BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Pemasaran 1.1 Pengertian Pemasaran Asosiasi Pemasaran Amerika menawarkan definisi formal berikut: Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya (Kotler & Keller (2009)). Kotler & Keller (2009) melihat manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menjaga, dan menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Definisi sosialnya adalah pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. 13 1.2.1 Konsep Pemasaran Menurut Fendy Tjiptono (2005), dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Jasa, konsep produksi itu dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut: a) Konsep Produksi: Pemasaran yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi/operasi (internal). b) Konsep Produk: Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior. c) Konsep Penjualan: Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu, dibujuk) agar penjual dapat meningkat. d) Konsep Pemasaran: Berbeda dengan tiga konsep terdahulu yang berorientasi pada lingkungan internal, konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal), dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. e) Konsep Pemasaran Sosial: Pemasaran yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia membeli produk-produk 14 yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan sosial konsumen. Pemasaran merupakan salah satu aktifitas yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. Pemasaran digunakan dalam kegiatan pertukaran dan perdagangan. Pemasaran yang baik sangat berpengaruh terhadap kesuksesan bisnis untuk meningkatan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. 1.3.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Philip Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah sebagai berikut: “Seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.” Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana suatu perusahaan atau organisasi memilih pasar sasaran yang sesuai, yang dapat mendukung terciptanya tujuan perusahaan dan menjalin hubungan yang baik dengan pasar sasaran tersebut. 15 1.4.1 Pengertian Bauran Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Hurriyati (2010) menyatakan bahwa definisi bauran pemasaran ialah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Didalam bahasa Inggrisnya ialah “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objective in the target market ”. Menurut Zeithalm and Bitner (2010) menyatakan bahwa konsep bauran pemasaran tradisional (tradisional marketing mix) terdiri dari 4P, yaitu : produk (product), harga (price), tempat/lokasi (place) dan promosi (promotion). Sementara itu, untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas (expanded marketing mix for service) dengan penambahan unsur non-tradisional marketing mix, yaitu : orang (people), fasilitas fisik (physical evidence) dan proses (process), sehingga menjadi tujuh unsur. Masing-masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama lainnya dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya. 16 1.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Kotler (2007) bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi,membeli, menggunakan dan memposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena meliputi seluruh individu dari berbagai unsur latar belakang, budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, berdasarkan definisiyang telah disebutkan makan dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan,tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. 2. Kualitas Produk 2.1 Pengertian Kualitas Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan, dalam arti luas, produk mencakup apa saja yang bisa dipasarkan, termasuk benda-benda fisik, jasa manusia, tempat, organisasi, dan ide atau gagasan (Sudaryono 2014). Menurut Kotller dan Amstrong (2008) kualitas produk menurut perkumpulan Amerika untuk kualitas (The American Society for Quality) 17 mendifinisikan kualitas sebagai karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat/diimplikasikan. Menurut Kotler dan Keller (2008), produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya (Tjiptono, 2008). Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka produk didefinisikan sebagai kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono:2012:511). Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksud dalam untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:283) kualitas produk merupakan sebuah kemampuannya untuk memperagakan fungsinya. 