dekonstruksi dan discourse yang dengan analysis kajian interpretasi ini pustaka terhadap Metode Penelitian permasalahan/atau fenomena yang Tulisan ini merupakan studi pustaka ada. tentang sebuah aturan yang belum Sedangkan untuk tahap selanjutnya tersistemkan dengan jelas. Metode dari penelitian ini, dapat mengambil yang digunakan dalam penelitian kasus yang terjadi sekarang ini, yaitu adalah wacana rumah-rumah tinggal yang ada di Hakekat suatu permukiman atau pemukiman metode (discourse analisis analysis). metode ini adalah mengutamakan tertentu. pengamatan kritis dan kepustakaan yang memadai. Metode ini tidak dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Metode ini merupakan suatu proses 108 Hasil Pembahasan Allah akal yang seharusnya dapat Standar Organisasi Ruang Rumah digunakan untuk memahami atur- Tinggal Islami an-aturan yang sudah digariskan-Nya alat dalam Al-Qur'an dan Hadits sebagai pengamanan bagi manusia, bukan pelengkapnya. Demikian yang terjadi sebagai benteng tetapi pelindung dalam yang organisasi ruang rumah Islami. Rumah tinggal harus adalah membuka diri dan proses mencari standar menyatu sebagai bagian dari ling- 1. Konsepsi menurut kebudayaan kungannya. Di dalam rumah dan masyarakat muslim lingkungannya manusia dibentuk dan berkembang menjadi manusia yang berkepribadian. Rumah juga membentuk ketenteraman hidup dan sebagai pusat kegiatan berbudaya (Siswono Yudohusodo, 1991). Langkah terbaik dalam proses mencari standar organisasi ruang rumah tinggal Islami adalah mencari jejak arsitekturalnya di jazirah Arab, tempat awal berkembangnya Islam. Dalam hal ini terdapat masalah Sedemikian luasnya batasan tentang bahwa budaya masyarakat dan iklim rumah di tinggal dan sedemikian wilayah tersebut memiliki beratnya tugas rumah tinggal untuk karakteristik tersendiri yang belum menjadikan penghuninya berbudaya. tentu dapat dijadikan standar secara Dalam umum. kaitannya dengan Disamping itu jejak menciptakan budaya tinggal sebagai arsitektural yang dimaksud tidak muslim yang kaffah maka rumah pemah tinggal Islami idealnya mempunyai meninggalkan standar-standar menciptakan sebuah rumah tinggal fisik yang dapat dijadikan acuan. Seperti tetapi tidak dikemukakan arsitekturalnya, sebelumnya bahwa Al-Qur'an dan tempat ibadah. Hadits sudah ada. tidak mengatur secara eksplisit standar organisasi ruang rumah Islami. Manusia dikaruniai Islam dasar meninggalkan kecuali hanya dalam jejak masjid/ Turunnya Al-Qur'an di jazirah Arab pada prinsipnya memperbaiki budaya 109 masyarakat wilayah tersebut untuk Dalam menuju pada kualitas terbaiknya disebutkan bahwa : “Wahai Nabi, sebagai khalifah di muka bumi. katakanlah Budaya anak anak perempuanmu dan istri- yang menjerumuskan QS.AI-Ahzab kepada : 59 istri-istrimu, masyarakat diharamkan untuk istri orang beriman”, “Hendaklah dilakukan, sedangkan yang mereka mengulurkan jilbabnya ke membawa pada kebaikan dianjurkan seluruh tubuh mereka”. “Yang de- bahkan diwajibkan. mikian itu supaya mereka lebih Diantara budaya dipelihara yang tetap budaya tidak diganggu." sebagai Dengan adanya hijab ini maka dijaga wanita terhalang dari penglihatan kesuciannya. laki-laki selain muhrimnya. Aplikasi adalah menempatkan manusia wanita yang kehormatan Budaya harus dan ini pada memunculkan Hijab/tabir akhirnya istilah dalam mudah dikenal, karena itu mereka hal budaya hijab dalam kedudukan hijab. menjaga kesucian dan kehormatan ini wanita, dalam budaya tinggal di mengandung pengertian tirai penutup dalam atau sesuatu yang memisahkan / AI-Ahzab: membatasi, baik berupa tembok, meminta sesuatu (keperluan) kepada bilik, korden, kain