6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Meski saat ini tingkat ekstraksi sumberdaya ikan masih di bawah level optimal, namun terdapat kecenderungan menuju ke arah eksplotasi yang berlebih. Belajar dari kesalahan pengelolaan sumberdaya di Easter Island, kondisi ini perlu mendapat perhatian serius, untuk mencegah dan mengurangi laju degradasi dan depresiasi sumberdaya tersebut. Hubungan antara effort dan biomass sepanjang waktu menghasilkan trajektori yang membentuk pola dump occilation. Pada awal periode, ketika tingkat effort masih rendah level biomass relatif tinggi. Ketika kemudian effort mengalami peningkatan biomass mengalami penurunan sampai kemudian mencapai steady state pada t > 90. Dari analisis phase plane antara effort dan biomass memiliki keseimbangan stable focus, keseimbangan sistem akan dicapai melalui penyesuaian antara effort dan biomass. Peningkatan biomass hanya bisa dicapai jika effort dikurangi, apabila tingkat effort yang ada melebihi kapasitas optimum akan mengakibatkan keseimbangan dicapai dalam kurun waktu yang relatif lama. Dilihat dari perspektif model CD-TRAM, pengelolaan sumberdaya ikan bisa mengikuti trajektori konvensional yakni untuk rezim pengelolaan memperlihatkan bahwa biomass tertinggi terdapat pada kondisi maximum economic yield (MEY), dan terendah pada kondisi open acces. Kondisi MEY menghasilkan input (effort) yang jauh lebih kecil dari solusi open acces serta maximum sustainable yield (MSY). Solusi MEY juga menghasilkan rente ekonomi yang paling tinggi dibandingkan dua rezim pengelolaan yang lain. Model CD-TRAM menunjukkan bahwa ekosistem mangrove memiliki kontribusi sebesar 44.18% terhadap produksi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis, meski relatif kecil, kontribusi ini cukup signifikan dilihat dari kendala sumberdaya pulau-pulau kecil. 128 Kondisi pulau-pulau kecil yang memiliki kendala yang berbeda menghasilkan pola stabilitas yang berbeda untuk upaya dan mangrove. Dari analisis stability kurva effort dan biomass membentuk pola convergen, hal ini menunjukkan bahwa data effort bersifat stabil. Hal yang berbeda ditunjukkan oleh data luasan mangrove, menunjukkan pola yang berbentuk exploiding oscillation menunjukkan bahwa data bersifat tidak stabil. Nilai total benefit yang mengindikasikan secara keseluruhan dampak kesejahteraan dari sumberdaya ikan, diperoleh nilai rata-rata total benefitnya sebesar Rp 31.9 milyar/tahun. Untuk pengelolaan sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis, beberapa upaya pengelolaan input dapat dijadikan alternatif pengelolaan, seperti penggunaan alat tangkap yang lebih selektif dan ramah lingkungan, pengaturan waktu penangkapan, ukuran ikan yang boleh ditangkap serta pengelolaan terhadap kawasan mangrove. 6.2 Saran Mengingat kendala pulau-pulau kecil yang relatif banyak dan kompleks perlu dikaji lebih dalam kendala-kendala tersebut seperti isolation, smallness dan vulnerability ke dalam model Untuk mencegah terjadinya “Sindrom Easter Island” maka hasil kajian pengelolaan sumberdaya ikan yang optimal dalam studi ini perlu diimplementasikan melalui penyesuaian-penyesuaian kondisi sosial, ekonomi dan institusi yang fleksibel. Untuk mendapatkan model integrasi antara ekosistem mangrove dan sumberdaya perikanan yang lebih baik di masa yang akan datang diperlukan data produktivitas dari ekosistem mangrove. Hal ini penting mengingat luasan suatu kawasan mangrove memiliki tingkat produktivitas yang berbeda-beda. 129 Untuk mendapatkan model yang lebih baik, perlu penelitian lebih lanjut dalam pengembangan model di masa mendatang, kajian terhadap interaksi sumberdaya perikanan dengan ekosistem-ekosistem pesisir yang lain tentunya akan lebih menambah kesempurnaan model penelitian ini.