18 Hal ini termasuk keseluruhan durability, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoprasian dan atribut produk lainnya. Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. 1.2 Dimensi Kualitas Produk Menurut David garvin yang dikutip Gasperz dalam buku Umar (2005) untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat melalui 8 (delapan) dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini: 1. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. 2. Features,yaitu aspek performasi yang beguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan produk dan pengembangannya. 3. Conformance,hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan. 4. Reliability,hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. 19 5. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. 6. Servicability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang. 7. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual. 8. Fit and finish,sifat subyektif berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas. Berdasarkan pendapat diatas dapat dimaksudkan bahwa seberapa besar kualitas yang diberikan yang berhubungan dengan produk barang beserta faktor pendukungnya memenuhi harapan penggunanya. Dapat diartikan bahwa semakin memenuhi harapan konsumen , produk tersebut semakin berkualitas. 3. Persepsi Harga 3.1 Definisi Persepsi Harga Persepsi juga mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti, persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. 20 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi pelanggan adalah harga, citra, tahap pelayanan, dan situasi pelayanan. Persepsi perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk persepsi produk tersebut berkualitas. Sementara itu, harga rendah dapat membentuk persepsi pembeli tidak percaya pada penjual karena meragukan kualitas produk atau pelayanannya. Persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka. Satu pendekatan untuk memahami persepsi harga adalah pemrosesan informasi yang dilakukan oleh Jacoby dan Olson dalam Sunyoto (2013). Bagi pelanggan harga merupakan hal yang penting karena mampu membuat pelanggan dari pasar industri memperoleh keuntungan. Biong dalam Bachriansyah (2010) mengutarakan bahwa produk yang mampu memberikan keuntungan, harga jual yang kompetitif dan skema pembayaran yang lunak akan memungkinkan pengguna memperoleh margin keuntungan yang lebih tinggi. Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Ketika memilih diantara merek-merek yang ada, konsumen akan mengevaluasi harga secara absolut tetapi dengan membandingkan beberapa standar harga sebagai referensi untuk melakukan pembelian. Pengertian harga menurut Swastha dalam Rahman (2013) “Sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapat sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Menurut definisi diatas, kebijakan mengenai harga 21 sifatnya hanya sementara, berarti produsen harus mengikuti perkembangan harga di pasar dan harus mengetahui posisi perusahaan dalam situasi pasar secara keseluruhan. Harga merupakan salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga manajer perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam mempengaruhi sikap konsumen. Harga sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi tiap konsumen, tergantung karakteristik konsumen, situasi dan produk (Munir dalam Rahman, 2013). Dengan kata lain, pada tingkat harga tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari produk yang telah dibelinya. Perceived price yaitu sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk (Zeithmal dalam Bachriansyah, 2010). Seringkali beberapa konsumen mengetahui secara tepat harga suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya mampu memperkirakan harga berdasarkan pembelian masa lampau. Sementara itu Sweeney, Soutar dan Johnson (2001) menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti kualitas, tanggapan emosi, harga dan status sosial merupakan dimensi dari perceivedvalue. Kualitas dilihat dari beberapa aspek produk tersebut dibuat, sedangkan tanggapan emosi lebih berkaitan perasaan konsumen setelah membeli suatu produk. Dalam membeli suatu produk konsumen tidak hanya mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya (Sweeney dalam Bachriansyah, 2010). 22 3.2 Dimensi Persepsi harga Menurut Dharmesta dan Handoko (2012:155) mengemukakan harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan. Dinawan (2010:36) menyatakan persepsi harga terlihat dari : 1. Perbandingan harga dengan produk lain, yaitu bagaimana perbandingan harga produk dengan produk pesaingnya. 