dan lain-lain mereka (istri- istri Nabi), maka (Mulhandy Ibn Haj dkk, 1992). mintalah dari belakang tabir. Cara Sedangkan hijab dalam kaitannya yang demikian itu lebih suci bagi dengan hatimu dan hati mereka." dengan pakaian adalah pengertian sejajar rumah diperkuat 53:"Apabila QS. kamu pemakaian Diceritakan dari `Uqbah bin Amir ra, kerudung atau jilbab yang hukumnya ia berkata bahwa Rasulullah pemah sunnat bersabda: bagi wanita mukminat. Dengan kata lain, penerapan hijab dalam pengertian adalah untuk kerudung/jilbab perlindungan dan kehormatan bagi wanita itu sendiri. "Hindarkanlah dirimu, jangan sampai kamu memasuki suatu rumah yang di dalamnya ada wanitanya, 110 lalu salah seorang dari sahabat kultur seperti itu. Karena budaya Anshar "Wahai hijab mengandung nilai positif bagi Rasulullah, bagaimana pendapatmu, kesucian dan kehormatan wanita bila di dalamnya itu ada ibu maka mertua?" sebagai bertanya: Beliau bersabda: "(Meskipun) ibu mertua itu mati" (HR. Mutta-faq'Alaih). Aturan-aturan tersebut anjuran menegaskannya yang sebaiknya dilaksanakan. Hijab dalam aplikasi arsitektural yang berangkat Al-Qur'an dianjurkan budaya yang tegas zona publik yang identik masyarakat Arab tentang persepsi dengan zona laki-laki (birun) dan publik dan privat. Masyarakat Arab zona privat untuk wanita (anderun). tidak memiliki konsep tentang zona Bentuk sederhana pemisahan zona privat laki-laki selain dari pada prinsipnya adalah pemisahan tubuhnya, mereka dengan wanita adalah bersikap ekstrim terhadap batasan dengan menggantungkan tabir atau publik Dalam kain hitam pada batas zona tersebut. dengan arsitektural, Rumah-rumah yang lebih miskin area dinyatakan tidak memisahkan ruang untuk tamu, sebagai zona publik maka setiap tetapi ruang untuk kepala keluarga orang berhak untuk ditempatkan dekat dan hubungannya apabila privat. suatu kannya secara memanfaatmaksimal sebagaimana ketentuannya. Misal, seseorang tidak berhak marah apabila dihadapkan pada kondisi bahwa orang lain berada terlalu dekat dengan tubuhnya padahal space cukup luas. dengan pintu masuk. Jika pada akhimya muncul budaya pemisahan area wanita sebagai satu group atau dikenal dengan nama harem/ harim, hal ini bukan merupakan hak istimewa bangsa Arab atau peradaban muslim. Dapat kita bayangkan apabila hijab Pemisahan tersebut terjadi karena bagi diberlakukan gaya hidup, muncul ketika suku-suku dalam masyarakat yang memiliki Arab mulai tinggal di pusat-pusat wanita tidak 111 kota, terjadi kira-kira 150 tahun pada Tabel 1 (lihat lampiran). setelah Sedangkan dalam aplikasi fisiknya Rasulullah wafat (Mona AlMunajjed, 1997). Zein 2. Konsepsi menurut beberapa teori mengacu pada pembagian ruang versi Barat oleh Woods Kennedy (lihat Tabel 2 lampiran). Di bawah ini merupakan intisari beberapa teori yang berkaitan dengan rumah Moedjijono tinggal dikemukakan Islami oleh yang beberapa peneliti/penulis yang intens pada masalah tersebut. Pada Tabel 1 disebutkan bahwa konsepsi terbagi sebuah rumah menjadi Islami Konsepsi Non Fisik/Abstrak yang diaplikasikan pada Perwujudan Fisik. Konsepsi non fisik/abstrak memberikan a). Zein Moedjijono tekanan pada hablum minallah yang Zein Moedjijono dalam makalahnya diwujudkan dalam bentuk rumah yang dimuat di Bunga Rampai yang mendukung aktifitas beribadah Arsitektur ITS (Josef Priyotomo dkk, penghuninya, 1997) mendefinisikan bahwa rumah ruang-ruang yang mem-perhatikan Islami adalah berlandaskan pada tata arah nilai/ tata laku masyarakat muslim ornamentasi yang mengacu pada Al-Qur'an dan aturan agama, berpenampilan bersih Hadits. Dengan demikian konsepsi (tidak kumuh atau