Gametogenesis

advertisement
Gametogenesis
A.
Spermatogenesis

Spermatogenesis
- Spermatositogenesis
- Spermiogenesis

Pengendalian spermatogenesis
- Hormonal
- Feed Back Machanism
SPERMATOGENESIS
-
-
Proliferasi
Tumbuh
Spermatositogenesis
Mature
Trasnformasi
=
Spermiogenesis
Metamorfosa
Spermatogonium Spermatid : Spermatositogenesis
Spermatid  Spermatozoa
: Spermiogenesis
- aparatus golgi  Akrosom
- inti
 kepala spermatozoa
- sentriol
 ekor spermatozoa
- plasma membran selubung tubuh
- mitokondria
 berkumpul di ekor
Spermatogonium
- dekat lamina basalis, besar bervariasi
- inti bulat lonjong, + butir-butir kromatin
- nukleoli dekat selaput inti
- sitoplasma granuler, < jelas
- HE = inti bulat, biru (kadang-kadang mitosis)
Spermatosit Primer
- Produk akhir spermatogonium B
- inti paling besar, sentral
- interfase = (+) butir-butir kromatin halus
dan rata
Spermatosit Sekunder
- produk meiosis I
- sel tampak bulat ~ spermatogonium
- inti bulat, sentral
- interfase = Inti seperti Spermatosit primer
dengan spermatid muda
Spermatid
- produk meiosis II
- hampir berbatasan dengan lumen tubulus seminiferus
- inti eksentris, lonjong
- berkelompok 4 – 8
- daerah golgi dekat inti, berbatas tidak jelas
- mitokondria (butir-butir >>) dalam membran sitoplasma
Spermatozoa
Tubulus seminiferus  berkala  dewasa kelamin
- mamalia = 50 – 60 
- kepala
leher
ekor = - pangkal
- tengah
- ujung



Pergerakan =
ekor
dan
kepala
terpisah
fibril-fibril luar kepala
kontraktil
fibril-fibril halus kepala
impuls ritmik
Kecepatan pergerakan
spermatozoa
tergantung lingkungan,
suhu 37oC = 100  / det
Sel Sertoli
- sel penyokong, sel sustentakular, nurse sel
- relatif sedikit, sepanjang Tubulus seminiferus.
- sel-sel tinggi dengan dasar lamina basalis
- bentuk tidak teratur, kompleks = kepala spermatozoa
- cekungan sitoplasma
- inti pucat, lonjong
- anak inti = jelas sentral = asidofil
tepi
= basofil
Sel Leydig
- interstitial sel
- berkelompok pada  Tubulus seminiferus.
- sel besar, sitoplasma bervakuola (>> lipid)
- inti = + butir-butir kromatin kasar (2)
- retikulum endoplasma agranuler
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
SPERMATOGENESIS
•Hormonal
- Hipotalamus
- Hipofisa
- Testis
•Obat-obatan
•Bahan kimia
•Lingkungan
•Sinar rontgen
- Temperatur
•Trauma mekanis
- Dataran Tinggi •Penyakit
B. OOGENESIS
Proses pembentukan sel telur / ovum
Ovarium : - eksokrin
- endokrin
Histologis
- medula = pembuluh darah, pembuluh limfe dan jar.
Fibroblast
- korteks = T. albugenia, epitel germinatif, Folikel
primer  fol. De Graaf, korpus luteum, fol. Atresia
dan pembuluh darah
-
Folikel berasal dari epitel germinatif (epitel benih)
Perkembangan folikel = volume, jumlah lap. sel
granulosa, anthrum folikel
Dibedakan perkembangan folikel dengan oogenesis
FOLIKEL PRIMER (UNILAMINAR)
- Terdiri dari oosit I, dikelilingi epitel pipih / kubis
sel folikel
- Diameter 20 – 40 m
- Terletak di bawah T. Albugenia
- Oosit dikelilingi oleh selapis epitel pipih  folikel primordia
- Merata pada korteks = ruminansia dan babi
berkelompok pada korteks = karnivora
FOLIKEL SEKUNDER (MULTILAMINAR / TUMBUH)
- Sel-sel fol. Membelah  > 1 lap. sel folikel
- Diameter folikel 120 m dan oosit 80 m (Sapi).
- Terbentuk sel-sel granulosa, (-) antrum folikel
- Terbentuk Zona pellusida (glikoprotein) : diameter 3 – 5 m
mengitari membran plasma oosit
FOLIKEL TERSIER (fol. antrum fol. deGraaf)
- (+) rongga berisi cairan  liquor folikuli
>> estrogen & inhibin
- Oosit I berdiameter 150 – 300 m
(tergantung spesies)
FOLIKEL ATRESIA
- % oosit yang diovulasikan << 
>> folikel tak berkembang  atresia
- Terjadi fol. I & II (sp) didahului oleh
regresi ovum lalu dinding folikel (rusak)
- Fol. III  sebaliknya
KORPUS LUTEUM
- setelah ovulasi (stigma)  sisa folikel bercampur darah
dalam antrum  K. Hemoragikum (rubrum)
kd & bb >> kuat dari karnivora & ruminansia kecil
- sel-sel granulosa  sel lutein besar
sel-sel theka
 sel lutein kecil
- Luteinisasi = proses sel granulosa dan teka mengalami
transformasi menjadi sel lutein
(-) K. L. spurium / ovulasinum
korpus albikans (jar. ikat)
(+) K. L. gravidatum
- K. L. Persisten :
* endometritis
* pyometra
 PGF 2 
* mumifikasi & maceratio fetus
Progesteron   anestrus ( 6 – 8 bulan )
SIKLUS BIRAHI
-
Merupakan gabungan fungsi fisiologis alat kelamin
betina pada satu masa birahi dan berakhir pada saat
birahi berikutnya
-
Faktor :
Temperatur
Musim
Sinar matahari
Umur
Penyakit
Makanan
Genetik
Hormonal
-
Perubahan fisiologis (hormon ovarium)
* tingkah laku
* lap. endo / miometrium
* fol. ovarium
* epitel vagina (struktur dan bentuk epitel) penentuan
fase  histologis  fungsi ovarium
-
Berdasarkan gejala klinis &perubahan-perubahan
yang terjadi pada alat kelamin betina :
(1) Proestrus
- persiapan datangnya masa birahi
- vaskularisasi 
- Korpus Luteum Degenerasi
- perkembangan folikel  fol. deGraaf (FSH)
- (+) sel epitel berinti (tunggal / lapis)
(2) Estrus
- periode birahi (estrogen)  kopulasi
- aktivitas tuba & cairan uterus TT
- mukosa vagina bermitosis(+) sel-sel
kornifikasi (sel epitel mengalami penandukan
(-) inti)
(1) dan (2) Fase Folikular
(3) Metestrus
- fase setelah estrus berakhir
- (+) K. L.  P 4 
- uterus  implan
- sumbat air mani (vaginal plug)
- sel kornifikasi  , >> sel leukosit
(4) Diestrus
- fase terpanjang dari Siklus Birahi
Progesteron >>
- servik menutup
- uterus relaksasi
- akhir diestrus  K.L. regresi
 FSH (pertumbuhan folikel)
- >> sel leukosit
Download