2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk yaitu apakah harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan. 3. Keterjangkauan harga, yaitu adalah keterjangkauan harga yang di tawarkan. Berdasarkan teori tersebut disimpulkan persepsi harga untuk tiap individu adalah relatif dengan demikian adanya penentuan harga sesuai dengan produk dapat menjadi acuan yang tepat bagi para konsumen dan pihak pemasar dalam melakukan keputusan pembelian. Dapat disimpulkan bahwa persepsi harga merupakankecenderungan konsumen untuk menggunakan harga dalam memberi penilaian tentang kesesuaian manfaat produk. Pada dasarnya konsumen dalam menilai harga suatu produk tidak tergantung hanya dari nulai nominal saja namun dari persepsi mereka pada harga. Penilaian terhadap harga pada suatu manfaat produk dikatakan mahal, murah, sedang dari masing-masing individu 23 tidaklah sama karena tergantung dari persepsi individu yang dilatarbelakangi oleh lingkungan dan kondisi individu itu sendiri. 3.3 Strategi Penetapan Harga Menurut Gitosudarmo dalam Sunyoto (2013) ada dua strategi penetapan harga, yaitu: 1. Strategi harga bagi produk baru Dalam pemasaran penetapan harga tinggi produk baru disebut marketing skimming pricing, sedangkan penetapan harga rendah (murah) pada produk baru disebut market penetration pricing. 2. Strategi harga bauran produk Pada inti strategi penetapan harga untuk bauran produk adalah kebersamaa diantara harga-harga produk secara keseluruhan. Karena penetapan harga untuk bauran produk harus mempertimbangkan masalah biaya produksi dan pasar, di mana biaya produksi dan pasar masing-masing produk berbeda. Strategi harga bauran produk dibagi menjadi 4 menurut Gitosudarmo dalam Sunyoto (2013) yaitu: Harga garis produk Penetapan harga garis produk adalah menetapkan harga produk menurut jenis produk. Harga produk pelengkap 24 Selain bermacam-macam varian produk yang diproduksi, pihak produsen seringkali memproduksi atau menyediakan produk pelengkap (optional). Harga produk menawan (captive) Produsen yang menjual produk utamanya saja tanpa menjual produk pelengkap seperti menjual remote tanpa baterai, membeli komputer tanpa program dan lain-lain. Harga produk sampingan Seringkali perusahaan tidak dapat menghindari untuuk memproduksi produk lain disamping produk utamanya, dan proses produksi tersebut walaupun bukan utama, namun tetap saja pihak produsen harus mengeluarkan biaya. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu ( Rosvita, 2010): a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.Hal ini 25 terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif.persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa agar dapat sukses dalam memasarkan suatu produk setiap perusahaan harus menetapkan harga secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan dan pendapatan bagi perusahaan. Harga merupakan unsur bauran yang bersifat flexibel, artinya dapat diubah dengan cepat. 4. PromosiPenjualan Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu barang. Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan , membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang maupun jasa yang dihasilkan untuk konsumen, segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dengan menarikminat konsumen dalam mengambil keputusan membeli di perusahaan tersebut. Setiap perusahaan menerapkan strategi yang baik untuk mengkomunikasikan produknya kepada masyarakat agar produk tersebut dapat dikenal dan dapat mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian produk tersebut. 26 Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009:172), promosi adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. 1.1 Pengertian Promosi Penjualan Menurut Kotler dan Amstrong (2008:204) promosi penjualan adalah insentif angka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa. Swastha dan Irawan (2008:353) promosi penjualan merupakan kegiatan promosi selain periklanan, personal selling maupun publisitas. Promosi penjualan pada dasarnya memberikan insentif kepada konsumen untuk membeli produk-produk yang ditawarkan. Bentuk-bentuk insentifnya meliputi pemberian diskon atau potongan harga dan hadiah langsung serta mengikutsertakan pembeli kedalam suatu undian yang berhadiah besar. 