rusuh). rumah Islami (rumah muslim) ber- Konsep landaskan pada ajaran Islam hablum diwujudkan minallah, hablum minan-nas wa ruang untuk tamu, ruang untuk hablum kegiatan bersama, ruang bersifat privasi, baik minal'alamien, mengandung arti yang keserasian/ misal kiblat, perencanaan ada yang mushola, mengindahkan hablum minannas dalam ketersediaan yang untuk keselarasan hubungan secara Islami anak-anak dengan jenis kelamin antara manusia dengan Allah, de- yang berbeda maupun untuk orang ngan sesamanya dan dengan alam tua. Sebagai catatan bahwa tamu lingkungannya. Hal ini dapat dilihat 112 memiliki kedudukan yang istimewa organisasi ruang-ruang yang terbagi dalam setiap rumah tangga Islami atas ruang publik, semi publik, privat berkaitan dengan hablum minannas, dan operatif. Dengan kata lain, sebagaimana dikuatkan oleh Hadits pembagian zona sebagai berikut. untuk Abu Syuraih(Chuwailid) bin Amru Alchuza'i r.a berkata : Saya mendengar Rasulullah bersabda : "Sia-pa yang percaya kepada Allah dan hari menghormati kemudian, harus tamunya bagian tersebut mendukung adalah privasi masing-masing pelaku kegiatannya tanpa meninggalkan keakraban yang harus tetap terjalin dalam sebuah rumah tinggal, baik antar anggota keluarga maupun dengan lingkungannya. istimewanya. Sahabat bertanya : Meskipun terdiri dari 4 (empat) zona Apakah keistimewaannya ? Jawab tetapi pada prinsipnya terdapat satu Nabi : yaitu bagiannya pada hari pembagian yang jelas antara ruang dan malam pertama. Dan hormat untuk tamu dan ruang-ruang untuk tamu itu sampai tiga hari kemudian keluarga. Ruang tamu dipisahkan selebih-nya dari ruang-ruang untuk keluarga, dari itu, maka itu sedekah." (HR.-Buchary, Muslim) Sedangkan konsep hablum minal'alamien diwujudkan pada pemanfaatan lingkungan alam sekitar dengan maksimal, misalnya pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan lingkungan sekitar sebagai wujud rasa syukur kita kepadaNya yang telah menyediakannya untuk ummatNya. sedangkan ruang tidur untuk tamu disatukan zonanya dengan ruang privat keluarga. b). Cahyadi Takariawan Cahyadi Takariawan dalam bukunya yang Rumah berjudul Tangga "Pernik- pernik Islami" (1997), memberikan patokan dasar rumah tinggal Islami dalam pengertian secara non fisik/ abstrak maupun Pada Tabel 2 (lihat lampiran), dalam perwujudan fisik. Non fisik sebuah (abstrak) adalah dalam kaitannya rumah Islami memiliki 113 dengan standar perilaku menurut Ruang publik diperuntukkan bagi Islam. Sedangkan perwujudan fisik ruang laki-laki (birun), sedangkan merupakan yang ruang privat adalah untuk ruang diharapkan dapat mengakomodasi wanita (anderun). Dalam masyarakat kebutuhan non fisik. Islam, wanita memiliki kedudukan refleksi wadah Konsepsi Cahyadi Takariawan dapat dilihat pada Tabel 3 (lihat lampiran). Konsepsi tersebut tidak memberikan penjelasan detil ten-tang pembagian zona, tetapi lang-sung mengaplikasinya pada wujud yang diidealkan. Pada prinsipnya perwujudan rumah tinggal Islami yang dikonsepkan adalah yang memegang prinsip hijab. bukunya yang berjudul Vernacular Architecture The House and Society (1989), disebutkan bahwa berdasar budaya masyarakat Arab yang membedakan dengan tegas kehidupan pribadi dan sosial maka pembagian ruang dalam rumah tinggal Islami terbagi atas kepentingan publik dan privat. Hal ini berbeda dengan pembagian ruang gaya Eropa yang aktivitas-aktivitas terbagi khusus atas seperti ruang tidur atau ruang makan dan lain-lain. laki-laki yang bukan mahram-nya. Oleh karena itu wanita ditempatkan pada ruang yang disebut harim, haram atau harem, hal ini mengacu pada pengertian sacred area (tempat / area