I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prevalensi penyakit gigi dan mulut penduduk Indonesia masih tinggi (60%). Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi (Depkes RI, 2004). Salah satu penyebab terjadinya penyakit gigi dan mulut adalah plak. Menurut Rose dkk (2004) plak merupakan kumpulan mikroorganisme yang komplek yang terdapat pada permukaan gigi di dalam mulut. Pada dasarnya plak terbagi menjadi dua, yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva adalah plak yang bisa dideteksi secara klinis hanya setelah mencapai ketebalan yang bisa dilihat dengan menggunakan disclossing solution, sedangkan plak subgingiva adalah plak yang tipis, terdapat di dalam sulkus gingiva atau poket periodontal, sehingga tidak dapat dideteksi dengan observasi langsung (Reddy, 2008). Menurut Wilkins dan McCullough (1968), permukaan yang paling banyak plak adalah bagian facial (1/3servikal), proksimal, lingual (molar mandibula), bukal (molar maksila). Upaya untuk menghilangkan plak gigi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kimiawi dan secara mekanis (Marya, 2011). Salah satu cara untuk mengurangi pertumbuhan plak yang dilakukan secara mekanis adalah dengan menggunakan sikat gigi. Efektivitas menyikat gigi sendiri tergantung beberapa hal yaitu, bentuk sikat gigi, cara menyikat gigi, frekuensi dan lama menyikat gigi (Sriyono, 2009). 1 2 Menurut Ircham (1980) dianjurkan untuk membiasakan menyikat gigi di depan cermin. Dalam kenyataan sehari-hari kebanyakan masyarakat tidak menyikat gigi di depan cermin. Grant dkk., (1988) menyatakan bahwa menyikat gigi sebaiknya dilakukan di depan cermin dengan penerangan yang baik sehingga anak dapat melihat pergerakan bulu sikat gigi. Menurut Rochat dan Zahavi (2010), cermin merupakan suatu benda yang dapat merefleksikan sesuatu di lingkungan. Secara psikologis cermin mempunyai peranan utama karena dapat memberi gambar diri kita. Cermin secara khusus memberi pengaruh pada tingkat persepsi dan afektif. Dalam proses perkembangannya reaksi ketakutan dan rasa malu menurun pada anak dengan melihat gambar dirinya sendiri. Dengan menyikat gigi di depan cermin anak akan terlatih secara psikomotor. Menurut Suharsimi (2002) kata “psikomorik” berhubungan dengan kata “motor”, sensory motor atau perceptual motor. Hal ini berhubugan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh dan bagian-bagiannya. Kemampuan psikomorik adalah kemampuan yang menyangkut penguasaan tubuh dan gerak. Penguasaan kemampuan ini meliputi gerakan anggota tubuh yang memerlukan koordinasi otot yang sederhana dan bersifat kasar menuju gerakan yang menurut koordinasi otot yang lebih kompleks dan bersifat lancar (Chalidjah, 1994). Perceptual abilities (kemampuan-kemampuan persepsi) merupakan salah satu tahapan dalam psikomotor yang merupakan kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan. Salah satu gerakan pada tahap ini yaitu coordinated activities yaitu koordinasi antara mata dengan tangan dan mata dengan kaki (Suharsimi, 2002). Pada saat anak melihat cermin maka terdapat peran syaraf 3 motorik yang menyebabkan secara otomatis tangan bergerak. Dengan pemberian disclosing solution maka akan terlihat bagian permukaan gigi yang terdapat plak, sehingga anak akan sebisa mungkin membersihkan bagian tersebut. Anak usia 8 - 9 tahun adalah anak yang sudah mulai memperhatikan ciriciri dari macam-macam benda. Fantasi anak mulai berkurang dan diganti dengan pemikiran yang lebih rasional (Kartono, 1995). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, timbul permasalahan berikut: Bagaimana pengaruh menyikat gigi di depan cermin dalam penurunan skor plak supragingiva pada anak usia 8-9 tahun? C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pengaruh menyikat gigi di depan cermin dalam penurunan skor plak supragingiva pada anak usia 8-9 tahun belum pernah dilakukan di dalam maupun luar lingkungan FKG UGM. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh menyikat gigi di depan cermin dalam penurunan skor plak supragingiva pada anak usia 8-9 tahun. 4 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini untuk : 1. Ilmu pengetahuan Sebagai informasi tentang pengaruh menyikat gigi di depan cermin dalam penurunan skor plak supragingiva pada anak usia 8-9 tahun. 2. Masyarakat a. Membantu para penyuluh dengan memberikan solusi metode yang efektif untuk memberi edukasi menyikat gigi terhadap penurunan plak. b. Memotivasi anak untuk rajin menyikat gigi di depan cermin