4.2 Dimensi Promosi Penjualan Menurut Kotler dan Keller (2007:299) menyatakan alat-alat promosi sebagai berikut : 1. Diskon : Pengurangan langsung dari harga barang pada pembelian selama satu periode yang di berlakukan. Dalam atri umum adalah potongan harga. Diskon harga adalah pengurangan harga berdasarkan volume barnag yang dibeli. Pada perusahaan tertentu, diskon biasa dilakukan dengan alasan telah banyak penumpukan 27 barang yang ada digudang di karenakan tidak laku/tidak layak di jual, selain itu juga dilakukan untuk menarik konsumen untuk membeli sebuah produk. Diskon biasa diberikan berkisar antara 10-50% bahkan ada juga yang mencapai 70%. Adapun macam-macam diskon menurut Kotler (2005 : 162) sebagai berikut : 1. Diskon Tunai : pengurangan harga untuk pembeli yang membayar tagihannya 2. Diskon Kuantitas : pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah yang besar. Dison ini harus ditawarkan sama untuk semua pelanggan dan tidak oleh melebihi penghematan biaya yang diperoleh penjual karena menjual dalam jumlah besar. 3. Diskon Fungsional : ialah diskon perdagangan yang ditawarkan oleh produsen kepada anggota perdagangan. 4. diskon Musiman : pengurangan harga untuk pembeli yang membeli barang atau jasa diluar musimnya. Dapat disimpulkan bahwa potongan harga (diskon) merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk menarik minat pembeli untuk melakukan transaksi pembelian. Penjualan yang tercantum dalam laba rugi pada dasarnya adalah penjualan kotor sebelum dikurangi potongan penjualan. Setelah dikurangi dengan return penjualan serta potongan penjualan maka akan didapatkan nilai jual yang sebenarnya, 28 penjualan bersih inilah yang akan mempengaruhi besar kecilnya penghasilan perusahaan. 2. Undian : Mengajak konsumen untuk mengumpulkan nama merek mereka. Menurut Ibrahim Husein undian berhadiah adalah salah satu cara untuk menghimpun dana yang di pergunakan untuk proyek kemanusiaan dan kegiatan sosial. Undian dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan menjual kupon alak dengan nomor-nomor tertentu. Tujuannya untuk merangsang dan menggairahkan para penyumbang diberikan hadiah, hadiah ini biasanya diundi di depan notaris dan dibuka untuk umum. Siapa saja yang nomornya tepat akan mendapat hadiah tersebut. 3. Kemasan harga khusus : Potongan harga lebih rendah daripada harga biasa kepada konsumen yang diterapkan pada label atau bungkus. Kemungkinan berupa penurunan harga yakni sebuah kemasan yang dijual dengan potongan harga kemasan harga khusus sangat efektif untuk merangsang penjulan jangka pendek. 4. Hadiah : Barang yang di tawarkan secara cuma-cuma atau gratis dengan harga sangat murah sebagai insentif untuk membeli suatu produk. Hadiah kadang-kadang juga dikirimkan unutk konsumen yang memberikan bukti pembelian.metode ini pada prinsipnya sama dengan metode kupon/ nota di muka,hanya mempunyai variasi yang lain. Cara ini dapat mendorong seseorang yang 29 membei lebih banyak lagi, mempelajari keuntungan-keuntungan dan akhirnya menjadi langganan. Dapat disimpulkan bahwa dimensi promosi penjualan ini merupakan pengurangan harga yang diberikan sebagai penghargaan oleh penjual kepada pembeli. Biasanya potongan harga terdiri dari diskon, undian, kemasan harga khusus, dan hadiah dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen dan merupakan strategi yang efektif dalam upaya meningkatkan penjualan suatu perusahaan. 4.3 Tujuan Promosi penjualan Menurut Basu Swastha D. Dan Irawan (2001:353-355) bahwa tujuan utama dari promosi adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Menginformasikan, memberitahukan yaitu kegiatan promosi di tujukan untuk pasar yang dituju tentang penawaran dari perusahaan. 2. Membujuk pelanggan sasaran, yaitu promosi yang bersifat membujuk umumnya kurang disenangi masyarakat namun demikian promosi ini di arahkan untuk mendorong pembelian. 3. Mengingatkan, yaitu promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutaman untuk mempertahankan merek produk dalam masa kedewasaan produk. 30 4. Modifikasi tingkah laku konsumen yaitu promosi di arahkan untuk merubah kebiasaan konsumen. Dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan dari diadakannya kegiatan promosi adalah untuk menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial,untuk mendapatkan profit, dan menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi kelesuan pasar. Keempat tujuan yang disebutkan lebih ditujukan kepada konsumen dengan tujuan memenangkan persaingan dengan kompetitor. Salah satu strategi memenangkan promosi adalah dengan menggunakan public relations dengan baik. 4.4 Karakteristik Promosi Penjualan Meskipun alat-alat promosi penjualan bermacam-macam, tetapi alat-alat promosi penjualan memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti yang dikatakan oleh Kotler dan Keller (2007:266) yaitu : 1. Komunikasi Promosi penjualan mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk. 2. Insentif Memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan. 3. Undangan Mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga. 31 Dapat disimpulkan bahwa ketiga point dari karakteristik promosi penjualan tersebut memiliki potensi yang kuat untuk menarik minat konsumen dalam melakukan sebuah pembelian terhadap suatu produk. 