suci). Di harem, ruang dalam tidak difungsikan spesifik, ruangruang dapat digunakan untuk banyak keperluan seperti makan, tidur, berekreasi dan untuk tugas- tugas c). Guy T.Petherbridge Dalam terhormat untuk tidak terlihat oleh domestik. Rumah yang memiliki court-yard adalah yang paling ideal untuk konsep pembagian yang tegas kehidupan sosial dan pribadi. Bagian depan rumah terlihat jelas tetapi interior courtyard tetap merupakan tempat keluarga melakukan tugas dan pekerjaannya dengan leluasa yang terlindungi dari angin, debu, matahari dan terutama terlindungi dari pandangan laki-laki bukan mahram yang berada di luar rumah tersebut. 114 Berkaitan dengan jalan masuk ke pusat wanita bergaul. Pintu yang dalam rumah, maka rumah tinggal digunakan untuk serambi dan ke Islami membedakan jalan masuk dapur juga dibedakan. untuk wanita dengan yang lainnya. d). Mohamad Tajuddin Mohammad Simpulan : Dari Tajuddin, seorang teori-teori dikemukakan yang sebelumnya, sudah pada profesor di University Teknologi prinsipnya hal utama yang menjadi Malaysia yang ahli dalam teori dan patokan sejarah rumah tinggal Islami adalah : arsitektur Islam, dalam http://www.tajuddin.cjb.net perancangan organisasi 1. Privasi yang mengacu pada menyebutkan bahwa rumah tinggal prinsip hijab. Perbedaan kultur Islami adalah rumah yang dapat antara masyarakat di jazirah Arab berfungsi sebagai masjid, sebagai sebagai wilayah munculnya kultur tempat hijab (yang kemudian dikuatkan melayani masyarakat, tempat menampung manusia dari perkawinan (tempat sebelum siklus sejak hingga mayat tamu dan yang dapat Al-Qur'an) dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang relatif kelahiran, lebih fleksibel, maka aplikasi ke-matian hijab dalam organisasi rumah disemayamkan dikuburkan). oleh Sedangkan aspek perancangannya yang utama tinggal Islami yang universal adalah : ●terlindunginya kegiatan yang adalah privasi, hal ini berkaitan dilakukan oleh para anggota dengan keluarga dari pandangan umum, prinsip hijab yang membedakan ruang untuk laki-laki dan wanita. bersama Dalam rumah Melayu tradisional, ruang laki-laki adalah di serambi atau anjung ●tersedianya ruang untuk kegiatan rumah. Sedangkan dan ruang untuk kegiatan yang bersifat privasi untuk masing-masing jenis kelamin, rumah ibu dan rumah dapur menjadi 115 ●tersedianya ruang untuk tamu perlu diutamakan. Dengan adanya yang bukan mahram sebagai ruang bentuk aplikasi perbedaan fungsi seluruh anggota keluarga untuk yang tegas antara ruang yang berkumpul dan saling nasehat digunakan untuk umum (tamu) menasehati dalam kebaikan. dengan ruang untuk keluarga rumah harus dipikirkan tinggal Islami memungkinkan 4. Ragam Hias. Pemanfaatan ragam 2. Orientasi kiblat. Hal utama lain yang tersebut hias yang dipajang di rumah dalam tinggal adalah merupakan sebaiknya bukan gambar makhluk orientasi kiblat pada ruang-ruang hidup, tertentu. Orientasi kiblat disini binatang, karena setan sangat mengandung untuk menyenangi media ini sebagai menghormati kiblat sebagai arah rumahnya. Hal ini diperkuat oleh sholat ummat Islam, sehingga Hadits sebagai berikut : ruang untuk Ibn „Abbas r.a berkata : Rasulul- sebaiknya lah s.a.w. bersabda: “Mereka arti yang sholat digunakan jama'ah baik manusia memudahkan penghuninya untuk yang menghadap disiksa pada hari kiamat dan kiblat; posisi wc membuat maupun gambar akan sebaiknya tidak menghadap atau diperintah-kan membelakangi kiblat; ruang tidur menghidupkan apa yang kamu apabila sekaligus digunakan untuk buat ruang sholat sebaiknya penataan Muslim). perabotnya penghuni memudahkan untuk menghadap kiblat. ruang (HR. Buchary, lingkungan. Hal-hal yang berkaitan dengan sekitar, lingkungan alam sebaiknya juga Allah sudah cukup diperhatikan. sholat menyediakan pencahayaan dan jama'ah, mengaji dan kumpul penghawaan yang cukup untuk keluarga juga merupakan hal yang ummat-Nya, menampung yang " Pemanfaatan pemanfaatan 3. Mushola. Keberadaan mushola atau 5. itu. supaya kegiatan seyogyanya kita 116 mampu pada mengaplikasikan-nya hunian. perwujudan Selain rasa sebagai syukur atas rumah dari pandangan umum atau tamu yang datang, ruang-ruang yang dibedakan atas ruang karuniaNya, pada dasarya segala bersama dan ruang-ruang pribadi sesuatu yang sifatnya alami akan serta ruang-ruang yang dibedakan lebih menyehatkan daripada yang untuk imitasi. kelamin. 6. Pada prinsipnya rumah tinggal masing-masing sebuah jenis Bagaimana keluarga dengan yang hanya Islami adalah rumah yang dapat memiliki rumah kecil ? mengakomodasi kebutuhan Dengan luas rumah tinggal yang aktivitas penghuni baik dalam sangat terbatas, apakah mungkin beribadah, mengaplikasikan organisasi ruang berinteraksi sesama anggota keluarga dan interaksi yang dengan masyarakat menurut adab diperhatikan, untuk mengatasinya yang telah diatur dalam Al-Qur'an hal-hal dan Hadits, sehingga dapat meraih adalah: kemuliaan ●penerapan hijab dari pandangan akhlak sebagai Islami? Yang yang dapat perlu dilakukan tanggungjawab manusia selaku umum khalifah di muka bumi. menerima tamu laki-laki yang Rekomendasi : atau tamu, sehingga bukan mahram dapat dilakukan di teras 1. Keterbatasan ruang dan lahan. Teori-teori yang telah ●penempatan pintu keluar danmasuk yang dikemukakan sebelumnya dapat penghuni (terutama memberikan persepsi pada kita dapat nyaman keluar dan masuk bahwa ke idealnya rumah tinggal memiliki area Islami yang dalam memenuhi tepat rumah agar wanita) untuk kepentingannya cukup bahkan luas. Hal ini dilihat sekalipun dari prinsip hijab yang antara lain laki-laki yang bukan mahramnya : menjaga kegiatan sedang ada tamu penghuni 117 ●ruang-ruang yang harus terjaga privasinya adalah ruang tidur untuk orang perempuan tua, dan anak pembantu perempuan (apabila ada). ●penciptaan ruang multi fungsi untuk kegiatan bersama akan sangat membantu keterbatasan misal luas ruang mengatasi yang makan, ada, ruang 3. Salim Bahreisy, 1986. Tarjamah Riadhus Shalihin. PT. Alma'arif, Bandung. 4. Mulhandy Ibn Haj, dkk, 1992. Enam Puluh Satu Tanya Jawab tentang Jilbab. Espe Press, Bandung. 5. Zein Moedjijono, 1998. “Laporan Penelitian Konsepsi Arsitektur Rumah Muslim”. FTSP–ITS, Surabaya. 6. Moh.Tajuddin. http//www.tajuddin.cjb.net 7. Guy T. Petherbridge, 1989. Vernacular Architecture The House and society. Thames and Hudson, London. keluarga dan dapur bergabung menjadi satu; penciptaan ruang multi fungsi ini dapat didukung dengan penciptaan perabot multi fungsi pula. 2. Ragam hias. Ragam hias atau gambar-gambar yang dapat kaligrafi berupa gambar dipajang pemandangan atau alam. Selain itu, penampilan rumah dan ruang-ruang yang selalu terjaga kebersihannya juga tidak dapat diabaikan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. *** DAFTAR PUSTAKA : 1. Al-Qur'anul Kariem 8. Josef Prijotomo, dan Mas Santosa, 1997. Bunga Rampai Arsitektur ITS. FTSP-ITS, Surabaya. 9. Sri Puji Astuti, 2002. Tesis : “Rumah Tinggal Etnis Keturunan Arab di Pekalongan”, Magister Teknik Arsitektur –Undip, Semarang. 10.Cahyadi Takariawan, 1997. Pernak-Pernik Rumah Tangga Islami. Intermedia, Solo. 11.Siswono Yudohusodo, 1991. Rumah Untuk Seluruh Rakyat. Yayasan Padamu Negeri, Jakarta. 2. Mona AlMunajjed, 1997. Woman in Saudi Arabia Today. Mac Millan Press Ltd, London. 118