5.Keputusan Pembelian. 5.1 Defenisi Keputusan Pembelian Pemasaran merupakan salah satu fungsi pada perusahaan. Konsep pemasaran bukan hanya penjualan atau distribusi, melainkan meliputi kegiatan sebelum produksi, penjualan, hingga pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan (Kotler dan Keller, 2009:5). Dari definisi pemasaran, dapat disimpulkan bahwa konsumen merupakan sasaran utama dari kegiatan pemasaran. Dengan upaya memahami konsumen, maka perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran agar mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Sehingga, mengetahui serta memahami perilaku konsumen merupakan hal yang penting bagi pemasaran. Menurut Swatha dan Handoko (2008 :110) mengemukakan bahwa ” Keputusan pembelian merupakan proses dalam pembelian yang nyata , apakah membeli atau tidak“. Menurut Kotler (2012: 166) proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan yang dilakukan oleh seorang 32 konsumen sebelum sampai pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Terdapat 2 aspek penting dari arti perilaku konsumen. 1. Proses pengambilan keputusan. Kegiatan fisik yang kesemuanya ini melibatkan individu dalam menilai mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis. Perilaku kelompokdan konsumen organisasi adalah studi bagaimana memilih, membeli individu, menggunakan dan menempatkan barang, jasa ide, untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka (Kotler, 2008: 214). Mempelajari perilaku konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembangan produk baru, keistimewaan produk, harga, saluranpemasaran, pesan iklan dan elemen bauran pemasaran lainnya. Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah rangsangan tanggapan. Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari liuar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli. 33 2. Sebagai proses pengambilan keputusan Perilaku konsumen mengambarkan cara individu mengambil keputusan unutk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.(Schiffman dan Kanuk, 2008:6). Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka, proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen, kelima tahap tersebut adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, membuat keputusan, dan perilaku pasca pembelian (Kotler, 2004). Adapun tahap yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan tersebut adalah ( Kotler, 2008:234) : 1. Pengenalan masalah / kebutuhan Pengenalan kebutuhan pada tahap pertama proses keputusan membeli adalah ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan suatu produk. 2. Pencarian informasi Pencarian informasi pada tahap proses keputusan membel, yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak atau konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. 34 3. Evaluasi alternatif Evaluasi alternatif pada tahap proses kebutuhan membeli, adalah ketika kinsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi alternatif dalam perangkat pilihan. 4. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian pada tahap proses keputusan membeli, adalah ketika konsumen benar-benar membeli produk. 5. Perilaku Pasca Pembelian Tingkah laku setelah pembelian pada tahap proses keputusan membeli, adalah ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atu menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh besarnya resiko yang di rasakan (percieved risk). Besarnya resiko di rasakan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertruhkan, besarnya ketidakpastian atribut dan besarnya kepercayaan konsumen. Dengan adanya faktor-faktor yang menimbulkan perasaan adanya resiko dalam diri konsumen. Penjual harus memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang di rasakan (Kotler dan Keller,2009:208). 35 5.2 Dimensi Keputusan Pembelian Adapun dimensi yang digunakan untuk mengukur keputusan pembelian konsumen antara lain (Sutisna, 2003): 1. Benefit Association Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen menemukan manfaat dari pembelian produk dan menghubungkannya dengan karakteristik merek. 2. Proiritas dalam membeli. Proiritas untuk membeli terhadap salah satu produk yang di tawarkan bisa dilakukan oleh konsumen apabila perusahaan menawarkan produk yang lebih baik dari produk pesaingnya. 3. Frekuensi pembelian. Ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan seringmembeli kembali produk tersebut kapan pun ia membutuhkannya. Dapat disimpulkan bahwa Keputusan pembelian konsumen merupakan sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli sebuah produk. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai strategi agar konsumen memutuskan untuk membeli produknya.oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi 36 pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya. 5.3 Faktor-Faktor Keputusan Pembelian Dalam Buchari ( 2009:101) di katakan bahwa terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. faktor- faktor tersebut ialah : 1. Faktor sosial, yaitu berupa grup yang turut mempengaruhi dimana seseorang masuk sebagai anggota, misalnya kelompok family, teman,tetangga, teman sekerja, klub, tetangga, seni dan lain-lain. 2. Faktor budaya, yaitu faktor budaya yang begitu banyak kelompoknya. Mulai dari kelompok negara sampai kelompok etnis suku yang meiliki budaya dan kebiasaan dan kebiasaan adat sendiri. 3. Faktor personal, yaitu menyangkut masalah usia, pekerjaan, jabatan,keadaan ekonomi pribadi, gaya hidup, kepribadian. 4. Faktor psikologis, yakni menyangkut motivasi seseorang untuk membeli apakah mengikuti teory motivasi Maslow atau karena dorongan lainnya. Juga menyangkut masalah persepsi seseorang terhadap sesuatu. Dapat disimpukan bahwa keputusan pembelian merupakan tindakan konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen juga selalu 37 mempertimbangkan kualitas, harga, dan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat. 6. Hubungan Antar Variabel 6.1Hubungan Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian Kualitas produk berperan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Persepsi kualitas tinggi menjelaskan mengenai ekspektasi seorang konsumen mengenai kualitas yang tinggi pada suatu produk. Persepsi kualitas yang tinggi dapat diciptakan melalui peningkatan keunggulan serta manfaat dari suatu produk. Persepsi kualitas untuk masing-masing konsumen berbeda-beda, setiap konsumen akan mempertimbangkan kepentingan serta kebutuhannya. Seorang konsumen yang memiliki persepsi kualitas tinggi pada suatu produk akan percaya terhadap kualitas produk tersebut dan akan cenderung memilih merek tersebut daripada merek lainnya.Beberapa penelitian menunjukan bahwa variabel Kualitas Produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian Getrycia dan Djatikusuma (2013). Konsumen akan tetap membeli produk dengan memperhatikan kualitas dari produk yang akan dibeli nya. Konsumen menilai sebuah berdasarkan kualitas dari produk tersebut yang akan membuat konsuen memutuskan membeli produk tersebut atau tidak. H1: Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya semakin tinggi kualitas produk, maka semakin tinggi tingkat kemungkinan konsumen dalam membeli produk. 38 6.2Hubungan Persepsi Harga dengan Keputusan Pembelian Dalam memandang suatu harga konsumen mempunyai beberapa pandangan yang berbeda (leliana dan Suryani, 2004). Hal yang penting perlu diingat bahwa nilai yangbaik tidak sama dengan harga murah (kotler dan Amstrong,2008). Pada umumnya konsumen akan menyadari bahwa dengan kualitas produk yang di dapakan mestinya harus mengeluarkan harga yang sesuai. Jika harga yang di tetapkan tidak sesuai, konsumen pun akan cepat menyadari hal tersebut. Hal demikian akan menyebabkan hubungan antara permintaan dan harga jual akan berbanding terbalik yaitu apabila harga semakin tinggi maka makin kecil permintaan dan demikian pula sebaliknya. Maka dari itu apabila produsen menginginkan permintaan pada produknya tetap tinggi maka produsen harus paham akan kepekaan konsumen terhadap harga yang berbeda satu sama lain. Beberapa penelitian menunjukan bahwa variabel persepsi hargamemiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Wijayanti, 2008: Silvia , 2010: Dinawan, 2010). Konsumen akan menjadi tetap loyal pada merekmerek yang berkualitas, bergengsi dan ekslusif apabila di tawarkan dengan harga yang sesuai (Dinawan, 2010). H2 : Persepsi Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya semakin kompetitif harga maka semakin tinggi tingkat kemungkinan konsumen dalam membeli produk. 39 6.3Hubungan Antara Promosi Penjualan dan keputusan pembelian Promosi penjualan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun kualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu tidak akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurhasan (2009) mengenai pengaruh produk, harga, dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian bandeng duri lunak juwana, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa promosi ternyata berpengaruh positif dalam keputusan pembelian. H3 :Promosi Penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya semakin menarik promosinya maka semakin tinggi tingkat kemungkinan konsumen dalam membeli produk. 6.4 Hubungan antara Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Promosi Penjualan terhadap Keputusan Pembelian Kegiatan pemasaran merupakan usaha langsung untuk menyampaikan informasi dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan produk. Masukan kepada proses pengambilan keputusan konsumen ini mengambil bentuk strategi pemasaran khusus yang terdiri dari produk itu sendiri,kebijakan harga danusaha promosi dan pemilihan saluran distribusi untuk memindahkan produk dari pabrikan ke konsumen. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan 40 keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologi, kunci motivasi, persepsi pembelajaran dan memori mempengaruhi konsumen secara fundamental ( Kotler dan Keller 2009 :177). Dalam tahap keputusan pembelian, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen jugadapat membentuk niat untuk memilih merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan keputusan pembelian, konsumen mengambil enam sub keputusan konsumen yaitu prouk, pilihan merek , pilihan penyalur, jumlah pembelian, waktu pembelian dan metode pembayaran (Kotler dan Keller 2009:178). Tujuan promosi adalah memberikan yang memperkuatkesadaran dan pengetahuan tentang produk yang dipasarkan untuk mendorong terjadinya peningkatan permintaan akan suatu produk dari konsumen, menambah keuntungan bagi perusahaan karena produksi disukai konsumen sehingga volume penjualan meningkat. Perusahaan dapat melakukan diferensiasi produk karena keuntungan meningkat, dapat menstabilkan volume penjualan. Selain itu promosi juga berfungsi unutk mempengaruhi sikap dan kesukaan konsumen dalam memilih produk suatu perusahaan, serta untuk memotivasi konsumenuntuk mengambil tindakan positif yaitu melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. H4 : Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Promosi Penjualan berpengaruh positif dan signifikanterhadap Keputusan Pembelian. 41 7.Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1 PENELITI Wanda Getrycia dan Edlin S. Djatikusuma (2013) JUDUL Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Minuman Berisotonik Pocari Sweat HASIL PENELITIAN Variabel independen berupa persepsi harga, kualitas produk dan promosi secara positif dan signifikan mempengaruhi keputusan pembelian 2 Dheany Arumsari (2012). 3 Krystia Tambunan dan Ibnu Widiyanto (2012) Kualitas produk, harga, dan promosi mempengaruhi positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel cita merek, persepsi kualitas, dan harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. 4 Goenadhi (2011) 5 Herlina (2008) Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian AMDK Aqua Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Kualitas, dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Bandeng Presto Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza Di Kota Banjarmasin” Analisis pengaruh iklan dan prmosi penjualan terhadap Produk, harga dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian Pengaruh promosi penjualan dan iklan adalah positif dan 42 terhadap keputusan pembelian signifikan konsumen pada keputusan pembelian produk Flexi konsumen (Y) pada produk Flexi 8.Kerangka Pemikiran Berdasarkan pada rumusan masalah dan telaah pustaka yang telah diuraikan dimuka mengenai variabel kualitas produk, persepsi harga, dan promosi serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, maka kerangka pemikiran teoritis yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut : Gambar 7.1 Kerangka Pemikiran Kualitas Produk (X1) Harga H1 Keputusan Pembelian (Y) H2 (X2) H3 Promosi Penjualan (X3) H4 43 10.Hipotesis Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikanterhadap keputusan pembelian. Artinya semakin tinggi kualitas produk, maka semakin tinggi tingkat kemungkinan konsumen dalam membeli produk. H2 : Persepsi Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya semakin kompetitif harga maka semakin tinggi tingkat kemungkinan konsumen dalam membeli produk. H3 :Promosi Penjualan berpengaruh positif dan signifikanterhadap keputusan pembelian. Artinya semakin menarik promosinya maka semakin tinggi tingkat kemungkinan konsumen dalam membeli produk. H4 : Kualitas Produk, Presepsi Harga dan Promosi Penjualan berpengaruh positif dan signifikanterhadap Keputusan Pembelian. 44